Anda di halaman 1dari 38

Tugas : Paliative Care

OLEH:

Kelompok III

Jumran bnnpsultrajumrankonselor@yahoo.com
Nasir Murdiman
Masryanti masryanti@yahoo.com
Hersina Husu nurse.hersina09@gmail.com
Meilani
Lisnani lisnani06@gmail.com
Comang comangema@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T. Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

kelompok III dengan judul Asuhan Keperawatan Paliatif Care End-Stage Liver

Disease shalawat dan salam semoga tercurahka kepada nabi Muhammad SAW

yang telah menunjukan jalan bagi umatnya. Asuhan keperawatan paliatif care ini

di susun berdasarkan hasil pencarian literatur dan diskusi yang telah kami

dapatkan. Adapun maksud dari penyusunan asuhan keperawtan paliatif care ini

untuk memenuhi tugas akademik yang telah di berikan oleh dosen pembimbing

dan untuk menambah pengetahuan, memahami, mengenali dan menerapkan

perawtan paliatif care yang lebih spesifik pada pasien End-Stage Liver Disease.

Dalam penyusunan asuhan keperawatan paliatif care ini kami menyadari

bahwa banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan maka untuk itu, kami

penulis memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca yang

sangat di perlukan demi kesempurnaan asuhan keperawatan paliatuf care

selanjutnya.

Kami juga mengharapka semoga tugas kelompok asuhan keperawtan

paliatif care End-Stage Liver Disease memberi manfaat bagi kita semua khusunya

kami sebagai penyusun dan dapat di terapkan dalam lingkungan pekerjaan sebagai

tenaga keperawatan. Amin ya Raabal Alamin.

Kendari, April 2017


DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi fisilogi hati

B. Defenisi kanker hati

C. Etiologi dan faktor resiko kanker hati

D. Patofisiologi kanker hati

E. Manifestasi klinis kanker hati

F. Klasifikasi kanker hati

G. Penatalaksanaan kanker hati

H. Pengobatan kanker hati

I. Asuhan keperawatan

BAB III Asuhan Keperawatan Paliatif Care Pada Pasien End-Stage Liver

Disease

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kemenkes (2007) yang merupakan penyakit terminal adalah

kanker, penyakit degeneratif penyakit paru obstruktif kronik, cysitif fibrosis,

stroke parkinson, gagal jantung, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti

HIV/AIDS. Dari beberapa penyakit yang merupakan penyakit terminal pada

perawatan paliatif care akan membahas lebih spesifik End-Stage Liver

Disease yaitu perawatan paliatif care pada pasien penyakit kanker hati.
User 17/4/2017 3:56 PM
Comment [1]: End-Stage Liver disease berbeda
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh dengan penyakit kanker hati...

dunia. Pada tahun 2012 sekitar 812 juta kematian di sebabkan oleh kanker

diantaranya kanker paru, hati, perut, kolesrektal dan kanker payudara. Menurut

GLOBOCAN (IARC) tahun (2012) di ketahui bahwa menunjukan kasus baru

akibat kanker hati. Pada penduduk laki-laki dan perempuan memiliki

persentase yang hampir seimbang.

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan oleh

hepatitis kkronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada

fungsi hati (Ghofar Abdul :2009). Menurut WHO kkanker adalah istilah umum

untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian

tubuh istilah lainnya di gunakan adalah tumor ganas dan Neoplasma.

Menurut National Cancer Institutie (2009) kanker adalah suatu istilah

untuk penyakit di mana sel-sel membela secara abnormal tanpa kontrol dan

menyerang jaringan sel sekitarnya. Kanker hati adalah penyakit kronis pada
hepar dengan inflamasi dan fibrous yang menyebabkan distorsi struktural hepar

dan hilangnya sebagian besar fungsi hepar (Gips & Wilson: 1989)

Dalam pembahasan asuhan keperawatan paliatif ini pada End-Stage Liver

Disease yang mana perawatan paliatif dadalah pendekatan yang meningkatkan

kualitas hidup pasien dengan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait

dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan identifikasi

awal pengkajian secara menyeluruh dan pengobatan nyeri dengan masalah

fisik, psikososial, dan spiritual (WHO:2002). Perawatan paliatif dilakukan oleh

tim multidisiplin yang melibatkan banyak tenaga kesehatan untuk tujuan yang

sama (Aitiken:2009).
User 17/4/2017 3:58 PM
Comment [2]: Tidak ada di daftar pustaka
Asmadi (2008) Asuhan keperawatan yang di berikan oleh perawat bersifat
User 17/4/2017 3:58 PM
Comment [3]: Tidak ada di daftar pustaka
holistik meliputi aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Menurut

Virginia Henderson bahwa asuhan keperawatan di berikan untuk membantu

individu baik sehat maupun sakit yang berkaitan dengan kesehatan

penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun untuk memberikan kematian

yang damai. Pelayanan dapat tercapai dengan baik apabila ada hubungan

terbuka antara pasien, keluarga dan pelayanan kkesehatan lainnya

(Austin:2000).
User 17/4/2017 3:58 PM
Comment [4]: Tidak di daftar pustaka
Asuhan keperawatan paliatif care End-Stage Liver Disease sangatlah

penting di gunakan meringankkan penderitaan hidup dari sebagian besar

menganggap bahwa perawatan paliatif merupakan hal yang penting yang harus

di sembunyikan dari pasien agar dapat mengurangi tekanan psikologis


sehingga hal ini tidak sesuai dengan standar perundang-undangan dan program

pelatihan paliatif care (Khalil:2012)


User 17/4/2017 3:59 PM
Comment [5]: Tidak ada di daftar pustaka
B. Rumusan Masalah
User 17/4/2017 4:00 PM
Comment [6]: Rumusan masalah tidak penting
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi hati karena tulisan ini bukan proposal penelitian

2. Apa defenisi kanker hati

3. Apa etiologi dan faktor resiko kanker hati

4. Bagaimana patofisiologi kanker hati

5. Bagaimana manifestasi klinis kanker hati

6. Apa klasifikasi kanker hati

7. Bagaimana penatalaksanaan kanker hati

8. Asuhan keperawatan kanker hati

9. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan paliatif care pada pasien End-

Stage Liver Disease

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui anatomi fisiologi hati

b. Untuk mengetahui defenisi kanker hati

c. Untuk mengetahui etiologi dan faktor resiko kanker hati

d. Untuk mengetahui Bagaimana patofisiologi kanker hati

e. Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker hati

f. Untuk mengetahui klasifikasi kanker hati

g. Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker hati

h. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan kanker hati


i. Untuk mengetahui Bagaimana penerapan asuhan keperawatan paliatif

care pada pasien End-Stage Liver Disease


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Fisiologi Hepar

1. Anatomi

Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan

atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5

% dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup

berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi

menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum

falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan

mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus,

dan lobus quadratus.

Untuk mengetahui perbedaan bentuk hati normal dan tidak

normal dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Anatomi Hati Gambar 2.2 Hati Normal Gambar 2.3 Kanker Hati
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan

nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air,

dan mineral.

b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.

Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan arteri

hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap

nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit

zat racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau

dibentuk zat baru, dimana zat tersebut akan disekresikan ke

peredaran darah tubuh.

2. Fisiologi

Fungsi utama hati yaitu :

a. Untuk metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.

Bergantung kepada kebutuhan tubuh, ketiganya dapat saling dibentuk.

b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta

vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen

dan berbagai racun yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya :

pestisida DDT).

c. Untuk detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan

detoksifikasi toksin dan obat.

d. Untuk fagositosis mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudahtua

atau rusak.
e. Untuk sekresi, dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam

emulsifikasi dan absorbsi lemak.

(Suzanne C. Smeltser& Brenda G. Bare. 2002)


User 17/4/2017 4:02 PM
Comment [7]: Tidak ada di daftar pustaka
B. Definisi CA Hepar

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar

penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang

digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan

kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh

melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah

tubuh dan menyebar ke organ lain.

Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah

untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa kontrol dan

dapat menyerang jaringan di sekitarnya.

Kanker merupakan salalh satu yang paling mengancam dalam dunia

kesehatan. WHO dalam siaran persnya 3 April 2003 menyatakan bahwa lima

besar kanker di dunia adalah kanker paru, kanker payudara, kanker usus besar

(colorektal), kanker lambung dan kanker hepar. Pada bulan november 2004
User 17/4/2017 4:04 PM
Comment [8]: Informasi yang tidak ilmiah
dilaporkan bahwa kanker hepar merupakan kanker dengan pertumbuhan
User 17/4/2017 4:05 PM
Comment [9]: Data sdh sangat lama, ..
tercepat diantara jenis kanker lain di Amerika Serikat (Kerr,2004)
User 17/4/2017 4:03 PM
Comment [10]: Tidak ada di daftar pustaka
Sel-sel pada hati akan memperbanyak diri untuk mengantikan sel-sel yang

rusak karena luka atau karena sudah tua. Seperti pembentukan sel lain dalam

tubuh, proses ini juga dikontrol oleh gen-gen tertentu dalam sel. Kanker hati

berasal dari suatu sel yang mengalami perubahan mekanisme kontrol dalam sel
yang mengatibatkan pembelahan sel yang tidak terkontrol. Sel abdomen

tersebut akan membentuk jutaan kopi, yang disebut klon. Mereka tidak dapat

melakukan fungsi normal sel hati dan terus menerus memperbanyak diri. Sel-

sel tidak normal inni akan membentuk tumor (Anonim, 2004).


User 17/4/2017 4:05 PM
Comment [11]: Kok tulisan ga ada nama
Kanker hepar dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular penulisnya??

cancer) atau dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang

menyebar ke hati (metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ

hepar sering disebut sebgai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima

yang memiliki insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan

dengan kanker hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan

Sherman., 2005)
User 17/4/2017 4:06 PM
Comment [12]: Tidak ada di daftar pustaka
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan

fibrosis hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya

sebagian besar fungsi hepar. ( Gips& Willson :1989 )

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna

hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi

hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )

Kanker hepar atau kanker hati (hepatocellular carcinoma) adalah suatu

kanker yang timbul dari hati. Ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau

hepatoma. Hati terbentuk dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya,

pembuluh-pembuluh empedu, pembuluh-pembuluh darah, dan sel-sel

penyimpan lemak). Bagaimanapun, sel-sel hati (hepatocytes) membentuk

sampai 80% dari jaringan hati. Jadi, mayoritas dari kanker-kanker hati primer
(lebih dari 90 sampai 95%) timbul dari sel-sel hati dan disebut kanker

hepatoselular (hepatocellular cancer) atau Karsinoma (carcinoma).

Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer

pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau

metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel

kanker berkembang pada jaringan hati.

C. Etiologi

Kanker hati ( karsinoma hepatoseluler ) disebabkan adanya infeksi hepatis


User 17/4/2017 4:26 PM
Comment [13]: berbeda dengan End-Stage Liver
B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama.(ghofar, Abdul : 2009 disease

Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan

C, cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor

keturunan. (Fong, 2002).


User 17/4/2017 4:06 PM
Comment [14]: Tidak di daftar pustaka
Infeksi virus hepatitis B dan C merupakan penyebab kanker hepar yang

utama didunia, terutama pasien dengan antigenemia dan juga mempunyai

penyakit kronik hepatitis. Pasien laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun

yang menderita penyakit hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar

terkena kanker hepar. (Tsukuma dkk., 1993; Mor dkk., 1998)


User 17/4/2017 4:07 PM
Comment [15]: 1.tidak ada di daftar pustaka
1. Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel 2.Sumber yang di gunakan sdh sangat Tua..

saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya,

2. Sinonium dari hepatoma adalah carcinoma hepatoselluler,

3. Merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia, diasia pasifik terutama

Taiwan, hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tumor-tumor ganas

lainnya. Laki:Wanita 4-6:1.


4. Umur tergantung dari lokasi geografis, terbanyak mengenai usia 50 tahun.

Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat

mengenai anak-anak..

Penyebab dari Ca. Hepar yaitu

Cerosis Hepatis

Virus Hepatitis B Hepatitis C

Kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida, arsen)

Kebiasaan merokok

Kebiasaan minum minuman keras (pengguna alkohol)

Nitrosamin

Faktor faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
User 17/4/2017 4:07 PM
Comment [16]: Menurut siapa?? sumbernya
1) Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang mana???

2) Tidak buang air di pagi hari

3) Pola makan yang terlalu berlebihan

4) Tidak makan pagi

5) Terlalu banyak mengkonsumsi obat obatan

6) Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat

pewarna, pemanis buatan.

7) Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan

minyak goreng saat menggoreng makanan. Jangan mengkonsumsi

makanan yang di goreng bila kita dalam kondisi penat, kecuali dalam

kondisi tubuh yang fit.


8) Mengkonsumsi makanan mentah ( sangat matang ) juga menambah beban

hati. Sayur yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan

disimpan.

9) Alkohol

10) Keturunan

D. Patofisiologi

Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel sel parenkim hati yang

biasa secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak

langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang

menyebabkan disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur

unsur yang paling toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga

terjadi infiltrasi lemak dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan

ini sering disertai dengan infiltrasisel radang dan pertumbuhan jaringan

fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi jika proses perjalanan penyakit tidak

terlampau toksik bagi sel sel hati. Sehingga terjadi pengecilan dan fibrosis

selanjutnya akan menjadi kanker hati.

Berdasarkan etiologi dapat dijelaskan bahwa Virus Hepatitis B dan

Hepatitis C, kontak dengan racun kimia tertentu (misalnya : ninil klorida,

arsen), kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman keras (pengguna

alkohol), aftatoksik atau karsinogen dalam preparat herbal, dan Nitrosamin

dapat menyebabkan terjadinya peradangan sel hepar.

Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul yang menyebabkan

percabangan pembuluh hepatik dan aliran darah pada porta yang dapat
menimbulkan hipertensi portal. Hipertensi portal terjadi akibat meningkatnya

resistensi portal dan aliran darah portal karena tranmisi dari tekanan arteri

hepatik ke sistem portal. Dapat menimbulkan pemekaran pembuluh vena

esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral dinding perut. Keadaan ini

dapat menimbulkan perdarahan (hematemesis melena). Perdarahan yang

bersifat masif dapat menyebabkan anemia, perubahan arsitektur vaskuler hati

menyebabkan kongesti vena mesentrika sehingga terjadi penimbunan cairan

abnormal dalam perut (acites) menimbulkan masalah kelebihan volume cairan .

Pada waktu yang bersamaan peradangan sel hepar memacu proses

regenerasi sel-sel hepar secara terus menerus (fibrogenesis) yang

mengakibatkan gangguan kemampuan fungsi hepar yaitu gangguan metabolik

protein, yang menyebabkan produksi albumin menurun (hipoalbuminenia),

sehingga tidak dapat mempertahankan tekanan osmotik koloid. Tekanan

osmotik koloid yang rendah mengakibatkan terjadinya acites dan oedema.

Kedua keadaan ini dapat menyebabkan masalah kelebihan volume cairan.

Metabolisme protein menghasilkan produk sampingan berupa amonia bila

kadarnya meningkat dalam darah dapat menimbulkan kerusakan saraf pusat

(SSP) yang dapat menimbulkan rangsangan mual dan ensefalopati hepatik.

