Anda di halaman 1dari 14

AKUMULASI HARA MINERAL DALAM SEL TUMBUHAN

LAPORAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tmbuhan yang
diampu oleh
Dr. Taufik Rahman M.Pd.
Dr. H. Sariwulan Diana M.Si.

oleh:
Kelompok 3
Biologi C 2015

Cipta Adi Nugraha 1504609


Deannisa Fajriaty 1500444
Intan Fauziyyah Sekarini 1500384
Riska Nurlaila 1505002
Sabrina Nurdina 1501554

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
A. Judul
Laporan praktikum ini berjudul Akumulasi Hara Mineral Dalam Sel Tumbuhan

B. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 14 Februari 2017
Waktu : 13.00 15.30 WIB
Tempat: Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum unsur hara ini yaitu:
1. Apakah kandungan mineral Cl- pada Hydrilla sp. lebih banyak
dibandingkan dengan air tempat Hydrilla sp. tersebut hidup?
2. Berapakah ratio kandungan mineral Cl- pada Hydrilla sp. dan pada air
tempat Hydrilla sp. tersebut hidup?
3. Bagaimana ratio rata-rata perbandingan kandungan mineral Cl- pada
tanaman air dan air temparnya hidup pada tanaman lain yang diamati?
D. Tujuan
Menetukan ratio akumulasi ion Cl- dalam sel dengan Cl- dalam air tempat
hidup tanaman.
E. Dasar Teori
Absorpsi hara mineral oleh akar tumbuhan dapat dibagi tiga fase. Fase
pertama adalah difusi, meliputi pergerakan hara mineral (ion) dari daerah-
daerah lebih jauh sampai ke sel-sel pada permukaan akar. Fase kedua disebut
fase pertukaran ion, meliputi masuknya ion-ion hara mineral ke sel melalui
dinding sel. Dalam fase ini setiap kali sel mengabsorpsi satu kation, sel
melepaskan satu kation yang bermuatan sama (misalnya K-). Sedang untuk
mengabsorpsi satu anion, sel melepaskan anion bermuatan sama (anion OH-
HCO3). Fase ketiga adalah akumulasi ion, adalah fase aktif yang
membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan untuk fase ini berasal dari
proses respirasi.
Adanya akumulasi hara mineral dalam sel tumbuhan dapat dibuktikan
dengan analisa hara yang diselenggarakan baik pada cairan maupun pada
medium, seperti yang akan dilakukan pada percobaan ini.

Dalam percobaan ini digunakan ganggang Hydrilla sp. yang hidup di


dalam air kolam. (Penuntun praktikum Fisiologi Tumbuhan)

F. Hipotesis

H0 : Akumulasi ion Cl- dalam sel lebih besar dibandingkan dengan Cl- dalam
air tempat hidupnya

H1 : Akumulasi ion Cl- dalam sel tidak lebih besar dibandingkan dengan Cl-
dalam air tempat hidupnya

G. Alat dan Bahan


F.1 Alat
Adapun alat yang dubutuhkan dalam praktikum yakni sebagai berikut

Tabel F. 1 Alat Praktikum

No
Alat Jumlah
.
1. Gelas Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Buret 2 buah
3. Mortar dan Pestel 1 buah
4. Kain Kassa 1 gulung
5. Pipet 2 buah
6. Corong 1 buah
Tabel F.2 bahan Praktikum

No Bahan Jumlah
.
1. Hydrilla sp. 0.5 ml
2. Air kolam termpat Hydrilla sp. hidup 0.5 ml
3. Indikator Kalium kromat (K2CrO4) 5% 0.5 ml
4. Larutan AgNO3 N Secukupnya
5. Aquades 25 ml
6. Pistia sp 0.5 ml
7. Eichhornia crassipes 0.5 ml
8. Cabomba caroliniana 0.5 ml

H. Langkah Kerja

G.1 Menghitung Ratio Cl- dalam Ekstrak Hydrilla sp.

Siapkan
2. Masukkan
alat danbeberapa
bahan 3.Hydrilla
Ekstrak sp.
Hydrilla
ke dalam
sp. yang
moster
sudah
laluhalus
tumbukdi masukkan
hingga halus
ke dalam tab

tan AgNO3 sampai larutan berubah


5. Tambahkan K2CrO4menjadi warna
sebanyak 0.54.ml
merah
Encerkan
dan bataekstrak Hydrilla
goyang-goyang kan sp. dengan aquades
perlahan

7. Lakukan pengulangan
8. Hitung nilai titrasi tersebut dan rata-rata kan. Catat hasilnya
G.2 Menghitung Ratio Cl- dalam Air kolam tempat Hydrilla sp.

empat Hydrilla sp. ke dalam air


2. Encerkan tabung erlenmeyer
kolam sebanyak 0.5
dengan3.menambahkan
Tambahkan ml sebanyak
K2CrO4
aquades 0.5 25
sebanyak ml ml
dan goyang-go

