Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIK KERJA

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PADA KAPAL


PATROLI CEPAT BC30005 DI PT. DAYA RADAR UTAMA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Disusun Oleh :

Haris Altamira 135060300111046

Tanggal Praktik kerja :

15 Agustus 2016 16 September 2016

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
1
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa mahasiswa Jurusan Teknik
Elektro Universitas Brawijaya :
Haris Altamira ( 135060300111046)
Telah melaksanakan Kerja Praktek di PT. Daya Radar Utama Shipyard, Jakarta Utara,
terhitung mulai tanggal 15 Agustus s.d. 16 September 2016 dan telah menyelesaikan laporan
kerja praktek tepat pada waktunya.
Laporan Kerja Praktek ini telah diperiksa dan disetujui.

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Ir. Unggul Wibawa, M.Sc. Sudiyanto


NIP. 19630106 198802 1 001

Ketua Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

M. Aziz Muslim, S.T., M.T., Ph.D.


NIP. 19741203 200012 1 0001
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Penulisan laporan ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk menuntaskan mata kuliah Kerja Praktek. Kami menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi kami untuk menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa berkat kemudahan yang telah diberikan oleh-Nya selama melaksanakan
kegiatan praktek kerja lapangan
2. Bapak M. Aziz Muslim, S.T, M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Brawijaya.
3. Bapak Ir. Unggul Wibawa M. Sc selaku pembimbing KKN-P terimakasih atas bimbingan
dan curahan ilmu yang tak ternilai kepada penyusun.
4. Ibu Dipl, -ing. Henny Poerwanti, ST. selaku kordinator kerja praktek dari PT. Bremar
Schifftechnik
5. Bapak Amir Gunawan selaku Presiden Direktur PT. Daya Radar Utama Shipyard Unit 1 Jakarta
6. Ibu Yanti Panggabean selaku Senior Manager SDM & Umum PT. Daya Radar Utama Shipyard
Unit 1 Jakarta
7. Bapak Sudiyanto, Bapak Sugeng Riyanto, ST, dan Bapak Ir. Lukman Idris selaku pembimbing
kerja praktek di PT. Daya Radar Utama.
8. Segenap karyawan PT. Daya Radar Utama yang telah membantu dan membimbing selama
pelaksanaan kerja praktek penulis.
9. Ayah, Ibu, dan semua anggota keluarga penulis yang telah mendukung.

Besar harapan penulis agar laporan ini dapat bermanfaat bagi akademisi maupun masyarakat
umum. Penulis sadar bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan. Segala saran ataupun kritik yang
membangun terhadap teknik penulisan maupun isi dari laporan sangatlah diharapkan agar laporan ini
bisa lebih baik lagi.

Haris Altamira
Jakarta, 16 September 2016

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Tujuan...............................................................................................................................
1.3 Batasan Masalah...............................................................................................................
1.4 Metodologi Penulisan.......................................................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................................................
BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN..........................................................................
2.1 Profil Perusahaan..............................................................................................................
2.2 Data Perusahaan................................................................................................................
2.3 Visi dan Misi Perusahaan..................................................................................................
2.4 Motto dan Penerapan Nilai-Nilai......................................................................................
2.5 Struktur Organisasi............................................................................................................
2.6 Kebijakan Mutu Perusahaan.............................................................................................
BAB III : HASIL PELAKSANAAN PKL...................................................................................
3.1 Ringkasan Praktek Kerja Lapangan..................................................................................
3.1.1 Proses Produksi Secara Umum..................................................................................
3.1.2 Tugas Selama PKL....................................................................................................
3.1.3 Keterampilan Baru yang Diperoleh.........................................................................
3.2 Identifikasi Kendala yang Dihadapi................................................................................
3.2.1 Kendala Pelaksanaan Tugas.....................................................................................
3.2.2 Cara Mengatasi Kendala..........................................................................................
3.3 Pembahasan Hasil PKL...................................................................................................
3.3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi Perusahaan dalam Bidang Kerja PKL
31
3.3.2 Identifikasi Alternatif Solusi Atas............................................................................
BAB IV..........................................................................................................................................
4.1 Penutup............................................................................................................................
4.2 Kesimpulan.....................................................................................................................
4.3 Saran................................................................................................................................
LAMPIRAN.................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sebuah


tantangan terbesar bagi mahasiswa untuk siap dalam persaingan global yang akan datang.
Oleh karena itu, diperlukan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang didapat di bangku kuliah dalam bentuk Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Hal tersebut akan memberikan gambaran bagaimana dunia kerja
yang kelak akan dilalui mahasiswa tersebut sesuai bidang masing-masing. Berberapa
pernyataan di atas merupakan sebagian alasan mengapa Praktik Kerja Lapangan
merupakan syarat kelulusan bagi calon Sarjana Teknik Elektro Universitas Brawijaya yang
terangkum dalam Kuliah Kerja Nyata - Praktik (KKN-P). Sebagai tindak lanjut dari hal
tersebut, galangan kapal PT. Daya Radar Utama unit 1 Jakarta dipilih menjadi lokasi
praktek kerja lapangan saya.

PT Daya Radar Utama telah berdiri sejak tahun 1972. Sebagai galangan yang telah
berdiri lebih dari 40 tahun ini, PT Daya Radar Utama telah menjadi salah satu galangan
terbaik di Indonesia yang mampu membangun dan memperbaiki kapal dengan
menawarkan efisiensi dan fleksibilitas secara optimal. Terbukti dengan Divisi Bangunan
Baru yang mampu membangun kapal sampai 17500 DWT sementara Divisi Repair
mampu memperbaiki kapal hingga 40000 DWT. PT Daya Radar Utama percaya bahwa
sangat penting untuk berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dan fokus pada mutu
dan waktu pengiriman yang tepat.

Atas dasar tersebut, maka kami mengajukan permohonan kerja Praktek di PT Daya
Radar Utama. Sebagai salah satu perusahaan maritim terbaik di Indonesia, PT Daya Radar
Utama merupakan pilihan yang tepat untuk menimba ilmu dari para pakar yang memiliki
keahlian dan pengalaman.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

1. Sebagai prasyarat terselesaikannya mata kuliah KKN Praktik yang nantinya penting
sebagai syarat pengajuan skripsi bagi calon Sarjana Teknik Universitas Brawijaya.
2. Membandingkan teori yang telah didapatkan saat perkuliahan dengan kondisi
sebenarnya yang ada di lapangan.
3. Memahami peralatan utama yang ada di kapal.
4. Memahami sistem pembangkit tenaga listrik pada kapal BC30005

1.3 Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka penulis memfokuskan masalah
pada sistem pembangkit tenaga listrik pada kapal BC30005.