Kerusakan sel hepar juga mempengaruhi terganggunya metabolisme

karbohidrat. Sel hati tidak mampu menyimpan glikogen sedangkan pemakaian

tetap bahkan meningkat akibat proses radang, menyebabkan depot glikogen di

hati menurun. Kurangnya asupan (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan)

akibat anoreksia menyebabkan turunnya produksi energi sehingga timbul


gejala lemas, perasaan sepat lelah yang dapat mengganggu aktivitas.

Peradangan hati menyebabkan pembesaran pada hati yang menimbulkan nyari.

Nyeri yang tidak dapat ditoleransi menimbulkan penurunan nafsu makan,

asupan berkurang menyebabkan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh.

Berdasarkan sumber lain fatofisiologi Ca. Hepar ada yang menjelaskan

bahwa :

1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya

yang disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.

2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai

pembesaran hati mendadak.

3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat

lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat

kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan,

tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk

bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan

pankreas.

4. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai

penyebaran tumor yang sangat luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi

lokal lagi.
E. Manifesta Klinik

Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-tanda dan

gejala seperti :

1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan

kekuatan, anoreksia, dan anemia.

2. Nyeri abdomen

3. Pembesaran hati yang cepat

4. Pada pemeriksaan fisik, palpasi teraba permukaan hati yang ireguler

5. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh

tekanan nodul malignan dalam hilus hati.

6. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor

tertanam dalam rongga peritoneal.

Manifestasi klinik berupa tanda dan gejala yang meliputi : Kulit menjadi

berwarna kuning, Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa, Nausea,

Nyeri pada perut, Kehilangan nafsu makan, Berat badan yang turun drastis,

Nyeri pada punggung dan bahu, Urin yang berwarna gelap, Terjadi pendarahan

di bagian dalam tubuh.

F. Klasifikasi

Ca Hepar atau kanker hati dapat digolongkan beberapa type yaitu :

1. Kanker Hati Primer

a. Cholangio Carcinoma kanker yang berawal dari saluran empedu

b. Hepatoblastoma pada umumnya menyerang anak-anak atau anak yang

mengalami pubertas
c. Angiosarcoma kanker yang jarang terjadi, bermula di pembuluh darah

yang ada pada hati.

d. Hepatoma (HCC) berawal di hepatosit dan dapat menyebar ke organ

yang lain. Laki- laki dua kali lebih rawan terkena penyakit ini

dibandingkan wanita.

2. Kanker Hati Sekunder

a. Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-

organ lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon,

dan rektum.

Kanker hepar memiliki beberapa stadium perkembangan yaitu;

1) Stadium 1, kanker berukuran tidak lebih dari 2 cm dan belum

menyebar. Stadium ini pasien kanker hepar dapat beraktivitas dan

hidup secara normal,

2) Stadium 2, kanker mempengaruhi pembuluh darah di hepar atau

terdapat lebih dari satu tumor di hepar.

3) Stadium 3A, kanker berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke

pembuluh darah di dekat hepar,

4) Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung

namun belum mencapai limfonodus,

5) Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai

limfonodus,
6) Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal

paru-paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat

beraktivitas lagi (Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).

G. Penatalaksanaan

1. Non Bedah

a. Terapi Radiasi

Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia,

panas dan kelemahan.

Pelaksanaan metode radiasi meliputi :

1) Penyuntikan anti bodi berlabel isotop radio aktif secara intravena

yang secara spesifik akan menyerang antigen yang berkaitan dengan

tumor.

2) Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk terapi

radiasi interstisil.

b. Kemoterapi

Tujuan : Untuk memperbaiki kualitas hidup pasien dan memperpanjang

kelangsungan hidupnya.

Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah

dilakukan reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus

regional merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan

preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati.

Untuk memberikan kemoterapi dengan kosentrasi yang tinggi

kedalam hati melalui arteri hepatika dipasang pompa yang dapat ditanam.
Metode ini menghasilkan pemberian obat dengan cara infus yang

kontinyu, dapat di andalkan dan terkontrol yang dapat dilaksanakan

sendiri dirumah.

c. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di rumah

Tujuan

1) Membantu pasien dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dapat

terjadi serta prognosis penyakit tersebut

2) Untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan strategi

penanganan rasa nyeri serta pendekatan terhadap penanganan masalah

yang dapat terjadi.

d. Drainase Bilier Perkutan

Digunakan untuk melakukan pintasan saluran empedu yang

tersumbat oleh tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien

tumor yang dianggap beresiko. Dengan bantuan fluroskopi, sebuah

kateter dimasukan melalui dinding abdomen dengan melewati lokasi

obstruksi kedalam deudenum. Sebagai hasil prosedur ini pasiem merasa

lebih nyaman, dan kualitas hidup hidup serta kelangsungan hidupnya

meningkat. Selama beberapa hari setelah dipasang kateter tersebut dibuka

untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir keluar di

observasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah , warna dan adanya

darah serta debris.

Kepada pasien dan keluarganya diberitahukan tentang strategi

penatalaksanaan dan peranan mereka dalam kemoterapi. Mereka diminta


untuk mengkaji sendiri dan melaporkan komlikasi serta efek samping

kemoterapi yang akan digunakan. Oleh karena itu, mereka harus

mendapatkan informasi yang benar tentang kerja kemoterapi dan efek

yang di kehendaki serta yang tidak di kehendaki. Perawat harus

menekankan pentingnya kunjungan tindak lanjut untuk memungkinkan

pengkajian yang sering terhadap respon pasien dan tumor yang diderita

setelah dilakukan kemoterapi, kondisi tempat pompa di pasang dan

terjadinya efek yang bersifat toksik. Pasien didorong untuk melanjutkan

kembali semua aktivitas rutinya untuk menghindari aktivitas yang dapat

merusak pompa tersebut.

2. Penatalaksanaan Pembedahan

Lobektomi hepatik dapat dilakukan jika tumor hepatik primer adalah

setempet atau jika tempat primer dapat dieksisi secara keseluruhan dan

metastasis dapat di batasi. Dengan kemampuan kapasitas pada regenerasi

sel-sel hepar, 90% hepar telah dapat diangkat dengan berhasil. Adanya

sirosis menyebabkan keterbatasan kemampuan hepar untuk beregenerasi.

Artikel ini merupakan sebagian bentuk kepedulian saya terhadap

dunia keperawatan. jika anda berkenan maka bagikanlah artikel ke sosial

media yang anda punya dan kunjungi blog lain saya dengan

mengklik Ontamedis.com yang berbagi mengenai seputar informasi

kesehatan dan OntaMuslim.blogspot.com yang berbagi seputar agama

Islam.
H. Pengobastan

Pengobatan yang telah dilakukan saat ini adalah dengan kemoterapi

dengan obat sitostatik seperti 5-Fluorourasil secara intera arterial, embolisasi,

radiomunoterapi dan pembedahan. Pasien yang tidak menjalani terapi biasanya

meninggal dalam jangka 3-4 bulan, sedangkan pasien ayng terapi munngkin

dapat hidup 6-18 bulan jika terapi berjalan dengan baik (Anonim, 2001). Salah
User 17/4/2017 4:08 PM
Comment [17]: Tidak ada di daftar pustaka
satu cara yang efektif untuk menurunkan kekerapan kanker hepar adalah

dengan imunisasi Hepatitis B. Negara yang program imunisasi Hepatitis B

berjalan baik terbukti kekerapan kanker hepar menurun dengan nyata (Anonim,

2003).
User 17/4/2017 4:09 PM
Comment [18]: Tidak ada di daftar pustaka
I. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas

1) Usia : Biasanya menyerang dewasa dan orang tua

2) Jenis kelamin : Kanker hati sering terjadi pada laki laki dari pada

perumpuan.

3) Pekerjaan : Dapat ditemukan pada orang dengan aktivitas yang

berlebihan

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : Keluhan pasien pada waktu dikaji.

b. Riwayat penyakit dahulu : Pasien dahulu pernah menderita penyakit apa

dan bagaimana pengobatanya.

c. Riwayat penyakit sekarang


3. Data fokus terkait perubahan pola fungsi

Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan

atau gangguan hati menurut doengoes, 1999 adalah :

a. Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaise

b. Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera,

kulit dan membran mukosa.

c. Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.

d. Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual

dan muntah, terjadi peningkatan edema, asites.

e. Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis

f. Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen

kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatal gatal.

g. Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus

servikal posteior

h. Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita

dapat meningkatkan faktor resiko.

4. Pemeriksaan fisik
Menurut Doengoes, 1999 hasil pemeriksaan fisik pada pasien kanker

hati adalah:

a. Tandatanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi

bradikardial, suhu meningkat, pernafasan

meningkat.

b. Mata : Skera ikterik

c. Mulut : Mukosa kering, bibir pucat.


d. Abdomen : Terdapat nyeri tekanpada kuadran

kanan atas,pembesaranhati, asites, permukaan

teraba ireguler.

e. Kulit : Gatal gatal ( pruritus )

f. Ekstremitas :Mengalami kelemahan, peningkatan edema.

5. Pemeriksaan penunjang

Hasil :

a. Laboratorium: 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium,

Kalsium. Darah lengkap ; SGOT, SGPT, LDH, CPK, Alkali Fostatase.

1) AST / SGOT meningkat Nn ( 10 40 unit (4,8 -19 U/L)

2) ALT / SGPT meningkat Nn ( 5 35 unit (2,4 17 U/L)

3) LDH meningkat Nn (165 400 unit (80 192 U/L)

4) Alkali Fostatase meningkat Nn ( 2 -5 unit (20 90 IU/L)

5) Albumin menurun Nn ( 3,5 5,5 g/dl (35-55 g/L)

6) Globulin meningkat Nn ( 1,5 3,0 g/dl (15-30g/L)

b. Pemeriksaan radiologi

1) Pemeriksaan barium esofagus : Menunjukkan peningkatan tekanan

portal.

2) Foto rongent abdomen : Pada penderita kanker hati akan terlihat

perubahan ukuran hati.

3) Arteriografi pembuluh darah seliaka : Untuk melihat hati dan

pankreas.
4) Laparoskopi : Melihat perbedaan permukaan hati antara lobus kanan

dengan kiri sehingga jika ada kelainan akan terlihat jelas.

5) Biobsi hati : Menentukan perubahan anatomis pada jaringan hati

6) Ultrasonografi : Memperlihatkan ukuran ukuran organ abdomen.

6. Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diet yang tidak adekuat,ketidakmampuan untuk

memproses/mencerna makanan,anorexia,mual dan muntah.

b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan

natrium/masukan cairan ,penurunan protein plasma ,malnutrisi.

c. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi

paru akibat pengumpulan cairan intra abdomen (asites).

d. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut (asites).

e. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan

pruritus,edema dan asites.

7. Fokus Intervensi dan Rasional

a. Diagnosa I

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan diet yang tidak adekuat ,ketidakmampuan untuk

memproses/mencerna makanan ,anorexia, mual dan muntah.

Mandiri :

1) Dorong klien untuk makan,libatkan orang terdekat ,dan pilih makanan

yang disukai klien.


2) Berikan makanan sedikit tapi sering

3) Berikan perawatan mulut sebelum makan

4) Timbang BB tiap hari

5) Tambahkan garam bila diizinkan

Kolaborasi:

1) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit TKTP,KH,rendah

lemak

2) Kolaborasi pemberian obat penambah nafsu makan,anti mual/muntah.

3) Awasi pemeriksaan lab : glukosa serum,albumin,protein

total,ammonia.

b. Diagnosa II

Kelebihan voluma cairan berhubungan dengan kelebihan natrium/

masukan cairan, penurunan protein plasma malnutrisi.\

Mandiri :

1) Batasi asupan Na+ dan cairan jika diintruksikan

2) Ukur intake dan output, timbang BB tiap hari, dan catat peningkatan

BB> 5 kg/hari

3) Awasi TD, CVP, dan catat DVJ

4) Kaji derajat penting edema

5) Ukur lingkar abdomen

6) Dorong untuk tirah baring bila ada asites

Kolaborasi :

1) Awasi albumin serum dan e- (k+ dan Na+)


2) Batasi Na+ dan cairan sesuai indikas

3) Berikan diuretik = fur0semide (lasix), spirolaktan

c. Diagnosa III

Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan

ekspansi paru akibat pengumpulan cairan intra abdomen (asittes)

Mandir :

1) Awasi frekuensi, kedalaman dan upaya pernapasan

2) Pertahankan kepala TT tinggi

3) Ubah posisi dengan sering, dorong napas dalam, dan latihan

4) Selidiki perubahan tingkat kesadaran

5) Monitor TTV tiap 2 jam

6) Anjukan klien untuk banyak istirahat

Kolaborasi :

1) Awasi seri AGD, Ro dada

2) Berikan O2 sesuai indikasi

3) Siapkan untuk prosedur parasentesis

d. Diagnosa IV

Tujuan :

1) Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas

hiburan sesuai indikasi nyari

2) Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan pengaruh

minimal pada AKS.


Intervensi :

1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, frekuensi, durasi dan

intensitas (0-10) dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan

posisi yang duduk tengkurap dengan dialas bantal pada daerah perut

dan dada.

2) Berikan tindakan kenyamanan dasar misalnya reposisi, gosok

punggung

3) Kaji tingkat nyeri

Rasonal :

1) Memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan

intervensi misalnya : nyeri adalah individual yang digabungkan baik

respons fisik dan emosial

2) Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian

3) Kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS

e. Diagnosa V

Tujuan :

1) Mengidentifikasi fiksi intervensi yang tepat utuk kondisi kusus

2) Berpatisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi /

meningkatkan penyembuhan

Intervensi :

1) Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan

atau perlambatan penyembuhan


2) Mandikan dengan air hangat dan sabun

3) Dorong klien untuk menghindari mengamuk dan menepuk kulit yang

kering dari pada mmenggaruk

4) Balikkan / ubah posisi dengan sering

5) Anjurkan pasien untuk memnghindari krim kulit apapun, salep dan

bedak kecuali seijin dokter.

Rasional :

1) Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi.

Deskuamasi kering dan deskuamisi kering, ulserasi.

2) Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

3) Membantu mencegah friksi atau taruma fisik

4) Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/

jaringan yang tidak perlu.

5) Dapat meningkatkan iritasi atau reaksi secara nyata.

Evaluasi :

Setelah dilakukan inplementasi keperawatan, maka hal yang perlu

dievaluasi dari tindakan yang telah kita lakukan yaitu :

1) Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi

2) Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang

3) Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuah

4) Klien dapat turut berpatisipasi dalam tehnik untuk mencegah

komplikas.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIVE CARE PADA PASIEN NY. Z


DENGAN END-STAGE LIVER DISEASE
DIRUANG LAVENDER RSUD KOTA KENDARI

A. Identitas Klien

1. Biodata

Nama : Ny. Z

Umur : 43 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : S-1

Pekerjaan : PNS

Suku /Bangsa : Muna/ Indonesia

Status Perkawinan : Kawin

Alamat : Lalodati, Topuha

Tanggal Masuk RS : 06-03-2017

Tanggal Pengkajian : 07-03-2017

Dx medis : Ca. Liver

2. Keluhan Utama

Terasa kencang pada perut dan nyeri perut sebelah kanan

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien masuk RS pada Tanggal 6 maret 2017 akibat mengalami

penyakit Ca. Liver. Klien datang ke RS kota kendari di antar oleh

keluarga melalui Instalasi Gawat Darurut (IGD). Pada tanggal 6 maret


2017 dengan keluhan nyeri sepeprti ditusuk-tusuk, perut terasa penuh,

cepat letih, perut agak membesar.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


User 17/4/2017 4:13 PM
Comment [19]: Tidak ada penjelasan mengenai
Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan dan riwayat sakitnya sejak kapan pasien di diagnosis
menderita kanker hepar
obat-obatan. Klien sudah beberapa kali masuk RS, sebelumnyadi rawat

RS awal bross Makassar, sampai melewati beberapa pemeriksaan,

sempat dilakukan kemoterapy tapi klien menolok. Pada tanggal 12

Desember 2016 keluarga klien mengatakan sebelum sakit hampir tiap

hari mengkonsumsi sayur, ikan, dan selalu menjaga pola makannya.

Klien mengatakan tidak ada riwayat konsumsi alkohol, merokok, klien

sangat aktif dalam kegiatan olah raga dan seni ditempat pasien kerja.

Klien mengatakan kalau kekantor selalu membawah kendaraan dan

selalu melakukan pekerjaan Rumah tangga secara mandiri.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit turunan yang umumnya menyerang seperti DM, Asma dan

Hipertensi.

d. Basic Promoting Physiologi Of Health

1) Aktivitas dan Latihan

Pekerjaan Ny.Z yaitu seorang PNS, dan seorang tenaga pendidik,

dan waktu luangnya di isi dengan istirahat bersama sumia dan kedua

anaknya dan keluarga lainnya. Klien sering berolah raga dan


mempunyai hobby bernyayi. Saat Sakit klien hanya bisa berbaring

ditempat tidur dan aktivitas terbatas dan klien klien di bantu keluarga.

2) Tidur dan Istrahat

Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam, hanya di pergunakan untuk

tidur malam klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan

dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien paling lama 3-5 jam. Tidur

siang selama 1 jam tapi tidak nyenyak selalu gelisah. Klien kadang-

kadang kesulitan tidur karena sesak, nyeri perut, mual sampai muntah,

lemas, gelisah, pucat kadang demam kadang nyeri hebat sampai

pasien pingsan.
User 17/4/2017 4:15 PM
Comment [20]: Sejak kapan keluhan di
3) Kenyamanan dan Nyeri rasakan??

Klien merasakan nyeri pada perut sebelah kanan sampai menjalar

ke belakang dan dada dua bulan terakhir ini makin parah nyerinya

sampai membuat pingsan, pasien sampai sesak napas, nyeri berkurang

apabila setelah minum obat, nyeri di berikan dokter.


User 17/4/2017 4:15 PM
Comment [21]: Sejak kapan di rasakan??
4) Nutrisi Gunakan metode PQRST.

Sebelum sakit frekuensi makanannya sangat tidak teratur di

karenakan kesibukan jam kerja, yang mengakibatkan klien sering telat

makan berat bada klien 59 kg. Jenis makanan yang paling sering di
User 17/4/2017 4:16 PM
Comment [22]: Berapa tinggi badan pasien
konsumsi nasi, ikan,dan sayur terkadang ada snack sebagai cemilan

saat istirahat dan paling jarang mengkonsumsi makanan instan / setiap

saji makanan faforit adalah bakso, dan ikan kering.


5) Cairan dan Elektrolit dan Asam Basa

Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas / hari saat sakit

frekuensi minum klien 2-3 gelas / hari. Kalau minum terlalu banyak

perut terasa penuh dan membesar dan ahirnya pasie sesak. Turgor

kulit tidak elastis. Ada penimbunan cairan pada perut dan udem pada

kaki. Klien mendapat support IV line jenis RL 20 tts/menit:


User 17/4/2017 4:17 PM
Comment [23]: Oedema level berapa???
6) Oksigenasi

Klien mengalami sesak, udem pada kaki, perut acites, nyeri perut

sebelah kanan mual dan muntah klien apabila sesak memakai O2 dan

sesak tidak terus menerus kadang tiba-tiba apalagi kalau setelah

makan.

7) Eliminasi Fekal / Bowel

Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari dipagi hari. Feses

berwarna kuning, konsistensi padat berbau khas, warna kuning

kecoklatan, dan tidak ada keluhan. Saat sakit klien tidak ada kesulitan

BAB.

8) Eliminasi Urine

Frekuensi BAB klien 5x sehari kini mengalami perubahan kemih

kebutuhan pemenuhan ADL di bantu keluarga. Klien selama di rawat

tidak menggunakan kateter. Kadang klien kekamar mandi memakai

rostur.
9) Sensori, Persepsi, dan Kongnitif

Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang

menyangkut Sensori, persepsi dan kognitif.

4. Pemeriksaan Fisik Heand To Toe

a. Keadaan Umum

Kesadaran Klien Compas mentis

Vital Sign Tanda-tanda Vital

TD = 120/60 mmHg

N = 112 x/menit

S =39 oC
User 17/4/2017 4:19 PM
Comment [24]: Nilai abnormal
P = 36 x/m.

b. Aktivitas Istrahat
User 17/4/2017 4:20 PM
Comment [25]: ini sama dengan poin d.1
Gejala : Ketidak Mampuan Melakukan aktivitas Fisik kebiasaan Aktifitas dan latihan

secara rutin , sesak napas karena melakukan aktivitas. Klien mengalami

kelemahan, keletihan, dan kelelahan.

c. Sirkulasi

Gejala : Tidak ada kelainan pada sirkulasi, tetapi biasanya bisa

terjadi perubahan denyut Nadi.

d. Integritas Ego

Gejala : Perasaan takut, selalu berprasangka terhadap penyakitnya

dan menolak kondisi yang berat atau potensial keganasan tanda

kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang di ulang-ulang.


e. Eliminasi
User 17/4/2017 4:21 PM
Comment [26]: sama dengan poin 7 dan 8
Perubahan Divikasi karena pola makan yang tidak teratur. mengenai eliminasi fekal dan eliminasi urine

f. Makanan / Cairan

Gejala : Penurunan BB, nafsu makan buruk, penurunan masuknya

makanan, mual, muntah, rasa kencang /tegang pada perut, acites perut.

Tanda tanda kurus kerempeng penampilan kurang berbobot udema

pada perut , alat ekstremitas bawah udemi pada area kelopak mata

udema.

g. Nyeri

Gejala, Nyeri perut tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak

selalu pada tahap lanjut dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh

perubahan posis, nyeri perut, nyeri belakang, nyeri dada dan nyeri

lengan, nyeri pada persendian karena dipengaruhi oleh peningkatan

hormon pertumbuhan (sel besar atau Adenokarsinoma) sehingga

menimbulkan nyeri abdomen yang hebat.

h. Pernapasan

Gejala : napas pendek, pekerjaan yang terpapar polusi serak,

kadang ada batuk.

i. Keamanan

Tanda demam mungkin ada sel besar atau Adikorsinoma

kemerahan, pucat, ketidak seimbangan hormonal karsinoma sel kecil.


j. Seksualitasi

Dinekomaftia (perubahan hormon Neoplasti, Karsinoma sel besar).

Amenoroe, ketidak seimbangan hormonal, karsinoma sel kecil.

k. Penyuluhan

Gejala : Faktor resiko keluarga kanker atau khususnya Liver / hati,

kegagalan untuk membaik.

l. Ekstremitas

Kekuatan otot klien berkurang di tandai dengan klien lemah dalam

aktivitas Turgor kulit keriput ada udema pada perut.

m. Abdomen

Terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas,

pembesaran hati, Asites, permukaan teraba / reguler.


B. Analisa Data
User 17/4/2017 4:23 PM
Comment [27]: Sebelum melakukan analisa data
No Data Etiologi Masalah sebaiknya lakukan pengelompokkan data terlebih
1 Do : Kanker Hati Nutrisi Kurang dahulu, DS/DO
Klien Tampak Lemah Dari
Klien Tampak Pucat Kebutuhan
Bb Klien Menurun Inflasi Akut
Klien tampak muntah
Klien tampak udema pada
kaki dan perut Fungsi Hati Terganggu
Klien anoreksi
Observasi tanda-tanda vital
TD = 120/60 mmHg Fungsi Metabolik
S = 39 oC Terganggu
N = 112 x/m
P = 36x/m
Perut acites Gangguan Sistem
Pencenaan
Ds :
Klien mengatakan mual
sampai muntah
Klien mengatakan tidak Nutrisi Kurang ari
bisa atau tidak ada nafsu Kebutuhan
makan
Klien mengatakan perut
terasa kencang
2 Do : Kanker Hati Gangguan
Klien mengatakan nyeri Rasa Nyama
perut pada bagian kiri Kelainan jaringan Nyeri User 17/4/2017 4:22 PM
Comment [28]: Gangguan rasa nyaman
Klien mengatakan nyeri parenkim Hati merupakan diagnosa yang berbeda dengan Nyeri
seperti ditusuk dan di iris
benda tajam Fungsi Hati Terganggu
Klien mengatakan nyeri
sampai pingsan Inflansi Akut
Do :
Klien tampak meringis Mendesak Sel Saraf di
sapai teriak Hati
Klien tampak kalau nyeri
sampai pingsan Interupsi Sel-sel Saraf
Pada palpasi perut meringis Hati
apabila di raba
Klien tampak lemah dan
pucat Nyeri
3 Do : Kanker Hati Tidak
Klien mengeluh sesak nafas Efektifan pola
Klien mengeluh rasa penuh Kelainan jaringan nafas
dan rasa berat di dada parenkim Hati
Klien mengeluh terasa
lemas Fungsi Hati Terganggu
Ds :
Klien nampak memakai O2 Penurunan kemampuan
sunkkup masker 5-8 lt/m pembentukan albumin
Klien tampak semi fowler
sesak Penurunan serum
Klien nampak pernapasan Albumin
tidak teratur
Observasi tanda-tanda vital Penurunan tekanan
TD = 120/60 mmHg osmotik koloid
S = 39 oC
N = 112 x/m Penurunan Cairan
P = 36x/m
Asites

Menekan Hepar

Penekanan diagfrahma

Penekanan ruang paru

Ketidak efektifan pola


nafas

Sesak

C. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh berhubungan

dengan Intake tidak Adekuat

2. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi

hati dan bendungan vena portal

3. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan diformitas dinding dada

(diagfrahma paru), ekspansi paru menurun

Anda mungkin juga menyukai