Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TENAGA LISTRIK


JOB 9. HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR 3 FASA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas LT 2A

1. Adiaz aditya Pratito (01)


2. Ahmad Nauval (02)
3. Ainun Widi Cahyaningrum (03)
4. Akhtol Fairus Abadi (04)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TAHUN 2015
JOB 9. HUBUNGAN KUMPARAN TRANSFORMATOR 3 FASA

1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat :

- Mengindentifikasi terminal kumparan transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC.


- Menentukan dengan benar simbol hubungan dari rangkaian transformator 3 fasa.
- Menggambarkan diagram vektor tegangan transformator 3 fasa sesuai dengan macam hubungannya.
2. Pendahuluan
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa perlu diadakan pengetesan polaritas agar
didapatkan hasil rangkaian sesuai dengan yang diinginkan.
Identifikasi terminal transformator 3 fasa sesuai dengan rekomendasi IEC adalah sebagai berikut :
Terminal tegangan tinggi ( TT ) :
Untuk polaritas rendah adalah A1, B1, dan C1
Untuk polaritas tinggi adalah A2, B2, dan C2
Untuk neteral adalah N
Terminal tegangan rendah ( TR ) :

Untuk polaritas rendah adalah a1, b1, dan c1


Untuk polaritas tinggi adalah a2, b2, dan c2
Untuk netral adalah n
Macam hubungan kumparan transformator 3 fasa baik primer maupun sekunder ada tiga, yaitu
hubungan bintang (Y), segitiga () dan zig- zag (Z).

Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan berarti
terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam mengingatnya biasa
digunakan sistem jam untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan sisi sekunder pada suatu
fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah

vektor tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam ) menyatakan
vektor tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh kedua jarum tersebut.

Contoh : Yd5 artinya kumparan tegangan tinggi dalam hubungan bintang (Y) dan kumparan tegangan
rendah dalam hubungan segitiga (), dan selisih fasanya sebesar sudut yang dibentuk jarum panjang
dan jarum pendek pada saat pukul 5 (lima).

Gambar diagram fasa tegangannya adalah sebagai berikut :


12 12
A

C B

Gambar 1. Diagram Fasa Vektor Primer Sekunder

3. Daftar Alat
ACPS 3x220 V dan 3x380 V 1 buah.

Transformator 1 fasa 220 V / 48 V 3 buah

Multimeter Analog/ Digit 1 buah

Kabel Jumper 20 buah.

4. Gambar Kerja
Melakukan uji kutub (pole test) untuk menentukan polaritas positif atau negatif dari ujung-ujung
belitan transformator.

- Tes Pole 1

Gambar 2. Rangkaian percobaan tes pole 1

Tabel 1. Polaritas 1

V1 V2 V3 Keterangan

100 25 125 V3 = V1 + V2
- Tes Pole 2

Gambar 3. Rangkaian percobaan tes pole 2

Tabel 2. Polaritas 2

V1 V2 V3 Keterangan

100 25 75 V3 = V1 V2

A a
A2 a2 A
A2 a2

A1 a1
A1 a1
a
B b
B2 b2 B
B2 b2

B1 b1 B1 b1
b
C c
C2 c2 C
C2 c2

C1 c1 C1
N c1
N c

Gambar 4. Rangkaian 1 Gambar 5. Rangkaian 2


A
A a A2 a2
A2 a2

A1 a1
a
A1 a1
B
B b B2 b2
B2 b2

B1 b1
b
B1 b1
C
C2 c2
C c
C2 c2

C1 c1
c
C1 c1
N

Gambar 6. Rangkaian 3 Gambar 7. Rangkaian 4

A a
A2 a2

A1 a1

B b
B2 b2

B1 b1

C c
C2 c2

C1 c1

Gambar 8. Rangkaian 5
Dokumentasi rangkaian 1

Dokumentasi rangkaian 2
Dokumentasi rangkaian

5. Langkah Kerja

1) Menentukan polaritas terminal masing-masing transformator satu fasa yang akan dirangkai menjadi
sebuah transformator tiga fasa. Menandai terminal-terminalnya sesuai dengan rekomendasi IEC.
2) Membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1.
3) Menghubungkan primer transformator tiga fasa yang telah dirangkai tersebut dengan sumber
tegangan AC tiga fasa 3 x 380 V / 220 V ( A pada L1, B pada L2, C pada L3 dan N pada N ).
Mencatat tegangan-tegangannya pada tabel 1.
4) Untuk mengetahui tipe hubungannya atau kelompok jamnya, sambungkan terminal A dengan
terminal a. kemudian catat tegangan antara terminal C dan c, B dan c, C dan b serta A dan B pada
tabel 2.
5) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 2, dan 3
6) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk rangkaian 4, dan 5 , tetapi karena sisi tegangan tinggi
terhubung segitiga tidak boleh diberi sumber 3 x 380 Volt
6. Lembar Kerja

Tabel 3. Pengukuran Tegangan Primer dan Sekunder

Tegangan PERCOBAAN
( Volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
AB 363 V 360 V 363 V 220,3 220,8
BC 361 V 358 V 361 V 221,1 221,9
CA 366 V 363 V 366 V 219,4 219,8
AN 212 V 211 V 212 V - -
BN 209 V 208 V 209 V - -
CN 209 V 207 V 209 V - -
ab 88 V 50 V 50 V 53,6 92,1
bc 88 V 50 V 51 V 53,2 92,2
ca 89 V 50 V 50 V 53,4 91,4
an 212 V 160 V 212 V - -
bn 290 V 211 V 240 V - -
cn 293 V 192 V 263 V - -

Tabel 4. Pengukuran Tegangan Antar Primer - Sekunder

Tegangan PERCOBAAN
( volt ) Gb. 4.1 Gb. 4.2 Gb. 4.3 Gb. 4.4 Gb. 4.5
Cc 456 V 369 V 412 V 112,4 298
Bc 414 V 322 V 408 V 122,3 238
Cb 418 V 366 V 369 V 73 300
AB 363 V 362 V 363 V 220,3 220
Catatan Yy Yd Yd

Tabel Kelompok Jam

Jam Hubungan Tegangan Fasor

0 Cc < Bc = Cb > Cc < AB


1 Cc < Bc > Cb = Cc < AB
2 Cc < Bc > Cb < Cc < AB
3 Cc < Bc > Cb < Cc AB
4 Cc < Bc > Cb < Cc > AB
5 Cc = Bc > Cb < Cc > AB
6 Cc > Bc = Cb < Cc > AB
7 Cc > Bc < Cb = Cc > AB
8 Cc > Bc < Cb > Cc AB
9 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
10 Cc > Bc < Cb > Cc < AB
11 Cc = Bc < Cb > Cc < AB
7. Analisa data
Sebelum merangkai kumparan transformator 3 fasa, pada masing-masing transformator perlu
diadakan pengetesan polaritas untuk memastikan polaritas output dan input transformator. Setelah
diketahui polaritasnya, maka dapat dilakukan penandaan polaritas. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan pemasangan akibat lupa posisi polaritasnya.
Kumparan primer dan sekunder dapat dirangkai dalam hubungan yang berbeda dan
berarti terdapat selisih fasa antara kedua kumparan tersebut. Untuk memudahkan dalam
mengingatnya biasa digunakan sistem jam untuk menyatakan selisih fasa antara sisi primer dan
sisi sekunder pada suatu fasanya. Jarum panjang (menit) menyatakan arah
Vector tegangan primer ( selalu menunjuk angka 12 ) dan jarum pendek ( jam )
menyatakan vector tegangan sekunder. Selisih fasanya adalah besar sudut yang dibentuk oleh
kedua jarum tersebut

8. Kesimpulan
Tegangan pada belitan primer sama dengan tegangan sumber.
Pada hubungan bintang pada belitan primer nilai Vfasa= Vline/ atau VL=
Pada hasil percobaan pengukuran tegangan antara primer dan sekunder dapat di
gambarkan dengan vector jam.
Tegangan output dipengaruhi oleh pemberian tegangan pada sisi kumparan primer.
Sehingga perbandingan Vp/Vs=Np/Hs=Is/Ip.
Penggunaan trafo yang masih sehat akan menghasilkan data yang maksimal.
Sebelum merangkai rangkaian trafo hubung 3 fasa hubungan delta kita harus terlebih
dahulu mengecek polaritas pada masing-masing trafo.

Anda mungkin juga menyukai