Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KUALITATIF DAN KUANTITATIF


KELOMPOK SABTU (KELAS A)

Disusun oleh :

1. ALVIANI
2. ANNISA AVIANTI
3. RAHAYU PAKERTININGSIH
4. RIDUAN SAPUTRA

AKADEMI FARMASI
BHUMI HUSADA
JAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan kimia kuantitatif semester ini tepat
pada waktunya.

Penulis sendiri menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan serta masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan ini.
Laporan ini disesuaikan dengan berdasarkan materi-materi yang ada. Laporan ini bertujuan
agar dapat menambah pengetahuan dan kreativitas dalam belajar ilmu kimia. Serta dapat
memahami nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam berfikir dan bertindak.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bagi pihak yang
membutuhkan.

Jakarta, 24 Februari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I ANALISA KUALITATIF ........................................................................................................... 1
A. IDENTIFIKASI ANION ........................................................................................................ 1
B. IDENTIFIKASI KATION ....................................................................................................... 4
BAB II ANALISA KUANTITATIF ....................................................................................................... 9
A. ACIDIMETRI ..................................................................................................................... 9
B. ALKALIMETRI ................................................................................................................. 12
C. PERMANGANTOMETRI ................................................................................................... 15
D. ARGENTOMETRI............................................................................................................. 18
E. IODIMETRI ..................................................................................................................... 21
F. IODOMETRI ................................................................................................................... 25

iii
BAB I
ANALISIS KUALITATIF

Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi suatu zat, fokus kajiannya adalah
unsur apa yanng terdapat dalam suatu sampel (contoh). Analisis kualitatif sampel terdiri
atas golongan anion, kation dan obat. Analisis ini dilakukan dengan cara mengamati
perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi perubahan warna, terjadinya gas, dan
bau.

A. IDENTIFIKASI ANION

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA PENGAMATAN


TEORITIS
1 Cl 1. Ditambah larutan AgNO Membentuk Membentuk
endapan putih yang endapan putih tidak
tidak larut dalam larut
Asam Nitrat tapi
larut dalam Amonia

2. Ditambah larutan nitrat, K. Gas Klor yang Lapisan atas


Permanganat, Kloroform terbentuk tidak berwarnaungu,
memberi warna pada lapisan bawah
lapisan Kloroform berwarna bening

2 Br 1. Ditambah larutan Perak Membentuk Membentuk


Nitrat endapan warna endapan putih
kuning muda yang
tidak larut dalam
Amonia Pekat

2. Ditambah Asam Nitrat, K. Brom yang terbentuk Lapisan atas


Permanganat dan larut dalam berwarna ungu,
Kloroform Kloroform, dikocok, lapisan bawah
lapisan Kloroform berwarna jingga
berwarna kuning-
jingga

3 I 1. Ditambah larutan AgNO Membentuk Membentuk


endapan warna endapan kuning
kuning muda yang muda
tidak larut dalam
amonia

1
2. Ditambah Asam Nitrat, K. Iodium yang Lapisan Kloroform
Permanganat dan terbentuk dalam berwarna merah
Kloroform Kloroform, dikocok, muda
lapisan Kloroform
berwarna merah
muda-ungu

4 SO2 1. Ditambah larutan Barium Membentuk Tidak membentuk


Chlorida endapan putih yang endapan
tidak larut dalam HCl

2. Ditambah larutan Pb Asetat Membentuk Membentuk


endapan putih yang endapan putih
larut dalam larutan
Amonium/Natrium
Asetat

5 NO 1. Ditambah sedikit serbuk Pada bidang atas Pada bidang atas


Ferro Sulfat kemudian hati- akan terbentuk akan terbentuk
hati ditambah Asam Sukfat cincin warna cokelat cincin warna cokelat
Pekat

2. Ditambah larutan Menimbulkan warna Bening


Difenilamin biru

6 CO2 1. Ditambah larutan Perak Membentuk Membentuk


Nitrat endapan putih yang endapan putih yang
akan berubah akan berubah
menjadi cokelat menjadi cokelat

2. Ditambah larutan Membentuk Membentuk


Magnesium Sulfat endapan putih endapan putih

3. Ditambah Asam Chlorida Terbentuk gas CO Terbentuk gas CO


encer

4. Ditambah larutan HgCl Terbentuk endapan Terbentuk endapan


cokelat cokelat

7 PO3 1. Ditambah larutan Perak Membentuk Membentuk


Nitrat endapan yang endapan kuning
berwarna kuning
yang larut dalam
Asam Nitrat dan
dalam Amonia

2
2. Ditambah Asam Nitrat Membentuk Tidak membentuk
Pekat dan larutan endapan kuning endapan kuning
Amonium Molibdat,
panaskan
Membentuk Membentuk
3. Ditambah Amonium endapan putih endapan putih
Klorida, Amonium
Hidroksida dan Magnesium
Sulfat

8 BO3 1. Larutan diuapkan, kristal Memberi nyala Memberi nyala


yang terbentuk ditambah berwarna hijau berwarna hijau
Metanol dan Asam Sulfat
Pekat, dibakar

2. Ditambah HCl Pekat, Warna kertas Warna kertas


celupkan kertas kurkumin kurkumin berubah kurkumin berubah
kedalamnya menjadi merah menjadi merah
kecoklatan kecoklatan

9 CNS 1. Ditambah larutan FeCl Akan terbentuk Membentuk larutan


larutan berwarna berwarna merah
merah darah darah

2. Ditambah larutan Perak Membentuk Membentuk


Nitrat endapan putih endapan putih

3. Ditambah larutan Cupri Membentuk Membentuk


Sulfat endapan hijau endapan hijau
berubah menjadi berubah menjadi
hitam hitam

10 SO2 1. Ditambah larutan Perak Terbentuk endapan Terbentuk endapan


Nitrat encer putih yang segera putih yang segera
berubah menjadi berubah menjadi
kehitaman kehitaman

2. Ditambah larutan Iodium Warna Iodium hilang Warna Iodium


hilang
3. Dengan larutan Barium Terbentuk endapan
Klorida encer putih (Barium Membentuk
Tiosulfat) yang endapan putih
mudah larut dalam
HCl encer

3
4. Ditambah larutan Asam Larutan berubah Larutan berubah
Klorida menjadi keruh menjadi bening
kekuningan

B. IDENTIFIKASI KATION

NO SAMPEL PEREAKSI HASIL SECARA PENGAMATAN


TEORITIS
1 Hg2 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk Membentuk endapan
endapan kuning kuning

2. Ditambah larutan KI Membentuk Membentuk endapan


endapan merah yang merah yang larut
larut dalam KI dalam KI berlebih
berlebih
3. Ditambah larutan Terbentuk endapan
NHOH Terbentuk endapan putih yang larut
putih yang larut dalam larutan panas
dalam larutan panas NHCl
NHCl

2 Cu2 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk Membentuk endapan


endapan warna biru, warna biru, jika
jika dipanaskan dipanaskan terbentuk
terbentuk endapan endapan berwarna
berwarna hitam hitam

2. Ditambah larutan KI Membentuk Membentuk endapan


endapan putih putih

3. Ditambah larutan KCNS Membentuk Membentuk endapan


endapan hitam hitam

3 Fe2 1. Ditambah larutan K. Membentuk Membentuk endapan


Ferrosianida endapan yang yang berubah kebiru-
berubah kebiru- biruan
biruan

2. Ditambah larutan K. Membentuk Membentuk endapan


Ferrisianida endapan biru biru

3. Ditambah larutan NaOH Membentuk Membentuk endapan


endapan hijau kotor hijau kotor

4
4 Fe3 1. Ditambah larutan K. Membentuk Membentuk endapan
Ferrosianida endapan biru putih

