RADIOAKTIVITAS
Oleh
Khosidah Afkarina 140210102050
Yuni Nurrahmawati 140210102081
Deny Darmawan 140210102082
M. Anis Fuadi 140210102083
Rima Handayani 140210102085
Iinamy Nurul Fuad 140210102110
FISIKA INTI KELAS B
Radioaktivitas ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Radioaktivitas.
Modul ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fisika Inti, penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan buku ajar ini tidak akan berhasil tanpa
dukungan dari berbagai pihak, untuk itu rangkaian ucapan terima kasih penulis
sampaikan yang setulus-tulusnya kepada :
1. Kedua orang tua kami yang senantiasa dengan ikhlas memberikan
dorongan, financial, motivasi, binaan, pijakan, dan arahan dengan
kelembutan dan kasih sayangnya, yang selalu mengiringi dalam setiap
langkahnya dengan doa demi kesuksesan anak-anaknya tercinta.
2. Ibu Lailatur Nuraini S.Pd M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah
Fisika Inti yang selalu memberikan bimbingan dan didikan kepada kita
semua dengan berbagai pengalaman dan kesabaran.
3. Serta teman-teman Pendidikan Fisika 2014 yang selalu memberikan
dukungan.
Modul ini disusun dengan mempertimbangkan penggunaan materi
radioaktivitas jenjang perguruan tinggi. Modul ini dibuat agar mahasiswa
mengenal mengenai radioaktivitas, serta memahami konsep yang terdapat pada
materi radioaktivitas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan modul ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya penulisan selanjutnya.
Penulis
Radioaktivitas iii
DAFTAR ISI
RADIOAKTIVITAS
Radioaktivitas iv
2.3 Penggunaan dan Bahaya Radioaktivitas ............................................................. 40
LAMPIRAN .............................................................................................................. 44
Radioaktivitas v
BAB 2
RADIOAKTIVITAS
2.1 Pendahuluan
Salah satu gejala yang sangat penting dalam fisika nuklir adalah
terkait radioaktivitas. Meskipun nuklida- nuklida diikat oleh gaya nuklir
yang cukup kuat, banyak nuklida yang tidak mantap secara spontan
meluruh menjadi nuklida lain oleh pemancaran alfa, beta, dan gamma.
Sebuah nuklida radioaktif dapat mengalami sederetan rangkaian peluruhan
menuju konfigurasi inti yang stabil. Terdapat 3 aspek radioaktivitas yang
luar biasa jika dipandang dari segi fisika klasik, yakni:
1. Bila inti atom mengalami peluruhan alfa dan beta, bilangan atom Z
berubah dan inti menjadi unsur yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
unsur tidak tetap meskipun mekanisme transformasinya tidak dikenal
oleh ahli kimia
2. Energi yang dikeluarkan selama peluruhan radioaktivif timbul dari inti
individual tanpa eksitasi eksternal, tidak seperti radiasi atomik. Hal ini
dapat dipahami setelah Einstein mengemukakan kesetaraan massa-
energi.
3. Peluruhan radioaktif adalah proses statistik yang memenuhi teori
kemungkinan. Tidak ada hubungan sebab akibat yang terkait
peluruhan inti, yang terdapat hanyalah kemungkinan per satuan waktu.
Fisika klasik tidak dapat menjelaskan perilaku seperti itu, namun
demikian fisika kuantum dapat menjelaskannya dengan baik
(Wiyatmoko, 200 : ).
2.2 Penemuan Radioaktivitas
Radioaktivitas 1
fotografik yang ditutupi kertas hitam, kemudian
sistem ini disinari dengan cahaya matahari. Dan
hasil pengamatan diperoleh bahwa pelat
fotografi itu seperti berkabut setelah dicuci.
Selanjutnya Becquerel mencoba mengulangi
eksperimen itu, tetapi awan menutupi matahari
untuk beberapa hari. Namun, pada saat
Becquerel mencuci pelat fotografi tersebut Gambar 2.1 Antonie
Henry Becquerel.
dengan harapan bahwa pelat itu bening, ternyata Sumber:
pelat itu tetap https://www.nobelprize.o
seperti berkabut seperti hasil eksperimen sebelumnya.
rg/nobel_prizes/physics/l
Dalam waktu singkat Becquerel menemukan aureates/1903/becquerel-
sumber radiasi yang
facts.html
mempunyai daya tembus itu adalah uranium yang terdapat dalam garam
fluoresen. Becquerel juga dapat memperlihatkan bahwa radiasi itu dapat
mengionisasi gas dan sebagian radiasi terdiri dari zarah yang bergerak
cepat.
Selang beberapa waktu setelah itu
Pierre dan Marie Curie pada saat sedang
melakukan ekstraksi uranium dari bahan
tambang, Pierre dan Curie berhasil
menemukan dua unsur lain yang juga
bersifat radioaktif. Unsur yang pertama
dinamakan polonium yang sesuai dengan
negara asal Marie Curie dari Polandia.
Unsur yang kedua dikenal sebagai radium,
Gambar 2.2 Marie Curie.
Sumber: yang keradioaktifannya 1000 kali lebih
https://belajar.kemdikbud.go.i besar dibandingkan dengan uranium.
d/sumberbelajar/tampilajar.ph
p?ver=11&idmateri=197&mn Radioaktivitas suatu unsur timbul dari
u=Materi2&kl=12
radioaktiivitas satu atau lebih isotopnya.
Banyak sekali unsur yang terdapat dialam tidak bersifat radioaktif, namun
demikian unsur-unsur tersebut dapat dibuat menjadi radioaktiif melalui
proses artifisial yang dapat dimanfaatkan untuk penelitian di bidang
biologi dan kedokteran sebagai perunut. Prosedurnya adalah dengan
Radioaktivitas 2
menggabungkan radionuklida dalam senyawa kimiawi dan mengikuti apa
yang terjadi pada senyawa itu dalam organisme hidup dengan memantau
radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida itu. Unsur lain seperti kalium
memiliki isotop mantap dan beberapa isotop radioaktif. Sedangkan
uranium hanya memiliki isotop-isotop radioaktif.
Radioaktivitas radium juga ditemukan polonium yang juga memilliki
keradioaktifan sangat kuat daripada uranium. Selain itu ditemukan juga
unsur lain yang juga bersifat radioaktivitas yaitu Thorium (Th) yang
memiliki radiasi mirip dengan Uranium. Dari sejumlah zat radioaktif tang
telah ditemukan, dikelompokkan berdasarkan sumber ditemukannya, yaitu
Radioaktivitas Alam dan Radioaktivitas Buatan. Radioaktivitas Alam
adalah unsur-unsur radioaktif yang ditemukan di alam sebagai bahan
tambang, yaitu Uranium (U), Aktinium (At), dan Thorium (Th).
Radioaktivitas Buatan adalah zat-zat radioaktif yang diproduksi dengan
sengaja dalam reaktor atom, antara lain Neptunium (Np), Polonium (Po),
Radium (Ra) (Toweula, 2016:Online).
Radioaktivitas suatu unsur timbul dari radioaktivitas satu atau lebih
isotopnya. Banyak sekali unsur dalam alam tidak mempunyai isotop
radioaktif, walaupun demikian, isotop itu tersebut dapat disiapkan supaya
menjadi radioaktif secara artifisial (buatan) dan dapat berguna dalam
penelitian biologi dan kedokteran sebagai perunut. Prosedurnya ialah
dengan menggabungkan radionuklide dalam senyawa kimiawi dan
mengikuti apa yang terjadi pada senyawa itu dalam organisme hidup
dengan memantau radiasi dari nuklide itu. Unsur lain seperti kalium
memiliki isotop mantap dan beberapa isotop radioaktif; beberapa unsur
lain seperti uranium, hanya memliki isotop radioaktif (Beiser, 2004: 441-
473).
Sinar radioaktif merupakan partikel dengan tingkat energi yang
relatif tinggi dan relatif sulit berinteraksi secara kimia maupun listrik.
Sehingga untuk mendeteksi radiasi radioaktif dibutuhkan detektor khusus
seperti detektor tabung Geiger Muller. Tabung Geiger Muller adalah alat
untuk mendeteksi dan pengukur ionisasi dari radiasi nuklir.
Radioaktivitas 3
Rutherford dan rekan kerjanya
berhasil membedakan tiga jenis radiasi yang
dipancarkan oleh radionuklida, yakni zarah
alfa, beta, dan gamma yang akhirnya dikenal
sebagai inti helium atau alfa, elektron, dan
foton. Energi gamma lebih besar daripada
Gambar 2.2 Ernest
energi zarah beta dan alfa. Radiasi yang
Rutherford. Sumber:
http://www.thefamouspeople energinya adalah zarah alfa. Sebagai
.com/profiles/ernest-
rutherford-140.php ilustrasi pada gambar berikut disajikan
gerakan alfa, beta, dan gamma dalam
pengaruh medan magnet homogen.
Radioaktivitas 4
Enrico Fermi pada tahun 1930-an mengembangkan hukum statistik
bagi partikel berspin dan mengemukakan teori peluruhan beta yang
Radioaktivitas 5
mempunyai muatan e. Sekarang thorium mempunyai suatu muatan inti
+90e dan nomor massa 234, dan memancarkan sinar beta dan sinar
gamma.
Peluruhan radioaktivitas, yang menghasilkan pemancaran dari
partikel alpa, beta, dan sinar gamma merupakan suatu proses yang acak.
Peluruhan radioativitas tidak dapat diramalkan atom akan meluruh pada
suatu fakta yang praktis. Semuanya tahu bahwa laju rata-rata pemancaran
dari suatu contoh radioaktif yang ideal pada bilangan tidak mengubah
atom yang menghadirkannya secara praktis. Pada perhitungan acak yang
pemancarannya alami, perhitungan nomor pemancaran dalam pemberian
waktu seperti satu menit yang akan ditemukan fluktuasinya, walaupun
sumber aktivitasnya konstan. Ini baik diilustrasikan oleh radiasi layar yang
berkaitan dengan sinar kosmik ketika mereka dibelokkan oleh suatu
tabung G-M dan skalar. Radiasi dapat dipertimbangkan berkaitan dengan
sumber aktivitas konstan yang lebih merupakan keaslian dari sinar kosmik
yang memasuki atmosfer bumi. Pencacah per menit dalam eksperimen
dengan sumber radiasi laboratorium akan memfluktuasikan, meskipun
tidak sebanyak kasus sinar kosmik yang mana merupakan suatu sumber
relativitas yang lemah (Nelkom, 2000: 34-47).
Selanjutnya pada gambar 2.5 berikut disajikan ilustrasi tentang
kemampuan daya tembus sinar alfa, beta, dan gamma.
Gambar 2.5 Ilustrasi Daya Tembus Zarah Alfa, Beta, dan Gamma
Radioaktivitas 6
Berdasarkan Gambar 2.5 tampak bahwa zarah alfa yang dipancarkan
oleh bahan radioaktif dapat dihentikan oleh sehelai papan tipis. Zarah beta
mampu menembus papan tipis, namun dapat dihentikan oleh pelat
alumunium. Sinar gamma dapat menembus papan, pelat alumunium
maupun keping timbal yang tebal.
Terdapat lima jenis peluruhan radioaktif yakni: peluruhan gamma,
peluruhan alfa, peluruhan beta, penangkapan elektron, dan pemancaran
positron. Pada Gambar 2.6 berikut disajikan ilustrasi tentang kelima jenis
peluruhan tersebut.
1. Peluruhan gamma, terjadi karena inti memiliki energi yang
berlebih
Radioaktivitas 7
4. Penangkapan elektron, terjadi karena inti memiliki proton >
neutron
e+ =
+ =
Radioaktivitas 8
2.3 Hukum Peluruhan
Pada radioaktifitas tertentu, suatu nukleus tidak stabil yang
dinamakan induk akan mengemisikan partikel dan meluruhkannya menjadi
nukleus yang dinamakan anak. Secara efektif, kelahiran anak tersebut
muncul dari kematian sang induk. Anak tersebut mungkin sama dengan
nukleus dalam keadaan energi terendah. Tidak peduli apa jenis partikel
yang diemisikan, seluruh partikel inti mengikuti Hukum Peluruhan
Radioaktif yang sama.
Proses peluruhan bersifat statistik eksponensial. Jumlah inti atom
untuk meluruh setiap saat bergantung pada jumlah sampel mula mula
inti induk , selang waktu peluruhan t, dan tetapan disintegrasi 1 yang
memenuhi persamaan
( 2.1)
Dari eksperimen terbukti bahwa peluruhan radioaktif memenuhi
hukum eksponensial atau yang lebih dikenal dengan hukum peluruhan.
Dapat dijelaskan perolehan hukum tersebut apabila peluruhan dianggap
bukan merupakan kejadian yang berlangsung serentak atau bersamaan
melainkan dianggap sebagai peristiwa statistik. Berdasarkan sifat statistik
ini apabila sejumlah nuklida, tak mungkin dapat diramal nuklida mana
yang akan meluruh pada detik berikutnya, mengingat keboleh jadian
terjadinya peluruhan dari setiap nuklida dalam waktu adalah,
Sehingga,
(2.2)
dengan,
= jumlah nuklida radioaktif pada saat
Radioaktivitas 9
= jumlah nuklida radioaktif pada saat
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Peluruhan.
Grafik peluruhan inti atom induk dan pertumbuhan inti atom turunan.
Disajikan pada gambar 2.7
yang dibutuhkan oleh suatu inti radioaktif untuk meluruh menjadi setengah
dari aktivitasnya semula. Nilai itu sendiri berbanding terbalik dengan
dapat dituliskan:
Radioaktivitas 10
Waktu paro suatu inti radioaktif sangat bervariasi mulai orde menit
sampai tahun bahkan ratusan tahun. Sebagai contoh, Ba-137* mempunyai
waktu paro 2,5 menit, Iridium 192 (Ir-192) selama 74 hari, Kobalt-60 (Co-
60) selama 5,27 tahun, sedangkan Amerisium-241 (Am-241) selama 430
tahun.
Secara operasional, parameter waktu paro ini lebih sering dan lebih
mudah untuk digunakan daripada konstanta peluruhan. Sebagai contoh bila
suatu zat radioaktif Ir-192 pada hari ini mempunyai aktivitas 100 Ci maka
aktivitasnya setelah 10 bulan tinggal 6,75 Ci karena telah melewati 4 kali
T nya.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bahwa peluruhan alfa yang
terjadi pada gas radon menjadi isotop polonium memiliki
unsur paruh 3,8 hari. Hal ini berarti bahwa jika kita memiliki 1 g radon
dalam wadah tertutup akan tertinggal 0,5 g setelah 3,8 hari; 0,25 g setelah
7,6 hari; 0,125 g setelah 11,4 hari; dan seterusnya. gambar berikut
diberikan ilustrasi peluruhan radon menjadi polonium.
Radioaktivitas 11
Contoh Soal
1. Suatu sampel isotop radioaktif yang masih baru memiliki aktivitas 0,6
Ci , setelah meluruh selama 2 tahun aktivitasnya tinggal 3 mCi,
tentukanlah:
a. Konstanta peluruhan dan waktu paruh
b. Jumlah inti pada sampel yang masih baru
Jawab :
a. Konstanta peluruhan
atau
dari asalnya. Bila waktu paruh karbon radioaktif adalah 5600 tahun,
maka tentukan umur fosil tersebut .
Jawab :
Diketahui :
= 5600 tahun
Dengan
Radioaktivitas 12
Selanjutnya :
(2.3)
Radioaktivitas 13
Baik A maupun N adalah fungsi dari waktu t. Ketika cuplikan
meluruh, jumlah intinya berkurang sebanyak N buah-lebih sedikit jumlah
inti atom yang tertinggal. Jika N berkurang dan tetap, maka A harus pula
menurun terhadap waktu. Jadi, jumlah peluruhan per detik makin lama
makin berkurang.
