Skizoafektif
Skizoafektif
PENDAHULUAN
Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan
adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Studi
populasi umum tidak ada yang menunjukkan insidens dari penyakit skizoafektif ini,
pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22% gangguan
bipolar. Dengan kata lain, depresi adalah komorbid tertinggi dari skizofrenia.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
maupun gangguan afektif. Terdari dari 2 yakni skizofrenia dan gangguan afektif.
hubungan pribadi dan gejala terus berlanjut selama paling tidak 6 bulan.
tipe depresif. Bila gejala skizofrenik dan gangguan perasaan manik menonjol
pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipe
manik. Pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala skizofrenik dan gangguan
2
B. Etiologi
Penyebab gangguan skizoafektif hingga sekarang tidak diketahui
berubah begitu banyak dari waktu ke waktu. Dugaan saat ini bahwa penyebab
gangguan skizoafektif mungkin mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu
teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif juga mencakup kausa genetik dan
lingkungan.2
Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat
suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe gangguan mood. (2) Gangguan skizoafektif
(3) Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan
dalam rentang 0,5-0,8%.2 Gangguan skizoaafektif lebih sering terjadi pada orang
rendah pada pria dibandingkan dengan wanita terutama yang sudah menikah.
pada pria.3
3
D. Patofisiologi
suatu patologi yang terpisah dari skizofrenia dan gangguan mood atau merupakan
gabungan dari keduanya yang terjadi secara bersamaan. Jika merujuk pada
structural yang terlibat dalam gangguan ini. Secara sederhana disimpulkan bahwa
positif.2
aktivitas glutamate di beberapa regio otak pada pasien skizofrenia, kelainan pada
yang menurun.2
4
Gambar 2. Area yang terlibat pada gangguan afek dan mood(2)
5
E. Tanda dan Gejala
6
yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. Bila
gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama,
jiwa (PPDGJ-III): Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas
(dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang
jelas):4
bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought
broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang
dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
7
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein
di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas
disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
atau neologisme.
dan stupor.
8
h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang
jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
(prodromal). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam
mutu keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku pribadi (personal
berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan
F. Diagnosis
bahwa pasien telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat
untuk fase aktif dari skizofrenia. Disamping itu, pasien harus memiliki waham
atau halusinasi selama sekurangnya dua minggu tanpa adanya gejala gangguan
9
mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga harus ditemukan untuk
sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. Pada intinya, kriteria dituliskan
Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran
dengan
Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat
Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau
suatu manik
10
DSM-IV juga membantu klinisi untuk menentukan apakah pasien
depresif. Seorang pasien diklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang
ada adalah dari tipe manik atau suatu episode campuran dan episode depresif
karena cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja.
atau membentuk sebagian penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana
gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yang sesuai
dalam F20-F29. Waham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan
gangguan skizoafektif.1
11
atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode
penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode
atau depresif.
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia
campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua
G. Diagnosis Banding
mood. Di dalam praktik klinis, psikosis pada saat datang mungkin mengganggu
deteksi gejala gangguan mood pada masa tersebut atau masa lalu. Dengan
demikian, klinisi boleh menunda diagnosis psikiatrik akhir sampai gejala psikosis
12
H. Perjalanan Penyakit dan Prognosis
prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan
gangguan skizoafektif memiliki prognosis yang jauh lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien
dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien
yang mengikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang
ditunjuk dan yang menilai fungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan
gangguan bipolar I dan bahwa pasien dengan premorbid yang buruk; onset yang
gejala defisit atau gejala negatif; onset yang awal; perjalanan yang tidak
mengalami remisi; dan riwayat keluarga adanya skizofrenia. Lawan dari masing-
masing karakeristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya atau
tidak adanya gejala urutan pertama dari Schneider tampaknya tidak meramalkan
perjalanan penyakit.7
jenis kelamin pada hasil akhir gangguan skizoafektif, beberapa data menyatakan
bahwa perilaku bunuh diri mungkin lebih sering pada wanita dengan gangguan
13
skizoafektif daripada laki-laki dengan gangguan tersebut. Insidensi bunuh diri di
I. Tatalaksana
Modalitas terapi yang utama dan sering dilakukan untuk gangguan
atau suatu kombinasi obat-obat tersebut jika satu obat saja tidak efektif. Satu studi
karbamazepin pada skizoafektif tipe depresif tetapi untuk tipe bipolar kedua obat
tersebut memiliki hasil yang sama. Pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe
dengan obat mood stabilizer atau pengobatan dengan antipsikotik saja. Pada tipe
14
ini sebaiknya diobati secara agresif dengan pemberian dosis mood stabilizer
sampai rentang rendah sampai sedang untuk menghindari efek samping dan efek
potensial kepada sistem organ seperti tiroid dfan ginjal dan memudahkan
tentunya perlu ada penapisan yang harus dilakukan seperti penilain fungsi tiroid,
cepat dari depresi menjadi mania dengan antidepresan. Lini pertama yang sering
digunakan adalah inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) dan sertralin. Untuk
obat sudah dikonsumsi tetapi gejala sulit dikendalikan maka seperti yang telah
15
Gambar 3. Obat psikotik(4)
16
Gambar 4. Obat antidepresan (5)
Pengobatan yang diberikan juga tidak hanya mengacu kepada obat
dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang psikiatri sulit memutuskan diagnosis
penjelasan kepada pasien. Pengobatan yang konsisten penting untuk hasil terbaik,
psikoedukasi pada penderita dan keluarga, serta menggunakan obat long acting
17
Daftar Pustaka
18