2. Ditambah larutan K. Membentuk Membentuk endapan


Ferrisianida endapan cokelat putih

3. Ditambah larutan NaOH Membentuk warna Membentuk endapan


merah putih

5 Zn2 1. Ditambahlarutan NaOH Membentuk Membentuk endapan


endapan putih yang putih yang larut
larut dalam NaOH dalam NaOH berlebih
berlebih

2. Ditambah K. Membentuk Membentuk endapan


Ferrosianida endapan putih putih

3. Ditambah larutan Membentuk Membentuk endapan


NHOH endapan putih yang putih yang larut
larut dalam NHOH dalam NHOH
berlebih berlebih

6 Al3 1. Ditambah larutan NaOH Membentuk Tidak terbentuk


endapan putih yang endapan
larut dalam NaOH
berlebih

2. Ditambah larutan Tidak membentuk Tidak membentuk


Natrium Asetat endapan tapi jika endapan tapi jika
dipanaskan akan dipanaskan akan
terbentuk endapan terbentuk endapan
putih yang larut putih yang larut
kembali jika dingin kembali jika dingin

3. Ditambah larutan Terbentuk endapan Tidak terbentuk


Natrium Fosfat putih yang larut endapan
dalam Asam kuat
encer

7 Ca2 1. Ditambah larutan NaOH Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih putih

5
2. Ditambah larutan Membentuk Membentuk endapan
Natrium Asetat endapan warna putih warna putih yang
yang tidak larut tidak larut dalam
dalam Asam Asetat Asam Asetat tapi
tapi larut dalam HCl larut dalam HCl

3. Ditambah larutan Tidak terbentuk Tidak terbentuk


Natrium Fosfat endapan jika endapan jika
kemudian ditambah kemudian ditambah
larutan NHCl larutan NHCl
membentuk endapan membentuk endapan
hablur putih hablur putih

8 Ca2 1. Ditambah NaOH Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih putih

2. Ditambah larutan Membentuk Tidak terbentuk


Amonium Oksalat endapan putih yang endapan
larut dalam Asam
Asetat panas

3. Ditambah larutan Kalium Membentuk Membentuk endapan


Kromat endapan kuning larut kuning larut dalam
dalam Asam kuat Asam kuat encer
encer

4. Ditambah Asam Sulfat Membentuk Membentuk endapan


encer endapan putih yang putih yang tidak larut
tidak larut dalam dalam HCl/HNO
HCl/HNO

9 Mg2 1. Ditambah larutan Terbentuk endapan Terbentuk endapan


larutan NaOH putih putih

2. Ditambah larutan Membentuk Membentuk endapan


Natrium Karbonat endapan putih putih

3. Ditambah dapar (NHOH Membentuk Membentuk endapan


+ NHCl) + larutan Na endapan putih putih
Fosfat

6
10 NH 1. Ditambah larutan NaOH Gas Amonia yang Gas Amonia yang
dan dipanaskan terbentuk dapat terbentuk dapat
dikenal baunya dan dikenal baunya dan
dapat membirukan dapat membirukan
kertas lakmus merah kertas lakmus merah
basah basah

2. Ditambah larutan KOH Membentuk Bening, tidak


dan pereaksi Nesler endapan coklat ad terbentuk endapan
kuning

3. Ditambah larutan HgCl Terbnentuk endapan Terbnentuk endapan


putih putih

11 Ag 1. Dengan larutan NaOH Akan terbentuk Akan terbentuk


encer endapan coklat dari endapan coklat dari
Ag yang sukar larut Ag yang sukar larut
dalam NaOH berlebih dalam NaOH berlebih

2. Dengan HCl encer Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih yang mudah putih yang mudah
larut dalam Amonia larut dalam Amonia
encer encer

3. Dengan larutan KI encer Terbentuk endapan Terbentuk endapan


AgI yang berwarna AgI yang berwarna
kuning yang mudah kuning yang mudah
larut dalam larutan larut dalam larutan
Nattrium Thiosulfat Nattrium Thiosulfat

4. Dengan K. Kromat encer Akan terbentuk Terbentuk endapan


endapan merah kuning
AgCrO yang mudah
larut dalam Asam
Nitrat encer dan
Amonia encer

12 Pb2 1. Dengan NaOH encer Terbentuk endapan Terbentuk endapan


putih yang larut putih yang larut
dalam NaOH berlebih dalam NaOH berlebih

2. Dengan HCl encer Akan terbentuk Tidak terbentuk


endapan putih yang endapan
dapat larut dalam air
panas, HCl pekat dan
larutan Amonia
Asetat

7
3. Dengan Asam Sulfat Akan terbentuk Tidak terbentuk
encer endapan putih yang endapan
larut dalam larutan
pekat Amonium
Asetat panas

4. Dengan KCrO Terbentuk endapan Terbentuk endapan


kuning kuning

8
BAB II
ANALISIS KUANTITATIF

Analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu
(analit) yang ada dalam sampel. Analisis kuantitatif terhadap suatu sampel terdiri atas
empat tahapan pokok, yaitu :
1) Pengambilan sampel (sampling)
2) Mengubah analit menjadi suatu bentuk sediaan yang sesuai untuk pengukuran
3) Pengukuran
4) Perhitungan dan penafsiran pengukuran

A. ACIDIMETRI
PENETAPAN KADAR BORAX (NaBO) SECARA ACIDIMETRI
PRINSIP : Reaksi netralisasi antara basa dengan asam
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : HSO 0,1 N
LBP : NaCO
Indikator : Metil Merah
Sampel : Borax (NaBO)

PROSEDUR
a. Buat LBS HSO 0,1 N 250 ml dari sediaan HSO 2 N (lihat di FI III)
V . N = V . N
250 . 0,1 = V . 2
V = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP NaCO 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 20,5924 g/l
(BM = 106 BE = )
n = gram = 20,5924 = 0,1942 mol
BM 106
M = N = 0,1942 = 0,1942 M
V 1
N = M = 0,1942 = 0,3886 N
BE

9
V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,3886
V = 25,74 25 ml
Ambil 25 ml NaCO, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

c. Buat sampel NaBO 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 5,75%


(BM = 381,47 BE = )
n = gram = _5,75 = 0,015 mol
BM 381,47

M = N = 0,015 = 0,15 M
V 0,1
N = M = 0,15 = 0,333 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,3
V = 33,3 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml NaCO, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan HSO 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran HSO Volume Paraf


(NaCO) Awal Akhir
1 10 0 7,5 7,5
2 10 7,5 15 7,5
3 10 15 22,5 7,5
_____ +

22,5 : 3 = 7,5

10
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan HSO 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran HSO Volume Paraf


(NaBO) Awal Akhir
1 10 22,5 25 2,5
2 10 25 27,5 2,5
3 10 27,5 30,3 2,8
_____ +

7,8 : 3 = 2,6

N = 25 x 0,3886 = 0,09715
100
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V . N = V . N
10 . 0,09715 = 7,5 . N
N = 0,129 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 2,6 x 0,129 x 381,49 x 1 = 127,951 mg = 0,127 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,127 = 0,508
5

Dalam % = 0,508 x 100 = 5,08 %


10

11
B. ALKALIMETRI
PENETAPAN KADAR ASAM ASETAT (CUKA) SECARA ALKALIMETRI
PRINSIP : Reaksi netralisasi antara basa dengan asam
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : NaOH 0,1 N
LBP : Asam Oksalat 0,1 N
Indikator : Phenophtalen (PP)
Sampel : Asam Asetat (Cuka)

PROSEDUR
a. Buat LBS NaOH 0,1 N 250 ml dari sediaan NaOH 2 N (lihat di FI III)
V . N = V . N
250 . 0,1 = V . 2
V = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 23,4535 g/l
(BM = 126 BE = )
n = gram = 23,4535 = 0,1861 mol
BM 126
M = N = 0,1816 = 0,1861 M
V 1
N = M = 0,1861 = 0,3722 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,3722
V = 26,86 25 ml
Ambil 25 ml asam oksalat, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan
aquadest ad batas garis.

