V. Klasifikasi
V. Klasifikasi
KLASIFIKASI
Keluhan subjektif biasanya gatal, rasa terbakar atau tertusuk. Klinis tampak eritema dan
edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Eritema atau
kemerahan bila ditekan akan memutih. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria sengatan
serangga, bersarnya dapat lentikular, nummular, sampai plakat. Bila mengenai jaringan yang
lebih dalam sampai dermis dan jaringan submukosa atau subkutan, juga beberapa alat dalam
misalnya saluran cerna dan napas, disebut angioedema.1,2,5
Pada dermografisme lesi sering berbentuk linear di kulit yang terkena goresan bena
tumpul, timbul dalam waktu lebih kurang 30 menit. Pada urtikaria solar lesi terdapat pada bagian
tubuh yang terbuka. Pada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat pada daerah yang terkena
dingin dan panas. Urtikaria akibat penyinaran biasanya pada gelombang 400-500 nm, klinis
berbentuk urtikaria popular.
Lesi urtikaria kolinergik adalah kecil-kecil dengan diameter 1-3 mm dikelilingi daerah warna
merah namun dapat pula nummular dan berknfluen membentuk plakat. biasanya terdapat pada
daerah yang berkeringat. Dapat timbul pada peningkatan suhu tubuh, emosi, makanan yang
merangsang dan pekerjaan berat. Unutuk urtikaria akibat obat atau makanan ummnya timbul
secara akut dan generalisata.
Secara klinis, berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis urtikaria tidaklah
sulit. Penderita atau orang tua penderita sendiri pada umumnya sudah dapat menegakkan
diagnosisnya. Kesulitan pada diagnosa urtikaria adalah mencari etiologinya. Untuk itu perlu
pendekatan sebagai berikut:
Pendekatan umum
Diagnosis urtikaria berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis. Anamnesis harus
dilakukan dengan lengkap dan teliti, serta lebih menekankan pada factor etiologi yang dapat
menimbulkan urtikaria. Gambaran lesi pada kulit kadang-kadang dapat pula dipakai sebagai awal
untuk melakukan diagnosis etiologi. Pada anamnesis perlu ditanyakan mengenai factor etiologi,
antara lain :
Makanan
Obat
Zat aditif
Pemeriksaan penunjang
I. Reaksi hipersensitfitas tipe I
Untuk reaksi hipersensitifitas alergi dan nonalergi ini dapat dilakukan
Hitung eosinofil darah perifer atau nasal
Pemeriksaan konsentrasi tryptase serum, apabila konsentrasi > 10 mg/ml menunjukkan
adanya aktivasi dari sel mas.
Untuk alergi yang diperantarai IgE dilakukan pemeriksaan :
IgE total serum
Untuk allergen protein (inhalan/makanan) perlu dilakukan :
Uji tusuk kulit
Radio-Allergo-Sorbent Test (RAST) : IgE spesifik serum
Untuk allergen obat perlu dilakukan :
Satu tetes larutan obat 1:100 dalam larutan garam fisiologis tanpa pengawet, harus disertai
control positif dan negative.
Uji intradermal
0,02 ml larutan obat 1:1000 dalam larutan garam fisiologis, harus disertai control positif dan
negative.
Untuk reaksi anafilaksis alergi dan nonalergi ini perlu dilakukan pemeriksaan konsentrasi
tryptase serum. Apabila konsentrasi > 10 mg/ml menunjukan adanya aktivasi dari sel mast.