Anda di halaman 1dari 11

MODUL XII

IST

A. Latar Belakang

IST (Intelligenz - Struktur Test) adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh
Rudolf Amthauer di Jerman pada tahun 1953

Inteligensi dipandang sebagai suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang
saling berhubungan secara bermakna

Dipercaya bahwa struktur inteligensi tertentu menggambrakan pola bekerja yang


tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan atau profesi tertentu pula.

Tes ini dikonstruksikan untuk usia 14 sampai dengan 60 tahun setelah melalui uji
coba terhadap kurang lebih 4000 orang

Setelah diadaptasi di Indonesia, tes ini pada mulanya dimanfaatkan oleh Psikologi
Angkatan Darat (Psi-AD) Bandung, yaitu bpk Bob Dengah dan kawan-kawan, dan
kemudian dikembangkan oleh biro psikologi Persona Bandung sehingga mencapai
bentuknya yang sekarang.

Tes lain yang juga dikembangkan di Bandung antara lain:

T.I.K.I (Tes Inteligensi Kolektif Indonesia) yang merupakan hasil


kerjasama antara fak. Psikologi UNPAD dengan Vrije Universiteit
Amsterdam Nederland.

PAULI

G.I.T berasal dari kota Groningen, dipakai di RS St. Borromeus

B. Prosedur Pengetesan

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 1 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
IST dapat digunakan untuk tes individual maupun klasikal, dengan waktu
pengerjaan rata-rata sekitar 90 menit

IST terdiri dari 9 subtes

Setiap subtes memiliki cara pengerjaan dan waktu yang berbeda

Hasil akhir merupakan grafik dan angka yang menunjukkan taraf kecerdasan

Prosedur pelaksanaanya relatif sederhana dan mudah.

Instruksi sudah tertera di halaman depan setiap sub tes.

Tester bisa membacakan instruksi yang tertera atau memberikan peragaan (contoh
pengerjaan) untuk subyek dengan latar pendidikan SMA kebawah.

Untuk sub tes terakhir (ME) setelah memberikan instruksi , testee diminta menutup
bukunya dan melepaskan lembar hapalan, untuk dihapalkan selama 3 menit
sebelum mengerjakan sub test terakhir ini. Ambilah lembar hapalan dan kertas-
kertas lain dari testee agar tidak mencontek.

Waktu pengerjaan tes:

Nama Sub Tes Keterangan No. Soal Waktu

SE (Satzerganzung) Melengkapi kalimat 1-20 6 menit

WA (Wortauswahl) Melengkapi kata-kata 21-40 6 menit

AN (Analogian) Persamaan Kata 41-60 7 menit

GE Sifat yang dimiliki bersama 61-76 8 menit


(Geneinsamkeiten)

RA Berhitung 77-96 10 menit


(Rechhenaufgaben)

ZR (Zahlenreihen) Deret Angka 97-116 10 menit

FA (Figurenauswahl) Memilih bentuk 117-136 7 menit

WU (Wurfelaufgaben) Latihan balok 137-156 9 menit

ME (Merkaufgaben) Latihan simbol 157-176 3 menit &

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 2 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
6 menit

C. Tugas Tester dan Pengawas

Perhatikan cara testee bekerja pada saat ia memulai, segera perbaiki jika Ia salah
mengerjakannya

Gunakan timer/ stopwatch agar tepat waktu selama pelaksanaan tes, mengingat
waktu untuk masing-masing sub tes relatif terbatas

Pada pelaksanaan tes klasikal, pastikan testee tidak mencuri start dengan
mengerjakan soal saat tester membacakan instruksi

Bila memungkinkan berilah testee sepotong kertas bersih untuk menghitung.


Apabila tidak dapat menyediakan maka perkenankan testee untuk menghitung di
balik kertas jawaban atau di ruang sisa yang terdapat pada kertas jawaban yang
disediakan.

Khusus untuk sub tes terakhir, perhatikan testee dengan teliti agar tidak berbuat
curang.

Biasanya sebagian testee menuliskan kata- kata atau singkatan dari kata-kata yang
harus dihapalkan dikertas jawaban atau kertas untuk berhitung.

Untuk menghindari kecurangan semacam ini, biasakan meminta testee untuk


meletakkan seluruh alat tulis di ujung meja saat mereka diminta menghapal.

