Anda di halaman 1dari 33

STATUS UJIAN

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Oleh:
Mekko Pebin
141.0221.049

Pembimbing:
dr. Lidwina Marlina Sutikno, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

STATUS UJIAN
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik di bagian


Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa
RSPAD Gatot Subroto Jakarta

Telah disetujui
Tanggal:
September 2016

Disusun oleh:
Mekko Pebin
141.0221.049
Fakultas Kedokteran UPN "Veteran" Jakarta

Jakarta, September 2016


Penguji

dr. Lidwina Marlina Sutikno, Sp.KJ


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-Nya sehingga
status ujian yang berjudul "Skizoafektif Tipe Manik" dapat diselesaikan.
Penyusunan status ujian ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas di Kepaniteraan
Klinik Kesehatan Jiwa RSPAD Gatot Soebroto. Status ujian ini dapat diselesaikan
atas bantuan dari berbagai pihak, dengan rendah hati saya sampaikan rasa terima
kasih kepada dr. Lidwina Marlina Sutikno, Sp.KJ selaku penguji status ujian atas
bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan status ujian ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
status ujian ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk memperbaiki mutu dalam pembuatan status ujian yang
akan datang. Penulis berharap semoga status ujian ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Jakarta, September 2016

Penulis
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. RB
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 04 Maret 1963 (53 tahun)
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : PNS II/d Rindam Jaya
Alamat : Graha Prima Baru Blok T 5 No. 33 A, Tambun
Bekasi
Suku : Batak
Pendidikan terakhir : SMK Jurusan Perkantoran
Status Pernikahan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 01 Agustus 2016 pukul 13.00 WIB

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis dilakukan pada hari Jumat, 02 September 2016 dan Senin,
05 September 2016
Alloanamnesis dilakukan pada hari Minggu, 04 September 2016

A. Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Subroto dengan keluhan
mengamuk di rumah sejak sebulan sebelum masuk rumah sakit.

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Subroto pada tanggal 01
Agustus 2016 pukul 13.00 WIB diantar oleh suami dan anaknya, saat di
bawa ke pavilliun Amino pukul 13.30 WIB dalam kondisi mengamuk
di rumah sejak seminggu SMRS.
Pada alloanamnesa bersama suami pasien, didapatkan keterangan
saat seminggu SMRS, pasien mengamuk dan berteriak secara tiba-
tiba. Kemudian keluarga pasien berusaha untuk menenangkan pasien
dan membawa pasien ke RSPAD Gatot Subroto untuk mendapatkan
perawatan, karena takut pasien akan marah-marah dan mengganggu
orang lain di lingkungan rumahnya.
Ketika pasien ditanya alasan dirawat di Bangsal Amino, pasien
mengakui bahwa pasien mengamuk dan berteriak di rumah, menurut
pasien tindakannya ini dilakukan karena ada suara yang membisikan ke
pasien bahwa suami dan anaknya akan membunuhnya, oleh karena itu
pasien mengamuk dan berteriak kepada keluarganya agar suami dan
anaknya tidak melakukan hal tersebut
Pasien mengaku suara-suara tersebut sudah didengarnya sejak
tahun 1992 semenjak pasien bekerja di Nabire, Papua. Suara tersebut
menurutnya lebih sering terdengar seperti suara laki-laki, namun pernah
juga beberapa kali terdengar seperti suara perempuan. Biasanya pasien
mendengar suara tersebut apabila sedang sendirian atau melamunbaik di
rumah maupun di kantor.
Menurut pasien suara tersebut selalu membisikan hal-hal yang
tidak menyenangkan pada pasien, seperti menghasut, menjelek-jelekan
pasien beserta keluarga, menghina dengan kata-kata kotor bahkan
ancaman untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap keluarga pasien
seperti ibu, kakak, adik-adik serta anak-anak pasien. Oleh karena itu,
pasien berteriak dan mengumpat balik suara tersebut sampai suara
tersebut tidak terdengar lagi.
Pasien mendengar suara tersebut, dan pernah melihat wujudnya
berbentuk bayangan hitam. Pasien juga sering mendengar suara
keluarga pasien meminta pertolongan pasien karena keluarga pasien
dipukuli oleh orang yang tidak dia kenal.
Menurut alloanamnesa dari suami pasien, sebelum pasien
mengalami gangguan kejiwaan, pasien adalah orang yang penyayang
keluarga, aktif di aktivitas sosial dan senang berkumpul keluar rumah.
Pasien mengeluh makanan yang diberikan dari rumah sakit sangat
tidak enak dan pasien selalu meminta kepada perawat jaga untuk
membelikan makanan dari rumah. Pasien meyakini kalau pasien adalah
orang yang kaya raya, memiliki perkebunan yang sangat luas dan mobil
yang banyak. Pasien juga mengakui kalau dirinya adalah orang yang
terkenal di Pakat, Medan dan di gereja tempatnya beribadah. Akan
tetapi setelah pemeriksa mengkonfirmasi ke keluarga pasien, mereka
adalah orang yang biasa-biasa saja.
Pasien juga menceritakan kalau orang-orang dilingkungan tempat
tinggal pasien tidak suka terhadap dirinya dan keluarga pasien. Pasien
mengatakan kalau pasien sedang duduk di perkarangan rumah, tetangga
langsung menutup pintu rumah mereka, kemudian pemeriksa
menanyakan bisa saja tetangga tersebut memang sedang ingin menutup
pintu tanpa ada niatan lain, pasien hanya menjawab Ya emang gitulah
pokoknya kemudian pasien mulai bercerita tentang hal lain.
Selama perawatan pasien meyakini di kamar mandi bangsal ada
suatu alat seukuran tangannya dan jika alat tersebut berputar, maka akan
menginjak-injak ibu pasien.
C. Riwayat Penyakit Sebelumnya
1. Riwayat Penyakit Psikiatri
Berdasarkan keterangan yang didapat dari suami pasien, segera
setelah menikah pasien dibawa oleh suami ke Nabire. Hal tersebut
merupakan hal yang baru bagi pasien, dikarenakan pasien baru memulai
hidup berumah tangga dan jauh dari keluarga yang di Medan.
Setibanya di Nabire, pasien dan suaminya mengalami kesulitan
untuk mendapatkan izin tinggal di luar asrama. Sehingga dia masih
harus tinggal bersama pasangan suami istri lainnya di asrama selama
beberapa waktu. Menurut suami pasien, pada saat itu beberapa kali dia
mengetahui bahwa istrinya menginginkan untuk memiliki barang yang
dimiliki oleh pasangan lain, akan tetapi permintaan istrinya tersebut
tidak bisa dipenuhi, sehingga istrinya merasa kesal dan marah-marah.
Menurut suami pasien, saat bertugas di Nabire, dia tidak bisa
mendampingi selama pasien hamil dan melahirkan anak yang pertama
maupun kedua, dikarenakan suami pasien mendapatkan tugas di
pedalaman Papua yang mengharuskan dia hanya sesekali pulang ke
rumah menemui pasien.
Pasien merasa kerepotan karena harus bekerja serta mengurus
kedua anaknya sendirian dan hidup terpisah dari suaminya. Suami
pasien juga mengakui pasien merasa kesepian dan terkejut karena baru
merasakan hidup yang tidak enak sebagai istri seorang tentara, dan
kurang mendapatkan perhatian karena jauh dari keluarganya yang di
Medan.
Pada tahun 1992, suami pasien mendapat panggilan telepon, dari
atasannya, bahwa istrinya berteriak-teriak dan memecahkan kaca
kantor. Menurut keterangan pasien, pasien mengaku pada saat itu
mengamuk dikantor karena dia tidak berhasil menemui komandannya.
Akhirnya komandannya mengambil tindakan memindah tugaskan dia
ke Jakarta sambil mendapatkan perawatan. Setelah pemindahtugasan
tersebut pasien mendapatkan perawatan berupa berobat jalan ke Rumah
Sakit Ridwan Meuraksa.
Suami pasien mengaku pasien sudah sering keluar masuk RS
bagian kejiwaan, dan setiap masuk pasien selalu dalam keadaan
mengamuk dan berbicara sendiri.
Menurut Autoanamnesa, pada tahun 2013, pasien mengaku banyak
hal yang membuat pasien tertekan antara lain suaminya yang pelit, anak
pertamanya yang sangat bandel serta keluarganya kehabisan uang
tabungan setelah pulang dari Medan.
Saat dikonfirmasi dengan suami pasien, sejak suaminya pensiun
pada tahun 2013 gaji suaminya tidak lagi diberikan kepada pasien.
Karena menurutnya, pasien adalah orang yang sangat boros. Anak
pertama pasien diakui tidak melanjutkan sekolah, dan pernah masuk
kuliah namun tidak dilanjutkan serta gagal masuk akademi militer.
Kemudian dia juga mengakui di akhir tahun 2013, pasien dan keluarga
memang pergi ke kampung halaman, untuk melakukan baptis ketiga
anak pasien, akan tetapi sepulangnya ke Jakarta, uang tabungan pasien
menipis dikarenakan pembiayaan acara tersebut.

Pasien mengaku bahwa pernikahannya tidak berjalan mulus, pasien


sering bertengkar dan dipukul oleh suaminya. Menurut pasien suami
pasien adalah seorang pencemburu dan pemarah, pernah ketika pasien
berkumpul bersama temannya di Nabire, suami pasien tidak suka dan
memukuli pasien. Kemudian apabila ada hal-hal yang tidak disukai oleh
suami pasien, seperti telat menghidangkan makan, maka suaminya akan
memarahi dan memukuli pasien. Menurut suami pasien, tindakan
tersbut merupakan upaya agar istrinya tersebut lebih mematuhi apa
yang diminta oleh suami pasien.

Pasien mulai mendapatkan perawatan semenjak dia dipindah


tugaskan ke Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur. Pasien rutin kontrol
di RS Ridwan Meuraksa, Pasien mengaku mendapat beberapa macam
obat, namun pasien hanya mengingat salah satu jenis yaitu,
Haloperidol.

Pasien mengaku sering mengurangi jumlah obat bahkan tidak


meminum obat tersebut bila dirinya merasa sudah membaik. Menurut
keterangan suami pasien, anggota keluarga tidak bisa mengawasi
kepatuhan minum obat pasien dikarenakan kesibukan anggota keluarga
masing-masing.

2. Riwayat Medis Umum


Pasien tidak mempunyai riwayat trauma kepala, penyakit riwayat
trauma kepala, penyakit syaraf, riwayat kejang atau epilepsi dan tumor
otak.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol


Pasien mengaku tidak menggunakan zat psikoaktif dan alkohol.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Tidak didapatkan informasi mengenai riwayat prenatal dan
perinatal.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pasien merupakan anak ke-2 dari 4 bersaudara. Pasien
tinggal bersama kedua orangtuanya, pasien mengaku lebih sering
diasuh oleh neneknya karena kedua orangtua pasien bekerja mencari
nafkah. Kemudian pasien mengaku tidak ingat perkembangan dirinya
pada rentang usia tersebut.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Pasien memulai jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar di
SDN Sibongkaret, Medan. Saat SD pasien merupakan anak yang
ceria dan gampang bergaul dengan teman-teman.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)


Pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah
Menengah Pertama di SMPN Sihobar Tanjung, Medan. Kemudian
dia melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan
perkantoran di SMKN Pakat, Medan. Pasien mengaku, saat remaja
pasien sering mendapatkan perlakuan khusus dari teman-temannya
karena kepandaian dan kecantikannya, pasien juga memiliki keahlian
untuk menari dan berorganisasi serta pasien yakin bahwa orang lain
iri terhadapnya.
5. Masa Dewasa
i. Riwayat Pendidikan
Pasien menempuh pendidikan di Pakat, Medan, yaitu SDN
Sibongkaret, SMPN Sihobar Tanjung, SMKN Pakat, Medan
jurusan perkantoran, kemudian pasien merantau ke Jakarta dan
melanjutkan kursus keahlian Komputer di Pondok Gede,
Jakarta.
ii. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai PNS bagian Tata Usaha di Rindam
Jaya dengan golongan terakhir II/D.

iii. Riwayat Perkawinan dan Kehidupan Seksual


Pasien sudah menikah dengan seorang pria pada tahun 1985
saat berusia 22 tahun. Segera setelah menikah pasien tinggal
mengikuti suami di Nabire. Selama pernikahan, pasien dikarunia
tiga orang anak. Dua orang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan. Saat awal pernikahan, pasien merasa bingung
menjalani hidup berumah tangga karena hidup jauh dari orangtua.
Pasien mengaku sering bertengkar dengan suami pasien dan suami
pasien sering memukuli pasien apabila pasien membuat dirinya
kesal.

iv. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien rajin beribadah ke gereja, menurut pengakuan pasien
di lingkungan gerejanya dia adalah orang yang terkenal.

v. Riwayat Pelanggaran Hukum


Pasien belum pernah melakukan tindakan melanggar
hukum dan berurusan dengan pihak yang berwajib.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ayah pasien bekerja
sebagai pedagang dan ibu pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga. Pasien
memiliki seorang kakak laki-laki, adik yang pertama seorang laki-laki dan adik
terakhir seorang perempuan. Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain
baik. Pasien diasuh oleh nenek dan ibunya. Menurut keterangan dari pasien dan
suami, pasien sangat dimanja oleh ibu pasien tersebut. tidak terdapat riwayat
gangguan jiwa pada keluarga pasien.

GENOGRAM

Keterangan :

Pasien

Laki-laki

Perempuan

Meninggal (laki-laki)

F. Situasi Kehidupan Sekarang


Saat ini pasien tinggal bersama suami dan kedua anak pasien di
Bekasi. Suami pasien telah pensiun di tahun 2013, anak pasien yang
kedua dan ketiga sudah bekerja di perusahaan. Suami dan anak pasien
mengerti dan memaklumi keadaan pasien.
Sehari-hari pasien bekerja sebagai Staf Tata Usaha di Rindam
Raya, Jakarta Timur. Pasien selalu berangkat kerja tiap harinya dengan
angkutan umum atau diantar oleh anaknya.

G. Persepsi
1. Pasien Tentang Diri dan Lingkungan
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang cantik
dan terkenal. Pasien sadar bahwa dirinya dirawat karena tidak dapat
mengendalikan emosinya, yang suka marah-marah tanpa penyebab
yang jelas dan berteriak ketika di rumah ataupun kantor. Pasien tidak
mengakui kalau pasien mengalami gangguan jiwa.
2. Keluarga Tentang Diri Pasien
Keluarga sangat berharap pasien dapat sembuh, beraktivitas
kembali seperti biasa dan berkumpul kembali bersama keluarga.
3. Mimpi, Fantasi dan Nilai-Nilai
Pasien ingin kembali kerumah dan ke aktivitasnya dulu, ingin
dapat mengontrol emosinya terhadap keluarga, rekan-rekan kantor
serta ingin berkumpul kembali bersama keluarga.

III. STATUS MENTAL


(Status pasien, tanggal 02 September 2016)
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien berjenis kelamin perempuan berusia 53 tahun dengan
penampilan sesuai usia, tinggi 165 cm, dengan berat badan sedang,
berkulit sawo matang, rambut ikal berwarna kehitaman, penampilan
rapi, mengenakan baju berwarna merah jambu, celana pendek dan
memakai alas kaki.
2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sebelum, selama dan setelah wawancara, pasien tampak
hiperaktif dalam menceritakan dirinya, pasien terkadang duduk,
berdiri dan berjalan-jalan. Terdapat kontak mata yang adekuat antara
pasien dan pewawancara.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Selama wawancara pasien kooperatif dan menjawab semua
pertanyaan.

B. Mood dan Afek


1. Mood : Hipertim
2. Afek : luas
3. Keserasian : Serasi antara afek dan mood

C. Pembicaraan
Cara berbicara spontan, artikulasi jelas, volume suara keras dan
pasien juga berbicara yang banyak sekali (logorrhea).
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Ada, yakni halusinansi auditorik dan visual
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonaliasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada

E. Pikiran
1. Proses Pikir
Kontinuitas : Asosiasi longgar, cenderung flight of idea
Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir : Waham Kebesaran, Waham Curiga dan


Waham Bizzare

F. Sensorium dan Kognisi


1. Kesadaran
a. Kesadaran neurologi atau sensorium : Compos Mentis, GCS 15
b. Kesadaran Psikiatrik (kualitas kesadaran): Tampak terganggu

2. Orientasi
a. Waktu : Baik, pasien dapat menyebutkan tanggal, bulan
dan tahun saat diwawancara
b. Tempat : Baik, pasien dapat mengetahui bahwa dirinya
sekarang sedang berada di Paviliun Amino RSPAD Gatot Subroto
c. Orang : Baik, pasien dapat mengenali dokter, perawat dan
teman satu perawatan.

3. Daya Ingat
a. Jangka lama :
Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir dan dapat mengingat
nama sekolah pasien dari SD.
b. Jangka sedang :
Baik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah
sakit, nama pemeriksa dan nama teman sebangsalnya.
c. Baru saja :
Baik, pasien dapat mengingat menu makanan pada pagi hari.
d. Daya ingat segera :
Baik, pasien dapat mengulangi maju atau mundur enam angka
yang diucapkan oleh pemeriksa.

4. Konsentrasi dan Perhatian


Baik, karena pasien dapat menjawab pertanyaan dalam
menghitung 100-7 = 93 dan 93-7 = 86 dengan cepat dan benar.
5. Kemampuan Membaca dan Menulis
Pasien memiliki kemampuan membaca dan menulis yang baik.

Gambar Penilaian Kemampuan Menulis

6. Kemampuan Visuospasial
Pasien mampu menggambar jam bulat lengkap dengan semua
angka dan dapat menunjukkan waktu pukul 10.00.

7. Pikiran Abstrak
Baik, pasien dapat mengerti dan menjelaskan pengertian
mengenai cinta dan kasih saying.

8. Intelegensia dan Kemampuan Informasi


Baik, selama pemeriksaan pasien dapat menjawab mengenai
bidang tata usaha sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

G. Pengendalian Impuls
Selama wawancara pasien terlihat bersemangat, kooperatif, dan
dapat mengendalikan diri.

H. Daya Nilai dan Tilikan


1. Daya Nilai Sosial
Baik, Pasien bersikap kooperatif terhadap pewawancara, dokter,
perawat dan teman seruangan.
2. Penilaian Realita
RTA terganggu
3. Tilikan
Pasien memiliki tilikan derajat 1, pasien menganggap dirinya
dirawat karena tidak dapat mengendalikan emosinya. Pasien tidak
menganggap dirinya mengalami gangguan jiwa.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Secara umum dari wawancara didapatkan keterangan pasien sejauh
ini kurang dapat dipercaya karena pemeriksa telah mengkonfirmasi
jawaban-jawaban pasien kepada keluarga pasien, didapatkan ada
beberapa keterangan pasien yang tidak sesuai dengan keterangan
keluarga pasien.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Interna
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Status Gizi : Kesan baik
4. Tanda Vital :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 100 X/menit
Pernapasan : 20 X/menit
Suhu : 36,5o C
5. Status Generalisata :
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik
Hidung : Sekret -/-, Konka edema -/-
Telinga : Serumen +/+
Mulut : Tidak ditemukan kelainan
Leher : Tidak ada pembesaran KGB atau tiroid
Paru : Suara dasar vesikuler +/+,wheezing -/-,
rhonki -/-
Jantung : S1>S2, Reguler (+), murmur (-), galop (-)
Abdomen : Cembung, BU (+), supel, timpani
Ekstremitas : Akral hangat

B. Status Neurologis
1. GCS : 15
2. Tanda rangsang meningeal : negatif
3. Tanda efek ekstrapiramidal :
Tremor : negatif
Akatsia : negatif
Bradikinesia : negatif
4. Motorik : 5/5/5/5
5. Sensorik : Baik

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pemeriksaan dilakukan pada Ny. RB, usia 53 tahun, berpenampilan
sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan diri baik,
bekerja sebagai staf tata usaha Rindam Raya, pendidikan terakhir SMK
Jurusan Perkantoran.
Pasien di bawa ke pavilliun Amino oleh keluarganya karena pasien
mengamuk dan berteriak tanpa penyebab yang jelas. Pasien menyatakan
bahwa suami dan anaknya berusaha untuk membunuhnya. Pasien tahu
hal tersebut dari suara yang membisikkan ke telinga pasien.
Pasien meyakini kalau pasien adalah orang yang kaya raya,
memiliki perkebunan yang sangat luas dan mobil yang banyak. Pasien
juga menceritakan kalau orang-orang dilingkungan tempat tinggal
pasien tidak suka terhadap dirinya dan keluarga pasien. Selama
perawatan pasien meyakini di kamar mandi bangsal ada alat yang dapat
menginjak-injak ibu pasien.
Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum, perawatan
diri baik, bersikap kooperatif selama wawancara, terdapat kontak mata
dengan pemeriksa. Mood pasien pada saat wawancara hipertim dengan
afek luas dan terdapat keserasian antara mood dan afek. Didapatkan
gangguan persepsi halusinasi audiotorik dan visual. Pasien berbicara
spontan, artikulasi jelas, volume suara keras dan pasien tampak banyak
berbicara dalam menceritakan mengenai dirinya. Didapatkan proses
pikir asosiasi longgar cenderung flight of idea, isi pikir waham curiga,
waham kebesaran, waham bizarre dengan penilaian realita terganggu
dan tilikan derajat 1.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK


Formulasi diagnostic menggunakan pendekatan diagnosis
multiaksial berdasarkan pada PPDGJ III:
Aksis I

Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya gangguan pada pikiran,


perasaan, persepsi serta prilaku pasien yang menimbulkan hendaya dan
disfungsi dalam keseharian. Hal tersebut dapat dinyatakan pasien
mengalami gangguan jiwa. Pasien tidak memiliki trauma kepala, riwayat
kejang, epilepsy atau infeksi otak juga disangkal, yang dapat
menyebabkan adanya disfungsi otak sehingga adanya gangguan mental
akibat kerusakan dan disfungsi otak (F0) dapat disingkirkan. Pasien tidak
ditemukan adanya riwayat penyalahgunaan zat psikoaktif sehingga
penyebab akibat penggunaan zat psikoaktif (F1) dapat disingkirkan.

Berdasarkan hasil anamnesa dengan pasien dan keluarga pasien


didapatkan waham kebesaran, waham curiga dan waham bizarre amatlah
jelas, asosiasi longgar disertai dengan mood yang meningkat (hipertim)
dan bicara logorrhea menunjukkan adanya gejala skizofrenia dan
gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
sehingga berdasarkan PPDGJ-III, diagnosis F 25.0 Skizoafektif tipe
Manik dapat ditegakkan.

Aksis II

Menurut kriteria diagnostik PPDGJ III, ciri kepribadian pada


pasien yang bermakna dan pola perilaku yang cenderung menetap, dengan
ciri-ciri yakin bahwa ia adalah khusus, pasien juga pencapaian dan bakat
yang dilebih-lebihkan serta pasien yakin bahwa orang lain iri terhadapnya.
Ciri kepribadian Narsistik.

Aksis III

Pada pemeriksaan status generalis dan pemeriksaan fisik tidak


ditemukan adanya kelainan.

Aksis IV

Pada pasien ini ditemukan adanya masalah dengan lingkungan


sosial yaitu dengan keluarga pasien (primary support group).

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global


Assement Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF
pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu gejala berat dan disabilitas
berat dengan adanya gangguan psikotik berat berupa halusinasi dan
waham yang cukup menonjol yang menyebabkan ketidakmampuan
melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik. Dan
untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disabilitas sedang karena
sampai saat ini waham dan halusinasi pasien belum hilang.

VII. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I : Skizoafektif tipe Manik (F.25.0)

Aksis II : Ciri Kepribadian Narsistik

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Lingkungan sosial (masalah dengan keluarga)

Aksis V : GAF scale 60-51

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Skizofrenia Paranoid (F20.0)

IX. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik
Pada Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan atau gangguan.

B. Psikologis
Mood : Hipertim
Afek : luas, sesuai antara mood dan afek
Gangguan Persepsi : halusinasi auditorik
Arus Pikir : Asosiasi longgar, cenderung flight
of idea
Isi Pikir :Waham bizzare, Waham curiga,
waham kebesaran
Tilikan : Derajat 1

C. Lingkungan dan Sosioekonomi


Pasien memiliki masalah dengan lingkungan sosialnya.

X.PROGNOSIS

Ad Vitam : ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad malam

Ad Fungsionam : dubia ad bonam

XI. RENCANA TERAPI

a. Farmakologi :

- Risperidone 2 x 2 mg
- Divalproex Na (Depakote) 2 x 250 mg

b. Nonfarmakologis
1. Terhadap pasien

Terapi perilaku
Meningkatkan kemampuan sosial penderita mulai dari kemampuan
memenuhi diri sendiri, mengajarkan perilaku adaptif, keteraturan dan
kemandirian minum obat.

2. Terhadap keluarga
Psikoedukasi karena peran serta keluarga sangat dibutuhkan dalam
penanganan pasien. Psikoedukasi mengenai penyakit pasien dengan
memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informative, dan edukatif
mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang
memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Sehingga keluarga bisa
menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses terapi, dan
mencegah kekambuhan. Serta memberikan penjelasan mengenai terapi yang
diberikan pada pasien dengan menerangkan mengenai kegunaan obat
terhadap gejala pasien serta efek samping yang dapat ditimbulkan. Selain itu
juga ditekankan untuk minum obat secara teratur dan kontrol rutin sehingga
keluarga dapat turut serta bekerja sama dalam berjalannya program terapi.

XII. DISKUSI

Berdasarkan urutan hierarki diagnosis multiaksial, diagnosis


Skizofrenia didapat apabila kita dapat menghilangkan penyebab gangguan
mental organik dan gangguan mental akibat penyalahgunaan zat
psikoaktif. Pada pasien ini dapat disingkirkan, yaitu dari anamnesis bahwa
pasien tidak memiliki penyakit dasar seperti riwayat trauma, riwayat
kejang, epilepsi atau infeksi otak yang dapat menyebabkan adanya
disfungsi otak pada kepalanya. Pasien tidak dalam mengkonsumsi zat-zat
psikoaktif daam waktu dekat ini yang dapat menjadikan etiologi dari
gangguan jiwa.
Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk Skizoafektif Tipe
Manik adalah :
1. Kriteria ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik
yang tunggal maupun untuk gangguan yang berulang dengan
sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.
2. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek
yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau
kegelisahan yang memuncak.
3. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih
baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana
ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedoman diagnostik (a) sampai
dengan (d)).
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas):
a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau thought
insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam
pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought
broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy =
waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk
kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus). delusional perception = pengalaman
indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasanya bersifat mistik atau mukjizat. delusion of influence =
waham dimana dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar.
c) Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara
terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal
pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang
berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya
perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan
kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing
dan dunia lain).
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik (prodromal). Harus ada suatu perubahan yang
konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior),
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed
attitude) dan penarikan diri secara sosial.
Untuk gejala episode manik antara lain : afek yang meningkat
harus disertai dengan energi yang bertambah sehingga terjadi
aktivitas yang berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara,
optimistik, harga diri yang membumbung. Terdapat perburukan
fungsi sampai titik dimana ia tidak mampu merawat dirinya dan
gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran,
iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar.
Pada pasien ini didapatkan gejala skizofrenia berupa:
a) Halusinasi auditorik berupa: Pasien mendengar suara-suara sejak tahun
1992 semenjak pasien bekerja di Nabire, Irian Jaya. suara tersebut
menurutnya lebih sering terdengar seperti suara laki-laki, namun pernah
juga beberapa kali terdengar seperti suara perempuan. Biasanya pasien
mendengar suara tersebut apabila sedang sendirian di rumah maupun di
kantor.
b) Halusinasi visual berupa: Pasien pernah melihat wujud suara tersebut
berbentuk bayangan hitam

c) Waham Curiga berupa: Pasien meyakini kalau orang-orang dilingkungan


tempat tinggal pasien tidak suka terhadap dirinya dan keluarga pasien.
d) Waham Kebesaran berupa: Pasien meyakini kalau pasien adalah orang
yang kaya raya, memiliki perkebunan yang sangat luas dan mobil yang
banyak. Pasien juga mengakui kalau dirinya adalah orang yang Cantik dan
terkenal baik dikampung halamannya maupun di gereja tempat
beribadatnya.
e) Waham Bizarre berupa: pasien meyakini di kamar mandi bangsal terdapat
suatu alat seukuran tangannya dan jika alat tersebut berputar, maka akan
menginjak-injak ibu pasien.

Pada pasien selain ditemukan gejala yang memenuhi kriteria


skizofrenia, ditemukan juga gejala afektif yakni dengan mood yang
meningkat (hipertim) dan bicara logorrhea menunjukkan adanya gejala
skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat
yang bersamaan sehingga berdasarkan PPDGJ-III, diagnosis F 25.0
Skizoafektif tipe Manik dapat ditegakkan.

Untuk aksis II diagnosis yang dipilih adalah ciri kepribadian


narsistik, karena dari pola perilaku yang cenderung menetap, dengan ciri-
ciri yakin bahwa ia adalah khusus, pasien juga pencapaian dan bakat
yang dilebih-lebihkan serta pasien yakin bahwa orang lain iri terhadapnya.
Untuk aksis III tidak ditemukan kondisi medis umum yang lain.
Untuk aksis IV terdapat masalah keluarga dan lingkungan,
ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan hubungan antara
keluarga dengan pasien, dulu sebelum pasien mengalami gangguan
kejiwaan sering mendapatkan stressor dari lingkungan ketika masih di
Nabire.
Untuk aksis V, penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan
skala Global Assessment Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III,
didapatkan GAF pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu gejala berat
dan disabilitas berat dengan adanya gangguan psikotik berat berupa
halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan
ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya
dengan baik. Dan untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disabilitas
sedang karena sampai saat ini waham dan halusinasi pasien belum hilang.

