Anda di halaman 1dari 44

Radioaktivitas i

RADIOAKTIVITAS

Oleh
Khosidah Afkarina 140210102050
Yuni Nurrahmawati 140210102081
Deny Darmawan 140210102082
M. Anis Fuadi 140210102083
Rima Handayani 140210102085
Iinamy Nurul Fuad 140210102110
FISIKA INTI KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS JEMBER
2017

Radioaktivitas ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Radioaktivitas.
Modul ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Inti, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini tidak akan berhasil tanpa
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu rangkaian ucapan terima kasih penulis
sampaikan yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kedua orang tua kami yang senantiasa dengan ikhlas memberikan
dorongan, financial, motivasi, binaan, pijakan, dan arahan dengan
kelembutan dan kasih sayangnya, yang selalu mengiringi dalam setiap
langkahnya dengan doa demi kesuksesan anak-anaknya tercinta.
2. Ibu Lailatur Nuraini S.Pd M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah
Fisika Inti yang selalu memberikan bimbingan dan didikan kepada kita
semua dengan berbagai pengalaman dan kesabaran.
3. Serta teman-teman Pendidikan Fisika 2014 yang selalu memberikan
dukungan.
Modul ini disusun dengan mempertimbangkan penggunaan materi
radioaktivitas jenjang perguruan tinggi. Modul ini dibuat agar mahasiswa
mengenal mengenai radioaktivitas, serta memahami konsep yang terdapat pada
materi radioaktivitas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan modul ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya penulisan selanjutnya.

Jember, 07 September 2016

Penulis

Radioaktivitas iii
DAFTAR ISI

COVER DALAM ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

RADIOAKTIVITAS

2.1 Pendahuluan Radioaktivitas ................................................................................ 1

2.2 Penemuan Radioaktivitas .................................................................................... 2

2.4 Hukum Peluruhan ............................................................................................... 7

2.5 Waktu Paruh ........................................................................................................ 9

2.6 Peranan Radioaktivitas ....................................................................................... 11

2.7 Aktivitas ............................................................................................................ 15

2.8 Umur Rerata ....................................................................................................... 18

2.9 Deret Radioaktif ................................................................................................. 20

2.10 Umur Rerata ....................................................................................................... 25

2.11 Peluruhan Berurutan........................................................................................... 28

2.12 Proses Peluruhan Berurutan ............................................................................... 32

2.13 Kesetimbangan Radioaktivitas ........................................................................... 34

2.14 Radioaktivitas Buatan ....................................................................................... 37

2.3 Peranan Radioaktivitas ........................................................................................ 39

Radioaktivitas iv
2.3 Penggunaan dan Bahaya Radioaktivitas ............................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 42

LAMPIRAN .............................................................................................................. 44

Radioaktivitas v
BAB 2

RADIOAKTIVITAS

2.1 Pendahuluan
Salah satu gejala yang sangat penting dalam fisika nuklir adalah
terkait radioaktivitas. Meskipun nuklida- nuklida diikat oleh gaya nuklir
yang cukup kuat, banyak nuklida yang tidak mantap secara spontan
meluruh menjadi nuklida lain oleh pemancaran alfa, beta, dan gamma.
Sebuah nuklida radioaktif dapat mengalami sederetan rangkaian peluruhan
menuju konfigurasi inti yang stabil. Terdapat 3 aspek radioaktivitas yang
luar biasa jika dipandang dari segi fisika klasik, yakni:
1. Bila inti atom mengalami peluruhan alfa dan beta, bilangan atom Z
berubah dan inti menjadi unsur yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
unsur tidak tetap meskipun mekanisme transformasinya tidak dikenal
oleh ahli kimia
2. Energi yang dikeluarkan selama peluruhan radioaktivif timbul dari inti
individual tanpa eksitasi eksternal, tidak seperti radiasi atomik. Hal ini
dapat dipahami setelah Einstein mengemukakan kesetaraan massa-
energi.
3. Peluruhan radioaktif adalah proses statistik yang memenuhi teori
kemungkinan. Tidak ada hubungan sebab akibat yang terkait
peluruhan inti, yang terdapat hanyalah kemungkinan per satuan waktu.
Fisika klasik tidak dapat menjelaskan perilaku seperti itu, namun
demikian fisika kuantum dapat menjelaskannya dengan baik
(Wiyatmoko, 200 : ).
2.2 Penemuan Radioaktivitas

Roentgen pada tahun 1895 berhasil mendeteksi sinar-x dengan


fluorisensi yang ditimbulkan oleh bahan tertentu. Pada saat Henry
Becquerel mempelajari hal itu pada tahun 1896, Becquerel
mempersoalkan apakah proses sebaliknya dapat terjadi, yaitu dengan
intensitas yang tinggi, cahaya menstimulasi bahan fluoresen untuk
menghasilkan sinar-x. Becquerel meletakkan garam uranium pada pelat

Radioaktivitas 1
fotografik yang ditutupi kertas hitam, kemudian
sistem ini disinari dengan cahaya matahari. Dan
hasil pengamatan diperoleh bahwa pelat
fotografi itu seperti berkabut setelah dicuci.
Selanjutnya Becquerel mencoba mengulangi
eksperimen itu, tetapi awan menutupi matahari
untuk beberapa hari. Namun, pada saat
Becquerel mencuci pelat fotografi tersebut Gambar 2.1 Antonie
Henry Becquerel.
dengan harapan bahwa pelat itu bening, ternyata Sumber:
pelat itu tetap https://www.nobelprize.o
seperti berkabut seperti hasil eksperimen sebelumnya.
rg/nobel_prizes/physics/l
Dalam waktu singkat Becquerel menemukan aureates/1903/becquerel-
sumber radiasi yang
facts.html
mempunyai daya tembus itu adalah uranium yang terdapat dalam garam
fluoresen. Becquerel juga dapat memperlihatkan bahwa radiasi itu dapat
mengionisasi gas dan sebagian radiasi terdiri dari zarah yang bergerak
cepat.
Selang beberapa waktu setelah itu
Pierre dan Marie Curie pada saat sedang
melakukan ekstraksi uranium dari bahan
tambang, Pierre dan Curie berhasil
menemukan dua unsur lain yang juga
bersifat radioaktif. Unsur yang pertama
dinamakan polonium yang sesuai dengan
negara asal Marie Curie dari Polandia.
Unsur yang kedua dikenal sebagai radium,
Gambar 2.2 Marie Curie.
Sumber: yang keradioaktifannya 1000 kali lebih
https://belajar.kemdikbud.go.i besar dibandingkan dengan uranium.
d/sumberbelajar/tampilajar.ph
p?ver=11&idmateri=197&mn Radioaktivitas suatu unsur timbul dari
u=Materi2&kl=12
radioaktiivitas satu atau lebih isotopnya.
Banyak sekali unsur yang terdapat dialam tidak bersifat radioaktif, namun
demikian unsur-unsur tersebut dapat dibuat menjadi radioaktiif melalui
proses artifisial yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian di bidang
biologi dan kedokteran sebagai perunut. Prosedurnya adalah dengan

Radioaktivitas 2
menggabungkan radionuklida dalam senyawa kimiawi dan mengikuti apa
yang terjadi pada senyawa itu dalam organisme hidup dengan memantau
radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida itu. Unsur lain seperti kalium
memiliki isotop mantap dan beberapa isotop radioaktif. Sedangkan
uranium hanya memiliki isotop-isotop radioaktif.
Radioaktivitas radium juga ditemukan polonium yang juga memilliki
keradioaktifan sangat kuat daripada uranium. Selain itu ditemukan juga
unsur lain yang juga bersifat radioaktivitas yaitu Thorium (Th) yang
memiliki radiasi mirip dengan Uranium. Dari sejumlah zat radioaktif tang
telah ditemukan, dikelompokkan berdasarkan sumber ditemukannya, yaitu
Radioaktivitas Alam dan Radioaktivitas Buatan. Radioaktivitas Alam
adalah unsur-unsur radioaktif yang ditemukan di alam sebagai bahan
tambang, yaitu Uranium (U), Aktinium (At), dan Thorium (Th).
Radioaktivitas Buatan adalah zat-zat radioaktif yang diproduksi dengan
sengaja dalam reaktor atom, antara lain Neptunium (Np), Polonium (Po),
Radium (Ra) (Toweula, 2016:Online).
Radioaktivitas suatu unsur timbul dari radioaktivitas satu atau lebih
isotopnya. Banyak sekali unsur dalam alam tidak mempunyai isotop
radioaktif, walaupun demikian, isotop itu tersebut dapat disiapkan supaya
menjadi radioaktif secara artifisial (buatan) dan dapat berguna dalam
penelitian biologi dan kedokteran sebagai perunut. Prosedurnya ialah
dengan menggabungkan radionuklide dalam senyawa kimiawi dan
mengikuti apa yang terjadi pada senyawa itu dalam organisme hidup
dengan memantau radiasi dari nuklide itu. Unsur lain seperti kalium
memiliki isotop mantap dan beberapa isotop radioaktif; beberapa unsur
lain seperti uranium, hanya memliki isotop radioaktif (Beiser, 2004: 441-
473).
Sinar radioaktif merupakan partikel dengan tingkat energi yang
relatif tinggi dan relatif sulit berinteraksi secara kimia maupun listrik.
Sehingga untuk mendeteksi radiasi radioaktif dibutuhkan detektor khusus
seperti detektor tabung Geiger Muller. Tabung Geiger Muller adalah alat
untuk mendeteksi dan pengukur ionisasi dari radiasi nuklir.

Radioaktivitas 3
Rutherford dan rekan kerjanya
berhasil membedakan tiga jenis radiasi yang
dipancarkan oleh radionuklida, yakni zarah
alfa, beta, dan gamma yang akhirnya dikenal
sebagai inti helium atau alfa, elektron, dan
foton. Energi gamma lebih besar daripada
Gambar 2.2 Ernest
energi zarah beta dan alfa. Radiasi yang
Rutherford. Sumber:
http://www.thefamouspeople energinya adalah zarah alfa. Sebagai
.com/profiles/ernest-
rutherford-140.php ilustrasi pada gambar berikut disajikan
gerakan alfa, beta, dan gamma dalam
pengaruh medan magnet homogen.

Gambar 2.3 Lintasan Sinar Alfa, Beta, dan Gamma


dalam Medan Magnet B
Pada Gambar 2.3 tersebut tampak bahwa sinar alfa dan beta
dibelokkan dalam pengaruh medan magnet B. Hal ini disebabkan sinar
alfa dan beta adalah zarah bermuatan positif dan negatif. Sedangkan sinar
gamma tidak dibelokkan dalam medan magnet, karena sinar gamma
merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermuatan.
Sinar beta dan sinar gamma oleh pembelokan partikel beta tegak
lurus dengan medan magnetik dan medan listrik, perbandingan massa dan
muatan mereka dapat ditentukan. Ini serupa dengan eksperimen Thomson.
Eksperimen ini menunjukkan bahwa partikel beta merupakan elektron
yang bergerak pada kecepatan tinggi.

Radioaktivitas 4
Enrico Fermi pada tahun 1930-an mengembangkan hukum statistik
bagi partikel berspin dan mengemukakan teori peluruhan beta yang

hingga kini tetap digunakan. Fermi adaah fisikawan pertama yang


memperagakan transmustasi inti atom lewat penembakan dengan neutron
(untuk itu Fermi dihadiahi Nobel Fisika tahun 1938). Fermi juga
mengarahkan pada pembuatan reaktor nuklir pertama (Krane, 2014 : 349).
Pada tahun 1930 Bothe dan Becker menemukan bahwa suatu radiasi
sangat penetrasi dihasilkan ketika partikel alpa berada pada peristiwa
berilium. Radiasi tidak mempunyai muatan karena itu jadi bisa melewati
radiasi gamma yang sangat hebat energinya. Pada tahun 1932 Curie-Juliot
menempatkan suatu blok paraffin di depan radiasi penetrasi, dan
menunjukkan bahwa pertimbangan jarak proton ditolak dari paraffin.
Energi radiasi dapat dihitung dari jarak penolakan proton, dan itu
kemudian ditemukan dengan kemungkinan yang tinggi.
Pada tahun 1932 Chadwick mengukur
kecepatan proton ketia mereka ditolak oleh
penetrasi radiasi dari material seperti
paraffin yang mengandung hidrogen. Dia
menggunakan polonium A sebagai suatu
sumber partikel alpa dan tidak diketahui
radiasi X dibangun oleh dampak berilium B

Gambar 2.4 James yang kemudian terjadi pada paraffin C.


Chadwick. Sumber: Kecepatan proton tertolak dari C yang dapat
http://www.nobelprize.org/no
bel_prizes/physics/laureates/1 ditemukan dari jarak mereka dalam udara,
935/chadwick-bio.html
yang mana ditentukan oleh banyaknya
penempatan ketebalan penyerapan lempengan aluminium D di depan suatu
tempat pengionisasian E sampai tidak ada efek yang dihasilkan di sana.
Dengan kalibrasi ketebalan lempengan aluminium sebelumnya diistilahkan
dalam ketebalan udara, jarak dalam udara ditemukan.
Suatu partikel beta, suatu elektron, dan suatu sinar gamma, suatu
gelombang elektromagnetik, hanya mempunyai dampak yang kecil dalam
massa suatu inti ketika mereka dipancarkan. Suatu partikel beta

Radioaktivitas 5
mempunyai muatan e. Sekarang thorium mempunyai suatu muatan inti
+90e dan nomor massa 234, dan memancarkan sinar beta dan sinar
gamma.
Peluruhan radioaktivitas, yang menghasilkan pemancaran dari
partikel alpa, beta, dan sinar gamma merupakan suatu proses yang acak.
Peluruhan radioativitas tidak dapat diramalkan atom akan meluruh pada
suatu fakta yang praktis. Semuanya tahu bahwa laju rata-rata pemancaran
dari suatu contoh radioaktif yang ideal pada bilangan tidak mengubah
atom yang menghadirkannya secara praktis. Pada perhitungan acak yang
pemancarannya alami, perhitungan nomor pemancaran dalam pemberian
waktu seperti satu menit yang akan ditemukan fluktuasinya, walaupun
sumber aktivitasnya konstan. Ini baik diilustrasikan oleh radiasi layar yang
berkaitan dengan sinar kosmik ketika mereka dibelokkan oleh suatu
tabung G-M dan skalar. Radiasi dapat dipertimbangkan berkaitan dengan
sumber aktivitas konstan yang lebih merupakan keaslian dari sinar kosmik
yang memasuki atmosfer bumi. Pencacah per menit dalam eksperimen
dengan sumber radiasi laboratorium akan memfluktuasikan, meskipun
tidak sebanyak kasus sinar kosmik yang mana merupakan suatu sumber
relativitas yang lemah (Nelkom, 2000: 34-47).
Selanjutnya pada gambar 2.5 berikut disajikan ilustrasi tentang
kemampuan daya tembus sinar alfa, beta, dan gamma.

Gambar 2.5 Ilustrasi Daya Tembus Zarah Alfa, Beta, dan Gamma

Radioaktivitas 6
Berdasarkan Gambar 2.5 tampak bahwa zarah alfa yang dipancarkan
oleh bahan radioaktif dapat dihentikan oleh sehelai papan tipis. Zarah beta
mampu menembus papan tipis, namun dapat dihentikan oleh pelat
alumunium. Sinar gamma dapat menembus papan, pelat alumunium
maupun keping timbal yang tebal.
Terdapat lima jenis peluruhan radioaktif yakni: peluruhan gamma,
peluruhan alfa, peluruhan beta, penangkapan elektron, dan pemancaran
positron. Pada Gambar 2.6 berikut disajikan ilustrasi tentang kelima jenis
peluruhan tersebut.
1. Peluruhan gamma, terjadi karena inti memiliki energi yang
berlebih

Pemancaran sinar gamma


mereduksi energi inti Inti
Inti
Anak
Induk Gambar 2.6. a Peluruhan Gamma

2. Peluruhan alfa, terjadi karena inti induk memiliki nomor massa


A besar

Pemancaran zarah alfa


mereduksi ukuran inti
Inti Inti
Induk Gambar 2.6.b Peluruhan Alfa Anak

3. Peluruhan beta, terjadi karena inti memiliki neutron > proton

Pemancaran elektron oleh neutron


Inti nuklir mengubah menjadi proton Inti
Induk Gambar 2.6.c Peluruhan Beta Anak

Radioaktivitas 7
4. Penangkapan elektron, terjadi karena inti memiliki proton >
neutron

e+ =

Penangkapan elektron oleh proton


mengubahnya menjadi neutron
Inti Inti
Induk Anak
Gambar 2.6.d Penangkapan Elektron

5. Pemancaran positron, terjadi karena inti memiliki proton >


neutron

+ =

Pemancaran positron oleh proton


mengubahnya menjadi neutron
Inti Inti
Induk Anak
Gambar 2.6.e Pemancaran Positron

Radioaktivitas, yang menghasilkan pemancaran dari partikel alpa,


beta, dan sinar gamma merupakan suatu proses yang acak. Dan inti
memancarkan sinar gamma tanpa mengubah identitasnya, karena sinar
gamma merupakan energi foton yang tinggi dan tanpa membawa muatan.
Inti mempunyai tingkat energi yang berlainan analog ke dalam atom itu.
Jika inti tidak dalam keadaan dibumikan, itu mungkin mengubah keadaan
energi terendah dengan pemancaran sinar gamma. Ini sering terjadi setelah
suatu inti mengalami satu dari jenis peluruhan lainnya menjadi suatu
keadaan eksitasi anak inti. Anak inti merupakan satu elemen lebih tinggi
dalam grafik periodic dan mempunyai nomor inti yang sama. Akan tetapi,
anak inti merupakan milik elemen yang lebih rendah dalam tabel periodik
dan mempunyai nomor inti yang sama sebagai induknya. Proses ini
dideteksi oleh pengamatan atomik sinar X yang diberikan ketika elektron
terluar terlempar mengisi keadaan energi yang dikosongkan oleh
penangkapan elektron (Wheeler, 1997: 398-473).

Radioaktivitas 8
2.3 Hukum Peluruhan
Pada radioaktifitas tertentu, suatu nukleus tidak stabil yang
dinamakan induk akan mengemisikan partikel dan meluruhkannya menjadi
nukleus yang dinamakan anak. Secara efektif, kelahiran anak tersebut
muncul dari kematian sang induk. Anak tersebut mungkin sama dengan
nukleus dalam keadaan energi terendah. Tidak peduli apa jenis partikel
yang diemisikan, seluruh partikel inti mengikuti Hukum Peluruhan
Radioaktif yang sama.
Proses peluruhan bersifat statistik eksponensial. Jumlah inti atom
untuk meluruh setiap saat bergantung pada jumlah sampel mula mula
inti induk , selang waktu peluruhan t, dan tetapan disintegrasi 1 yang
memenuhi persamaan
( 2.1)
Dari eksperimen terbukti bahwa peluruhan radioaktif memenuhi
hukum eksponensial atau yang lebih dikenal dengan hukum peluruhan.
Dapat dijelaskan perolehan hukum tersebut apabila peluruhan dianggap
bukan merupakan kejadian yang berlangsung serentak atau bersamaan
melainkan dianggap sebagai peristiwa statistik. Berdasarkan sifat statistik
ini apabila sejumlah nuklida, tak mungkin dapat diramal nuklida mana
yang akan meluruh pada detik berikutnya, mengingat keboleh jadian
terjadinya peluruhan dari setiap nuklida dalam waktu adalah,

dengan lambda adalah suatu konstanta yang disebut konstanta peluruhan.


Apabila adalah sejumlah nuklida yang belum meluruh pada suatu saat,
adalah sejumlah nuklida yang akan meluruh dalam waktu maka
dapat dituliskan,

Sehingga,
(2.2)
dengan,
= jumlah nuklida radioaktif pada saat

Radioaktivitas 9
= jumlah nuklida radioaktif pada saat
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Peluruhan.

Persamaan 2.2 merupakan rumus yang memberikan jumlah inti yang


tidak meluruh pada waktu t dalam peluang peluruhan persatuan waktu 1
dari sebuah isotop yang jumlah inti awalnya pada saat .

Grafik peluruhan inti atom induk dan pertumbuhan inti atom turunan.
Disajikan pada gambar 2.7

Gambar 2.7 Peluruhan inti anak dan inti atom.

2.4 Waktu Paruh

Waktu paruh didefinisikan sebagai periode waktu dimana jumlah


cacah inti atom induk yang bersifat radioaktif tinggal separuh dari cacah
semula. Untuk mempermudah penggambaran terhadap kecepatan
peluruhan zat radioaktif maka sering digunakan parameter baru yaitu
waktu paro ( ) yang juga dapat didefinisikan sebagai selang waktu

yang dibutuhkan oleh suatu inti radioaktif untuk meluruh menjadi setengah
dari aktivitasnya semula. Nilai itu sendiri berbanding terbalik dengan

konstanta peluruhan sehingga mempunyai satuan detik.

Pada saat dengan n bilangan bulat mak persamaan 2.3

dapat dituliskan:

Radioaktivitas 10
Waktu paro suatu inti radioaktif sangat bervariasi mulai orde menit
sampai tahun bahkan ratusan tahun. Sebagai contoh, Ba-137* mempunyai
waktu paro 2,5 menit, Iridium 192 (Ir-192) selama 74 hari, Kobalt-60 (Co-
60) selama 5,27 tahun, sedangkan Amerisium-241 (Am-241) selama 430
tahun.
Secara operasional, parameter waktu paro ini lebih sering dan lebih
mudah untuk digunakan daripada konstanta peluruhan. Sebagai contoh bila
suatu zat radioaktif Ir-192 pada hari ini mempunyai aktivitas 100 Ci maka
aktivitasnya setelah 10 bulan tinggal 6,75 Ci karena telah melewati 4 kali
T nya.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa peluruhan alfa yang
terjadi pada gas radon menjadi isotop polonium memiliki
unsur paruh 3,8 hari. Hal ini berarti bahwa jika kita memiliki 1 g radon
dalam wadah tertutup akan tertinggal 0,5 g setelah 3,8 hari; 0,25 g setelah
7,6 hari; 0,125 g setelah 11,4 hari; dan seterusnya. gambar berikut
diberikan ilustrasi peluruhan radon menjadi polonium.

Gambar 2.8 Peluruhan Alfa Radon Menjadi Polonium.

Radioaktivitas 11
Contoh Soal
1. Suatu sampel isotop radioaktif yang masih baru memiliki aktivitas 0,6
Ci , setelah meluruh selama 2 tahun aktivitasnya tinggal 3 mCi,
tentukanlah:
a. Konstanta peluruhan dan waktu paruh
b. Jumlah inti pada sampel yang masih baru
Jawab :
a. Konstanta peluruhan
atau

b. Jumlah inti pada sampel yang masih baru

2. Seorang peneliti fosil menemukan kandungan karbon radioaktif pada


fosil kayu yang ditelitinya. Unsur radioaktif tersebut kira kira

dari asalnya. Bila waktu paruh karbon radioaktif adalah 5600 tahun,
maka tentukan umur fosil tersebut .
Jawab :
Diketahui :

= 5600 tahun

Ditanya : umur fosil ?

Dengan

Radioaktivitas 12
Selanjutnya :

2.5 Aktivitas radioaktif

Andaikan mempunyai secuplik bahan radioaktif (berorde beberapa


gram). Laju peluruhan inti radioaktif ini disebut aktivitas. Semakin besar
aktivifitasnya, semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detik. (aktivitas
tidak bersangkutan dengan jenis peluruhan atau radiasi yang dipancarkan
atau energi radiasi yang dipancarkan. Aktivitas hanya ditentukan oleh
jumlah peluruhan per detik).

(2.3)

Aktivitas inti pada setiap saat A memenuhi:

Satuan dasar untuk mengukur aktivitas adalah curie. Semula, curie


didefinisikan sebagai aktivitas dari satu gram radium, definisi ini kemudian
diganti dengan yang lebih memudahkan ;
1 curie (Ci) = 3,7 x 1010 peluruhan/detik
Satu curie adalah suatu bilangan yang sangat besar, sehingga kita
lebih sering bekerja dengan satuan milicurie (mCi), yang sama dengan 10-3
Ci, dan mikrocurie (Ci) 10-6Ci.
Satuan SI untuk aktivitas adalah becquerel (Bq) sebagai penghormatan
atas jasa Henry Becquerel yang telah menemukan radioaktivitas pada tahun
1896.
1 bequerel = 1 Bq = 1 kejadian/ sekon
Aktivitas A hanyalah bergantung pada jumlah inti radioaktif N dalam
cuplikan dan juga pada probabilitas peluruhan :
A=N (2.4)

Radioaktivitas 13
Baik A maupun N adalah fungsi dari waktu t. Ketika cuplikan
meluruh, jumlah intinya berkurang sebanyak N buah-lebih sedikit jumlah
inti atom yang tertinggal. Jika N berkurang dan tetap, maka A harus pula
menurun terhadap waktu. Jadi, jumlah peluruhan per detik makin lama
makin berkurang.
Contoh soal:
Inti memiliki waktu paruh 1,6103 tahun. Jumlah inti 31016.
Berapakah aktivitas inti pada saat itu?
Penyelesaian:

peluruhan/s

2.6 Umur Rerata

Umur inti atom tertentu yang berdisintegrasi adalah antara nol sampai
dengan tak hingga. Oleh karena itu pengertian umur sebagai periode waktu
sejak lahir sampai mati/habis tidak relevan, untuk itu diperkenalkan
pengertian waktu rerata yang didefinisikan sebagai berikut.

