Anda di halaman 1dari 12

Idetitas pasien

Nama : An. R

Usia : 5 tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Pekerjaan :-

Alamat : Kampung Sawah

Agama : Islam

KELUHAN UTAMA

Demam dan ruam merah

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

4 HSMRS : os mulai demam (+), demam tinggi (+) terus menerus. Batuk (-), pilek(-).
Mual (-), muntah (-), nyeri perut (-), gusi berdarah (-), mimisan (-), bintik bintik merah di
kulit (-), batuk (+), pilek (+)

HMRS : os masih demam (+) tinggi, terus menerus, pusing berputar (+), lemas (+), mata
merah (+), batuk (+), pilek (+), nyeri telan (+), timbul ruam merah di kepala dan dada

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien belum pernah mengalami sakit serupa sebelumnya

Riwayat alergi, disangkal.

Imunisasi campak tidak diketahui


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Kakak kandung mengalami sakit yang sama satu minggu sebelumya

ANAMNESIS SISTEM

Keadaan umum

Lemas, kesadaran compos mentis

Kulit

Gatal (-), ruam (+), infeksi kulit (-)

Kepala

Vertigo (-), nyeri kepala (-), nyeri sinus (-), trauma kapitis (-) pusing (-)

Mata

pandangan kabur (-), berkunang-kunang (-), merah (+)

Telinga

Tidak ada keluhan pendengaran, tinnitus (-), tidak ada cairan yang keluar, nyeri (-)

Hidung

Pilek (+), obstruksi (-), epistaksis (-), bersin (-)

Mulut dan tenggorokan

tiada keluhan sukar atau nyeri menelan atau mengunyah, tonsilitis (-), sariawan (-), suara
serak (-), gusi berdarah (-), batuk (+)

Leher

kaku leher (-), nyeri saat menelan (-)


Pernapasan

sesak nafas (-) , batuk (-), trauma dada (-)

Jantung

nyeri dada (-)

Vaskuler

perdarahan sulit berhenti (-), riwayat Hipertensi (+)

Gastrointestinal

Mual (+), muntah (+), muntah darah (-), nyeri ulu hati (+), nafsu makan menurun (-),

Genitourinaria

benjolan (-), nyeri saat BAK (-), BAK malam hari (-)

Muskuloskeletal

Nyeri sendi (+) di lutut, bengkak sendi (-), kejang otot (-), kelemahan otot (-), nyeri
tulang (-), nyeri dada pada gerakan spesifik (-), terdapat bengkak pada kedua tungkai kaki (-)

Neurologik

Tidak ada penurunan kesadaran & kejang, mati rasa di anggota gerak (-), gangguan
keseimbangan (-)

Endokrin

Tidak ada keluhan pembesaran kelenjar gondok dan riwayat diabetes melitus disangkal.

Psikiatrik

tidak ada rasa cemas atau depresi berlebih

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Compos mentis, lemas
Status Gizi : Berat badan 18 kg
Vital Sign :
o Nadi : 90 kali/menit, simetris,reguler.
o Laju Pernafasan: 20 kali/menit,
o Suhu : 39,4C, digital, axilla

Kepala : Conjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), tampak ruam eritem maculopapular

Leher :

Inspeksi : jejas (-), JVP tidak meningkat, tampak ruam eritem maculopapulkar

Palpasi : pembesaran limfonodi (-), kaku leher (-)

Pemeriksaan thoraks jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak, jejas (-)

Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC 4 linea midclavicula sinistra

Perkusi: cardiomegali (-)

Auskultasi: S1-2 murni, reguler, murmur (-), suara jantung menjauh (-)
Pemeriksaan thoraks paru

DEPAN Kanan Kiri

Inspeksi Simetris (+), KG(-), jejas (-), usaha napas (-)

Ekspansi paru simetris kuat, nyeri tekan (-),


Palpasi
fremitus ka=ki simetris

Perkusi Sonor (+) sonor (+)

Vesikular (+), RBB (-),


Auskultasi Vesikular (+), RBB (-), RBK (-),
wheezing (-) RBK (-), wheezing (-)

Belakang Kanan Kiri

Inspeksi Simetris (+), KG(-), jejas (-),

Ekspansi paru simetris, nyeri tekan (-),


Palpasi
fremitus ka=ki simetris

Perkusi sonor (+) sonor (+)

Vesikular (+), RBB (-),


Auskultasi Vesikular (+), RBB (-), RBK (-),
wheezing (-) RBK (-), wheezing (-)

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Dinding perut // dinding dada, tidak terlihat adanya jejas, ataupun massa yang
menonjol.

Auskultasi : suara peristaltik 11 kali/ menit, tidak terdapat suara tambahan.


Perkusi : timpani, Hepatomegali (-), Sphlenomegali (-)

Palpasi : nyeri tekan (-).

Pemeriksaan ekstremitas

Clubbing fingers (-)

Akral hangat

WPK < 2 detik

Edema (-)

PLAN DIAGNOSTIK

Complete Blood Count

DIAGNOSIS

Diagnosis Banding

Campak dd. Demam Dengue

TATALAKSANA

Syrup Paracetamol 3x1,5cth apabila demam

Vitamin A 200000 IU 1x1 selama 2 hari

Motivasi pemberian nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan


CAMPAK

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, dapat menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4
hari setelah munculnya ruam. Penyebaran infeksi terjadi dengan perantara droplet.

Hasil Anamnesis (Subjective)

1. Gejala prodromal berupa demam, malaise, gejala respirasi atas (pilek, batuk), dan
konjungtivitis.
2. Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem, yang dimulai
pada kepala daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki pada hari
ketiga.
3. Masa inkubasi 10-15 hari.
4. Belum mendapat imunisasi campak

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)

1. Demam, konjungtivitis, limfadenopati general.


2. Pada orofaring ditemukan koplik spot sebelum munculnya eksantem.
3. Gejala eksantem berupa lesi makula dan papula eritem, dimulai pada
5. kepala pada daerah perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara
sentrifugal dan ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki
4. Pada hari ketiga, lesi ini perlahan-lahan menghilang dengan urutan sesuai urutan muncul,
dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem hilang dalam 4-
6 hari
Pemeriksaan Penunjang

Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi
bakteri
Pemeriksaan untuk komplikasi

Penegakan Diagnosis

1. Diagnosis umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


2. Diagnosis banding:

Erupsi obat
Eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum),
Scarlet fever
Mononukleosis infeksiosa
Infeksi Mycoplasma pneumoniae

Tatalaksana

Anak-anak dengan campak komplikasi memerlukan perawatan di rumah sakit.


Terapi Vitamin A: berikan vitamin A secara oral pada semua anak. Jika anak
menunjukkan gejala pada mata akibat kekurangan vitamin A atau dalam keadaan
gizi buruk, vitamin A diberikan 3 kali: hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah dosis
kedua.
Berikan pengobatan sesuai dengan komplikasi yang terjadi:
o Penurunan kesadaran dan kejang dapat merupakan gejala ensefalitis atau
dehidrasi berat. Lihat bab mengenai pengobatan kejang dan merawat anak
yang tidak sadar.
o Pneumonia: bagian 4.2. halaman 86.
o Diare: obati dehidrasi, diare berdarah atau diare persisten; bagian 5.1.
halaman 132.
o Masalah pada mata.
Konjungtivitis ringan tanpa adanya pus, tidak perlu diobati.
Jika ada pus, bersihkan mata dengan kain bersih yang dibasahi
dengan air bersih. Setelah itu beri salep mata tetrasiklin 3 kali
sehari selama 7 hari. Jangan gunakan salep yang mengandung
steroid.
Jika tidak ada perbaikan, rujuk.
o Luka pada mulut. Jika ada luka di mulut, mintalah ibu untuk
membersihkan mulut anak dengan air bersih yang diberi sedikit garam,
minimal 4 kali sehari.
Berikan gentian violet 0.25% pada luka di mulut setelah
dibersihkan.
Jika luka di mulut menyebabkan berkurangnya asupan makanan,
anak mungkin memerlukan makanan melalui NGT. Gizi buruk:
sesuai dengan tatalaksana gizi buruk

Perawatan penunjang

Jika demam, berikan parasetamol.


Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai dengan kebutuhan. Lihat tata laksana
pemberian cairan dan nutrisi.

Pemantauan

Ukur suhu badan anak dua kali sehari dan periksa apakah timbul komplikasi.

Tindak lanjut

Penyembuhan campak akut sering terhambat selama beberapa minggu bahkan bulan, terutama
pada anak dengan kurang gizi. Atur anak untuk menerima dosis ketiga vitamin A sebelum keluar
dari rumah sakit, jika ini belum diberikan.
Tindakan pencegahan

Pasien harus dirawat di ruang Isolasi


Imunisasi: semua anak serumah umur 6 bulan ke atas. Jika bayi umur 69 bulan sudah
menerima vaksin campak, penting untuk memberikan dosis kedua segera setelah bayi
berumur lebih dari 9 bulan.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan, 2014, Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas kesehatan
primer
2. Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2009, Panduan Pelayanan Medis
3. World Health Organization, 2009, Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai