Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ABSES PERITONSIL

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.Med

Disusun Oleh :

Diphda Satria Risolawati H2A009015

Kepaniteraan Klinik Departemen Telinga Hidung Tenggorok

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Periode 10 Juni 6 Juli 2013


LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR KEPANITERAAN

TELINGA HIDUNG TENGGOROK

Presentasi kasus dengan judul :

Abses Peritonsil

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


di Bagian Telinga Hidung Tenggorok
Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:

Diphda Satria Risolawati H2A009015

Telah disetujui oleh Pembimbing:

Nama pembimbing Tanda Tangan Tanggal

dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.Med ............................. .............................

Mengesahkan:

Koordinator Kepaniteraan Telinga Hidung Tenggorok

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

dr. M. Setiadi, SpTHT, M.Si.Med


NIP. 19720608 201001 1 008
IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. Ad

Umur : 40 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Katholik

Suku : Jawa

Alamat : Ambarawa

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Pendidikan Tertinggi : SMA

No.RM : 038055

Tanggal Periksa : 21 Juni 2013

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 21 Juni 2013 pada jam 09.30 WIB

Keluhan Utama : Nyeri telan

1. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang ke poli umum dengan keluhan nyeri telan sejak 2 hari yang lalu, nyeri
dirasakan di seluruh tenggorokan. Pasien mengaku nyeri telan seperti bengkak dan seperti
ada cairan yang mengalir pada tenggorokan.

2. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat penyakit yang sama : Disangkal

Hipertensi : Disangkal
DM : Disangkal

Alergi : Disangkal

3. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga yang sakit sama dengan pasien : Disangkal

Keluarga Hipertensi : Disangkal

Keluarga DM : Disangkal

Keluarga Alergi : Disangkal

4. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan ditanggung oleh
JAMKESDA. Kesan sosial ekonomi kurang.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak kesakitan, lemas

Kesadaran : compos mentis

Vital Sign

Tensi : 120/80 mmHg

Nadi : 70 x/menit

RR : 18 x/menit

Suhu : 37,50c

STATUS GENERALIS

- Kulit : normal sama dengan daerah sekitar, ikterik (-)

- Mata : konjungtiva pucat (-/-), ikterik (-/-)


- Jantung

Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea midclavicula sinistra namun tidak
kuat angkat, thrill (-),pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi :

batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra


pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra
batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial midclavicula sinistra
konfigurasi jantung : Dalam Batas Normal

Auskultasi : Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.

Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)

- PARU
Paru Dextra Sinistra

Depan
1. Inspeksi
Simetris, statis, dinamis Simetris, statis, dinamis
2. Palpasi
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS (-)


3. Perkusi
Stem fremitus dextra=sinistra Stem fremitus dextra=sinistra
4. Auskultasi Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru

Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler

Ronki (-) Ronki (-)

Wheezing (-) Wheezing (-)

Belakang

1. Inspeksi Simetris, statis, dinamis Simetris, statis, dinamis

2. Palpasi Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)

Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS (-)

Stem fremitus dextra=sinistra Stem fremitus dextra=sinistra


3. Perkusi Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru

4. Auskultasi Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler

Ronki (-) Ronki (-)

Wheezing (-) Wheezing (-)


- ABDOMEN
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites (-), pekak hepar (+), tidak
terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba

- Limfe : Pembesaran Limfe leher dan submandibula (-)

- Ekstremitas :

Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Gerakan +/+ +/+
Kekuatan 5/5/5 5/5/5
Tonus Normotoni Normotoni
Refleks Fisiologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks Patologis Tidak dilakukan Tidak dilakukan

- Berat Badan : 60 Kg

- Tinggi Badan : 165 Cm

- BMI : 22,03

- Status Gizi : Kesan Cukup

STATUS LOKALIS
Tenggorok

Bibir : trishmus 3 cm,

Gigi : Karies (+), gigi berlubang (+)

Gingiva : Hiperemis (+), Gingivitis (-), stomatitis (-)

Lidah : Simetris, Spasme (-), Fasikulasi (-), Kotor (-), Stomatitis (-),

Tonsil : Membesar (+), Ukuran Tonsil T4-T1, Hiperemis (+), Detritus (-), Granulasi (-),
kripte melebar (-)

Uvula : Asimetris, Hiperemis (+), Luka (-), retraksi (+) kearah kontralateral

Epiglotis : Simetris, Hiperemis (-), Masa (-), Luka (-)

Palatum : Simetris, Masa (-), Hiperemis (-)

