PERBANDINGAN KONSTITUSI
Oleh:
Ahmad Rizqi Robbani Kaban
1906408983
HTN SORE
PASCA SARJANA
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA
JAKARTA
2019
1. Dalam buku Comparative Law in a Changin World, Peter De Cruz
mengemukakan teori tentang 8 langkah dalam melakukan perbandingan hukum,
yaiut :
1) Identify The Problem : Dalam Tugas Mata Kuliah Perbandingan Konstitusi ,
Problem yang menjadi tajuk utama pembahasan adalah Perbandingan yang
berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan khususnya mengenai aturan
yang dimuat dalam konstitusi negara-negara objek perbandingan berkaitan
dengan peran negara dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui
anggaaran dan peran negara dalam mengembangkan pokok-pokok pikiran
kebudayaan.
2) Membandingkan aturan yang dimuat dalam UUD NRI 1945 dengan
Konstitusi-Konstitusi negara lain. Negara-Negara yang dijadikan objek
penelitian adalah negara-negara yang memiliki persamaan sistem
pemerintahan dan sistem negara, yaitu sistem presidensiial. Adapun kondisi
sosial dan histori dari negara-negara tersebut tidak dapat ditarik pada satu
benang merah yang sama, karena negara-negara yang dijadikan objek
penelitian berada pada macam-macam sejarah yang tidak saling berkaitan,
adapun yang berkaitan hanyalah beberapa.
3) Primary Sources yang menjadi sumber bahan penelitian diddapat dari
berbagai macam literatur, jurnal, website internet, sertal Konstitusi-Konstitusi
negara-negara objek penelitian itu sendiri
4) Materi materi yang dikumpulkan adalah hasil dari penelitian yang dilakukan
peneliti melalui studi pustaka dengan mencari konstitusi-konstitusi di setiap
negara pembanding, melakukan telaah jurnal berkaitan dengan penulisan yang
membahas tentang perbandingan konstitusi, membandingan peraturan yang
memuat tentang pendidikan dan kebudayaan.
5) Organise the materials, dalam penelitian kami telah membagi menjadi
beberapa bagian, dengan diawali Bab 1 latar belakang yang memuat tentang
gambaran dasar mengenai anggaran pendidikan di Indonesia yang juga dapat
mempengaruhi kualitas pendidikan, disamping itu kesejahteraan guru juga
menjadi persoalan fundamental yang patut untuk ditelaah. Selajutnya pada
bab yang sama dimuat kerangka teori, seperti Teori Konstitusi, Teori
Komparatif, Teori Pendidikan, dan Teori kebudayaan, Teori-teori itu akan
dijadikan peneliti sebagai pisau analsia dalam membedah pembahasan yang
diangkat dalam penelitian. Pada Bab II dimuat inti dari penelitian, diawali
dengan gambaran umum pada 22 Konstitusi Negara dibidang pendidikan dan
Kebudayaan, Selanjutnya dalam sub-bab B pada Bab II dimuat tabel yang
dalam hal ini peneliti membaginya menjadi 7 pokok aturan dasar yang
sejatinya harus diatur dalam Konstitusi atau aturan dasar yang dipandang
penting berkaitan dengan kualitas dan pengembangan Pendidikan disuatu
negara. Dalam Sub-Bab C, peneliti melakukan pembahasan mengenai peran
negara dalam meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dengan menganalisa
konstitusi yang memuat aturan yang berkaitan dengan alokasi anggaran dari
negara-negara terhadap pembembangan pendidikan yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap mutu Pendidikan Dasar dinegara-negara tersebut. Pada
Bab III Peneliti memuat pembahasan yang berkaitan dengan peran negara
dalam mengembangkan pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah, dilengkapi
dengan tabel negara-negara beserta Pasal-pasal pada Konstitusi negara
tersebut yang memuat tentang pelestarian, pengembangan, atau apapun yang
berkaitan dengan kebudayaan di negara tersebut, Selanjutnya hal itu diperinci
oleh peneliti dengan membagi lagi menjadi sub-sub-bab 1 tentang Konstitusi
negara yang memuat tentang aturan promosi kebudayaan, dan sub-sub-bab 2
tentang negara yang pada konstitusinya tidak mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan “Budaya”.
6) Step keenam menurut Peter De Cruz adalah melakukan mapping terhadap
jawaban permasalahan dan membandingkannya dengan berbagai macam
pendekatan telah dilakukan oleh peneliti pada pembahasan Bab II dan Bab III.
7) Criically analyse the legal princples juga menjadi step yang dilakukan peneliti
guna menjawab permasalahan yang dikaji dalam penelitian, khususnya dalam
Bab II dan Bab III hal itu dapat dilihat.