Contoh soal:
Inti memiliki waktu paruh 1,6103 tahun. Jumlah inti 31016.
Berapakah aktivitas inti pada saat itu?
Penyelesaian:
peluruhan/s
Umur inti atom tertentu yang berdisintegrasi adalah antara nol sampai
dengan tak hingga. Oleh karena itu pengertian umur sebagai periode waktu
sejak lahir sampai mati/habis tidak relevan, untuk itu diperkenalkan
pengertian waktu rerata yang didefinisikan sebagai berikut.
(2.5)
Contoh soal:
Inti memiliki waktu paruh 1,6103 tahun. Tentukan umur rerata
yang dimiliki inti tersebut!
Penyelesaian:
Radioaktivitas 14
2.7 Penentuan Umur Radiometrik
Radioaktivitas 15
selang waktu t biasanya dikonversi menjadi gas seperti karbon dioksida
yang kemudian dimasukkan dalam detector yang peka terhadap sinar beta.
Jika aktivitas suatu massa karbon darisebuah makhluk hidup yang
sekarang masih hidup adalah dan aktivitsas massa karbon dari sampel
yang akan ditentukan umurnya adalah A, maka umur sampel tersebut
adalah:
(2.7)
Contoh Soal :
Sebatang tanaman purba mengandung dengan aktivitas 13 desintegrasi
per menit per gram karbon. Aktivitas tanaman yang masih hidup adalah 16
desintegrasi per menit per gram. Tentukan, setelah berapa lamakah pohon
tersebut mati?
Penyelesaian :
(2.8)
Peranan yang tepat dari waktu t bergantung pada sifat batuan yang
terlibat, waktu tersebut dapat mengacu pada waktu batuan mineral itu
mengkristal, misalnya, atau dapat mengacu pada waktu terakhir batuan
Radioaktivitas 16
tersebut didinginkan dibawah temperature tertentu. Kebanyakan batuan
purba yang umumnya ditentukan dari yang diperoleh pada tanaman hijau,
dipercaya ada 3,8 billiun tahun yang lalu. Batuan lunar dan meteoroid
yang sama dengan batuan bumi, penentuan umurnya menggunakan isotop
radioaktif ; ; .
(tahun)
Kalium
Argon
Rubidium-
Strontium
Uranium-
timbal
Radioaktivitas 17
Tabel 2.2 Deret Radioaktif
4n Thorium
4n+ Neptunium
1
4n+ Uranium
2
4n+ Actinium
3
b.
c.
Penyelesaian :
a. A=236
, habis dibagi 4
Radioaktivitas 18
, dibagi 4 sisa 1
(2.9)
Radioaktivitas 19
(2.11)
Umur paruh ( ) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan
agar jumlah radionukiida mencapai separuh dan jumlah semula.
(2.12)
(2.13)
Selain umur paruh, perlu diketahui juga umur rata-rata (t) yang
didefinisikan sebagai jumlah umur (waktu) dan semua nuklida yang ada
dibagi dengan jumlah awal nuklida. Jika N (jumlah nuklida) sangat
banyak, maka jumlah didekati dengan integral,
(2.14)
= (2.15)
Radioaktivitas 20
2.10 Proses Peluruhan Berurutan
(2.17)
(2.18)
Radioaktivitas 21
Dengan pengintegralan:
Diintegralkan:
Radioaktivitas 22
(2.20)
)=0
Radioaktivitas 23
(2.22)
= konstan
konstan
b. Untuk .
Radioaktivitas 24
Hal ini berarti bahwa setelah tm, inti atom iduk akan habis (meluruh
seluruhnya) dan inti atom anak meluruh dengan tetapan peluruhnya
sendiri seperti gambar di bawah ini:
2. Kesetimbangan sekuler
Untuk maka dapat diabaikan terhadap dan .