(2.5)

Dalam bentuk persamaan yang identik umur rerata dapat dituliskan


dalam persamaan
(2.6)

Contoh soal:
Inti memiliki waktu paruh 1,6103 tahun. Tentukan umur rerata
yang dimiliki inti tersebut!
Penyelesaian:

Radioaktivitas 14
2.7 Penentuan Umur Radiometrik

Metode yang didasarkan pada peluruhan radioaktif memungkinkan


untuk penentuan umur batuan dan benda yang mempunyai asal biologis.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa peluruhan radionuklida
berlangsung dengan laju konstan tak bergantung pada kondisi eksternal,
rasio antara jumlah nuklida dan nuklida anak mantap dalam benda yang
diselidiki menunjukkan umumnya. Semakin besar proporsi nuklida anak
maka semakin tua umur benda. Prosedur penentuan umur radioaktif yang
menggunakan isotop karbon radioaktif beta sering dikenal sebagai
radiokarbon.
Sinar kosmik merupakan sinar atomik berenergi tinggi, terdiri dari
proton yang bergerak menembus galaksi kita kira diantaranya sampai
ke Bumi tiap detik. Pada saat sinar tersebut memasuki atmosfer maka
terjadilah tumbukan dengan inti atom yang berada pada lintasannya
sehingga menimbulkan hujan zarah sekunder. Di antara zarah sekunder ini
terdapat neutron yang timbul dari inti target yang berdisintegrasi. Masing-
masing neutron dapat bereaksi tehadap inti hydrogen dalam atmosfer
untuk membentuk radiocarbon dengan pemancaran proton.

Proton mengambils eluruh electron dan menjadikan sebuah atom


hydrogen. Radiokarbon meluruh menjadi dengan umur paruh sekitar
5.760 tahun. Meskipun di bumi meluruh secara tunak, tembakan sinar
kosmik secaratetap memperbarui persediaannya. Sesaat setelah dihasilkan
dalam atmosfer, atom menempel pada molekul oksigen membentuk
radioaktif. Tanaman hijau mengambil karbon dioksida supaya tetap
hidup, sehingga setiap tanaman mengandung karbon radioaktif yang
terserap bersama dengan karbon dioksida yang diserapnya. Binatang
makan tanaman, sehingga binatangpun menjadi radioaktif. Percampuran
radiokarbon sangat efisien sehingga tanaman dan binatang memiliki
proporsi terhadap karbon biasa yang sama. Supaya kandungan
dapat diukur, karbon dalam sampel suatu organisme yang mati setelah

Radioaktivitas 15
selang waktu t biasanya dikonversi menjadi gas seperti karbon dioksida
yang kemudian dimasukkan dalam detector yang peka terhadap sinar beta.
Jika aktivitas suatu massa karbon darisebuah makhluk hidup yang
sekarang masih hidup adalah dan aktivitsas massa karbon dari sampel
yang akan ditentukan umurnya adalah A, maka umur sampel tersebut
adalah:
(2.7)

Contoh Soal :
Sebatang tanaman purba mengandung dengan aktivitas 13 desintegrasi
per menit per gram karbon. Aktivitas tanaman yang masih hidup adalah 16
desintegrasi per menit per gram. Tentukan, setelah berapa lamakah pohon
tersebut mati?
Penyelesaian :

Penentuan umur radio karbon terbatas sekitar 50.000 tahun,


sedangkan sejarah bumi mencapai 4,5 billiun tahun atau bahkan lebih.
Oleh karena itu para ahli geologi harus menggunakan nuklida radioaktif
yang umur paruhnya lebih panjang dalam penentuan umur batuan, yakni
dengan isotop radioaktif ; ; dalam setiap kasus diasumsikan
bahwa semua nuklida anak yang mantap yang diperoleh dalam sampel
batuan tertentu yang berasal dari nuklida induk dapat diperoleh. Jika
jumlah atom nuklida induk dalam sampel Ndan jumlah atom keduanya
(induk dan anak) adalah , maka umur geologis batuan dapat ditentukan
dengan persamaan :

(2.8)

Peranan yang tepat dari waktu t bergantung pada sifat batuan yang
terlibat, waktu tersebut dapat mengacu pada waktu batuan mineral itu
mengkristal, misalnya, atau dapat mengacu pada waktu terakhir batuan

Radioaktivitas 16
tersebut didinginkan dibawah temperature tertentu. Kebanyakan batuan
purba yang umumnya ditentukan dari yang diperoleh pada tanaman hijau,
dipercaya ada 3,8 billiun tahun yang lalu. Batuan lunar dan meteoroid
yang sama dengan batuan bumi, penentuan umurnya menggunakan isotop
radioaktif ; ; .

Tabel 2.1 Metode Penentuan Umur Geologis Batuan

Metode Nuklida Nuklida Umur


induk anak
Paruh

(tahun)

Kalium
Argon

Rubidium-
Strontium

Uranium-
timbal

2.8 Deret Radioaktif

Sebagian besar unsur radioaktif yang terdapat di alam adalah


merupakan anggota dari empat deret radioaktif. Masing-masing deret
terdiridari urutan produk nuklida anak. Yang semuanya dapat diturunkan
dari nuklida induk tunggal. Nama deret didasarkan pada nama nuklida
induknya dan dicirikan oleh nomor massa anggota-anggotanya, yaitu deret
Thorium (4n), deret neptunium (4n+1), deret uranium (4n+2), dan deret
actinium (4n+3), dengan bilangan bulat. Daftar deret radioaktif tersebut
disajikan pada tabel 2.2 sebagai berikut :

Radioaktivitas 17
Tabel 2.2 Deret Radioaktif

No Nama Nuklida induk Umur Produk


Deret paruh akhir
Massa
(tahun)

4n Thorium

4n+ Neptunium
1

4n+ Uranium
2

4n+ Actinium
3

Deret Neptunium sudah tidak terdapat dialam, namun nuklida


neptunium dapat diperoleh dilaboratorium dengan menembaki inti berat
dengan neutron. Umur paruh deret neptunium begitu pendek dibandingkan
dengan perkiraan umur alam semesta ini yakni 1010 tahun, sehingga
anggota-anggota deret ini sudah tidak ditemukan di alam.
Contoh Soal :
1. Tentukan termasuk deret apakah unsur dibawah ini :
a.

b.

c.
Penyelesaian :
a. A=236
, habis dibagi 4

Jadi, unsur termasuk deret Thorium


b. A=285

Radioaktivitas 18
, dibagi 4 sisa 1

Jadi, unsur termasuk deret Neptunium


a. A=287
, dibagi 4 sisa 1

Jadi, unsur termasuk deret Actinium

2.9 Peluruhan Berurutan

Pembahasan tentang peluruhan berurutan, keseimbangan radioaktif,


dan radioaktivitas buatan membutuhkan kecakapan dan ketelitian yang
memadai tentang konsep deferensial dan integral. Persamaan persamaan
yang menggambarkan fenomena fenomena tersebut cukup rumit dan
memerlukan perhatian yang khusus. Hal inilah yang mendasari pokok
pokok materi tersebut disajikan secara khuus dala bab yang tersendiri.
Radioaktivitas atau aktivitas peluruhan radiasi didefinisikan sebagai
jumlah peluruhan per detik. Aktivitas radiasi (A) suatu sumber atau zat
radioaktif ditentukan oleh jumlah inti radioaktif yang dikandungnya (N) dan
konstanta peluruhan dari inti radioaktif tersebut ().

