Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian distraksi ?
2. Apa tujuan distraksi ?
3. Bagaimana prosedur teknik distraksi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan menambah pengetahuan tentang distraksi.
2. Mengetahui tujuan dari distraksi.
3. Mengetahui prosedur teknik distraksi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Distraksi
Distraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat
menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori aktivasi retikuler, yaitu
menghambat stimulus nyeri ketika seseorang menerima masukan sensori yang cukup
atau berlebihan, sehingga menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri
berkurang atau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus sensori yang menyenangkan akan
merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi
berkurang. Distraksi bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang
singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya berlangsung beberapa menit, misalnya
selama pelaksanaan prosedur invasif atau saat menunggu kerja analgesik.
Perawat dapat mengkaji aktivitas-aktivitas yang dinikmati klien sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai distraksi. Aktivitas tersebut dapat meliputi kegiatan menyanyi,
berdoa, menceritakan foto atau gambar dengan suara keras, mendengarkan musik, dan
bermain. Sebagian besar distraksi dapat digunakan di rumah sakit, di rumah, atau pada
fasilitas perawatan jangka panjang.
B. Tujuan Distraksi
Tujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk
pengalihan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya
rasa sakit (nyeri). Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang
yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi
yang lebih menyenangkan.
Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi
rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri.
Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat gambar di buku,
meniup gelembung (blowing bubbles), atau menghitung. Sentuhan, usapan, tepukan, atau
mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang baik pada anak yang sedang dalam
distres. Orangtua harus diajarkan teknik distraksi dan didorong untuk mempertahankan
anak mereka agar nyaman selama mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka
jalan untuk berpartisipasi dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam
mengurangi kecemasan dan ansietas orangtua.
C. Prosedur Teknik Distraksi
Prosedur Teknik Distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain:
1) Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan gambar
termasuk distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran
Mendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercik air. Klien dianjurkan untuk
memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, seperti musik klasik. Klien diminta
untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan
tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).
Musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif. Musik dapat menurunkan nyeri
fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik
terbukti menunjukkan efek antara lain menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi
kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah, dan mengubah
persepsi waktu. Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif di berbagai situasi klinik.
Klien umumnya lebih menyukai menampilkan suatu kegiatan (memainkan alat musik,
menyanyikan lagu atau mendengarkan musik). Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana
hati klien, biasanya merupakan pilihan yang paling baik.
Musik klasik, pop, dan modern (musik tanpa vokal) digunakan pada terapi musik. Musik
menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang dan waktu. Musik
harus didengarkan minimal 15 menit supaya dapat memberikan efek terapeutik.
Di keadaan perawatan akut, mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif
dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi klien.
Berdasarkan penelitian Moeloek (2005) dan A. Suci E., (2005), musik dapat meningkatkan
dan menstimulasi endorphin (hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri) serta mengatur
hormon yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan kortisol. Musik memberikan
stimulasi sensori yang menyenangkan sehingga menyebabkan pelepasan endorphin.
Salah satu jenis musik yang banyak digunakan adalah musik klasik, seperti musik Mozart.
Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart
(1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan. Menurut
penelitian Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell, musik mozart dapat mengurangi tingkat
ketegangan emosi atau nyeri fisik. Mereka mengistilahkan sebagai Efek Mozart. Dibanding
musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu
merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting
adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya
komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006). Sebenarnya bukan hanya
musik karya Mozart saja yang mempunyai efek mengagumkan, tetapi semua musik yang
berirama lembut serta mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki efek Mozart
(Alatas,2007). Selain itu, penelitian A. Suci E. (2005) juga membuktikan bahwa teknik
distraksi musik dengan menggunakan musik anak-anak memiliki efektivitas yang lebih tinggi
dalam menurunkan nyeri pada anak-anak, terutama pada saat pemasangan infus. Cara-cara
yang dianjurkan dalam menggunakan musik untuk mengontrol nyeri secara efektif :
Pilih musik yang sesuai dengan selera klien, perawat mempertimbangkan usia dan latar
belakang.
Gunakan earphone supaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan membantu klien
berkonsentrasi pada musik.
Pastikan tombol-tombol kontrol di radio atau pesawat tape mudah ditekan, dimanipulasi,
dan dibedakan.
Minta anggota keluarga untuk membawa pesawat tape dari rumah.
Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume musik. Apabila nyeri berkurang
volumenya dapat dikurangi.
Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum yang sesuai
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Sebagai Penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan agar kami bisa memperbaikinya di makalah yang selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai