com/2010/01/asuhan-
keperawatan-ketuban-pecah-dini.html
Askep KPD
Pengertian
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan
ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai
terjadi kontraksi rahim disebut kejadian ketuban pecah dini (periode laten)
Kejadian ketuban pecah dini mendekati 10 % dari semua persalinan. Pada umur kehamilan
kurang dari 34 minggu, kejadian sekitar 4 %. Sebagian dari ketuban pecah dini mempunyai
periode laten melebihi satu minggu. Early rupture of membrane adalah ketuban pecah pada
fase laten persalinan.
Anatomi Fisiologi
Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen
berbentuk tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping
darah (trombosit). Plasma terdiri dari 900 air dan 100 elektrolit, gas terlarut berbagai produk
sisa metabolisme dan zat-zat gizi misalnya gula asam amino, lemak, koleesterol, dan vitamin.
Protein dalam darah misalnya albumin dan imuno globilin ikut menyusun plasma.
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit di bentuk di hati dan limfa pada
sumsum tulang belakang. Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematopoiesis.
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom. Sel ini tidak dapat
melakukan mitosis. Fosforilasi oksidatif sel atau pembentuk hemoglobin yang
mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil dari paru-paru ke sel-sel diseluruh
tubuh. Sel darah matang di keluarkan dari sumsum tulang dan hidup sekitar 120 hari
untuk kemudian mengalami disentegrasi dan mati.
Sel darah di gambarkan berdasaran ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di
dalam sel :
o Nermositik : sel yang ukurannya normal
o Nermokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
o Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
o Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
o Hipokromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu sedikit
o Hiperkromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu banyak.
3. Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan
protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah
merah. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara partial atau total.
Apabila sel darah merah mulai berdisentegasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut
mengeluarkan hemoglobinnya kedalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan hati dan
limfa. Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino. Besi dismpan dihati dan
lmfa sampai di gunakan kembali oleh tubuh. Sisa molekul lainnya diubah menjadi
bilirubin, yang kemudian dieksresikan melalui tinja atau urin.
Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Serviks inkopeten
Ketegangan rahim berlebihan; kehamilan ganda, hidramnion
Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang
Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk
PAP, sepalopelvik disproforsi
Kelainan bawaan dari selaput ketuban
Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
bentuk proteolitik sehingga menyebabkan ketuban pecah.
Patofisiologi
Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah
dengan mengeluarkan air ketuban.
Penatalaksanaan
Sebagai gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tujuan umum dalam Asuhan Perawatan Bayi Baru Lahir adalah untuk :
1. Mempertahankan Pernapasan
o Segera setelah bayi lahir, bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah dari pada
badan agar supaya lendir keluar dari mulut dan mencegah lendir dan kadang
kadang darah dan mekonium masuk kesaluran pernafasan.
o Pengisapan lendir harus dilakukan dengan cepat dan lembut
o Bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit dengan membersihkan
mulut dan hidung dari lendir akan segera timbul pernafasan spontan.
2. Mencegah Infeksi
o Usaha yang paling efektif untuk mencegah infeksi pada bayi baru lahir ialah
mencuci tangan sebelum memegang bayi dan perlengkapan yang digunakan
untuk merawat bayi, mengisolasi bayi yang sakit dan memakai pakaian yang
bersih.
Daftar Pustaka
Dr. Santosa NI, SKM (1990), Perawatan Kebidanan yang Berorientasi Pada Keluarga
(Perawatan II) , Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), Perawatan Bayi Risiko
Tinggi, Jakarta : EGC.
Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Material & Neonatal , : Jakarta : EGC.
Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
http://adf.ly/1487760/banner/http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03/asuhan-
keperawatan-maternitas-pada_5867.html
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartum yaitu bila
pembukan pada prmi kurang dari 3 cm dan pada multi para kurang dari 5 cm (mochtar,1998)
Ketuban pecah dini adalah pecanya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda
persalian (Manjoer.arif,1999)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan dari vagina setelah kehamilan berusia
Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah sppontan dan tidak diikuti tanda-tanda
persalinan (1-10,15), ada teori yang menghitung beberapa jam (9,11,12) atau 6 jam sebelum
inpartum.(manuaba,2001)
Kesimpulan dari beberapa pengertia diatas ketuban pecah diani adalah pecahnya
selaput ketuban sebelum terdapat tanda-tanda proses persalinan berlangsung dan ditunggu
B. ETIOLOGI
Penyebab dari ketuban pecah dini masih belum jelas, maka preventif tidak dapat
C. PATOFISIOLOGI
berikut:
1. Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi sebelum ketuban pecah.
hipermotilitas rahim
3. Infeksi (amniotitis/korioamnionitis)
cervix incompeten
Kadang-kadang agak sulit atau meragukan kita apabila ketuban benar sudah pecah/belum,
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Ultrasonografi (USG) sangat membantu dalam menentukan usia kehamilan, letak atau
persentasi janin, berat janin, letak dan gradasi plasenta serta jumlah air krtuban.
4. Memeriksa adanya cairan yang berisi mekonium, verniks kassceosa, rambut lanugo/
5. Inspekulo: lihat dan oerhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servik
dan permukaan dari persalinan disebut laten.LP: lag period, matin muda umur kehamilan
makin memanjang LP-nya, sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasanya, yaitu
E. PENGARUH PROM
1. Terhadap janin
Walaupun ibu belum enunjukka gejala-gejala infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena
pol ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalitass dan mobilitas perinatal
2. Terhadap janin
Karena jalan sudah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intranatal, apa lagi bila terlalu
sering diperiksa dalam. Selain itu dapat dijumpai infeksi pelerpulatis ( nifass),peritonitis dan
septicemia. Ibu akan merasa lelah Karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi
(Mochtar,1998)
F. MANIFESTASI KLINIS
1. Keluar air krtuban warna keruh. Jernih,kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit
4. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tiadak ada, air ketuban sidah kering
5. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput keruban tidak ada dan air ketuban
sudah kering
G. PENATALAKSANAAN
Menurut Avhadiat 2004 dan saifudin 2002 penatalaksanaan ketuban pecah dini
adalah:
1. Konservatif
c. Pada usia kehamilan <32-34 minggu, pasien dirawat selama air ketuban masih keluar
d. Pada usia kehamilan 32-34 minggu, passion dirawat selama air ketubanmasih keluar
e. Pada usia kehamilan 32-34 minggu dimana air ketuban masih tetap keluar,maka dapat
f. Pada usia kehamilan 32-34 minggu dapat diberikan steroid untuk memacu pematangan
paru janin serta dilakukan pemeriksaan kadar lesiein dan sfingomielin jika memungkinkan.