Dapat dibuktikan bahwa:
(2.23)
Untuk nilai t yang sangat besar di bandingkan dengan umur rerata inti
anak, maka energi dapat diabaikan terhadap, sehingga diperoleh:
140
Grafik kesetimbangan sekuler terjadi pada inti induk Ba dengan inti
anak 140La seperti pada gambar di bawah ini:
Radioaktivitas 25
Gambar 2.12 keseimbangan sekuler
Contoh soal.
235
Sampel U sebanyak 117,5 gram memancarkan zarah alfa menjadi
231
Th. Jika diketahui tetapan disentegrasi untuk uranium dan thorium
secara berturut-turut adalah 3,1. 1017s-1 dan 7,51.10-6s-1, tentukan:
a. Setelah berapa lama thorium yang terbentuk maksimum
b. Jumlah thorium yang terbentuk setelah tercapai keseimbangan
radioaktif.
Penyelesaian :
= 3,1. 1017s-1
=7,51.10-6s-1
a. = 3,49.106s
inti Th
N1 N2 N3
Induk radioaktvitas anak radioaktvitas cucu stabil
Radioaktivitas 26
Jika kecil sekali, tetapi karena N10 besar maka harga
terbatas. Biasanya fraksi inti induk yang bereaksi kecil sekali,
sehingga dapat dianggap:
t=0
t=0 =
Atau
Jika maka:
(2.24)
Radioaktivitas 27
2.12 Peranan Radoiaktivitas
1. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat radioaktivitas dan radiasi-gamma
lingkungan memperlihatkan bahwa keadaan lingkungan di Provinsi
Lampung dalam kondisi normal. Tidak diperoleh data anomali tingkat
radioaktivitas dan radiasi-gamma baik yang berasal dari jatuhan
radioaktif maupun radionuklida alam di beberapa daerah penyelidikan.
Walaupun demikian perlu dilakukan pengukuran tingkat radioaktivitas
dan radiasi-gamma lingkungan secara periodik untuk kepentingan
keselamatanm radiasi, terutama daerah-daerah yang dianggap berpotensi
melepaskan radiasi, misalnya daerah tambang bawah tanah dan daerah
pemanfaatan sumber air panas untuk kesehatan dan rekreasi.
2. Kandungan radionuklida alam dalam tanah Th-228, Ra -228, dan Ra-226
tertinggi pada "washray" di Kec. Belinyu dan K-40 tertinggi di Komplek
Peltim Kecamatan Mentok. Masih ditemukan sumber air minum pada
beberapa lokasi yang belum memenuhi syarat, karena konsentrasi Ra-226
di atas nilai bakum utu radioaktivitasli ngkungan. Pajanan radiasi
ekstema pada beberapa lokasi dalam satu tahun sudah mendekati NBD.
Pajanan radiasi gamma minimal di Kecamatan Belinyu dan Kecamatan
Mentok (Zona ill), sedangkan nilai maksimal dan rata tertinggi di
Kecamatan mentok (Zona II). Konsentrasi Radon pada kamar tidur
tertinggi di Kecamatan Koba (Zona I) dan pada ruang keluarga tertinggi
di Kecamatan Mentok (Zona I) Konsentrasi Thoron pada kamar tidur
tertinggi di Kecamatan Mentok (Zona III) dan pada ruang keluarga di
Kecamatan Mentok (Zona III).
Radioaktivitas 28
radioisotop dapat dibedakan menjadi radioisotop sebagai perunut dan
radioisotop sebagai sumber radiasi.
1. Radioisotop digunakan sebagai perunut
Radioisotop sebagai perunut dapat digunakan dalam berbagai
bidang, antara lain sebagai berikut.
Bidang kedokteran
1) Isotop Na-24 (dalam NaCl) untuk meneliti peredaran darah
dalam tubuh manusia.
2) Isotop I-131 untuk mempelajari kerja getah tiroid yang
terdapat dalam kelenjar gondok/tiroid
3) Isotop Fe-59 untuk mempelajari kecepatan pembentukan sel
darah merah dalam tubuh.
Bidang pertanian
1) Untuk mempelajari cara pemupukan yang cocok pada suatu
Tanaman dengan isotop P-32.
