Adsorpsi Zat Warna Oleh Karbon Aktif
Adsorpsi Zat Warna Oleh Karbon Aktif
KIMIA FISIKA
industri, yang mengandung hampir 0,1% benda-benda padat yang terdiri dari zat
organik dan bukan organik. Sumber terbesar limbah cair berasal dari proses
manusia. Limbah cair dari proses industri ini apabila dibuang langsung ke badan
dapat menurunkan kualitas dari air sungai tersebut. Pencemaran dari proses
industri ini sangat serius mengingat limbah tersebut banyak mengandung bahan
dalam larutan adalah adsorbsi dengan karbon aktif. Karbon aktif dapat digunakan
sebagai adsorben karena selain dapat menyerap, logam dapat pula menarik warna
dari suatu larutan. Berkurangnya intensitas warna dari suatu larutan menandakan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan
dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas
permukaan.
Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan diatas, maka dilakukanlah
percobaan ini .
karbon aktif.
2. Menentukan kapasitas adsorpsi dari adsorpsi rodamin B oleh karbon aktif.
adsorpsi oleh karbon aktif, dengan konsentrasi awal yang bervariasi dengan waktu
menggunakan spektrofotometer.
memahami metode adsorpsi zat warna oleh karbon aktif, tidak hanya melalui
teori, selain itu, mahasiswa lebih mahir dalam penggunaan alat-alat laboratorium,
dalam hal ini dikhususkan pada spektronik 20D+, dan juga magnetic stirrer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2008). Defenisi adsorpsi adalah gas, cairan, atau zat terlarut (adsorbat) yang
dalam suatu medium yang dapat berupa cairan atau padatan. Secara umum,
material yang teradsorpsi menempel pada permukaan bahan, seperti debu pada
Adsorpsi secara fisika (fisisorpsi) dan adsorpsi secara kimia (kemisorpsi). Pada
proses fisisorpsi gaya yang mengikat adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya
van der Waals. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada
adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol (Castellan 1982). Sedangkan pada
ikatan kimia. Kemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel-
partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya van der Waals
atau melalui ikatan hidrogen. Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yang terjadi
setelah adsorpsi fisika. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan
(Sukarta, 2008).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan adsorpsi suatu
adsorpsinya. Ukuran diameter dalam bentuk butir adalah lebih dari 0,1 mm,
organik akan turun apabila kontaknya cukup dan waktu kontak biasanya
tersebut.
Penyerapan ion-ion logam pada pada permukaan sel mikroorganisme dapat
konsentrasi logam yang terikat dan yang masih terdapat dalam larutan, namun
hubungan antara jumlah zat yang terserap dengan konsentrasi zat dalam larutan,
adalah konsentrasi zat terserap saat seimbang, k dan n adalah tetapan. Dengan
mengukur m sebagai fungsi c dan memplot log m terhadap log c, maka nilai n
dan k dapat ditentukan dari slop dan intersepnya. Isoterm Freundlich tidak berlaku
jika konsentrasi (atau tekanan) zat terserap terlalu tinggi (Mawardi, 2009).
Adsorpsi Isoterm Langmuir. Langmuir menggambarkan bahwa pada
permukaan penyerap terdapat sejumlah tertentu pusat aktif (active sites) yang
sebanding dengan luas permukaan penyerap. Pada setiap pusat aktif hanya satu
molekul yang dapat diserap. Ikatan antara zat yang terserap dengan penyerap
dapat terjadi secara fisika (physisorption) atau secara kimia (chemisorption).
Ikatan tersebut harus harus cukup kuat untuk mencegah perpindahan molekul
molekul yang terserap dalam lapisan hasil serapan diabaikan (Mawardi, 2009).
Persamaan isoterm adsorpsi Langmuir dapat dituliskan sebagai berikut :
yang terserap per gram adsorben, k adalah konstanta yang berhubungan dengan
afinitas adsorpsi dan (x/m)mak adalah kapasitas adsorpsi maksimum dari adsorben
(Sukarta, 2008).
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk
yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit
kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti
perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan
ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi
Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia.
adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah pada industri tekstil
dan plastik. Rodamin B adalah pewarna sintetis yang berasal dari metanlinilat dan
dipanel alanin yang berbentuk serbuk kristal berwarna kehijauan, berwarna merah
keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan berwarna merah
Rodamin B
adsorbate on the adsorbent as a function of its pressure (if gas) or concentration (if
pada adsorben sebagai fungsi dari tekanan (jika gas) atau konsentrasi (jika cairan)
pada suhu konstan. Kuantitas adsorben hampir selalu dinormalkan oleh massa
2003).
BAB III
METODE PERCOBAAN
rodamin B 10 ppm, aluminium foil, kertas saring, akuades, kertas label, dan tissue
roll.
labu ukur 100 mL, labu ukur 50 mL, gelas kimia 600 mL, gelas kimia 50 mL,
buret 50 mL, corong Buchner, pompa vakum, statif, klem, stirer magnetik, bar,
pipet tetes, spektronik 20 D+, neraca digital, labu semprot, dan stopwatch.
Disiapkan 5 buah labu ukur 100 mL dan 50 mL yang bersih dan kering.
8 ppm, dan 10 ppm di dalam labu ukur 100 mL sebagai larutan contoh.
ppm, 4 dan 8 ppm di dalam labu ukur 50 mL sebagai larutan standar. Disiapkan 4
buah erlenmeyer 500 ml yang bersih dan kering. Ditimbang 1 g karbon aktif
sebanyak empat kali dengan teliti dan tepat. Dimasukkan larutan contoh rodamin
B dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm pada masing-
saringan pertama dibuang. Diukur absorbansi dari setiap larutan standar rhodamin
spektronik 20D+ dengan panjang gelombang 590 nm dan dicatat. Diukur juga
ppm, dan 10 ppm menggunakan spektronik 20D+ dengan panjang gelombang 590
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil Pengamatan
Data Kurva Kalibrasi
b. Kurva Kalibrasi
Konsentrasi (ppm)
c. Perhitungan
i. Perhitungan konsentrasi larutan setelah adsorpsi
Dari kurva standar rodamin B diperoleh persamaan garis :
y = 0,131x + 0,048
y 0,0 48
x= 0,131
= 1,0229 ppm
= 2,4733 ppm
d. Untuk konsentrasi awal 8 ppm
0, 314 0,0 48
x= 0,131
= 2,0305 ppm
e. Untuk konsentrasi awal 10 ppm
0, 764 0,0 48
x= 0,131
= 5,4656 ppm
= 0,9771 mg/g
2. Konsentrasi awal 4 ppm
(4 1,9695 ) x 1 L
qe = 1 gram
= 2,0305 mg/g
3. Konsentrasi awal 6 ppm
(6 2,4733 ) x 1 L
qe = 1 gram
= 3,5267 mg/g
4. Konsentrasi awal 8 ppm
(8 2,0305 ) x 1 L
qe = 1 gram
= 5,9695 mg/g
5. Konsentrasi awal 10 ppm
( 10 5,4656 ) x 1 L
qe = 1 gram
= 4,5344 mg/g
Ce
1
= 0,082
= 12,1951 mg/g
1
Tetapan Langmuir (b) = Q x intercept
1
= 12,1951 0,639
= 0,1283 L/mg
0.8
f(x) = 0.86x + 0.16
0.6 R = 0.52
log qe 0.4 Linear ()
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
-0.2
log Ce
1
= 0,861
= 1,1614 mg/L
4.5 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui adsorpsi zat warna oleh karbon
aktif. Dalam percobaan ini digunakan zat warna rodamin B yang akan ditentukan
bagaimana adsorpsinya oleh arbon aktif. Karbon aktif digunakan sebagai adsorben
karena dapat menarik warna dari suatu larutan. Berkurangnya intensitas warna
dari suatu larutan menandakan bahwa karbon aktif dapat menyerap warna.
Percobaan ini menggunakan larutan standar rodamin B yang
konsentrasinya 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, dan 4 ppm, dan larutan contoh rodamin
yang akan ditentukan adsorbansinya dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 8 ppm,
6 ppm, dan 10 ppm. Pengenceran harus dilakukan dengan teliti agar hasil yang
diperoleh tidak jauh melenceng dari yang sebenarnya. Dalam percobaan ini,
secara bersamaan agar lama adsorpsi dari tiap sampel sama, sehingga daya
larutan warna rodamin dapat bercampur dengan karbon aktif, sehingga proses
adsorpsi dengan karbon aktif. Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
membilas wadah tempat menampung filtrat dan dibuang. Filtrat pertama tidak
diambil karena ada kemungkinan zat warna rodamin B juga diserap oleh kertas
adsorpsi, dibutuhkan suatu deret standar yang diambil dari larutan rodamin B 10
yang perlu diperhatikan adalah setiap kali akan memasukkan larutan, alat harus
sebab itu absorbansinya tidak dapat dibaca oleh alat Spectronic 20D+. Sehingga
dalam perhitungan konsentrasi larutan standar yang digunakan hanya 0,5 ppm;
pada konsentrasi tersebut. Namun dari hasil perhitungan yang diperoleh, terdapat
hasil yang tidak sesuai dengan teori dimana pada smpel dengan konsentrasi awal
6 ppm memiliki nilai konsentrasi setelah mengalami adsorpsi yaitu 2,4733 ppm
yang lebih besar dari konsentrasi awal 8 ppm yaitu 2,0305 ppm. Hal ini mungkin
membaca skala buret atau kurang ketelitian pada saat menghimpitkan labu ukur.
Atau bisa juga karena karbon aktif yang digunakan sudah banyak menyerap air
dengan nilai R = 0,168. Nilai kapasitas adsorpsinya (Qo) sebesar 12,1951 mg/g
adsorban dan nilai adsorpsinya (b) sebesar 0,1283 L/mg. Pada kurva isotermal
Freundlich diperoleh nilai y = 0,861x + 0,155 dan nilai R = 0,518. Nilai kapasitas
adsorpsinya (K) sebesar 1,4289 mg/g adsorben dan nilai intensitas adsorpsinya (b)
sebesar 1,1614 mg/L. Dari kedua kurva menunjukkan nilai R yang berbeda,
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Model adsorpsi yang sesuai dengan adsorpsi rodamin B oleh karbon aktif
5.2 Saran
Saran untuk percobaan kali ini yaitu pada saat melakukan pengenceran
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Staf pengajar kimia fisika, 2008, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Universitas
Brawijaya, Malang.
Sukarta, I. N., 2008. Adsorpsi Ion Cr3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia,
(Online), (http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=801), diakses tanggal
30 Maret 2010.
LEMBAR PENGESAHAN
Makassar, 1 April 2010
Asisten Praktikan