Digojog dan disaring dengan kertas saring lalu didegasing selama 10 menit.
2. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol
a. Pembuatan Larutan stok Sebanyak 60 mg baku Parasetamol ditimbang dengan seksama
Dimasukkan kedalam labu takar 10 mL
Ditambahkan dengan pelarut fase gerak hingga batas, lalu digojog
b. Pembuatan larutan Intermediet parasetamol
0,2 mL larutan stok parasetamol diambil menggunakan pipet volume.
Dimasukkan kedalam labu 10mL
Ditambahkan pelarut fase gerak hingga batas lalu digojog
Diperoleh larutan dengan konsentrasi 120 g/mL (1g/mL= 1 ppm)
3. Pembuatan Larutan Baku Kafein
a. Pembuatan Larutan Stok Sebanyak 5 mg baku kafein ditimbang dengan seksama
Dimasukkan kedalam labu takar 10 mL
Ditambahkan dengan pelarut fase gerak hingga batas
Digojog b. Pembuatan larutan intermediet kafein Diambil 0,2 mL larutan stok kafein menggunakan pipet volume
Dimasukkan kedalam labu 10 mL
Ditambahkan pelarut fase gerak hingga batas lalu digojog
Diperoleh larutan dengan konsentrasi 10g/mL (1g/mL= 1 ppm)
4. Pembuatan Kurva Baku Parasetamol dan Kafein.
Diambil 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,25 mL dari larutan intermediet Parasetamol
Masing- masing dimasukkan kedalam microtube 1 mL
Diambil 0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,25mL dari larutan intermediet Kafein
Masing- masing dimasukkan kedalam microtube 1 mL yang sebelumnya sudah diisi parasetamol
Ditambahkan pelarut fase gerak hingga batas
Diperoleh larutan dengan konsentrasi parasetamol 6; 12; 18; 24 dan 30 g/mL dan konsentrasi kafein 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 g/mL (1g/mL= 1 ppm)
Disaring menggunakan milipore 0,45 m
Didegasing selama 5 menit
5 seri konsentrasi larutan baku parasetamol dan kafein masing-masing disuntikkan sebanyak 20L dalam injector port dengan menggunakan HPLC syringe dengan fase diam kolom C 18 fase gerak methanol : aquadest (40:60) dan flow rate 1 mL/menit
Kromatogram yang dihasilkan kemudian diamati
Dengan metode regresi linier, diplotkan kadar (g/mL) terhadap harga AUC dari masing-masing seri larutan kadar sehingga didapat persamaan y = bx + a (y = harga AUC, x= konsentrasi, b= slope, a= intersept)
Linearitas yang baik jika memiliki nilai r lebih besar sama dengan 0,999.
5. Pembuatan Larutan Sampel
a. Pembuatan Larutan Stok
Tablet bodrex yang telah digerus ditimbang sebanyak 80 mg
dilarutkan dalam fase gerak sebanyak 10 mL
b. Pembuatan Larutan seri
Diambil 6l, 8l dari larutan stok
dimasukkan kedalam microtube 1mL
Ditambahkan pelarut fase gerak hingga batas
Disaring menggunakan milipore 0,45 m
Didegasing selama 5 menit
Masing-masing konsentrasi di replikasi sebanyak 3 kali
Sehingga diperoleh masing-masing konsentrasi sebesar 36ppm parasetamol dan 3 ppm kafein, 48ppm parasetamol dan 4 ppm kafein
6. Penghitungan Kadar Sampel
Dengan memasukkan harga AUC sampel dalam masing-masing persamaan kurva baku parasetamol dan kafein y= bx + a sehingga didapatkan kadar parasetamol
dan kafein dalam sampel (mg%). Kemudian data disajikan dalam bentuk X SD dengan satuan mg/tablet.
Tambahan (boleh ditulis boleh engga cakernya) :
7. Penggunaan HPLC Dilakukan purge pada kompartemen bawah untuk menghilangkan gelembung
Setelah kompartemen bawah stabil nyalakan kompartemen atas
Disiapkan methanol dan fase gerak, dicuci syring menggunakan methanol 3-4x dan sampel 2x
Dipilih lamda 272 nm (karena kadar parasetamol lebihbesar dari kafein) pada kompartemen atas
Dinyalakan CBM sampai lampu tidak berkedip
Nyalakan CPU computer, muncul layar biru kemudian klik enter
Muncul program class CR 10, dipilih real time analysis
Sebelum diijenkan pastikan garis pada layar sudah lurus dan dilakukan baseline
Diisi data sampel login, pilih login dan overwrite 7.1 cara injeksi sampel syringe di paskan pada lubang