D. Skoring

Jawaban yang benar mendapat point 1 (kecuali untuk kelompok soal 04- GE, ada
panduan nilai tersendiri)

Dengan bantuan kunci jawaban, tester menetapkan jawaban:

Yang benar dibiarkan, contoh: 05. a b c d e

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 3 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
Yang salah nomor aitemnya di coret, contoh : 05. a b c d e

Yang kosong dicoret keseluruhan, contoh : 05. a b c d e

Catatan: Penandaan semacam ini dapat membantu dalam interpretasi


mendalam.

Tulislah jumlah jawaban yang benar di tempat yang tersedia pada setiap subtes

Jumlah jawaban yang benar merupakan Raw Score/Data mentah/ Rohwert/RW,


dibandingkan dengan norma (yang dibuat oleh Biro Psikologi Persona- Bandung)
akan menghasilkan Weighted Score/Data standar/Standardwert/SW dengan
bantuan tabel yang sudah tersedia

Nilai Weighted Score/SW setiap sub tes merupakan titik-titik grafik

Taraf inteligensi (weighted score/SW) ini bila dibandingkan dengan norma umum
akan menunjukkan kelompok taraf inteligensi tertentu (cerdas, kurang, dan lainnya)

Di Indonesia, tabel yang tersedia terdapat beberapa macam dan berdasarkan pada
Taraf Pendidikan antara lain:

SMP/SLP

SMA/ SLA

Akademi / DIII

Universitas / Perguruan Tinggi

(Tabel ini adalah murni dari Indonesia/ kota Bandung)

Berikut norma umum taraf Inteligensi IST yang digunakan di Indonesia

NORMA UMUM TARAF INTELIGENSI IST

119 Ke atas Very Superior / Tinggi Dapat mengikuti


Sekali pendidikan Tinggi
105 118 (Universitas)
Tinggi

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 4 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
100 104 Cukup Dapat mengikuti
pendidikan Akademi
95 99 Sedang

81 94 Rendah

80 ke bawah Rendah sekali

Di Negara asalnya (Jerman) disediakan tabel atas dasar:

o Taraf Pendidikan

o Taraf usia (untuk mendapatkan nilai IQ)

o Jenis Kelamin (Laki-laki / perempuan)

o Jenis profesi tertentu , baik yang berupa profesi di tingkat:

Rendah

Menengah

Atas

E. Membaca Hasil Tes

TARAF INTELIGENSI dalam IST DIPEROLEH DARI:

- Nilai standar jumlah /SW (diperoleh dari penjumlahan seluruh SW dari masing-masing
sub-tes)

- Terjemahan jumlah SW ke dalam nilai IQ (diperoleh dengan bantuan tabel IQ yang


tersedia)

- Nilai persentil (nilai persen) (dengan bantuan tabel khusus, diperuntukkan bagi psikolog
yang lebih suka mempergunakan nilai percentile atau nilai persen ketimbang nilai IQ)

Saat ini, nilai IQ lebih sering dipergunakan ketimbang nilai persentil.

Contoh hasil Tabel IST dengan menggunakan ketiga nilai diatas

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 5 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
Gesamt SW (Jumlah SW) IQ Prozentwert (Nilai Persen)

110 115 84

108 112 79

106 109 73

Dan seterusnya

o Nilai- nilai di atas dapat menggambarkan perkembangan diri individu dalam:

Pendidikan (gambaran kemungkinan jurusan apa yang cocok)

Pekerjaan (gambaran kemungkinan jenis pekerjaan apa yang cocok)

Dengan cara meneliti lebih jauh dinamika / proses munculnya angka tersebut
Melihat nilai yang diperoleh pada masing-masing subtes.

o Hasil nilai diatas juga perlu dihubungkan dengan:

Latar belakang sosial

Lingkungan sekitar

Guna memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh tentang individu

Rapaport, Gill, dan Schafer melalui buku Diagnostic Psychological Testing


menyatakan bahwa pengguna tes IST sebaiknya tidak semata-mata melihat hasil
IQ yang dicapai Testee tetapi berusaha menangkap mekanisme yang melatar
belakangi pencapaian nilai / hasil itu

o Hasil nilai diatas juga perlu dibandingkan dengan kelompok seusianya

MEMBACA HASIL TES MELALUI GRAFIK

- Hasil menghubungkan nilai SW masing-masing subtes pada tes IST dapat


menghasilkan Grafik struktur kecerdasan (profil M dan profil W).

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 6 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
- Profil M atau W diperoleh dengan cara melihat posisi nilai SW dari 4 sub tes yang
pertama yaitu SE, WA, AN, dan GE pada grafik yang tersedia.

