Jurnal Ekonomi Publik PDF
Jurnal Ekonomi Publik PDF
Suryadi**
Abstraksi
*
Artikel ini diangkat dari disertasi berjudul: Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan
Wajib Pajak dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Penerimaan Pajak: Suatu Survei Di Wilayah Jawa
Timur, Program Pascasarjana Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Malang, Januari 2003.
**
Dr. Suryadi saat ini menjabat sebagai Kepala Kantor Pelayanan Pajak Sidoarjo, Jawa Timur.
Suryadi
positif terhadap pajak. Dengan meningkatnya Demikian pula bila Wajib Pajak merasa
pengetahuan perpajakan masyarakat melalui kompensasi pajak telah memenuhi harapan
pendidikan perpajakan baik formal maupun mereka maka mereka akan membayar pajak
non formal akan berdampak positif terhadap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
kesadaran Wajib Pajak untuk membayar
pajak. Karakteristik Wajib Pajak yang HIPOTESIS PENELITIAN
dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial dan
ekonomi akan dominan membentuk perilaku Berdasarkan uraian di atas, maka
Wajib Pajak yang tergambar dalam tingkat dapat ditetapkan hipotesis penelitian atau
kesadaran mereka dalam membayar pajak. hipotesis kerja. Hipotesis penelitian ini
Dengan penyuluhan perpajakan yang ditetapkan secara berurutan sebagai berikut :
dilakukan secara intensif dan kontinyu akan
1. Ada pengaruh positif siginifikan
dapat meningkatkan pemahaman Wajib Pajak
kesadaran Wajib Pajak terhadap kinerja
tentang kewajiban membayar pajak
penerimaan pajak.
sebagai wujud kegotongroyongan nasional
dalam menghimpun dana untuk kepentingan 2. Ada pengaruh positif signifikan pelayanan
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan perpajakan terhadap kinerja penerimaan
nasional. pajak.
Pelayanan perpajakan dibentuk oleh 3. Ada pengaruh positif signifikan kepatuhan
dimensi kualitas Sumber Daya Manusia Wajib Pajak terhadap kinerja penerimaan
(SDM), ketentuan perpajakan dan Sistem pajak.
Informasi Perpajakan. Standar kualitas
pelayanan prima kepada masyarakat Wajib 4. Terdapat perbedaan kesadaran antara
Pajak akan terpenuhi bilamana SDM kelompok Wajib Pajak besar dengan
melaksanakan tugasnya secara profesional, Wajib Pajak kecil dalam memenuhi
disiplin dan transparan. Dalam kondisi Wajib kewajiban perpajakannya.
Pajak merasa puas atas pelayanan yang 5. Terdapat perbedaan kepatuhan antara
diberikan kepadanya, maka mereka kelompok Wajib Pajak besar dengan
cenderung akan melaksanakan kewajiban wajib pajak kecil dalam memenuhi
membayar pajak sesuai dengan ketentuan kewajiban perpajakannya.
yang berlaku. Apabila ketentuan perpajakan
dibuat sederhana, mudah dipahami oleh METODE PENELITIAN
Wajib Pajak, maka pelayanan perpajakan atas
hak dan kewajiban mereka dapat Dari seluruh populasi Wajib Pajak di
dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jawa Timur, dalam penelitian ini ditentukan
Dengan demikian Sistem Informasi sebanyak 800 Wajib Pajak pembayar pajak
Perpajakan dan kualitas SDM yang handal terbesar yang terdaftar di 8 Kantor Pelayanan
akan menghasilkan pelayanan perpajakan Pajak (KPP) dalam Lingkungan Kerja Kantor
yang semakin baik. Wilayah Ditjen Pajak Jawa Timur. Dari 8
Kepatuhan Wajib Pajak dibentuk KPP tersebut masing-masing ditentukan 100
oleh dimensi pemeriksaan pajak, penegakan pembayar pajak terbesar yang diurut
hukum dan kompensasi pajak. Tujuan berdasarkan ranking, sehingga jumlahnya
pemeriksaan adalah untuk menguji kepatuhan menjadi 800 Wajib Pajak.
Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban Berdasarkan pertimbangan spesifikasi
perpajakannya. Apabila penegakan hukum populasi dan sebaran lokasi tempat tinggal
dapat memberikan keadilan dan kepastian populasi yang tersebar di dalam wilayah 10
hukum maka Wajib Pajak akan taat, patuh
dan disiplin dalam membayar pajak.