(2.9)

Pada radioaktif tertentu, suatu nukleus tidak stabil yang dinamakan


induk akan mengemisikan partikel dan meluruhkannya menjadi nukleus
yang dinamakan anak (Gautreau, Ronald. 2006: 162).

Proses peluruhan merupakan statistik untuk nuklida yang cukup


banyak, maka banyaknya peluruhan per satuan waktu (dN/dt) sebanding
dengan banyaknya nuklida radioaktif (N).
(2.10)

Tetapan merupakan tetapan pelunthan yang bernilai positif


Penyelesaian dan persamaan peluruhan tersebut adalah:

Radioaktivitas 19
(2.11)
Umur paruh ( ) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
agar jumlah radionukiida mencapai separuh dan jumlah semula.
(2.12)

(2.13)

Selain umur paruh, perlu diketahui juga umur rata-rata (t) yang
didefinisikan sebagai jumlah umur (waktu) dan semua nuklida yang ada
dibagi dengan jumlah awal nuklida. Jika N (jumlah nuklida) sangat
banyak, maka jumlah didekati dengan integral,

(2.14)

= (2.15)

Umur rata-rata Iebih besar (1/0,693) kali daripada umur paruh.


Banyaknya nuklida yang dicapai pada saat umur rata-rata (1I) adalah (lie)
kali jumlah nuklida awal. Aktivitas suatu radioaktif adalah banyaknya
peluruhan per satuan waktu. Adapun satuan aktivitas adalah bequerel (Bq)
atau curie (Ci). Satu bequerel setara dengan satu disintegrasi per detik
(dps), dan satu curie setara dengan 3,7.1010 Bq. (Anonim. 1-2)

Radioaktivitas 20
2.10 Proses Peluruhan Berurutan

Dimisalkan adalah inti atom radiokatif dengan tetapan peluruhan


meluruh menjadi inti atom baru dengan tetapan peluruhan , meluruh
lagi menjadi inti atom stabil . Jika dianalogikan dengan suatu generasi
maka inti atom ke-1 disebut dengan inti atom induk, generasi ke-2 disebut
inti atom anak, dan generasi ke-3 disebut inti atom cucu seperti disajikkan
pada Gambar

Gambar 2.8 Diagram Peluruhan Berurutan


Pada saat t = 0, .
Setelah selang waktu dt, maka laju perubahan inti anak, induk dan
cucu memenuhi:
(2.16)

(2.17)

(2.18)

Dari persamaan (2.16) diperoleh penyelesaian:


(2.19)
Dari persamaan (2.17) diperoleh:

Kalikan kedua ruas dengan

Radioaktivitas 21
Dengan pengintegralan:

Konstata C ditentukan dengan syarat batas pada saat t = 0

Penyelesaian untuk adalah:

Dengan menggunakan persamaan (2.18) dan penyelesaian dapat


diperoleh sebagai berikut:

Diintegralkan:

Konstanta C ditentukan dengan syarat batas pada saat t = 0

Penyelesaian akhir untuk adalah:

Radioaktivitas 22
(2.20)

Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal pembelajaran fisika oleh


Jatu Ridwan (mahasiswa), Bambang supriadi (dosen) dan Rifati Dina
Handayani (dosen) dari pendidikan fisika Universitas Jember mengenai
Simulasi Numerik Massa Peluruhan Inti Zat Radioaktif Unsur Uranium-
238 Dengan Metode Aljabar Matriks maka dapat disimpulkan:
(1) Besarnya massa sisa dalam peluruhan unsur uranium-238 yang
berlangsung selama 4,3 x 109 tahun menunjukan nuklida induk
memiliki massa sisa sebesar 3,62 gram sedangkan massa sisa
nuklida turunannya mendekati nol.
(2) Jumlah atom uranium-238 yang meluruh selama selama 4,3 x 109
menunjukan nuklida induk atom paling banyak dibandingkan
nuklida turunannya yaitu sebesar 9,15e+21 atom.
(3) Besarnya aktivitas peluruhan yang terjadi pada deret uranium-238
sebesar 8,63 x 10-6 Bq. Pada proses peluruhan uranium-238 terjadi
kesetimbangan sekuler yang terjadi pada waktu 1,35 x 1015 detik
setara dengan 42,8 juta tahun (Ridwan, 2015)

2.11 Kesetimbangan Radiaktivitas


Setiap zat yang meluruh pasti mengalami inti stabil dan tidak akan
meluruh lagi. Keseimbangan radioaktivitas ada 2 yaitu:
1. Keseimbangan Transien
Berpijak pada persamaan
(2.21)

N2 akan maksimum pada saat t=tm. Waktu tersebut dapat ditentukan


sbb:

)=0

Radioaktivitas 23
(2.22)

Setelah ,mencapai maksimum maka dN2/dt hanya bergantung pada


.
a. Untuk . Hal ini berarti bahwa selang waktu yang lama maka

lebih cepat mencapai nol dibandingkan , sehingga:

= konstan

Perbandingan aktivitas inti anak daninti induk konstan

konstan

N1 danN2 dikatakan berada dalam keseimbangan transien. Keduanya


meluruh dengan tetapan peluruhan yang sama besar, seperti gambar
berikut ini:

Gambar 2.9 Kesetimbangan Transier

b. Untuk .

Dapat di buktikan bahwa:

Radioaktivitas 24
Hal ini berarti bahwa setelah tm, inti atom iduk akan habis (meluruh
seluruhnya) dan inti atom anak meluruh dengan tetapan peluruhnya
sendiri seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.10 Keseimbangan Transier Untuk .

2. Kesetimbangan sekuler
Untuk maka dapat diabaikan terhadap dan .
Dapat dibuktikan bahwa:
(2.23)

Untuk nilai t yang sangat besar di bandingkan dengan umur rerata inti
anak, maka energi dapat diabaikan terhadap, sehingga diperoleh:

N2 dan N1 dikatakan berada dalam keseimbangan sekuler. Karena


atau waktu paruh inti induk jauh lebih besar dibandingkan
waktu inti paruh anak maka:

140
Grafik kesetimbangan sekuler terjadi pada inti induk Ba dengan inti
anak 140La seperti pada gambar di bawah ini:

Radioaktivitas 25
Gambar 2.12 keseimbangan sekuler
Contoh soal.
235
Sampel U sebanyak 117,5 gram memancarkan zarah alfa menjadi
231
Th. Jika diketahui tetapan disentegrasi untuk uranium dan thorium
secara berturut-turut adalah 3,1. 1017s-1 dan 7,51.10-6s-1, tentukan:
a. Setelah berapa lama thorium yang terbentuk maksimum
b. Jumlah thorium yang terbentuk setelah tercapai keseimbangan
radioaktif.
Penyelesaian :
= 3,1. 1017s-1
=7,51.10-6s-1

a. = 3,49.106s

b. Karena maka terjadilah keseimbangan sekunder.

