Kebijakan Dan Peraturan Mengenai Tata Kelola Perusahaan
Kebijakan Dan Peraturan Mengenai Tata Kelola Perusahaan
Makalah Kelompok
Untuk Mata Kuliah Tata Kelola Perusahaan
Disusun Oleh:
Efraim Arinado Sirait (1306378483)
Nurfitria Risqie Widayanti (1306378514)
Muhammad Naufal Zahransyah Ramadhan (1306380203)
Defi Wirdah Amara (1406533882)
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip maupun dirujuk telah kami nyatakan dengan benar.
Prinsip Kewajaran Pasal 61, 62, 71, 126, dan penjelasan pasal 48 ayat 3
Hak pemegang saham adalah mengajukan gugatan ke perseroan (pasal
61); saham dibeli dengan harga yang wajar (pasal 62); mendapat dividen
(pasal 71); menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS; memberikan
kuasa; meminta diadakan RUPS; mengajukan gugatan terhadap direksi
ataupun dewan komisaris; mengambil keputusan diluar mata acara RUPS;
mengajukan permohonan pemeriksaan terhadap perseroan; mengajukan
permbubaran perseroan; mendapat sisa kekayaan hasil likuidasi serta hak
stakeholder lainnya seperti kreditur, karyawan perseroan dam masyarakat
sebagaimana diatur dalam Pasal 126.
II. Tata Kelola Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Salah satu peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan yang
berkaitan dengan tata kelola perusahaan adalah Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum. Bank
yang dimaksud di sini adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam UU
nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU
nomor 10 tahun 1998 tentang perbankan, termasuk kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri, yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional. Peraturan ini menjelaskan mengenai definisi Direksi, Dewan
Komisaris, Komisaris Independen, Komisaris Non Independen pada bank dengan
berbagai bentuk badan hukum.
Tata kelola yang baik adalah suatu tata cara pengelkolaan bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness).
Bank diwajibkan memiliki anggota Direksi minimal tiga orang yang
berdomisili di Indonesia. Direksi ini wajib dipimpin oleh presiden direktur.
Presiden direktur sendiri diwajibkan berasal dari pihak independen terhadap
pemegang saham pengendali. Direksi wajib memiliki pengalaman minimal lima
tahun dalam bidang operasional. Selain itu, Direksi dilarang merangkap jabatan
sebagai anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris atau Pejabat Eksekutif pada
perusahaan lain. Selain itu, Direksi dilarang memiliki sama lebih dari 25% dari
modal disetor pada perusahaan lain.
Bank diwajibkan memiliki anggota Dewan Komisaris dengan jumlah
minimal tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi.
Dewan Komisaris wajib terdiri dari Komisaris Independen dan Komisaris Non
Independen. Komisaris Independen sendiri wajib paling sedikit berjumlah 50%
dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris diwajibkan
menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris minimal empat kali dalam satu tahun.
Komite-komite terdiri dari komite audit, komite pemantau risiko, dan
komite remunerasi dan nominasi. Ketua komite-komite tersebut dilarang
merangkap jabatan sebagaik ketua komite lebih dari satu pada komite lain.
III. Tata Kelola Menurut Peraturan Pemerintahan
a. pengawasan umum;
b. pengawasan teknis atas pelaksanaan urusan pemerintahan kongruen; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan umum di daerah.