Populasi Seluruh
Wajib
Pajak Jawa Timur
Area
Random
Sampling
Surabaya Luar Surabaya
10 KPP 15 KPP
program SPSS 10.0 for Windows dan nilai loading factor atau koefisien lamda
program AMOS Graphics. (Tabel 2).
,35
Persepsi Wajib
e1 Pajak UJI HIPOTESA
Chi Square =1,450
,18 ,59 Probability =,484
CMIN/DF =,725
e2 Pengetahuan GFI =,993
Perpajakan ,42 TLI =1,056
Kesadaran Wajib CFI =1,000
,26 RMSEA =,000
,51 Pajak
e3
Karakteristik
Wajib Pajak ,51
,26
e4
Penyuluhan
Perpajakan
Loading
Variabel indikator T hitung Probability (p) Keterangan
Factor (l)
e5 Kualitas
SDM
,85 UJI HIPOTESA
Chi Square =,000
GFI =1,000
,95 Pelayanan
e6 Ketentuan perpajakan
Perpajakan
,98
Sistem
e7 Informasi
Perpajakan
Loading T Probability
Variabel indikator Keterangan
factor (l) hitung (p)
Kualitas SDM 0,852
Ketentuan perpajakan 0,946 14,040 0,000 Signifikan
Sistem informasi perpajakan 0,978 14,688 0,000 Signifikan
,98
e8 Pemeriksaan
Pajak UJI HIPOTESA
,99 Chi Square =,000
,99
GFI =1,000
Penegakan 1,00 Kepatuhan
e9 wajib
Hukum pajak
,98 ,99
e10 Kompensasi
Pajak
UJI HIPOTESA
Chi Square =60,545
Probability =,015
CMIN/DF =1,552
GFI =,911
TLI =,990
CFI =,993
RMSEA =,074
,01 ,75
Persepsi Kualitas e5
e1 wajib -1,00 SDM
pajak ,87
,99 ,09
,92
e2 Pengetahuan-1,00 Kesadaran Pelayanan ,96
perpajakan wajib pajak perpajakan Ketentuan e6
Perpajakan
,01
,11 ,02 ,08 ,95
Karakteristik 1,00 ,91
e3 wajib -1,00
pajak Kinerja
Penerimaan d2
Sistem
,99 Pajak Informasi e7
-1,00 1,00 Perpajakan
Penyuluhan
e4
perpajakan ,93
Kepatuhan
wajib pajak
,99 1,00 ,99
,98 1,00 ,97
Pemeriksaan Penegakan Kompensasi
Pajak Hukum Pajak
e8 e9 e10
UJI HIPOTESA
Chi Square =48,634
Probability =,116
CMIN/DF =1,280
GFI =,925
TLI =,995
CFI =,996
RMSEA =,052
,01 ,75
Persepsi Kualitas e5
e1 wajib -1,00 SDM
pajak ,09 ,87
,99
,92
e2 Pengetahuan -1,00 Kesadaran Pelayanan ,96
perpajakan wajib pajak perpajakan Ketentuan e6
Perpajakan
,01
,11 ,02 ,08 ,95
Karakteristik 1,00 ,91
e3 wajib -1,00
pajak Kinerja
Penerimaan d2
Sistem
,99 Pajak Informasi e7
-1,00 1,00 Perpajakan
Penyuluhan
e4 perpajakan ,93
Kepatuhan
wajib pajak
,99 1,00 ,99
,98 1,00 ,97
Pemeriksaan Penegakan Kompensasi
Pajak Hukum Pajak
e8 e9 e10
Koefisien T
Jalur Probability (p) Keterangan
Jalur hitung
Keswp Kinerja 0,016 0,020 0,984 Tdk Signifikan
Pelwp Kinerja 0,083 0,179 0,858 Tdk Signifikan
Kwp Kinerja 0,933 2,689 0,007 Signifikan
Tabel 6.Rekap Efek Langsung, Efek Tak Langsung, dan Efek Total antar Variabel
reliabel yang ditunjukkan dengan semua terjadi kesalahan sebesar 0,858. Meskipun
nilai construct reliability di atas 0,7 dan demikian arah hubungan yang ditunjukkan
variance extracted di atas 0,5. adalah positif. Dari hasil tersebut dapat
Dalam penelitian ini tetap dijelaskan bahwa hipotesis kedua juga
menyimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat ditolak, artinya tidak ada pengaruh
kepatuhan antara kelompok Wajib Pajak signifikan pelayanan perpajakan terhadap
besar dan kecil dalam memenuhi kewajiban kinerja penerimaan pajak.
perpajakan dengan tingkat signifikansi 9,0%. Selanjutnya Tabel 5 digunakan untuk
Hal ini karena tingkat probabilitas yang menjawab rumusan masalah yang ketiga di
dihasilkan adalah 0,090 (9,0%). mana kepatuhan Wajib Pajak yang diukur
dengan: pemeriksaan pajak, penegakan
PEMBAHASAN hukum dan kompensasi pajak berpengaruh
siginifikan terhadap kinerja penerimaan
Tabel 5 digunakan untuk menjawab pajak yang diukur dari: input, output,
rumusan masalah yang pertama di mana outcomes, benefits dan impact yang
tingkat kesadaran Wajib Pajak yang diukur ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur
dengan: persepsi Wajib Pajak, pengetahuan (regresi terstandar) sebesar 0, 933 dan nilai p
perpajakan, karakteristik Wajib Pajak dan = 0,007. Angka tersebut menunjukkan
penyuluhan perpajakan tidak berpengaruh bahwa kepatuhan Wajib Pajak mempunyai
signifikan terhadap kinerja penerimaan pajak pengaruh besar terhadap kinerja penerimaan
yang diukur dari: input, output, outcomes, pajak sebesar 93,3 persen dengan
benefits dan impact yang ditunjukkan dengan kemungkinan terjadi kesalahan sebesar
nilai koefisien jalur (regresi terstandar) 0,007. Arah hubungan yang ditunjukkan
sebesar 0,016 dengan nilai p = 0,984. Angka adalah positif. Dari hasil tersebut dapat
tersebut menunjukkan bahwa kesadaran dijelaskan bahwa hipotesis ketiga diterima,
Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif
terhadap kinerja penerimaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak terhadap kinerja
kemungkinan terjadi kesalahan sebesar penerimaan pajak.
0,984. Meskipun demikian arah hubungan Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai p
yang ditunjukkan adalah positif. Dari hasil lebih kecil sama dengan 0,05 yakni sebesar
tersebut dapat dijelaskan bahwa hipotesis 0,005 sehingga dapat dijelaskan bahwa
satu ditolak, artinya tidak ada pengaruh terdapat perbedaan tingkat kesadaran Wajib
signifikan kesadaran Wajib Pajak terhadap Pajak besar dan Wajib Pajak kecil dalam
kinerja penerimaan pajak. memenuhi kewajiban perpajakannya dengan
Tabel 5 juga digunakan untuk tingkat probabilitas 0,005 (0,5%). Temuan ini
menjawab rumusan masalah yang kedua di sekaligus juga menjawab hipotesis keempat
mana pelayanan perpajakan yang diukur yang mengatakan bahwa ada perbedaan
dengan: kualitas SDM, ketentuan perpajakan kesadaran yang signifikan antara Wajib Pajak
dan sistem informasi perpajakan ternyata besar dan Wajib Pajak kecil dalam memenuhi
tidak berpengaruh siginifikan terhadap kewajiban perpajakannya. Tabel 6
kinerja penerimaan pajak yang diukur dari: menunjukkan bahwa nilai p = 0,090. Dapat
input, output, outcomes, benefits dan impact dijelaskan bahwa ada perbedaan tingkat
yang ditunjukkan dengan nilai koefisien jalur kepatuhan Wajib Pajak besar dan Wajib
(regresi terstandar) sebesar 0,083 dan nilai p Pajak kecil dalam memenuhi kewajiban
= 0,858. Angka tersebut menunjukkan bahwa perpajakan dengan tingkat signifikansi 9,0%.
pelayanan perpajakan tidak mempunyai Dari hasil tersebut dapat dijelaskan bahwa
pengaruh signifikan terhadap kinerja hipotesis Kelima diterima.
penerimaan pajak dengan kemungkinan
pelayanan yang pada gilirannya akan dimana Wajib Pajak besar memiliki
memberikan kepuasan kepada Wajib kepatuhan yang lebih tinggi dibandingkan
Pajak. Wajib Pajak kecil. Maka sebaiknya Ditjen
Pajak: (a) melakukan pemeriksaan yang
8. Adanya pengaruh kepatuhan Wajib Pajak
lebih fokus dan merata terhadap Wajib
terhadap kinerja menghendaki Ditjen
Pajak dalam upaya untuk mendeteksi
Pajak untuk senantiasa memperhatikan
penghindaran dan penggelapan pajak, (b)
tiga indikator penting dalam
menerapkan keadilan vertikal dan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak:
horisontal secara konsisten, (c) adanya
melakukan pemeriksaan pajak secara
penegakan hukum yang jelas, pasti dan
konsisten dan merata, penegakan hukum
transparan kepada Wajib Pajak.
