PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pola dengan jelas.
2. Untuk mengetahui pola serta penerapan pola bisnis model kanvas Unbundling dengan
benar.
3. Untuk mengetahui pola serta penerapan pola bisnis model kanvas Long Tail dengan
benar.
BAB II
ISI
1
2.1 Pengertian Pola
Pola dalam dunia arsitektur menurut Christopher Alexander yang merupakan
seorang arsitek adalah sebuah konsep untuk menangkap gagasan desain arsitektur
sebagai deskripsi pola dasar yang dapat digunakan kembali. Sedangkan dalam segi bisnis
juga memiliki pengertian yang sama, bahwa pola adalah konsep untuk sebuah gagasan
desain sebagai deskripsi dasar yang dapat digunakan kembali. Dalam bab sebelumnya
telah dibahas tentang model bisnis kanvas atau model bisnis dengan menggunakan
gambaran jelas di kanvas, hal tersebut dibuat untuk dapat dibandingkan, dipahami, dan
diaplikasikan serta dapat menghubungkan beberapa pola.
Pola Model Bisnis memiliki bebrapa pola dasar yang menjadi acuan yaitu
Unbundling atau pemisahan, Long Tail atau ekor panjang, Platfrom Bersisi Banyak
(Multi-sided), Gratis sebagai Model Bisnis, dan Model Bisnis Terbuka.
Dalam bagan 1 Unbundling dijelaskan bahwa menurut John Hagel dan Marc
Singer yang menciptakan istilah Unbundling corporation meyakini bahwa sebuah
perusahaan tersusun dari tiga jenis bisnis yang sangat berbeda baik dari segi ekonomi,
kompetitif dan budaya yaitu dari segi bisnis Hubungan Pelanggan, Inovasi Produk, dan
biania Infrastruktur. Dengan cara yang sama, Treacy dan Wiersema menyarankan agar
perusahaan berfokus pada salah satu dari tiga disiplin nilai, yaitu keunggulan
operasional, kepemimpinan produk, atau kedekatan pelanggan.
Dalam bagan 2, Hagel dan Singer juga menggambarkan bahwa peran bisnis
Hubungan Pelanggan adalah menemukan dan mendapatkan pelanggan serta membangun
2
hubungan dengan mereka. Demikian juga dengan peranan bisnis inovasi produk dimana
sangat penting untuk mengembangkan produk dan jasa yang baru dan atraktif. Sementara
itu, peranan bisnis infrastruktur adalah membangun dan mengatur platform untuk tugas-
tugas dengan volume tinggi yang berulang. Hagel dan Singer menegaskan bahwa
menurutnya dalam bisnis harus focus pada salah satu saja secara internal, karena setiap
jenis bisnis didorong oleh factor-faktor yang berbeda, konflik satu sama lain atau saling
tarik-menarik yang tidak diinginkan dapat terjadi dalam suatu organisasi.
Dalam bagan 3 di jelaskan tentang bagaimana terapan gagasan unbundling dalam
bisnis model. Pada contoh pertama, dijelaskan tentang bagaimana konflik-konflik dan
Tarik-menarik yang tidak diinginkan dalam suatu organisasi karena bisnis model bundled
dalam industry Perbankan Swasta. Dan pada contoh kedua akan dijelaskan tentang
bagaimana operator telepon selular teruari dan berfokus pada bisnis inti yang baru.
Contoh kasus Perbankan Swasta : Tiga Bisnis Jadi Satu (Bisnis Model Bundled)
Perbankan Swasta Swiss adalah bisnis yang menyediakan layanan perbankan bagi orang
kaya, sudah lama dikenal sebagai industry konservatif yang tengah tertidur. Namun, decade
terakhir wajah industry perbankan swasta Swiss berubah drastis. Biasanya, institusi perbankan
swasta terintegrasi seara vertical dan melakukan tugas-tugas yang sangat bervariasi muali dari
engelolaan kekayaan, menjadi perantara, sampai mendesain produk finansial. Ada alas an kuat
mengapa diperlukan integrasi yang ketat. Outsourcing itu mahal, dan bank swasta lebih suka
menjaga semuanya in-house karena masalah kerahasiaan.
Akan tetapi, lingkungan berubah. Kerahasiaan menjadi tidak lebih dari sekedar isu
dengan matinya sifat-sifat rahasia yang mengitari praktik-praktik perbankan Swiss, dan
outsourcing pun menjadi menarik dengan putusnya rantai nilai perbankan terkait semakin
pentingnya layanan jasa khusus, seperti transaksi perbankan dan butik produk finansial. Focus
sebelumnya secara eksklusif hanya pada penanganan transaksi perbankan, sementara sekarang
hanya berkonsentrasi pada perancangan produk finansial baru. Maerki Bauman, institusi
perbankan swasta yang berpusat di Zurich adalah contoh dari sebuah bank yang telah
menguraikan model bisnisnya. Bank ini memutar bisnis platformnya yang berorientasi pada
3
transaksi menjadi sebuah entitas terpisah bernama Incore Bank, yang menawarkan layanan
perbankan ke bank lain dengan agen-agen sekuritas. Maerki Bouman sekarang hanya berfokus
pada membangun Hubungan Pelanggan dan memberi saran pada pelanggan.