inti Th

2.11 Radioaktivitas Buatan.

Contoh dari radiaktivitas buatan yaitu penembakan natrium-23


dengan deutron yang di percepat oleh siklotron dapat menghasilkan
magnesium-24 radioaktif, contoh lain yaitu, penembakan Ag -107 stabil
dengan neutron dapat dihasilkan inti Ag-108 radioaktif:
23
Na + 2H 1
H+24Na 24
Mg+-
107 108 108
Ag + n Ag Ag +
Pada hedua contoh tersebut, dapat diumpamakan sebagai induk
dengan aktivitas yang digambarkan pada skema berikut:

N1 N2 N3
Induk radioaktvitas anak radioaktvitas cucu stabil

Gambar 2.13 skema radoaktivitas buatan

Radioaktivitas 26
Jika kecil sekali, tetapi karena N10 besar maka harga
terbatas. Biasanya fraksi inti induk yang bereaksi kecil sekali,
sehingga dapat dianggap:

Laju produksi aktivitas pada suatu penembakan disebut yield (Y).


Hal ini berarti bahwa Yield merupakan laju produksi aktivitasvaru yang
didefinisikan:

t=0

Telah dibuktikan bahwa:


(2.23)

Sehingga di peroleh yield:

t=0 =

Atau

Aktivitas inti atom baru yang dihasilkan dalam waktu t adalah:

Jika maka:

(2.24)

Jika ,aktivitas yang dapat dicapai adalah

Radioaktivitas 27
2.12 Peranan Radoiaktivitas
1. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat radioaktivitas dan radiasi-gamma
lingkungan memperlihatkan bahwa keadaan lingkungan di Provinsi
Lampung dalam kondisi normal. Tidak diperoleh data anomali tingkat
radioaktivitas dan radiasi-gamma baik yang berasal dari jatuhan
radioaktif maupun radionuklida alam di beberapa daerah penyelidikan.
Walaupun demikian perlu dilakukan pengukuran tingkat radioaktivitas
dan radiasi-gamma lingkungan secara periodik untuk kepentingan
keselamatanm radiasi, terutama daerah-daerah yang dianggap berpotensi
melepaskan radiasi, misalnya daerah tambang bawah tanah dan daerah
pemanfaatan sumber air panas untuk kesehatan dan rekreasi.
2. Kandungan radionuklida alam dalam tanah Th-228, Ra -228, dan Ra-226
tertinggi pada "washray" di Kec. Belinyu dan K-40 tertinggi di Komplek
Peltim Kecamatan Mentok. Masih ditemukan sumber air minum pada
beberapa lokasi yang belum memenuhi syarat, karena konsentrasi Ra-226
di atas nilai bakum utu radioaktivitasli ngkungan. Pajanan radiasi
ekstema pada beberapa lokasi dalam satu tahun sudah mendekati NBD.
Pajanan radiasi gamma minimal di Kecamatan Belinyu dan Kecamatan
Mentok (Zona ill), sedangkan nilai maksimal dan rata tertinggi di
Kecamatan mentok (Zona II). Konsentrasi Radon pada kamar tidur
tertinggi di Kecamatan Koba (Zona I) dan pada ruang keluarga tertinggi
di Kecamatan Mentok (Zona I) Konsentrasi Thoron pada kamar tidur
tertinggi di Kecamatan Mentok (Zona III) dan pada ruang keluarga di
Kecamatan Mentok (Zona III).

2.13 Penggunaan dan Bahaya Radioaktivitas


Dengan menggunakan alat pencacah Geiger Muller dapat diketahui
adanya radiasi atau intensitas radiasi dan juga dapat ditentukan jumlah
radioisotop yang terdapat dalam suatu bahan. Dengan melihat sifat- sifat
radioisotop dan radiasi yang dipancarkan, maka radioisotop dapat digunakan
dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya: bidang kedokteran,
industri, pertanian, hidrologi, kimia, biologi, dan lain-lain. Penggunaan

Radioaktivitas 28
radioisotop dapat dibedakan menjadi radioisotop sebagai perunut dan
radioisotop sebagai sumber radiasi.
1. Radioisotop digunakan sebagai perunut
Radioisotop sebagai perunut dapat digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain sebagai berikut.
Bidang kedokteran
1) Isotop Na-24 (dalam NaCl) untuk meneliti peredaran darah
dalam tubuh manusia.
2) Isotop I-131 untuk mempelajari kerja getah tiroid yang
terdapat dalam kelenjar gondok/tiroid
3) Isotop Fe-59 untuk mempelajari kecepatan pembentukan sel
darah merah dalam tubuh.
Bidang pertanian
1) Untuk mempelajari cara pemupukan yang cocok pada suatu
Tanaman dengan isotop P-32.
2) Untuk menentukan umur tanaman yang tepat dalam
pemberian pupuk
Bidang biologi
1) Isotop C-14 dan isotop O-18 digunakan untuk mempelajari
fotosintesis pada tumbuhan
2) Radioisotop Na dan K digunakan dalam penelitian
permeabilitas selaput sel.
Bidang hidrologi
1) Untuk mengetahui kebocoran suatu bendungan.
2) Untuk mengukur kecepatan aliran sungai atau aliran air
dalam tanah dan pembentukan sedimentasi.
Bidang industri
Untuk pengujian bahan pakaian sintetis.
Bidang arkeologi
Untuk mengukur umur fosil digunakan radioisotop C-14
sebagai perunut.

Radioaktivitas 29
b. Radioisotop digunakan sebagai sumber radiasi.
Radioisotop sebagai sumber radiasi dapat digunakan dalam
berbagai bidang antara lain sebagai berikut.
Bidang kedokteran, mislanya isotop Co-60 untuk terapi
penyakit kanker. Bidang pertanian, misalnya digunakan
untuk
1) Memberantas hama penyakit dengan teknik hama jantan
mandul.
Hama jantan disinari dengan sinar radioaktif sehingga
mandul, kemudian dilepaskan di daerah yang diserang
hama tersebut, sehingga perkawinan antara hama jantan
yang mandul dengan betina tidak menghasilkan keturunan,
maka perkembangbiakan hama akan terganggu.
2) Mengawetkan hasil pertanian bahan makaan
Bidang industri, misalnya untuk sebagai berikut.
1) Mengukur ketebalan kaca.
2) Mengukur ketebalan kertas.
3) Menguji bahan tanpa merusak bahan tersebut.
4) Mengendalikan produksi timah dalam pembuatan kaleng.

