Anda di halaman 1dari 7

Nama Peserta : dr.

Sartika Ayuningsih Sipahutar

Nama Wahana : Padang Lawas Utara (PALUTA)

Topik : Staphylococcal scalded skin syndrome (S4)

Tanggal Kasus : 29 September 2016 No. RM : -

Nama Pasien : Rayanda Agung Nama Pendanmping : dr. Abriyanti Batubara

Tanggal Presentasi : -

Tempat Presentasi : -

Obyektif Presentasi : -

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : laki-laki , 2 bulan, kulit melepuh sudah 3 hari ini SMRS, demam (+) dialami os sejak 5 hari yang lalu, demam
bersifat naik turun dan menghilang setelah minum obat paracetamol. Saat ini demam tidak dijumpai. Awalnya ruam merah muncul di
seluruh tubuh kemudian ke wajah. Setelah itu ruam kemerahan di seluruh tubuh dan wajah melepuh. Ruam tidak terasa gatal ataupun
nyeri, mual (-), muntah (-).Mencret (-), Muntah (-), BAK (+) N, BAB (+) N.
Tujuan : Memberikan penanganan awal pada penyakit stafhylococcal scalded skin syndrome.
LAPORAN PORTOFOLIO KASUS

Bahan bahasan: Tinjau Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas: Diskusi Presentasi & Diskusi Email Pos

Data Pasien: Nama : Rayanda Agung Nomor Register : -

Nama RS: RSUD Gunung Tua Telp : - Terdaftar sejak : 29 September 2016

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / Gambaran Klinis : kulit melepuh sudah 3 hari ini SMRS, ruam merah di seluruh tubuh dan wajah (+), gatal (-).
Mual dan muntah (-), buang air besar (+) N , buang air kecil (+) N
2. Riwayat Pengobatan : paracetamol.

3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :

4. Riwayat Keluarga : Pasien adalah anak ke 3 dari 3 bersaudara.

5. Riwayat Pekerjaan : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan mempunyai 3 anak.
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : -

7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) : Tidak jelas

- Lain lain
- Pemeriksaan fisik :
- Kes : Compos mentis BB : 6,7 kg
T : 37o C HR : 140 x/I RR : 40 x/i

Kepala : : Normocephali, kulit melepuh(+), berair (+)


Mata: Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) Thoraks : I = simetris fusiform
Hidung: deformitas (-/-) keluar darah (-/-) P = SF ka=ki
Gigi: berdarah (-/-) P = Sonor
A = Sp. Vesikuler
ST. Wheezing (-)
Abdomen : I = Simetris, Simetris, tampak ruam makulopapular eritema di seluruh lapangan abdomen lapangan
abdomen
P = Soepel, nyeri tekan (-)
P = Timpani
A = Peristaltik (+) normal

Ekstremitas : -Superior: tampak ruam makulopapular eritema di seluruh ekstremitas/tubuh


-Inferior: tampak ruam makulopapular eritema di seluruh ekstremitas/tubuh

Pemeriksaan Laboratorium :
Darah rutin: Hb/Ht/Tr/L/Eritrosit/Neut segmen/limfosit/Monosit:
12,8/33,9%/241.000/12.500/4,39x106/85/8/5
Terapi yang diberikan :
- Tirah baring
- IVFD RL 30 gtt/I (mikro)
- Inj. Cefotaxime 350 mg/12 jam/iv
- Inj. Gentamicyn 40 mg /12 jam/iv
- Zalf gentamicyn
DAFTAR PUSTAKA

a. Weston WL, Erythema Multiforme and Steven-Johnson syndrome. In:Bolognia J.L, Jorizzo LJ, Rapihi RP (editors).
Dermatology: volume one.London. Mosby: 2003.313-16
b. Luk N.M. Adult Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS).
c. Donohue D, Robinson B, Goldberg NS. Staphylococcal scalded skin syndrome in a woman with chronic renal failure exposed
to human immunodeficiency virus. Cutis 1991;47:317-8.
HASIL PEMBELAJARAN

1. Diagnosis Staphylococcal Scalded Skin Syndrome


2. Waspadai faktor penyebab Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
3. Mekanisme terjadinya Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
4. Motivasi untuk kepatuhan berobat dan hidup sehat

RANGKUMAN :
1. Subyektif
Kulit melepuh, demam (+) dialami os sejak 5 hari yang lalu. Saat ini demam tidak dijumpai. Ruam merah muncul di seluruh
dan wajah melepuh.

Obyektif
Hasil pemeriksaan jasmani, pemeriksaan darah rutin pasien menderita Staphylococcal Scalded Skin Syndrome. Pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis ( ruam eritem dan melepuh)
- Pemeriksaan darah rutih leukosit meningkat hingga 12.300 g/dl
2. Assessment
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (S4)

Staphylococcal scaled skin syndrome ialah infeksi kulit yang ditandai dengan eksantem generalisata, lepuh luas disertai
erosi dan deskuamasi superfisial. Kelainan ini disebabkan oleh toksin eksfoliatif (ETs) yaitu toksin eksfoliatif A (ETA) dan B
(ETB) yang dihasilkan strain Staphylococcus aureus (biasanya faga grup 2).
Toksin eksfoliatif (ETs) merupakan serin protease yang dapat menimbulkan celah pada ikatan adhesi antar sel molekul
desmoglein 1, yang tampak pada bagian atas epidermis yaitu antara stratum spinosum dan granulosum sehingga menimbulkan
bula berdinding tipis yang mudah pecah, memperlihatkan Nikolsky sign positif.
Pada SSSS toksin berdifusi dari fokus infeksi, dan tidak adanya antibodi antitoksin spesifik dapat menyebabkan penyebaran
toksin secara hematogen.
Gambar. 2 Desmosom merupakan target toksin eksfoliatif pada SSSS
Gejala klinis terjadi :
1. S.S.S.S muncul sebagai ruam merah di ikuti dengan pengelupasan kulit epidermal menyebar.
2. Staphylococcus infeksi sebuah lokal prodromal Staphylococcus aureus dari kulit, tenggorok, hidung, dan mulut, saluran
pencernaan terjadi. Beberapa infeksi sering tidak jelas sebelum ruam muncul SSSS.
3. Berikut ini dapat diperhatikan :
Malaise
Demam
Iritabilitas
Kulit nyeri tekan
Rasa hangat untuk palpasi
Wajah yang edema
Perioral krusta
Dehidrasi dapat hadir dan signifikan
Tanda nikolsky

3. Plan
Diagnosis : Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dapat dipastikan diagnosis pasien adalah SSSS
Pengobatan : Penatalaksanaan bertujuan untuk mengobati penyakit yang disebut dengan SSSS. Penatalaksanaan SSSS
terdiri dari pengobatan non-farmakologi dan farmakologi.

- Pengobatan non-farmakologi
1. Penyuluhan
2. Menjaga pola hidup sehat
3. Menjaga kebersihan makanan

- Pengobatan farmakologi
1. Antibiotik : cefotaxim, gentamycin untuk membunuh bakteri yang ada dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai