Karsinoma Sel Basal
Karsinoma Sel Basal
KARSINOMA SEL
BASAL
PENDAHULUAN
Pada dekade ini, banyak terjadi peningkatan kasus kanker kulit oleh karena adanya eksposure
karsinogen berupa peningkatan radiasi Ultra violet (UV) terutama UVB akibat adanya lubang
ozon di atmosfer.Adanya eksposure ini menyebabkan terjadinya kerusakan DNA, sehingga
sistem apoptosis gagal mengantisipasinya, yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya
kanker tersebut. Kondisi ini menyebabkan mulai didapatkannya perubahan prekanker pada
usia yang lebih muda.Kanker kulit secara umum digolongkan menjadi kanker kulit
Melanoma dan kanker kulit Non Melanoma (Karsinoma Sel Basal dan Karsinoma Sel
Skuamosa). Karsinoma Sel Basal merupakan tumor ganas lokal yang destruktif, biasanya
tidak bermetastase dan merupakan tumor ganas kulit yang terbanyak tumbuh sebagai
benjolan kecil yang selanjutnya mengalami ulserasi sentral (ulkus rodens) dengan pinggir
yang menonjol.Sering mengenai orang-orang yang terpapar sinar matahari serta timbul pada
usia pertengahan hingga tua. Lokasi biasanya mengenai kepala dan leher.Pada paper ini akan
difokuskan lebih mendalam mengenai karsinoma sel basal.1,2,3,4
DEFENISI
Karsinoma Sel Basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel
pluripotensial di lapisan dasar epidermis, atau dari selubung akar folikel rambut.
Beberapa sinonim dari karsinoma sel basal dikenal antara lain : Basal cell epithelioma
(BCE),Basalioma,Ulkus rodens,Ulkus jacob,Dan Tumor Komprecher.1,2,3
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI
Insiden karsinoma sel basal berbanding lurus dengan usia pasien dan berbanding terbalik
dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis.
Ada juga korelasi langsung keadaan ini dengan lama total pajanan terhadap sinar matahari
seumur hidup pasien.Sekitar 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang
biasanya terpapar sinar matahari seperti wajah,kepala dan leher. Spektrum sinar matahari
yang bersifat karsinogenik adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar antara 280-320
nm , spektrum inilah yang membakar dan membuat kulit menjadi coklat.
Penyebab lain karsinoma sel basal adalah riwayat pengobatan radiologi sebelumnya untuk
menyembuhkan penyakit kulit lain,kontak dengan arsen,dan gangguan genetik yang jarang
(xeroderma pigmentosum dan sindrom karsinoma sek basal nevoid).Sinar ultravioled panjang
(UVA) yang dipancarkan oleh alat untuk membuat kulit kecoklatan seperti terbakar sinar
matahari juga merusak epidermis dan dianggap sebagai karsinogenik.2,3
GEJALA KLINIS
1.Bentuk Nodulus
2.Bentuk Kista
3.Bentuk superfisial
4.Bentuk morfea
DIAGNOSA
Diagnosis seringkali bisa ditegakkan melalui gejala-gejalanya. Sebagai prosedur standar
untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan biopsi kulit.
Karakteristik sel KSB ialah memiliki nukleus besar, oval, uniform, serta nonanaplastik
dengan sitoplasma yang sedikit. Nukleus ini terlihat mirip sel-sel basal epidermis (besar-besar
dan oval) namun sel-sel KSB memiliki lebih banyak jembatan intersel.
Stroma jaringan penujang yang mengelilingi pulau-pulau tumor tersusun secara paralel dan
sering memperlihatkan fibroblas muda di sela-sela sel tumor. Stroma pulau-pulau tumor
tersebut sering terlihat retraksi secara artifisial, serta kadang-kadang terlihat berlendir. Secara
histologis, KSB dibagi menjadi dua kategori; dengan diferensiasi dan tanpa diferensiasi. KSB
dengan diferensiasi yang rendah atau tidak ada diferensiasi sama sekali akan muncul sebagai
tipe klinis KSB superfisial, pigmentasi, superfisial, sklerosis, serta infiltratif (subtipe
histologis). KSB dengan diferensiasi secara histologis agak sulit dibedakan dengan adneksa
kulit yang normal, misalnya KSB keratotik mirip dengan rambut, KSB dengan diferensiasi
sebasea mirip dengan kelenjar sebasea yang normal saja, atau KSB adenoid mirip dengan
kelenjar-kelenjar tubular, yang paling sering kita temui, yakni KSB nodular, di bawah
mikroskop akan terlihat sebagai tipe yang berdiferensiasi.