1.4 Metodologi Penulisan

Dalam penyusuan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini menggunakan beberapa


metode, yaitu:

1. Metode pustaka, yaitu mempelajari buku dan informasi elektronik terkait judul
laporan.

2. Metode wawancara, yaitu mengumpulkan informasi dari berbagai narasumber


termasuk pembimbing terkait judul laporan.

3. Metode observasi, yaitu melihat langsung kegiatan PKL serta pengambilan data terkait
judul laporan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai
berikut:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab pertama ini berisi latar belakang masalah yang dibahas, tujuan penulisan, batasan
masalah, metode dan sistematika penulisan laporan.

2
BAB II : Tinjauan Umum Perusahaan
Pada bab kedua ini berisi mengenai pengertian umum, fungsi, latar belakang galangan
kapal, organisasi chart, sistem penyaluran dan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan
umum di PT.Daya Radar Utama.

BAB III: Hasil Pelaksanaan PKL


Pada bab ketiga ini berisi tentang deskripsi dan penjelasan mengenai apa yang telah
dibahas oleh mahasiswa selama melaksanakan praktik kerja lapangan

BAB IV: Kesimpulan


Pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran tentang judul laporan terhadap
perusahaan dan instansi akademik terkait.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1 Profil Perusahaan

Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PT. Daya Radar Utama telah menjadi
salah satu galangan terbaik di Indonesia. Terbukti dari kemampuan, komitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik dan fokus pada mutu dan waktu pengiriman yang tepat.
Setelah mengalami masa-masa sulit selama 35 tahun dalam industri perkapalan,
perusahaan ini telah berhasil menawarkan efisiensi dan flexibilitas secara optimal agar
dapat memberikan hasil yang baik dalam hal biaya dan waktu.

Berdiri pada tahun 1972, perusahaan ini telah membangun dan memperbaiki
berbagai macam kapal dari bahan baja, aluminium alloy, dan fiberglass reinforced plastic.
Divisi Bangunan Baru mampu membangun kapal sampai dengan 17500 DWT sementara
Divisi Reparasi mampu memperbaiki kapal sampai ukuran 40000 DWT.

Divisi Reparasi telah memperbaiki berbagai macam kapal Tanker, Ferry, Dredgers,
Tug Boat, Bulk Carriers, Kapal cepat Ferry dan kapal konversi dari kapal container ke
kapal Accomodation Offshore Support dengan kapasitas 200 crew dan heli-deck.

Manajemen PT. Daya Radar Utama mengadopsi pendekatan proses saat


penyusunan, implementasi, serta memperbaiki keefektifan sistem dalam sebuah
manajemen pada perusahaannya. Implementasi sertifikasi untuk menunjungan perbaikan di
perusahaan PT. Daya Radar Utama juga terus dilakukan dengan cara mengadopsi dan
mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 untuk industri
perkapalan, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2004 serta Sistem Manajemen
dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 : 2007. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan juga memenuhi persyaratan pelanggan. Selain itu perusahaan PT.
Daya Radar Utama melakukan penetapan dalam alur bisnisnya agar setiap proses kontrak
pembuatan atau reparasi kapal dapat sesuai dengan prosedur yang berlaku di perusahaan.
Berikut alur bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan:

Gambar 2.1 Alur Bisnis

4
2.1 Data Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Daya Radar Utama Unit I Jakarta

Alamat Perusahaan : JL. L.R.E. Martadinata, Volker, Tanjung Priok, Jakarta


Utara, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia

Tahun Berdiri : Tahun 1972

Bentuk Aktivitas : Pembangunan Kapal Baru dan Reparasi Kapal

2.2 Visi dan Misi Perusahaan

PT. Daya Radar Utama memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Visi

Menjadi perusahaan galangan kapal yang unggul di segmen kelas menengah dan
siap bersaing di pasar global.

Misi

5
1 Diakui dan dikenal luas sebagai perusahaan yang handal dalam memenuhi harapan
pelanggan,
2 Meningkatkan kemampuan untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkesinambungan,
3 Memberi nilai tambah yang optimal bagi para pemegang saham, karyawan, pelanggan,
dan mitra usaha.

2.3 Motto dan Penerapan Nilai-Nilai

1) Semangat melayani kebutuhan pelanggan yang berkesinambungan


2) Suasana kerja yang sesuai dan memenuhi peraturan yang berlaku
3) Tatalaksana kerja yang mengutamakan nilai-nilai budaya perusahaan Saling Percaya,
Integritas, Peduli dan Pembelajar.

2.4 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Daya Radar Utama menggambarkan pembagian kegiatan


kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut saling
bersinergi. Struktur Organisasi PT. Daya Radar Utama setiap tahunnya akan terus
mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut struktur organisasi
yang berhasil didapatkan:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

6
2.5 Kebijakan Mutu Perusahaan

PT. Daya Radar Utama adalah sebuah Perusahaan Swasta Nasional yang bergerak
di bidang Pembangunan, Perbaikan dan Konversi Kapal, selalu mengutamakan kepuasan
pelanggan dengan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan ramah lingkungan,
penyerahan pekerjaan tepat waktu serta hasil yang sesuai yang diharapkan.

7
BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL
3.1 Ringkasan Praktek Kerja Lapangan

3.1.1 Proses Produksi Secara Umum


Tahapan-tahapan proses produksi secara umum dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Kesepakatan Kontrak
2. Persiapan Galangan
3. Proses Rancangan
4. Proses Fabrikasi
5. Perakitan
6. Ereksi
7. Konstruksi Buritan
8. Peluncuran
9. Kegiatan Di Quality Control

3.1.2 Tugas Selama PKL


Selama melakukan Praktik Kerja Industri di PT Daya Radar Utama, mahasiswa di
tempatkan di dua departemen. Pertama praktikan di tempatkan di departemen bengkel
bagian listrik selama 2 minggu, lalu praktikan juga ditempatkan di departemen
engineering selama 2 minggu.
Departemen bengkel bagian listrik secara umum terbagi menjadi dua, yaitu
kelistrikan galangan dan kelistrikan kapal. Dalam kelistrikan galangan pekerjaan meliputi
pembuatan rangkaian panel distribusi, penyambungan kabel untuk suplai pekerja galangan,
serta perbaikan peralatan listrik di galangan.
Untuk kelistrikan kapal pekerjaan yang dikerjakan meliputi sistem pembangkit
tenaga listrik (electric generating plant), pemasangan kabel (cable wiring), perlengkapan
penerangan (lighting), perlengkapan radio dan navigasi, sistem alarm dan komunikasi,
suku cadang dan perlengkapannya.

