Teoriorganisasidankepemimpinan 140116110935 Phpapp02
Teoriorganisasidankepemimpinan 140116110935 Phpapp02
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan komponen utama suatu organisasi yang menjadi
perencana dan pelaku aktif dalam setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai
pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, jenis kelamin
yang heterogen yang dibawa kedalam suatu organisasi sehingga tidak seperti mesin,
uang dan material, yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai dan diatur sepenuhnya dalam
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia baik yang menduduki
posisi pimpinan maupun anggota merupakan faktor terpenting dalam setiap organisasi
atau instansi baik pemerintah maupun swasta. Hal ini karena berhasil tidaknya suatu
organisasi atau instansi sebagian besar dipengaruhi oleh faktor manusia selaku
pelaksana pekerjaan.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan yaitu
terwujudnya efektivitas kerja yang positif, ada banyak cara untuk mewujudkannya.
Beberapa diantaranya dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik dengan
dibarengi pembentukan struktur organisasi yang jelas. Kepemimpinan sering
didefinisikan sebagai proses membuat orang lain terinspirasi untuk bekerja keras dalam
menyelenggarakan tugas-tugas penting (Schermerhorn, 1999). Tetapi pengertian
tersebut sering dikaitkan dengan dasar-dasar bagi kepemimpinan yang efektif, yakni
mendasarkannya pada cara seorang pemimpin atau manajer menggunakan power untuk
mempengaruhi perilaku orang lain. Power merupakan kemampuan untuk
mempengaruhi orang-orang lain melakukan sesuatu seperti yang diinginkan oleh
seseorang yang menghendakinya (Kanter, 1979). Karena itulah seringkali
kepemimpinan atau leadership didefiniskan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi
kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (Robbins, 1998). Dalam tulisan ini
kepemimpinan lebih difokuskan pada kepemimpinan manajerial dalam organisasi.
Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu
tujuan tertentu (Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002:224). Struktur organisasi banyak
sekali macamnya, mulai dari yang bersifat tradisional sampai modern. Penerapannya
sendiri dapat berbeda-beda dan banyak faktor yang menentukan, antara lain: besar
kecilnya perusahaan, luas sempitnya jaringan usaha, jumlah karyawan, tujuan
perusahaan dan sebagainya. Beragamnya sistem struktur organisasi tersebut
1
dimungkinkan bahwa suatu perusahaan A cocok menggunakan sistem struktur
organisasi B, tetapi perusahaan C atau yang lain belum tentu cocok menggunakan
sistem struktur organisasi B. Suatu perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya
selalu menggunakan struktur organisasi sebagai wadah segala kegiatannya, tetapi untuk
penerapan sistem struktur organisasinya tergantung dari kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini merupakan suatu masalah bagi setiap perusahaan dalam
menerapkan struktur organisasi mana yang cocok sehingga untuk itu setiap perusahaan
membutuhkan waktu dan pengamatan (analisis) yang khusus dalam memilih sistem
struktur organisasi yang tepat dan sesuai.
B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana penerapan struktur organisasi modern?
2. Bagaimana kecocokan antara gaya kepemimpinan dengan struktur organisasi
modern?
I. Pengertian organisasi
Menurut ERNEST DALE,
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan,
dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam
suatu kerja kelompok.
Dia berfokus pada analisis alur kerja sampai mendapatkan sintesis untuk
peningkatan produktivitas tenaga kerja. Karena ini, teori tersebut lebih dikenal
dengan teori scientific management. Taylor percaya bahwa keputusan berdasarkan
tradisi dan aturan-aturan praktis harus diganti dengan prosedur yang tepat, yang
dikembangkan setelah mempelajari kinerja individu ditempat kerja. Taylor
mengemukakan empat Prinsip Scientific Management, yaitu :
1. Partisipasi
2. Perluasan kerja
3. Manajemen bottom-up
Tokoh organisasi Neo klasik adalah:
Teori Modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu
muncul pada sistem manusia dalam perilakunya berorganisasi, yaitu:
1. Komunikasi
2. Konsep keseimbangan
3. Proses pengambilan keputusan
Tujuan Perkembangan Organisasi ;
Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek, dan. yang dipimpin sebagai objek.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu
ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a. konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih mementingkan
tugas organisasi.
b. berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
3. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat
kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini
adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan
atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan
adalah:
* Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
Lambat laun gaya kepemimpinan ini dianggap tidak sesuai lagi seiring perkembangan
zaman, sehingga terjadi perubahan struktur organisasi dan gaya kepemimpinan. Pada
struktur organisasi modern, gaya kepemimpinan situasional adalah gaya kepemimpinan
yang paling sesuai sampai saat ini. Gaya kepemimpinan situasional dianggap para ahli
manajemen sebagai gaya yang sangat cocok untuk diterapkan saat ini. Sedangkan untuk
bawahan yang tergolong pada tingkat kematangan yaitu bawahan yang tidak mampu tetapi
berkemauan, maka gaya kepemimpinan yang seperti ini masih pengarahan, karena kurang
mampu, juga memberikan perilaku yang mendukung. Dalam hal ini pimpinan/pemimpin
perlu membuka komunikasi dua arah (two way communications), yaitu untuk membantu
bawahan dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Berikut ini gaya kepemimpinan
situasional dimulai dari konsep yang paling klasik sampai teori modern, yaitu teori
situasional yang disampaikan Hersey and Blancard.
Mendelegasikan (delegating)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya gaya kepemimpinan maupun struktur organisasi memiliki tujuan yang sama
yaitu membentuk efektivitas kerja yang positif. Efektivitas kerja merupakan derajat
pencapaian tujuan suatu organisasi berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
Efektivitas kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain gaya kepemimpinan,
komunikasi intern, tata ruang kantor, motivasi kerja, struktur organisasi dan lain-lain.
Factor-faktor tersebut merupakan hal yang perlu diatur dan dikembangkan sedemikian
rupa dan terus dijaga agar organisasi tetap utuh dan tidak keluar jalur dari tujuan yang
sudah ditetapkan. Perbedaan gaya kepemimpinan otomatis mempengaruhi
keberhasilan dari pelaksanaan kerja dari seluruh proses organisasi. Oleh karena itu
dengan semakin berkembangnya teori tentang gaya kepemimpinan diharapkan dapat
membuat organisasi lebih efektif dan efisien.
B. Saran
Keberlangsungan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh pemimpin dari organisasi
tersebut. Dari pembahasan diatas, kami mempunyai beberapa saran yaitu :
1. Pemimpin harus dapat menyesuaikan gaya kepemimpinan seperti apa yang cocok
dengan struktur organisasi yang dianut.