c. Buat sampel asam asetat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25%
(BM = 60 BE = 1)
n = gram = 25 = 0,4167 mol
BM 126
M = N = 0,4167 = 4,167 M
V 0,1
N = M = 4,167 = 4,167 N
BE 1

12
V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 4,167
V = 5 ml
Ambil 5 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml asam oksalat, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran NaOH Volume Paraf


(Asam Oksalat) Awal Akhir
1 10 0 25,2 25,2
2 10 0 50,2 25,0
3 10 0 32,3 32,3
_____ +

82,5 : 3 = 27,5
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran NaOH Volume Paraf


(Asam Asetat) Awal Akhir
1 10 0 8,4 8,4
2 10 8,4 16,5 8,1
3 10 16,5 24,5 8,0
_____ +

24,5 : 3 = 8,1

N = 25 x 0,3722 = 0,09305
100

13
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V . N = V . N
10 . 0,09305 = 27,5 . N
N = 0,0338 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 8,1x 0,0338 x 60 x 1 = 16,56 mg = 0,0165 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,0165 = 0,3312
5

Dalam % = 0,3312 x 100 = 3,3 %


10

14
C. PERMANGANTOMETRI
PENETAPAN KADAR FERO SULFAT SECARA PERMANGANOMETRI
PRINSIP : Reaksi redoks
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : KMnO 0,1 N
LBP : Asam Oksalat 0,1 N
Indikator : Autoindikator
Sampel : Fero Sulfat

PROSEDUR
a. Buat LBS KMnO 0,1 N 100 ml
Ambil 100 ml, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP Asam Oksalat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 25,0500 g/l
(BM = 126 BE = )
n = gram = 25,0500 = 0,19 mol
BM 126
M = N = 0,19 = 0,19 M
V 1
N = M = 0,19 = 0,38 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,38
V = 26,31 25 ml
Ambil 25 ml asam oksalat, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan
aquadest ad batas garis.

c. Buat sampel Fero sulfat 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 8%


(BM = 278 BE = 1)
n = gram = 8 = 0,0288 mol
BM 278
M = N = 0,0288 = 0,288 M
V 0,1
N = M = 0,288 = 0,288 N
BE 1

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,288
N = 34,6 25 ml

15
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml asam oksalat, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 2-3 tetes indikator
3) Titrasi dengan NaOH 0,1 N ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran KMnO Volume Paraf


(Asam oksalat) Awal Akhir
1 10 0 11,3 11,3
2 10 11,3 23,2 11,9
3 10 23,2 35,2 12
_____ +

35,2 : 3 = 11,79
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 5 ml HSO 2 N (10%)
3) Titrasi dengan LBS ad warna merah muda
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran KMnO Volume Paraf


(FeSO) Awal Akhir
1 10 0 4,7 4,7
2 10 5,4 9,8 5,1
3 10 10,5 14,8 5,0
_____ +

14,8 : 3 = 4,93

N = 25 x 0,38 = 0,095
100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V . N = V . N
10 . 0,095 = 11,79 . N
N = 0,08 N

16
b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 4,93 x 0,08 x 278 x 1 = 109,643 mg = 0,109 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,109 = 0,436
25

Dalam % = 0,436 x 100 = 4,36 %


10

17
D. ARGENTOMETRI
PENETAPAN KADAR NaBr SECARA ARGENTOMETRI
PRINSIP :-
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : AgNO 0,05 N
LBP : NaCl 0,05 N
Indikator : Larutan KCrO
Sampel : NaBr

PROSEDUR
a. Buat LBS AgNO 0,05 N 100 ml (lihat di FI III)
Ambil 100 ml, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP NaCl 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 24,500 g/l
(BM = 58,44 BE = 1)
n = gram = 24,500 = 0,4192 mol
BM 58,44
M = N = 0,4192 = 0,4192 M
V 1
N = M = 0,4192 = 0,4192 N
BE 1

V . N = V . N
100 . 0,05 = V . 0,4192
V = 11,9 10 ml
Ambil 10 ml NaCl, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

c. Buat sampel NaBr 0,05 N sebanyak 100 ml dari sediaan 10%


(BM = 102,09 BE = 1)
n = gram = 10 = 0,0971 mol
BM 102,9
M = N = 0,0971 = 0,0971 M
V 0,1
N = M = 0,0971 = 0,0971 N
BE 1

V . N = V . N
100 . 0,05 = V . 0,971
V = 5,1 5 ml

18
Ambil 5 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml NaCl, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan KCrO
3) Titrasi dengan AgNO 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran AgNO Volume Paraf


(NaCl) Awal Akhir
1 10 0 9,5 9,5
2 10 9,5 19 9,5
3 10 19 28,2 9,2
_____ +

28,2 : 3 = 9,4
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan KCrO
3) Titrasi dengan LBS AgNO 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran AgNO Volume Paraf


(NaBr) Awal Akhir
1 10 28,2 32,0 3,8
2 10 32,0 35,7 3,7
3 10 35,7 39,5 3,8
_____ +

11,3 : 3 = 3,7

N = 10 x 0,4192 = 0,04192
100

19
PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V . N = V . N
10 . 0,04192 = 9,4 . N
N = 0,044 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 3,7 x 0,044 x 102,9 x 1 = 16,752 mg = 0,016 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,016 = 0,335
5

Dalam % = 0,335 x 100 = 3,3 %


10

20
E. IODIMETRI
PENETAPAN KADAR VITAMIN C SECARA IODIMETRI
PRINSIP :-
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : NaSO 0,1 N
LBT : Iodium 0,1 N
LBP : KIO 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : Vitamin C

PROSEDUR
a. Buat LBS NaSO 0,1 N 250 ml dari sediaan Iodium 2 N (lihat di FI III)
V . N = V . N
250 . 0,1 = V . 2
V = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP KIO 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14,8500 g/l
(BM = 214 BE = )
n = gram = 14,8500 = 0,0693 mol
BM 214
M = N = 0,0693 = 0,0693 M
V 1
N = M = 0,0693 = 0,4158 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,4158
V = 24,05 25 ml
Ambil 25 ml KIO, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

c. Buat larutan Iodium 0,1 N

21
d. Buat sampel Vitamin C 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 4%
(BM = 176,13 BE = )
n = gram = 4 = 0,0227 mol
BM 179,13
M = N = 0,0227 = 0,227 M
V 0,1
N = M = 0,227 = 0,454 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,454
V = 22,02 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan LBS NaSO dengan LBP KIO
1) Pipet 10 ml KIO 0,1, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 ml larutan KI 50 %
3) Tambahkan 5 ml HSO 2 N
4) Titrasi dengan NaSO 0,1 N ad warna kuning muda
5) Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
6) Lanjutkan titrasi ad warna kuning hilang
7) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran NaSO Volume Paraf


(KIO) Awal Akhir
1 10 0 10,3 10,3
2 10 10,3 20,7 10,4
3 10 20,7 31,0 10,3
_____ +

31 : 3 = 10,33

22
b. Pembakuan LBT Iodium dengan LBP NaSO
1) Pipet 10 ml NaSO, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 1 ml larutan kanji
3) Titrasi dengan Iodium ad warna biru
4) Hitung normalitas Iodium

No Volume titrat Volume titran Iodium Volume Paraf


(NaSO) Awal Akhir
1 10 0 15,5 15,5
2 10 15,5 21,5 16,0
3 10 21,5 37,5 16,0
_____ +

47,5 : 3 = 15,83

c. Penetapan kadar Vitamin C


1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 5 ml HSO 2 N
3) Tambahkan 1 ml larutan kanji
4) Titrasi dengan Iodium 0,1 N ad warna biru
5) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
6) Hitung normalitas kadar sampel tersebut

No Volume titrat Volume titran Iodium Volume Paraf


(Vitamin C) Awal Akhir
1 10 0 13,0 13,0
2 10 13,0 25,7 12,7
3 10 25,7 38,5 12,8
_____ +

