Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK BARU

PADA NY S UMUR 20 TAHUN P1A0


DI BPM SUHARTINAH, KRASAK

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 5 November 2013 jam : 16.30 WIB
A. Anamnesa
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 20 tahun Umur : 23 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa, Indo Suku bangsa : Jawa, Indo
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Swasta
Alamat : Margoyoso Alamat : Margoyoso

2. Alasan dating
Ibu ingin menjadi akseptor KB suntik dan ingin mendapatkan informasi
tentang alat kontrasepsi yang ingin digunakan

3. Keluhan Utama
Ibu menyatakan ingin menunda kehamilannya, ibu ingin membatasi
kehamilan.

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Ibu
Dikaji mengenai penyakit-penyakit yang merupakan kontraindikasi
penggunaan alat kontrasepsi disesuaikan dengan alat kontrasepsi
yang ingin digunakan.Misalnya :
Jantung
Pada KB yang mengandung hormon progesteron,akan
meningkatkan sirkulasi kekentalan dalam darah, sehingga
meningkatkan kompensasi pada jantung. Jadi, untuk ibu yang
mempunyai riwayat penyakit jantung tidak cocok memakai alat
kontrasepsi hormonal. Misalnya KB Pil,KB suntik.Dan KB
implant.
- Tromboemboli
Peningkatan resiko kelainan tromboemboli dan masalah vaskuler
lainnya telah dilaporkan resikonya meningkat dengan umur
setelah kira kira : 30tahun, telah ditingkatkan oleh adanya
hipertensi, obesitas, DM, Merokok.
Bila terjadi peningkatan kekentalan darah dan trombosit sehingga
memicu terjadinya tromboemboli, kontrasepsi hormonal
dihentikan bila terjadi nyeri dada, dispneu, nyeri betis dan nyeri
kepala hebat. Misalnya, pada kontrasepsi pil dan implant.
- Hipertensi
Dapat meningkat karena adanya kompensasi untuk meningkatkan
sirkulasi darah.Semua jenis kontrasepsi hormonal merupakan
kontraindikasi pada tekanan darah > 200/120 mmHg.Misalnya :
KB Pil, KB suntik, dan KB implant.
- Epilepsi dan TBC
Penderita epilepsi dan TBC yang sedang dalam pengobatan perlu
mendapatkan pengawasan khusus dan diberikan konseling
sehubungan dengan obat obatan epilepsi dan TBC dapat
menurunkan daya kerja hormon progesteron pada norplant
(Kontrasepsi susuk) sehingga sebagai kontra indikasi, semua jenis
alat kontrasepsi hormonal.
- Diabetes Mellitus
- TIdak ada kontraindikasi tetapi pada penderita DM dalam
pemakaian alat kontrasepsi hormone perlu pemantauan.
Akan terjadi resistensi insulin dan dapat terjadi peningkatan
glukosa plasma sehingga pasien DM yang memakai KB hormon
harus dipantau. Misalnya Pil KB dan KB suntik
- Penyakit hati
Dengan adanya tambahan progesteron memperkuat kerja hati.
KB hormon boleh dipakai apabila metode lain yang sesuai tidak
ada. Meskipun kontrasepsi hormonal tidak dapat dimetabolis
dengan baik pada saat fungsi hati terganggu secara teori bahwa
pemakaian jenis KB hormonal tidak memperburuk penyakit hati.
- Tumor payudara
Hanya klien dengan dugaan tumor payudara yaitu : keras, tidak
dapat digerakkan, dan tidak ada perubahan selama siklus haid,
yang perlu diperiksa sebelum dipasang salah satu jenis KB.
Tidak ada bukti bahwa dosis rendah progestin dapat menyebabkan
kanker payudara meskipun kanker payudara merupakan tumor
yang sensitif terhadap hormon.
- Perdarahan vagina dengan penyebab tidak jelas
(CA payudara, jenis CAlain yaitu ada kaitannya dengan
ketergantungan hormon). Kontra indikasi bagi alat kontrasepsi
IUD.
b. Riwayat kesehatan keluarga
- Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit yang bersifat
menurun?
(hipertensi, penyakit jantung, DM, kelainan atau cacat bawaan,
penyakit jiwa, kembar, pre eklamsi-eklamsi pada ibu/kakak/adik
kandung).
- Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular?
(TBC, hepatitis, typoid, herpes atau varicella, suami pernah
menderita penyakit kelamin : sifilis, GO, HIV).
5. Riwayat obstetri
a. Riwayat haid
Dapat dipastikan secara tepat bahwa wanita tersebut tidak hamil
bila masih terus dan sangat sering menyusui. Masih belum haid dan
tidak ada tanda gejala klinik dari kehamilan.
Yang perlu dikaji :
- Menarche : Usia.tahun
- Siklus : . Hari :teratur / tidak
Untuk menilai teratur atau tidaknya ibu mendapatkan haid, karena
siklus haid mempengaruhi alat kontrasepsi yang akan dipilih/
digunakan.
- Lamanya : . Hari
Untuk mengetahui normal tidaknya klien mendapatkan haid setiap
bulan (oligomenorea, hipermenorea, dll)
- Banyaknya :
hari ke ...-Ganti pembalutx (penuh/ penuh/penuh )
harike ...-Ganti pembalutx (penuh/penuh//penuh)
hari ke ... -Ganti pembalut x (bercak - bercak )
- Sifat dan warna : .. (merah tua/ segar, encer/kental/gumpalan)
Sebagai pembanding dengan darah yang keluar di luar siklus
haid. Diduga adanya enzim-enzim yang merusak protein dan
mengaktifasi penghancuran bekuan-bekuan darah, maka
terjadilah pengeluaran darah yang bertambah. (FK UNPAD, 1999
: 38)
- Dismenore : .. (tidak pernah, kadang, sering)
Terutama pada dismenorea sekunder berhubungan dengan
kelainan anatomis yang kemungkinan adalah infeksi, mioma uteri,
endometriosis, polip endometrial. (Manuaba, 1998 : 57)
- Fluor Albus : .. (ada/ tidak, berbau / tidak, gatal / tidak)
- HPHT : .
Untuk memastikan klien sedang tidak hamil. Kehamilan
merupakan kontra indikasi mutlak pada pemasangan /
penggunaan alat kontrasepsi. (Wiknjosastro, 1999 : 560).
b. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Tahun Anak ke Umur Tempat Penolong Cara U BB P J Nifas Menyusui
partus K B K

