4.trafo 3 Fasa
4.trafo 3 Fasa
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas LT 2A
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :
Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti
terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa
digunakan sistem jam untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu
fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah
vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan
vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut.
Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan
rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang
dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima).
C B
3. Daftar Alat
ACPS 3x220 V dan 3x380 V 1 buah.
4. Gambar Kerja
Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-ujung
belitan transformator.
- Tes Pole 1
Tabel 1. Polaritas 1
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 125 V3 = V1 + V2
- Tes Pole 2
Tabel 2. Polaritas 2
V1 V2 V3 Keterangan
100 25 75 V3 = V1 V2
A a
A2 a2 A
A2 a2
A1 a1
A1 a1
a
B b
B2 b2 B
B2 b2
B1 b1 B1 b1
b
C c
C2 c2 C
C2 c2
C1 c1 C1
N c1
N c
A1 a1
a
A1 a1
B
B b B2 b2
B2 b2
B1 b1
b
B1 b1
C
C2 c2
C c
C2 c2
C1 c1
c
C1 c1
N
A a
A2 a2
A1 a1
B b
B2 b2
B1 b1
C c
C2 c2
C1 c1
Gambar 8. Rangkaian 5
Dokumentasi rangkaian 1
Dokumentasi rangkaian 2
Dokumentasi rangkaian
5. Langkah Kerja
1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi
sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber
tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ).
Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan
terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada
tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4, dan 5 , tetapi karena sisi tegangan tinggi
terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt
6. Lembar Kerja
Tegangan PERCOBAAN
( Volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
AB 363 V 360 V 363 V 220,3 220,8
BC 361 V 358 V 361 V 221,1 221,9
CA 366 V 363 V 366 V 219,4 219,8
AN 212 V 211 V 212 V - -
BN 209 V 208 V 209 V - -
CN 209 V 207 V 209 V - -
ab 88 V 50 V 50 V 53,6 92,1
bc 88 V 50 V 51 V 53,2 92,2
ca 89 V 50 V 50 V 53,4 91,4
an 212 V 160 V 212 V - -
bn 290 V 211 V 240 V - -
cn 293 V 192 V 263 V - -
Tegangan PERCOBAAN
( volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
Cc 456 V 369 V 412 V 112,4 298
Bc 414 V 322 V 408 V 122,3 238
Cb 418 V 366 V 369 V 73 300
AB 363 V 362 V 363 V 220,3 220
Catatan Yy Yd Yd
8. Kesimpulan
Tegangan pada belitan primer sama dengan tegangan sumber.
Pada hubungan bintang pada belitan primer nilai Vfasa= Vline/ atau VL=
Pada hasil percobaan pengukuran tegangan antara primer dan sekunder dapat di
gambarkan dengan vector jam.
Tegangan output dipengaruhi oleh pemberian tegangan pada sisi kumparan primer.
Sehingga perbandingan Vp/Vs=Np/Hs=Is/Ip.
Penggunaan trafo yang masih sehat akan menghasilkan data yang maksimal.
Sebelum merangkai rangkaian trafo hubung 3 fasa hubungan delta kita harus terlebih
dahulu mengecek polaritas pada masing-masing trafo.