Di sisi lain, Pictet yang berpusat si Genewa, yang merupakan bank swasta Swiss terbesar,
lebih suka untuk tetap terintegrasi. Institudi berusia 200 tahun ini mengembangkan Hubungan
Pelanggan yang mendalam, menangani banyak transaksi klien, dan merancang produk
finansialnya sendiri. Walaupun telah sukse dengan model tersebut, bank ini tetap harus
mengelola dengan hati-hati karena Tarik-menarik antara tiga jenis bisnis yang secara
fundamental berbeda dapat terjadi.
Model Bisnis Kanvas Bank Swasta Swiss
Dalam Bisnis Model Kanvas diatas dijelaskan tentang dmpak Tarik-menarik dari bisnis
model bundled pada Perbankan Swasta.
1. Bank melayani dua pasar berbeda dengan dinamika yang juga sangat berbeda. Memberi saran
finansial kepada orang kaya adalah bisnis berbasis hubungan jangka panjang. Menjual produk-
produk finansial kepada bank swasta adalah bisnis dinamis yang berubah dengan cepat.
2. Bank bermaksud menjual produknya kepada bank pesaing untuk meningkatkan pendapatan.
Akan tetapi, kegiatan ini dapat menciptakan konflik kepentingan.
3. Divisi produk bank menekan penasihat finansial untuk menjual produk sendiri kepada klien.
Hal ini bertentangan dengan kepentingan klien yang ingin mendapatkan saran netral. Klien ingin
berinvestasi dalam produk terbaik di pasar, tanpa melihat asalnya.
4. Bisnis dengan platform yang berfokus pada transaksi efisiensi biaya bertentangan dengan
bisnis produk finansial dan penasihat finansial yang digaji mahal, yang perlu menarik orang
berbakat dan bernilai tinggi.
5. Bisnis dengan platform transaksi memerlukan skala untuk mendorong turunnya biaya, sesuatu
yang sulit dicapai dalam subuah bank.
6. Bisnis dengan inovasi produk didorong oleh kecepatan dan izin masuk pasar yang cepat, yang
berlawanan dengan bisnis jangka panjang memberi nasihat finansial kepada orang kaya.
Contoh kasus Perusahan Telekomnikasi bergerak yang sudah menggunakan bisnis model
Unbundling.
4
Perusahaan telekomunikasi bergerak telah mulai menguraikan bisnisnya. Biasanya
mereka bersaing dalam kualitas jaringan, tetapi sekarang mereka secara mencolok sepakat
berbagi jaringan dengan pesaing atau meng-outsourcing seluruh pengoperasian jaringannya
kepada pabrikan perlatan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan sadar bahwa asset utama bukan
lagi jaringan, melainkan merek dan Hubungan Pelanggan.
Dalam skema diatas dijelaskan tentang Bisnis Model Kanves Unbundling memiliki 3
pemisahan atau penguraian atau tiga focus berbeda, yaitu :
1. Manajemen Infrastruktur (Pabrikan Peralatan)
Perusahaan telekomunikasi seperti France Telecom, KPN, dan Vodafone telah
meng-outsourcing operasi dan pemeliharaan sebagian jaringannya kepada pabrikan
peralatan seperti Nokia Siemens Networks, Alcetel Lucent, dan Ericsson. Pabrikan
peralatan dapat menjalankan jaringan pada biaya lebih rendah karena mereka melayani
beberapa perusahaan telekomunikasi sekaligus dan dengan sendirinya memperoleh
keuntungan dari skala ekonomi.
2. Hubungan Pelanggan (Perusahaan Telekomunikasi yang Terurai)
Setelah melepaskan bisnis infastrukturnya, perusahaan telekomunikasi dapat
mempertajam fokusnya pada branding dan melakukan segmentasi pelanggan dan
layanan. Hubungan Pelanggan mencakup asset utamadan bisnis intinya. Dengan
berkonsentrasi pada konsumen dan peningkatan pangsa melalui jumlah pendaftar,
perusahaan dapat meningkatkan investasi yang ditanam selama bertahun-taun untuk
mendapatkan dan mempertahankan pelanggan. Salah satu perusahaan telekomunikasi
yang juga menggunakan strategi menguraikan ini adalah Bharti Airtel, yang sekarang
menjadi salah satu erusahaan telkomunikasi terkemuka di India. Perusahaan ini meng-
outsourcing operasi jaringannya pada Nokia Siemens Networks dan Ericsson, dan
infrastruktur TInya pada IBM, yang memungkinkan mereka berfokus pada kompetensi
intinya, yaitu membangun Hubungan Pelanggan.
