Pengertian Perkembangan
Dalam kehidupan anak terdapat dua proses yang berjalan secara kontinyu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan pada
dasarnya merupakan perubahan, yakni perubahan menuju ke tahap yang lebih
tinggi.
Thonthowi (Desmita, 2008:5) mengartikan pertumbuhan sebagai
perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari
adanya perbanyakan sel-sel. Sedangkan menurut Chaplin (Desmita, 2008:5),
pertumbuhan adalah pertambahan atau kenaikan dalam ukuran bagian-bagian
tubuh sebagai suatu keseluruhan.
Senada dengan definisi tersebut, Sunarto dan Hartono (2006:35)
menjelaskan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Lebih jauh dijelaskan
pula bahwa pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa istilah
pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-
perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan
struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, jantung, dan
sebagainya. Dengan demikian, tidak tepat apabila dikatakan pertumbuhan
kecerdasan, pertumbuhan moral, pertumbuhan karier, dan lain-lain, sebab
aspek-aspek tersebut merupakan perubahan fungsi-fungsi rohaniah dan
jasmaniah.
Adapun penjelasan yang lebih rinci tentang perubahan yang dimaksud
sebagai perkembangan, disebutkan dalam Budiamin, dkk. (2009:2-3) yaitu: (1)
perubahan yang berakar pada unsur biologis; (2) mencakup perubahan struktur
maupun fungsi; (3) bersifat terpola, teratur, terorganisasi, dan dapat diprediksi;
(4) meskipun bersifat terpola, perkembangan juga bisa bersifat unik bagi setiap
individu; (5) terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama; dan
(6) berlangsung sepanjang hayat mulai dari masa konsepsi hingga meninggal
dunia.
Yusuf (2005:15) mengemukakan pengertian perkembangan, yaitu
perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri
individu dari mulai lahir sampai akhir hayat. Sementara itu, Agustiani
(2006:27) berpendapat bahwa dalam perspektif perkembangan sepanjang
rentang kehidupan, perkembangan dilihat sebagai pola-pola ganda yang
meliputi perubahan terhadap tingkah laku dan individu yang berbeda pada
kurun waktu yang berbeda pula.
Selanjutnya masih berkaitan dengan pendidikan, Santrock dan Yussen
(Depdikbud, 1999:8) mengatakan bahwa perkembangan adalah pola perubahan
individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat.
Namun perlu diingat bahwa tidak setiap perubahan yang dialami individu itu
merupakan perkembangan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa per-
kembangan merupakan pola perubahan yang dialami oleh individu baik dalam
struktur maupun fungsi (fisik maupun psikis) menuju tingkat kematangannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif, berkesinambungan, dan ber-
langsung sepanjang hayat.
C. Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada dasarnya merupakan sesuatu yang mutlak diperoleh oleh
setiap individu sesuai dengan hak asasi manusia untuk keberlangsungan
kehidupannya. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu
banyak gagasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pendidikan.
Dewey (Burhanuddin dan Sumiati, 2011:i) menyatakan, education is not
a preparation for life, but education is life itself. Maksudnya, pendidikan
bukanlah persiapan untuk kehidupan, namun pendidikan adalah kehidupan itu
sendiri. Demikian Dewey menegaskan pemikirannya tentang pendidikan.
Dengan demikian, menurutnya umur pendidikan sama dengan keberadaan
manusia di muka bumi ini.
Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha orang dewasa
dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan
mereka menuju ke arah kedewasaan agar berguna bagi diri sendiri dan
masyarakat (Purwanto, 2006:8).
Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut, Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1)
menjelaskan pula definisi pendidikan, yakni usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Demikian yang dikutip Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan
Pendekatan Baru (2010:1).
Lebih jauh Syah (2010:10) mengutip pengertian pendidikan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu proses pengubahan sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
Selain defiisi-definisi pendidikan di atas, cobalah untuk berusaha
memahami pandangan Burhanuddin dan Sumiati (2011:68) tentang pilar-pilar
pendidikan menurut UNESCO (United Nation for Education, Scientific, and
Cultural Organization), yaitu: (1) learning to know; (2)learning to do;
(3) learning to be; dan (4) learning how to live together. Empat pilar
pendidikan tersebut memberikan implikasi bahwa hasil pendidikan dewasa ini
diarahkan untuk dapat menghasilkan manusia yang sesuai dengan tujuan
pendidikan yang diharapkan.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran para ahli dan definisi secara yuridis
tentang pendidikan seperti yang telah dikemukakan, dapat ditarik suatu
kesimpulan. Pendidikan adalah proses perubahan pola perilaku individu guna
mengetahui, melaksanakan, dan hidup bersama dengan manusia lainnya untuk
menjadi manusia yang diharapkan, yakni manusia yang mengembangkan
potensi dirinya menuju ke arah kedewasaan dalam kehidupannya.