Zoning kawasan
Dalam dunia perencanaan wilayah dan kota, apalagi bagi yang masih
berstatus mahasiswa perencanaan wilayah dan kota, pasti sering
mendengar kata zona, zoning dan zoning regulation disebut-sebut
diberbagai mata kuliah. Masing-masing pakar memiliki definisi sendiri untuk
menjelaskan definisi zona, zoning dan zoning regulation.
Mengutip buku dari Bp. Ismail bahwa Zona adalah kawasan atau area yang
memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik, maka zona
dipastikan memiliki suatu identitas atau ciri yang berbeda dari area lain
disekitarnya. Sedangkan Zoning adalah pembagian kawasan ke dalam
beberapa zona sesuai dengan fungsi dan karakteristik semula atau
diarahkan bagi pengembangan fungsi-fungsi lain. Dan Zoning regulation
dapat didefinisikan sebagai ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi,
notasi dan kodifikasi zona-zona dasar, peraturan penggunaan, peraturan
pembangunan dan berbagai prosedur pelaksanaan pembangunan. Zoning
regulation merupakan salah satu perangkat dalam perencanaan tata ruang
suatu wilayah, yang mana rencana tata ruang wilayah tersebut memiliki
jenjang rencana makro hingga mikro. Zoning regulation atau sering disebut
peraturan zonasi juga dapat difungsikan sebagai pengendali pelaksanaan
pembangunan kota atau wilayah agar rencana tata ruang dapat
diimplementasikan dengan tepat.
Selain peraturan zonasi memang ada ketentuan dan peraturan lain yang
dikembangkan setelah rencana rinci selesai disusun yang disebut
development control plan di Inggris dan beberapa negara
persemakmurannya atau urban design guidelines di Amerika Serikat.
Peraturan ini bersifat supplement dan sangat spesifik dan hanya
diberlakukan pada zona yang dikategorikan sebagai overlay zone, yaitu
kawasan yang minimal memiliki dua kepentingan yang berbeda sehingga
memerlukan penanganan khusus seperti pusat kota, daerah bandara dan
sekitarnya, kawasan heritage, kawasan tepi air dan lain sebagainya.
Sedangkan zoning regulation bersifat generik dan berlaku umum untuk
semua lahan perkotaan.