- Bila 4 subtes pertama yakni SE, WA, AN, dan GE pada grafik membentuk:

PROFIL M

- Apabila aspek menunjukkan irama : rendah tinggi rendah tinggi (lembah-puncak-


lembah-puncak) seperti huruf M

- Hal ini berarti bahwa kepandaiannya (cara berfikirnya) lebih kearah verbal-teoretis

- Biasanya diperoleh pada subjek dengan latar pendidikan filsafat, sastra, dll.

Contoh Profil M

S WA AN GE ME RA ZR FA WU
E A

120

110

10
0 Keterangan : Hasil ini berasal dari seorang calon sarjana filsafat

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 7 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
PROFIL W

- Apabila aspek menunjukkan irama : tinggi rendah tinggi - rendah (puncak, lembah,
puncak, lembah) seperti huruf W

- Hal ini berarti bahwa kepandaiannya (cara berfikirnya) lebih bersifat praktis-konkret.

Contoh Grafik dengan Profil W

S WA AN GE ME RA ZR FA WU
E A

120

110

10
0 Keterangan: Hasil ini berasal dari seorang calon sarjana kimia
organik

Catatan:

- Hasil tes IST TIDAK SELALU menghasilkan grafik dengan profil W dan profil M.

- Untuk mengetahui lebih jauh mengenai corak berfikir testee, dapat dilakukan dengan
memahami aspek-aspek intelektual yang diungkap pada masing-masing sub tes IST.

- Penjelasan masing-masing sub tes dapat dilihat pada tabel berikut:

PENJELASAN MASING-MASING SUB TES IST

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 8 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
No. Sub Tes Aspek-aspek Intelektual

1 SE - Pembentukan keputusan

- Common sense/ akal sehat, kemampuan menggunakan


informasi

- Penekanan pada praktis konkret

- Pemaknaan realitas

- Berfikir mandiri

2 WA - Intelektual, rasa bahasa, kemampuan menghayati


bahasa

- Kemampuan berempati (menghayati)

- Berfikir induktif dengan menggunakan bahasa,


memahami pengertian

3 AN - Fleksibilitas atau kelincahan berfikir

- Kemampuan mengkombinasi atau melihat dan mencari


hubungan-hubungan dalam permasalahan

- Kejelasan dan kekonsekuenan dalam berfikir

- Kemampuan berfikir logis dan mendalam

4 GE - Kemampuan untuk menyatakan pengertian dalam


bahasa

- Kemampuan berfikir logis dan membentuk pengertian


dengan menggunakan bahasa

- Kemampuan menyatakan pemahaman dan mencari inti


permaslahan dengan menggunakan bahasa

5 ME - Mengukur daya ingatan

- Kemampuan konsentrasi dan kemampuan mengingat

6 RA - Kemampuan berfikir praktis dalam masalah hitungan

- Berfikir logis induktif

- Berfikir matematis

- Reasoning (daya nalar) / berfikir logis

- Kemampuan mengambil kesimpulan

7 ZR - Berfikir teoritis dalam masalah hitungan

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 9 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
- Berfikir induktif dengan angka-angka

- Kelincahan dalam berfikir

- Komponen-komponen ritmis

8 FA - Kemampuan membayangkan

- Kemampuan mengamati dan berfikir secara menyeluruh


utuh

9 WU - Daya bayang ruang

- Komponen-komponen konstruktif teknis

- Kemampuan memahami 3 dimensi

Laporan IST

I. Identias Subjek

Nama/Inisial :

Usia/ Jenis kelamin :

Pendidikan /Pekerjaan :

Tanggal Lahir :

Tanggal tes :

Usia :

Tester :

Catatan khusus : (jika ada)

II. Observasi Selama Tes

Tuliskan hasil observasi suasana selama tes, bagaimana kondisi ruangan, suhu,
kebisingan, dsb. Apabila perlu, masukkan catatan yang diperoleh dari pelaksanaan
masing-masing sub-tes. Prosedur pelaksanaan, durasi tes, kondisi tester, dsb.

III. GRAFIK DAN PENJELASAN

Gambarkan grafik skor SW setiap sub tes subjek (boleh menggunakan alat tulis/
digambar manual maupun dengan komputer).

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 10 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana
Berikan keterangan mengenai grafik pada sub tes apa subjek cukup menonjol atau
kurang menonjol beri penjelasan apa maknanya dengan mengacu pada penjelasan
masing-masing sub tes

IV. KESIMPULAN

Tuliskan kesimpulan anda mengenai hasil tes

V. SARAN

Berikan saran yang sesuai dengan kesimpulan tes

--selamat mengerjakan --

Psikodiagnostik II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


11 11 Lusi Nur Ardhiani Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai