SEDERHANA*
Oleh:
Billy Otniel Sapan
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Sekolah Tinggi Teknik - PLN
PENDAHULUAN
* Makalah dibuat sebagai Tugas Akhir Matakuliah Teknik Penyehatan Lingkungan pada tanggal 12
Juli 2017.
2
rata-rata aliran air limbah dari daerah jumlah IPAL dan kapasitasnya yang ada di
perdagangan. seluruh wilayah Indonesia (Pusdatin -
Kementerian PU-PR, 2015).
AIR LIMBAH
limbah domestik yakni yang berasal dari Sifat-sifat air limbah dibedakan
buangan rumah tangga dan yang ketiga yakni menjadi tiga bagian besar diantaranya:
air limbah dari perkantoran dan pertokoan 1. Sifat fisik
(daerah komersial). Saat ini selain pencemaran 2. Sifat kimiawi
akibat limbah domestik telah menunjukkan 3. Sifat biologis
tingkat yang cukup serius. Di Jakarta
misalnya, sebagai akibat minimnya fasilitas 1. Sifat Fisik Air Limbah
pengolahan air limbah kota (sewage system) Penentuan derajat kekotoran air
sungai oleh air limbah domestik, bahkan badan fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik
sungai yang diperuntukkan sebagai bahan yang penting adalah kandungan zat padat
baku air minum ikut tercemar. sebagai efek estetika dan kejernihan serta bau
dan warna dan juga temperatur.
Beberapa masalah yang dapat
ditimbulkan oleh buangan limbah cair Suhu, dapat disebabkan oleh keadaan sekitar
maupun air panas yang dibuang ke saluran
domestik antara lain :
dari rumah maupun industri. Suhu
a. merusak keindahan/estetika, karena mempengaruhi kehidupan biologis, kelarutan
pemandangan menjadi tidak sedap dan oksigen dan gas lain, kerapatan air, daya
viskositas dan tekanan permukaan. Suhu
berbau busuk
dapat diukur dengan termometer.
b. menimbulkan kerusakan lingkungan
Kekeruhan, dapat disebabkan oleh benda-
c. merusak dan membunuh kehidupan di benda yang tercampur seperti limbah padat,
dalam air garam tanah liat, bahan organik halus dari
d. membahayakan kesehatan. buah, alga dan organisme kecil. Kekeruhan
menimbulkan pemantulan sinar sehingga
Sesuai dengan sumber asalnya, maka mengurangi produksi oksigen tanaman air,
air limbah mempunyai komposisi yang sangat juga mengotori pandangan dan mengganggu
bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. kehidupan. Kekeruhan diukur dari
3
4
pembiasan cahaya dan penyerapannya geologis tempat air berasal dan meningkat
terhadap perubahan skala standar. karena aktivitas manusia seperti bahan
tambah yang digunakan di rumah. Tabel 4
Warna, dapat disebabkan oleh benda terlarut
menunjukkan kandungan bahan mineral
seperti sisa bahan organik dari daun dan
yang ada di dalam limbah rumah tangga.
bahan-bahan lainnya. Warna menurunkan
kualitas keindahan air. Warna diukur dari
perubahannya terhadap skala standar.
Bau, dapat disebabkan oleh bahan volatil,
gas terlarut, hasil pembusukan bahan
organik, minyak dari mikroorganisme. Bau
merupakan petunjuk adanya pembusukan air
limbah, untuk itu perlu adanya pengolahan,
dan juga mengganggu udara sekitar. Bau
diukur dengan kepekaan indra penciuman Tabel 4 Kandungan Bahan Mineral Yang Ada Di Dalam
Limbah Rumah Tangga
manusia terhadap bau tak sedap.
3. Sifat Biologis Air Limbah
Bahan Padat, dapat disebabkan oleh benda
organik maupun anorganik yang terlarut Pemeriksaan biologis di dalam air dan
maupun tercampur. Bahan padat
air limbah untuk memisahkan apakah ada
mempengaruhi jumlah organik padat, garam
dan juga menjadi petunjuk pencemaran atau bakteri-bakteri patogen dalam limbah. Hal ini
kepekatan limbah yang meningkat. Bahan untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah
padat diukur menggunakan teknik analisis sebelum dibuang ke badan air. Dalam
gravitasi, SS, DS dan TSS.
pengolahan air limbah diharapkan
2. Sifat Kimiawi Air Limbah pertumbuhan bakteri yang heterogen seperti di
Kandungan bahan kimia yang ada di alam. Bakteri ini akan memakan zat organik di
dalam air limbah dapat merugikan lingkungan dalam air limbah. Secara alamiah air limbah
melalui berbagai cara. Secara umum bahan akan kembali menjadi jernih setelah sekian
kimia dikelompokkan menjadi dua, bahan lama. Untuk mempercepat proses tersebut
organik dan bahan anorganik. dilakukanlah pengolahan air limbah.
5
6
Tahapan ini dilakukan setelah proses menghilangkan zat-zat tertentu dari air limbah
primer yang menyelesaikan proses yang tidak dapat dihilangkan oleh tahapan
pembersihan dengan menghilangkan elemen sekunder seperti zat-zat racun, elemen organik
organik dan partikel padat yang tersisa. Juga dan partikel padat. Tahap tersier menggunakan
penghilangan biodegradable dan material arus sungai untuk mendaur ulang atau
organik koloid menggunakan aerobik biologis. pengurangan panas industri dan peremajaan air
Bakteri akan mengompos material organik tanah. Kontrol dan penghilangan nutrien
halus dalam reaktor yang terdiri dari kolam adalah pengolahan untuk menghilangkan
oksidasi, laguna aerasi, tangki aerasi, Rotating nitrogen dan fosfor secara kimiawi, biologis,
Biological Contractor dan saringan resapan. atau kombinasi keduanya. Juga beberapa
pengolahan physio-chemical seperti
sedimentasi, koagulasi kimiawi, filtrasi dan
flokulasi penurunan racun dalam air.
IPAL SEDERHANA Keunggulan
pengolahan air limbah secara biologi dan Tidak memerlukan tenaga ahli
fisika, yaitu sistem anaerob upflow filter Biaya operasi relatif lebih murah
(proses pengolahan secara biologi) dan multi dibandingkan jika menggunakan proses
saringan (proses pengolahan secara fisika). fisika dan kimia.
Fungsi Teknologi
Spesifikasi Teknik
7
8
Bak Multi Saringan Horizontal (2,88 x menjadi alamiah kembali. Air limbah
0,50 x 0,60 )
domestik akan kembali menjadi seperti sedia
kala hanya dengan membiarkannya. Namun,
produksi limbah yang semakin banyak
membutuhkan pembuatan IPAL untuk
mempercepat proses peremajaan kembali air
tersebut.
Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2015.
Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jakarta.
Santoso, Slamet. 2014. Limbah Cair Domestik: Permasalahan dan Dampaknya Terhadap
Lingkungan. Makalah. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman.
Supriyatno, Budi. 2000. Pengelolaan Air Limbah Yang Berwawasan Lingkungan Suatu Strategi
dan Langkah Penanganannya. Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 1, No. 1, hal. 17-26.
Thompson, James R. dan Don Etchison. 1987. Wastes From Water Treatment Plants: Literature
Review, Results Of An Illinois Survei And Effects Of Alum Sludge Application To
Cropland. Illinois: Illinois State Water Survey.
United States Environtmental Protection Agency. 2011. Drinking Water Treatment Plant
Residuals Management Technical Report. Washington DC.
Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2014. Investasi Pembangunan IPAL Terpadu.
Dalam http://jabarprov.go.id/index.php/news/8086/2014/01/20/Investasi-Pembangunan-
IPAL-terpadu. (Diakses pada 11 Juli 2017).
Wulandari, Dyah Ari. 2007. Penanganan Sedimentasi Waduk Mrica. Jurnal Berkala Teknik
Keairan, Vol. 13, No. 4, hal. 264-271.
Wirawan, Wiweka Arif, et al. 2014. Pengolahan limbah cair domestik menggunakan tanaman
Kayu Apu (Pistia Stratiotes L.) Dengan teknik tanam hidroponik sistem DFT (Deep Flow
Technique). Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vol. 1, No. 2, hal. 63-70.