BANGSA INDONESIA
oleh:
Jusup Jacobus Setyabudhi
Dosen Fakultas Hukum Univeritas Pelita Harapan Surabaya
1. Latar Belakang
Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno mengucapkan pidato yang berjudul
Lahirnya Pancasila dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan, yang disingkat BPUPKI). Pidato yang diucapkan
Soekarno itu awalnya tanpa judul, kemudian Radjiman Wedyodiningrat, yang
pada saat itu menjadi ketua BPUPKI memberikan judul Lahirnya Pancasila
pada saat pidato Soekarno itu dibukukan oleh BPUPKI. Dalam pidato inilah
konsep dan rumusan awal "Pancasila pertama kali dikemukakan oleh Soekarno
sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Setelah melalui proses persidangan dan
lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut
berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang
Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia
merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.1
Rumusan Pancasila dalam alinea keempat Undang-Undang Dasar (UUD)
1945 hasil amandemen keempat adalah sebagai berikut, Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawatan/Perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejarah tentang rumusan Pancasila memberikan gambaran bahwa sejak pidato
Soekarno di depan sidang BPUPKI sampai amandemen keempat UUD 1945, ada
beberapa rumusan, dan yang dipergunakan dalam makalah ini adalah rumusan
dalam UUD 1945 hasil amandemen yang keempat, pada tahun 2002.2
Sistem keadilan dan demokrasi yang berlaku di Indonesia sekarang ini,
selalu mengacu dan berbasis pada Pancasila sebagai grundnorm dalam UUD 1945
hasil amandemen tahun 2002. Pancasila sebagai grundnorm menjadi sebuah
landasan atau dasar dalam penentuan prinsip dan pandangan hidup, yang masih
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila
1
2
bersifat abstrak. Namun dewasa ini nilai-nilai keadilan yang ada dalam
masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mengikuti nilai-nilai luhur yang tersirat
dalam Pancasila, akibatnya sering terjadi krisis keadilan. Salah satu contoh adalah
program tax amnesty, program ini tidak dilaksanakan oleh Pemerintah apabila
orang-orang kaya mematuhi kewajibannya untuk membayar pajak.
Kedudukan Pancasila sebagai grundnorm, adalah sesuai dengan teori
stufenbau dari Hans Kelsen. Hans Kelsen berpendapat bahwa, sistem hukum
merupakan sistem anak tangga dengan kaidah berjenjang di mana norma hukum
yang paling rendah harus berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan
kaidah hukum yang tertinggi (seperti konstitusi) harus berpegangan pada norma
hukum yang paling mendasar (grundnorm). Norma hukum yang paling dasar
(grundnorm), bentuknya abstrak (tidak konkrit), maka Pancasila sebagai
grundnorm bentuknya juga abstrak. Hal itu berarti bahwa sila kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, bentuknya abstrak atau tidak konkrit, yang harus
dikonkritkan dalam aturan perundang-undangan sehingga dapat diwujudkan.3
Ada banyak teori yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan Keadilan
Sosial dalam peraturan perundang-undangan. Hal pertama yang harus dilakukan
sebelum membahas teori keadilan adalah merumuskan lebih dulu apakah yang
dimaksud dengan keadilan. Keadilan, menurut Aristoteles, adalah tindakan yang
terletak di antara memberikan terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan
memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya.