Secara ringkas, hubungan tipe klinis dan tipe histologis KSB yakni KSB noduloulseratif
(ulkus roden) terdiri dari pulau-pulau tumor yang bulat atau oval dalam dermis, kadang
sampai ke perlekatan epidermal dan memperlihatkan retraksi artifisial stroma. KSB
mikronodular mirip dengan noduloulseratif namun ukuran pulau-pulau tumornya relatif lebih
kecil daripada tipe noduloulseratif (<15 sel per lapang pandang). KSB pigmentasi terdiri dari
pulau-pulau tumor yang besar, bulat, atau oval berisi melanin dalam jumlah banyak di dalam
melanosit dan melanofag. KSB kista secara histologis akan memperlihatkan pulau-pulau
tumor yang besar, bulat, atau oval di dalam dermis disertai musin di bagian tengah pulau
tersebut. KSB morfeaform atau sklerosis terdiri dari jejaring sel tumor basaloid yang
memanjang, mengakibatkan jaringan stroma akan terlihat bertumpuk-tumpuk. KSB
superfisial terdiri dari tunas-tunas sel basofilik di dalam papil dan sering terlihat superfisial di
dermis, namun mereka melekat ke epidermis.2,3,5,6,7
DIAGNOSA BANDING
1.Keratosis aktinik
2.Penyakit Bowen
3.Papul fibrosa pada wajah
4.Keratocanthoma
5.Nevi (melanocytic)
6.Hiperplasia sebasea
7.Keratosis seboroik
PENATALAKSANAAN
1.Pembedahan : eksisi dengan bedah skalpel , diangkat melalui pengorekan lalu dibakar
dengan jarum listrik( kuretase dan elektrodesikasi)
Terapi yang menjadi primadona tentunya ialah dioperasi saja agar lesi lekas hilang, pasien
tidak terlalu repot, dan kekambuhannya relatif sangat rendah. Modalitas operasi ini ialah
electrodesiccation dan curettage, bedah eksisi, bedah mikro kimiawi (Mohs) terkontrol, serta
bedah beku. Ada satu lagi, yakni radiasi ionisasi, meskipun bukan prosedur bedah, namun
termasuk dalam pertimbangan tindakan yang interventif.
Elektrodesikasi dan kuret dilakukan di bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor
dikuret, kemudian tepi dan dasar lesi dibersihkan dengan elektrodesikasi, diulang-ulang
selama dua kali. Prosedur ini relatif ringkas, praktis, dan cepat serta berbuah kesembuhan
hingga 95% untuk KSB nodular dan superfisial. Namun kerugiannya, prosedur ini sangat
tergantung pada operator dan sering meninggalkan bekas berupa jaringan parut. Karenanya,
sebaiknya prosedur ini tidak dilakukan untuk daerah hidung dan untuk tumor di bawah
daerah pilosebasea. Prosedur ini juga tidak terlalu cocok untuk KSB infiltratif, mikronodular,
morefeaform, dan KSB yang rekuren. Sebenarnya bisa juga dilakukan kuret tanpa
elektrodesikasi, hasilnya akan lebih baik secara kosmetik, namun lebih sering menimbulkan
jaringan parut berwarna putih. Kalau ingin lebih kosmetis lagi, bisa juga kuret saja namun
ditambah laser YAG (erbium) yang bertujuan membuat tepi bekas lesi akan mengalami
ablasi. Sayangnya, dua prosedur yang terdengar menarik itu tidak digunakan luas oleh para
ahli.
Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah skalpel. Dengan
ukuran nomor 15 atau 10, skalpel digunakan untuk insisi hingga ke subkutis. Nah, umumnya
karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan tepi lesi dari permukaan, sebaiknya
bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa seluruh isi tumor bisa terbuang.
Keuntungan prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang tinggi serta perbaikan kosmetis yang
sangat baik. Sayangnya, harus dikerjakan oleh tenaga yang memang sangat ahli, selain itu
tidak terlalu cocok untuk tumor dengan tepi lesi yang benar-benar tidak jelas, misalnya pada
KSB infiltratif, mikronodular, dan morfeaform. Lebih-lebih tidak efektif lagi untuk KSB
yang berulang.
Untuk lesi-lesi sulit yang tersebut di atas, misalnya KSB infiltratif, mikronodular,
morfeaform, dan yang berulang, pilihan prosedur bedah yang tepat ialah bedah Mohs.
Sebenarnya prosedur bedah ini relatif sama dengan kuret dan elektrodesikasi, namun sesudah
dilakukan kuretase dan elektrodesikasi, sebagian jaringan epidermis diambil lagi setebal kira-
kira 1mm untuk diperiksa di bawah mikroskop, kemudian jika masih ada tumornya, tentu
akan dikuret dan desikasi lagi sampai tuntas. Kedengaran sangat komprehensif, namun pada
kenyataannya prosedur ini sangat makan waktu, cepat membuat lelah, sangat butuh ketelitian
tinggi, dan anestesi pun mau tak mau harus diberikan secara lebih kepada pasien. Wajar saja
kalau tarifnya pun berbeda dengan prosedur biasa.
Bedah beku dilakukan untuk tumor yang memang sudah jelas-jelas timbul di permukaan
kulit. Prosedur ini sangat praktis, namun tetap membutuhkan keahlian tersendiri, terutama
untuk membasmi sel-sel tumor di tepi lesi dan infiltrasinya di dalam kulit. Seperti biasa, N2
disemprotkan pada lesi hingga temperatur mencapai -600C dan lesi tumor akan mati perlahan-
lahan. Tidak perlu anestesi, namun akan sedikit membuat rasa sakit pada pasien.
Terakhir, kalau memang keadaan benar-benar tidak memungkinkan untuk operasi di daerah
lesi, misalnya ada tumor di wajah, dapat dilakukan radiasi ionisasi dengan sinar X 4Gy
(400rad), hanya tumor di wajah yang bisa dilakukan prosedur seperti ini. Prinsipnya sama
seperti radiasi ionisasi secara umum, yakni membelokkan energi elektron sel. Sayangnya,
sama juga dengan terapi radiasi lainnya, mau tak mau pasien harus bolak-balik ke rumah
sakit untuk mendapat terapi.
2.Tanpa pembedahan : radioterapi, imiquimod atau 5-Fluoro Urasil Topikal.
Meski hampir semua KSB akan sembuh dengan mudah melalui prosedur operatif, kadang
kita memerlukan terapi topikal untuk kasus yang berulang, multipel, atau untuk penelitian
jangka panjang. 5-fluorourasil dioleskan dua kali sehari selama dua hingga dua belas pekan
untuk KSB yang bersifat superfisial. Pasalnya, obat ini memang tidak mampu menembus
hingga ke lapisan dermis secara efektif, bahkan jika dioleskan banyak-banyak di lesi, tetap
saja tidak mampu penetrasi dalam, malah hanya membuat kulit menjadi iritasi dan tidak
nyaman.
Andi Jon R.M
Fk.UMI Page 7
[Type the document title]
Ada juga krim Imiquimod tiga kali perminggu atau interferon alfa-2b 1,5 juta IU intralesi tiga
kali seminggu selama tiga pekan yang kini sedang tren digunakan untuk KSB. Keduanya
mampu mengobati KSB tipe superfisial bahkan tipe nodular .2,3,4,5,6,7
Dari beberapa, cara pengobatan, eksisi dengan bedah skalpel memberikan hasil paling baik
secara kosmetik.
PROGNOSIS
Prognosis cukup baik, bila diobati dengan baik (angka kesembuhan 97%).
Pengobatan pada KSB primer biasanya memberikan angka kesembuhan sekitar 95%;
sedangkan pada KSB rekuren sekitar 92%. Dijumpai angka kekambuhan 5 tahun pada
metode kuretase dan elektrodesikasi sebesar 7,7%; bedah mosh 1%.
KEPUSTAKAAN