PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini komunikasi masyarakat dunia menjadi tanpa
batas. Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan semakin mudah masyarakat
dunia untuk saling berhubungan tanpa adanya hambatan yang berarti.
Globalisasi juga merambah ke berbagai bidang kehidupan, seperti bidang
ekonomi, pengetuan, politik, kebudayaan, dan lain-lain. Globalisasi mendorong
masyarakat dunia berkompetitif untuk menjadi pribadi yang unggul dengan
kemampuan dan keahlian yang mereka miliki diharapkan mampu menguasai
pasar dunia dan tidak mudah terseret arus globalisasi yang bersifat negatif.
Pengetahuan sebagai modal atau langkah awal bagi seseorang dalam bersaing
di era globalisasi seperti saat ini, pengetahuan juga merupakan kunci
menaklukan dunia. Adanya pengetahuan, seseorang dapat menciptakan suatu
perubahan yang dapat memberikan manfaat untuk orang lain. Pemerintah
sebagai pemimpin suatu negara harus mampu memberikan solusi kepada
masyarakat agar dapat menjalankan kehidupan pada arus globalisasi ini dengan
baik.
Pemerintah Indonesia juga bekerja sama dengan negara-negara di
kawasan Asia Tenggara membentuk kawasan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). MEA memberikan motivasi positif untuk seluruh anggota masyarakat
di kawasan Asia Tenggara agar dapat membekali diri dengan pengetahuan dan
keahlian untuk saling berkompetitif menjadi masyarakat yang maju. Persaingan
yang dibutuhkan adalah dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif agar tidak
mudah ditiru oleh pihak lain. Pemikiran kreatif dan inovatif dapat menciptakan
masyarakat Indonesia yang mampu bersaing di Asean terutama di dunia bisnis.
Persaingan yang semakin ketat terutama di dunia bisnis membuat pelaku
ekonomi mencari cara untuk mampu bertahan. Banyak yang dapat pelaku
bisnis lakukan salah satunya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya
agar lebih mengetahui keadaan dunia bisnis. Semakin banyak informasi yang
diperoleh semakin banyak pengetahuan yang diperoleh sehingga pelaku bisnis
tersebut akan lebih mengetahui situasi dunia bisnis dibanding pelaku bisnis
yang kurang memperoleh informasi. Salah satunya yaitu dengan negosiasi
dengan para negosiator. Dalam bernegosiasi, negosiator memang sangat
membutuhkan strategi untuk mampu berkompetisi dengan negositor lain.
Negosiator juga harus mampu untuk mencari strategi dan taktik dalam tawarmenawar distributif agar negosiator dapat memenangkan negosiasi dan terjadi
kesepakatan. Kemampuan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan mereka
1
akan bergantung pada strategi dan taktik yang
mereka gunakan (Walton dan
Mckersie, 1965). Oleh karena itu, penulis ingin menjelaskan lebih detail
tentang Strategi dan Taktik Tawar Menawar Distributif.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah
dalam penulisan ini yakni Bagaimana strategi dan taktik tawar-menawar
distributif?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, tujuan dari
penulisan ini yakni untuk mengetahui strategi dan taktik tawar-menawar
distributif.
D. Manfaat
1. Akademis
Untuk memenuhi tugas negosiasi bisnis yang diberikan dosen.
2. Praktis
Sebagai bahan masukkan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
melakukan strategi dan taktik tawar-menawar distributif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Situasi Tawar Menawar Distributif
Titik Target
Penawaran Awal Jackson
Titik Resistansi
Jackson
Sofia
$ 130.000
$133.000
$135.000
Titik Target
Harga yang diminta
Titik
Sofia
Resistansi
Sofia
Jackson
$140.000
$145.000
$150.000
Titik awal dan titik resistansi negosiator tersusun dalam urutan yang
terbalik, dimana titik resistansi menjadi harga tertinggi bagi pembeli dan
menjadi harga terendah bagi penjual. Dalam kasus negosiasi tawar-menawar
sebuah kondominium antara Sofia sebagai penjual dan Jackson sebagai
pembeli dapat menggambarkan bagaimana situasi tawar-menawar distributif
terjadi. Sofia meminta harga kondominium sebesar $145.000. Jackson
memutuskan
awal
penawarannya
sebesar
$133.000
karena
Jackson
diskusi
dengan
pihak
lain
sehingga
mereka
dapat
mencapai
4) Strategi-Strategi Fundamental
Tujuan utama tawar-menawar distributif adalah memaksimalkan nilai
kesepakatan. Dalam contoh kasus kondominium, pembeli memiliki empat
strategi fundamental:
a) Mendorong kesepakatan sedekat mungkin dengan titik resistansi penjual
sehingga menghasilkan bagian terbesar rentang kesepakatan bagi
pembeli.
