Anda di halaman 1dari 14

METODE PERTAMA

Contoh Soal:

Semua Laki-laki di Kelas XII IPA 2 berambut Cepak


Sebagian yang berambut Cepak ialah pemain basket
Sebagian pemain basket merupakan idola para wanita
Kesimpulannya?

Cara mudah untuk memahami Soal TPA ialah MENCORET PREMIS YANG SAMA, misalnya
seperti dibawah ini:

Pembahasan:
Ingat metode pertama diatas, kita dapat mencoret premis yang sama.
Pernyataan 1: Semua laki-laki di Kelas XII IPA 2 berambut cepak
Pernyataan 2: Sebagian yang berambut Cepak ialah pemain basket
Premis yang sama ialah Berambut Cepak maka kita dapat mencoretnya, maka pernyataannya
menjadi:
Semua laki-laki di Kelas XII IPA 2 ialah pemain basket

Pernyataan 3: Sebagian pemain basket merupakan idola para wanita


Premis yang sama ialah Pemain Basket, maka pernyataannya menjadi:

Sebagian laki-laki di Kelas XII IPA 2 merupakan idola para wanita

Untuk Pernyataan SEMUA... bertemu dengan SEBAGIAN... , maka kesimpulannya menjadi


SEBAGIAN

METODE KEDUA

Contoh Soal:

Semua Murid XII IPS 4 pandai Ekonomi


Semua yang pandai Ekonomi juga pandai Akuntansi
Narto ialah Murid XII IPS 4
Kesimpulannya?

Pembahasan:

Sama seperti Metode Pertama, kita cari dulu premis yang sama, lalu kita coret. lalu kita ambil
sisa pernyataannya tersebut, maka kesimpulannya ialah:
Narto Pandai Akuntansi.

METODE KETIGA
Contoh Soal:

Semua Mahasiswa Sastra Jepang fasih berbahasa Jepang


Orang fasih berbahasa Jepang juga fasih berbahasa Inggris
Orang fasih berbahasa Inggris juga pintar berpidato
Kesimpulannya?

Pembahasan:

METODE KEEMPAT

Contoh Soal:

Semua Mahasiswa Manajemen paham Manajemen Pemasaran


Sebagian Mahasiswa Universitas Bogor merupakan Mahasiswa Manajemen
Kesimpulannya?

METODE KELIMA

Contoh Soal:

Mahasiswa Teknik Komputer ahli dalam merakit komputer dan Membuat Program
Sebagian Mahasiswa Universitas Bogor bukan Mahasiswa Teknik Komputer
Kesimpulannya?

METODE KEENAM

Contoh Soal:
Ani ialah Murid SMK Panca Indera
Sebagian Murid kelas XII bukan Murid SMK Panca Indera
Kesimpulannya?

METODE KETUJUH

Contoh Soal:

Semua Siswa XII TKJ ahli Merancang Jaringan


Sebagian Siswa kelas XII TKJ ahli dalam Program Javascript
Kesimpulannya?

METODE KEDELAPAN

Contoh Soal:

Tidak ada Murid XII Akuntansi yang fasih berbahasa Jerman


Semua Mahasiswa Akuntansi merupakan Murid XII Akuntansi
Kesimpulannya?
Dari metode diatasmemang tidak semua ada di soal TPA, namun terkadang juga soal TPA
menggunakan metode-metode seperti diatas, oleh karena itu kita harus paham bagaimana metode
penarikan kesimpulan yang diterapkan dalam TPA. Selain itu yang lebih terpenting ialah
JANGAN SEKALI-KALI MENGHAFAL METODE DIATAS, karena hal ini dpaat
menghambat kita dalam mengerjakan soal TPA nantinya, akan lebih baik apabila kita paham
mengenai metode tersebut.

Sekian tulisan dari Ikubaru's Blogzia, mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam
penyajian materi, mohon kritiknya apabila ada kekurangan. Ikubaru's Blogzia juga mengerti akan
kekurangan tersebut.

Terimakasih telah berkunjung di Ikubaru's Blogzia, semoga membantu dan semoga LULUS
SBMPTN.

1. BILANGAN

Bilangan Romawi

I = 1 (satu) C = 100 (seratus)


V = 5 (lima) D = 500 (lima ratus)
X = 10 (sepuluh) M = 1.000 (seribu)
L = 50 (lima puluh)

Contoh:
XXI = 21 MMIII = 2.003
CDV = 405 CL = 150
XI = 11 MCMXCIX = 1.999

Penjumlahan bilangan bulat

Berikut ini ketentuan operasi penjumlahan bilangan bulat.

1. Jika suatu bilangan dijumlahkan dengan lawan bilangannya, maka hasilnya adalah nol:
[a + (-a) = 0].
Contoh 19 + (-19) = 0, -19 lawan dari 1

2. Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih besar dari bilangan
positifnya, hasilnya adalah bilangan negatif.
Contoh 8 + (-12) = 8 - 12 = - 4, 12 lebih besar dari

3. Jika suatu bilangan di depannya terdapat tanda negatif lebih kecil dari bilangan
positifnya, hasilnya adalah bilangan positif.
Contoh (-4) + 14 = 10, 4 lebih kecil dari 14
Pengurangan bilangan bulat

Berikut ini ketentuan operasi pengurangan pada bilangan bulat.

1. Jika suatu bilangan positif dikurangi dengan lawannya, maka hasilnya dua kali bilangan
itu sendiri: [a - (-a) = 2 x a].
Contoh 11 - (-11) = 11 + 11 = 22, -11 lawan dari 11
2. Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan positif, hasilnya bilangan negatif.
Contoh -14 - 6 = -20, (sama artinya -14 ditambah -6)
3. Jika suatu bilangan negatif dikurangi bilangan negatif, ada 3 kemungkinan seperti berikut
ini.
Berupa bilangan positif jika bilangan di belakang tanda negatif lebih besar.
o Contoh -4 - (-9) --4 + 9 = 5, 9 lebih besar dari 4

Berupa bilangan negatif jika bilangan di belakang tanda negatif lebih kecil.

o Contoh -8 - (-3) = -8 + 3 - -5, 3 lebih kecil dari 8

Berupa bilangan nol jika bilangan negatifnya sama.

o Contoh -15 - (-15) = -15 + 15 = 0, -15 sama dengan -15


4. Jika semua bilangan bulat dikurangi dengan nol, hasilnya adalah bilangan bulat itu
sendiri.
Contoh 4 - 0 = 4

Perkalian bilangan bulat

Berikut ini ketentuan operasi perkalian pada bilangan bulat.

1. Jika bilangan positif dikalikan bilangan negatif, hasilnya bilangan negatif.


Contoh 6 x (-3) = -15
2. Jika bilangan positif dikalikan bilangan positif, hasilnya bilangan positif.
Contoh 13 x 5 = 65
3. Jika bilangan negatif dikalikan bilangan negatif, hasilnya bilangan positif.
Contoh (-3) x (-7) = 21
4. Jika bilangan bulat dikalikan dengan nol, hasilnya nol.
Contoh (-8) x 0 = 0

Pembagian bilangan bulat


Berikut ini ketentuan operasi pembagian pada bilangan bulat.
1. Jika tanda kedua bilangan bulat itu sama

Positif dibagi positif hasilnya positif : [ + : + = + ].


Contoh 6 : 6 = 1
Negatif dibagi negatif, hasilnya positif : [- : - = + ].
Contoh (-21) : (-3) = 7

2. Jika tanda kedua bilangan itu berbeda

Positif dibagi negatif, hasilnya negatif: [+ : - = ].


Contoh 25 : (-5) = 5
Negatif dibagi positif, hasilnya negatif: [ - : + = - ].
Contoh (-27) : 9 = -3

Operasi hitung campuran bilangan bulat

1. Operasi pembagian dan perkalian adalah sama kuat. Oleh karena itu, agar lebih praktis,
maka pengerjaan operasi yang ditulis terlebih dahulu harus dikerjakan lebih awal.
Contoh 3 x 4 : 2 = 6
Caranya (3 x 4) : 2 = 6 = 12 : 2
2. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Oleh karena itu, pengerjaan operasi
yang ditulis terlebih dahulu harus dikerjakan lebih awal.
Contoh 50 + 25 - 30 = 45
Caranya (50 + 25) - 30 = 75 - 30 = 45
3. Apabila dalam suatu soal terdapat tanda kurung, maka pengerjaan operasi dalam kurung
terlebih dahulu harus dikerjakan.
Contoh 30 : (2 + 4) + 13 = 18
Caranya 30 : (6) + 13 = (30 : 6) + 13 = 5 + 13 = 18
4. Operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan,
maka harus dikerjakan terlebih dahulu.
Contoh 125 + 400 : 8 - 5 x 30 = 25
Caranya 125 + (400 : 8) - (5 x 30) = 125 + 50 150 = 175 - 150 = 25

2. PECAHAN
Pecahan menunjukkan pembagian berarti 1 dibagi 2. Bagian atas suatu pecahan adalah
pembilang, sedangkan bagian bawahnya adalah penyebut.