Untuk penatalaksanaannya selain diberikan psikoterapi pasien juga


diberi psikofarmaka yaitu:
Risperidone
Risperidone adalah obat antipsikotik dari jenis baru. Obat
ini bekerja terutama dengan aktivitas antagonisnya pada reseptor
dopaimine tipe 2 (D2) dan antagonis parsial Serotonin. Sebanyak
70 dan 85 persen risperidon cepat diabsorpsi dari saluran
gastrointestnal.
Meskipun cara kerja obat risperidone yakni sebagai
antagonis reseptor ini sama potennya dengan haloperidol,
risperidon jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengakibatkan
gejala ekstrapiramidal dibandingkan haloperidol. Risperidone yang
diberikan adalah 2 x 2 mg. Sediaan yang ada dalam bentuk tablet
adalah 1 mg, 2 mg serta 3 mg.

Depakote 2x250 mg
Depakote (Natrium Divalproat) merupakan golongan obat
anti mania akut atau campuran dengan atau tanpa disertai psikosis.
Obat ini bekerja meningkatkan konsentrasi GABA dalam plasma
dan SSP dengan cara meningkatkan sintesis dan pelepasan GABA.
Depakote diberikan untuk mengatasi gejala mania.
SKEMA PERJALANAN PENYAKIT

1992 2015 2016


- Gejala hilang timbul
- Dirawat 1-3 kali dalam
setahun
-pasien mulai - Pasien tidak patuh minum obat - -pasien - -pasien
berprilaku dirawat di sekarang
aneh RSPAD dirawat
Gatot kembali di
- mendapatkan Subroto RSPAD
pengobatan dari Gatot
RS Ridwan Subroto
Meuraksa
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2009. Kaplan &
Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th Edition Volume
1. Lippincott Williams & Wilkins: New York
2. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga.
PT. Nuh Jaya: Jakarta
3. Sadock, Benjamin J., Sadock, Virginia A., Ruiz, Pedro. 2007. Kaplan &
Sadock's Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry,
10th Edition. Lippincott Williams & Wilkins: New York

4. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan


Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya: Jakarta.

5. Kusumawardhani, A.A.A.A. Buku Ajar Psikiatri Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Badan Penerbit FKUI. Jakarta: 2010.
PROTOKOL WAWANCARA

TANYA
PERTANYAAN/JAWABAN
JAWAB
D Selamat pagi bu Ros, masih inget ga sama saya?
P Oh dokter Mekko
Iya ibu, bu saya mau wawancara lagi nih sama ibu, nanti saya bakalan
D
nanya-nanya ke ibu yah, ibu bersedia ga?
P Oh bersedia dokter, ayolah nanya lah
D ibu sudah makan belum?
P Belum dokter. Soalnya makanannya ga enak, kelinci aja ga doyan
D Loh kenapa emang bu
Oh iyalah saya tuh dirumaha ga ada makanan kaya gini, lauk pauknya
P
mantap nya itu
D Mantap gimana bu?
P Mantapnya menu aku tuh aku kalo masak enak-enak
D Bu ros, ibu dibaawa kesini kenapa sih bu? Bisa diceritain ga
P Iya dokter aku tuh teriakin kelaurga aku biar ga dibunuh nya aku
D Loh siapa yang mau bunuh?
P Suami ku anakku
D Ibu tau dari mana?
P Iyalah ada yang bisikin ke aku, suami sama anakmu mau bunuh kau ros
D Suaranya itu dari pikiran ibu apa dari telinga bu?
P Dari telinga kaya ada yang bisikin gitu
D Loh siapa yang biskin, ibu kenal ga?
P Oh ga kenalnya aku itu suara laki kadang perempuan
D Ibu lihat wujudnya ga?
P Ada tuh bayangan hitam, tapi sekilas ajanya aku liat
D Bisikan itu bu, biasanya ngebisikin apa aja ke ibu?
Oh macam-macam kadang jelek-jelekin saya ama keluarga, kadang
P
menghasut saya, kadang ngehina saya pake kata-kata kotor, ya saya marah
saya maki balik suara itu haha
D Oiya bu, alat dikamar mandi masih ada bu?
Masih ada, eh dokter alat itu kalau nyala nih muter-muter, bakalan
P
nginjak-nginjak nya itu bakalan susah mamak aku
D Loh emang bentuknya gimana?
P Itu seukuran tangan saya
D Loh kok alatnya nginjak mamak saya
P Kan alat kaya gitu ga ada bu
D Eh ada nya dokter
D Bu ibu awal mula mengamuk sama ngomong sendiri itu kapan bbu?
P Yaitulah saya mulai itu dari tahun 1992 sampe sekarang jadinya. Saya tuh
marah dan kesal sama orang-orang sana, kenapa saya mau nemuin
komandan ga dikasih-kasih
D Loh emang kenapa ibu mau nemuin komandan
Ya itulah dokter, saya mau pindah tugas ajalah saya ke Jakarta ga betah
P
saya, biasa hidup dikota
D Terus reaksi ibu apa pas ga dibolehin ketem?
P Ya saya marah dokter saya teriak-teriak, ya saya pecahin kacanya
D Terus komadan ibu gimana? Suami ibu tau?
Ya akhirnya sama komandan dipindahinlah aku ke Jakarta, tapi suami aku
P
ga ikut nya
D Oh di Jakarta ibu dapet perawatan karena hal ini?
P Iya dokter, sempat aku berobat jalan di RS Ridwan
D Di Ridwan, ibu dapet obat apa aja?
P Dapetlah semacem beberapa obat
D Inget ga bu apa aja?
P Ada haloperidol ama apalah itu lupa nya aku
D Setelah minum obat itu, apa yang ibu rasakan?
Ya udah mulai ga teriak-teriak, udah enjoylah, tapi masih aja nya itu aku
P
denger suara-suara
D Loh, ibu rutin ga minum obatnya?
Ya ngapain lah saya minum obatnya, orang saya ga sakit kok, kadang saya
P kurangi kadang ga saya minum haha

D Dikeluarga ga ada yang ngawasin bu


P Ah tau nya sibuk semua mereka tuh
D Oiya ibu tuh anak keberapa sih bu?
P Saya anak kedua
D Saudaranya ada berapa?
Anak ibu saya ada 4, 2 orang laki-laki, 2 orang perempuang, saya yang
P
kedua
D Yang pertama namanya siapa? Laki-laki atau perempuan?
Abang saya Jantus Buaton, laki-laki, anaknya 3. Saya anaknya 3. Adik
P saya laki-laki baru perempuan. Yang laki namanya Jonter yang perempuan
Masnaria. Yang Jonter anaknya juga 3, si Masnaria cerai tidak ada anak
D Oh begitu, jadi anak ibu ada 3?
Anak saya 3, 2 laki-laki 1 perempuan. Yang pertama dan kedua laki-laki,
yang terakhir perempuan. Yang pertama namanya Henri Manalu, Rouli
P
manalu sama Iriyanti Manalu. Yang pertama semeseter 5, kedua semester
4, yang ketiga gagal
D Suami ibu pekerjaannya apa?
P Suami saya tentara tapi sudah pensiun sejak 2013. Iya sejak pensiun ini
saya ga bisa pakai pembantu lagi
D Pangkat bapak apa?
P Pangat bapak Kopka
D Ibu sekarang kerja?
P Iya saya PNS
D Ibu PNS dimana? Golongannya apa?
P Saya PNS di Rindam Jaya Condet, golongan II/D
D Ibu kerja di bagian apa?
P Di bagian pendidikan
D Ibu dulu lulusan apa?
P Saya lulusan SMEA di Medan, ambil tata usaha
D Oh ibu tinggal di Medan?
Bukan, saya tinggal di Pakat. Di Medan saya ikut anak Pakde saya dan
P
suaminya
D Oh begitu, ibu dari kecil di Pakat?
Iya dokter, memang masih kampung tapi jalanan sudah diaspal, tempat
P
makan banyak, mobil banyak masuk
D Bapak dan ibu nya ibu masih ada?
Bapak saya sudah meninggal lama, ibu saya masih ada Cuma sudah tua,
P ibu saya Inang Sihite. Dulu bapak saya saudagar, setelah menikah masak
Nilam kami (Warung Makan). Enak lah hidup saya dulu
D Ibunya ibu bekerja juga?
P Ibu saya bantu di warung makan
D Ibu pernah diceritakan tentang bagaimana ibu lahir tidak?
Ibu saya tidak pernah cerita. Kalau dari kecil kami hidup enak lah. Makan
P
ubi ada, makan apalah banyak kami bisa. Ga pernah kurang kami.
D Ibu waktu kecil bagaimana?
P Wah saya lincah banget, ga bisa diam saya.
D Ibu aktif ya?
Iya, saya kreatif juga. Bikin bunga dari kertas dari kertas krepes saya bisa.
P
Saya aktif banget pokonya,
Ibu tadi bilang, bapak dan ibunya ibu kerja. Waktu kecil ibu diasuh siapa
D
dong?
P Saya sama nenek saya, cakep nenek saya, kaya, pintar masak
D Ibu sering ga ke gereja?
Wah sering banget saya, aktif saya sampe sekarang. Dari dulu saya sering
itu ikut kegiatan pemuda. Dulu kan di kampung saya ada Pastor, dari
P Belanda. Kami dulu pernah dibawa ke air terjun telaah iman. Pokonya
saya aktif semua kegiatan pemuda, koor, natal anak-anak, pemuda, orang
tua, semua saya ikut
D Berarti ibu banyak temannya?
P Banyak saya temannya, main kasti dulu, main basket, main karet, semua
permainan bisa saya. Saya gamau kalah anaknya, pasti semua permainan
saya harus bisa
D Ibu dulu di sekolah juara ga?
P Wah saya selalu juara, saya juara 2
D Juara 2 kelas bearpa?
Pernah kan dulu saya lomba lari, udah sampai mau finish, rasanya dada
P saya panas, kaki saya berat melangkah, saya pikir saya akan jatuh, kalau
saya jatuh nanti cacat saya. Akhirnya saya jadi juara 2
D Juara 2 lomba lari saja atau di sekolah juga?
P Saya dari SD sampai SMP selalu juara 2
D Oh begitu, jadi ibu ga pernah juara 1?
Saya harusnya juara 1, saya kan anaknya pintar, tapi guru saya selalu
P
mengurangi nilai saya
D Bukannya banyak yang lebih cantik dari ibu? Lebih pandai?
P Hoo ga ada nya dokter, paling paling lah aku tuh
D Trus ibu melanjutkan sekolah kemana bu?
P Di SMK jurusan perkantoran di Pakat, Medan
D Ibu gimana waktu di SMK?
Ooh saya dulu dokter, orangnya itu cantik banyak yang mau sama saya,
P saya tuh jago menari dokter, hebatlah aku tuh pokoknya orang orang pada
iri nya sama aku
D Kok bisa seyakin itu sih bu, kan banyak yang cantik sama jago nari?
Yee si dokter ga percaya, saya itu jadi idola, ga ada yang ngalahin saya
P
nari pada iri semuanya itu mereka
D Ibu setelah SMK ngapain?
Saya kan ijazahnya susah keluar, karena kepala camatnya ada urusan apa
saya gatau. Jadinya saya disuruh ke Jakarta sama abang saya si Jantus.
P Mama saya siapin semua berkas-berkas, terus di Jakarta saya kursus
ngetik soalnya saya ambil jurusan tata usaha, jadi saya mau melancarkan
kemampuan jari-jari tangan saya
D Oh jadi ibu pernah kursus mengetik?
Iya, dulu saya kalo belajar tutup mata sambil ngetik 130 kata. Harus
lincah tangannya. Jempol untuk spasi, terus ya gitulah bisa saya. Setiap
P
sekolah saya selalu tuntas, berijazah. Adik saya yang laki kuliah, tapi saya
gatau tuntas apa ngga sekarang, karena saya menikah waktu itu
D Dimana mama dan abangnya ibu?
Itu ada disana, kan saya merasa jadi saya bisa dengar mereka ngomong
P apa. Mama saya itu sangat sayang sama saya, selalu khawatir itu sama
keadaan saya
D Oh jadi ibu sangat disayang ya?
P Iya saya disayang sekali dari kecil
D Sayang itu artinya apa sih bu?