2. Aktif
a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesaria. Dapat pula
b. Bila tanda-tanda infeksi, berikan antibiotic dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:
1. Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi, jika tidak berhasil
H. KOMPLIKASI
1. Pada Ibu
b. Atonia uteri
d. Infeksi nifas
2. Pada Anak
b. Afiksia
c. Premiaturitas
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
4. Daftar menu
5. Riwayat kebidanan
6. KB
7. Riwayat antenatal
8. Pengkajian fiisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kurang pengetahuan mengenai prosedur b/d kurang informasi atau tidak mengenal
informasi.
2. Ketakutan/ansietas b/d krisis situasi ancaman yang dirasakan pada klien atau janin
3. Nyeri b/d peredaran karakteristik kontraksi yang dirangsang secara kimia, peredaran
karakteristik kontraksi yang dirangsang secara kimia, masalah psikologis
C. FOKUS INTERVENSI
1. Kurang pengetahuan mengenai prosedur b/d kurang informasi atau tidak mengenal
informasi
Intervensi
b. Jelaskan prosedur yang akan dirasakan klien,kontraksi dan DJJ adan dipantau secara
kontinus
Intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Keperawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 1. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita pelaksanaan Rutin Obsteri Ginekologi dan KB. Jakarta :
EGC.
Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta :
EGC.
Wiknjosastro, hanifa. 2005. Ilmu Kebidan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
http://d3keperawatanperintis.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-ketuban-pecah-
dini.html
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1.1. Definisi
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah pecah nya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan di tunggu satu jam belum terjadi inpartu sebagian besar KPD adalah hamil aterm di atas 27
KPD ( Ketuban Pecah Dini ) adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan satu jam atau lebih
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 1500 cc
Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis,
reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air,
sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan
garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui
apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar lecitin
pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-
paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau
pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah
6. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban pecah.
7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat, kira-kira 350-500
cc.
1.1.3. Etiologi
Penyebab ketuban pecah dini (KPD) mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1.1.3.3. Kelainan letak janin dalam rahim, letak sunsang, letang lintang
1.1.3.4. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP,
sepalopelvik disproforsi
1.1.3.6. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam
1.1.4.1. keluar ketuban warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit / banyak
1.1.4.4. pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada , air ketuban sudah kering
1.1.4.5. inspeksikula, tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
1.1.5. Patofisiologi
Kantong amnion yang utuh berfungsi sebagai suatu mekanik terhadap. infeksi tetapi
selain itu cairan amnion mempunyai beberapa sifat bakteri ostatik yang dapat memainkan
peran dalam pencegahan kario amnionitis dan infeksi janin. Membran yang utuh bukan
merupakan sawar mutlak terhadap infeksi karena kolonisasibakteri terjadi 10% pasien dalam
persalinan cukup bulan, dengan membrane yang utuh sampai 25% pasien dalam persalinan
kurang bulan. Janin kurang bulan dengan ketuban pecah dini, resiko infeksi dan sepsis yang
keberadaannya di dalam rahim ahkan dapat menjadi problematik, bagi ibu resikonya bukan
saja terjadi kariomnitis tetapi juga bisa terjadi kegagalan induksi, maka harus dilakukan operasi
section caesaria.
1.1.6. Komplikasi
1.1.6.1. infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
Persalinan preterm atau partus prematur adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20 37 minggu ) atau dengan berat janin kurang
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry
1.1.6.4. USG ( menentukan usia kehamilan , indeks cairan amnion berkurang ) ( Arief
1.1.8. Penatalaksanaan
1.1.8.1. Keperawatan
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka
lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi
kehamilan.
1.1.8.2. Medis
a. Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-
tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
1.2.1. pengkajian
Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan ,
keluar cairan warna putih, keruh, jernih, kuning, hijau / kecoklatan sedikit /
banyak, pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering,
inspeksikula tampak air ketuban mengalir / selaput ketuban tidak ada dan air ketuban
sudahkering
Umur menarchi pertama kali, lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid dan terakhir, perkiraan tanggal partus
1.2.1.4.Riwayat Perkawinan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, hasil laboraturium : USG , darah, urine,
keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi
yang dijalani nya, dimana mendapat pertolongan, apakah penyakit tersebut diderita
genetic seperti panggul sempit, apakah keluarga ada yg menderita penyakit menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah di derita oleh keluarga
a. Pola nutrisi : pada umum nya klien dengan KPD mengalami penurunan nafsu makan,
b. Pola istirahat dan tidur : klien dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang
sehingga pola tidur klien menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan
blass atau tidak atau retensi urine karena rasa takut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,rasa takut BAB karena luka
d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut
wajah
e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi klien dibatasi, karena klien dengan KPD di anjurkan
f. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
a. Pemeriksaan kesadaran klie, BB / TB, tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
b. Head To Toe
Rambut : warna rambut, jenis rambut, bau nya, apakah ada luka lesi / lecet
Mata : sklera nya apakah ihterik / tdk, konjungtiva anemis / tidak, apakah
klien menggunakan alat bantu penglihatan / tidak. Pada umu nya ibu hamil
konjungtiva anemis
Telinga : apakah simetris kiri dan kanan, apakah ada terdapat serumen / tidak,
Hidung : apakah klien bernafas dengan cuping hidung / tidak, apakah terdapat
Mulut dan gigi : bagaimana keadaan mukosa bibir klien, apakah lembab atau
kering, keadaan gigi dan gusi apakah ada peradangan dan pendarahan, apakah
ada karies gigi / tidak, keadaan lidah klien bersih / tidak, apakah keadaan mulut
klien berbau / tidak. Pada ibu hamil pada umum nya berkaries gigi, hal itu
Paru paru
I : warna kulit, apakah pengembangan dada nya simetris kiri dan kanan, apakah
P : apakah ada teraba massa / tidak , apakah ada teraba pembengkakan / tidak,
getaran dinding dada apakah simetris / tidak antara kiri dan kanan
P : bunyi Paru
A : suara nafas
Jantung
I : warna kulit, apakah ada luka lesi / lecet, ictus cordis apakah terlihat / tidak
Midclavikula
P : bunyi jantung
Abdomen
I : keadaan perut, warna nya, apakah ada / tidak luka lesi dan lecet
P : tinggi fundus klien, letak bayi, persentase kepala apakah sudah masuk PAP /
belum
P : bunyi abdomen
Ekstremitas
Atas : warna kulit, apakah ada luka lesi / memar, apakah ada oedema / tidak
Genitalia : apakah ada varises atau tidak, apakah ada oedema / tidak pada daerah
genitalia klien
Intergumen : warna kulit, keadaan kulit, dan turgor kulit baik / tidak
1.2.2.1. resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif, pecah ketuban, kerusakan kulit,
1.2.2.2. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan terjadi nya ketegangan otot rahim
1.2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan atau konfirmasi tentang
penyakit
1.2.2.4. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri, peningkatan HIS
(Dangoes:2000)
1.2.3. Intevensi
kepe kriteri
rawa a
tan hasil
1 Resi Tujua - -
ko n: T Ko
infek - i ndi
si n si
berh j da
ubun a sar
gan u ibu
deng u ,
an l se
pros i a per
edur n n ti
invas f g dia
if, e k bet
peca k o es
h s n ata
ketu i d u
ban, i he
t s mo
keru i i/ rag
saka d f i,
n a a me
kulit, k k ni
penu t mb
runa t o ulk
n e r an
hem r ri pot
oglo j s en
bin, a i sial
pem d k res
ajan i o iko
an y inf
pada p a eks
pato a n i
gen d g ata
a a u
d pe
i a ny
b s em
u e bu
kriteri b ha
a e n
hasil l luk
- u a
m ya
n ng
y bur
a uk.