Penjumlahan dan pengurangan pecahan

1. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut sama, maka cukup
lakukan penjumlahan atau pengurangan pada pembilangnya, sementara penyebutnya
tetap sama.
2. Jika pada penjumlahan atau pengurangan pecahan memiliki penyebut yang berbeda,
maka terlebih dahulu samakan penyebutnya, kemudian bisa dilakukan penjumlahan atau
pengurangan pada pembilangnya.

Perkalian pecahan

Pada perkalian pecahan, Anda tidak perlu menyamakan penyebutnya. Caranya adalah kalikan
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

Pembagian pecahan

Pada pembagian pecahan, pembagian pecahan pertama dengan pecahan kedua sama dengan
perkalian pecahan pertama dengan sebalikan dari pecahan kedua.

3. PERSENTASE
Persentase adalah sebuah pecahan yang penyebutnya 100. Untuk mengubah bentuk persentase
menjadi bentuk pecahan dapat dilakukan dengan menuliskan bilangan asli sebagai pembilang
dan 100 sebagai penyebut.

Beberapa bentuk persen yang equivalent dengan pecahan dan umum kita kenal adalah sebagai
berikut.
4. PERBANDINGAN
Perbandingan adalah pernyataan yang membandingkan dua nilai dimana salah satu nilai dibagi
nilai lainnya.
Contoh : Di dalam suatu bus terdapat 15 pria dan 25 wanita. Perbandingan jumlah pria dengan
wanita dalam bus tersebut adalah atau 15. Perbandingan wanita dengan pria adalah atau 25 : 15.
15

5. PROPORSI
Proporsi adalah suatu persamaan dari dua pecahan di kedua ruasnya.
Contoh :

INGAT !!!

Proporsi terbagi menjadi dua, yaitu:

Proporsi langsung

Pada proporsi langsung, kedua variabelnya berhubungan, artinya jika kedua bilangan dikalikan
atau dibagi dengan bilangan yang sama, perbandingan tidak berubah.

Proporsi invers
Pada proporsi invers ada 2 ketentuan, yaitu:

1. Peningkatan galah satu nilai melalui perkalian akan menyebabkan penurunan pada nilai
kedua.
2. Penurunan salah satu nilai melalui pembagian akan menyebabkan peningkatan pada nilai
kedua.

6. RATA-RATA
Rata-rata adalah jumlah bilangan dibagi banyaknya bilangan.

INGAT !!!

Dalam menyelesaikan soal rata-rata, perhatikan satuan yang akan dijumlahkan. Jika
berbeda, samakan terlebih dahulu, selanjutnya dikerjakan.
Jika dua atau tiga rata-rata digabung menjadi satu, terlebih dahulu dibuat bobot yang
sama.
Jika soalnya menanyakan bilangan yang hilang dengan rata-ratanya tertentu, kurangkan
total seluruh bilangan dengan jumlah bilangan yang diketahui.

7. JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN

INGAT !!!

1. Gunakan rumus yang sesuai dengan jawaban yang akan dicari.


2. Untuk menghitung kecepatan rata-rata dari suatu perjalanan yang terdiri dari dua atau
lebih bagian, maka anggaplah perjalanan tersebut sebagai satu perjalanan dengan
menggunakan total jarak dan total waktu.
3. Perhatikan jika ada perbedaan satuan.
4. Gambarkan situasi yang dijelaskan pada soal.
Contoh Soal Penarikan Kesimpulan
Semua seniman kreatif.
Sebagian ilmuwan adalah seniman.
Simpulan yang tepat adalah ....

A. Sebagian ilmuwan kreatif


B. Sebagian bukan ilmuwan tidak kreatif
C. Semua ilmuwan kreatif
D. Semua ilmuwan tidak kreatif
E. Sebagian bukan ilmuwan kreatif

Jawab :
Cara mengerjakan dengan LOGIKA PRAKTIS:
Jelas mengikuti pola silogisme kategorik tipe 1:
MP
SM
Jadi, S P
Dimana,
M = seniman
P = kreatif
S = sebagian ilmuwan
Jadi jawabannya, sebagian ilmuwan kreatif.

Pembahasan:
Semua seniman kreatif. Sebagian ilmuwan adalah seniman, sehingga sebagian ilmuwan kreatif.

Silogisme Kategorik Non-Standar (Non Baku)


Silogisme kategorik non-standar timbul akibat adanya kelainan yang terjadi pada silogisme
kategorik standar. Kelainan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut.

a. Tidak menentunya letak konklusi


Letak konklusi dapat terletak di awal dan pertengahan.

Contoh:
Beo adalah unggas karena beo adalah burung dan semua burung adalah unggas.
Semua penduduk memiliki KTP, maka Adi tentu memiliki KTP karena ia adalah seorang
penduduk.

PERHATIAN !!!
Tentukan terlebih dahulu konklusinya. Konklusi biasanya ditandai dengan adanya
kata-kata seperti, jadi, maka, tentu, oleh karena itu, maka, dan karena itu.
Setelah konklusi ditemukan, maka proporsi yang lain merupakan premis.
Premis biasanya ditandai dengan kata karena atau oleh karena.
Untuk menentukan mana premis mayor atau premis minor periksalah posisi term.
Jika term menjadi subjek pada konklusi, raaka itulah premis mayor. Jika term
menjadi predikatnya konklusi, maka itulah premis minor

b. Seolah-olah terdiri lebih dari tiga term


Silogisme bentuk standar terdiri dari tiga term: mayor, minor, dan penengah. Silogisme dengan
term terdiri lebih dari tiga dapat menghasilkan konklusi yang sah dengan syarat:

Jika dua term mempunyai pengertian yang sama.


Contoh:
Semua pelajar adalah tidak abadi.
Adi adalah fana.
(Tidak abadi pengertiannya sama dengan fana)

Jika term tambahan hanya merupakan pembuktian atau penegasan dari proposisinya.
Contoh:
Semua tentara adalah netral karena ia penjaga kesatuan negara RI.
Suparji adalah tentara.
Jadi, Suparji adalah netral.

c. Proposisinya kurang dari tiga


Silogisme kategorik yang tidak dinyatakan salah satu proposisinya disebut Entinem. Entinem
sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari oleh penyiar, diskusi, dan saat berpidato.
Contoh:

1. Premis mayor tidak dinyatakan


Adi lapar, jadi harus makan.
Bentuk standar :
Semua yang lapar harus makan.
Adi lapar.
Jadi, Adi harus makan.

2. Premis minor tidak dinyatakan


Ia berhak lulus, karena semua juara kelas berhak lulus.
Bentuk standar :
Semua juara kelas berhak lulus.
Ia juara kelas.
Jadi, Ia berhak lulus.
3. Konklusi tidak dinyatakan
Semua pecinta lingkungan sayang terhadap binatang dan Nety seorang pecinta
lingkungan.
Bentuk standar :
Semua pecinta lingkungan sayang terhadap binatang.
Nety seorang pecinta lingkungan.
Jadi, Nety sayang terhadap binatang.

INGAT !!!

Tentukan terlebih dahulu proposisi yang tersembunyi dan uji apakah sah atau
tidak sah.
Buatlah silogisme bentuk standarnya

d. Proposisinya lebih dari tiga


Banyak persoalan tidak dapat diselesaikan dengan bantuan silogisme. Oleh karena itu, premis-
premisnya mungkin perlu bahan argumen pendukung. Dengan demikian tercipta serangkaian
silogisme yang berhubungan erat satu sama lain. Dalam kasus ini "Silogisme pertama menjadi
premis pada silogisme selanjutnya", demikian seterusnya.
Contoh:

1. Semua hewan berkaki empat menyusui.


Sebagian karnivora adalah hewan berkaki empat.
Jadi, sebagian karnivora menyusui.
Semua karnivora adalah makhluk hidup.
Jadi, sebagian makhluk hidup menyusui.

2. Semua atlet adalah manusia yang sehat.


Sebagian tentara adalah atlet.
Semua tentara adalah pemberani.
Jadi, sebagian pemberani adalah manusia yang sehat.

INGAT !!!

Predikat pada proposisi pertama selalu menajadi subjek proposisi selanjutnya.


Kesimpulannya, subjek proposisi pertama dihubungkan dengan predikat proposisi
terakhir

Anda mungkin juga menyukai