Disusun Oleh :
21030116410010
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Pengampu
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan banyak kenikmatan.
2. Orang tua kami tercinta yang selalu mendukung kami baik itu berupa materi maupun
non-materi.
3. Prof. Dr. Ir. Budiyono, M.Si. selaku dosen pengajar yang telah banyak memberi
masukan untuk penulis hingga selesainya laporan ini.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memaparkan Penerapan Panel Sel
Surya di Teknik Kimia Undip. Tentunya, dalam penyusunan laporan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak untuk kebaikan penulis ke depannya. Akhirnya, penulis juga memohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
jurusan yang memiliki lahan cukup luas yaitu dengan total lahan 3.298 m2 yang
dibagi menjadi 3 gedung baik untuk perkuliahan maupun laboratorium. Dengan total
lahan tersebut, setidaknya tekim Undip harus memiliki instalasi listrik minimum
20VA/m2 (SPMI Undip, 2011), sehingga total kebutuhan listrik di tekim Undip
diperkirakan 65.960 VA atau 65.96 kW. Besar daya sebenarnya dimungkinkan dapat
bernilai lebih besar daripada perhitungan ini karena kegiatan yang aktif di tekim Undip
seperti perkuliahan, praktikum, penelitian, dll. Sehingga dapat diprediksi bahwa Tekim
Undip menggunakan energy dalam jumlah besar. Perlu adanya kebijakan yang dibuat
dalam mengevaluasi energy di dalam kampus tekim, salah satunya adalah
implementasi solar panel.
1
Gambar 1.1 Gedung Teknik Kimia Undip (Dari kiri atas-kanan atas-bawah : Gedung A,
Gedung B, Gedung C)
Solar panel merupakan salah satu energy yang dapat diperbaharui, teknologi
bersih dikarenakan ramah lingkungan, dan ekonomis. Penerapan solar panel di
lingkungan kampus merupakan salah satu cara yang tepat karena besarnya konsumsi
energy suatu kampus. Solar PV dapat mengurangi biaya listrik Tekim Undip,
mencegah kenaikan biaya energy listrik dikemudian hari, dan meningkatkan
keberlangsungan energy mandiri di Institusi Pendidikan
2
pertama kali ditemukan, tiap sel dalam solar cell memiliki tingkat efisiensi 6%.
Hingga sekarang efisiensi tersebut bertambah hingga mencapai 25%, meskipun sedang
dikembangkan untuk tiap sel memiliki efisiensi 40% (Meyer, Annie; 2014). Keunggulan
lain solar sel yaitu lebih mudah dilakukan dalam mengkonversi sumber energy
matahari ke energy listrik dan termasuk energy bersih karena memanfaatkan energy dari
renewable resource yaitu sinar matahari.
Banyak universitas yang telah menerapkan solar panel di lingkungan kampusnya
antara lain Harvard University dengan produksi 590.000 kWh/tahun, Stonehill College
memiliki solar panel terbesar di Amerika Serikat dengan 9.000 panel dan total produksi
2,7 MW/bulan, dan University of Kansas memiliki 36 solar panel dengan produksi 7,4
kWh/bulan. Apabila ditinjau dari sisi ekonomi, penerapan panel surya di kampus dapat
menghemat pengeluaran biaya listrik seperti Stonehill College dapat menghemat biaya
sebesar $185,000 dalam setahun atau setara dengan 20% dari total penggunaan listrik.
Tekim Undip terletak di kota Semarang dengan intensitas sinar matahari yang
cukup tinggi. Eddy Indarto (2015) meneliti bahwa intensitas cahaya matahari di kota
Semarang berada dalam rentang 5000-9800 watt/m2. Menurut Hasyim (2015) daerah
tropis memiliki potensi kisaran 4,6 kWh/m2/hari. Dapat dilihat bahwa tekim Undip
memiliki potensi untuk dapat menerapkan teknologi panel surya seperti pada
beberapa universitas di Amerika Serikat.
Pembuatan solar panel di Tekim Undip ini juga merupakan suatu investasi yang
berharga untuk penghematan energy, mengurangi emisi karbon, dan menuju kemandirian
energy.
3
1.4 Manfaat Makalah
Dari penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa :
a. Menambah pengetahuan dan informasi Solar Panel sebagai teknologi ramah
lingkungan
b. Dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam pengambilan keputusan
pembuat kebijakan yang terkait dengan management energy di Institusi
Pendidikan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengembangan Sel Surya semakin banyak menggunakan bahan semi konduktor yang
bervariasi dan Silikon yang secara Individu (chip) banyak digunakan diantaranya :
a) Mono-crystalline (Si)
Dibuat dari silikon kristal tunggal yang didapat dari peleburan silikon dalam bentukan
bujur. Sekarang Mono-crystalline dapat dibuat setebal 200 mikron, dengan nilai
effisiensi sekitar 24%.
5
b) Polycrystalline/Multi-crystalline (Si)
Dibuat dari peleburan silikon dalam tungku keramik, kemudian pendinginan
perlahan untuk mendapatkan bahan campuran silikon yang akan timbul diatas
lapisan silikon. Sel ini kurang efektif dibanding dengan sel Polycrystalline
(efektivitas 18% ), tetapi biaya lebih murah.
c) Gallium Arsenide (GaAs)
Sel Surya Galium Arsenide pada unsur periodik III-V berbahan semikonduktor ini
sangat efisien dan efektif dalam menghasilkan energi listrik sekitar 25%. Banyaj
digunakan pada aplikasi pemakaian Sel Surya.
Tegangan yang dihasilkan setiap sel pada sebuah modul sel surya dapat berkisar 0,5 Volt
pada 2A, pada kondisi kekuatan radiasi sinar matahari mencapai 1000 W/m2 = 1 Sun arus
listrik (I) yang akan dihasilkan sekitar 30 mA/cm2/sel pada modul sel surya (Asyari, Hasyim,
dkk., 2014). Faktor dari pengoperasian Solar Sel agar didapatkan nilai yang maksimum sangat
tergantung beberapa faktor yaitu:
a) Ambient air temperature
Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel tetap normal
(pada 250 Celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada PV sel
akan melemahkan tegangan (Voc). Setiap kenaikan temperatur Sel Surya 10 Celsius (dari
250) akan berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah
dua kali (2x) lipat untuk kenaikan temperature sel per 1000C (Lorenzo, 1994).
b) Radiasi matahari
Radiasi matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariable, dan sangat tergantung keadaan
spektrum solar ke bumi. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current
(I) sedikit pada tegangan (Lorenzo, 1994).
c) Kecepatan angin bertiup
Kecepatan tiup angin disekitar lokasi larik PV dapat membantu mendinginkan permukaan
temperatur kaca-kaca larik PV
d) Keadaan atmosfir bumi
Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara
(Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil maximum arus listrik dari deretan PV.
6
e) Orientasi panel atau larik PV
Orientasi dari rangkaian PV (larik) ke arah matahari secara optimum adalah penting agar
panel/deretan PV dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah orientasi, sudut
orientasi dari panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum.
Sebagai guidline: untuk lokasi yang terletak di belahan Utara latitude, maka panel/deretan
PV sebaiknya diorientasikan ke Selatan, orientasi ke Timur Barat walaupun juga dapat
menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/deretan PV, tetapi tidak akan
mendapatkan energi matahari optimum.
f) Posisi letak sel surya (larik) terhadap matahari
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak
lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2 . Kalau tidak
dapat mempertahankan ketegak lurusan antara sinar matahari dengan bidang PV, maka
ekstra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun altitude
yang berubah setiap jam dalam sehari).(Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.)
Solar Panel PV pada Equator (latitude 0 derajat) yang diletakkan mendatar (tilt
angle = 0) akan menghasilkan energi maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan
latitude berbeda harus dicarikan tilt angle yang optimum.
7
Gambar 2.2 Cara Kerja Solar Cell
b. Sambungan P-N
Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi difusi hole dari
tipe-p menuju tipe-n dan difusi electron dari tipe-n menuju tipe-p. Difusi tersebut akan
meninggalkan daerah yang lebih positif pada batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas tipe-
8
p. Adanya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah deplesi akan
mengakibatkan munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya.
Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Arus drift yaitu arus yang dihasilkan
karena kemunculan medan listrik. Namun arus ini terimbangi oleh arus difusi sehingga secara
keseluruhan tidak ada arus listrik yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut
(Ady Iswanto : 2008).
Electron adalah partikel bermuatan yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik sehingga
kehadiran medan listrik pada elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah
yang dilakukan pada solar cell sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik
pada sambungan p-n agar electron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik tersebut. Ketika
junction disinari, photon yang mempunyai jumlah elektron sama atau lebih besar dari lebar pita
elektron tersebut akan menyebabkan eksitasi electron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan
meninggalkan hole pada pita valensi. Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material
sehingga menghasilkan pasangan electron hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal
sel surya, maka electron dari arsen akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan
potensial dan arus akan mengalir.
b. Bahan Tembaga
Photovoltaic berdasarkan bentuk dibagi dua, yaitu photovoltaic padat dan photovoltaic
cair. Photovoltaic cair prinsip kerjanya hampir sama dengan prinsip elektrovolta, namun
perbedaanya tidak adanya reaksi oksidasi dan reduksi secara bersamaan (redoks) yang terjadi
9
melainkan terjadinya pelepasan elektron saat terjadi penyinaran oleh cahaya matahari dari pita
valensi (keadaan dasar) ke pita konduksi (keadaan elektron bebas) yang mengakibatkan terjadinya
perbedaan potensial dan akhirnya menimbulkan arus. Pada solar cell cair dari bahan tembaga
terdapat dua buah tembaga yaitu tembaga konduktor dan tembaga semikonduktor. Tembaga semi
konduktor akan menghasilkan muatan elektron negatif jika terkena cahaya matahari, sedangkan
tembaga konduktor akan menghasilkan muatan electron positif karena adanya perbedaan potensial
akhinya akan menimbulkan arus.
10
Tegangan solar cell yang dihubungkan parallel sama dengan satu solar cell.
= 1 = 2 = 3 =
Arus yang timbul dari hubungan ini langsung dijumlahkan.
= 1 + 2 + 3 +
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Feasibility
Dalam pemilihan lokasi pemasangan panel surya di kampus Tekim Undip perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah
a. Tidak terhalangnya sinar oleh pepohonan atau gedung
Panel surya akan berjalan optimal ketika dipasang di tempat yang terkena sinar matahari
langsung dan tidak tertutup oleh tanaman maupun gedung yang lebih tinggi. Hal ini
dikarenakan intensitas atau jumlah sinar matahari yang terserap oleh bahan
semikonduktor akan lebih besar.
b. Tidak ada renovasi tempat
Faktor kedua dalam pemilihan lokasi adalah tidak adanya rencana renovasi setidaknya
dalam 10 tahun mendatang. Pemasangan panel surya membutuhkan biaya instalasi yang
cukup mahal sehingga saat pemasangan harus diperhatikan instalasi panel surya akan
bertahan lama dan tidak perlu untuk dipindah-pindah lagi
c. Tempat yang Luas
Untuk memproduksi listrik yang cukup besar maka instalasi panel surya membutuhkan
tempat yang cukup luas
d. Sudut pemasangan panel surya
Sudut yang terbentuk dari arah sumber sinar matahari dengan permukaaan modul
sel dapat mempengaruhi energy yang dihasilkan oleh sel surya.
e. Adanya pengaruh dari system penghasil energy lain
Pemasangan panel surya pada satu tempat yang tidak terpengaruh oleh energy meter
(instalasi sumber energy lain) akan lebih optimal dalam menghasilkan energy listik.
Dari kriteria-kriteria tersebut maka tempat yang cocok untuk instalasi panel surya adalah
gedung A tekim Undip yang dpat dilihat pada Gambar 3.1.
12
3.2 Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengistimasi produksi listrik (berapa kWH yang
dihasilkan) disesuaikan dengan ukuran/luas atap. Gedung A tekim undip memiliki luas 1579 m 2
13
Gambar 3.2 Panel Surya Shinyoku Polycrystalline 300 WP
- Inverter
Dalam perancangan ini, digunakan inverter yang sudah ada di pasaran, dan sudah
tersertifikasi untuk memudahkan dalam pemilihan peralatan. Inverter yang digunakan
adalah inverter merk SMA dengan daya 20 kW. Di bawah ini adalah spesifikasi
inverter tersebut.
Merk : SMA
INPUT
Max. DC Power : 20440 W
MPP voltage range / rated input voltage : 380 V to 800 V / 600 V
Min. input voltage / start input voltage : 150 V / 188 V
Max. input Current input A / Input B : 33 A / 33 A
OUTPUT
Rated power (at 230 V, 50 Hz) : 20000 W
Max. AC apparent power : 20000 VA
Max. efficiency / European Efficiency : 98.4 % / 98.0 %
14
b. Membuat Rancangan PLTS
Pembuatan rancangan PLTS dilakukan dengan cara mendesain ulang layout atap gedung
A Tekim Undip untuk penempatan panel surya dan juntuk peletakan panel surya dengan
menggunakan aplikasi SolidWorks. Setelah komponen-komponen tersebut selesai didesain,
maka dilakukan penggabungan desain dan juga penyesuaian ukuran untuk membuat
rancangan akhir. Dibawah ini adalah contoh desain akhir rancangan perletakan panel surya
setelah dilakukan beberapa kali desain dalam proses pengerjaannya.
Gambar 3.4 Rancangan Akhir Peletakkan Panel Surya di Atas Atap Gedung A Teknik
Kimia Undip
Dengan rancangan tersebut didapatkan jumlah panel yang dapat dipasang adalah
sebanyak 150 buah.
15
Gambar 3.5 Profil Radiasi Matahari di Kota Semarang Tahun 1987 dan 2013
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa radiasi matahari optimal pada pukul 10.00 16.00.
Rata- rata radiasi panas matahari pada rentang waktu tersebut adalah 1335,71 watt/m2 atau 1,34
kWh/m2/day. Sehingga daya output yang dihasilkan dari panel surya dapat dihitung berdasarkan
spesifikasi panel surya yang digunakan dengan menggunakan persamaan :
PG = A G x S x t x
PG = 1,94 [m2] x 150 panel x 1,34 [kWh/m2/hari] x 0,15
PG = 58,491 kWh/hari
PG = 21.349,2 kWh/tahun
Keterangan:
A = Luas panel surya
S = Rata-rata insolasi matahari
t = Lama penyinaran matahari
= Efisiensi panel surya
16
Analisa Biaya yang Dibutuhkan untuk Membangun PLTS
Tabel 3.1 Biaya Instalasi PLTS Tekim Undip
Nama Barang Jumlah Satuan Harga Total
Panel Surya 300 WP 150 Pcs 5100000 765000000
On Grid Inverter 20kW 5 Pc 86,000,000 /Pc 430000000
kWh Meter 1 Pc 850,000 /Pc 850000
Besi Siku 50x50x4mm 832 Meter 129,950 /Pc 108118400
Besi Hollow
455 Meter 180,800 /Pc 82264000
40x60x2mm
Baut M8 x 15 mm 3328 Pcs 372 /Pc 1238016
Baut M8 x 60 mm 1248 Pcs 686 /Pc 856128
Mur M8 4488 Pcs 1,000 /Pc 4488000
Konektor MC4 24 Pcs 45,000 /Pc 1080000
Konektor MC4 Y 13 Pcs 155,000 /Pc 2015000
Kabel 500 Meter 180,000 /Pc 90000000
Rel Aluminium 2.1m 312 Pcs 1,500,000 /Pc 468000000
Sambungan Rel 208 Pcs 50,000 /Pc 10400000
Klem Ujung 208 Pcs 45,000 /Pc 9360000
Klem Tengah 520 Pcs 45,000 /Pc 23400000
Pengait Rel 936 Pcs 60,000 /Pc 56160000
Biaya Pengiriman, 93.6 kWh 2,500,000 /kWh 234000000
Pengerjaan Rangka,
dan Instalasi PLTS
Total 2,287,229,544
Dari data di atas dapat dilihat bahwa untuk membuat PLTS yag dirancang membutuhkan
total investasi awal sebesar Rp 2.287.229.544,00
17
penelitian ini, besar persentase untuk biaya pemeliharaan dan operasional per tahun PLTS yang
mencakup biaya untuk pekerjaan pembersihan panel surya, biaya pemeliharaan dan pemeriksaan
peralatan dan instalasi akan ditetapkan sebesar 1% dari total investasi awal. Penentuan
persentase 1% didasarkan bahwa negara Indonesia hanya mengalami dua musim, yaitu musim
penghujan dan musim kemarau sehingga biaya pembersihan dan pemeliharaan panel suryanya
tidak sebesar pada negara yang mengalami empat musim dalam satu tahun. Selain itu penentuan
persentase ini juga didasarkan pada tingkat upah tenaga kerja di Indonesia yang lebih murah
dibandingkan dengan tingkat upah tenaga kerja di negara maju. Adapun biaya pemeliharaan dan
operasional (M) per tahun untuk PLTS yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
M = 1% x Total Biaya Investasi
M = 1% x Rp 2.287.229.544,00
= Rp 22.872.295,44,- per tahun
Jika diperkirakan usia panel surya mencapai 25 tahun, maka total biaya pemeliharaan dan
operasional untuk 25 tahun adalah sebesar Rp 571.807.386,00
Analisa Ekonomi
Pemerintah mengatur tentang pembelian listrik oleh PLN dari Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Fotovoltaik dalam Peraturan Menteri ESDM No.17 Tahun 2013, yang menyebutkan
bahwa pembelian tenaga listrik dari PLTS akan ditetapkan dengan harga US$ 25 sen/kWh (dua
puluh lima sen dolar Amerika Serikat per kilo watt hour).
Asumsi,
1 US$ = Rp 13000,00
maka
0,25 US$ = Rp 3250,00
Total daya yang dihasilkan per tahun adalah 21.349,2 kWh, maka pendapatan yang dihasilkan
pertahun dari PLTS adalah : Rp 3.250,00 x 21.349,2 kWh = Rp 69.384.900,00 per Tahun
18
BAB IV
KESIMPULAN
1. Dengan area seluas 1579 m2, maka dapat dipasang panel surya berkapasitas 300 WP
sebanyak 150 buah. Dan inverter 20 kW sebanyak 5 buah.
2. Dari hasil perhitungan, didapatkan daya output yang dihasilkan perbulan adalah sebesar
1.754,73 kWh. Dan daya output yang dihasilkan setiap tahun adalah sebesar 21.349,2 kWh
kWh.
3. Dari hasil pengumpulan data, didapatkan biaya investasi awal untuk PLTS ini adalah
sebesar Rp 2.287.229.544,00 dan biaya pemeliharaan beserta operasional adalah sebesar
Rp 22.872.295,44
19
DAFTAR PUSTAKA
Asyari, Hasyim; Rozaq, Abdul; Putra, F. Setia. 2014. Pemanfaatan Solar Cell dengan PLN
sebagai Sumber Energi Listrik Rumah Tinggal. Jurnal Emitor, ISSN 1411-8890 : Vol 14
No 01.
Indarto, Eddy; Hardiman, Gagoek; Murtomo, B. Adji. 2015. Kesesuaian Posisi Orientasi dan
Kemiringan Solar Sel pada Bidang Selimut Bangunan dalam Manifestasi Arsitektur Aktif
Desain. Universitas Diponegoro : Jurusan Teknik Arsitektur.
Jatmiko; Aryari, Hasyim; Purnama, Mahir. 2011. Pemanfaatan Sel Surya dan Lampu LED
untuk Perumahan. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta : Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik.
Lundgren, Marja dan Torstensson, Kjell. 2004. Photovoltaics in architecture, ARQ, Stiftelsen
for arkitekforskning, Germany.
Meyer, Annie; Zaman, Farhin; and Norton, Elizabeth. 2014. A Case Study: Solar Panels at
Boston College. GE 580 Environmental Studies Senior Seminar, Boston College,
Chestnut Hill, MA.
Murray, Ryan., et al. 2014. A Solar Energy Proposal for the University of Kansas.
Environmental Studies, Capstone Project.
Ramadhan, S.G., Rangkuti, Ch. 2016. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Atap
Gedung Harry Hartanto Universitas Trisakti. Seminar Nasional Cendekiawan 2016 :
ISSN (E) : 2540-7589.
Standar Sarana dan Prasana Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas Diponegoro. 2011
Yuwono, Budi. 2005. Optimalisasi Panel Sel Surya dengan Menggunakan Sistem Pelacak
Berbasis Mikrokontroler AT89C51. Universitas Sebelas Maret :Jurusan Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
20