Anda di halaman 1dari 26

Tugas Kebijakan Energi

PENERAPAN PANEL SEL SURYA DI TEKNIK KIMIA UNDIP


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Budiyono

Disusun Oleh :

Riang Anggraini Rahmanisa

21030116410010

MAGISTER TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS DIPONEGORO
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM MAGISTER TEKNIK KIMIA
Jl. Prof. H. Soedarto, SH. Kampus Tembalang Semarang 50239 Telp.
(024) 7460058, Fax. (024) 7460055

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas ini telah diselesaikan oleh :


Nama : Riang Anggraini Rahmanisa
NIM : 21030116410010
Mata Kuliah : Kebijakan Energi

Semarang, 23 Desember 2016

Mengetahui,
Dosen Pengampu

Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si.


NIP. 196602201991021001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak kenikmatan.
2. Orang tua kami tercinta yang selalu mendukung kami baik itu berupa materi maupun
non-materi.
3. Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si. selaku dosen pengajar yang telah banyak memberi
masukan untuk penulis hingga selesainya laporan ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memaparkan Penerapan Panel Sel
Surya di Teknik Kimia Undip. Tentunya, dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak untuk kebaikan penulis ke depannya. Akhirnya, penulis juga memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini.

Semarang, 23 Desember 2016

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3. Tujuan Makalah ..................................................................................................... 3
1.4. Manfaat Makalah ................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
2.1. Solar Cell (Photovoltaic) ....................................................................................... 5
2.2. Prinsip Dasar Teknologi Solar Cell ...................................................................... 7
2.3. Sistem Instalasi Solar Cell .................................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 12
3.1. Feasibility. ........................................................................................................... 12
3.2. Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya ........................................................ 13
3.3. Analisa Ekonomi ................................................................................................. 15
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Biaya Instalasi PLTS Tekim Undip .................................................................. 17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Gedung Teknik Kimia Undip ......................................................................... 2


Gambar 2.1 Skema Solarcell .............................................................................................. 5
Gambar 2.2 Cara Kerja Solar Cell ...................................................................................... 8
Gambar 2.3 Semikonduktor Tipe-P (Kiri) dan Tipe-N (Kanan) ........................................ 8
Gambar 2.4 Struktur Solar Cell Silikon p-n Junction......................................................... 9
Gambar 2.5 Hubungan Seri .............................................................................................. 10
Gambar 2.6 Hubungan Pararel ......................................................................................... 10
Gambar 3.1 Layout Gedung A Teknik Kimia Undip ...................................................... 13
Gambar 3.2 Panel Surya Shinyoku Polycrystalline 300 WP ............................................ 14
Gambar 3.3 Inverter SMA Sunny Tripower 20000W ...................................................... 14
Gambar 3.4 Rancangan Akhir Peletakkan Panel Surya di Atas Atap Gedung A Teknik
Kimia Undip .................................................................................................. 15
Gambar 3.5 Profil Radiasi Matahari di Kota Semarang Tahun 1987 dan 2013 ............... 16

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan energy akan terus meningkat baik permintaan akan listrik
maupun bahan bakar cair seiring dengan terus meningkatnya perekonomian di suatu
Negara dan standar hidup masyarakatnya. Permintaan energy yang terus tumbuh ini
merupakan suatu tantangan untuk menciptakan pasokan energy yang sustainable karena
kegiatan perekonomian tidak akan dapat lepas dari energy. Sumber energy alternative
terbarukan seperti tenaga surya, panas bumi, angin, air, dan hydrogen terus diteliti dan
dikembangkan sebagai komplementer energy fosil yang ketersediaannya semakin
terbatas. Teknologi fotovoltaik (PV) yang mengkonversi langsung cahaya matahari
menjadi energi listrik dengan menggunakan divais semikonduktor yang disebut sel surya
(Budi, 2005) banyak dikaji oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Pengembangan panel surya
akan sangat bermanfaat sebagai upaya keberlangsungan aktivitas sehari-hari dan
kemungkinan adanya penghematan energy.
Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Tekim Undip) merupakan salah satu

jurusan yang memiliki lahan cukup luas yaitu dengan total lahan 3.298 m2 yang
dibagi menjadi 3 gedung baik untuk perkuliahan maupun laboratorium. Dengan total
lahan tersebut, setidaknya tekim Undip harus memiliki instalasi listrik minimum