5.
4. Lakukan
Titrasi
ilai titrasi tersebut dan rata-rata kan. Catat dengan
pengulangan
hasilnya larutan AgNO3 sampai larutan berubah me

I. Hasil Pengamatan

Tabel H.1 Gambar Hasil Pengamatan


No
Larutan Sebelum Titrasi Sesudah Titrasi
.
1. Ekstrak
Hydrilla sp (I)

Gambar 1. Gambar 2.
(Dokumentasi Kelompok, (Dokumentasi Kelompok,
2017) 2017)
2. Ekstrak
Hydrilla sp
(II)

Gambar 3. Gambar 4.
(Dokumentasi Kelompok, (Dokumentasi Kelompok,
2017) 2017)
3. Air Kolam
tempat
Hydrilla sp
hidup

Gambar 5.
(Dokumentasi Kelompok, Gambar 6.
2017) (Dokumentasi Kelompok,
2017)

Perhitungan Hasil Pengamatan

1. Konsentrasi ion Cl- dalam sel atau jaringan tumbuhan Hydrilla sp

Hitungan Titrasi :

AgNO2 = Ekstrak Hydrilla sp

(i) V1. Ni = V2 . N2 (ii) V1. Ni = V2 . N2

0,6 . 0,02 = 25 . N2 1,3 . 0,02 = 25 . N2

0,012 0,026
N2 = 25 N2 = 25

N2 = 0,00048 N N2 = 0,00104 N

0,00048+ 0,00104
Rata rata ion Cl- = 2

0,00152
= 2

= 0,00076 N

2. Konsentrasi ion Cl- dalam air kolam tempat hidup tumbuhan Hydrilla sp

Hitungan Titrasi :
AgN03 = Air Kolam

(i) V1 . N1 = V2 . N2 (ii) V1 . N1 = V2 . N2

0,5 . 0,002 = 25 . N2 0,05 . 0,02 = 25 . N2

0,01 0,01
N2 = N2 = 25
25

N2 = 0,0004 N N2 = 0,0004 N

0,0004+0,0004
Rata rata ion Cl- = 2

= 0,0004 N

Konsentrasi Cl dalam sel Hydrilla sp


Ratio Akumulasi = Konsentrasi Cl dalamair kolam

0,00076
= 0,0004

= 1,9 N

Tabel H.2 Ratio Akumulasi Cl- pada Beberapa Jenis Tumbuhan Air dan
Tempat Hidupnya

Kelompo Nama [Cl- ] Ratio


Tempat
k Tumbuhan Tumbuhan Air Tumbuhan/Air

Kolam
1 Pistia sp 0,0004N 0,00056N 0,714N
Botani

Eichhornia Kolam
2 0,0008N 0,0003N 2,64N
crassipes Botani

Kolam
3 Hydrilla sp 0,00076N 0,0004N 1,9N
Botani

4 Pistia sp Kolam 0,0004N 0,0002N 2N


Botani

Eichhornia Kolam 8,8 x 10- 3,2 x 10-


5 42,75N
crassipes Ikan 4N 4N

Cabomba Aquariu 4,4 x 10-


6 2 x 10-4N 2,2N
caroliniana m 4N

Kolam
7 Hydrilla sp 0,00056N 0,00024N 2,3N
Botani

Cabomba Aquariu 0,000384


8 0,00064N 0,17N
caroliniana m N

J. Pembahasan

Adanya akumulasi hara mineral dalam sel tumbuhan dapat di buktikan


dengan analisa hara yang diselenggarakan baik pada cairan maupun pada medium.
Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah tumbuhan air yaitu
Hydrilla sp.,Eichhornia crassipes, Pistia sp.,Cabomba caroliniaria. yang hidup
didalam air kolam dan ada juga yang di dalam aquarium agar mempermudah
dalam proses pengamatan serta langkah-langkah yang dilakukan lebih mudah. Hal
ini dilakukan untuk mengefisiensi waktu. (Tim Fisiologi Tumbuhan, 2017)

Unsur Cl- merupakan salah satu unsur hara esensial bagi tumbuhan.
Hampir 90% dari seluruh berat segar tanaman-tanaman tersebut adalah air, dan
sisanya 10% berupa bahan kering terutama terdiri atas 3 elemen yaitu carbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagian kecil dari bahan kering tersebut, tetapi merupakan
fraksi yang penting terdiri atas elemen-elemen lain yang secara absolut
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu 13 elemen yang dikelompokkan
sebagai hara esensial (Cl-) bagi tanaman tingkat tinggi. Kandungan klorida (Cl-)
baik dalam cairan sel atau jaringan tumbuhan air maupun dalam air kolam
ditetapkan dengan titrasi perak nitrat (AgNO3).