3. Berkaitan dengan sistem pemerintahan yang saat ini berlaku di Dunia, saya
memandang dengan sudut pandang yang cukup berbeda dengan kebanyakan
literasi yang membahas tentang sistem pemerintahan negara-negara. Dewasa kini
perkembangan suatu sistem pemerintahan terus terjadi, ada beberapa sistem
pemerintahan yang baru muncul dan ada juga sistem pemerintahan yang telah
hilang seperti sistem pemerintahan khilafah yang pada awal abad ke-20 atau tahun
1900an awal masih digunakan Turki Otoman selanjutnya hilang pada proses
revolusi keukuasaan turki pada tahun 1910an dan hingga saat ini belum ada lagi
negara yang memiliki sistem pemerintahan islam seperti sistem pemerintahan
Turki Otoman. Selanjutnya diantara beberapa sistem yang masih berlaku dan
digunakan negara-negara didunia saat ini diantara lain adalah:
1) Monarki, atau dalam istilah lain negara dengan sistem kerajaan. Dalam sistem
negara seperti ini kepala negara adalah Seorang Raja/Ratu/Sultan/dll, yang
memiliki kekuasaan berdasarkan garis keturunan serta tanpa batas waktu.
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, Indonesia adalah negara
yang berbentuk Repbulik, selanjutnya ditegaskan kedaulatan berada di tangan
rakyat pada Pasal 1 ayat (2) yang menurut para ahli maksud dari Pasal 1 ayat (2)
ini adalah negara indonesia adalah Negara Demokrasi dengan memberikan beban
kepada rakyat indonesia adalah adalah sebgai penentu kedaulatan selanjutnya
Pasal 1 ayat (3) menyebutkan Indonesia adalah Negara Hukum, dengan aturan
tersebut telah memberikan gambaran jelas bahwa Indonesia adalah negara yang
menempatkan posisi hukum pada tingkat teratas, tidak ada tindakan, kewenangan,
atau kekuasaan tanpa dasar hukum. Dalam Bab III tentan Kekuasaan
pemerintahan negara, Pasal 4 ayat (1) menegaskan tentang sistem presidensial
yang beralku saat ini adalah amanah pada pasal tersebut dengan perintah Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahaan menurut Undang-
Undang Dasar. Menurut pandangan saya terlebih lagi dengan situasi
pemerintahan saat ini, secara teori dalam ilmu sistem pemerintahan presidensial
pada umumnya tidaklah sama dengan situasi dan kondisi pemerintahan Indonesia
saat ini. Ketua DPR sebagai lembaga legislatif serta pemenang Pemilu penguasa
parlemen dan Presiden Indonesia selaku eksekutif berasal dari 1 Partai yang sama.
Konsep check n balances yang harusnya berfungsi dalam negara sistem
presidensial pada umunya tidak berlaku di. Indonesia. Terlalu naif dan menafikan
kebenaran apabila masih berharap besar kepada DPR untuk bersikap objektif, dan
profesional apabila lembaga tersebut diketuai oleh sesorang yang juga memiliki
kendaraan yang sama dengan Presiden. Terlebih lagi permasalahan permasalahan
nyata yang tengah dialami oleh banyak masyarakat diberbagai daerah tidak di
sambut dengan kinerja serta kebijakan yang tepat dari para pihak yang memiliki
4. Konstitusi yang tertulis maupun tidak tertulis adalah produk hasil dari
Kebudayaan yang bersifat dinamis, khususnya Konstitusi Indonesia adalah hasil
dari budaya yang berlaku di Indonesia dari ujung Aceh hingga Papua. Nilai-nilai,
Norma-norma, aturan adat istiadat yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia
adalah dasar pemikiran pembentukan dari Konstitusi di Indonesia, hal itu dapat
dilihat dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” dalam lambang negara Garuda
Pancasila yang ditegaskan dalam Pasal 36A UUD 1945. Menurut Lawrence
Friedman ada tiga kompnonen untuk merumuskan sistem hukum yaitu; struktur,
substansi, dan kultur hukum atau dalam bahasa lain adalah, struktur hukum,
materi norma muatan hukum, dan budaya hukum. Suatu struktur tercermin dalam
kelembagaan pemerintahan dan kenegaraa, sedangkan materi norma hukum
dimanifestasikan dalam bentuk naskah-naskah hukum berupa reglingen,
beschikkings, dan vonnis, kontrak, konvensi, dan perjanjian internasional serta
berbagai dokumen aturan kebijakan lainnya. Semua itu dapat kita sebut sebagai
institusi hukum yang tumbuh berkembang menjalankan fungsinya dalam konteks
kebudayaan hukum atau tradisi hukum. Konstitusi sebagai institusi hukum pada
pokoknya memuat kandungan tradisi hkum yang tewarisi daralah perjalanan
sejarah, dan sekaligus berfungsi sebagai instrumen prekayasaan dan pencerahan
kebudayaan ke arah cita-cita hidup bersama. Maka dari itu Konstitusi dapat
berfungsi efektif dalam proses pembangunan kebudayan dan peradaban bangsa
menuju standar kmenuasiaan yang universal. Suatu Konstitusi negara dibuat
berdasarkan kebutuhan secara umum seluruh warga negaranya, dan hal itu dapat