Disusun Oleh:
Rizki Darul Islami
16/408408/KU/19454
Kebutuhan akan keamanan dan keselamatan adalah kebutuhan untuk melindungi diri
dari berbagai bahaya yang mengancam, baik tehadap fisik maupun psikososial. Secara
umum, keamanan adalah status seseorang dalam keadaan aman, kondisi yang terlindungi
secara fisik, sosial, spiritual, finansial, politik, emosi, pekerjaan, psikologis, atau berbagai
akibat dari sebuah kegagalan, kerusakan, kecelakaan atau berbagai keadaan yang tidak
diinginkan. Keamanan tidak hanya mencegah dari rasa sakit dan cedera tetapi juga
membuat individu merasa aman dalam aktivitasnya dan dapat mengurangi stress dan
meningkatkan kesehatan secara umum. Keselamatan merupakan suatu keadaan dimana
seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan atau kejadian
yang tidak dapat diduga da tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian.
Keamanan fisik merupakan keadaan fisik yang aman terbebas dari ancaman
kecelakaan dan cedera baik secar mekanis, thermis, elektris maupun bakteriologis.
Ancaman terhadap keamanan dan keselamatan fisik seseorang dapat dikategorikan
kedalam ancaman mekanik, kimia, termal dan bakteri. Kebutuhan keamanan dan
keselamatan berkenaan dengan konteks fisisologis dan hubungan interpersonal.
Keamanan dan keselamatan dalam konteks secara fisiologis berhubungan dengan sesuatu
yang mengancam tubuh seseorang dan kehidupannya. Ancaman bisa nyata atau imajinasi,
misalnya penyakit nyeri, cemas dan lain sebagainya. Terkadang klien tidak menyadari
bahwa yang dapat mengancam di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan leinnya.
Perlu kesadaran perawat akan situasi yang mungkin dapat membuat klien cedera.
Perlindungan terhadap klien bukan hanya mencegah terjadinya kecelakaan, tetpi juga
memelihara postur tubuh klien selama dirawat serta menjaga kebersihan dan kesehatan
kulit klien. Perubahan postur tubuh klien dapat diakibatkan oleh posisi tidur yang kurang
tepat. Kebersihan dan kesehatan kulit bagian tubuh klien dijaga agr tidak terjadi
dekubitus.
Dalam konteks hubungan interpersonal, keamanan dan keselamatan seseorang
tegantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan untuk
mengontrol dan mengatasi masalah, kemampuan untuk mengerti, kemampuan untuk
konsisten menjaga tingkah laku yang berhubungan dengan orang lain, serta mengenal
orang-orang di sekitarnya dan lingkungan. Terkadang ketidaktahuan akan sesuatu atau
ketidakpastian akan membuat perasaan cemas dan tidak aman. Misalnya ketidakpastian
akan operasi apendisitis membuat seseorang akan cemas dengan pemikiran bahwa operasi
dapat membahayakan hidupnya.
1. Usia.
Individu belajar untuk melindungi dirinya dari berbagai bahaya melalui
pengetahuan dan pengkajian akurat tentang lingkungan. Perawat perlu untuk
mempelajari bahaya yang mungkin mengancam individu sesuai usia dan tahap
tumbuh kembang sehingga tindakan pencegahannya juga sesuai.
2. Gaya hidup
Faktor gaya hidup menempatkan klien dalam resiko bahaya diantaranya
lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal didaerah dengan tingkat kejahatan tinggi,
ketidakcukupan dana untuk membeli perlengkapan keamanan, adanya akses dengan
obat-obatan atau zat aditif lainnya
3. Status mobilisasi
Klien dengan kerusakan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, gangguan
keseimbangan/koordinasi memilki resiko untuk terjadinya cedera.
4. Gangguan persepsi sensori
Sensori persepsi yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting bagi
keamanan seseorang klien dengan gangguan persepsi rasa, dengar, raba, cium, dan
penglihatan memiliki resiko tinggi untuk cedera.
5. Tingkat kesadaran
Kesadaran adalah kemampuan untuk menerima stimulus lingkungan, reaksi tubuh
dan berespon tepat melalui proses berfikir dan tindakan klien yang mengalami ngguan
kesadaran diantaranya klien yang kurang tidur, klien tidak sadar, atau setengah sadar,
klien disorientasi, klien dengan obat-obatan terentu seperti narkotik, sedatif, dan
hipnotik.
6. Status emosional
Status emosi yang ekstrem dapat mengganggu kemampuan klien menerima bahaya
lingkungan. Sebagai contoh situasi penuh stress dapat menurunkan konsentrasi dan
menurunkan kepekaan terhasap stimulus eksternal, klien dengan depresi cenderung
lambat berfikir dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan.
7. Kemampuan komunikasi
Klien dengan penurunan kemampuan untuk menerima dan mengemukaan
informasi juga beresiko untuk cedera. Klien afasia, klien dengan keterbatasan bahasa
dan klien dengan buta huruf, atau tidak bisa mengartikan simbol-simbol tanda bahaya.
8. Pengetahuan pencegahan kecelakaan
Informasi adalah hal yang penting dalam penjagaan keamanan. Klien yang berada
didalam lingkungan asing sangat membutuhkan informai keamanan yang khusus.
Setiap individu perlu mengetahui cara-cara yang dapat mencegah terjadinya cedera.
9. Lingkungan
Lingkungan dengan perlindungan yang minimal dapat beresiko menjadi penyebab
cedera baik dirumah, tempat kerja dan jalanan.
10. Status nutrisi
Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan dan mudah teserang
penyakit, demikian sebaliknya, kelebihan nutrisi juga beresiko tehadap penyakit
tertentu.
II. Macam-Macam Bahaya / Kecelakaan :
a. Di Rumah:
Tersedak, jatuh, tertelan alat-alat rumah tangga, tersiram air panas, jatuh
dari jendela/tangga, terpotong, luka tusuk/luka gores, luka baker, tenggelam,
terkena pecahan kaca, terkunci dalam kamar, jatuh dari sepeda, keracunan.
b. Di Rumah Sakit:
Mikroorganisme, cahaya, kebisingan, temperature, kelembapan,
cedera/jatuh, kesalahan prosedur, peralatan medis, radiasi, keracunan inhalasi,
injeksi, elektrik syok, asfiksia, dan kebakaran.
Pencegahan kecelakaan di Rumah Sakit :
a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan
b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur
c. Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik,
menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan
d. Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda
e. Menghindari kecelakaan :
Mengunci kereta dorong saat berhenti
Tempat tidur dalam keadaan rendah dan ada penghalang pada pasien yang gelisah
Bel berada pada tempat yang mudah dijangkau
Meja yang mudah dijangkau
Kereta dorong ada penghalangnya
f. Mencegah kecelakaan pada pasien yang menggunakan alat listrik misalnya suction, kipas
angin, dan lain-lain
g. Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah meledak seperti
tabung oksigen dan termos
h. Memasang label pada obat, botol, dan obat-obatan yang mudah terbakar
i. Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial seperti penempatan klien
terpisah antara infeksi dan non-infeksi
j. Mempertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat
k. Mencegah terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu penerangan
l. Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi
m. Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu
menggunakannya
n. Mencegah kesalahan prosedur, identitas klien harus jelas
III. Hal-Hal Yang Perlu Dikaji Pada Klien Dengan Gangguan Keamanan Dan
Keselamatan
Beberapa hal yang perlu dikaji antara lain:
Riwayat cedera atau jatuh
Riwayat infeksi baik akut maupun kronik
Terapi yang sedang dijalani
Stressor emosional
Proses penyakit yang terlihat pada klien dan keluhan fisik
Status nutrisi
Tingkat kesadaran, kelemahan fisik, imobilisasi, penggunaan alat bantu
Infeksi lokal terbatas pada kulit dan membran mukosa.
Infeksi sistemik, sepeti demam, peningkatan frekuensi nadi, pernafasan, malaise,
anoreksia, mual, muntah, sakit kepala.
Sistem neurologis: status mental, fungsi sensorik, reflek, sistem koordinasi,
sensitivitas terhadap lingkungan.
Sitem kardiovaskuler dan respirasi: toleransi terhadap aktivitas, nyeri, kesulitan
bernafas saat aktivitas, frekuensi nafas, denyut nadi.
Integritas kulit: inspeksi terhadap keutuhan kulit, kaji adanya luka, scar, dan lesi.
Kaji tingkat perawatan kulit klien.
Mobilitas: inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian dan tulang klien, kaji range
of motion klien, kaji tingkat ADL klien.
Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
Dochterman, Bullechek, Butcher, Wagner. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC)
6th edition. St. Louis: Mosby.
Morhead, S., Jhonson, M., Maas. ML., Swanson, E. 2013. Nursing Outcomes Classification
(NOC) 5th edition. St. Louis: Mosby.
North American Nursing Diagnosis Association. 2015. Nursing Diagnoses: Definition &
Classification 2015-2017. Philadelphia:Wiley Blackwell.
Nurjannah, Intansari. 2014. ISDA : Intans Screening Diagnoses Assesment. Versi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : Moco Media
Potter, P.A. & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik ( Fundamentals of Nursing: Concept, Process & Practice) Edisi keempat.
Jakarta: EGC.