NaCl + K2CrO4 + AgNO3 AgCl + Ag2CrO4 + KNO3 + NaNO3


Berdasarkan rumus kimia diatas, terjadi reaksi antara ion Cl- dengan perak
membentuk AgCl. Selain itu, perak nitrat juga bereaksi dengan kalium kromat
menyebabkan titrasi pada jaringan maupun air kolam berwarna cokelat
kemerahan. (Muhtahudin, Tanpa tahun).

Adapun kemampuan tanaman untuk memperoleh hara dari tanah


tergantung pada kompleks faktor-faktor, seperti laju tanah mensuplai ion ke
permukaan akar, laju akar mengeksplorasi tanah yang belum tereksploitasi
(unexploited) serta interaksi faktor lingkungan dan faktor
mikrobiologis. Tempat tumbuh yang berbeda, jenis tanaman yang berbeda,
kebutuhan Cl- pada masing-masing organ berbeda, tergantung pada ada atau
tidaknya tanaman pesaing serta usia organ juga mempengaruhi penyerapan unsur
hara mikro Cl-. Hal ini juga bisa dilihat dari hasil pengamatan yang kami lakukan
bahwa ratio Cl- pada tiap-tiap tumbuhan berbeda-beda. (Muhtahudin, Tanpa
tahun).


Untuk menghitung ratio kandungan Cl dalam suatu larutan dapat dihitung
dengan cara :

V1 x N1 = V2 x N2 dimana :

V : Volume larutan (ml)

N : Normalitas (N)

Berdasarkan data hasil pengamatan terdapat perbedaan ion Cl - pada masing-


masing tumbuhan air yang berbeda-beda diantaranya :

1. Kelompok 1 Pistia sp. Habitatnya dikolam botani dengan perbandingan



ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih sedikit (0,0004)

dibandingkan Cl dalam air kolam tempat hidupnya Pistia sp. (0,00056)
dengan rata-rata ratio akumulasi 0,714. Hal ini bisa terjadi karena pada

saat titrasi perak nitrat (AgNO3) warna terlalu pekat pada Cl dalam air
kolam.
2. Kelompok 2 Eichhornia crassipes. Habitatnya dikolam ikan dengan

perbandingan ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak

(0,0008) dibandingkan Cl dalam air kolam ikan tempat hidupnya
Eichhornia crassipes (0,0003) dengan rata-rata ratio akumulasi 2,67.
3. Kelompok 3 Hydrilla sp. Habitatnya dikolam botani dengan perbandingan

ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak (0,00076)

dibandingkan Cl dalam air kolam botani tempat hidupnya Hydrilla sp.
(0,0004) dengan rata-rata ratio akumulasi 1,9.
4. Kelompok 4 Pistia sp. Habitatnya dikolam botani dengan perbandingan

ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak (0,0004)

dibandingkan Cl dalam air kolam tempat hidupnya Pistia sp. ( 0,0002)
dengan rata-rata ratio akumulasi 2.
5. Kelompok 5 Eichhornia crassipes. Habitatnya dikolam ikan dengan

perbandingan ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak

(0,00088) dibandingkan Cl dalam air aquarium tempat hidupnya
Eichhornia crassipes ( 0,00032) dengan rata-rata ratio akumulasi 2,75.
6. Kelompok 6 Cabomba caroliniaria. Habitatnya diaquarium dengan

perbandingan ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak

(0,00044) dibandingkan Cl dalam air aquarium tempat hidupnya
Eichhornia crassipes ( 0,0002) dengan rata-rata ratio akumulasi 2,2.
7. Kelompok 7 Hydrilla sp. Habitatnya dikolam botani dengan perbandingan

ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak (0,00056)

dibandingkan Cl dalam air kolam botani tempat hidupnya Hydrilla sp.
(0,00024) dengan rata-rata ratio akumulasi 2,3.
8. Kelompok 8 Cabomba caroliniaria. Habitatnya diaquarium dengan

perbandingan ratio akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan lebih banyak

(0,00064) dibandingkan Cl dalam air aquarium tempat hidupnya
Eichhornia crassipes ( 0,00384) dengan rata-rata ratio akumulasi 0,17.

K. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan


bahwa akumulasi ion Cl dalam sel tumbuhan Hydrilla sp lebih banyak


dibandingkan dengan ion Cl yang terdapat di dalam air kolam botani tempat

hidupnya. Dengan rata-rata ratio akumulasi 1,9.

Berdasarkan keseluruhan hasil pengamatan oleh 8 kelompok secara garis


besar kandungan ion Cl lebih banyak terdapat didalam tumbuhan daripada di

tempat hidupnya. Oleh karena itu, hipotesis dalam praktikum ini pun diterima


karena terbukti ion Cl yang terdapat di tumbuhan lebih banyak dibandingkan


ion Cl yang terdapat di tempat hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhtahudin, H. Tanpa Tahun. [Online].

Tersedia : https://www.academia.edu/16161557/Akumulasi_unsur_klorida

Tim fisiologi tumbuhan. 2009. Penuntun Praktikum FISIOLOGI TUMBUHAN.

Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Anda mungkin juga menyukai