8
Gambar 3.1 Kapal BC30005

Sedangkan pada departemen engineering, mahasiswa di jelaskan tentang proses


perancangan kapal mulai dari pemilihan peralatan listrik, perhitungan power balance,
hingga pembuatan wiring diagam pada kapal.
Mahasiswa mengambil topik tentang kapal patroli cepat 38m dengan nomor
lambung BC30005. Kapal yang dipesan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai ini
berfungsi untuk melakukan patroli perairan lepas pantai.

9
3.1.3 Keterampilan Baru yang Diperoleh
3.1.3.1 Rekapitulasi Daya pada Fast Patrol Boat 38M

Gambar 3.2 Tabel Power Balance kapal BC30005

Kondisi besarnya beban pada kelistrikan kapal terbagi atas empat bagian, yaitu
keadaan At Harbour, Normal at sea, Abnormal at sea, dan Emergency. Keadaan At
Harbour merupakan keadaan dimana kapal dalam keadaan bersandar di pelabuhan.

10
Peralatan listrik diatas kapal memiliki karakter pembebanan yang spesifik dimana
peralatan bekerja tidak secara terus menerus. Adapun jenis pembebanan dalam operasional
peralatan listrik diatas kapal dibagi menjadi:

a. Beban Kontinyu (Continous Load)


Ini merupakan peralatan yang dalam operasionalnya bekerja secara terus menerus
pada kondisi pelayaran normal seperti lampu navigasi, pompa bantu CPP, dll

b. Beban Terputus-putus (Intermitten Load)


Peralatan yang dalam operasionalnya tidak bekerja secara kontinyu dalam
pelayaran normal, melainkan bekerja secara periodic. Misalnya, pompa transfer bahan
bakar, pompa air tawar, dll.

Power balance digunakan untuk mengetahui rating kerja dari genset yang
terpasang serta total daya pada peralatan continue dan intermittent untuk kondisi kapal
dengan kebutuhan listrik terbesar.

Load factor peralatan didefinisikan sebagai perbandingan antara waktu pemakaian


peralatan pada suatu kondisi dengan total waktu untuk suatu kondisi dan nilai load factor
dinyatakan dalam persentase.

Untuk peralatan yang jarang dipergunakan diatas kapal dianggap mempunyai


beban nol. Begitu juga untuk peralatan yang bisa dikatakan hampir tidak pernah
dipergunakan nilai load faktornya juga dianggap nol seperti fire pump, anchor windlass,
capstan dan boat winches.

3.1.3.2 Pemilihan Generator Set


Generator adalah suatu sistem yang menghasilkan energi listrik dengan masukan
energi mekanik. Prinsip kerja generator adalah bilamana rotor diputar maka belitan
kawatnya akan memotong gaya-gaya magnit pada kutub magnit, sehingga terjadi
perbedaan tegangan, dengan dasar inilah timbul arus listrik, arus melalui kabel/kawat yang
kedua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut
dihubungkan terminal keluaran dengan menggunakan sikat arang.
Generator kapal merupakan alat bantu kapal yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan listrik di atas kapal. Dalam penentuan kapasitas generator kapal yang akan
digunakan untuk melayani kebutuhan listrik diatas kapal maka analisa beban dibuat untuk
menentukan jumlah daya yang dibutuhkan dan variasi pemakaian untuk kondisi
operasional seperti manuver, berlayar, berlabuh atau bersandar, serta beberapa kondisi

11
lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui daya minimum dan maksimum yang
dibutuhkan.`

Gambar 3.3 Generator Caterpillar C9

Dalam merencanakan sistem kelistrikan kapal perlu diperhatikan kapasitas dari


generator dan peralatan listrik lainnya, besarnya kebutuhan maksimum dan minimum dari
peralatannya. Kebutuhan maksimum merupakan kebutuhan daya rata-rata terbesar yang
terjadi pada interval waktu yang singkat selama periode kerja dari peralatan tersebut, dan
sebaliknya. Kebutuhan rata-rata merupakan daya rata-rata pada periode kerja generator
kapal yang dapat ditentukan dengan membagi energi yang dipakai dengan jumlah jam
periode tersebut.
Untuk kebutuhan maksimum digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kapasitas generator kapal. Dan untuk kebutuhan minimum digunakan sebagai acuan untuk
menentukan konfigurasi dari electric plan yang sesuai serta untuk menentukan kapan
generator kapal dioperasikan. Daya cadangan harus dimasukkan perhitungan untuk
menutup kebutuhan daya listrik kapal pada beban puncak yang terjadi pada periode yang
singkat, misalnya bila digunakan untuk mengasut motor-motor dengan kapasitas yang
besar. Jika dilihat secara regulasi BKI mensyaratkan untuk daya keluar dari generator
kapal sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan di laut harus 15% lebih tinggi
daripada kebutuhan daya listrik kapal yang ditetapkan dalam balans daya. Selain itu juga
harus diperhatikan faktor pertumbuhan beban untuk masa yang akan datang.
Untuk menentukan kapasitas generator di kapal dipergunakan suatu tabel balans
daya yang mana seluruh peralatan listrik yang ada kapasitasnya atau dayanya tertera

12
dalam tabel tersebut. Sehingga dengan tabel balans daya tersebut dapat diketahui daya
listrik yang diperlukan untuk masing-masing kondisi operasional kapal. Dalam penentuan
electric power balance BKI Vol. IV (Bab I, D.I) mengisyaratkan bahwa :
1. Seluruh perlengkapan pemakaian daya yang secara tetap diperlukan untuk memelihara
pelayanan normal harus diperhitungkan dengan daya kerja penuh.
2. Beban terhubung dari seluruh perlengkapan cadangan harus dinyatakan. Dalam hal
perlengkapan pemakaian daya nyata yang hanya bekerja bila suatu perlengkapan serupa
rusak, kebutuhan dayanya tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan.
3. Daya masuk total harus ditentukan, dari seluruh pemakaian daya yang hanya untuk
sementara dimasukkan, dikalikan dengan suatu faktor kesamaan waktu bersama
(common simultancity factor) dan ditambahkan kepada daya masuk total dari seluruh
perlengkapan pemakaian daya yang terhubung tetap. Daya masuk total sebagaimana
telah ditentukan sesusai 1 dan 3.
4. Maupun daya yang diperlukan untuk instalasi pendingin yang mungkin ada, harus
dipakai sebagai dasar dalam pemberian ukuran instalasi generator kapal.