Telinga

Telinga Kiri Kanan

Mastoid Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-) Abses (-), fistula (-)

Pre-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), Abses (-), fistula (-),

Retro-aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), Abses (-), fistula (-),

Aurikula Nyeri Tekan (-), Masa (-), Nyeri Tekan (-), Masa (-),
Abses (-), fistula (-), nyeri Abses (-), fistula (-), nyeri
tarik aurikula (-) tarik aurikula (-)

Kanalis Eksternus Benda asing (-), sekret (-), Benda asing (-), sekret (-),
serumen (-), darah (-), lessi serumen (-), darah (-), lessi
(-), massa (-), edem (-) (-), massa (-), edem (-)

Discharge (-) (-)

Membran Timpani

Warna Putih mutiara Putih mutiara


Reflek cahaya Memantulkan cahaya Memantulkan cahaya
(mengkilap) (mengkilap)

Perforasi (-) (-)

Hidung

Pemeriksaan Luar Kanan Kiri

Hidung Deformitas (-), Sianosis (-), Deformitas (-), Sianosis (-),


Hiperemis (-). Nyeri tekan Hiperemis (-). Nyeri Tekan
(-), Krepitasi (-) (-), Krepitasi (-)

Sinus Nyeri Tekan Sinus (-) Nyeri Tekan Sinus (-)

Rinoskopi Anterior Discharge (-), Septum deviasi Discharge (-), Septum deviasi
(-), Mukosa Hiperemis (-), (-), Mukosa Hiperemis (-),
Konka Hiperemis (-), Konka Konka Hiperemis (-), Konka
hipertrofi (-), Epistaksis (-), hipertrofi (-), Epistaksis (-),
Massa (-) Massa (-)

Discharge (-) (-)

Mukosa Hiperemis (-), massa (-) Hiperemis (-), masa (-)

Konka Hiperemis (-), hipertrofi (-) Hiperemis (-), hipertrofi (-)

Tumor (-) (-)

Septum Deviasi (-) Deviasi (-)

Diafanoskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Kepala Dan Leher :

Kanan Kiri

Kepala Mesosefal Mesosefal

Wajah Simetris Simetris

Leher Anterior pembesaran tiroid (-), deviasi pembesaran tiroid (-), deviasi
trakhea (-) trakhea (-)

Leher Lateral Pembesaran limfe (-), Pembesaran limfe (-),


pembesaran parotis (-) pembesaran parotis (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM/PENUNJANG/KHUSUS

- Pemeriksaan Laboratorium : 21 Juni 2013

Darah Rutin

Hb MCV Monosit
Leukosit MCH Granulosit
Eritrosit MCHC HbsAg
Hematokrit MPV
Trombosit Limfosit

Resume :

Pasien datang dengan keluhan disfagia sejak 2 hari yang lalu. Nyeri dirasakan di seluruh
tenggorokan, terdapat abses. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tonsil membesar (+), Ukuran
Tonsil T4-T1, Hiperemis (+), Detritus (-), Granulasi (-), Kripte melebar (-), Uvula kontra lateral
(+), Trismus (+)

Diagnosis Banding : Abses Peritonsil

Tonsilits Kronik

Diagnosis : Abses Peritonsil

Rencana Pengelolaan

IP Dx : Subyektif :-

Obyektif : kultur bakteri

IP Tx :
- Insisi paratonsil
- Medikamentosa :
Injeksi ceftriaksone 3x1
Injeksi ketorolac 3x1
Injeksi metronodazole 3x1

IP Mx : vital sign, post insisi abses

IP Edukasi :

Mengurangi makanan pedas dan gorengan

Istirahat yang cukup

IP Follow up:

22/6/2013 23/6/2013 24/6/ 2013 25/6/2013 26/6/2013 27/6/2013

KU Tambak Tambak Tambak Tampak Tampak Tampak


Lemah Lemah Lemah baik baik baik

GCS CM CM CM CM CM CM

Keluhan Nyeri telan Nyeri telan Nyeri telan Nyeri telan Nyeri telan Nyeri telan
(-) (-) (-) (-) (-) (-)

Vital
sign:

TD
120/90 120/80 120/80 120/80 120/80 120/80
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg

N 84 x/min 80 x/min 76 x/min 80 x/min 79 x/min 81 x/min

R 20 x/min 18 x/min 18 x/min 20 x/min 20 x/min 18 x/min

T 36,70C 36,60C 36,60C 36,60C 36,60C 36,60C

Status Darah (-), Darah (-), Darah (-), Darah (-), Darah (-), Darah (-),
Lokalis tonsil tonsil tonsil tonsil tonsil tonsil
asimetris asimetris asimetris simetris simetris simetris

Lab - - - - - -

Terapi - injeksi - injeksi - injeksi - injeksi - injeksi - injeksi


ceftriaksone ceftriaksone ceftriaksone ceftriaksone ceftriaksone ceftriaksone
3X1 3X1 3X1 3X1 3X1 3X1

- injeksi - injeksi - injeksi - injeksi - injeksi - injeksi


ketorolac 3 ketorolac 3 ketorolac 3 ketorolac 3 ketorolac 3 ketorolac 3
X1 X1 X1 X1 X1 X1

- injkesi - injkesi - injkesi - injkesi - injkesi - injkesi


metilprednis metilprednis metilprednis metilprednis metilprednis metilprednis
olon 3 X 1 olon 3 X 1 olon 3 X 1 olon 3 X 1 olon 3 X 1 olon 3 X 1

ABSES PERITONSIL

1. Etiologi
Proses ini terjadi sebagai komplikasi tonsillitis akut atau infeksi yang bersumber
dari kelenjar mucus Weber di kutub atas tonsil. Biasanya kuman penyebab sama dengan
penyebab tonsillitis, dapat ditemukan kuman aerob dan anaerob.
2. Patologi
Daerah superior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar, oleh karena
itu infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil tersering menempati daerah ini,
sehingga tampak palatum mole membengkak.
Walaupun sangat jarang, abses peritonsil dapat membentuk di bagian inferior.
Pada stadium permulaan (stadium infiltrate), selain pembengkakan tampak
permukaannya hiperemis. Bila proses berlanjut, terjadi supurasi sehingga daerah tersebut
lebih lunak. Pembengkakan peritonsil akan mendorong tonsil dan uvula ke arah
kontralateral.
Bila proses berlangsung terus, peradangan jaringan di sekitarnya akan
menyebabkan iritasi m.pterigoid, sehingga timbul trismus.
Abses dapat pecah spontan, mungkin dapat terjadi aspirasike paru
3. Gejala dan tanda
Selain gejala dan tanda tonsillitis akut, juga terdapat nyeri telan (odinofagia) yang
hebat, biasanya pada sisi yang sama juga terjadi nyeri telinga (otalgia), mungkin terdapat
muntah (regurgitasi), banyak ludah (hipersalivasi), suara gumam ( hot potato voice ) dan
kadang kadang sukar membuka mulut (trismus), serta pembengkakan kelenjar
submandibula dengan nyeri tekan.
4. Pemeriksaan
Kadang kadang sukar memeriksa seluruh faring, karena trismus. Palatum mole
tampak membengkak dan menonjol ke depan, dapat teraba fluktuasi. Uvula bengkak dan
terdorong ke sisi kontra lateral. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan
terdorong kea rah tengah, depan dan bawah.

5. Terapi
Pada stadium infitrasi, diberikan antibiotic golongan penisilin atau klindamisin,
dan obat simtomatik. Juga perlu kumur kumur dengan cairan hangat dan kompres
dingin pada leher.

Bila telah terbentuk abses, dilakukan pungsi pada daerah abses, kemudian insisi
untuk mengeluarkan nanah. Tempat insisi adalah di daerah yang paling menonjol dan
lunak, atau pada pertengahan garis yang menghubungkan dasar uvula dengan geraham
atas terakhir pada sisi yang sakit.

Kemudian pasien dianjurkan untuk operasi tonsilektomi. Bila dilakukan bersama


sama drainase abses disebut tonsilektomi a chaud. Bila tonsilektomi dilakukan
dilakukan 3 4 hari sesudah drenase abses, disebut tonsilektomi a tiede, dan bila
tonsilektomi 4 6 mingu sesudah drenase abses, disebut tonsilektomi a froid.

Pada umumnya tonsilektomi dilakukan sesudah infeksi tenang, yaitu 2 3 minggu


sesudah drenase abses.

6. Komplikasi
Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan perdarahan, aspirasi paru atau piemia
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah parafaring, sehingga terjadi abses
parafaring. Pada penjalaran selanjutnya, masuk ke mediastinum, sehingga terjadi
mediatinitis.
Bila terjadi penjalaran ke daerah intracranial, dapat mengakibatkan thrombus
sinus kavernosus, meningitis dan abses otak.
DAFTAR PUSTAKA

Soepardi, E. A., dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher.
Jakarta : FKUI. 2007.

Anda mungkin juga menyukai