. Re
C sik
p
a o
e
t kor
n
a ioa
c
t mn
a
w ioni
p
a tis
a
k me
i
t nin
a
u gk
n
p at
e de
t
c ng
e
a an
p
h ber
a
k jala
t
e nn
t ya
w
u wa
a
b ktu
k
a ,
t n se
u . hin
- gg
p K a
a a me
d ji nin
a t gk
e atk
p r an
e h res
m a iko
u d inf
l a eks
i p i
h t ibu
a a da
n n n
d jani
l a n.
u d -
k a Pe
a n ca
g h
t e ket
a j ub
n a an
p l terj
a a adi
i 24j
k n am
o f se
m e bel
p k um
l s pe
i i mb
k ( ed
a m ah
s i an
i s da
a pat
l me
n ny
y eb
a ab
: ka
p n
e am
n nio
i niti
n s
g se
k bel
a um
t int
a erv
n en
s si
u be
h da
u h
, da
n n
a da
d pat
i, me
j ng
u ub
m ah
l pe
a ny
h em
s bu
e ha
l n
d luk
a a.
r -
a Unt
h uk
p me
u nc
ti eg
h ah
, ag
a ar
t tid
a ak
u terj
b adi
a inf
u eks
/ i
b
a
).
ri
n
p
ri
it
ti
m
b
il
2 Gan Tujua - -
ggua n: m ny
n - o eri
rasa ras n da
nya a it pat
man ny o me
: eri r ng
ubun an n ka
3 gan g d n
deng Kriteria a pe
an hasil : nin
terja - t gk
di klie a ata
nya n n n
kete ta d fre
gang mp a ku
an ak v es
otot ten it ni
rahi an a per
m g l naf
- : as
klie T an
n D da
ta , n
mp p na
Ansi ak e di
4 etas ny r -
berh am n unt
ubun an a uk
gan f me
deng a ng
an s ura
kura a ngi
ng Tujua n ras
nya n: , a
peng - n ny
etah k a eri
uan li d ya
5 atau e i ng
konfi n d dir
rmas p a as
i e n ak
tenta n s an
ng g u klie
peny e h n
akit t u -
a - unt
h a uk
u jr me
a a mb
n k eri
k a ka
li n n
e k ke
n li ny
b e am
e n an
rt t an
Gan a e pa
ggua m k da
n b n klie
kebu a i n
tuha h k -
n s r ag
istira e e ar
hat t l klie
tidur e a n
berh l k da
ubun a s pat
gan h a ber
deng d s istir
an i i ah
adan b - at
ya e a
nyeri ri t
, k u -
peni a r me
ngka n p mb
tan i o eri
HIS n s ka
f i n
o s pe
r i ng
m k eta
a li hu
s e an
Intol i n da
eran m - sar
si e b di
aktifit n e ma
as g ri na
b.d. e k klie
kele n a n
mah a n da
an i li pat
fisik p n me
e g mb
n k uat
y u pili
a n ha
k g n
it a -
n n ag
y y ar
a a klie
kriteri n n
a g tid
hasil n ak
: y me
- a ras
k m a
li a jen
e n uh
n d da
ti a n
d n me
a b mp
k a erc
r t ep
e a at
s s pro
a i ses
h p pe
l e ny
a n em
g g bu
i u ha
d n n
e j -
n u ag
g n ar
a g klie
n n
p - me
e ti ng
y n erti
a j de
k a ng
it u an
n p ba
y r ha
a o ya
- s ny
m e a
e s inf
n p eks
u e i
n n da
j y n
u a pe
k k ny
k it akit
a d ny
n a a
p n -
e h me
m a nu
a r nju
h a kka
a p n
m a rea
a n lita
n m s
a a situ
k s asi
a a ya
n d ng
p e da
r p pat
o a me
s n mb
e - ant
s d u
p o klie
e r n
n o ata
y n u
a g ora
k p ng
it e ter
d ri de
a o kat
n d me
p e ner
r i im
o s a
g ti rea
n r lita
o a s
s h da
i a n
s t mu
y lai
a me
n ner
g im
tujuan a a
: d ap
- e a
k ya
u ng
a terj
t adi
k n
e g
b a -
u n ag
t a ar
u k da
h ti pat
a fi me
n t mb
a eri
i s ka
s t n
t e ga
i rj mb
r a ara
a d n
h w sa
a a mp
t l ai
- sej
t b au
i e h
d ri ma
u k na
r a ke
n but
k p uh
l e an
i l tid
e a ur
n y ter
a ga
t n ng
e a gu
r n -
p k de
e e ng
n s an
u e me
h h ng
i a alih
Krit t ka
eria a n
hasi n per
l: m hat
- e ian
n ,
g ma
e ka
n per
a hat
i ian
k
p klie
l
e n
i
n tid
e
y ak
n
a ha
k ny
d
it a
a
n tert
p
y uju
a
a pa
t
- da
j ras
t
e a
i
l ny
d
a eri
u
s se
r
k hin
a gg
d
n a
e
k me
n e mb
g p ant
a a u
n d rel
a aks
t k asi
e li pa
n e da
a n klie
n a n
g p se
a wa
d y ktu
a g tid
n t ur
e -
t rj unt
i a uk
d d me
a i, ng
k b eta
e hui
g ri ap
e k ak
l a ah
i n ke
s k but
a e uh
h s an
- e tid
m ur
p klie
a n
t ter
a pe
n nu
k u hi
l n se
i t per
e u ti
n k bia
b sa
m e ata
e rt u
n a bel
u n um
n y -
j a su
u d as
k a an
k n a
a b ya
n e ng
ri ten
p k an
o a g
l n da
a j pat
a me
t w mb
i a ant
d b u
u a rel
r n aks
y asi
y a se
a n hin
n g gg
g t a
e ny
a r eri
d b ber
e u kur
k k an
u a g
a d da
t a n
n klie
Tujua j n
n: u bis
- j a
aktivit u tid
as r ur
kemb -
ali - ag
sesua ar
i ke
kema but
mpua uh
n an
pasie se
n. l har
Kriteri a i
a k har
hasil: u i
- k klie
pasie a n
n bisa n da
berakt pat
ivitas p ter
sepert e pe
i n nu
biasa. g hi
k se
a per
j ti
i bia
a sa
n ny
t -
e a
r g
h a
a r
d k
a li
p e
g m
a e
n r
g a
g s
u a
a n
n y
k m
e a
b n
u d
t a
u n
h t
a e
n n
t n
i g
d -
u k
r e
- l
n
m d
o a
t p
i a
v t
a m
s e
i n
k e
l b
i a
e b
n k
a n
g l
a a
r m
m n
e y
n a
g p
a r
l o
i s
h e
k s
a p
n e
p y
e e
r m
h b
a u
t h
i a
a n
n k
- li
,,
d
m i
o d
n e
i n
t g
o a
r n
k e
e n
b g
u h
t i
u n
h d
a a
n ri
t e
i g
d i
u a
r t
- a
a
n
c e
i l
p e
t l
a a
k h
a k
n a
s d
u a
a p
s a
a t
n m
a e
n b
y a
a n
m t
a u
n p
- e
Bantu s
pasie p
n e
dalam n
meme y
nuhi e
kebut m
uhan b
sehari u
-hari h
semin a
imal n
mung -
kin. p
- Beri r
posisi o
nyam s
an. e
- s
Anjurk p
an e
meng n
hemat y
energ e
y m
hindar b
i u
kegiat h
an a
yang n
melel
ahkan
Jelask
an
pentin
gnya
mobili
sasi
diri.
1.2.4. Implementasi
tindakan nyata untuk mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci
sehingga dapat diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan
Implementasi ini juga dilakukan oleh si pembuat rencana keperawatan dan di dalam
pelaksanaan keperawatan itu kita harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai manusia
yang unik
1.2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah hasil akhir dari proses keperawatan dilakukan untuk mengetahui
sampai dimana keberhasilan tindakan yang diberikan sehingga dapat menentukan intervensi
TINJAUAN KASUS
2.1. Pengkajian
Nama : Ny.I
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No.MR : 249226
Muchtar Bukittinggi
Penanggung jawab
Nama : Tn.H
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam, klien
mengatakan cairan ketuban yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan tidak
berbau,frekuensi ganti duk klien sebanyak 5x sehari, klien mengatakan perut terasa sakit dari
pinggang sampai ke ari ari,nyeri yang dirasakan klien nyeri sedang dengan skala nyeri
6,klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang dirasakan,frekuensi tidur klien hanya 7 jam
sehari,klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yg lalu ,klien
mengatakan berat badan nya menurun,BB sehat 68 Kg BB sakit 64 Kg,klien sudah 2 hari tidak
ada Buang air besar, klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di
derita nya saat ini, klien tampak meringis dan sering memegang perut nya, porsi makan yang
dihabiskan klien hanya porsi,klien mengatakan selama dirumah sakit klien hanya beraktifitas
di tempat tidur, aktifitas klien di rumah sakit hanya di tempat tidur, DJJ bayi 135 x/i, HB 10,4 gr
Klien sebelum nya tidak pernah mengalami penyakit yang di derita nya sekarang, klien
Keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan, menular dan kejiwaan
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : teratur ( 1x/ bulan )
TP : 25 September 2010
belum ada )
2.1.4.2. BB / TB : 64 kg / 159 cm
N : 88x / i S : 36,2 C
terdapat lesi
terhadap cahaya
pendengaran baik
d. Hidung : bernafas tidak menggunakan cuping hidung,tidak
e. Mulut dan Gigi : mukosa bibir lembab, keadaaan gigi dan gusi tidak ada
g. Paru Paru :
I : warna kulit putih, pengembangan dada simetris ka / ki, tidak ada lesi
pernafasan 24x / i
h. Jantung :
I : warna kulit dada putih,tidak ada lesi atau luka lecet, ictus cordis tidak
terlihat
P : terasa ictus cordis teraba pada ICS5 midclavikula dan batas jantung
J. Abdomen
I : perut terlihat membuncit, kulit bersih, tidak ada luka
lesi
kepala
P : timpany
L. Ekstremitas :
Atas : kulit berwana putih, terdapat luka bekas suntikan, tidak ada oedema
No Aktifit
1 Nutrisi
Makan
-
p
minum
ju
2 Eliminasi
BAB
k
a
BAK
3 Istirahat
tidur
a
t
4 Personal
Hygiene
5 g
aktifitas
Klien tidak memiliki alergi ( baik alergi makanan maupun alergy obat obatan
Klien mengatakan cemas dan tidak mengetahui tentang penyakit yang di alami nya saat ini.
Klien dan suami klien sering bertanya kepada perawat tentang penyakit nya
Suami klien bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan gaji suami nya cukup untuk
2.1.9.
nunjang
c. klien mengatakan perut terasa sakit dari pinggang sampai ke ari ari
f. klien mengatakan nafsu makan berkurang sejak beberapa hari yang lalu
tidur
e. cairan yang keluar dari vagina berwarna jernih dan tidak berbau
l. HB klien 10,4 gr %
n. TTV
N : 88x/i S : 36,2 C
1 DS : Ketuban Resiko
- Pecah Infeksi
kli Dini
en
me
ng
ata
ka
kel
ua
cai
ra
ket
ub
an
da
ri
pe
rva
gin
aa
sej
ak
ma
la
kli
en
me
ng
ata
ka
cai
ra
ket
ub
an
ya
ng
kel
ua
r
pe
rva
gin
aa
be
rw
ar
na
jer
nih
da
tid
ak
be
rb
au
DO :
cai
ra
ket
ub
an
ya
ng
kel
ua
da
ri
va
gin
be
rw
ar
na
jer
nih
da
tid
ak
be
rb
au
-
fre
ku
en
si
ga
nti
du
kli
en
se
ba
ny
ak
5x
dal
am
se
ha
ri
Th
er
api
yg
dib
eri
ka
cef
tria
xn
2x
gr
da
de
xa
me
tas
on
2x
am
2 DS : Ketegan Gangg
me n:
ng nyeri
ata
ka
pe
rut
ter
as
sa
kit
da
ri
pin
gg
an
sa
mp
ai
ke
ari
ari
kli
en
me
ng
ata
ka
sel
am
dir
um
ah
sa
kit
kli
en
be
rak
tifit
as
dit
em
pat
tid
ur
DO :
kli
en
ta
mp
ak
me
rin
gis
da
me
me
ga
ngi
pe
rut
ny
ny
eri
ya
ng
dir
as
ak
an
kli
en
ny
eri
se
da
ng
de
ng
an
sk
ala
ny
eri
akt
ifit
as
kli
en
dir
um
ah
sa
kit
dit
em
pat
tid
ur
3 DS : Kurang Ansieta
- nya s
kli pengeta
en huan
me klien
ng tentang
ata penyakit
ka KPD
ce
ma
s
4 ter Gangg
ha uan
da pola
p istiraha
pe Peningk t : tidur
ny atan
aki HIS
ya
ng
di
de
5 rita
ny
a Gangg
- uan
kli pemen
en Intake uhan
me yang kebutu
ng tidak han
ka
tid
ak
me
ng
eta
hui
ttg
pe
ny
aki
ya
ng
di
ala
mi
ny
DO :
kli
en
ta
mp
ak
ce
ma
s
kli
en
ser
ing
be
rta
ny
ten
tan
pe
ny
aki
ny
DS :
kli
en
me
ng
ata
ka
su
sa
tid
ur
kar
en
ny
eri
ya
ng
dir
as
ak
an
kli
en
me
ng
ata
ka
fre
ku
en
si
tid
ur
ha
ny
a7
ja
dal
am
se
ha
ri
DO :
fre
ku
en
si
tid
ur
kli
en
ha
ny
a7
ja
se
ha
ri
kli
en
ta
mp
ak
le
ma
DS :
kli
en
me
ng
ata
ka
kur
an
naf
su
ma
ka
sej
ak
be
be
ra
pa
ha
ri
ya
ng
lal
u
-
kli
en
me
ng
ata
ka
be
rat
ba
da
ny
me
nu
ru
DO :
po
rsi
ma
ka
na
ya
ng
dih
abi
sk
an
kli
en
po
rsi
BB
se
hat
68
Kg
BB
sa
kit
64
Kg
-
HB
kli
en
10,
gr
2.2.3. Ansietas berhubungan dengan kurang nya pengetahuan klien tentang penyakit KPD
2.2.5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak ade
kuat
2.3. Intervensi
- klien mengatakan - tidak ada keluar lagi - berikan lingkungan yang nyaman
pervaginaan
tidak berbau
DO :
tidak berbau
klien sebanyak 5x
dalam sehari
ari berkurang
tentang penyakit KPD Kriteria hasil - dorong klien untuk istirahat total
- klien mengatakan
tidak mengetahui
tentang penyakit
DO :
- klien tampak
cemas
- klien sering
bertanya tentang
penyakit nya
kepada perawat
Gangguan Pola istirahat - istirahat dan tidur klien - berikan lingkungan yang nyaman seperti
- klien mengatakan
DO :
Gangguan pemenuhan - kebutuhan nutrisi klien - kaji tanda tanda mal nutrisi
kebutuhan nutrisi terpenuhi - auskultasi bising usus, catat ada nya nyeri
intake yang tidak ade - tidak menunjukkan tanda - motivasi klien untuk menghabiskan
kuat tanda mal nutrisi makanan -
yang lalu
- klien mengatakan
menurun
DO :
dihabiskan klien
porsi
BB sehat 68 Kg, BB
sakit 64 Kg
2.4. Implementasi dan Evaluasi
1 amp ( IV )
dapat beristirahat
ASUHAN KEPERAWATAN
KETUBAN PECAH DINI (KPD)
By. Ns. AFIYAH HIDAYATI, S.Kep.
A. FISIOLOGI AMNION
Pada tahap awal amnion hanya berasal dari darah ibu yang berasal dari proses difusi.
Sirkulasi amnion : amnion berasal dari epitel amnion dan cairan tubuh yang dikeluarkan oleh
janin (mis. Urine) kemudian diminum kembali oleh janin masuk dan keluar paru, dialirkan
kedarah dan masuk kembali ke maternal melalui plasenta.
Volume pada hamil aterm yakni sekitar 800-1200 ml. 2 L (hidramnion) ada indikasi kelainan
saluran pencernaan janin atau anomaly kongental.
Warna : bening/jernih agak kebiruan. Warna coklat-kehijauan : hipoksia janin sehingga
menyebabkan relaksasi sfingter ani dan sisa metabolisme yang disebut mekonium. Warna
kekuningan : hipoksia 36 jam atau lebih sebelum ketuban pecah, penyakit hemolisis janin,
infeksi intra uterin.warna kemerahan : abrupsio plasenta (plasenta lepas dini)
Komposisi : albumin, urea, asam urat, kreatinin, lesitin, sfingomielin, bilirubin, fruktosa,
lemak, leukosit
B. DEFINISI
Pecahnya ketuban sebelum persalinan dimulai. 10% terjadi pada waktu atau mendekati
aterm.
KPD adl. Pecahnya ketuban sebelum inpartu, yaitu bila pembukaan serviks <3 cm
Kuning pH 5,0
Hijau-biru pH 6,5
Kelabu-hijau pH 7,0
Aspirasi cairan dari dinding vagina posterior dengan tabung aspirasi steril, tempatkan pada
kaca obyek lihat dibawah mikroskop, ditemukan rambut lanugo janin atau sel skuamosa
janin.
F. PENATALAKSANAAN
1) Konservatif
a. Rawat rumah sakit dengan tirah baring.
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin.
c. Umur kehamilan kurang 37 minggu.
d. Antibiotik profilaksis dengan amoksisilin 3 x 500 mg selama 5 hari.
e. Memberikan tokolitik bila ada kontraksi uterus dan memberikan kortikosteroid untuk
mematangkan fungsi paru janin.
f. Jangan melakukan periksan dalam vagina kecuali ada tanda-tanda persalinan.
g. Melakukan terminasi kehamilan bila ada tanda-tanda infeksi atau gawat janin.
h. Bila dalam 3 x 24 jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus maka lakukan
mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus, lakukan terminasi kehamilan.
2) Aktif
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik dosis tinggi. Bila ditemukan tanda-
tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
a. Induksi atau akselerasi persalinan.
b. Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami kegagalan.
c. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus berat ditemukan.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat terjadi pecah ketuban
Yang harus segera dilakukan:
Pakai pembalut tipe keluar banyak atau handuk yang bersih.
Tenangkan diri Jangan bergerak terlalu banyak pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan
diri,.
Yang tidak boleh dilakukan:
Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi kuman.
Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena air ketuban akan terus
keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya lebih tinggi.
G. KOMPLIKASI
a. Ibu
- infeksi maternal : korioamnionitis (demam >380C, takikardi, leukositosis, nyeri uterus,
cairan vagina berbau busuk atau bernanah, DJJ meningkat), endometritis
a. Janin
- penekanan tali pusat (prolapsus) : gawat janin
- trauma pada waktu lahir
- Premature
Periode antara KPD dengan persalinan disebut periode laten
a. Pada usia hamil dini biasanya periode laten memanjang
b. Aterm : 90% periode laten 24 jam
c. 28-34 minggu : 50% inpartu dalam 24 jam, 80-90% inpartu dalam satu minggu
d. 15.000/iu
5. Berikan kompres dingin bila diperlukan
6. Berikan antibiotic sesuai program
d. Resti gawat janin b.d partus tak maju
1. Kaji posisi janin
2. Monitor DJJ
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui kemajuan persalinan, pembukaan servik
4. Kolaborasi dengan dokter bila diperlukan tindakan operatif
5. Kolaborasi dengan dokter anak bila diperlukan resusitasi setelah persalinan
e. Resti infeksi intrapartal b.d septicemia
1. Kaji keadaan ibu selama persalinan
2. Monitir TTV, apakah ada demam
3. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan invasive infuse 30 tpm
4. Berikan antibiotic dan antiseptic sesuai program
f. Intoleransi aktivitas b.d premeturus iminen
1. Anjurkan bedrest selama ketuban masih keluar
2. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
3. Anjurkan untuk mengurangi aktifitas sampai kehamilan aterm
g. Resti terjadi komplikasi IUFD b.d ketuban kering
1. Kaji apakah air ketuban kering
2. Kaji umur kehamilan pasien
3. Monitor DJJ dan gerakan janin
4. Kolaborasi untuk pemeriksaan USG
DAFTAR PUSTAKA
James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa TMA Chalik.
Jakarta: Widya Medika, 2002.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. Buku ajar keperawatan maternitas. Alih bahasa: Maria A.
Wijayarini, Peter I. Anugerah. Jakarta: EGC. 2004
BAB I
PENDAHULUAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan suatu
masalah yang harus mendapatkan penanganan yang sesuai dengan prosedur agar tidak
terjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Penanganan segera pada ketuban pecah dini yaitu
dengan pemberian antibiotik dan segera lakukan induksi persalinan jika umur kehamilan
sudah aterm tapi jika belum aterm (prematur) pertahankan. Asuhan ini dilaksanakan dengan
tujuan agar janin dan ibu bisa menjalani proses persalinan dengan normal dan tanpa adanya
komplikasi. Pada proses persalinan ini membutuhkan asuhan yang optimal dan dukungan
dari semua pihak khususnya keluarga dan penolong yang terampil agar proses persalinan
berjalan dengan lancar, bayi dan ibu sehat sehingga dapat menurunkan adanya morbiditas
dan mortalitas ibu dan bayi.
1.2 Tujuan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada GI P1001 Ab000 UK 36-37 minggu Aterm,
tunggal, hidup, intrauterin dengan ketuban pecah dini diharapkan mahasiswa dapat
menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif
1.2.2 Tujuan Khusus
e. Melakukan intervensi
f. Melakukan implementasi
g. Melakukan evaluasi
1 Observasi
2 Wawancara
3. Praktek
4. Studi dokumentasi
Mempelajari dan membaca status klien, catatan medis dan catatan perawatan.
BAB I Pendahuluan
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
Daftar Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketuban Pecah Dini (KPD) / PRM (Pemature Rupture of The Membrane)
2.1.1 Definisi
1. Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan
tunggu satu jam sebelum terjadi inpartu.
(Manuaba, 2001).
2. Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda tanda persalinan.
(Hanifa, 1999).
3. Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum
inpartu/selaput ketuban pecah 1 jam kemudian tidak diikuti tanda tanda awal persalinan
(tanpa melihat umur kehamilan).
4. Ketuban Pecah Dini dan belum inpartu : (PRM : Premature Rupture of The Membrane)
ketuban pecah pada pembukaan cervik fase laten dan belum ada tanda tanda inpartu.
5. Ketuban Pecah Dini dan telah inpartu : (ERM : Early Rupture of The Membrane) ketuban
pada pembukaan cervik fase laten dan telah ada tanda tanda inpartu.
1. Penyebab dari PROM masih belum jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali
dalam usaha menekan adanya infeksi.
2. Tetapi beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri atau sekresi maternal yang
menyebabkan iritasi dapat menghancurkan selaput ketuban.
4. Incompetensi cervik.
(Merry H.).
2.1.4 Patofisiologi
2. Infeksi intra amnion bisa terjadi langsung pada ruang amnion, atau dengan penjalaran infeksi
melalui dinding uterus, selaput janin, kemudian ruang intra amnion.
3. Mungkin juga jika ibu mengalami infeksi sistemik, infeksi intra uterin menjalar melalui
placenta (Sirkulasi Fetomaternal).
Kuman yang sering ditemukan : Streptococcus, Stapylococcus (gram positif), E. coli (gram
negatif), Bacteroides, Peptococcus (anaerob).
1. Anamnesis
a. Kapan keluarnya cairan
b. Warna
c. Bau
d. Adanya pertikel partikel di dalam cairan
2. Infeksi
3. Inspekulo
Bila fundus ditekan atau bagian terendah digoyangkan keluar dari OVE dan terkumpul di
forniks posterior.
4. Pemeriksaan dalam
5. Pemeriksaan penunjang
Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi basa lakmus berubah menjadi biru berarti air
ketuban. Dengan kertas lakmus menunjukkan reaksi asam kertas lakmus berubah menjadi
biru berarti air kencing.
Kuning : pH 5,0
Cairan tampak di
introitus
Perdarahan
pervaginam sedikit
Disuria
Pembukaan dan
pendataran cervik
1. Test lakmus (Test netrazin) jika kertas lakmus warna merah berubah menjadi biru
menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan
test yang positif palsu.
2. Test pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan biarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
(Syaifudin: 2002).
2.1.8 Prognosis
1. Kekurangan cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 2 minggu.
2. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.
3. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37
minggu mapun kehamilan aterm.
(Syaifudin: 2002).
Dry labor
Ibu akan lebih cepat capek karena harus tidur terus maka kemungkinan akan terjadi partus
lama, suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah tanda tanda infeksi.
2.1.9 Komplikasi
(Manuaba: 2001).
1. Pada bayi :
Asfiksia
Prematuritas
2. Pada ibu :
Atonia uteri
Infeksi nifas
Amniosintesis
2.1.11 Penatalaksanaan
Meliputi :
Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila meningkat > 37,6oC segera terminasi.
Bila suhu rectal tidak meningkat, ditunggu 12 jam. Bila ada tanda tanda inpartu dilakukan
terminasi.
Diberikan antibiotika inj. Ampicillin 1 gr/6 jam IV, test dulu selama 2 hari dilanjutkan
amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
Diberikan kortikosteroid untuk merangsang matrusi paru yaitu inj. Dexsametason 10 mg IV, 2x
selama 24 jam atau inj. Betametason 12 mg IV selama 24 jam.
Observasi 2x24 jam, bila belum inpartu segera terminasi.
Observasi suhu rectal tiap 3 jam, bila ada kecenderungan meningkat > 37,6oC segera
terminasi.
Pemberian antibiotic inj. Ampicillin 1 gr/16 jam IV test dulu selama 2 hari dilanjutkan
amoxicillin 3x500 mg/hari per os selama 3 hari.
Bila 2x24 jam, air ketuban masih tetap keluar, segera terminasi.
a. Segera kembali ke RS bila ada tanda tanda demam atau keluar air ketuban lagi.
Partus spontan
Vakum ekstrasi
Forcep ekstrasi
2.1.12 Penanganan
Konservatif
1. Rawat di RS
2. Berikan antibiotika (ampicillin 4x500 mg atau eritromicin bila tak tahan ampicillin) dan
metronidasol 2x500 mg selama 7 hari.
3. Jika umur kehamilan < 32 34 minggu diawal selama air ketuban masih keluar, atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi.
4. Jika UK 32 37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, test busa negative beri
dexametason, observasi tanda tanda infeksi dan kesejahteraan janin, terminasi pada
kehamilan 37 minggu.
5. Jika UK 32 37 minggu, sudah inpartu tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol),
dexametason, dari induksi setelah 24 jam.
7. Nilai tanda tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda tanda infeksi intra uterin).
8. Pada UK 32 34 minggu, berikan steroid untuk memicu kematangan paru janin kalau
memungkinkan periksa kadar lisetin dan spingomielin tiap minggu, dosis betametason 12
minggu sehati tunggal selama 2 hari, dexametason 1 mg, 5 minggu setiap 6 jam sebanyak 6
kali.
Tanggal :
Jam :
Tempat :
A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur
Agama
Suku/Bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
2. Keluhan utama
Ibu hamil anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan dan mengeluh mengeluarkan cairan
sejak tanggal ...... jam........ disertai kenceng-kenceng yang lama.
KPD biasanya terjadi pada klien yang mempunyai penyakit radang panggul dan PMS
4. Riwayat Kesehatan keluarga
5. Riwayat Haid
Berhubungan dengan kehamilan yang terdapat infeksi, kelainan letak, kehamilan ganda,
hidramnion, kemungkinan kesempatan panggul, PMS dan PRP.
- Pola istirahat : Klien tidak boleh jalan-jalan dan harus bed rest total.
- Pola nutrisi : asupan cairan dan kalori yang lebih banyak untuk mencegah dehidrasi.
- Pola eliminasi : -
- Rekreasi : -
- Pola sexual : multi partner dan terlalu sering melakukan hubungan seksual.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- RR : Normal 16 24 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Muka : normal
Mata : normal
Hidung : normal
Mulut : normal
Telinga : normal
Leher : normal
Ekstremitas : normal
o Palpasi
Payudara : normal
Leopold III : Untuk mengetahui letak janin dan yang terdapat di bagian bawah dan sudah masuk apa belum
Leopold IV : Bagian bawah sudah masuk PAP/belum, jika sudah seberapa jauh
o Auskultasi
Dada : normal
o Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
VT < 3cm pada primi dan < cm pada multi, ketuban (-) kering. Dengan inspekulo untuk
mengambil cairan ketuban untuk dites dengan kertas lakmu sehingga menghasilkan warna
biru.
Dx : G..... P..... Ab ..... UK..... minggu tunggal, hidup, intrauteri, letkep, inpartu kala I fase laten
dengan ketuban pecah dini.
TP : .....
Leopold III : bagian terendah janin kepala/bokong dan sudah masuk PAP atau masih dapat digoyang
Leopold IV : Apa yang terletak di bagian bawah dan seberapa jauh masuknya
2.1.5 Intervensi
Diagnosa : G....... P....... Ab ..... UK ..... minggu Inpartu kala I fase laten dengan ketuban pecah dini.
- partus spontan
Intervensi :
3. Lakukan pemeriksaan
6. Observasi CHPB
2.1.6 Implementasi
2.1.7 Evaluasi
TINJAUAN KASUS
1. Biodata
ma Ibu : Ny S
mur : 21tahun
ama : Islam
ndidikan : SMP
kerjaan : -
amat : Purwoasri
ma Suami : Tn K
mur : 25 tahun
ama : Islam
ndidikan : SMA
kerjaan : Swasta
amat : Purwoasri
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan, mengeluarkan cairan dari kemaluannya sejak tanggal 03-09-
2008 jam 10.00 WIB.dan disertai kenceng-kenceng tapi tidak terlalu sering.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun menahun dan menular yang
dapat mempengaruhi persalinannya. Seperti DM, jantung, hipertensi, malaria dan ibu tidak
pernah MRS sebelumnya.
2. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1x
Lamanya : 1 tahun
Suami : 24 tahun
3. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Ibu mengatakan ini hamil pertama dan tidak pernah keguguran sebelumnya
Ibu hamil anak pertama, selama kehamilan ada keluhan keputihan yang berlebihan dan
sudah diobati. Periksa rutin tiap bulan di BPS. Pada UK 8 bulan, ibu periksa tiap 1 minggu
sekali. Selama kehamilan ibu mendapat imunisasi TT 2x, ibu mengkonsumsi vitamin dan
tablet Fe.
a. Pola Nutrisi
Selama hamil : - Ibu makan 3x /hari, porsi 1 piring nasi, lauk pauk dan sayuran.
- Minum + 8 gelas /hari.
- Minum + 2 gelas.
b. Pola Eliminasi
- BAB : -
c. Pola Aktivitas
Selama hamil : Ibu bekerja di pabrik setiap pagi dan sudah 1 minggu ibu cuti dari pekerjaannya
Di Polindes : Ibu hanya berbaring karena kenceng-kenceng.pada perutnya semakin kenceng semakin sakit
d. Pola Istirahat
a. Data Psikologis
Ibu mengatakan kenceng-kenceng yang sering dan ibu sangat menginginkan kelahiran
bayinya.
b. Sosial
Ibu mengatakan masih melakukan adat jawa yaitu melakukan upacara 3 bulan dan 7 bulanan
saat kehamilan
d. Spiritual
1. Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,3 oC
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada dan Payudara : simetris, putting susu menonjol, bersih, hiperpigmentasi areola mammae, colostrum (-).
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, perut membesar (hamil), ada striae gravidarium.
Ekstremitas : tidak ada oedema dan tidak ada varises pada ekstremitas atas dan bawah.
b. Palpasi
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.
n :
Leopold I : TFU 3 jari b Px (33 cm), pada fundus teraba lunak kurang melentins (bokong)
Leopold II : Teraba panjang keras, seperti papan pada bagian kiri perut ibu
HIS : 10=3x35
c. Auskultasi
DJJ (+) : 12-11-12 (140 x/menit).
d. Perkusi
3. Pemeriksaan Penunjang
5. Genitalia : VT
2. Pembukaan : 2 cm
4. Ketuban : (-)
7. Hodge : II
c. Auskultasi
d. Perkusi
Reflek patella
- Kesadaran : composmentis
- Nadi : 84 x/menit
- Respirasi : 24 x/menit
- Suhu : 36C
- HPHT : 10-12-07
- TP : 17-09-08
- Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari b Px (33 cm), pada fundus teraba lunak kurang melentins (bokong)
Leopold II : Teraba panjang keras, seperti papan pada bagian kiri perut ibu
His : 10=3x35
2. Pembukaan : 3 cm
7. Hodge : II
Pada bayi
Potensi asfiksia
Pada Ibu
Partus lama
Infeksi
3.5 Intervensi
Dx : GI P0000 Ab000 UK : 38 minggu, tunggal, hidup, Intrauteri inpartu kala1 fase latendengan KPD
Tujuan : Partus spontan pervaginam, ibu dan bayi selamat dan sehat
Kriteria Hasil : - Partus spontan
Intervensi :
3. Pasang Infus
R/ Parameter yang menggambarkan kesejahteraan ibu dan bayi, serta parameter pendeteksi
dini adanya komplikasi
5. Observasi CHPB
3.5 Implementasi
Tanggal : 03-09-08
1. Melakukan inform concent pada ibu dengan memberikan informasi pada ibu agar ibu tidak
dari tempat tidur dan menjelaskan jika habis bangun dari tempat tidur maka cairan ketuban
akan terus keluar dan habis, dan berakibat jalan lahirnya akan kering, sehingga akan
menyebabkan partus lama. Jadi ibu diminta untuk Bed Res
2. Memasang Infuse pada ibu untuk menghindari dehidrasi agar tenaga ibu tidak hilang dan ibu
tidak lemas
3. Kolaborasi dengan dokter dokter spesialis obstetric dan ginekologi pemberian terapi terapi
drip oksitosin 0,5 CC di berikan 4 tetes/15 menit.
T J TTV CHPB
G A
T N S R D H V B
L M
D A U R JJ IS T
D H
I U
0 1 1 8 3 2 1 1 V
3 3 1 4 6 4 3 0 ul
/ . 0 x x 6 = v
0 3 / / C / x 3 a
9 0 6 m m / x v
/ 0 n n m 3 a
0 t t n 5 gi
8 t n
Bl
sl
3
c
ff
gi
a
h
al
a,
gi
ul
d
g
II
1 1 1
4 3 0
. 6 =
0 x 3
0 / x
m 3
n 5
1 1 1
4 3 0
. 6 =
3 x 3
0 / x
m 3
n 5
1 1 1
5 2 0
. 4 =
0 x 3
0 / x
m 3
n 5
1 1 8 3 2 1 1
5 1 4 6 4 3 0
. 0 x x 6 =
3 / / C / x 3
0 6 m m / x
0 n n m 3
t t n 5
1 1 1
6 3 0
. 6 =
0 x 4
0 / x
m 4
n 5
1 1 1
6 3 0
. 6 =
3 x 4
0 / x
m 4
n 5
1 1 1
7 3 0
. 6 =
0 x 4
0 / x
m 4
n 5
ul
1
1 v
3
1 0 a
6
7 = v
x
. 4 a
/
3 x gi
m
0 4 n
n
5 a
t
:
Bl
o
sl
le
p,
ff
O
,
gi
al
a,
gi
t
e
ul
4. Memberi tahu ibu untuk makan dan minum agar tenaga ibu tetap kuat untuk persiapan
meneran saat persalinan
5. Menganjurkan pada ibu untuk BAB/BAK agar kandung kemih tidak menghalangi jalan lahir
dan kepala segera turun
Kateter nelaton.
Gunting episiotomi.
Klem kocher.
Kasa.
Kain bersih dan handuk untuk mengeringkan bayi dan menyelimuti bayi.
b. Heating set
Nalfooder.
Pinset.
Jarum jahit.
c. Bahan-bahan
Patograf.
Thermometer.
Metelin.
Fun andoskop.
Jam.
Stetoskop.
Tensimeter.
Larutan DTT.
Celemek.
Kantong plastik.
Evaluasi
Tanggal : 03-09-08
S : Ibu mengerti dengan yang diberikan dan ibu setuju dengan tindakan yang akan dilakukan.
- Ibu Bedrest
- Intake cairan :
TTV CHPB
T J
g a T N S R D HI V B
l m R J S T
0 1 1 8 3 2 1 1 V
3 7 1 4 6 4 3 0 ul
- . 0 6 = va
0 3 / C 4 va
9 0 6 x gi
- 0 4 n
0 5 a
8 :
Bl
sl
3
c
Ef
et
O,
gi
te
re
e
p
al
a,
gi
te
rd
ul
IV
- BAB/BAK : 1 kali
- Alat-alat dan obat untuk partus telah siap
BAB 4
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari study kasus yang membahas kesenjangan dan
persamaan yang telah ditemukan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori. Untuk
memudahkan dalam penyusunan, dalam bab pembahasan maka penulis mengelompokkan
permasalahan sesuai dengan langkah-langkah menejemen kebidanan (manajemen Farney)
yang meliputi pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Pada pengkajian data baik pada tinjauan teori maupun pada tinjauan kasus tidak ditemukan
kesenjangan saat melakukan pengkajian data penulis tidak mengalami hambatan karena
klien dapat diajak kerja sama sehingga wawancara dapat berjalan baik dan lancar dengan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Menurut tinjauan teori ditemukan diagnosa G.PAb UK 36-37 minggu, aterm/ tunggal /
hidup / intrauterin, inpartu kala ... fase ..dengan KPD sehingga tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan tinjauan kasus masalah pada tinjauan kasus sama seperti tinjauan teori.
Masalah potensial pada tinjauan kasus sama pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi
kesenjangan
Identifikasi kebutuhan segera yang temukan pada tinjauan kasus sama dengan yang ada di
tinjauan teori, sehingga tidak terjadi kesenjangan.
e. Intervensi.
Seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tinjauan kasus telah tercantum
dalam penanganan pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi kesenjangan.
f. Implementasi.
Tahap pelaksanaan pada tinjauan teori tidak dijelaskan namun pada tinjauan kasus penulis
menguraikan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan dan dokumentasi penulis dalam
melaksanakan asuhan kebidanan.
g. Evaluasi.
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan tujuan dari
kriteria hasil yang ditetapkan dalam bentuk SOAP; hal ini sesuai dengan landasan teori dalam
manajemen farney yang terbaru (sumber : Pelatihan Manajemen Kebidanan Depkes RI
Tahun 2006).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.
2. Ketuban pecah dini merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan penanganan yang
sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
- Pada kehamilan > 36 minggu, bila ada his pimpin meneran dan bila tiadak ada his dilakukan
induksi persalinan.
5.2 Saran
Umum
Diharapkan bagi setiap wanita yang siap hamil maupun sedang hamil harus memeriksakan
kehamilannya agar dapat dikoreksi segala keadaan yang berpotensi meningkatkan resiko
kehamilan dengan KPD dan PEB.
Petugas kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur
yang benar dan tepat serta cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida bagus gde. 1998. Penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan
bidan. Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul bari. 2002. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : YBP-SP
Sarwono. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta : YBP-SP
Diposkan oleh DIII Keperawatan Perintis di 13:09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook