Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Pendahuluan

Apotek adalah suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya (barang yang

diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan obat) dan perbekalan

kesehatan (alat kesehatan) (Umar, 2011).

Sebagai perantara, apotek dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dan

perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, memiliki 5 fungsi kegiatan yaitu :

1). Pembelian, 2). Gudang, 3). Pelayanan dan Penjualan, 4).Keuangan dan 5).

Pembukuan, sehingga agar dapat dikelola dengan baik, maka seorang Apoteker

Pengelola Apotek (APA), disamping ilmu kefarmasian yang telah dikuasai, juga

diperlukan ilmu lainnya seperti ilmu pemasaran (marketing) dan ilmu akuntansi

(accounting) (Umar, 2011).

Dalam proses pendirian apotek, perlu dilakukan studi kelayakan (feasibility

study). Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pendirian apotek tersebut akan

mendatangkan keuntungan atau kerugian atau untuk menilai layak atau tidaknya suatu

bangunan (dalam hal ini apotek) didirikan.

Feasibility Study juga dapat menjadi bahan penilaian bagi investor untuk

memperkirakan apakah mereka akan menanam modal atau memberikan dalam

pendirian apotek ini. Feasibility study menjadi gambaran dari perencanaan di masa yang

akan datang dari kelangsungan hidup apotek tersebut.

I.B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses studi kelayakan pendirian sebuah apotek?

1
2. Aspek-aspek apa saja yang menjadi penilaian dalam studi kelayakan

pendirian sebuah apotek?


3. Kapan suatu studi kelayakan pendirian sebuah apotek dapat dikatakan layak

untuk dilaksanakan?
4. Bagaimana cara membuat analisis break even point dalam studi kelayakan

pendirian sebuah apotek?


I.C. Tujuan Studi kelayakan

1. Untuk mengetahui bagaimana proses studi kelayakan pendirian sebuah apotek

2. Untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang menjadi penilaian dalam studi

kelayakan pendirian sebuah apotek


3. Untuk mengetahui bagaimana suatu studi kelayakan pendirian sebuah apotek

dapat dikatakan layak untuk dilaksanakan


4. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat analisis break even point dalam

studi kelayakan pendirian sebuah apotek

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.A. Studi Kelayakan

2
Studi Kelayakan (Feasibility Studi) adalah suatu rancangan secara komprehensif

mengenai rencana pendirian apotek baru untuk melihat kelayakan usaha baik dari

pengabdian profesi maupun sisi bisnis ekonominya. Tujuannya adalah untuk

menghindari penanaman modal yang tidak efektif dan berguna untuk mengetahui

apakah apotek yang akan didirikan cukup layak atau dapat bertahan dan memberi

keuntungan secara bisnis. Dalam studi kelayakan diperlukan perhitungan yang matang

sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami kerugian

Sebelum melakukan pendirian dan pengelolaan apotek, perlu dilakukan

perencanaan terlebih dahulu, maka setelah melakukan survei mengenai lokasi dan

banyaknya sarana penunjang (dokter, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain termasuk

banyaknya penduduk dengan kemampuan berbeda-beda) harus dilakukan studi

kelayakan. Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah:

1. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

menentukan lokasi suatu usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar

pertimbangan pada umumnya Pasar, sebab merupakan masalah yang tidak

boleh diabaikan, selain itu faktor pembeli harus diperitungkan dahulu. Oleh

karenanya hendaknya diperhitungkan lebih dulu.


Ada tidaknya apotek lain
Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir

kendaraannya
Jumlah penduduk
Jumlah Dokter
Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas

kesehatan lain seperti : rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-

tempat tersebut juga memberi obat langsung pada pasien.


2. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
3. Pembelian.

3
4. Penyimpanan barang/pergudangan.
5. Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep Dokter.
6. Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
7. Evaluasi apotek pada akhir tahun

Pihak-pihak yang memerlukan dan berkepentingan terhadap studi kelayakan

adalah:

Pihak Wirausaha untuk mengetahui apakah gagasan usaha layak

dilaksanakan, menghindari kegagalan yang mungkin terjadi dimasa yang akan

datang dan dapat memberikan keuntungan sepanjang masa.

Investor dan penyandang dana untuk menganalisis apakah penanaman

modal dapat memberikan keuntungan, untuk memilih jenis investasi yang paling

menguntungkan dan untuk menjamin bahwa pinjaman atas modal aman dalam

investasi tersebut.