Selain mempunyai banyak kegunaan, penggunaan radioaktif


dapat juga membahayakan bagi kehidupan makhluk hidup, khususnya
manusia dan lingkungan. Radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif
dapat merusak jaringan dan sel-sel tubuh manusia, tergantung dari
jumlah intensitas yang diterima oleh tubuh. Makin banyak radiasi yang
diterima oleh tubuh, maka mengakibatkan rusak atau matinya sel-sel
sehingga kekebalan daya tahan tubuh menjadi berkurang. Jaringan yang
paling peka terhadap radiasi adalah mata, sumsum tulang belakang, dan
fungsi reproduksi. Beberapa gejala akibat radiasi zat radioaktif yang
berlebihan antara lain sebagai berikut.
Kerusakan genetis
Katarak (kerusakan lensa mata).
Leukemia (kanker darah).

Radioaktivitas 30
Kerusakan kulit/sarcoma
Kerusakan sistem saraf.
Kerusakan sel pembentuk sel darah

Soal!
1. Jelaskan makna fisis lintasan sinar alfa, beta, dan gamma dalam medan
magnet! Gambarkan!
2. Jelaskan ilustrasi daya tembus zarah alfa, beta, dan gamma!
Gambarkan!
3. Perhatikan grafik peluruhan zat radioaktif dibawah ini.

Besar koefisien peluruhan adalah...


4. Diketahui suatu peluruhan sampel radioaktif dengan N = N0 =
1020 inti dan t = 6 s. Tentukan aktivitas radioaktif mula-mula!
5. Tentukan penyelesaian dan persamaan peluruhan!
6. Tentukan penyelesaian penurunan persamaan peluruhan inti anak!
7. Material radioaktif (dengan konstanta peluruhan ) meluruh
menjadi material b (dengan konstanta peluruhan ) yang juga
merupakan radioaktif. Tentukanlah jumlah material b yang tersisa
setelah waktu t!
8. Dari soal no.7 diatas bahwa , carilah waktu di mana
(jumlah nucleus anak) bernilai maksimum!

Radioaktivitas 31
Kunci Jawaban
1. Lintasan Sinar Alfa, Beta, dan Gamma dalam Medan Magnet B

Pada gambar tersebut tampak bahwa sinar alfa dan beta dibelokkan
dalam pengaruh medan magnet B. Hal ini disebabkan sinar alfa dan
beta adalah zarah bermuatan positif dan negatif. Sedangkan sinar
gamma tidak dibelokkan dalam medan magnet, karena sinar gamma
merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermuatan.
2. Ilustrasi Daya Tembus Zarah Alfa, Beta, dan Gamma

Berdasarkan Gambar tersebut tampak bahwa zarah alfa yang


dipancarkan oleh bahan radioaktif dapat dihentikan oleh sehelai
papan tipis. Zarah beta mampu menembus papan tipis, namun dapat
dihentikan oleh pelat alumunium. Sinar gamma dapat menembus
papan, pelat alumunium maupun keping timbal yang tebal.

3.

Radioaktivitas 32
peluruhan/s

4.

5. Peluruhan inti anak disimbolkan dengan ,


penyelesaiannya adalah:

Kalikan kedua ruas dengan

Dengan pengintegralan:

Radioaktivitas 33
Konstata C ditentukan dengan syarat batas pada saat t
=0

Maka, N2:

6. Laju kenaikan nucleus b =

Untuk setiap nucleus a yang meluruh, terbentuk satu buah nucleus b


sehingga nucleus nucleus b tersebut berbentuk dengan kelajuan
sebesar

Yang memberikan

Atau

(1)

Radioaktivitas 34
Ini adalah persamaan differensial linear pertama yang dapat
dipecahkan dengan teknik teknik konvensial. Persamaan homogen
memiliki solusi

Dengan c adalah konstanta sembarang. Solusi khusus diperoleh


dengan mencoba di dalam persamaan (1):

Solusi lengkapnya adalah

(2)

Konstanta c dievaluasi dengan mensyaratkan pada t = 0.

Sehingga hasil akhirnya adalah:

(3)

7. Dengan , kita mendapatkan

Untuk nilai maksimum,

Dengan menyelesaikan untuk t, kita dapatkan

Radioaktivitas 35
8. Total jumlah nucleus yang muncul setiap waktu adalah ,
sehingga

Radioaktivitas 36
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Z, dkk. Buku Pintar Nuklir. Diambil dari :


drive.batan.go.id/kip/documents/12buku_pintar.pdf. ( 20 Mei 2017)
Alatas, Z, dkk. Buku Pintar Nuklir. [Online.
http://drive.batan.go.id/kip/documents/12buku_pintar.pdf. Diakses pada: 19-
04-2017]

Anonim. Universitas Gadjah Mada [Online.


http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:QJRZ9k-
cuwMJ:elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/43977/1e6fcd33600ab278db79
d69441f9057e+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id. Diakses pada: 19-04-2017]

Beiser, Arthur. 2004. Konsep Fisika Modern. Edisi keempat. Jakarta : Erlangga.
Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Fisika Modern Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Schaums Outlines FISIKA
MODERN Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga

Krane, Kenneth. 2014 .Fisika Modern. UI Press :Jakarta

Nelkon, M. 2000. Principles Of Atomic Physics And Electronics. Fifth Edition.


London : Heinemann Educational Books.

Ridwan, Jatu. Supriadi, Bambang. Handayani, Rifati D. 2015. SIMULASI


NUMERIK MASSA PELURUHAN INTI ZAT RADIOAKTIF UNSUR
URANIUM-238 DENGAN METODE ALJABAR MATRIKS. Vol. 4 No.2:
Pendidikan Fisika Universitas Jember [19-04-2017]
Supriyanto, Amir.2005. Pengukuran Radioaktivitas Dan Radiasi-Gamma
Lingkungan Di Provinsi Lampung.Lampung: Jurnal. Sains Tek Vol.
11, No. 3
Wahyudi, Bambang. 2003. Studi Tingkat Radioaktivitas Lingkungan Dan
Epidemiologi Lingkungan Pada Area Pertambangan Timah Pulau
Bangka Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jakarta: Prosiding

Radioaktivitas 37
Seminar Aspek Keselamatan Radiasi dan Lingkungan pada Radiasi
Non Nuklir.
Wheeler, Gerald. F. 1997. Physics Building A World View. USA : Prentice-Hall,
Inc.
Wiyatmo, Y. Fisika Nuklir , pustaka pelajar.Yogyakarta.2012

Radioaktivitas 38
LAMPIRAN
POWER POINT

Radioaktivitas 39

Anda mungkin juga menyukai