Ny.. P. A.. Umur. Tahun. Jumlah anak yang


diinginkan adalah

c. Riwayat KB
Untuk mengetahui kontrasepsi yang dipakai sebelumnya, adakah
keluhan atau masalah, dan sejauh mana kesadaran klien tentang
perencanaan keluarga dan tentang kesehatan reproduksi. (Hartanto,
2002 : 31)
Yang dikaji :
Alat kontrasepsi yang pernah dipakai .. dan lamanya
Kapan terakhir berhenti .. alasan ..
Keluhan / masalah
Rencana KB yang diinginkan ..
d. Riwayat Perkawinan
Status perkawinan : menikah atau tidak menikah, umur waktu
menikah :..
Pernikahan ini yang ke .. ; lamanya .
Hubungan dengan suami : ....

6. Pola kebiasaan sehari - hari


a. Nutrisi
Makan : . x per hari, komposisi :
Minum : . Gelas per hari, jenis :
(Jika ibu memilih salah satu alat kontrasepsi apakah mempengaruhi
pola nutrisi ibu)
b. Eliminasi
BAB : x per hari, konsistensi (lembek / keras), warna ..
BAK : . x per hari, warna
c. Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan pola kebersihan diri ibu.
Mandi : .. x per hari
Keramas : .. x per minggu
Gosok gigi : .. x per hari
ganti pakaian : x per hari , celana dalam .. x sehari
kebiasaan memakai alas kaki
d. Hubungan seksual
Frekuensi : x per minggu
Contact bleeding : .
Keluhan lain : .
Pada orang yang mempunyai patner seksual banyak, cenderung
mengidap penyakit hubungan seksual, meskipun tidak menunjukkan
gejala. (Hartanto, 2002 : 224)
e. Aktivitas Fisik dan olahraga
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) ..
Olah raga : jenisnya frekuensi x
seminggu
(misal : untuk ibu yang memakai alat kontrasepsi implanttidak
diperbolehkan melakukkan aktivitas fisik yang berat)
7. Data psikososial spiritual dan ekonomi
a. Riwayat psikologis
Wanita dengan kelainan jiwa tidak boleh dipasang norplantsedang
pada wanita dengan riwayat depresi memerlukan pengawasan
khusus bila memakai norplant dan pemakaian harus segera diakhiri
bila kondisi depresi bertambah buruk jatuh ketingkat yang lebih
serius.
b. Latar belakang sosial budaya dan spiritual
Latar belakang sosial budaya dan agama harus dikaji karena akan
mempengaruhi respon calon akseptor dan pemasangan.
- Suami mendukung atau tidak tentang alat kontrasepsi yang
dipilih?
- Bagaimana ajaran agama yang dianut ibu apakah
memperbolehkan menggunakan KB atau tidak?
- Bagaimana pandangan masyarakat tentang alat kontrasepsi
yang digunakan?
c. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan pasien perlu dikaji :
- Hal - hal apa yang sudah diketahui ibu mengenai KB
- Hal - hal apa yang perlu di ketahui ibu tentang KB yang akan
digunakan
d. Penghasilan perbulan
Dikaji untuk mengetahui kemampuan ekonomi ibu tentang alat
kontrasepsi yang akan dipilih.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : .
Selalu dikaji setiap kali akan dilakukan pemasangan semua alat
KB karena termasuk system vital tubuh.
b. Kesadaran : compos mentis (tidak mengalami tanda tanda
depresi)
Selalu dikaji setiap kali akan dilakukan pemasangan semua alat
KB karena termasuk system vital tubuh.
c. Tekanan darah
Pasien yang boleh menggunakan indoplant dengan tekanan darah
lebih dari 180/110 mmHg. Tekanan darah diperiksa pada saat
pemasangan untuk mengetahui adanya perbedaan individu
sehingga pemeriksaan Tekanan darah dapat diulang setelah pasien
istirahat 15 menit. Tekanan darah harus stabil guna mencegah
komplikasi yang ditimbulkan setelah pemasangan alat kontrasepsi.
Implant boleh dipasang pada tekanan darah > 160/90 mmHg
tetapi kurang dari 190/110 mmHg .
d. Nadi
Nadi umumnya berkisar antara 60-80x/menit dan cenderung lebih
labil bila dibandingkan dengan suhu tubuh.
e. Suhu
Suhu tubuh dalam keadaan normal tetapi tidak melebihi 38 oC
(Wiknjosastro, 2006 : 587)
f. Berat badan
Dikaji sebagai acuan untuk mengetahui berat badan sebelum dan
sesudah pemakaian alat kontrasepsi.
Pada penggunaan KB suntik kecenderungan akan terjadi kenaikan
BB. Bagi ibu yang sangat memperhatikan penampilan, maka hal
ini akan menjadi bahan pertimbangan.
Tidak ada hubungan antara efektifitas dengan berat badan
pemakai.Kekhawatiran bahwa efektivitas implant sedikit menurun
pada wanita yang mempunyai BB lebih dari 70kg atau lebih,
hanya berlaku pada kapsul yang terdahulu dengan tabung kapsul
tebal. Saat ini digunakan kapsul dengan tabung yang lebih
lunak .Oleh karena itu petugas pelayanan tidak perlu khawatir lagi
untuk mengajukan pemakaian implant indoplant pada wanita
gemuk (70kg).
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Mata : sklera berwarna putih atau kuning, konjungtiva anemis atau
tidak
Jika sklera berwarna kuning berarti mengarah pada penyakit
hepatitis. Hormon mungkin tidak dapat dimetabolisme dengan baik
pada keadaan fungsi hati terganggu , tetapi secara klinik indoplant
tidak memperburuk penyakit hati atau lebih di klien hamil dengan
hepatitis aktif.
b. Dada
Auskultasi : .. (bunyi jantung, suara nafas, pernafasan
teratur/tidak, sesak nafas/tidak)
Untuk mengidentifikasi alat kontrasepsi yang ada kontra
indikasinya dengan jantung. Misalnya Pil KB dan Suntik KB
c. Payudara
Palpasi mammae terhadap adanya masa, nyeri tekan
Adanya benjolan pada payudara (Ca payudara)
d. Abdomen
- Palpasi
Untuk mengetahui adanya pembesaran / massa pada
abdomen(mioma atau kehamilan)
e. Hepar (tumor jinak pada hati)
- Kandung kemih
Implant indoplant tidak berpengaruh pada perkembangan atau
timbulnya gejala penyakit empedu
- Ginjal
Indoplant tidak mempunyai pengaruh apapun terhadap fungsi
ginjal
f. Genetalia eksterna
Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya (hanya
bila dianggap masalah berarti).Perdarahan atau bercak
perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya dapat
disebabkan karena kehamilan atau karena masalah yang besar.
Klien tidak boleh menggunakan indoplant sampai penyebab dari
perdarahan diketahui dan masalah perdarahan (spotting).
Sehingga bila ada kondisi yang mendasari (misalnya kehamilan
normal atau ektopik, servisitis, kelainan panggul lainnya dan
jarang terjadi yakni kanker alat genatelia akan sulit diketahui.
Namun demikian, tidak ada satupun dari kondisi tersebut menjadi
lebih buruk beberapa justru dengan pemakaian kontrasepsi
dengan hanya mengandung progestin.
3. Pemeriksaan Ginekologis
a. Pemeriksaan Dalam
Dikaji setiap akan melakukan pemasangan KB IUD, untuk KB
suntik hormonal tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam.
b. Pemeriksaan Inspekulo
c. untuk KB suntik hormonal tidak perlu dilakukan pemeriksaan
inspekulo.
4. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan HCG
Perlu dilakukan bila dimungkinkan adanya tanda kehamilan
karena kehamilan /diduga hamil merupakan kontra indikasi.
b. Pemeriksaan gula darah
Kadar gula darah lebih dari 70-110mg/dl merupakan
kontraindikasi.
Implant tidak mempengaruhi toleransi glukosa, jadi implant boleh
diberikan bilapenyakit DM terkontrol baik.
Pengaruh indoplant terhadap metabolisme Karbohidrat dijumpai
sedikitperubahan sehingga terjadi resistensi insulin yang ringan
karena itu indoplantboleh diberikan pada wanita dengan DM dan
dilakukan pemeriksaan gula darahteratur.
c. Pemeriksaan kadar HB
Perlu pemeriksaan apabila klien mengalami perdarahan yang
belum diketahui sebabnya dan pengeluarannya berlebih.

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa kebidanan
Ny umur .. tahun P A KB ..Baru
A. Data dasar :
a. Data subjektif
Data sesuai yang dikeluhkan atau dikatakan oleh ibu.
misal :
- Ibu sudah menikah dan telah mempunyai .. anak, atau belum, ingin
mempunyai anak lagi
- Ibu mengatakan ingin menunda kehamilan tahun
- Ibu menyatakan tidak riwayat penyakit yang menjadi kontra indikasi
penggunaan alat kontrasepsi yang dipilih
- Ibu menyatakan sudah atau belum menggunakan metode kontrasepsi
- HPHT
b. Data objektif
a. Pemeriksaan fisik
1. Tekanan darah
Tekanan darah diperiksa pada saat pemasangan untuk mengetahui
adanya kelainan dan harus tetap disadari kemungkinan perbedaan
individu sehingga pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan
setelah pasien istirahat 15menit.
2. Berat badan
Pada peserta indoplant biasanya akan terjadi perubahan berat
badan sehingga perlu dilaksanakan pemeriksaan BB saat
pemasangan dan kunjungan ulang.

b. Pemeriksaan Umum
1. Mata
Untuk mengetahui ada tidaknya penyakit hati/ kuning karena
penyakit tersebutmerupakan kontraindikasi pemasangan KB
hormonal.
2. Dada
Auskultasidilaksanakan untuk mengetahui kelainan jantung,
karena penyakitini merupakan kontraindikasi KB hormonal.
3. Payudara
Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan/ kanker payudara.
4. Abdomen
Dilaksanakan untuk mengetahui adanya pembesaran / massa pada
hati sebagaigejala penyakit hati.
5. Pemeriksaan dalam
Dikaji setiap akan melakukan pemasangan KB IUD, untuk KB
suntik hormonal tidak perlu dilakukan pemeriksaan dalam.
B. Masalah
Masalah perlu di kaji untuk mngetahui seberapa besar masalah tersebut
berpengaruh terhadap pemakaian kontrasepsi pada ibu. Masalah tersebut
misalnya:
Kurangnya tingkat pengetahuan ibu tentang segala hal yang
berhubungan dengan kontrasepsi akan berpengaruh terhadap pemilihan
kontrasepsi dan kenyamanan dalam memakainya.

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


SERTA ANTISIPASINYA
Beberapa hasil dari interpretasi data dasar dapat digunakan dalam
mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial kemungkinan sehingga
ditemukan beberapa diagnosis atau masalah potensial ibu/akseptor KB
misalnya ibu ingin menjadi akseptor KB Pil dengan antisipasi masalah
potensial seperti potensial terjadinya peningkatan berat badan, potensial
flour albus meningkat, obesitas, mual dan pusing.

IV. KEBUTUHAN ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI, DAN


KONSULTASI
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi dan
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien seperti
kebutuhan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi).

V. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan harus disetujui bersama dengan klien agar dapat
dilaksanakan secara efektif.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan pada klien.
2. Berikan konseling tentang alat kontrasepsi yang ingin dipilih (meliputi
macam, mekanisme kerja, keuntungan, kerugian dan efek samping)
3. Berikan surat persetujuan pemasangan alat-alat kontrasepsi atau
inform consent dan meminta tanda tangan sebagai tanda setuju.
4. Lakukan tindakan pemasangan alat kontrasepsi (misalnya IUD,
suntik, dll)
5. Evaluasi pasca pemasangan kontrasepsi
6. Memberikan obat / suplementasi
7. Jadwal kunjungan ulang.
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan tidak ada
halangan untuk dilakukan penggunaan alat kontrasepsi .
2. Memberikan konseling tentang (dijelaskan secara rinci) :
- Macam KB
- Mekanisme kerja
- Keuntungan
- Kerugian
- Efek samping
3. Melakukan antisipasi tindakan dari diagnosa masalah yang ditemukan
Misalnya :
1. Bila nyeri perut bagian bawah
- Lakukan anamnesa, periksa perut dan panggul
- Periksa nadi, tekanan darah dan suhu
- Periksa untuk menyingkirkan :
- Kehamilan ektopik
- PRP
- Apendicitis
- Kista ovarium
- Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk :
Hemaglobin/hematokrit dan urine (untuk periksa kehamilan)
bila ada indikasi.
2. Perdarahan / penanahan pada luka infeksi
Jika terjadi infeksi periksa daerah tempat pemasangan apakah
ada infeksi (nyeri, padas dan kemerahan) nanah/ abses.
Bila ada infeksi (bukan abses) :
- Cuci daerah insisi dengan air dan sabun atau antiseptik
- Beri antibiotik oral untuk 1hari
- Indoplant jangan dicabut, minta klien untuk kembali setelah
1minggu, bila tidak sembuh cabut indoplant dan pasang 1 set
kapsul baru pada lengan yang lain atau bantu klien untuk
memilih metode lain.
4. Memberikan surat persetujuan pemasangan alat-alat kontrasepsi atau
inform choice dan meminta tanda tangan sebagai tanda setuju.
5. Melakukan pemasangan alat kontrasepsi (dijelaskan proses
pemasangan secara rinci)
6. Waktu Kunjungan ulang
VII. EVALUASI
Berisi tentang penilaian hasil akhir dari tindakan yang telah dilakukan
pada klien.
Evaluasi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Evaluasi hasil
Dilakukan untuk menilai kekefektifan dari semua tindakan yang telah
dilakukan dalam mengatasi diagnose atau masalah.
b. Evaluasi Respon
Dilakukan saat atau segera setelah suatu tindakan dilakukan.
c. Evaluasi proses
Dilakukan selama pemberian asuhan berlangsung
Karena dengan evaluasi dapat dinilai sejauh mana hasil yang telah
dicapai, apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau tidak.
Contoh :
Hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
Tanggal : Jam :
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan, reaksi
2. Ibu mengerti dan dapat mengulangi penjelasan yang diberikan dengan
sedikit bantuan ................. %
3. Ibu sudah menyetujui menggunakan alat kontrasepsi
4. Hasil pemakaian ..........................
5. Pasca pemakaian .........................
6. Pemberian suplementasi .........................
7. Jadwal kunjungan ulang .................
Jika pada evaluasi kunjungan pertama masalah ibu ada yang belum
terpenuhi maka ibu wajib melakukan kunjungan ulang, dan
pendokumentasiannya dapat menggunakan SOAP untuk kunjungan
awal.

Anda mungkin juga menyukai