Kreditor mengkaji apakah proyek tersebut pantas diberikan kredit. Meskipun

ada faktor-faktor lain yang dijadikan pertimbangan seperti : besarnya nilai

jaminan, bonafiditas pengusahanya, tingkat hubungan kedua belah pihak.

Masyarakat dan pemerintah bagi masyarakat apakah usaha yang didirikan

memberikan manfaat atau merugikan bagi masyarakat sekitaarnya. Sedangkan

bagi pemerintah untuk mempertimbangkan pemberian izin atau penyediaan

fasilitas.

II.B. Proses Pembuatan Studi Kelayakan

Tahapan atau proses dalam membuat sebuah studi kelayakan pendirian apotek,

dapat terdiri dari 5 tahapan yaitu tahap penemuan gagasan (ide), penelitian lapangan,

evaluasi data, pembuatan rencana dan pelaksanaan rencana kerja.

II.B.1. Penemuan Suatu Gagasan

4
Gagasan merupakan sebuah pemikiran terhadap sesuatu yang ingin sekali

untuk dilaksanakan. Gagasan yang baik untuk didiskusikan dan dianalisis

sebelum dilaksanakan adalah gagasan yang memenuhi beberapa criteria

diantaranya yaitu bahwa ide harus:


Sesuai dengan visi organisasi
Dapat menguntungkan organisasi
Sesuai dengan kemampuan sumber dayanya yang dimiliki organisasi
Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
Aman untuk jangka panjang

II.B.2. Penelitian Lapangan

Setelah gagasan disetujui, langkah berikutnya adalah melakukan

penelitian lapangan. Data-data yang dibutuhkan antara lain :

a. Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan

eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti :


Nilai strategi sebuah lokasi
Data kelas konsumen
Peraturan yang berlaku di daerah tersebut
Tingkat persaingan yang ada saat ini
b. Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang diperoleh

setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.


II.B.3. Evaluasi Data
Dalam melakukan evaluasi terhadap data hasil penelitian dilapangan,

dapay dilakukan dengan cara yaitu:


a. Memperhatikan faktor yang berpengaruh, terdiri dari :
1) Eksternal faktor
Tipe konsumen yang akan dilayani (pemukiman, perkantoran)
Tingkat keuntungan yang akan diperoleh, kondisi keamanan.
Peraturan tentang perkembangan tata kota (pelebaran jalan) di

tempat lokasi yang ditetapkan.


Kondisi keamanan di sekitar lokasi yang ditetapkan.
2) Internal faktor
Kemampuan keuangan
Ketersediaan tenaga kerja
Ketersediaan produk
Kemampuan pengelolaan (manajemen)
b. Membuat usulan proyek (project appraisal), yang meliputi:

5
1) Pendahuluan, mengenai

Latar belakang, munculnya gagasan.

Tujuan

2) Analisis tekhnis mengenai :

Peta lokasi dan lingkungan di sekitarnya

Disain interior dan exterior

Jenis produk:

3) Analisis pasar :

Jenis pasar dan strategi persaingan yaitu gambaran mengenai:

- Pasar monopoli

- Pasar oligopoli

- Pasar persaingan bebas

Potensi pasar

- Jenis konsumen

- Daya tarik laba

Target pasar (konsumen sasaran)

4) Analisis manajemen mengenai :

Bentuk badan usaha

Struktur organisasi

Jenis pekerjaan

Jumlah kebutuhan tenaga kerja

Program kerja

5) Analisis keuangan mengenai :

6
Berapa jumlah investasi dan modal kerja mengenai:

- Berapa jumlah biaya investasi yang dibutuhkan

dan digunakan untuk keperluan apa saja?

- Berapa lama waktu pengembalian (payback

period)?

- Berapa besar tingkat pengembalian internal yang

aman (internal rate of return)?

Aliran kas

- Bagaimana situasi aliran kasnya selama periode investasi,

apakah negatif atau positif?

- Langkah apa saja yang dilakukan bila aliran kasnya

selama periode investasi negatif?

Sumber pendanaan

- Dari mana sumber biaya investasi diperoleh?

- Berapa besar tingkat efisiensinya dibanding sumber lain?

- Jenis pinjamannya, jangka pendek atau jangka panjang?

II.B.4. Pembuatan Rencana

Setelah usulan proyek disetujui, kemudian menetapkan waktu (time

schedule) untuk memulai pekerjaan sesuai dengan skala prioritas :

a. Menyediakan dana biaya investasi dan modal kerja

b. Mengurus izin

c. Membangun, merehabilitasi gedung

d. Merekrut karyawan

e. Menyiapkan barang dagangan, sarana pendukung

7
f. Memulai operasional

II.B.5. Pelaksanaan Rencana Kerja

Dalam melakukan setiap jenis pekerjaan, dibuatkan suatu format yang

berisi mengenai:

a. Jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan

b. Mencatat setiap penyimpangan yang terjadi

c. Membuat evaluasi dan solusi penyelesaiannya

II.C. Aspek-aspek Penilaian Studi Kelayakan

Aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan bila akan membuat suatu

usaha apotek, antara lain adalah :

II.C.1. Management dan Staff

Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan

berpengalaman, serta memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk

mengembangkan apotek. Karena itu hendaknya disusun tugas-tugas pokok yang

harus dijalankan agar apotek dapat berjalan dengan baik. Tugas-tugas tersebut

kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan tertentu dan disusun dalam satu

organisasi, dengan tersusunnya struktur organisasi lebih mudah untuk

menentukan apa yang harus dipenuhi oleh calon pegawai apotek. Aspek

manajemen, meliputi :

a. Strategi Managemen

Strategi manajemen yakni suatu strategi yang akan digunakan

untuk mengubah kondisi yang ada saat ini (current condition) menjadi

kondisi di saat yang akan (future condition) datang dalam suatu periode

waktu tertentu. Strategi manajemen tersebut antara lain mengenai:

8
- Visi: cita-cita, yang akan dicapai oleh pendiri atau

pemiliknya
- Misi: beban tugas utamanya
- Strategi: siasat untuk mencapai tujuan
- Program kerja: cara-cara untuk memperoleh sasaran
- Standar prosedur operasional (SPO): tata cara (langkah-

langkah) melaksanakan suatu kegiatan dan berlaku

sebagai peraturan
b. Bentuk Badan Usaha

Bentuk badan usaha yang akan ditetapkan tentunya memiliki tujuan

tertentu misalnya :

1) Koperasi untuk memperoleh fasilitas

kemudahan dalam mengurus izin, tetapi kurang mendapat perhatian

dari kalangan konsumen, investor, kreditor.


2) Persero (PT) untuk memperoleh

perhatian dari kalangan konsumen, investor, kreditor tertentu,

tetapi dalam mengurus izin dikenakan biaya yang relatif mahal

dibandingkan dengan koperasi.


c. Struktur Organisasi dan Staff

Tujuan pembentukan struktur organisasi untuk memberi

gambaran mengenai

1) Jumlah jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan


2) Fungsi-tugas dan wewenang-tanggung jawab setiap pekerjaan
3) Persyaratan jabatan pada setiap jenis pekerjaan
4) Hirarkhi dalam pengambilan keputusan

Dalam struktur organisasi, besar-kecilnya bagan dan jumlah

pegawai yang dibutuhkan tegantung pada :

1) Jenis dan volume pekerjaan, bila jumlah dan volume pekerjaan

banyak, maka struktur diperbesar. Sebaliknya bila volume

9
pekerjaan sedikit, struktur dirampingkan, agar lebih efisien.
2) Penempatan setiap pegawai sesuai dengan persyaratan jabatannya

(the right man on the right place) yang telah ditetapkan.

Dalam mengelola apotek, perlu dilakukan cara mengelola fungsi

manajemen dalam menyusun rencana kerja untuk mencapai suatu tujuan.

Karena untuk melaksanakan rencana kerja tidak mungkin dilakukan oleh

satu fungsi, maka organisasi (apotek) membagi pekerjaan yang ada dengan

tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada setiap fungsi. Masing-masing

fungsi akan melaksanakan rencana kerja sesuai dengan fungsi pekerjaan dan

sasaran.

1) Pemilik Saham Apotek / PSA

Pemilik saham berkoordinasi dengan apoteker dalam pelaksanaan

operasional dan program-program apotek terutama dalam hal

penyediaan modal.

2) Apoteker Penanggungjawab Apotek / APA


APA berkoordinasi dengan pemilik saham dan apoteker pendamping

memiliki wewenang penuh dalam pengelolaan apotek, memiliki

tugas melaksanakan tanggungjawab profesional kefarmasian di

apotek, yang mencakup :


Pengelolaan perbekalan kesehatan dan mengontrol persediaan

barang
Administrasi keuangan
Menerima resep dari pasien dan memberikannya secara langsung

disertai dengan pemberian informasi obat konsultasi, edukasi


Monitoring penggunaan obat kepada pasien
Mengawasi dan mengontrol kinerja semua karyawan apotek
3) Apoteker Pendamping

10
Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas

APA apabila berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan

pemberian obat, memberikan layanan informasi, konseling, edukasi

dan monitoring obat serta mengontrol dan mengawasi kinerja

bawahannya.

4) Asisten Apoteker

Asisten apoteker bertugas membantu APA dan Apoteker

pendamping dalam peracikan resep dan penyediaan obat ke pasien,

bertanggung jawab juga terhadap terpeliharanya sarana dan prasarana

apotek

5) Tenaga Administrasi

Tenaga administrasi bertugas melaksanakan kegiatan operasional

apotek sehari-hari, termasuk kasir dan membantu delivery service ke

konsumen serta bertanggung jawab terhadap terpeliharanya sarana dan

prasarana apotek

II.C.2. Aspek Teknis

a. Lokasi dan Lingkungan Di sekitarnya

Arti strategis suatu lokasi adalah berkaitan dengan beberapa hal yang

menjadi pertimbangan yaitu meliputi :

1) Jarak lokasi dengan supplier : relatif dekat dan mudah dicapai.

2) Jarak lokasi dengan domosili konsumennya relatif dekat dan mudah

dicapai dengan berbagai macam jenis alat transportasi.

3) Bentuk dan luas lahan (bangunan) : mudah untuk mengembangkan

usaha, seperti praktek dokter, laboratorium klinik.


b. Bentuk dan tata letak bangunan

11
Dalam menetapkan bentuk dan tata letak bangunan, terdapat beberapa

hal yang harus diperhatikan yaitu:

1) Bentuk bangunan sebaiknya dapat menggambarkan :


Identitas perusahaan untuk membentuk opini konsumen
Nuansanya (physical evident) baik interior ataupun eksterior

sesuai dengan target konsumen yang akan dilayani


Kemudahan untuk dikembangkan
2) Sistem tata letak (lay out) dapat memberi :
Kemudahan dalam melakukan pengawasan dan pengendalian

mutasi barang.
Kemudahan bagi konsumen untuk memperolehnya (untuk

produk OTC).
3) Estetika, rapi ,teratur dan tersusun dengan baik.
4) Kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan sifat barang,

karena dalam pengelolaan sediaan farmasi di apotek telah diatur

oleh undang-undang dan adanya sifat obat yang mudah

terpengaruh oleh berbagai macam keadaan.

Bentuk dan desain interior maupun eksterior apotek yang akan

dibangun disesuaikan dengan target konsumen. Bentuk apotek dapat dibuat

minimalis dan fasilitas tambahan tidak perlu jika tidak dibutuhkan. Untuk

konsumen yang banyak membeli produk OTC dapat ditempatkan produk

OTC lebih banyak dan mudah dilihat sehingga menunjukkan banyak

variasi yang tersedia.

II.C.3. Aspek Pasar

a. Jenis Produk Yang Akan Dijual

Persediaan merupakan elemen penting dalarn perusahaan retail.

seperti diketahui dalam melakukan penilaian terhadap analisis produk yang

akan dijual berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

12
b. Target konsumen
Bila target konsumennya yang menengah-atas, maka barang yang

dijual juga barang menengah-atas dan sebaliknya.


c. Bentuk pasar

Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa :

PESAING PERSAINGAN
MONOPOLI OLIGOPOLI
SEMPURNA MONOPOLISTIS

Jumlah penjual Jumlah penjual dan Hanya ada satu


Penjualnya
dan konsumen konsumennya penjual, tidak
sedikit
tida terbatas banyak ada pesaing

Harganya Mempunyai
Harga
ditentukan oleh posisi tawar
ditentukan
jumlah yang dominant,
Harga ditentukan oleh kualitas
penawaran sehingga dapat
oleh promosi produk,
(supply) dan bertindak
service,
jumlah sebagai penentu
promosi
permintaan harga (price
(demand). maker)