2) Untuk menentukan umur tanaman yang tepat dalam
pemberian pupuk
Bidang biologi
1) Isotop C-14 dan isotop O-18 digunakan untuk mempelajari
fotosintesis pada tumbuhan
2) Radioisotop Na dan K digunakan dalam penelitian
permeabilitas selaput sel.
Bidang hidrologi
1) Untuk mengetahui kebocoran suatu bendungan.
2) Untuk mengukur kecepatan aliran sungai atau aliran air
dalam tanah dan pembentukan sedimentasi.
Bidang industri
Untuk pengujian bahan pakaian sintetis.
Bidang arkeologi
Untuk mengukur umur fosil digunakan radioisotop C-14
sebagai perunut.
Radioaktivitas 29
b. Radioisotop digunakan sebagai sumber radiasi.
Radioisotop sebagai sumber radiasi dapat digunakan dalam
berbagai bidang antara lain sebagai berikut.
Bidang kedokteran, mislanya isotop Co-60 untuk terapi
penyakit kanker. Bidang pertanian, misalnya digunakan
untuk
1) Memberantas hama penyakit dengan teknik hama jantan
mandul.
Hama jantan disinari dengan sinar radioaktif sehingga
mandul, kemudian dilepaskan di daerah yang diserang
hama tersebut, sehingga perkawinan antara hama jantan
yang mandul dengan betina tidak menghasilkan keturunan,
maka perkembangbiakan hama akan terganggu.
2) Mengawetkan hasil pertanian bahan makaan
Bidang industri, misalnya untuk sebagai berikut.
1) Mengukur ketebalan kaca.
2) Mengukur ketebalan kertas.
3) Menguji bahan tanpa merusak bahan tersebut.
4) Mengendalikan produksi timah dalam pembuatan kaleng.
Radioaktivitas 30
Kerusakan kulit/sarcoma
Kerusakan sistem saraf.
Kerusakan sel pembentuk sel darah
Soal!
1. Jelaskan makna fisis lintasan sinar alfa, beta, dan gamma dalam medan
magnet! Gambarkan!
2. Jelaskan ilustrasi daya tembus zarah alfa, beta, dan gamma!
Gambarkan!
3. Perhatikan grafik peluruhan zat radioaktif dibawah ini.
Radioaktivitas 31
Kunci Jawaban
1. Lintasan Sinar Alfa, Beta, dan Gamma dalam Medan Magnet B
Pada gambar tersebut tampak bahwa sinar alfa dan beta dibelokkan
dalam pengaruh medan magnet B. Hal ini disebabkan sinar alfa dan
beta adalah zarah bermuatan positif dan negatif. Sedangkan sinar
gamma tidak dibelokkan dalam medan magnet, karena sinar gamma
merupakan radiasi elektromagnetik yang tidak bermuatan.
2. Ilustrasi Daya Tembus Zarah Alfa, Beta, dan Gamma
3.
Radioaktivitas 32
peluruhan/s
4.
Dengan pengintegralan:
Radioaktivitas 33
Konstata C ditentukan dengan syarat batas pada saat t
=0
Maka, N2:
Yang memberikan
Atau
(1)
Radioaktivitas 34
Ini adalah persamaan differensial linear pertama yang dapat
dipecahkan dengan teknik teknik konvensial. Persamaan homogen
memiliki solusi
(2)
(3)
Radioaktivitas 35
8. Total jumlah nucleus yang muncul setiap waktu adalah ,
sehingga
Radioaktivitas 36
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, Arthur. 2004. Konsep Fisika Modern. Edisi keempat. Jakarta : Erlangga.
Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Fisika Modern Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Gautreau, Ronald dan Savin, William. 2006. Schaums Outlines FISIKA
MODERN Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Radioaktivitas 37
Seminar Aspek Keselamatan Radiasi dan Lingkungan pada Radiasi
Non Nuklir.
Wheeler, Gerald. F. 1997. Physics Building A World View. USA : Prentice-Hall,
Inc.
Wiyatmo, Y. Fisika Nuklir , pustaka pelajar.Yogyakarta.2012
Radioaktivitas 38
LAMPIRAN
POWER POINT
Radioaktivitas 39