Anda di halaman 1dari 11

Anatomi Mulut, Faring dan Laring

Gambar 1. Anatomi Mulut

Gambar 2. Anatomi Faring


Gambar 4. Anatomi Laring

Pemeriksaan Mulut

Alat yang digunakan adalah:

1. Lampu kepala
2. Kaca laring dan nasofaring
3. Spatel lidah
Gambar 4. Lampu kepala

Gambar 5. Kaca laring


Gambar 6. Spatel tongue

Inspeksi:

1. Gerakan bibir dan sudut mulut untuk menilai nervus VII


2. Mukusa dan gingiva apakah terdapat ulkus
3. Gigi-geligi
4. Lidah apakah terdapat parese nervus IX, atropi atau tumor
5. Pergerakan palatum mole dan apakah terdapat udem
6. Palatum durum apakah terdapat tanda-tanda tumor atau ulkus

Palpasi:

Bila terdapat ulkus pada lidah dan dugaan keganasan

Perkusi:

Untuk gigi-geligi
Pemeriksaan Tonsil dan Faring

Mulut dibuka lebar-lebar, lidah ditarik kedalam, kemudian ditekan kebawah ke


bagian medial. Penderita disuruh bernapas dan santai, napas tidak boleh ditahan.

Inspeksi:

a. Tonsil
Warna tonsil yang normal adalah merah muda, bila terjadi infeksi
maka akan terjadi hiperemis.
Pembesaran:
T0 : tonsil yang telah diangkat
T1 : tonsil dalam fossa tonsilaris
T2 : tonsil keluar dari salah satu pilar
T3 : tonsil keluar dari kedua pilar
T4 : tonsil bertemu di garis media
Mobilitas tonsil apakah terfiksir (pada keganasan) atau mobile
permukaan tonsil apakah rata, berdungkul-dungkul atau kripta melebar.

Gambar 7. Hiperemis pada tonsil

b. Dinding belakang faring


Warna dinding belakang faring yang normal adalah merah muda, bila
semuanya merah maka menunjukkan suatu peradangan akut. Infeksi kronis
ditandai dengan pembesaran granul pada dinding belakang faring dan
berwarna merah.
Perhatikan juga apakah terdapat ulkus, dan bila ada, apakah dangkal atau
dalam.
Parese atau paralise dapat dinilai dari reflex muntah.

Pemeriksaan Laring

1. Inspeksi dan palpasi

Melihat dari luar dengan cermat adalah sangat penting untuk


mengetahui kelainan laring misalnya ada kista, tumor atau perikondritis. Pada
palpasi diketahui adanya nyeri tekan, gerakan laring waktu menelan,
limfonodi leher sebagai proses metastase dan dimana letak tumor itu
mempermudah menentukan letak sumber penyakitnya.

2. Laringoskopi
a. Laringoskopi indirek
Alat yang digunakan adalah lampu kepala, kaca laring, penekan lidah,
lampu spiritus, pemanas. Laringoskopi sangat mutlak dilakukan sebagai
pemeriksaan rutin.
Cara melakukan laringoskopi indirek:
1. Tangan kiri menahan lidah pasien, tangan kanan memegang kaca
laring
2. Sebelum dimasukkan, kaca laring dipanaskan terlebih dahulu, dicoba
pada kulit tangan pemeriksa agar tidak terlalu panas
3. Kaca dimasukkan perlahan kemulut hingga terlihat bayangan laring
Gambar 8. Laringoskopi indirek

b. Laringoskopi direk
Laringoskop yang digunakan adalah laringoskop kaku yang berupa suatu
tabung dengan lampu penerangan yang terletak di depan atau belakang

Pemeriksaan Mulut, Tonsil dan Faring


Perhatikan Mulut:
1. Selaput Lendir Mulut Inspeksi, perhatikan:
2. Bibir
1. Trismus (gangguan membuka mulut)
3. Lidah
2. Ptialismus (air liur yang berlebihan)
4. Gigi
3. Gerkan bibir dan sudut mulut (N. VII)
5. Kelenjar ludah
Mukosa dan gingiva: ulkus
4. Gigi dan graham-graham
a. Sinusitis oleh caries P2. M1. M3 (atas)
b. Dentitis dificillis (sakit leher, trismus)
5. Lidah: parese N XII, atropi, aptae, tumor
maligna.
6. Platum durum: bengkak oleh karena tumor
sinur maksilaris.
Palpasi
Jangan lupa palpasi lidah bila ada ulkus pada lidah
(kemungkinan karsinoma)
Perkusi
Pada gigi dan graham (sakit)
Pemeriksaan tonsil dan 1. Mulut dibuka lebar-lebar, lidah ditekan
faring didalam, dilunakkan, lidah ditekan kebawah
Perhatikan: di bagian medial
2. Penderita disuruh bernapas biasa:
1. Uvula
a. Tidak boleh menahan napas
2. Palatum mole
b. Tidak boleh bernapas dengan keras
3. Palatuum durum
3. Memeriksa tonsil dan faring
4. Plika anterior
4. Memeriksa mobilitas tonsil
5. Tonsil
a. Lidah ditekan anterior dari tonsil,
6. Plika posterior
7. Mukosa orofaring hingga kelihatan pole bawah tonsil,
spatula II (posisi ujungnya vertikal),
menekan jaringan peritonsil, sedikit
lateral dari arkus anterior.
b. Tumor tonsil: fiksasi (bentuk, ukuran,
batas, warna, mudah berdarah atau
tidak, permukaan licin. atau tidak,
mobilitas)
c. Tonsillitis kronik: tonsil mobilitasnya
berkurang

Pemeriksaan Laring
Perhatikan : Laringoskopy indirek ialah melihat laring secra
Pangkal Lidah tidak langsung dengan cara menempatkan cermin
Epiglottis di depan uvula dan menyinari dengan cahaya. Atur
Valekula posis cermin untuk memeriksa bayangan laring
Plika ventrikularis pada cermin.
Plika vokalis Syarat-syarat yang harus dipenuhi :
Komisura Anterior 1. Harus ada jalan yang lebar cahaya yang
Arytenoid dipantulkan oleh cermin kelaring. Untuk
Massa Tumor keperluan itu maka lidah harus di julurkan,
Sinus Piriformis sehingga radik lingue yang menghalangi
Trakea bergeser ke sentral
2. Harus ada tempat yang luas untuk cermin,
Larynx terbagi 3 :
dan cermin tidak boleh tertutup oleh ovula.
Superglotis
Untuk keperluan itu penderita minta
Glottis
bernafas melalui mulut dengan demikian
Subglotis
ovula bergeser kebelakang dan menutup
nasofaring.
Untuk pemeriksaan laringoskopy indirek
tongue, kepala penderita di atur dalam 3 posis
yaitu :
a. Posisi tegak
b. Posisi killien, lebih jelas untuk melihat
sekitar kormisura posterior
c. Posisi tuercks, lebih jelas untuk melihat
komisura anterior

Menempatkan kaca laring Pelaksanaan


1. Pada umunya tidak dilakukan anestesi
kecuali untuk faring yang sangat sensitive.
Pemeriksaan dapat dimulai kira-kira 10
menit setelah di semprotkan larutan
tetracain
2. Mulut dibuka lebar-lebar, bernafas melalui
mulut.
3. Penderita minta menjulurkan lidah
sepanjang mungkin
4. Lidah yang telah di julurka dibungkus atau
dipegang dengan kain kasaa, tangan kiri,
jari I diatas lidah, jari III dibawah lidah, jari
II menekan pipi, jari IV diatas dagu, dan jari
ke V dibawah dagu.
5. Memegang lidah dengan tenaga yang
optimal, lebih keras dari itu menyebabkan
penderita merasa sakit, bila lebih lunak,
lidah akan terlepas.
6. Cermin dipegang dengan tangan kanan,
seperti memegang pensil, arah cermin
kebawah.
7. Cermin dihangatkan (37o) supaya nantitidak
menjadi kabur.
8. Panas cermin dikontrol pada lengan bawah
kiri pemeriksa.
9. Cermin dimasukkan kedalam faring dan
ditempatkan di depan uvula. Jika perlu
uvula didorong sedikit kebelakang dengan
punggung cermin.
10. Cermin disinari.
Memeriksa radiks lingue, 1. Posisi cermin diatur untuk melihait bagian-
epiglottis dan sekitarnya bagian hipofaring dan laring.
2. Periksa radiks lungua, epiglottis, plika
glossoepiglotika, valekula epiglotika kiri
dan kanan.
3. Perhatikan anatominya
4. Perhatikan patologinya: edem dari
epiglottis, ulkus, tumor corpus alineum dan
lain-lain.
5. Fasies posterior tonsil pada kesempatan ini
dapat diperiksa yaitu pada awaltahap
pertama
6. Perhatikan: warna, aftae, ulkus, arytenoid.
Melihat lumen laring dan 1. Untuk tahap 2 dan 3 penderita diminta
sekitarnya mengucapkan huruf iiiii yang panjang
dan tinggi
2. Akibat mengucapkan huruf iiiii yang
tinggi itu laring tertarik ke atas dan ke
depan
3. Dalam gerakan ke atas dan ke depan itu,
ikut sertanya.

Anda mungkin juga menyukai