P Sayang itu mengasihi, melindungi ga pake mukul kalo salah ga kasar nya
D Oiya bu, anak ibu yang pertama kuliah dimana?
P Sudah ga lanjut dia
D Loh kenapa ko ga lanjut? Tadi bukannya ibu bilang sudah semester 5
Dia itu dokter anak manja, begitu lulus SMA dia gamau lanjut kuliah.
Saya tawarkan mau ga melanjut tentara dengan ijasah SMA katanya mau.
P
Coba lah dia tes, udah sampai tahap akhir gagal dia. Padahal saya sudah
keluar 50 juta. Itulah dokter, keluarga saya selalu digagalkan orang.
D Terus sekarang kegiatan anak ibu apa?
Nge-band dia, dia itu semuanya dia mau tapi selalu gagal. Waktu itu gagal
tentara mau masuk kuliah, saya masukin ga diteruskan. Lalu dia bilang
mau les gitar, saya masukan les tidak tuntas. Dia terus nge-band, mau
bikin album dok minta uang sama saya. Saya bilang ga ada uang mama,
P
saya itu dok suka simpan uang di lipatan ulos (kain tradisional suku
batak), pas saya cek hilang 1 lembar. Saya tanya anak saya, dia malh
pukuli saya. Saya pergi sampe ngemis-ngemis ke abang saya supaya ada
uang saya beli gitarnya, dia mau gitar listrik
D Terus gimana, dikasih uang sama abangnya ibu?
Ngga dokter, dia bilang datanglah anakmu kesini, masa dibantu dia tidak
P ada. Ya diakan juga anaknya kuliah itu semuanya, banyak juga
pengeluarannya, sudah sarjana itu anaknya
D Jadi sekarang anak pertama ibu kegiatannya nge-band?
P Yaitu, bergitar-gitar dia, main game. Tapi yang kedua yang ketiga baik
D Kalo yang kedua sama ketiga bagaimana?
Yang kedua sekarang kerja di PT, yang ketiga juga kerja di PT. Yang
P ketiga baik sekali sama saya. Gamau dia nerusin kuliah, karena lihat saya
susah
P Oiya dokter. Tahun 2013 itu dokter, pergi kami sekeluarga ke kampung,
saya sewa mobil dari Jakarta sama supirnya. Saya semua yang bayar, saya
bayar uang rokok nya, uang makannya, padahal anak-anak saya juga bisa
nyetir kadang mereka yang gantiin, tapi saya bayar semuanya dokter. Di
kampung enak kami, senang-senang, ada duren kami beli duren, ada
lemang kami beli lemang, lemang yang apa aja kami beli, yang lembang
pake bambu, yang ngga, yang hitam, yang putih, yang biru semuanya bisa
kami beli. Tapi itulah dokter, terlalu enak kami. Pas pulang jadi kaget
kami, habis semuanya, stres lah saya
D Oh jadi uang nya habis semua tahun 2013?
P Iya habis semua uang saya
D Kalo suami ibu bagaimana kondisinya bu?
P Suami saya sudah pensiun 2 tahun
D Waktu masih aktif, suami ibu kerja dimana? Pangkat terakhirnya apa?
Terakhir pensiun di grogol dia Kopka, itulah dokter, setiap disuruh
P
sekolah ngga mau dia
D Jadi sekarang ga ada duit ga bisa baik lagi?
P Ya kan itu terus jadinya yang diributin, suami saya dokter, selalu cemburu
D Cemburu karena apa?
Iya pas di Nabire, lihat saya ngumpul sama teman-teman laki nya it,
P
cemburu dia, langsung pas dirumah dipukulnya aku
D Suami ibu suka mukul ya? Pas seberapa sering bu?
P Oh sering kalo katanya saya bikin kesel dipukulnya aku
D Emang kesel kenapa bu?
Lah kan saya itu dokter, ga nyiapin makan lama berangkat kan karena
P
ngurusin anak, pembantu ga ada, masa lah aku dipukul dokter
D Ibu dengan keluarga ibu hubungannya baik ga?
Baik, sama abang dan adik saya semuanya baik. Mama saya sayang sekali
P
sama saya dokter. Saya itu ga suka orang sombong
D Memangnya ada orang yang sombong sama ibu?
Orang di kampung saya punya motor saja langsung bergaya, buat apa
P
punya barang di kampung, mending kita tata hidup kita di kota
D Jadi ibu ga suka sama orang kampung ibu?
Mereka pas saya ke kampung, kan dekat kampung suami saya dan
kampung saya dokter, saya ga ada dipanggil ayo ke rumah, makan. Tidak
P
ada itu dokter, makanya pas ke kampung saya lebih lama saya di rumah
keluarga daripada di rumah saya
D Terus yang ibu rasa waktu menikah bagaimana?
Ya repot saya, kan bingung ya kita baru menikah sendiri, orang tua jauh,
P
jadi ga bisa kita tanya-tanya
Waktu ibu bilang sering bolak-balik ke dokter, memangnya ibu sakitnya
D
apa?
P Yaitu dokter rasanya semuanya badan saya sakit
D Ibu pernah kejang ga? Atau jatuh terbentuk kepalanya?
P Ga pernah
Kalau merokok? Atau minum bir pernah ngga? Kalo pernah sampe mabuk
D
ngga?
P Ga pernah saya sampai mabuk kalo minum, merokok saya engga
D Ibu kalo marah-marah, pernah ga sampe berurusan sama polisi?
P Ga pernah
Oiya bu, kalau ibu ketemu dompet berisi uang sama ktp nya tuh, terus
D
mau ibu apain tuh dompetnya
Ya aku balikinlah dokter, kita itu ga baiklah ngambil bukan hak kita
P
dokter ga bagus itu
Iya bu, bu terimakasih ya bu udah mau diwawancarain sama saya, ibu
D tetep semangat, obatnya di minum terus biar ibu cepet kumpul sama ga
dengerin yang macem-macem lagi ya bu
P Iya dokter, siap dokter
D Ibu ada yang mau ditanyain lagi ga?
P Ga ada dokter, makasih dokter
D Iya ibu (salaman) mari saya anter yuk

Keterangan:
D : Dokter Pemeriksa
P : Pasien (Ny. Rosliana)

Anda mungkin juga menyukai