Sebelum proses instalasi genset dilakukan terlebih dahulu dipertimbangkan


beberapa kriteria, sehingga penggunaanya sangat optimal. Kriteria-kriteria yang dimaksud
adalah:

1. Menyesuaikan dengan daya terpasang yang dibutuhkan


2. Jumlah fasa (1 fasa atau 3 fasa)
3. Peruntukan dari genset (standby operation atau continuous operation)
4. Harga sesuai dengan kebutuhan daya terpasang
5. Memiliki pondasi dan peredam getaran yang baik
6. Tingkat kebisingan (sound level) rendah
7. Emisi gas buang rendah (kandungan SO2 dan CO rendah)
8. Mudah dalam instalasi
9. Mudah dalam perawatan, suku cadang, jasa serta lokasi servis tersedia
10. Irit bahan bakar
11. Tahan korosi
12. Dilengkapi dengan panel petunjuk
13. Rentang waktu servis yang panjang. Dihitung berdasarkan jam kerja
14. Dilengkapi sensor suhu, oli, bahan bakar, air dan tekanan.

Untuk generator set yang digunakan dalam kapal, genset yang digunakan haruslah
berjenis marine engine. Prinsip kerja dasar mesin diesel baik di darat maupun di kapal
adalah sama. Sedangkan letak perbedaannya antara lain adalah:

1. Material mesin diesel kapal

13
Material mesin diesel kapal (marine engine) dibuat dari bahan yang lebih kuat
daripada mesin yang berada di darat. Hal itu bertujuan agar mesin tidak mudah mengalami
kerusakan/korosi bila bersinggungan dengan air laut yang memiliki kadar garam sangat
tinggi dan mengandur unsur mineral dan biota laut perusak lainnya.

2. Operasional mesin diesel kapal


Selama pengoperasiannya (engine running), mesin diesel darat hanya mendapat
getaran dari mesin itu sendiri (internal vibration), tidak pernah menerima getaran dari luar
(external vibration), kecuali bila terjadi gempa bumi. Tidak demikian halnya dengan
marine engine, selain mendapat getaran mesin itu sendiri, mesin-mesin diesel kapal juga
mendapatkan getaran dari luar, yaitu karena guncangan dari badan kapal yang diterpa
ombak laut. Terjangan ombak yang begitu dahsyat terhadap badan kapal bisa membuat
mesin mengalami kemiringan sampai sekitar 60 derajat. Bila hal ini terjadi bisa
mengakibatkan mesin mengalami sebagai berikut:
Tekanan lubricating oil akan mengalami kekosongan (hampa). Bila hal ini terjadi,
maka tekanan lubricant oil akan turun (lubricating oil low pressure), mesin akan mati
secara mendadak (shutdown immediately), atau mesin mengalami rusak berat (break
down). Untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal seperti ini, maka pada saat rancang bangun
dipasangkan dua buah pipa isap lubricating oil kapal di depan dan di belakang lub oil
carter engine pada mesin utama. Sehingga apabila mesin kapal mengalami kemiringan ke
arah manapun dengan derajat yang ekstrim, lubricating oil tetap akan terisap oleh pompa
minyak pelumas. Sedangkan pada mesin-mesin darat pipa isap minyak pelumas cukup satu
saja.
Pada saat buritan kapal terangkat, sehingga terjadi putaran lebih (overspeed) pada
mesin utama kapal, atau bisa juga terjadi kerusakan yang fatal (break down). Tetapi hal
tersebut sudah diantisipasi oleh perancang marine engine dengan menggunakan alat
pengaman pada governor, agar putaran mesin tetap menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi pada saat terjadi kejadian tersebut.

3. Penempatan dan penataan mesin kapal (arrange & install)


Pemasangan dan penataan pada mesin-mesin di darat sangat simpel dan sederhana.
Membuat pondasi mesin yang kokoh, rata, pasang engine mounting untuk peredam getaran
pada saat mesin beroperasi, sistem pendingin, sistem gas buang, dan sistem
penyalaan/pemadaman. Sedangkan pada saat pemasangan mesin kapal berbeda tingkat
kesulitannya. Beberapa hal yang berbeda adalah pembuatan pondasi mesin kapal, terutama

14
mesin utama kapal tidak cukup hanya dengan pondasi yang rata. Semua harus
diperhitungkan sesuai dengan mesin kapal yang akan dipasang itu sendiri seperti
memperhitungkan titik berat kapal, kelurusan dengan gearbox, propulsi, momen-momen
yang kemungkinan akan terjadi saat kapal telah beroperasi, dan pengendalian mesin kapal
untuk kebutuhan bermanuver. Terlebih bila kapal tersebut menggunakan dua mesin (twin
engine).
Ketika merencanakan sebuah generator untuk kapal maka sifat beban akan dilihat
terlebih dahulu. Generator sering kali bekerja sendiri dan rentan terhadap perubahan beban
yang besar, beban yang menyebabkan distorsi, koneksi dari motor dan koneksi dari elemen
pemanas untuk sistem pendingin udara. Selain memenuhi persyaratan sistem beban, perlu
juga dipertimbangkan persyaratan khusus dari setiap beban yang besar, kebutuhan
kapasitas cadangan dan filosofi sistem operasi.
Peraturan maritim internasional (misalnya SOLAS), menjelaskan bahwa sekurang-
kurangnya dua generator untuk sistem tenaga listrik utama kapal. Generator biasanya
digerakkan oleh mesin diesel yang sudah terintegrasi.
Jika ada dua generator yang tersedia, kegagalan pada salah satu generator dapat
membuat kapal tidak sesuai dengan peraturan internasional. Untuk alasan ini, banyak
pemilik memilih menggunakan tiga generator. Generator satu digunakan untuk beban
normal di laut, generator dua digunakan untuk memenuhi setiap beban meningkat atau
untuk menyediakan keamanan pasokan listrik ketika bermanuver, dan generator tiga di set
pada posisi standby untuk menyediakan daya ketika salah satu dari dua generator yang
beroperasi mengalami kegagalan atau memerlukan pemeliharaan spesifik.
Untuk ketentuan jumlah generator di kapal, sekurang-kurangnya dua agregat yang
terpisah dari mesin penggerak utama harus disediakan untuk pemberian daya instalasi
listrik [BKI, 1996]. Engineer kapal merencanakan bahwa generator set utama pada kapal
BC30005 ini berjumlah dua, dan satu generator set emergency. Alasannya adalah karena
kapal ini merupakan kapal patroli yang bekerja di sekitar garis pantai. Oleh karena itu
penyediaan dua generator utama sudah dianggap mencukupi kebutuhan.