Tidak ada
Tidak ada hambatan Entry Entry
hambatan
masuk (entry barriernya barriernya
masuk (entry
barrier) tinggi. tinggi.
barrier)

Contoh : pasar
Contoh : PLN, Contoh : pasar
industri, Contoh : pasar
Telkom industri
sembako, buah industri, restaurant,
otomotif, hand
salon
phone

13
Bentuk pasar yang dihadapi apotek adalah persaingan sempurna, dimana

jumlah penjual dan konsumen tidak terbatas, harga ditentukan oleh jumlah

penawaran (supply) dan jumlah permintaan (demand), dan tidak ada

hambatan masuk (entry barrier).

d. Potensi pasar (potensial market)

Potensi pasar adalah sejumlah pembeli suatu wilayah yang memiliki

uang dan keinginan untuk membelanjakannya (dikuantumkan dalam suatu

mata uang). Cara mengukur potensi pasar (Q) antara lain dapat dilakukan

dengan mengalikan jumlah pembeli (n) dan harga rata-rata barang (P).

Q=n P

e. Target pasar (target market)

Target pasar adalah jenis konsumen tertentu yang akan dilayani atau

yang akan menjadi sasaran pemasaran. Target pasar dapat dibagi menjadi 3

golongan, yaitu :

1) Pasar individu (untuk keperluan perorangan), umumnya

tunai, jumlah pembeliannya kecil, seperti anggota masyarakat.


2) Pasar korporasi (untuk keperluan karyawan di suatu

instansi), umumnya kredit, jumlah pembeliannya besar, seperti PLN.


3) Pasar reseller (penjual) adalah pasar yang membeli barang

atau jasa untuk dijual kembali, seperti grosir, dokter dispensing.

Dalam suatu studi kelayakan, pemilihan target pasar akan

mempengaruhi penyiapan pemilihan produk, pemilihan lokasi apotek,

desain interior dan eksterior gedung, performance karyawan, dan kualitas

pelayanan.

Target pasar juga termasuk target konsumen dan target jumlah dan

14
jenis produk kebutuhan konsumen. Misalkan target konsumen untuk sebuah

apotek adalah kalangan menengah ke atas, maka barang yang dijual

sebagian besar adalah barang untuk kalangan menengah ke atas dengan

jumlah yang lengkap dan pelayanan yang baik.


f. Jumlah dan jenis (lini, item) produk kebutuhan konsumen, umumnya

konsumennya yang menengah-atas meminta perhatian yang lebih dari

penjual. Oleh sebab itu lini dan jumlah itemnya terpenuhi agar

kelengkapannya terjaga.

Kelayakan aspek pasar bertujuan untuk membuat deskripsi,

gambaran, pada permintaan dan kapasitas penduduk di rencana

pembangunan kawasan pada kepemilikan unit apotek, serta melakukan

analisis perbandingan dengan kemampuan penyediaan kawasan.

Dalam menilai aspek pasar, hal yang harus diperhatikan adalah

penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya

tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha. Penghitungan ini dilakukan agar

pemilik apotek dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan

agar dapat mencapai break even point, yaitu suatu titik yang

menggambarkan bahwa keadaan kinerja berada pada posisi yang tidak

memperoleh keuntungan ataupun kerugian.

Penentuan harga jual ini sangat sulit dilakukan karena harus

memperhatikan jumlah keuntungan yang ingin didapat dengan adanya

kompetitor dan kepuasan pelanggan. Bila suatu apotek menjual obat dengan

harga jual yang rendah, keuntungan yang diperoleh apotek tersebut menjadi

lebih kecil. Bila suatu apotek menjual obat dengan harga jual yang tinggi,

keuntungan yang diperoleh apotek menjadi lebih besar, tetapi ada

15
kemungkinan pelanggan tidak kembali ke apotek tersebut dan beralih ke

apotek lain. Oleh karena itu, dalam menentukan harga jual obat harus

memperhatikan hal-hal berikut :

Harga harus menutupi biaya agar tidak terjadi kerugian


Harga harus dievaluasi dan disesuaikan terus-menerus

Faktor-faktor yang menentukan harga jual antara lain :

Biaya pembelian

Biaya pembelian merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

produk yang akan dijual, termasuk biaya transportasi.

Biaya operasional

Biaya operasional meliputi gaji karyawan dan biaya untuk listrik air, dan

lain sebagainya.

