Anda di halaman 1dari 4

SASTRA MELAYU KLASIK

A. Pengertian
Sastra klasik atau dapat disebut pula sebagai sastra lama atau sastra tradisional adalah
karya sastra yang tercipta dan berkembang sebelum masuknya unsur-unsur modernisme ke
dalam sastra itu. Dalam ukuran waktu, sastra klasik Nusantara dibatasi sebagai sastra yang
berkembang sebelum tahun 1920-an, yakni rentang waktu sebelum lahirnya sastra Angkatan
Balai Pustaka.

B. Ciri-ciri Sastra Klasik


Secara umum sastra klasik memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Penyebarannya dilakukan secara lisan (oral). Dalam jumlah yang terbatas, ada pula karya
sastra yang penyebarannya melalui tulisan. Bahan-bahan tulisan berasal dari kulit kayu,
bambu, kertas padi, daun lontar, dan sejenisnya.
2. Perkembangannya statis, perlahan-lahan, serta terbatas pada kelompok tertentu.
3. Pengarang biasanya tidak diketahui (anonim). Hanya beberapa karya yang pengarangnya
masih dapat dikenal, antara lain Hamzah Fansuri, Nuruddin W. Raniri, Abdul Rauf
Singkel, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, Raja Ali Haji, dan Tun Sri Lanang.
4. Berkembangnya dalam banyak versi. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya yang
disampaikan secara lisan.
5. Ditandai oleh ungkapan-ungkapan klise dengan penggunaan kata-kata yang sulit
dipahami untuk menggambarkan suatu keadaan.
6. Berfungsi kolektif, yaitu sebagai media pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan
proyeksi keinginan yang terpendam.
7. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika
umum.
8. Merupakan milik bersama dari kolektif tertentu.

C. Bentuk Karya Sastra Melayu Klasik


1. Puisi
a. Mantra
b. Pantun
c. Talibun
d. Karmina (Pantun kilat)
e. Seloka (Pantun berkait/berantai)
f. Gurindam
g. Syair
h. Peribahasa

1
Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
2. Prosa
a. Hikayat
b. Sejarah (Tambo)
c. Kisah
d. Cerita rakyat
e. Cerita berbingkai

D. Ciri-ciri Sastra Melayu Klasik


Ciri-ciri karya sastra Melayu Klasik memiliki banyak persamaan dengan cerita rakyat,
yaitu :
1. Berkembang secara statis dan mempunyai rumus baku :
a. Bentuk prosa sering menggunakan kata-kata klise, seperti sahibul hikayat, menurut
empunya cerita, konon, alkisah, tersebutlah kisah, dan sejenisnya.
b. Bentuk puisi terikat oleh aturan-aturan seperti banyaknya larik pada setiap baitnya,
banyaknya suku kata pada setiap lariknya, dan pola rima diakhir setiap lariknya.
2. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika
umum.
3. Yang diceritakan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para pahlawan, atau
tokoh-tokoh mulia lainnya.
4. Disampaikan secara lisan sehingga memiliki banyak versi.
5. Secara umum nama pengarangnya tidak diketahui (anonim). Hal tersebut disebabkan oleh
sifat karya sastra klasik yang merupakan milik bersama dari kelompok masyarakat itu
sendiri.

E. Pengertian dan Ciri-ciri Hikayat


Secara etimologis, istilah hikayat berasal dari Bahasa Arab, yaitu hikayah yang berarti
kisah, cerita, atau dongeng. Dalam sastra Melayu klasik, diartikan sebagai cerita rekaan yang
berbentuk prosa panjang berbahasa Melayu yang pada umumnya menceritakan kehebatan,
kepahlawanan, kesaktian yang dimiliki seorang tokoh utama lengkap dengan keanehan dan
mujizatnya. Sebuah hikayat dibacakan sebagai hiburan, pelipur lara, atau untuk
membangkitkan semangat juang.
Adapun ciri-ciri hikayat, yaitu :
1. Merupakan cerita berbentuk prosa (naratif).
2. Merupakan cerita rekaan yang sangat dipengaruhi oleh kehidupan sosial dan budaya
masyarakatnya.
3. Merupakan citra atau gambaran karya klasik yang lahir pada zaman Melayu klasik.
4. Sebagai karya tulis karena terbatas pada karya-karya sastra tulis yang telah dibukukan
dan berkembang di lingkungan istana.

2
Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
Beberapa contoh judul hikayat :
1. Hikayat Abdullah
2. Hikayat Bayan Budiman
3. Hikayat Hang Tuah
4. Hikayat Negeri Riau
5. Hikayat Raja-Raja Pasai
6. Hikayat Sri Rama
7. Hikayat Si Miskin
8. Hikayat Indera Bangsawan

3
Materi Bahasa Indonesia Kelas X Semester 2
4

Anda mungkin juga menyukai