yang adil dan transparan serta
memberikan kompensasi yang lebih baik 12. Perlu dilakukan penelitian yang lebih
kepada masyarakat Wajib Pajak. komprehensif dan mendalam dengan
menggunakan alat ukur ataupun
9. Ditjen Pajak hendaknya melakukan fokus
mempertimbangkan variabel lain yang
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak kecil
mempengaruhi kinerja penerimaan pajak,
maupun besar secara lebih merata. Hal ini
misalnya: sikap Wajib Pajak, motivasi
disebabkan banyaknya Wajib Pajak yang
Wajib Pajak, kepribadian Wajib Pajak,
berusaha untuk menghindar dan
kelompok acuan dan kepuasan Wajib
menggelapkan pajak. Kebijakan
Pajak agar dapat menghasilkan tingkat
pemeriksaan dan pengenaan pinalti tidak
signifikansi yang lebih baik. Selain itu
bisa sepenuhnya menjamin Wajib Pajak
agar penelitian selanjutnya dapat
akan memenuhi seluruh kewajiban
menggunakan instrumen penelitian
perpajakannya jika tidak didukung juga
dengan lebih banyak item-item pertanyaan
dengan penegakan hukum. Penegakan
dan mendiskusikan dengan berbagai pihak
hukum harus memberikan keadilan dan
yang ahli dan memahami konsep dari
kepastian hukum kepada Wajib Pajak.
variabel-variabel yang relevan, sehingga
Apabila dibiarkan dikhawatirkan akan
diharapkan dapat lebih meningkatkan
ditiru oleh masyarakat Wajib Pajak yang
validitas alat ukur yang digunakan. Begitu
selama ini patuh dalam membayar pajak.
pula jumlah responden diusahakan lebih
Jika hal ini sudah membudaya, maka
banyak agar data yang telah terdistribusi
kinerja penerimaan pajak dikhawatirkan
secara normal, nantinya dapat
akan memburuk.
menghasilkan tingkat signifikansi yang
10. Ada perbedaan kesadaran Wajib Pajak lebih baik.
besar dan Wajib Pajak kecil dalam
13. Selanjutnya perlu dikembangkan
memenuhi kewajiban perpajakan. Dalam
penelitian tentang perbedaan tingkat
kondisi Wajib Pajak besar lebih memiliki
kesadaran Wajib Pajak antar wilayah,
kesadaran yang tinggi dibandingkan
misalnya wilayah Jawa Timur dengan
Wajib Pajak kecil maka hendaknya Ditjen
wilayah Jawa Barat atau wilayah lain di
Pajak membedakan instrumen kebijakan
Indonesia agar dapat diperoleh hasil
perpajakan terhadap mereka seperti
penelitian yang lebih akurat dan
pelayanan perpajakan, pemeriksaan pajak,
bermanfaat untuk berbagai kalangan yang
penyederhanaan peraturan dan prosedur
lebih luas.
perpajakan yang berlaku.
11. Ada perbedaan kepatuhan Wajib Pajak
besar dan Wajib Pajak kecil dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya
Future Research, Journal of Marketing, Stamatis, D.H. 1996. Total Quality Services:
Vol. 49, Fall, p. 41-50. Principles, Practices and
Implementation. Singapore: SSMB
Parasuraman, A., Zeithaml, V.A dan Berry,
Publishing Division.
L.L, 1988. SERVQUAL: A Multiple
Item Scale for Measuring Consumer Undang-undang Nomor 6. Tahun 1983.
Perception of Services Quality, Journal Tentang Ketentuan Umum Tata Cara
of Retailing, Vol. 64, Spring, p. 12-40. Perpajakan, yang terakhir diubah
dengan Undang-undang No. 16 Tahun
Senguptha, Partha. 1998. Tax Evasion and
2000.
Interporal Choice. AEJ, December, Vo.
26, No. 4, p. 420-430. Undang-undang RI Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan yang
Roades, Shelley C.1999. The Impact of
terakhir diubah dengan Undang-undang
Multiple Component Reporting on ax
Nomor 17 Tahun 2000.
Compliance and Audit Strategis, The
Accounting Review, Vol. 74. No. 1, Undang-undang Nomor 8. Tahun 1983
January, p. 63-85.. Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan Barang Mewah yang
terakhir diubah dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2000
-- oOo --