b) Menyakinkan penjual untuk mengubah titik resistansinya dengan
mempengaruhi keyakinan penjual mengenai nilai kondominiumnya.
c) Jika terdapat rentang kesepakatan negatif, untuk menyakinkan penjual
mengurangi resistansinya agar tercapai rentang kesepakatan positif.
d) Membuat yakin penjual bahwa kesepakatan ini adalah kesepakatan yang
terbaik.
5) Mencari Tahu Resistansi Pihak Lain
Informasi sangat dibutuhkan ketika terjadi suatu negosiasi. Semakin
banyak tahu tentang titik target, titik resistansi, motif, kepercayaan dari
pihak lain, semakin besar peluang mendapatkan kesepakatan yang
menguntungkan. Di lain sisi, negosiator tidak mau jika pihak lain
mengetahui informasi tentangnya seperti titik target dan titik resistansi
terutama informasi rahasia mengenai posisi strategi lemah dan kerentanan.
6) Mempengaruhi Resistansi Pihak Lain
Hal yang sangat penting bagi perencanaan strategi dan taktik tawarmenawar distributif adalah mencari tahu titik resistansi pihak lain dan
hubungan titik resistansi tersebut dengan resistansi kita. Titik resistansi
ditetapkan berdasarkan pada nilai yang diharapkan. Titik resistansi akan
dipengaruhi oleh biaya yang dibebankan individu untuk penundaan dalam
negosiasi. Namun, titik resistansi tidak boleh diubah tanpa pertimbangan
yang matang.
Untuk menjelaskan faktor-faktor ini dapat mempengaruhi proses
tawar-menawar distributif, kita akan membuat empat proposisi utama:
a) Semakin tinggi pihak memperkirakan biaya penundaan atau impase,
semakin sulit titik resistansi pihak lain.
b) Semakin tinggi pihak lain memperkirakan biaya penundaan atau
impasenya, semakin lemah titik resistansi pihak lain tersebut.
c) Semakin rendah pihak lain menilai suatu isu, semakin rendah titik
resistansinya.
7
d) Semakin yakin pihak lain bahwa anda menghargai suatu isu, semakin
rendah titik resistansi pihak lain tersebut.
B. Tugas-Tugas Taktis
Terdapat empat tugas taktis yang penting untuk negosiator dengan titik
target, titik resistansi, dan biaya penghentian negosiasi, yakni: (1) Menaksir
titik target, titik resistansi, dan biaya penghentian negosiasi pihak lain; (2)
Mengelola impresi pihak lain terhadap titik target, titik resistansi, dan biaya
penghentian negosiasi negosiator; (3) memodifikasi persepsi pihak lain
mengenai titik target, titik resistansi, dan biaya penghentian negosiasinya; dan
(4) memanipulasi biaya aktual penundaan atau penghentian negosiasi.
1) Menaksir titik target, titik resistansi, dan biaya penghentian negosiasi
pihak lain
Langkah awal yang dilakukan oleh negosiator adalah mendapatkan
informasi mengenai titik target dan titik resistansi melalu penaksiran tidak
langsung dan penaksiran langsung. Penaksiran tidak langsung berarti
menentukan informasi apa yang biasanya digunakan oleh seseorang untuk
menetapkan
titik
menginterpretasikan
target
dan
titik
resistansi,
serta
bagaimana
ia
macam dapat digunakan untuk menaksir titik resistansi pihak lain, selain itu
juga dapat dilakukan observasi, meninjau dokumen dan publikasi yang
sudah tersedia, dan berbicara kepada ahlinya, dan semua ini merupakan
indikator tidak langsung. Informasi yang sama mungkin bermakna berbeda
bagi orang lain karena seseorang mungkin menginterpretasikan informasi
tersebut dengan cara yang berbeda pula.
Sedangkan penaksiran langsung merupakan mendapatkan informasi
secara langsung dari pihak mengenai titik target, titik resistansi, dan biaya
penghentian negosiasi pihak lain. Sering kali pihak lain tidak selalu
kooperatif dan mentode yang digunakaan dalam mendapatkan informasi
langsung cenderung lebih kompleks. Pendekatan tambahan mencakup
memprovokasi pihak lain agar meluapkan emosinya atau menekan pihak
lain agar ia memberikan informasi berharga secara tidak sengaja.
2) Mengelola Impresi Pihak Lain
Negosiator perlu menyaring informasi yang berkaitan dengan posisi
dan mempresentasikannya agar pihak lain percaya. Biasanya aktivitas
presentasi
selektif
untuk
adalah
yang
membuat
penawaran
pembuka
yang
berlebihan
12
sinyal pada pihak lain dengan tindakan atau perkataan kita bahwa konsesi
hampir selesai. Dalam negosiasi multiisu, negosiator ahli juga akan
menyarankan format penyelesaian potensial
6) Penawaran Terakhir
Negosiator satu arah mungkin menyampaikan pesan bahwa sebuah
tawaran adalah yang terakhir dengan membuat konsesi terakhir telah
substansial. Hal ini menunjukkan bahwa negosiator melempar tingkat
negosiasi yang tersisa. Tawarn akhir harus cukup besar agar dramatis, tetapi
tidak terlalu besar, sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa negosiator
telah menahan dan bahwa terdapat hal lain yang lebih bernilai dalam
penawaran. Sebuah konsesi mungkin juga dipersonalisasikan kepada pihak
lain yang member sinyal bahwa ini merupakan konsesi terakhir yang akan
dibuat oleh negosiator.
D. Komitmen
Definisi komitmen adalah pengambilan posisi penawaran dengan beberapa
perjanjian berdasarkan tindakan dalam kondisi yang akan datang. Tujuan dari
komitmen adalah untuk menghilangkan ambiguitas tentang tujuan tindakan
negosiator. Dengan membuat komitmen, seorang negosiator menunjukkan
tujuannya untuk mengambil tindakan ini, membuat keputusan ini, atau meraih
sasaran ini.
1) Menetapkan Komitmen
Berikut adalah beberapa cara untuk menciptakan komitmen :
1. Pernyataan publik
2. Menghubungkan dengan basis luar
3. Meningkatkan kepentingan permintaan
4. Memperkuat ancaman atau janji
2) Mencegah Pihak Lain dari Prematurnya Komitmen
Orang yang mengambil posisi berkomitmen ketika mereka merasa
marah atau tertekan sampai batas, komitmen-komitmen yang dibuatnya
sering tidak terencana dan dapat merugikan kedua belah pihak. Akibatnya
negosiator harus benar-benar memerhatikan sejauh mana pihak lain merasa
terganggu, marah, dan kehilangan kesabaran. Komitmen yang baik, kuat,
dan tenang memakan waktu untuk dibuat. Cara-cara yang dapat dilakukan
13
merupakan alat yang kokoh dan harus digunakan dengan hati-hati. Sama
seperti alat yang lain, kita harus jeli terhadap cara-cara penolakannya ke
pihak lain sama seperti kita menggunakan cara-cara berkomitmen tersebut
untu diri sendiri.
Meyakinkan pihak lain bahwa nasib berhubungan dengan masalah
yang sedang dihadapi adalah tugas yang menuntut dan memerlukan
persiapan, waktu, dan keahlian. Akibatnya, keluar dari posisi berkomitmen
tidaklah mudah, tetapi prosesnya dibuat lebih sederhana dengan
merencanakan media untuk melepaskan diri pada saat komitmen dibuat.
Banyak langkah-langkah yang dapat digunakan negosiator untuk keluar dari
sebuah komitmen dapat digunakan juga untuk menolong pihak lain keluar
dari posisi berkomitmen, atau bahkan lebih baik untuk mencegahnya dari
membuat komitmen di awal.
E. Menutup Kesepakatan
Setelah bernegosiasi dalam sebuah periode waktu, dan belajar tentang
kebutuhan pihak lain, posisi, dan terkadang titik perlawanan, tantangan
berikutnya untuk negosiator adalah untuk menutup kesepakatan. Negosiator
dapat menggunakan beberapa taktik ketika menutup sebuah kesepakatan,
seperti berikut :
1. Menyediakan alternatif
2. Mengasumsikan penutupan
14
3. Memisahkan perbedaan
4. Meledaknya penawaran
5. Pemanis
F. Taktik Hardball
Taktik negosiasi hardball sering digunakan untuk mengalahkan pihak
lain. Taktik seperti ini dirancang untuk menekan negosiator untuk melakukan
hal yang tidak ingin mereka lakukan, sebaliknya, tekanan mereka biasanya
menyamarkan kepatuhan pengguna terhadap pendekatan penawaran distributif.