3. Inovasi Produk (Penyedia Layanan Konten)
Untuk inovasi produk dan layanan, perusahaan telekomunikasi yang terurai dapat
beralih enjadi perusahaan yang lebih kecil dan kreatif. Inovasi memerlukan bakat kreatif;
dalam hal ini, organisasi yang lebih kecil dan dinamis biasana lebih pandai menarik
5
perhatian. Perusahaan telekomunikasi bekerja dengan beberapa pihak ketiga yang
memastikan pasokan konstan dari teknologi, layanan, dan konten media baru, seperti
pemetaan, game, video, dan msik. Dua contoh untuk ini adalah Mobilizy dari Austria dan
tat dari Swedia. Mobilizy berfokus pada solusi layanan berbasis lokasi untuk smartphone
(perusahaan ini mengembangkan panduan perjalanan bergerak yang popular) dan tat
berkonsentrasi pada penciptaan penghubung pengguna bergerak tingkat lanjut.
Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa Pola Model Bisnis Unbundling memiliki satu
focus, berikut akan diuraikan bagaiman Pola Model Bisnis Unbundling dibuat :
6
e. Key Resourcess dan Key Activites menunjukkan bahwa asset dan sumber daya utama
adalah berbasis pelanggan dan kepercayaan yang sudah diperoleh selama ini.
f. Cost Structure menunjukkan akuisisi dan retensi pelanggan terdiri atas biaya-biaya
utama yang meliputi biaya marketing dan branding.
g. Revenue Stream menunjukkan bahwa model ini bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan lingkup produk yang luas yang dibangun berdasarkan kepercayaan
pelanggan dan sasarannya adalah meraih pangsa yang lebih besar.
a. Va Key Activities dan Value Proposition pada pola ini menunjukkan aktivitas yang
difokuskan pada peningkatan riset dan pengembangan untuk memasarkan produk dan
jasa yang baru.
b. lue Proposition didasarkan atas inovasi produk dan jasa perusahaan
c. Customer Segment menunjukkan bahwa produk dan jasa dapat dipasarkan secara
langsung, tetapi biasanya dikirimkan melalui perantara Bisnis ke Bisnis atau B2B
yang berfokus pada Hubungan Pelanggan.
d. Customer Relationship dan Channel menunjukkan pentingnya slauran atau menjalin
hubungan yang baik dan kuat dengan pelanggan bisnis.
7
e. Revenue Stream menunjukkan bahwa harga premium yang tinggi dapat dibebankan
karena factor hal-hal baru.
f. Key Resourcess dan Cost Structure menunjukkan bahwa biaya-biaya yang tinggi
berdasarkan pada perebutan orang-orang berbakat yang kreatif yang menjadi sumber
utama model ini.
Model Bisnis Long Tail jika digambarkan dalam diagram adalah seperti dibawah ini.
Pada saat itu banyak kita dengar penulis yang dengan hati-hati mmembuat dan
mengirimkannya ke penerbit justru malah ditolak terus-menerus. Citra penerbit dan penulis yang
klise ini hampir seluruhnya benar. Model penerbit buku konvensional dibangun di atas proses
seleksi, penerbit menyaring banyak penulis dan naskah untuk kemudian memilih naskah yang
sangat mungkin dapat mencapai target penjualan minimum. Penulis dan judul yang kurang
menjanjikan akan ditolak karena tidak akan menguntungkan untuk disunting dan disalin,
didesain, dicetak, dan dipromosikan jika terjual dalam jumlah sedikit. Penerbit sangat tertarik
10
pada buku-buku yang dapat mereka cetak dalam jumlah besar untuk dijual kepada umum.
Berikut adala bisnis model kanvasnya.
MODEL BARU
Lulu.com mengubah model penerbitan konvensional yang berpusat pada buku terlaris
dengan memungkinkan semua orang menerbitkan buku. Prinsip model bisnis ini adalah
membantu penulis ceruk dan amatir untuk memasarkan hasil karyanya. Model ini
menghilangkan hambatan penulis untuk membuat, mencetak, dan mendistribusikan hasil
karyanya melalui pasar online; sangat berlawanan dengan model konvensional yang menyeleksi
11
buku layak jual. Kenyataannya, semakin banyak penulis yang ditarik oleh Lulu.com , semakin
sukses Lulu.com, karena penulis tersenut menjadi pelanggan, dengan kata lain, Lulu.com adalah
platform bersisi banyak atau multi sided yang melayani dan menghubungkan antara penulis dan
pembacanya dengan Long Tail dari konten ceruk yang dihasilkan pengguna. Ribuan penulis
menggunakan perangkat swalayan Lulu.com untuk menerbitkan dan menjual bukunya. Cara ini
berhasil karena buku-buku dicetak hanya untuk pesanan yang dating. Kegagalan judul tertentu
untuk dijual tidak relevan bagi Lulu.com karena tidak mengakibatkan biaya. An berikut BMC
dari Lulu.com
12
menyesuaikan infrastruktur pendukungnya dengan model LEGO Factory yang baru.
Sebaliknya, LEGO justru memperbaiki dengan sedikit perubahan pada sumber daya dan
aktivitas yang ada.
Dalam bentuk Model Bisnis, LEGO melangkah melampaui kustomisasi massal dengan
memasukkan teritori Long Tail. Selain itu, LEGO Factory juga menjual rangkaian yang
didesain pengguna secara online. Beberapa produk ini terjual dengan baik. Beberapa laku
sedikit, dan beberapa ada juga yang tidak laku sama sekali. Yang terpenting bagi perusahan
LEGO adalah bahwa rangkaian hasil desain pengguna memperluas lini produk yang
sebelumnya hanya berfokus pada produk terlaris saja. Sekarang aspek bisnis LEGO ini
hanya mempengaruhi sebagian kecil pendapatan total, tetapi merupakan langkah pertama
kearah penerapan model Long Tail sebagai komplemen (atau bahkan alternative) untuk
model pasar massal konvensional. Dan berikut adalah BMC LEGO Factory : Kit yang
Didesain Pelanggan.
Dengan berbagai penjabaran diatas maka dapat disimpulkan BMC dari pola Long Tail
adalah sebagai berikut :
13
a. Value Proposition pada BMC diatas menunjukkan bahwa proporsi nilai dari model bisnis
Long Tail ditandai oleh penawaran berbagai jenis barang tidak laris yang dapat
berdampingan dengan produk-produk laris. Model bisnis ini juga dapat memfasilitasi
dan bergantung pada konten yang dibuat pengguna
b. Customer Segment menunjukkan model bisnis ini berfokus pada pelanggan ceruk
c. Channel dan Customer Relationship pada BMC Long Tail biasanya mengandalkan
hubungan Pelanggan dngan menggunakan internet.
d. Revenue Stream menunjukkan bahwa model ini didasarkan pada pengumpulan
pendapatan yang kecil dari banyak item. Memiliki arus pendapatan yang bervariasi,
mulai dari iklan, penjualan produk, ataupun berlangganan.
e. Cost Structure terjadi karena biaya utama yang timbul mencakup biaya pengembangan
dan pemeliharaan platform.
f. Key Resources menunjukkan bahwa sumber dayanya adalah platform.
g. Key Activitiesnya meliputi pengembangan dan pemeliharaan platform serta penguasaan
konten ceruk dan produksi.
h. Key Partners adalah penyedia layanan konten ceruk (professional dan atau dibuat
pengguna ) yang merupakan mitra utama pola ini.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pola adalah sebuah konsep untuk menangkap gagasan desain arsitektur sebagai
deskripsi pola dasar yang dapat digunakan kembali. Pola Model Bisnis memiliki
bebrapa pola dasar yang menjadi acuan yaitu Unbundling atau pemisahan, Long Tail
atau ekor panjang, Platfrom Bersisi Banyak (Multi-sided), Gratis sebagai Model
Bisnis, dan Model Bisnis Terbuka. Dalam Makalah ini saya akan membahas tentang
dua jenis pola, yaitu pola Unbundling dan pola Long tail.
Pola Unbundling atau penguraian adalah pola Business Model Canvas yang
mengurai fungsi serta tujuan dari bisnis atau perusahaan tersebut, serta
memfokuskannya pada salah satu bidang saja. Pola Unbundling sendiri memiliki tiga
focus yaitu Hubungan Pelanggan, Manajemen Infastruktur, dan Inovasi produk.
Sangat penting bagi perusahaan menekankan atau memfokuskan pada satu titik agar
perusahaan dapat berjalan lancer serta Tarik-menarik anatar focus yang tidak
dinginkanpun tidak akan terjadi.
Pola Long Tail dimana focus perusahaan lebih pada apa-apa yang minoritas
namun tetap dapat beriringan dengan barang utama yang sedang ada dipasaran. Yang
justru akan membri keuntungan lebih pada perusahaan.
3.2 Saran
Untuk para pembaca diharapkan dapat memahami pengertian Pola BMC dengan
benar terutama pola Unbundling dan pola Long Tail. Sehingga pada penerapannya
dapat benar-benar terealisasi dan dapat memberikan efek positif pada perusahaan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Osterwalder, Alexander & Yves Pigneur. 2014. Business Model Genration. Jakarta: PT Elex
16