20VA/m2 (SPMI Undip, 2011), sehingga total kebutuhan listrik di tekim Undip
diperkirakan 65.960 VA atau 65.96 kW. Besar daya sebenarnya dimungkinkan dapat
bernilai lebih besar daripada perhitungan ini karena kegiatan yang aktif di tekim Undip
seperti perkuliahan, praktikum, penelitian, dll. Sehingga dapat diprediksi bahwa Tekim
Undip menggunakan energy dalam jumlah besar. Perlu adanya kebijakan yang dibuat
dalam mengevaluasi energy di dalam kampus tekim, salah satunya adalah
implementasi solar panel.

1
Gambar 1.1 Gedung Teknik Kimia Undip (Dari kiri atas-kanan atas-bawah : Gedung A,
Gedung B, Gedung C)

Solar panel merupakan salah satu energy yang dapat diperbaharui, teknologi
bersih dikarenakan ramah lingkungan, dan ekonomis. Penerapan solar panel di
lingkungan kampus merupakan salah satu cara yang tepat karena besarnya konsumsi
energy suatu kampus. Solar PV dapat mengurangi biaya listrik Tekim Undip,
mencegah kenaikan biaya energy listrik dikemudian hari, dan meningkatkan
keberlangsungan energy mandiri di Institusi Pendidikan

1.2 Rumusan Masalah


Solar sel dan photovoltaic pertama kali ditemukan pada tahun 1954 dan saat itu
mulai digunakan dalam menangkap energy dari cahaya matahari. Setelah beberapa
dekade, solar sel telah terbukti sebagai teknologi yang memiliki konsistensi performa
yang baik dan akan terus mengalami perkembangan di waktu yang mendatang serta
menjadi salah satu pilihan energy yang cocok untuk perumahan dan industry. Ketika

2
pertama kali ditemukan, tiap sel dalam solar cell memiliki tingkat efisiensi 6%.
Hingga sekarang efisiensi tersebut bertambah hingga mencapai 25%, meskipun sedang
dikembangkan untuk tiap sel memiliki efisiensi 40% (Meyer, Annie; 2014). Keunggulan
lain solar sel yaitu lebih mudah dilakukan dalam mengkonversi sumber energy
matahari ke energy listrik dan termasuk energy bersih karena memanfaatkan energy dari
renewable resource yaitu sinar matahari.
Banyak universitas yang telah menerapkan solar panel di lingkungan kampusnya
antara lain Harvard University dengan produksi 590.000 kWh/tahun, Stonehill College
memiliki solar panel terbesar di Amerika Serikat dengan 9.000 panel dan total produksi
2,7 MW/bulan, dan University of Kansas memiliki 36 solar panel dengan produksi 7,4
kWh/bulan. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, penerapan panel surya di kampus dapat
menghemat pengeluaran biaya listrik seperti Stonehill College dapat menghemat biaya
sebesar $185,000 dalam setahun atau setara dengan 20% dari total penggunaan listrik.
Tekim Undip terletak di kota Semarang dengan intensitas sinar matahari yang
cukup tinggi. Eddy Indarto (2015) meneliti bahwa intensitas cahaya matahari di kota

Semarang berada dalam rentang 5000-9800 watt/m2. Menurut Hasyim (2015) daerah

tropis memiliki potensi kisaran 4,6 kWh/m2/hari. Dapat dilihat bahwa tekim Undip
memiliki potensi untuk dapat menerapkan teknologi panel surya seperti pada
beberapa universitas di Amerika Serikat.
Pembuatan solar panel di Tekim Undip ini juga merupakan suatu investasi yang
berharga untuk penghematan energy, mengurangi emisi karbon, dan menuju kemandirian
energy.

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
a. Memberikan informasi tentang renewable energy solar panel yang dapat
diterapkan di kampus Teknik Kimia Undip
b. Memberikan pandangan dan rekomendasi dalam pengambilan kebijakan energ

3
1.4 Manfaat Makalah
Dari penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa :
a. Menambah pengetahuan dan informasi Solar Panel sebagai teknologi ramah
lingkungan
b. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengambilan keputusan
pembuat kebijakan yang terkait dengan management energy di Institusi
Pendidikan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solar Cell (Photovoltaic)


Solar cell atau panel surya mulai popular pada akhir-akhir ini dikarenakan menipisnya
cadangan energy fosil dan isu global warming. Solar sel merupakan alat untuk mengkonversi
tenaga matahari menjadi energy listrik. Photovoltaic adalah teknologi yang berfungsi untuk
mengubah atau mengkonversi radiasi matahari menjadi energy listrik secara langsung. PV
dikemas dalam sebuah unit yang disebut modul dimana terdiri dari banyak sel surya yang dapat
disusun seri maupun pararel. Energi surya yang diserap dikonversi menjadi energy listrik oleh
elemen semikonduktor karena efek fotovoltaik. Gambar skema solar sel dapat dilihat pada
Gambar 2.1. Bahan semikonduktor yang digunakan berperan sebagai isolator pada temperatur
rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas, contohnya yaitu silicon dan tembaga.

Gambar 2.1 Skema Solarcell (Lundgren, Marja dan Torstensson, Kjell.,2004)

Pengembangan Sel Surya semakin banyak menggunakan bahan semi konduktor yang
bervariasi dan Silikon yang secara Individu (chip) banyak digunakan diantaranya :
a) Mono-crystalline (Si)
Dibuat dari silikon kristal tunggal yang didapat dari peleburan silikon dalam bentukan
bujur. Sekarang Mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron, dengan nilai
effisiensi sekitar 24%.

5
b) Polycrystalline/Multi-crystalline (Si)
Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian pendinginan
perlahan untuk mendapatkan bahan campuran silikon yang akan timbul diatas
lapisan silikon. Sel ini kurang efektif dibanding dengan sel Polycrystalline
(efektivitas 18% ), tetapi biaya lebih murah.
c) Gallium Arsenide (GaAs)
Sel Surya Galium Arsenide pada unsur periodik III-V berbahan semikonduktor ini
sangat efisien dan efektif dalam menghasilkan energi listrik sekitar 25%. Banyaj
digunakan pada aplikasi pemakaian Sel Surya.

Tegangan yang dihasilkan setiap sel pada sebuah modul sel surya dapat berkisar 0,5 Volt
pada 2A, pada kondisi kekuatan radiasi sinar matahari mencapai 1000 W/m2 = 1 Sun arus
listrik (I) yang akan dihasilkan sekitar 30 mA/cm2/sel pada modul sel surya (Asyari, Hasyim,
dkk., 2014). Faktor dari pengoperasian Solar Sel agar didapatkan nilai yang maksimum sangat
tergantung beberapa faktor yaitu:
a) Ambient air temperature
Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel tetap normal
(pada 250 Celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada PV sel
akan melemahkan tegangan (Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel Surya 10 Celsius (dari
250) akan berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah
dua kali (2x) lipat untuk kenaikan temperature sel per 1000C (Lorenzo, 1994).
b) Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung keadaan
spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current
(I) sedikit pada tegangan (Lorenzo, 1994).
c) Kecepatan angin bertiup
Kecepatan tiup angin disekitar lokasi larik PV dapat membantu mendinginkan permukaan
temperatur kaca-kaca larik PV
d) Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara
(Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari deretan PV.

6
e) Orientasi panel atau larik PV
Orientasi dari rangkaian PV (larik) ke arah matahari secara optimum adalah penting agar
panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah orientasi, sudut
orientasi dari panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum.
Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak di belahan Utara latitude, maka panel/deretan
PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat
menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/deretan PV, tetapi tidak akan
mendapatkan energi matahari optimum.
f) Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak
lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2 . Kalau tidak
dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan bidang PV, maka
ekstra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun altitude
yang berubah setiap jam dalam sehari).(Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.)
Solar Panel PV pada Equator (latitude 0 derajat) yang diletakkan mendatar (tilt
angle = 0) akan menghasilkan energi maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan
latitude berbeda harus dicarikan tilt angle yang optimum.

2.2 Prinsip Dasar Teknologi Solar Cell


Secara umum, proses penghasilan energy listrik pada solar sel terjadi jika pemutusan
ikatan elektron pada atom-atom yang tersusun dalam bahan semi konduktor ketika diberikan
sejumlah energy.
a. Bahan Silicon
Sebuah Silikon Sel Surya adalah sebuah diode yang terbentuk dari lapisan atas silikon
tipe n (silicon doping 3 of phosphorous), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping
of boron). Elektron-elektron bebas terbentuk dari jutaan photon atau benturan atom pada
lapisan penghubung (junction= 0.2-0.5 micron) inilah menyebabkan terjadinya aliran listrik.

7
Gambar 2.2 Cara Kerja Solar Cell

a. Semikonduktor Tipe P dan N


Ketika suatu Kristal silikon ditambahkan dengan unsur golongan kelima, misalnya arsen,
maka atom-atom arsen itu akan menempati ruang diantara atom-atom silicon yang mengakibatkan
munculnya electron bebas pada material campuran tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari
kelebihan elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya, dalam hal ini
adalah silicon. Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n. Hal
yang sebaliknya terjadi jika Kristal silicon ditambahkan oleh unsur golongan ketiga,
misalnya boron, maka kurangnya electron valensi boron dibandingkan dengan silicon
mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada semikonduktor tersebut.
Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p. Adanya tambahan pembawa muatan tersebut
mengakibatkan semikonduktor ini akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika
diberikan sejumlah energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p.

Gambar 2.3 Semikonduktor Tipe-P (Kiri) dan Tipe-N (Kanan)

b. Sambungan P-N
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi difusi hole dari
tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p. Difusi tersebut akan
meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas tipe-
8
p. Adanya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi akan
mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya.
Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang dihasilkan
karena kemunculan medan listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara
keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut
(Ady Iswanto : 2008).
Electron adalah partikel bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik sehingga
kehadiran medan listrik pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah
yang dilakukan pada solar cell sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik
pada sambungan p-n agar electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut. Ketika
junction disinari, photon yang mempunyai jumlah elektron sama atau lebih besar dari lebar pita
elektron tersebut akan menyebabkan eksitasi electron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan
meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material
sehingga menghasilkan pasangan electron hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal
sel surya, maka electron dari arsen akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan
potensial dan arus akan mengalir.

Gambar 2.4 Struktur Solar Cell Silikon p-n Junction

b. Bahan Tembaga
Photovoltaic berdasarkan bentuk dibagi dua, yaitu photovoltaic padat dan photovoltaic
cair. Photovoltaic cair prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip elektrovolta, namun
perbedaanya tidak adanya reaksi oksidasi dan reduksi secara bersamaan (redoks) yang terjadi
9
melainkan terjadinya pelepasan elektron saat terjadi penyinaran oleh cahaya matahari dari pita
valensi (keadaan dasar) ke pita konduksi (keadaan elektron bebas) yang mengakibatkan terjadinya
perbedaan potensial dan akhirnya menimbulkan arus. Pada solar cell cair dari bahan tembaga
terdapat dua buah tembaga yaitu tembaga konduktor dan tembaga semikonduktor. Tembaga semi
konduktor akan menghasilkan muatan elektron negatif jika terkena cahaya matahari, sedangkan
tembaga konduktor akan menghasilkan muatan electron positif karena adanya perbedaan potensial
akhinya akan menimbulkan arus.

2.3 Sistem Instalasi Solar Cell


a. Rangkaian Seri Solar Cell
Hubungan seri suatu sel surya didapat apabila bagian depan (+) sel surya utama
dihubungkan dengan bagian belakang (-) sel surya kedua (Owen Bishop, 2004). Hubungan seri
dari sel surya dapat dilihat pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Hubungan Seri


Tegangan sel surya dijumlahkan apabila dihubungkan seri satu sama lain.
= 1 + 2 + 3 +
Arus sel surya sama apabila dihubungkan seri satu sama lain.
= 1 = 2 = 3 =

b. Rangkaian Pararel Solar Cell


Rangkaian parallel solar cell didapat apabila terminal kutub positif dan negatif solar cell
dihubungkan satu sama lain(Owen Bishop : 2004). Hubungan parallel dari solar cell dapat
dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Hubungan Pararel

10
Tegangan solar cell yang dihubungkan parallel sama dengan satu solar cell.
= 1 = 2 = 3 =
Arus yang timbul dari hubungan ini langsung dijumlahkan.
= 1 + 2 + 3 +

11
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Feasibility
Dalam pemilihan lokasi pemasangan panel surya di kampus Tekim Undip perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah
a. Tidak terhalangnya sinar oleh pepohonan atau gedung
Panel surya akan berjalan optimal ketika dipasang di tempat yang terkena sinar matahari
langsung dan tidak tertutup oleh tanaman maupun gedung yang lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan intensitas atau jumlah sinar matahari yang terserap oleh bahan
semikonduktor akan lebih besar.
b. Tidak ada renovasi tempat
Faktor kedua dalam pemilihan lokasi adalah tidak adanya rencana renovasi setidaknya
dalam 10 tahun mendatang. Pemasangan panel surya membutuhkan biaya instalasi yang
cukup mahal sehingga saat pemasangan harus diperhatikan instalasi panel surya akan
bertahan lama dan tidak perlu untuk dipindah-pindah lagi
c. Tempat yang Luas
Untuk memproduksi listrik yang cukup besar maka instalasi panel surya membutuhkan
tempat yang cukup luas
d. Sudut pemasangan panel surya
Sudut yang terbentuk dari arah sumber sinar matahari dengan permukaaan modul
sel dapat mempengaruhi energy yang dihasilkan oleh sel surya.
e. Adanya pengaruh dari system penghasil energy lain
Pemasangan panel surya pada satu tempat yang tidak terpengaruh oleh energy meter
(instalasi sumber energy lain) akan lebih optimal dalam menghasilkan energy listik.

Dari kriteria-kriteria tersebut maka tempat yang cocok untuk instalasi panel surya adalah
gedung A tekim Undip yang dpat dilihat pada Gambar 3.1.

12
3.2 Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengistimasi produksi listrik (berapa kWH yang

dihasilkan) disesuaikan dengan ukuran/luas atap. Gedung A tekim undip memiliki luas 1579 m 2

(tkundip.tripod.com) dengan perkiraan luas atap gedung sebesar 80 m2 (Google Earth).

Gambar 3.1 Layout Gedung A Teknik Kimia Undip


(Source : Google Earth)

a. Penyusunan Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


- Panel Surya
Dalam perancangan ini, digunakan panel surya yang tersedia di pasaran, dan sudah
tersertifikasi untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan. Panel surya yang
digunakan adalah panel surya merk Shinyoku dengan daya 300 WP. Di bawah ini
adalah spesifikasi panel surya tersebut.
Merk : Shinyoku (Polycrystalline)
Max. Power (Pmax) : 300W
Max. Power Voltage (Vmp) : 36.2 V
Max. Power Current (Imp) : 8.28 A
Open Circuit Voltage (Voc) : 43,4 V
Short Circuit Current (Isc) : 9.27 A

Nominal Operating Cell Temp (NOTC) : 452oC

Max. System Voltage : 1000V


Max Series Fuse : 16A
Weight : 20.65 Kg
Dimension : 1956 x 992 x 40 mm

13
Gambar 3.2 Panel Surya Shinyoku Polycrystalline 300 WP

- Inverter
Dalam perancangan ini, digunakan inverter yang sudah ada di pasaran, dan sudah
tersertifikasi untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan. Inverter yang digunakan
adalah inverter merk SMA dengan daya 20 kW. Di bawah ini adalah spesifikasi
inverter tersebut.
Merk : SMA
INPUT
Max. DC Power : 20440 W
MPP voltage range / rated input voltage : 380 V to 800 V / 600 V
Min. input voltage / start input voltage : 150 V / 188 V
Max. input Current input A / Input B : 33 A / 33 A
OUTPUT
Rated power (at 230 V, 50 Hz) : 20000 W
Max. AC apparent power : 20000 VA
Max. efficiency / European Efficiency : 98.4 % / 98.0 %

Gambar 3.3 Inverter SMA Sunny Tripower 20000W

14
b. Membuat Rancangan PLTS
Pembuatan rancangan PLTS dilakukan dengan cara mendesain ulang layout atap gedung
A Tekim Undip untuk penempatan panel surya dan juntuk peletakan panel surya dengan
menggunakan aplikasi SolidWorks. Setelah komponen-komponen tersebut selesai didesain,
maka dilakukan penggabungan desain dan juga penyesuaian ukuran untuk membuat
rancangan akhir. Dibawah ini adalah contoh desain akhir rancangan perletakan panel surya
setelah dilakukan beberapa kali desain dalam proses pengerjaannya.

Gambar 3.4 Rancangan Akhir Peletakkan Panel Surya di Atas Atap Gedung A Teknik
Kimia Undip
Dengan rancangan tersebut didapatkan jumlah panel yang dapat dipasang adalah
sebanyak 150 buah.

3.3 Analisa Ekonomi


Dalam menganalisis financial, langkah pertama yang dilakukan yaitu menganalisa output
yang dihasilkan. Daya output yang dihasilkan ditentukan berdasarkan rata-rata radiasi matahari
perbulan untuk daerah Semarang. Berikut merupakan grafik profil radiasi panas matahari harian
di kota Semarang pada tahun 2013 :

15
Gambar 3.5 Profil Radiasi Matahari di Kota Semarang Tahun 1987 dan 2013

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa radiasi matahari optimal pada pukul 10.00 16.00.
Rata- rata radiasi panas matahari pada rentang waktu tersebut adalah 1335,71 watt/m2 atau 1,34
kWh/m2/day. Sehingga daya output yang dihasilkan dari panel surya dapat dihitung berdasarkan
spesifikasi panel surya yang digunakan dengan menggunakan persamaan :
PG = A G x S x t x
PG = 1,94 [m2] x 150 panel x 1,34 [kWh/m2/hari] x 0,15
PG = 58,491 kWh/hari
PG = 21.349,2 kWh/tahun
Keterangan:
A = Luas panel surya
S = Rata-rata insolasi matahari
t = Lama penyinaran matahari
= Efisiensi panel surya

16
Analisa Biaya yang Dibutuhkan untuk Membangun PLTS
Tabel 3.1 Biaya Instalasi PLTS Tekim Undip
Nama Barang Jumlah Satuan Harga Total
Panel Surya 300 WP 150 Pcs 5100000 765000000
On Grid Inverter 20kW 5 Pc 86,000,000 /Pc 430000000
kWh Meter 1 Pc 850,000 /Pc 850000
Besi Siku 50x50x4mm 832 Meter 129,950 /Pc 108118400
Besi Hollow
455 Meter 180,800 /Pc 82264000
40x60x2mm
Baut M8 x 15 mm 3328 Pcs 372 /Pc 1238016
Baut M8 x 60 mm 1248 Pcs 686 /Pc 856128
Mur M8 4488 Pcs 1,000 /Pc 4488000
Konektor MC4 24 Pcs 45,000 /Pc 1080000
Konektor MC4 Y 13 Pcs 155,000 /Pc 2015000
Kabel 500 Meter 180,000 /Pc 90000000
Rel Aluminium 2.1m 312 Pcs 1,500,000 /Pc 468000000
Sambungan Rel 208 Pcs 50,000 /Pc 10400000
Klem Ujung 208 Pcs 45,000 /Pc 9360000
Klem Tengah 520 Pcs 45,000 /Pc 23400000
Pengait Rel 936 Pcs 60,000 /Pc 56160000
Biaya Pengiriman, 93.6 kWh 2,500,000 /kWh 234000000

Pengerjaan Rangka,
dan Instalasi PLTS
Total 2,287,229,544

Dari data di atas dapat dilihat bahwa untuk membuat PLTS yag dirancang membutuhkan
total investasi awal sebesar Rp 2.287.229.544,00

Biaya Pemeliharaan dan Operasional


Biaya pemeliharaan dan operasional per tahun untuk PLTS, umumnya diperhitungkan sebesar
1 - 2% dari total biaya investasi awal (Jais, 2012). Berdasarkan acuan tersebut maka pada

17
penelitian ini, besar persentase untuk biaya pemeliharaan dan operasional per tahun PLTS yang
mencakup biaya untuk pekerjaan pembersihan panel surya, biaya pemeliharaan dan pemeriksaan
peralatan dan instalasi akan ditetapkan sebesar 1% dari total investasi awal. Penentuan
persentase 1% didasarkan bahwa negara Indonesia hanya mengalami dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau sehingga biaya pembersihan dan pemeliharaan panel suryanya
tidak sebesar pada negara yang mengalami empat musim dalam satu tahun. Selain itu penentuan
persentase ini juga didasarkan pada tingkat upah tenaga kerja di Indonesia yang lebih murah
dibandingkan dengan tingkat upah tenaga kerja di negara maju. Adapun biaya pemeliharaan dan
operasional (M) per tahun untuk PLTS yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
M = 1% x Total Biaya Investasi
M = 1% x Rp 2.287.229.544,00
= Rp 22.872.295,44,- per tahun
Jika diperkirakan usia panel surya mencapai 25 tahun, maka total biaya pemeliharaan dan
operasional untuk 25 tahun adalah sebesar Rp 571.807.386,00

Total Investasi PLTS


Total Investasi PLTS adalah total biaya yang diperkirakan untuk PLTS tersebut,
mencakup total biaya investasi awal, dan biaya pemeliharaan selama 25 tahun.
Total Investasi = Rp 2.287.229.544,00 + Rp 571.807.386,00
Total Investasi = Rp 2.859.036.930,00

Analisa Ekonomi
Pemerintah mengatur tentang pembelian listrik oleh PLN dari Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Fotovoltaik dalam Peraturan Menteri ESDM No.17 Tahun 2013, yang menyebutkan
bahwa pembelian tenaga listrik dari PLTS akan ditetapkan dengan harga US$ 25 sen/kWh (dua
puluh lima sen dolar Amerika Serikat per kilo watt hour).
Asumsi,
1 US$ = Rp 13000,00
maka
0,25 US$ = Rp 3250,00
Total daya yang dihasilkan per tahun adalah 21.349,2 kWh, maka pendapatan yang dihasilkan
pertahun dari PLTS adalah : Rp 3.250,00 x 21.349,2 kWh = Rp 69.384.900,00 per Tahun
18
BAB IV
KESIMPULAN

1. Dengan area seluas 1579 m2, maka dapat dipasang panel surya berkapasitas 300 WP
sebanyak 150 buah. Dan inverter 20 kW sebanyak 5 buah.
2. Dari hasil perhitungan, didapatkan daya output yang dihasilkan perbulan adalah sebesar
1.754,73 kWh. Dan daya output yang dihasilkan setiap tahun adalah sebesar 21.349,2 kWh
kWh.
3. Dari hasil pengumpulan data, didapatkan biaya investasi awal untuk PLTS ini adalah
sebesar Rp 2.287.229.544,00 dan biaya pemeliharaan beserta operasional adalah sebesar
Rp 22.872.295,44

19
DAFTAR PUSTAKA

Asyari, Hasyim; Rozaq, Abdul; Putra, F. Setia. 2014. Pemanfaatan Solar Cell dengan PLN
sebagai Sumber Energi Listrik Rumah Tinggal. Jurnal Emitor, ISSN 1411-8890 : Vol 14
No 01.
Indarto, Eddy; Hardiman, Gagoek; Murtomo, B. Adji. 2015. Kesesuaian Posisi Orientasi dan
Kemiringan Solar Sel pada Bidang Selimut Bangunan dalam Manifestasi Arsitektur Aktif
Desain. Universitas Diponegoro : Jurusan Teknik Arsitektur.
Jatmiko; Aryari, Hasyim; Purnama, Mahir. 2011. Pemanfaatan Sel Surya dan Lampu LED
untuk Perumahan. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
Lundgren, Marja dan Torstensson, Kjell. 2004. Photovoltaics in architecture, ARQ, Stiftelsen
for arkitekforskning, Germany.
Meyer, Annie; Zaman, Farhin; and Norton, Elizabeth. 2014. A Case Study: Solar Panels at
Boston College. GE 580 Environmental Studies Senior Seminar, Boston College,
Chestnut Hill, MA.
Murray, Ryan., et al. 2014. A Solar Energy Proposal for the University of Kansas.
Environmental Studies, Capstone Project.
Ramadhan, S.G., Rangkuti, Ch. 2016. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Atap
Gedung Harry Hartanto Universitas Trisakti. Seminar Nasional Cendekiawan 2016 :
ISSN (E) : 2540-7589.
Standar Sarana dan Prasana Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Diponegoro. 2011
Yuwono, Budi. 2005. Optimalisasi Panel Sel Surya dengan Menggunakan Sistem Pelacak
Berbasis Mikrokontroler AT89C51. Universitas Sebelas Maret :Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

20

Anda mungkin juga menyukai