Makalah Geografi Industri
Makalah Geografi Industri
ORIENTASI INDUSTRI
OLEH KELOMPOK 6 :
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanawataala karena dengan rahmat,
nikmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Geografi Industri yang berjudul
Orientasi Industri ini dengan sebatas kemampuan pengetahuan yang dimiliki.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan kepada
para pembaca dan masyarakat sekitar. Penulis juga menyadari sepunuhnya bahwa di dalam
makalah ini masih ada terdapat kekurangan.Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, demi perbaikan di masa mendatang, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh para pembaca. Dan makalah yang kami buat ini
bisa bermanfaat bagi para pembaca dan kami sendiri. Sebelumnya mohon maaf jika ada kalimat
yang kurang berkenan. Kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI..
BAB I PENDAHULUAN......
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Alfred Weber mengemukakan teori yang disebut teori teori lokasi yang intinya bahwa
menentukan lokasi industry harus di tempat yang resiko biaya transportasi paling minimal.
Ongkos transportasi tergantung pada bobot barang dan jarak yang ditempuh.
Asumsinya:
1. Penentuan lokasi industri ditempatkan pada lokasi yang paling rendah biaya
transportasinya.
2. Bila bahan mentah mengalami susut (indeks material > 1) maka ditempatkan pada lokasi
bahan mentah.
3. Bila bahan mentah tidak mengalami susut (indeks material < 1) maka ditempatkan pada
lokasi pemasaran.
4. Bila indeks material = 1 maka ditempatkan dimana saja.
Berbagai masalah pokok yang sedang dihadapi oleh sektor industri di Indonesia yaitu:
1. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa bahan baku, bahan
penolong, barang setengah jadi dan komponen.
2. Keterkaitan antara sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya relatif masih lemah.
3. Struktur industri hanya didominasi oleh beberapa cabang industri yang tahapan
proses industrinya pendek.
4. Ekspor produk industri didominasi oleh hanya beberapa cabang industri, dan kegiatan
sektor industri lebih banyak terpusat di Pulau Jawa.
5. Masih lemahnya peranan kelompok industri kecil dan menengah (IKM) dalam sektor
perekonomian.
2.2.3 Arah Kebijakan Pembangunan Industri
Kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur diarahkan untuk menjawab
tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu mengantisipasi perubahan lingkungan yang
cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara, sehingga
fokus dari strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri
manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional.
Untuk membangun daya saing yang berkelanjutan tersebut dengan upaya pemanfaatan
seluruh potensi sumber daya yang dimiliki bangsa serta kemampuan untuk memanfaatkan
peluang-peluang yang ada di luar maupun di dalam negeri harus dilakukan secara optimal.
Esensi daya saing yang berkelanjutan tersebut terletak pada upaya menggerakkan dan
mengorganisasikan seluruh potensi sumber daya produktif untuk menghasilkan produk
innovative yang lebih murah, lebih baik, lebih mudah di dapat dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan permintaan pasar.
Strategi pembangunan industri manufaktur ke depan dengan mengadaptasi pemikiran-
pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, yaitu pengembangan industri melalui pendekatan
klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Dalam jangka
menengah, peningkatan daya saing industri dilakukan dengan membangun dan mengembangkan
klaster-klaster industri prioritas sedangkan dalam jangka panjang lebih dititikberatkan pada
pengintegrasian pendekatan klaster dengan upaya untuk mengelola permintaan (management
demand) dan membangun kompetensi inti pada setiap klaster.
Strategi pengembangan industri di masa depan menggunakan strategi pokok dan strategi
operasional. Strategi pokok, meliputi :
1. Memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai pada klaster dari industri yang
bersangkutan
2. Meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai nilai
3. Meningkatkan sumber daya yang digunakan industri
4. Menumbuh-kembangkan Industri Kecil dan Menengah
Sedangkan untuk strategi operasional terdiri dari:
1. Menumbuh-kembangkan lingkungan bisnis yang nyaman dan kondusif
2. Penetapan prioritas industri dan penyebarannya,
3. Pengembangan industri dilakukan dengan pendekatan klaster,
4. Pengembangan kemampuan inovasi teknologi.
Strategi pengembangan industri Indonesia ke depan, mengadaptasi pemikiran terbaru
yang berkembang saat ini, yang berhubungan dengan era globalisasi dan perkembangan
teknologi abad 21, yaitu pendekatan pengembangan industri melalui konsep klaster dalam
konteks membangun daya saing industri yang berkelanjutan. Pada dasarnya klaster industri
adalah upaya pengelompokan industri inti yang saling berhubungan, baik dengan industri
pendukung (supporting industries), industri terkait (related industries), jasa penunjang,
infrastruktur ekonomi, dan lembaga terkait.
Untuk menentukan industri yang prospektif, dilakukan pengukuran daya saing, baik dari
sisi penawaran maupun sisi permintaan, untuk melihat kemampuannya bersaing di dalam negeri
maupun di luar negeri. Konsep daya saing internasional, merupakan kata kunci dalam
pembangunan sektor industri, oleh karenanya selain sinergi sektoral, sinergi dengan seluruh
pelaku usaha, serta seluruh daerah yaitu kabupaten-kabupaten/kota merupakan hal yang sangat
penting.
Untuk itu dengan dukungan aspek kelembagaan yang mengatur tugas dan fungsi
pembangunan dan dukungan terhadap sektor industri baik secara sektoral maupun antara pusat
dan daerah secara nasional akan menentukan sukses atau gagalnya pembangunan sektor industri
yang di cita-citakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam menentukan lokasi industri ada beberapa orientasi industri diantaranya adalah:
Berorientasi pada bahan baku (mentah), Berorientasi pada tenaga kerja, Berorientasi pada
produktifitas, Berorientasi pada lokasi, Berorientasi pada bahan mentah, Berorientasi proses
produksi, Berorientsi pada sumber modal, Berorientasi produk yang dihasilkan, Berorientasi
pada subjek pengelola, Berorientasi ketetapan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab tantangan
globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan perubahan lingkungan
yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara,
sehingga fokus strategi pembangunan industri pada masa depan adalah membangun daya saing
sektor industri yang berkelanjutan di pasar domestik.
Dalam situasi yang seperti itu, maka untuk mempercepat proses industrialisasi, menjawab
tantangan dari dampak negatif gerakan globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia, serta
mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, pembangunan industri nasional
memerlukan arahan dan kebijakan yang jelas. Kebijakan yang mampu menjawab pertanyaan,
kemana dan seperti apa bangun industri Indonesia dalam jangka menengah, maupun jangka
panjang.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan yang tidak
lain adalah dari keterbatasan penulis. Untuk itu,penulis berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menjadi masukan yang berharga
bagi penulis.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
pengetahuan pembaca agar menjadi seseorang yang sangat mengahargai ilmu apapun.
DAFTAR PUSTAKA
ALEX. (2009, agustus 23). blogspot. Retrieved oktober 20, 2015, from link geografi:
id.wikipedia.org/wiki/Geografi
ayu, n. (2014, oktober 22). blogspot. Retrieved oktober 20, 2015, from matakristal:
http://matakristal.com/pengertian-industri-orientasi-industri-dan-faktor-lokasi-industri/
pratama, p. (2014, januari 13). blogspot. Retrieved oktober 20, 2015, from printerdw:
http://pinterdw.blogspot.com/2014/01/orientasi-industri.html