Modal

Modal merupakan biaya yang diperlukan untuk memperoleh peralatan

untuk memulai dan mempertahankan kegiatan operasional.

Penentuan harga (pricing) terbagi dalam lima tipe, yaitu

1) Berdasarkan proyeksi penjualan

Perkiraan jumlah barang atau jasa yang diharapkan terjual selama 5

tahun pertama

2) Cost plus pricing

Penentuan harga dengan memperhitungkan total biaya yang

dikeluarkan ditambah dengan laba yang diinginkan. Biaya tersebut

meliputi, harga beli produk, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

3) Competitive pricing

16
Penentuan harga mendekati harga di pasaran. Jika harga jual tidak

dapat menutupi modal, maka penentuan harga dengan cara ini

menjadi tidak layak.

4) Mark-up pricing

Penentuan harga berdasarkan patokan harga beli produk

5) Value-based pricing

Penentuan harga berdasarkan jumlah uang yang dapat dihemat oleh

konsumen.

II.C.4. Aspek Keuangan

Pertimbangan dalam menilai aspek keuangan dapat meliputi penilaian

terhadap :

a. Sumber pendanaan (financing) untuk investasi


1) Kegunaan

Dana untuk kebutuhan membeli aktiva tetap, seperti tanah,

bangunan, peralatan interior (komputer, meja, rak obat, kursi

pasien), dan eksterior (billboard).

Dana untuk kebutuhan modal kerja (untuk aktiva lancar yaitu kas,

rekening di bank, membeli barang dagangan, seperti obat-obatan

dan alat kesehatan).

2) Sumber Dana

Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling

rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama

dibandingkan dengan payback periode proyeknya.

Beberapa sumber dana yang dapat dipergunakan ialah:

Modal pemilik perusahaan (modal disetor)

17
Bank (kreditor)
Investor, didapat dari hasil penerbitan saham atau obligasi
Lembaga non-bank atau leasing (dana pensiun)
b. Perhitungan aliran kas (cash flow) yang akan diperoleh selama

investasi

Penilaian analisis keuangan

Dalam melakukan penilaian aspek keuangan terhadap kelayakan

suatu proyek dapat dilakukan dengan beberapa metode analisis.

1) Metode Analisis Payback Period (PP)

Payback Period adalah pengukuran periode yang diperlukan

dalam menutup kembali biaya investasi (initial cash investment)

dengan menggunakan aliran kas (laba bersih) yang akan diterima.

Indikatornya adalah:

Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang

ditetapkan, maka proyek tersebut layak dilaksanakan

Bila PP yang diperoleh waktunya > lama dari maksimum yang

ditetapkan, maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan

Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan,

maka proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga

boleh tidak.

Kelemahan:

Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-

sekarangkan (Net Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak

18
sama dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat

sekarang.

2) Metode Analisis Return on Investment (ROI)

Pengukuran besaran tingkat return (%) yang akan diperoleh

selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai

laba bersih pertahun dengan nilai investasi.

Indikatornya ialah:

Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek

dikatakan layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh < bunga pinjaman, maka proyek

dikatakan tidak layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek

dikatakan boleh dilaksanakan boleh juga tidak.

Kelemahan

Jumlah laba yang akan diterima, nilainya tidak di-sekarangkan (Net

Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama dengan nilai

uang investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.

3) Metode Analisis NPV (arus kas yang akan diterima)

Analisis untuk mengetahui apakah nilai arus kas yang akan

diterima selama periode investasi (NPV2) lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan dengan nilai investasi yang dikeluarkan pada saat

sekarang.

19
Indikatornya ialah :

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil -nya positif, maka proyek tersebut layak

dilaksanakan.

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil -nya negatif, maka proyek tersebut tidak layak

dilaksanakan.

Bila menggunakan discount factor yang sama dengan bunga

pinjaman hasil -nya = 0, maka proyek tersebut boleh

dilaksanakan boleh juga tidak.

4) Metode Analisis Internal Rate of Return (IRR)

Pengukuran besaran discount factor (tingkat suku bunga)

yang diperoleh dengan cara men-sekarang-kan (presentate) aliran

kas yang akan diterima selama periode investasi. Nilai IRR harus

lebih besar dari tingkat suku bunga pasar (market rate) karena

investasi mempunyai banyak risiko seperti:

Risiko investasi gedung

Risiko investasi mesin

Risiko investasi kendaraan

Metode untuk mencari IRR dari arus kas yang akan diterima selama

periode investasi yaitu dengan cara menggunakan metode trial and

error.

Langkah-langkah analisis IRR

20
Menghitung nilai sekarang (NPV2) arus kas yang akan diterima

selama periode investasi dengan discount factor (df1) yang sama

dengan suku bunga pinjaman, lalu hitung NPV2 dikurangi

dengan NPV1 (nilai investasi yang dikeluarkan sekarang) = .

Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga

pinjaman mendaparkan hasil 1 (NPV2-NPV1) = negatif, maka

trial yang kedua dihentikan dan proyek dinyatakan tidak layak.

Karena dengan (df1) saja nilai 1 sudah negatif.

Bila dengan discount factor (df1) yang sama dengan suku bunga

pinjaman hasil 1 (NPV2-NPV1) = positif, maka NPV2 nya

dihitung kembali dengan discount factor yang lebih besar (df2)

sampai memperoleh nilai 2 (NPV2-NPV1) yang paling

mendekati 0 (+) atau (-).

Bila dengan menggunakan discount factor yang lebih besar dari

suku bunga yang ke-n telah memperoleh hasil 2 paling

mendekati 0, maka itulah (df2) yang paling maksimal. Karena

apabila angka discount factorya diperbesar maka nilai 2 akan

negatif.

Kemudian mencari IRRnya

5) Analisis Break Even Point (BEP)

21
BEP ialah titik yang menggambarkan bahwa keadaan kinerja

apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan

juga tidak memperoleh kerugian.

BEP terjadi bila TR = TC

TR = Total pendapatan (total revenue)

TC = Total biaya, terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

TR = P x Q

P = harga (price)

Q = jumlah unit barang (quantity)

TC = VC + FC

TC = Total biaya (total cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

FC = biaya tetap (fix cost)

Laba = TR TC

Laba = Keuntungan (profit)

Kegunaan BEP ialah untuk mengetahui batas penjualan

dimana apotek memperoleh laba atau kerugian.

Fungsi analisis BEP ialah untuk merencanakan jumlah:

Penjualan, di mana dapat diketahui pada tingkat penjualan berapa

laba dapat menutup biaya variabel dan biaya tetap yang

dikeluarkan apotek.

22
Laba dan rugi, di mana dapat diketahui berapa jumlah

keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh apotek ketika

jumlah penjualan dan jumlah biaya mencapai tingkat tertentu.

6) Contoh kasus study kelayakan apotek

a. Perhitungan analisis Payback Periode (PP) dan analisis Return on

investment (ROI)

Ibu sinta seorang apoteker bermaksud mendirikan sebuah apotek,

dalam usulan study kelayakannya, ibu sinta membutuhkan dana Rp.

300.000.000,- untuk tanah dan bangunan ; Rp.100.000.000,- untuk

modal kerja (Kas, BANK dan barang), dengan proyeksi laporan L/R

pada tahun I sebagai berikut:

Penjualan : Rp 800.000.000,-

Harga pokok penjualan (hpp) : Rp 640.000.000,-

Biaya usaha : Rp 60.000.000,-

Laba sebelum pajak (EBT) : Rp 100.000.000,-

Pajak penghasilan (misal 5 %) : Rp 5.000.000,-

Laba sesudah pajak (EAT) : Rp 95.000.000,-

Kemudian study kelayakan diajukan ke BANK untuk memperoleh

pinjaman. Setelah dianalisis, pihak Bank menetapkan pinjaman ibu

Sinta disetujui dengan catatan lama pinjaman 5 tahun, bunga 15%

pertahun. Buatlah analisis Payback Periode (PP) dan analisis Return

on investment (ROI)

Jawabannya :

1) Analisis PP

23
Jumlah investasi 400 jt

PP = --------------------------------x 1 th = ---------- = 4.21 th

jumlah kas masuk/th 95 jt

Kesimpulan :

- Lama pinjaman 5 tahun, PP yang diperoleh 4.21 tahun

- Jadi menurut hasil analisis PP : Layak

2) Analisis ROI

laba bersih 95 jt

ROI = ----------------------x 100 % = ---------- = 23.75 %

nilai investasi 400 jt

Kesimpulan :

- Bunga pinjaman 15 %/th, ROI yang diperoleh 23.75 %

- Jadi menurut hasil analisis ROI : Layak

b. Perhitungan Break Even Point (BEP)

Setelah memperoleh rekomendasi analisis keuangan,

kemudian Ibu Sinta mengajukan proposal lagi dengan kebutuhan

dana yang sama yaitu Rp 300.000.000,- untuk tanah & bangunan,

Rp 100.000.000,- untuk modal kerja, dengan proyeksi laporan

L/R tahun I menjadi sebagai berikut :

Penjualan : Rp 800.000.000
Harga pokok penjualan (HPP) : Rp 600.000.000
Biaya usaha : Rp 60.000.000
Laba sebelum pajak (EBIT) : Rp 140.000.000
Pajak penghasilan (5 %) : Rp 7.000.000
Laba sesudah pajak (EAT) : Rp 133.000.000
Dengan catatan : bahwa harga resep perlembar rp

100.000,- dan variabel cost 75 %. Setelah disetujui pihak bank,

24
ibu Sinta diminta untuk melengkapinya dengan analisis BEP

tahun I. Pada tingkat penjualan berapakah apotik Ibu Sinta

mencapai titik BEP dan pada tingkat penjualan berapakah apotik

Ibu Sinta mulai memperoleh keuntungan?

Jawabannya :

1) Mencari persamaan TR dan TC


TR = P X Q
TR = 100.000 Q
TC = FC + (VC Per lembar + 100.000 Q)
TC = (60.000.000) + (75 % X 100.000 Q)
= 60.000.000 + 75.000 Q
2) Menghitung BEP
Syarat BEP terjadi : TR = TC
100.000 Q = 60.000.000 + 75.000 Q
Q = 60.000.000 : 25.000
= 2.400 lembar resep per tahun
Jadi BEP apotik Ibu Sinta terjadi pada :
- Jumlah penjualan sebesar 2.400 lembar resep
- Nilai penjualannya sebesar rp 240.000.000,-

- Pada jumlah penjualan diatas 2.400 lembar

(misalnya Q = 2.401 lembar resep) maka apotik Ibu Sinta akan

memperoleh keuntungan sebesar :


Laba = TR TC
= 100.000 Q (60.000.000 + 75.000 Q)
= 240.100.000 240.075.000
= 25.000
- Pada jumlah penjualan dibawah 2.400 lembar
(misalnya Q = 2.399 lembar resep) maka apotik Ibu Sinta akan

memperoleh kerugian sebesar :


Laba = TR TC
= 100.000 Q (60.000.000 + 75.000 Q)
= 239.900..000 240.075.000
= (25.000)

BAB III

KESIMPULAN

25
1. Dalam proses studi kelayakan pendirian apotek, terdapat 5 tahapan yaitu :
Penemuan gagasan
Penelitian lapangan
Evaluasi
Rencana
Pelaksanaan

2. Aspek-aspek yang menjadi penilaian dalm study kelayakan pendirian sebuah apotek

Aspek Management dan Staff


Aspek Teknis
Aspek Pasar
Aspek Keuangan

3. Studi kelayakan pendirian apotek dapat dikatakan layak dilaksanakan bila :

Bila PP yang diperoleh waktunya < dari maksimum PP yang

ditetapkan, maka proyek tersebut layak dilaksanakan

Bila PP yang diperoleh waktunya = maksimum yang ditetapkan,

maka proyek tersebut dikatakan boleh dilaksanakan dan juga boleh tidak.

Bila ROI yang diperoleh > bunga pinjaman, maka proyek

dikatakan layak dilaksanakan.

Bila ROI yang diperoleh = bunga pinjaman, maka proyek

dikatakan boleh dilaksanakan boleh juga tidak.

4. Analisis BEP dengan rumus.

BEP terjadi bila TR = TC

TR = Total pendapatan (total revenue)

26
TC = Total biaya, terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap

TR = P x Q

P = harga (price)

Q = jumlah unit barang (quantity)

TC = VC + FC

TC = Total biaya (total cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

FC = biaya tetap (fix cost)

Laba = TR TC

Laba = Keuntungan (profit)

DAFTAR PUSTAKA

Rofiya, Naiti. (2008). Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas di Apotek

Kimia Farma Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.

27
Umar, M. (2011). Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : Wira Putra Kencana. Hal : 196-

199

28

Anda mungkin juga menyukai