15
Nilai load factor generator tidak boleh kurang dari 60% dan tidak boleh lebih dari
85%. Daya keluaran generator sekurang-kurangnya diperlukan untuk pelayanan di laut
harus 15% lebih tinggi dari kebutuhan daya yang ditetapkan dalam balans daya [BKI,
1996]. Apabila load factor terlalu kecil maka akan berdampak pada segi ekonomis
operasional genset dan apabila load factor terlalu besar maka akan berdampak pada usia
dan efisiensi generator tersebut.
Gambar 3.4 Name plate Generator

Dari data-data yang telah ada, estimasi pemilihan genset dapat dilakukan

berdasarkan perhitungan total beban listrik. Total beban listrik di kapal adalah jumlah
beban continuous dan intermittent untuk setiap kondisi. Sehingga generator set yang
dipilih untuk kapal ini adalah Caterpillar C9 dengan alternator Leroy Somer LSAM 46.
spesifikasi dari generator ini masih memenuhi load factor yang tidak boleh lebih dari 85%
dari beban terbesarnya yaitu 102KW.

3.1.3.3 Automatic Voltage Regulator


Sebuah voltage regulator didefinisikan sebagai perangkat untuk memvariasikan
tegangan dari suatu rangkaian atau untuk secara otomatis mempertahankan tegangan atau
mendekati nilai yang ditentukan. Dari sini akan terlihat bahwa voltage regulator meliputi
alat yang digunakan dalam metode untuk memperoleh tegangan konstan.
Regulator tegangan untuk generator sinkron harus memenuhi kondisi berikut:
1. Peraturan gangguan balik harus dilakukan secepat mungkin (regulator kecepatan
tinggi)
2. Harus ada, sejauh mungkin, penurunan dari tegangan diatur dalam instalasi stasioner
3. Ketika terminal generator dapat bertindak untuk mencegah input berkelanjutan dalam
keadaan hubung singkat

16
4. Bidang revolving harus dilindungi terhadap beban lebih oleh limit device dalam regulator
5. Nilai tegangan harus mudah disesuaikan oleh regulator
6. Pembagian beban yang bersifat reaktif harus tepat ketika beberapa generator terhubung
secara paralel.

3.5 Self Excited AVR Controlled Generator

Sistem pengoperasian unit AVR (Automatic Voltage Regulator) berfungsi untuk


menjaga agar tegangan generator tetap konstan dengan kata lain generator akan tetap
mengeluarkan tegangan yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan beban yang
selalu berubah-ubah, dikarenakan beban sangat mempengaruhi tegangan keluaran
generator.
Belitan stator menimbulkan medan magnet dari sistem eksitasi dari exciter melalui

AVR yang merupakan perangkat pengendali yang mengatur tingkat eksitasi yang diberikan
kepada exciter. AVR merespon sinyal tegangan dari gulungan stator utama. Dengan
mengontrol tegangan eksitasi maka kebutuhan daya keluaran dapat diubah berdasarkan
kebutuhan beban.
AVR mendeteksi tegangan rata-rata dari dua fasa generator untuk menjamin
regulasi tegangan mendekati nilai yang telah ditentukan. Selain itu AVR juga mendeteksi
putaran mesin dan memberikan tegangan jatuh dengan kecepatan, di bawah pengaturan
kecepatan (Hz) yang di tentukan sebelumnya, mencegah eksitasi berlebih pada kecepatan
rendah mesin dan memperkecil harmonisa yang ditimbulkan oleh switching.
Output dari generator berupa tegangan tiga fasa yang melewati sensor dihubungkan
ke potential transformer terlebih dahulu, lalu tegangan tiga fasa keluaran yang telah di
turunkan disearahkan menggunakan rectifier, dan diberikan kapasitor untuk memperkecil
ripple tegangan.
Output tegangan AVR yang digunakan untuk eksitasi berbanding lurus dengan
output tegangan yang dihasilkan oleh generator.

17
3.1.3.4. Proteksi Generator Set
Keandalan suatu generator tidak saja tergantung pada konstruksi dan pembebanan
yang tidak melebihi batas maksimum kapasitasnya, tetapi juga pada sistem pengamannya.
Pengaman generator ini melindungi terhadap gangguan eksternal dan internal sistem.
Generator membutuhkan sistem pengaman yang dapat bekerja cepat dan tepat
dalam mengisolir gangguan agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Proteksi pada mesin
generator ada dua macam, yaitu pengaman alarm dan pengaman trip. Pengaman alarm
bertujuan untuk memberitahukan kepada operator bahwa ada sesuatu yang tidak normal
terjadi pada operasi genset dan operator segera dapat mengambil tindakan.
Bentuk dari peringatan yang terdapat pada generator set di dalam kapal BC30005
dapat dilihat pada tabel berikut:

No Item Warning Warning Format Remark


Low Alarm, light -
1 Oil pressure Automatic
Lower Alarm, light
urgence stop
2 Oil temperature High Alarm, light -
3 Water temperature High Alarm, light -
Automatic
4 Engine speed Overspeed Alarm, light
urgence stop
5 Battery voltage low Alarm, light -
Gambar 3.6 Instrumentasi Kontrol Generator Utama
Generator tiga fasa dilengkapi dengan beberapa relay. Pemasangan relay
dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan serta kerusakan-kerusakan
yang disebabkan oleh gangguan yang terjadi pada generator. Relay pengaman adalah suatu
perangkat kerja proteksi yang mempunyai fungsi dan peranan:
1. Memberi sinyal alarm atau melepas pemutusan arus (Circuit Breaker) dengan tujuan
mengisolasi gangguan atau kondisi yang tidak normal seperti adanya beban lebih,
frekuensi rendah, hubung singkat, dan kondisi abnormal lainnya.
2. Melepas atau trip pada peralatan yang berfungsi abnormal untuk mencegah timbulnya
kerusakan.
3. Melepas atau trip pada peralatan yang terganggu secara cepat dengan tujuan
mengurangi kerusakan yang lebih berat.
4. Memperkecil kemungkinan terganggunya sistem akibat dari gangguan dengan
memisahkan peralatan yang bermasalah dari sistem.
5. Melepas peralatan atau bagian yang terganggu secara cepat dengan tujuan untuk
menjaga stabilitas sistem
Relay pengaman yang terdapat pada kapal ini adalah sebagai berikut:
1. Over Current Relay

18
Relay arus lebih digunkan untuk melindungi kerusakan akibat terjadinya hubung
singkat pada jala-jala generator. OCR (Over Current Relay) berfungsi sebagai pengaman
generator set saat terjadi beban lebih. Pada sistem distribusi kapal, OCR dapat difungsikan
sebagai prefential trip yaitu memutus beban non esensial pada saat beban penuh.
2. Over Voltage Relay
Relay tegangan lebih akan bekerja bila tegangan yang dihasilkan generator melebihi
batas nominalnya. Misalnya disebabkan oleh eksitasi yang abnormal yang mengakibatkan
tegangan yang dihasilkan oleh generator melebihi batas nominalnya. Tegangan lebih dapat
dimungkinkan oleh overspeed atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR)
3. Power Reverse Relay
Relay daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya aktif yang masuk ke arah
generator. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh rendahnya daya keluaran dari
generator. Bila daya keluaran tidak dapat mengatasi rugi-rugi yang ada, maka kekurangan
daya akan diperoleh dengan cara menyerap daya aktif dari sistem. Dengan demikian
generator akan berubah fungsi menjadi motor dan daya aktif akan masuk, sementara aliran
daya reaktif dapat masuk dan keluar Selama penguatan masih tetap, maka aliran daya
reaktif generator sama halnya sebelum generator bekerja sebagai motor.

4. Load Sharing Unit


Load Sharing Unit berfungsi untuk mengendalikan atau mengontrol selama proses
paralel generator berlangsung. Hal ini bertujuan untuk meminimalkan adanya beban lebih
pada generator yang disebabkan karena ketidak seimbangan beban.
Dalam generator set ini terdapat sebuah perangkat yang dinamakan diesel engine
monitor. diesel engine monitor adalah instrumen elektronik dengan chip tunggal yang
berguna untuk melakukan pemeriksaan otomatis kondisi kerja mesin diesel dan pengaman
darurat. Ini dapat secara otomatis mengukur dan menunjukkan kecepatan, tekanan oli
mesin, temperatur diesel, temperatur air, kapasitas baterai, jumlah waktu total kerja dan
parameter lain dari tipe mesin diesel. Kepada sistem monitor inilah proteksi akan
dihubungkan jika terjadi keadaan darurat. Dalam waktu yang bersamaan monitor
mengirimkan sinyal peringatan untuk memicu alarm emergency dan mengontrol relay
untuk menghentikan distribusi bahan bakar serta mematikan mesin.

1 Sinkronisasi Generator Set Kapal


Bila suatu generator mendapatkan pembebanan yang melebihi dari kapasitasnya,
maka dapat mengakibatkan generator tersebut tidak bekerja atau bahkan akan mengalami
kerusakan. Untuk mengatasi kebutuhan listrik atau beban yang terus meningkat tersebut,

19
bisa diatasi dengan menjalankan generator lain yang kemudian dioperasikan secara paralel
dengan generator yang telah bekerja sebelumnya, pada satu jaringan listrik yang sama.
Keuntungan dari menggabungkan 2 generator atau lebih dalam suatu jaringan listrik adalah
bila salah satu generator tiba-tiba mengalami gangguan, maka generator tersebut dapat
dihentikan serta beban dialihkan pada generator lain, sehingga pemutusan listrik secara
total bisa dihindari.
Ada tiga cara yang digunakan untuk melakukan sinkronisasi yaitu manual, semi
automatic, dan full automatic. Perbedaan dari ketiga cara tersebut terletak pada cara
penghubungan jala-jala dari generator.
Paralel generator dapat diartikan dengan menggabungkan dua buah generator atau
lebih dan kemudian dioperasikan secara bersama-sama dengan tujuan:
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk efisiensi (menghemat biaya mainteneance dan biaya bahan bakar).
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Menjamin keberlangsungan pasokan daya listrik.
Jika hendak memparalel dua generator atau lebih tentunya ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi agar generator dapat bekerja dengan baik. Beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi antara lain:
1. Polaritas dari generator harus sama dan tidak bertentangan setiap saat terhadap satu
dengan lainnya.
2. Urutan fasa kedua generator sama
3. Nilai tegangan yang dimiliki sama.
4. Sudut fasa yang sama.
5. Frekuensi antar generator, dan frekuensi generator dengan jala-jala harus sama.

20
Gambar 3.7 Synchronoscope
Dalam kapal ini, untuk mensinkronisasikan dua generator digunakan Phase
Sequence Indicator / Synchronoscope yang berfungsi sebagai alat untuk membaca sudut
fasa dari generator yang akan di paralel. Penggunaan alat ini juga dibantu dengan
menggunakan voltmeter untuk melihat kesamaan tegangan dan frequencymeter untuk
melihat kesamaaan frekuensi.
Ketepatan sudut fasa dapat dilihat dari synchronoscope. Bila jarum petunjuk
berputar berlawanan arah jarum jam menunjukkan frekuensi generator lebih tinggi.
Sedangkan buka berputar searah jarum jam menunjukkan frekuensi jala-jala lebih tinggi.
Pada saat jarum telah diam dan mengarah ke arah jam 12, maka sudut fasa antara generator
dengan jala-jala telah sama.
Berikut adalah prosedur standar bagi para ABK yang ingin memparalelkan dua
buah generator:
1. Pastikan bahwa breaker dari generator yang akan diparalel (incoming generator) dalam
keadaan terbuka, atau dengan kata lain incoming generator terisolasi dengan sistem.
2. Pastikan AVR (Automatic Voltage Regulator) dalam keadaan automatic.
3. Putar prime mover sampai pada rpm nominal tanpa beban.
4. Gunakan governor control untuk set frekuensi incoming generator agar lebih tinggi
1/10 dari frekuensi jala-jala.
5. Gunakan AVR untuk set tegangan incoming generator dan set frekuensi incoming
generator naik secara perlahan untuk mendekati daerah sinkron pada synchronoscope.
6. Tutup breaker incoming generator saat jarum berada di posisi satu sampai dua derajat
pada synchronoscope sebelum posisi nol. Dengan asumsi breaker mempunyai

21
kelembaman. Dengan demikian penutupan breaker tepat pada angka nol pada
synchronoscope.
7. Matikan synchronoscope.
8. Dengan governor control, buat perpindahan beban ke incoming generator secara
perlahan.
9. Jika power factor yang terbaca antara dua generator atau lebih yang diparalel tidak
sama maka set AVR masing-masing generator sampai power factor setiap generator
mendekati sama.

3.1.3.4 Main Switch Board


Main Switch Board atau biasa disingkat dengan MSB adalah panel kontrol listrik
utama yang digunakan untuk mensuplai semua beban listrik pada kapal. MSB ini
dilengkapi dengan berbagai perangkat pengaman yang berfungsi sebagai pengaman
generator dan peralatan-peralatan listrik lainnya.
Panel MSB terbuat dari plat baja dengan ketebalan 2 mm, dan diberi warna RAL
7032. Dirancang untuk instalasi akses listrik dari generator ke MSB yang berada di atas
panel, serta terminal untuk kabel keluaran ke beban yang berada di belakang panel.
Rancangan penutup panel bagian depan dan belakang berupa pintu yang mudah
diakses dan dapat dibuka atau ditutup dengan mudah. Masing-masing pintu dilengkapi
dengan handrail di bagian depan panel yang di isolasi dengan box panel. Panel MSB terdiri
dari enam field yaitu:

1. Field 1 terdiri atas:


Generator 1
Synchronoscope
Shore Connection

2. Field 2 terdiri atas:


Generator 2
Insulation Monitor

3. Field 3 terdiri atas:


Harbour Generator

4. Filed 4 terdiri atas:


Feeder Panel AC 220V

5. Field 5 terdiri atas:


Feeder Panel AC 380V Bus-A

6. Field 6 terdiri atas:


Feeder Panel AC 380V Bus-B

22
Dari masing-masing bagian tersebut telah dilengkapi dengan komponen
interkoneksi yang menghubungkan antara bagian satu dengan yang lain.

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) yang terpasang pada panel secara
keseluruhan dengan mengacu aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) adalah fixed type.
Untuk instrumentasi dan komponen umum dari masing-masing panel MSB dijelaskan
berikut.

1. Panel Generator

Gambar 3.8 MSB Field 2


Pada masing-masing panel generator, terpasang MCCB lengkap dengan Under
Voltage Trip (UVT) dan Auxiliary Contact berkapasitas 120KW; 380V; 3 Phase; 4 Wire;
50Hz. Dirancang dengan kontrol yang harus mampi bekerja secara kontinyu dan sinkron
secara otomatis maupun manual.

23
Setiap panel generator dilengkapi dengan space heater yang berfungsi untuk
melindungi kumparan dan komponen lain pada generator saat generator tidak bekerja agar
tidak mengalami penurunan kualitas tahanan isolasi. Sistem heater ini interlock dengan
sistem generator, pada saat MCCB generator ditutup, maka sistem heater akan terputus
dengan sendirinya. Komponen lainnya berupa ampere meter, volt meter, kilowatt meter,
frequency meter, dan hour meter.
Adapun pengaman untuk generator terdiri dari reverse power relay, over current
relay 100% dan 110%. Dilengkapi juga dengan pembagi beban atau LSU (Load Sharing
Unit) untuk mengontrol pembagian beban pada saat terjadi paralel generator. Sedangkan
proteksi untuk pengaman bus bar terdiri dari over voltage relay.
Komponen lainnya adalah lampu indikator dengan warna yang berbeda-beda,
tombol tekan dengan lampu, kontaktor magnetik, relay, sekring, terminal, dan lain
sebagainya.

2. Panel Sinkron Generator

Gambar 3.9 Panel Sinkron Generator

Terdiri dari komponen dan indikator yang berfungsi untuk sistem operasional kerja
paralel generator. Diantaranya adalah Phase Sequence Indicator/Synchronoscope untuk
memonitor perbedaan fasa antara jala-jala dengan generator. Apabila kondisi sinkron
belum tercapai, maka governor secara otomatis akan mengendalikan kecepatan dari prime
mover. Setelah kondisi telah sinkron maka check relay synchronizer akan aktif dan
memberikan sinyal auto on ke breaker generator yang akan diparalel. Kontrol lainnya

24
seperti kontaktor magnetik, switch, MCB, fuse, serta komponen lainnya yang diperlukan
untuk sistem kerja paralel, baik secara manual maupun otomatis.
3. Panel Feeder

Gambar 3.10 Panel Feeder

Feeder panel di MSB terdiri dari Feeder Panel 380V Bus-A, Feeder Panel 380
Bus-B, dan Feeder Panel 220V. Masing-masing feeder panel tersebut terdiri dari dua
komponen interkoneksi berupa bus-tie, dimana bus-tie tersebut berfungsi sebagai
interkoneksi antara main busbar A dengan main busbar B.
4. Panel Shore Connection
Gambar 3.11 Panel Shore Connection
Panel shore connection adalah panel yang menghubungkan sumber listrik dari luar

kapal. Berkapasitas 100A dan dilengkapi dengan instrumen pengukuran berupa ampere
meter, volt meter, frequency meter dan komponen pendukung lainnya seperti kontaktor
magnetik, fuse, terminal, dan lampu indikator.

25
3.1.3.5 Emergency Power Supply
Emergency power system adalah suatu jenis sistem dimana sistem kelistrikan kapal
dijalankan dengan suplai cadangan ketika pada sistem utama terjadi krisis atau kegagalan
sistem. Suplai darurat akan dipasok dari Emergency Switch Board (ESB) yang
mendistribusikan daya ke sejumlah peralatan kapal.
Automatic Change Over Switch/Automatic Transfer Switch digunakan untuk
menghubungkan suplai darurat dengan beban. Satu sisi terhubung dengan suplai utama
yaitu MSB, dan sisi lain terhubung dengan. Jika tidak ada pasokan listrik yang masuk dari
MSB, transfer switch akan secara otomatis mengalihkan sumber dari generator utama ke
generator darurat.

Gambar 3.12 Emergency Generator

Automatic transfer switch berada di dalam panel ESB. Panel ini juga berisi
pengaman dari beban yang akan ditanggung oleh genset darurat apabila genset utama
mengalami kegagalan sistem. Beban tersebut antara lain adalah beban penerangan, pompa
sanitasi, lampu sorot, perlengkapan radio, dan pengisian baterai darurat, serta pendingin
ruangan jika diperlukan. Dalam tabel power balance terlihat beban apa saja yang akan di
suplai oleh generator darurat. Besar beban yang ditanggung sekitar 26kW.
Dalam kapal ada beberapa beban yang harus diutamakan kontinuitasnya dan tidak
boleh pada. Dalam peraturan BKI, aptabila terjadi kesalahan pada generator utama untuk
mensuplai listrik maka generator cadangan harus dapat mensuplai tegangan dalam waktu
tidak lebih dari 45 detik. Pada kenyataannya generator set memerlukan waktu untuk
starting awal prime mover sehingga generator dapat menghasilkan tegangan, ditambah
dengan kesiapan ABK yang berjaga untuk menjalankan genset cadangan mengingat tidak
adanya kontrol automatic main failure.

26
Untuk dapat memenuhi kebutuhan beban yang memerlukan kotinuitas tinggi, maka
dari itu diperlukan perangkat yang dapat mensuplai daya ketika generator cadangan belum
bekerja. Perangkat yang digunakan pada kapal ini adalah baterai.
Pada keadaan normal atau semua generator dapat mensuplai daya maka switch
akan berada pada posisinya. Tegangan AC kemudian akan digunakan untuk mensuplai
jala-jala, dan untuk pengisian baterai, tegangan dirubah menjadi DC dengan penyearah.
Ketika terjadi kegagalan pada generator maka generator darurat memerlukan waktu untuk
bekerja. Ketika hal itu terjadi, maka saklar akan langsung berpindah sehingga tegangan di
suplai oleh baterai. Kemampuan baterai disini adalah DC 24V 200mAH.