38,5 : 3 = 12,83

N = 25 x 0,4158 = 0,10395
100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan NaSO
V . N = V . N
10 . 0,10395 = 10,33 . N
N = 0,1 N

23
b. Pembakuan Iodium
V . N = V . N
10 . 0,1 = 15,83 . N
N = 0,063 N

c. Penetapan kadar Vitamin C


V x N x BM x BE = 12,83 x 0,063 x 176,13 x = 71,375 mg = 0,071 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,071 = 0,285
25

Dalam % = 0,285 x 100 = 2,85 %


10

24
F. IODOMETRI
PENETAPAN KADAR CuSO SECARA IODOMETRI
PRINSIP :-
ALAT DAN BAHAN :

Alat : Buret, erlemeyer, gelas ukur, pipet volume, labu ukur


Bahan LBS : NaSO 0,1 N
LBP : KIO 0,1 N
Indikator : Larutan Kanji
Sampel : CuSO

PROSEDUR
a. Buat LBS NaSO 0,1 N 250 ml dari sediaan Iodium 2 N (lihat di FI III)
V . N = V . N
250 . 0,1 = V . 2
V = 12,5 ml
Ambil 12,5 ml masukkan dalam labu ukur 250 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis, masukkan dalam buret.

b. Buat LBP KIO 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 14,8500 g/l
(BM = 214 BE = )
n = gram = 14,8500 = 0,0693 mol
BM 214
M = N = 0,0693 = 0,0693 M
V 1
N = M = 0,0693 = 0,4158 N
BE

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,4158
V = 24,05 25 ml
Ambil 25 ml KIO, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest ad
batas garis.

25
c. Buat sampel CuSO 0,1 N sebanyak 100 ml dari sediaan 11%
(BM = 249,6 BE = 1)
n = gram = 11 = 0,044 mol
BM 249,6
M = N = 0,044 = 0,44 M
V 0,1
N = M = 0,44 = 0,44 N
BE 1

V . N = V . N
100 . 0,1 = V . 0,44
V = 22,7 25 ml
Ambil 25 ml sampel, masukkan dalam labu ukur 100 ml, tambahkan aquadest
ad batas garis.

CARA KERJA
a. Pembakuan
1) Pipet 10 ml KIO 0,1, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 ml larutan KI 50 %
3) Tambahkan 5 ml HSO 2 N
4) Titrasi dengan NaSO 0,1 N ad warna kuning muda
5) Tambahkan 1 ml larutan kanji (terjadi warna biru hitam)
6) Lanjutkan titrasi ad warna kuning hilang
7) Hitung normalitas

No Volume titrat Volume titran NaSO Volume Paraf


(KIO) Awal Akhir
1 10 0 11,4 11,4
2 10 11,4 22,2 10,8
3 10 22,2 33,3 11,1
_____ +

33,3 : 3 = 11.1
b. Penetapan kadar
1) Pipet 10 ml sampel, masukkan dalam erlemeyer
2) Tambahkan 3 tetes larutan KCrO
3) Titrasi dengan LBS AgNO 0,05 N ad warna merah bata
4) Lakukan titrasi 3 kali (triplo)
5) Hitung kadar sampel tersebut

26
No Volume titrat Volume titran NaSO Volume Paraf
(CuSO) Awal Akhir
1 10 0 4,5 4,5
2 10 4,5 8,5 4,0
3 10 8,5 12,6 4,1
_____ +

12,6 : 3 = 4,2

N = 25 x 0,4158 = 0,10395
100

PERHITUNGAN
a. Pembakuan
V . N = V . N
10 . 0,10395 = 11,1 . N
N = 0,094 N

b. Penetapan kadar
V x N x BM x BE = 4,2 x 0,094 x 249,6 x 1 = 98,542 mg = 0,098 gr
Dalam 100 ml = 100 x 0,098 = 0,394
25

Dalam % = 0,394 x 100 = 3,94 %


10

27

Anda mungkin juga menyukai