(RPP)
C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran ini adalah:
1. Menyebutkan berbagai kebijakan pemerintahan kolonial yang merugikan bangsa
Indonesia
2. Menjelaskan dampak kebijakan pemerintahan kolonial terhadap bangsa Indonesia
3. Mengklarifikasi dampak kolonial terhadap bangsa Indonesia pada masa kini
4. Menunjukkan perilaku jujur, bertanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu
D. Materi Pembelajaran
Kebijakan pemerintah kolonial di Indonesia
1. monopoli perdagangan
2. Sistem kerja paksa
3. Sistem sewa tanah
4. Sistem tanam paksa
D. Penilaian
1. Sikap Spiritual
Teknik Penilaian: Observasi
Bentuk Instrumen: Lembar observasi
Kisi-kisi:
No. Sikap/nilai Butir Instrumen
Menghargai
3. Pengetahuan
Teknik Penilaian:
Tes: tulis
Soal
1. Sebutkan dampak Sistem tanam bagi bangsa Indonesia
2. Bagaimanakah pengaruh Kapitulasi Tuntang tahun 1811 terhadap kehidupan
kolonial di Indonesia?
3. Sebutkan kebijakan-kebijakan VOC saat berkuasa di
Indonesia!
4. Jelaskan alasan Napoleon Bonaparte mencopot
Daendels sebagai Gubernur Jenderal Belanda di
Indonesia!
5. Apakah peran tokoh disamping ini pada masa Kolonial!
A.Monopoli Perdagangan
Muncullah benih kekuasaan Belanda di Indonesia yang berawal
dari ekspedisi empat kapal dagang Belanda yang tiba di Teluk Banten
pada 1596, dibawah pimpinan Cornelis De Houtman. Ekspedisi
Belanda gagal karena rakyat Banten langsung mengusirnya.
Ekspedisi kedua Belanda datang dengan ramah, sopan, dan hormat
kepada penduduk. Akhirnya, rakyat menerima mereka.
Keberhasilan ekspedisi kedua yang dipimpin Jacob Van Neck pada 1598 sesudah
mendapatkan keuntungan, rombongan kembali ke negaranya dengan muatan kapal yang
penuh rempah-rempah. Berbondong-bondonglah kapal Belanda datang ke wilayah
Nusantara.
Atas usul Johan Van Olden-Barneveldt, masyarakat Belanda membuat kongsi dagang
seperti yang dilakukan Inggris dan Perancis. Sehingga pada 20 Maret 1602, Belanda
mendirikan VOC atau perhimpunan perusahaan Hindia Timur. Adapun tujuan didirikannya
VOC adalah:
a) menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda;
b) menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dagang dengan bangsa lain; dan
c) mencari keuntungan untuk biaya perang.
Untuk melaksanakan tujuannya tersebut, VOC oleh pemerintah Belanda diberikan hak
Octrooi (hak paten) sebagai berikut:
a) hak monopoli perdagangan;
b) hak memiliki angkatan perang, berperang;
c) hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja atau penguasa; dan
d) hak mencetak dan mengedarkan uang.
Dengan hak-hak tersebut VOC berkembang pesat. Banyak orang Belanda di
Nusantara yang lupa diri. Akhirnya, korupsi dimana-mana. Orang-orang VOC lebih mencari
keuntungan pribadi. Akhirnya, di penghujung abad ke-18 VOC bangkrut dan pada 31
Desember 1799 resmi dibubarkan.
Ketika VOC mengalami kesulitan moneter, di Eropa terjadi Perang Koalisi (1792 -
1797) yang dimenangkan oleh Perancis. Sedangkan, Belanda berada di pihak yang kalah.
Atas kejadian ini, bukan saja negara Belanda yang diambil alih oleh Perancis, tetapi daerah-
daerah jajahan milik Belanda pun menjadi milik Perancis, termasuk Indonesia.
Daendels dikenal sebagai penguasa pemerintah yang sangat disiplin, keras dan
kejam. Selain itu, akibat tindakannya menjual tanah milik negara kepada pengusaha swasta
asing, berarti ia telah melanggar undang-undang negara. Oleh karena itu, pemerintah
Belanda memanggil pulang Daendels ke negeri Belanda. Daendels berkuasa di Indonesia
pada tahun 1808 - 1811. Sebagai pengganti Daendels adalah
Janssens sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Janssens ternyata sangat lemah
dan kurang cakap dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat dikalahkan oleh Inggris
dan harus menandatangani perjanjian di Tuntang yang terkenal dengan nama Kapitulasi
Tuntang.