Taktik ini bekerja paling baik untuk menjatuhkan pihak negosiator yang
persiapannya buruk. Banyak orang yang mendapati taktik hardball bersifat
menyerang dan digerakkan oleh balas dendam. Taktik ini mendatangkan lebih
banyak bahaya daripada kebaikan dalam negosiasi. Beberapa resiko dari
menggunakan
taktik
ini
adalah
membahayakan
reputasi,
kehilangan
kesepakatan, publikasi negatif, dan konsekuensi balas dendam dari pihak lain.
Merupakan hal yang penting bahwa negosiator perlu memahami bagaimana
kerja dari taktik hardball, sehingga mereka dapat mengenali dan memahaminya
sebelum mereka menggunakannya.
1) Menangani Tipikal Taktik Hardball
Negosiator yang berurusan dengan pihak yang menggunakan taktik
hardball memiliki beberapa pilihan untuk menanggapi. Respon dengan
strategi yang baik terhadap taktik ini mengharuskan negosiator untuk
mengidentifikasi taktik dengan cepat dan memahami taktik tersebut dan cara
kerjanya. Berikut adalah empat pilihan utama yang dimiliki negosiator
untuk merespon taktik hardball tipikal :
1. Abaikan taktik
2. Diskusikan taktik
3. Tanggapi dengan baik
4. Bekerja sama dengan pihak lain
2) Tipikal Taktik Hardball
Beberapa hal tentang taktik hardball yang biasanya didiskripsikan dan
kelemahan-kelemahan.
a) Polisi Baik/Polisi Jahat
Taktik polisi baik/polisi jahat dinamai berdasarkan teknik
interogasi polisi dimana dua petugas (salah satu baik yang lainnya keras)
bergiliran menanyai seorang tersangka. Walaupun taktik polisi baik/polisi
15
16
h) Pekerjaan Salju
Taktik pekerjaan salju terjadi ketika negosiator melebih-lebihkan
informasi kepada pihak lain bahwa ia bermasalah dalam menentukan
fakta mana yang benar atau penting dan mana yang disertakan sematamata untuk distraksi. Negosiator yang mencoba membalas taktik ini
dapat memilih salah satu dari beberapa respons alternatif. Pertama,
mereka tidak boleh takut untuk bertanya sampai mendapatkan jawaban
yang dimengerti. Kedua, jika pada kenyataannya masalah yang sedang
didiskusikan sangat tinggi secara teknis, maka negosiator dapat
menyarankan para ahli teknis untuk bersama-sama membahas isu teknis.
Ketiga, negosiator harus mendengarkan pihak lain dengan saksama dan
mengidentifikasikan informasi yang konsisten dan yang tidak konsisten.
G. Keahlian Menawar Distributif yang dapat Diterapkan pada Negosiasi
Integratif
Bab ini telah memberikan tinjauan dari situasi tawar-menawar
distributif dan membahas strategi klasik serta taktik yang digunakan dalam
penawaran
distributif.
Negosiator
dalam
situasi
penawaran
harus
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tawar menawar distributif pada dasarnya adalah persaingan siapa yang
akan mendapatkan sumber daya terbatas yang paling banyak,sering kali berupa
uang. Kemampuan kedua belah pihak untuk mencapai tujuan mereka akan
bergantung pada strategi dan taktik yang mereka gunakan (Walton dan
Mckersie, 1965). Di bawah struktur penawaran distributif, seorang negosiator
memiliki banyak pilihan untuk mencapai resolusi yang berhasil. Untuk
mencapai tujuan ini, negosiator bekerja untuk mengumpulkan informasi
tentang oposisi dan posisinya; untuk meyakinkan anggota pihak lain untuk
mengubah pikirannya tetntang kemampuan mereka untuk mencapai target
mereka sendiri; dan untuk membenarkan sasaran mereka seperti yang
diinginkan, diperlukan, atau bahkan tak terelakkan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran bagi
negosiator, yaitu:
a. Negosiator dalam melakukan negosiasi harus tetap menggunakan etika
negosiasi agar tidak ada pertentangan antarnegosiator.
b. Antarnegosiator harus menciptakan keadaan yang kondusif saat negosiasi
berlangsung.
c. Negosiator dapat menerapkan strategi dan taktik tawar-menawar distributif
yang cerdas agar terjadi kesepakatan yang diharapkan.
20
19
19