Gambar 3.13 Emergency Switch Board

27
Gambar 3.14 Emergency Battery

3.1.3.6 Shore Connection Box


Merupakan suplai hubung darat. Saklar dari suplai darat pada MSB interlock
dengan circuit breaker generator sehingga suplai darat tidak dapat digunakan ketika
generator masih terhubung ke sistem.

Gambar 3.15 Shore Connection Box

Shore connection digunakan ketika kapal sedang berlabuh. Ini merupakan sebuah
suplai dimana sumber listrik diambil dari darat, dalam hal ini adalah PLN. Hal ini
dilakukan atas dasar pertimbangan biaya operasional generator. Apabila kapal sedang
berlabuh di tempat yang menyediakan suplai darat, maka genenerator tidak perlu
dioperasikan sehingga biaya bahan bakar, perawatan, dan umur generator pun dapat di
hemat.

28
3.2 Identifikasi Kendala yang Dihadapi

3.2.1 Kendala Pelaksanaan Tugas


Selama satu bulan menjalani Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa menemui
kendala-kendala yang dialami di PT.Daya Radar Utama ini. Kendala tersebut antara lain:

1. Beberapa materi yang tidak diajarkan selama perkuliahan karena perbedaan


kurikulim dengan teknik kelistrikan kapal
2. Kesulitan mencari data dari suatu mesin atau peralatan lain.

3.2.2 Cara Mengatasi Kendala


Cara mengatasi kendala-kendala selama melaksanakan praktek kerja lapangan:
1. Mengamati langsung proses pengerjaan di galangan dan di dalam kapal.
2. Meminta petunjuk dan penjelasan ke engineer dan para tenaga kerja di lapangan
tentang kegiatan operasional produksi atau mainteneance.
3. Mencari data dan materi lain dengan membaca literatur atau mengakses internet.

3.3 Pembahasan Hasil PKL

3.3.1 Identifikasi Permasalahan yang Dihadapi Perusahaan dalam Bidang


Kerja PKL
Dalam peraturan BKI vol IV disebutkan bahwa ketika generator utama disebutkan
bahwa ketika generator utama terjadi kegagalan, maka generator cadangan harus sudah
dapat bekerja kurang dari 45 detik. Namun pada kenyataan dilapangan, tidak terdapat
sebuah otomatisasi untuk generator cadangan. Generator cadangan terletak di dek bagian
belakang dekat dengan ruang kru ABK. Apabila terjadi blackout, maka ABK yang akan
menyalakan generator darurat secara manual. Ini menjelaskan bahwa dalam proses
pengoperasian tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama tergantung dari kesiapan
ABK kapal tersebut.

3.3.2 Identifikasi Alternatif Solusi Atas


Automatic Main Failure atau disingkat AMF dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja sistem generator darurat yang proses penyalaannya masih dilakukan manual. AMF
dapat menjaankan generator set darurat ketika AMF terhubung dengan Main Switch Board
dan membaca daya yang masuk. Apabila arus dari generator utama ke MSB terputus, maka
automatic transfer switch atau ATS dapat langsung menghubungkan generator darurat ke
sistem dan melayani beban yang dipikul generator utama sebelumnya.
Kapal dalam keadaan normal akan terkoneksi ke sumber listrik utama yaitu genset
utama. Kontrol AMF mendeteksi bahwa suplai utama terjadi kegagalan setelah memutus
input dari suplai utama dengan ATS. Setelah itu AMF akan mengirimkan sinyal ke

29
generator set darurat untuk bekerja. Hal ini akan memakan waktu sekitar 3 sampai 6 detik
untuk generator cadangan dapat bekerja. Ketika generator sudah dalam keadaan running,
Emergency Switch Board atau ESB akan mensinkronkan generator dengan jala-jala.
Generator darurat akan mensuplai daya ke beban secara terus-menerus ketika diperlukan.
Pada saat generator utama dapat kembali memasok kebutuhan daya, AMF akan
mendeteksi bahwa suplai utama telah kembali bekerja. AMF akan tetap menjalankan
generator darurat untuk suplai beban antara 5 samapi 6 menit ke depan untuk melihat
apakah suplai utama telah stabil atau belum.
Dengan suplai utama yang telah bekerja stabil, AMF akan mengirim sinyal ke ATS
untuk memindah pemikulan beban ke generator utama. Setalah itu generator darurat akan
dimatikan.

30
BAB IV
PENUTUP

4.1 Penutup

Demikian Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan pengalaman penulis


selama mengikuti Kerja Praktek pada PT. Daya Radar Utama Unit 1 Jakarta. Dari
pengamatan dan pengalaman yang penulis dapat maka terlihat adanya perbandingan antara
teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek di lapangan yang dimana tentu saja
praktek di lapangan lebih banyak ditemukan ilmu dan halhal baru yang belum tentu
dipelajari di bangku kuliah, dan dapat mengetahui baik kelebihan maupun kekurangan
lainnya. Untuk itu penyempurnaan laporan ini maka saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sangat penulis butuhkan.

4.2 Kesimpulan

Mahasiswa dapat memenuhi persyaratan mata kuliah.

Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada perkuliahan.

Mahasiswa diajarkan tentang etos kerja yang baik sebagai bekal utama dalam
bekerja.

Kerja Praktek membuat mahasiswa mengetahui prosedur pekerjaan dan manajemen


sumber daya manusia dan fasilitas yang ada.

4.3 Saran

Perlu adanya perhatian serius dalam keselamatan kerja dan koordinasi yang lebih
baik antara pihak perusahaan dan pekerja guna meningkatkan produktivitas pekerja. Perlu
penguasaan alat-alat keselamatan kerja oleh perusahaan, juga perlunya pemeliharaan alat-
alat kerja dengan baik. Serta untuk meningkatkan mutu galangan PT. Daya Radar Utama
Unit 1 Jakarta dibutuhkan fasilitas yang cukup memadai guna menghadapi persaingan
dalam industri perkapalan di masa sekarang ini. Hal terpenting adalah hubungan yang
berkelanjutan antara PT. Daya Radar Utama Unit 1 Jakarta dan Jurusan Teknik Elektro
Universitas Brawijaya untuk tetap bekerjasama demi meningkatkan kualitas produk
galangan kapal di Indonesia.

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai