Keutamaan Shalat Sunnah
Keutamaan Shalat Sunnah
Amal yang kali pertama dihisab dari seorang hamba pada Hari Kiamat nanti adalah
shalatnya. Bila shalatnya sempurna, maka akan dituliskan pahalanya dengan sempurna. Bila
belum sempurna, maka Allah -Subhanahu wa Taala- berfirman kepada para malaikat-Nya,
Lihatlah apakah kalian mendapatkan hamba-Ku itu mengerjakan shalat tathawwu sehingga
dengannya kalian menyempurnakan shalat wajibnya? Demikian juga dengan zakatnya,
kemudian baru amal perbuatan lain dihisab menurut ukuran tersebut. (HR. Abu Dawud, Ibnu
Majah dan Ahmad)
Berdasarkan hadits Tsauban maula Rasulullah -Shalallahu alaihi wa Sallam-, dari Nabi bahwa
beliau bersabda:
Berdasarkan hadits Rabiah bin Kaab Al-Aslami -Radhiyallahu anhu- bahwa ia bercerita, Aku
pernah menginap di rumah Rasulullah -Shalallahu alaihi wa Sallam-. Aku membawakan air
wudhu dan keperluan beliau. Beliau berkata, Mintalah sesuatu. Aku menjawab, Aku ingin
menjadi orang yang menemanimu di Surga. Atau ada permintaan lain? Tanya beliau. Itu saja.
Jawabku. Beliau -Shalallahu alaihi wa Sallam- bersabda:
Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu dengan memperbanyak sujud.. (HR. Muslim)
4. Shalat sunnah adalah amalan sunnah lahiriyah yang paling utama setelah jihad dan
ilmu, baik mempelajari maupun mengajarkannya.
Istiqamahlah kalian, dan kalian tidak akan pernah sempurna. Ketahuilah, sebaik-baik amalan
kalian adalah shalat. Tidak ada yang selalu menjaga wudhu selain orang beriman. (HR. Ibnu
Majah dan Imam Ahmad)
Apabila salah seorang di antaramu usai shalat di masjid, hendaknya ia menyisakan shalat
untuk dikerjakan di rumahnya. Karena Allah menjadikan kebaikan di rumahnya dengan
shalatnya tersebut. (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits marfu dari Zaid bin Tsabit -Radhiyallahu anhu- yang berbunyi:
Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah kalian, karena seutama-utama shalat seseorang
adalah di rumahnya kecuali shalat wajib. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hendaklah kalian mengerjakan shalat di rumah kalian, karena sebaik-baik shalat bagi
seseorang adalah di rumahnya, kecuali shalat wajib. (HR. Muslim)
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar -Radhiyallahu Anhuma- dari Rasulullah -Shalallahu alaihi
wa Sallam-, beliau bersabda:
Jadikanlah sebagian dari shalat kalian untuk dilakukan di rumah kalian, dan jangan kalian
jadikan rumah kalian seperti kuburan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan hadits Abu Hurairah -Radhiyallahu anhu- bahwa Rasulullah -Shalallahu alaihi wa
Sallam- bersabda, Allah Taala berfirman:
Secara tekstual hadits di atas, kecintaan Allah kepada seorang hamba akan muncul bila seorang
hamba istiqamah mengerjakan kewajibannya dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada-Nya
melalui ibadah-ibadah sunnah setelah melaksanakan yang wajib, baik berupa shalat, puasa,
zakat, haji atau ibadah lainnya.