Pada hakikatnya, keadilan adalah suatu sikap untuk memperlakukan seseorang
sesuai dengan haknya, dan yang menjadi hak setiap orang adalah, diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya, yang sama derajatnya, yang
sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
dan golongan.4
The Liang Gie berpendapat bahwa, suatu gejala atau tindakan tertentu
dapat disebut adil karena dilandaskan pada teori keadilan. Jadi adil tidaknya suatu
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Stufenbau
4
http://www.siswamaster.com/2016/01/teori-keadilan-menurut-aristoteles-dan-
contoh.html
3
tindakan tidak terlepas dari teori keadilan. Ciri-ciri adil menurut The Liang Gie
adalah sebagai berikut :
Tidak memihak (impartial);
Sama hak (equal);
Bersifat hukum (legal);
Sah menurut hukum (lawful);
Layak (fair);
Wajar secara moral (equitable);
Benar secara moral (righteous).5
Salah satu Teori keadilan yang terkenal adalah teori keadilan menurut
Aristoteles. Teori keadilan menurut Aristoteles dibagi menjadi lima macam yaitu
keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan kodrat alam, keadilan
konvensional, dan keadilan perbaikan.6
Keadilan komutatif adalah keadilan yang berhubungan dengan persamaan
yang diterima oleh setiap orang tanpa melihat jasa-jasanya. Intinya harus bersikap
sama kepada semua orang, tidak melihat dari segi manapun. Contohnya, seorang
mahasiswa memperoleh hak dan kewajibannya seperti mahasiswa yang lain, tanpa
membeda-bedakan kepintaran, baik buruknya, maupun kaya atau miskin.7
Keadilan konvensional adalah keadilan yang mengikat warga negara
karena didekritkan melalui kekuasaan khusus. Keadilan ini menekankan pada
aturan atau keputusan, kebiasaan yang harus dilakukan warga negara yang
dikeluarkan oleh suatu kekuasaan. Intinya seorang warga negara telah dapat
menegakkan keadilan setelah menaati hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di dalam sistem pemerintahan. Contoh Keadilan Konvensional
misalnya, warga negara yang baik taat dan tertib mematuhi peraturan lalu lintas,
taat membayar pajak, memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP). Intinya seorang
warga negara wajib mematuhi aturan yang berlaku di negara tersebut.8
Keadilan distributif adalah keadilan yang diterima seseorang berdasarkan
jasa-jasa atau kemampuan yang telah disumbangkannya (sebuah prestasi).
Keadilan ini menekankan pada asas keseimbangan, yaitu antara bagian yang
diterima dengan jasa yang telah diberikan. Contoh Keadilan Distributif misalnya,
5
Ibid.
6
Ibid.
7
Ibid.
8
Ibid.
4
pemberian nilai Ujian Akhir Semester (UAS) kepada mahasiswa sesuai dengan
prestasi yang telah dicapai/diraihnya selama satu semester. Seorang karyawan
kantor digaji setiap bulannya sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya di
dalam perusahaan.9
Keadilan kodrat alam adalah keadilan yang bersumber pada hukum
alam/hukum kodrat. Hukum alamiah ditentukan oleh akal manusia yang dapat
merenungkan sifat dasarnya sebagai makhluk yang berakal dan bagaimana
seharusnya perilaku yang patut di antara sesama manusia. Intinya memberikan
sesuatu sesuai yang diberikan oleh orang lain kepada kita. Contoh Keadilan
Kodrat Alam misalnya, perbuatan yang baik atau buruk tentu akan mendapat
balasan yang setimpal sesuai perbuatan itu sendiri. Jadi ketika seseorang berbuat
baik kepada orang lain, maka orang lain juga akan berbuat baik kepadanya.10
Keadilan perbaikan adalah keadilan yang dimaksudkan untuk
mengembalikan suatu keadaan atas status kepada kondisi yang seharusnya,
disebabkan kesalahan dalam perlakuan atau tindakan hukum. Contoh Keadilan
Perbaikan misalnya, seseorang memiliki status/keadaan terpidana, namun
diberikan keluasan menjadi orang bebas karena terjadi kesalahpahaman atau
kekeliruan dalam perlakuan hukum. Seseorang yang bersalah meminta maaf ke
masyarakat karena telah mencemarkan nama baik seseorang tanpa adanya bukti
otentik (tidak sesuai dengan fakta yang ada).11
Rumusan sila kedua Pancasila adalah, Kemanusiaan yang adil dan
beradab. Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi, pikir, rasa, karsa dan cipta.
Disebabkan potensi ini manusia mempunyai, menempati, kedudukan dan martabat
yang tinggi. Istilah adil mengandung makna bahwa, suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas ukuran/norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif,
sehingga tidak sewenang-wenang. Istilah beradab berasal dari kata adab,
artinya budaya. Jadi adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup,
keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama
norma sosial dan kesusilaan/moral. Kemanusiaan yang adil dan beradab
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.
5
3. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Akademis :
Untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester (UAS) dalam mata kuliah
Filsafat Hukum pada Program studi Magister Fakultas Hukum Universitas Pelita
Harapan Surabaya.
b. Tujuan Praktis :
Untuk mendeskripsikan dan menganalisis lebih jelas mengenai Teori
Keadilan yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.
4. Pembahasan
Pada saat Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI dan dicantumkan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah
sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945,
diperkirakan bahwa BPUPKI tidak melakukan pengkajian mengenai Teori
Kedilan apa yang dijadikan dasar sehingga istilah adil digunakan dalam sila
kedua dan sila kelima. Perkiraan ini didasarkan pada fakta bahwa selama ini tidak
pernah ada penyebutan tentang Teori Keadilan yang dijadikan dasar perumusan
istilah adil, dalam sejarah perumusan Pancasila.
Dalam sila kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab, terkandung
nilai-nilai humanistis, antara lain :
12
https://febriya27.wordpress.com/pancasila/kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab/
13
http://tricklik.blogspot.co.id/2013/12/arti-dan-makna-sila-kelima-pancasila.html
6
14
http://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg28476.html
15
http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-keadilan-dan-jenisnya-menurut-para-
ahli/
7
Seseorang dianggap adil apabila ia dijatuhi pidana badan atau denda sesuai
dengan besarnya pidana yang telah ditentukan atas tindak pidana yang
dilakukannya.16
Pada jaman keemasan Penataran Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4), dirumuskan butir-butir pengamalan kelima sila dari
Pancasila. Butir-butir pengamalan sila kedua Pancasila adalah sebagai berikut di
bawah ini.
Inti sila Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah landasan manusia.
Maka konsekuensinya dalam setiap aspek penyelengaraan Negara antara lain
hakikat Negara, bentuk Negara, tujuan Negara , kekuasaan Negara, moral Negara
dan para penyelenggara Negara dan lain-lainnya harus sesuai dengan sifat-sifat
dan hakikat manusia. Hal ini dapat dipahami karena Negara adalah lembaga
masyarakat yang terdiri atas manusia-manusia, dibentuk oleh manusia untuk
manusia dan mempunyai suatu tujuan bersama untuk manusia pula. Maka segala
aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan hakikat dan sifat-sifat
manusia Indonesia yang monopluralis , terutama dalam pengertian yang lebih
sentral pendukung pokok Negara berdasarkan sifat kodrat manusia monodualis
yaitu manusia sebagai individu dan makhluk social.19
Dalam kaitannya dengan hakikat Negara, oleh karena itu, harus sesuai
dengan hakikat sifat kodrat manusia yang monodualis, yaitu sebagai makhluk
individu dan makhluk sosial. Bentuk dan sifat Negara Indonesia bukanlah Negara
individualis yang hanya menekankan sifat makhluk individu, namun juga bukan
Negara klass yang hanya menekankan sifat mahluk sosial, yang berarti manusia
hanya berarti bila ia dalam masyarakat secara keseluruhan. Sifat dan hakikat
Negara Indonesia adalah monodualis yaitu baik sifat kodrat individu maupun
makhluk sosial secara serasi, harmonis dan seimbang. Selain itu, hakikat dan sifat
Negara Indonesia bukan hanya menekankan segi kerja jasmani belaka, atau juga
bukan hanya menekankan segi rohaninya saja, sifat Negara Indonesia harus sesuai
dengan kedua sifat tersebut yaitu, baik kerja jasmani maupun kejiwaan secara
serasi dan seimbang. Dalam praktek pelaksanaannya hakikat dan sifat Negara
harus sesuai dengan hakikat kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk yang
berdiri sendiri dan makhluk Tuhan.20
Sila kedua Pancasila adalah dasar hubungan sosial dan budaya antara
semua warga masyarakat Indonesia. Nilai utama dalam mewujudkan nilai
kemanusiaan yang adil dan beradab adalah pengakuan hak asasi manusia.
Manusia harus diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajatnya, sama hak dan sama
kewajibannya. Presiden Jokowi melalui program Revolusi Mental dan Nawa
19
Ibid.
20
Ibid.
9
24
Loc.cit.
11
royong adalah dasar yang sangat kuat dalam kehidupan bangsa Indonesia. Jika
kini kegotongroyongan semakin ditinggalkan dalam tatanan kehidupan
masyarakat modern, maka sangat penting untuk mengingat kembali pidato Bung
Karno tentang gotong-royong di Hari Kelahiran Pancasila.25
Gotong royong punya kaitan erat dengan sila kelima Pancasila, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila kelima ini menunjukkan bahwa, manusia
Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan
sosial dalam masyarakat Indonesia. Keadilan sosial memiliki unsur pemerataan,
persamaan dan kebebasan yang bersifat komunal. Dalam rangka keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia ini, dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan, untuk itu
dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain. Nilai keadilan sosial
mengamanatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama dan
bahwa semua orang sama di hadapan hukum.26
Sikap seperti tersebut di atas bila diterapkan, maka tidak ada usaha-
usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, juga untuk hal-hal yang
bersifat pemborosan dan hidup bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain
yang bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Dipupuk sikap
suka kerja keras dan sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama. Kesemuanya itu
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai
bahwa setiap peraturan hukum, baik undang-undang maupun putusan pengadilan
mencerminkan semangat keadilan. Keadilan yang dimaksudkan adalah semangat
keadilan sosial bukan keadilan yang berpusat pada semangat individu. Keadilan
tersebut haruslah dapat dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia,
bukan oleh segelintir golongan tertentu.27
Butir-butir pengamalan sila kelima Pancasila adalah sebagai berikut di
bawah ini.
25
Loc.cit.
26
http://ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/2016/05/25/makna-sila-keadilan-sosial-bagi-
seluruh-rakyat-indonesia/
27
Ibid.
12
Pidato Soekarno ini yang menjadi pedoman Presiden Joko Widodo dalam
mengaktualisasikan Pancasila dalam pemerintahannya.29
Salah satu contoh aktualisasi sila kedua dan sila kelima Pancasila yang
sudah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo adalah dibentuknya Tim Sapu Bersih
(Saber) Pungutan Liar (Pungli). Tim Saber Pungli bila berhasil melaksanakan
tugas yang dibebankan, hasilnya akan sangat menolong rakyat Indonesia. Banyak
kritik yang dilontarkan terhadap upaya Presiden Joko Widodo, yang dianggap
pencitraan, namun kebanyakan rakyat Indonesia berharap agar upaya ini berhasil.
Hal ini merupakan implementasi sila kelima Pancasila.
Contoh yang lain adalah program tax amnesty yang dilaksanakan oleh
Pemerintahan Joko Widodo. Sasaran utamanya adalah para orang kaya yang
memarkir dananya di luar negeri. Program tax amnesty bila dikaji merupakan
implementasi sila kedua Pancasila. Program ini menyebabkan banyak orang kaya
menunaikan kewajibannya untuk membayar pajak.
Teori keadilan mana yang diterapkan dalam implementasi Pancasila di
atas, tidak pernah disebutkan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah, teori
keadilan yang dijadikan dasar implementasi Pancasila di Indonesia adalah Teori
Keadilan ala Indonesia!
5. Penututp
Didasarkan pada pembahasan dan analsisis di atas, dapat diutarakan
beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut di bawah ini.
5.1. Kesimpulan
a. Pada saat sila-sila dari Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, tidak pernah
disebutkan Teori Keadilan yang menjadi dasar dari istilah adil dalam sila
kedua dan sila kelima Pancasila.
b. Teori Keadilan yang dijadikan dasar dari Sila kedua dan sila Kelima Pancasila
adalah Teori Keadilan ala Indonesia.
29
Loc.cit.
14
c. Teori Keadilan ala Indonesia itu menurut program Pemerintahan Presiden Joko
Widodo, diimplementasikan dalam Nawa Cita Pemerintah.
5.2. Saran
a. Setiap insan Indonesia seyogyanya mempelajari dan memahami program
Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebagai implementasi
Pancasila.
b. Setiap insan Indonesia seyogyanya mendukung program Nawa Cita
Pemerintahan Presiden Joko Widodo, sebagai implementasi Pancasila.
DAFTAR BACAAN
Buku
Lembaga Alkitab Indonesia, 1983, Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia : Jakarta.
Peraturan perundang-undangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan
Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar.
Internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila
https://id.wikipedia.org/wiki/Rumusan-rumusan_Pancasila
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Stufenbau
http://www.siswamaster.com/2016/01/teori-keadilan-menurut-aristoteles-dan-
contoh.html#ixzz4S9qZGGLn
http://www.siswamaster.com/2016/01/teori-keadilan-menurut-aristoteles-dan-
contoh.html
http://www.gurupendidikan.com/10-pengertian-keadilan-dan-jenisnya-menurut-
para-ahli/
https://jamaluddinmahasari.wordpress.com/2012/04/22/pengertian-keadilan-
diambil-dari-pendapat-para-ahli/
https://febriya27.wordpress.com/pancasila/kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab/
http://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg28476.html
http://tricklik.blogspot.co.id/2013/12/arti-dan-makna-sila-kelima-pancasila.html
http://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg28476.html
15
http://presidenri.go.id/topik-aktual/aktualisasi-kemanusiaan-yang-adil-dan-
beradab.html
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.
Prioritas.Jokowi-JK
http://ueu5483.weblog.esaunggul.ac.id/2016/05/25/makna-sila-keadilan-sosial-
bagi-seluruh-rakyat-indonesia/
http://hendrapgmi.blogspot.co.id/2012/12/butir-butir-pengamalan-pancasila-
sila_23.html