Anda di halaman 1dari 14

AKUMULASI HARA MINERAL DALAM SEL

TUMBUHAN

KELOMPOK 1
PENDIDIKAN BIOLOGI A 2017
ASTRID JUNITA 1702129
AZHAR RAFA GHAIDA 1702887
HASNA AINAYA FAUZIYAH 1704130
MAULI NOVILDA AFIFAH 1702363
MOCHAMMAD SOLEH 1702777
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM
Hari/tanggal : Selasa, 11 Februari 2020
Waktu : Pukul 07.00 – 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA A UPI
TUJUAN
Menentukan ratio akumulasi ion Cl‾ dalam sel dengan Cl‾ dalam air kolam
tempat Hydrilla sp. hidup.
DASAR TEORI
• Terdapat perbedaan antara manusia, tumbuhan, dan hewan, dalam cara membutuhkan nutrisinya
untuk menghasilkan energi (Campbell et al., 2012).
• Hara dan mineral merupakan nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh tanaman tingkat tinggi secara
eksklusif anorganik.
• Klorida dibutuhkan oleh tumbuhan untuk tekanan turgor daun dan fotosintesis (Mccauley et al.,
2011).
• Klorida disimpan sebagian dalam vakuola sel daun dan muatan negatifnya dinetralkan oleh Ca2+
dan Mg2+ (Beringer et al., 1990).
• Hydrilla sp. atau lebih sering disebut gulma air adalah tumbuhan tenggelam, biasanya berakar,
hidup selamanya di air.
• Hydrilla sp. dalam jumlah yang sesuai dengan ukuran kolam dapat menjadi nilai positif bagi
budidaya ikan ataupun hiasan kolam.
ALAT DAN BAHAN
Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Tabel 2. Bahan yang Digunakan pada
Praktikum Praktikum

No. Nama Alat Jumlah No Nama Bahan Jumlah


1. Air Kolam tempat Hydrilla sp. 1 ml
1. Gelas Erlenmeyer 250mL 4
hidup
2. Buret 3
2. Ekstrak Hydrilla sp. 1 ml
3. Mortar dan pestel 1
3. NaCl 0,05N Secukupnya
4. Pipet 2
4. Indikator K2CrO4 5% Secukupnya
5. Corong 1
5. Larutan AgNO3 0,02N Secukupnya
6. Gelas beker 100 ml 3
6. Aquades Secukupnya
7. Gelas ukur 3
7. CaCO3 Secukupnya
8. Spatula 1
LANGKAH KERJA
A. Mencari titrasi standar untuk menentukan normalitas standar AgNO3

1 2 3
10 mL Natrium Klorida Larutan kemudian larutan ditritrasi dengan
diencerkan dengan ditambahkan 1 mL AgNO3 0,02N sampai
aquades hingga K2CrO4 5% berubah warna menjadi
mencapai 50 mL coklat

4
Normalitas AgNO3
dihitung
LANGKAH KERJA
B. Mencari konsentrasi (cl-) dalam jaringan atau sel Hydrilla sp.

1 2 3
1 mL ekstrak Larutan kemudian larutan dititrasi dengan
Hydrilla diencerkan diberi 1 mL K2CrO4 AgNO3 0,02N sampai
dengan aquades 5% berubah warna menjadi
hingga 50 mL coklat

4
kosentrasi (Cl-) pada
ekstrak dicatat dan
dihitung
LANGKAH KERJA
C. Mencari konsentrasi (cl-) dalam air tempat hidup Hydrilla sp.

1 2 3
1 mL air tempat hidup Larutan kemudian larutan dititrasi dengan
Hydrilla diencerkan diberi 1 mL AgNO3 0,02N sampai
dengan aquades K2CrO4 5% berubah warna menjadi
hingga 50mL coklat

6 5 4
Hasilnya ratio perbandingan kosentrasi kosentrasi (Cl-) pada
dibuat (Cl-) pada ekstrak dengan Air tempat hidup
laporan kosentrasi (Cl-) pada air tempat Hydrilla
hidup Hydrilla Dihitung dicatat dan dihitung
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok 1A
No Jenis Larutan Ekstrak Hydrilla Air Ratio
Volume AgNO3 (ml) Konsentrasi Cl- (N) Volume AgNO3 (ml) Konsentrasi Cl- (N)

1.

Gambar 3.1 Hasil Pengamatan Titrasi


Air Kolam

(Dok. Kelompok 1A, 2018)


0,43 0,0086 0,33 0,0066 1,30

Gambar 3.1 Hasil Pengamatan Titrasi


Ekstrak Hydrilla

(Dok. Kelompok 1A, 2018)


HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kelompok 1A

Kelompok Ekstrak Hydrilla Air Ratio


Volume AgNO3 Konsentrasi Cl- Volume AgNO3 Konsentrasi Cl-
(ml) (N) (ml) (N)
1 0,43 0,0086 0,33 0,0066 1,30

2 0,33 0,0066 0,36 0,0072 0,92

3 0,20 0,004 0,16 0,003 1,33

4 0,30 0,00012 0,225 0,00009 1,33

5 0,23 0,0016 0,23 0,0046 1,00

6 0,26 0,004 0,2 0,0052 1,30


PEMBAHASAN

Ion Cl- merupakan salah satu mineral hara esensial bagi tumbuhan.
Kandungan ion Cl-pada hampir seluruh bagian tumbuhan dan air kolam
(media) ditetapkan dengan tritrasi AgNo3. Selain itu, AgNo3 juga akan
bereaksi dengan K2CrO4 yang menyebabkan titrasi pada bagian
tumbuhan dan air kolam akan berwarna coklat kemerahan
(Hamdani, 2015).
PEMBAHASAN
• Dari hasil pengamatan seluruh kelompok kelas, menunjukkan adanya perbedaan akumulasi ion Cl- meskipun dari
tumbuhan dan medium yang sama, namun tidak tampak hasil yang signifikan.
• Ditemukan kesamaan diantara hasil tiap kelompok, yaitu normalitas Cl- tumbuhan lebih tinggi dibandingkan
normalitas Cl- media airnya.
• Hal tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan tumbuhan terhadap ion Cl- organ tumbuhan, usia tumbuhan dan tentu
sebenarnya dipengaruhi juga oleh tempat tumbuh yang berbeda dan ada tidaknya tumbuhan kompetitif di
habitatnya.
• Konsentrasi ion Cl- tersebut menentukan rasio akumulasi haranya, dan pada pengamatan yang dilakukan semua
tumbuhan terjadi akumulasi hara.
• Rasio akumulasi hara paling tinggi terdapat pada kelompok 3,4, dan 6 dengan nilai 1,3 dan rasio akumulasi hara
paling rendah terdapat pada kelompok 2 dengan nilai 0,92.
• Hal tersebut memungkinkan terjadi, karena kemampuan absorpsi hara minaral tumbuhan yang berbeda bahkan
pada spesies yang sama sekalipun, karena organ dan umur tumbuhan yang digunakan pun berbeda.
• Dari hasil ratio tersebut, dapat disimpulkan bahwa tumbuhan Hydrilla sp. dapat mentoleransi keadaan dengan
unsur hara di dalam air medium kurang mencukupi, meskipun tingkat toleransinya tidak begitu tinggi.
KESIMPULAN

Akumulasi unsur hara Cl- pada tumbuhan lebih banyak


dibandingkan pada air sebagai lingkunganya hal ini
disebabkan karena pada tumbuhan terdapat kloroplast
yang berperan dalam proses fotosintesis, banyaknya ion
Cl- ada tumbuhan juga mengindikasikan bahwa unsur
hara tumbuhan tersebut terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell et al.. (2012). BIOLOGI (eight ed.). Jakarta: penerbit erlangga
Mccauley et al.. 2011. Plant nutrient functions and deficiency and toxicity symptoms. [Online]. Tersedia di:
www.Landresources.Montana.Edu/nm/documents/NM9.Pdf.
[9 februari 2020]
Soerjani. (2014). Hydrilla tanaman air budidaya. [Online]. Tersedia di:
http://www.Alamikan.Com/2014/05/hydrilla-tanaman-air.Html [9 februari 2020]
Tim fisiologi tumbuhan. (2017). Penuntun praktikum fisiologi tumbuhan. Bandung: jurusan pendidikan
biologi FPMIPA-UPI

Anda mungkin juga menyukai