Anda di halaman 1dari 7

TEORI STIMULUS RESPON DARI IVAN PETROVICH PAVLOV,

EDWARD L. THORNDIKE, DAN JOHN BROADES WATSON

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Psikologi Olahraga

dengan Dosen Bapak Dr. Komarudin, M.Pd

Oleh:

Nama : Ali Budiman

NIM : 1502319

Kelas : I-A

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN OLAHRAGA


SEKOLAH PASCASARJANA
UPI 2015
A. Teori Ivan Petrovich Pavlov

Teori pembiasaan klasik ini merupakan teori pertama dalam kelompok teori

stimulus dan respon. Teori ini ditemukan oleh Ivan P. Pavlov (1848 - 1936).

Ketika ia hendak mengkaji proses pencernaan hewan, ia mendapati bahwa

sebelum seekor anjing mulai memakan makanan, air liurnya telah lebih dahulu

keluar. Setiap kali anjing yang diamatimelihat makanan, air liur anjing selalu

keluar. Maka Pavlov ingin melatih anjing untukmengeluarkan air liurnya

sekalipun makanan tidak diberikan.

Pavlov merancang suatu eksperimen yakni dengan membunyikan lonceng

segera sebelum anjing diberi makanan. Setelah eksperimennya ini dilaksanakan,

maka ia dapat menyimpulkan bahwa anjing itu telah dilazimkan untuk bertindak

terhadap rangsangan yang baru, yaitu lonceng yang sebelumnya tidak

menyebabkan anjing mengeluarkan air liurnya.

Air liur yang keluar sekalipun hanya karena mendengar bunyi lonceng

sajamerupakan respon yang disebut respons yang dibiasakan; sedangkan

ransangan atau stimulus yang menyebabkannya, yaitu bunyi lonceng

disebut stimulus yang dibiasakan.

Eksperimen Pavlov dengan anjing itu terdiri dari empat elemen terpisah yang

selalumuncul dalam teori eksperimen klasik, yaitu

1. Stimulus yang tidak dibiasakan (STD)

2. Respons tidak dibiasakan (RTD)

3. Stimulus yang dibiasakan (SD)

4. Respons yang dibiaskan (RD)


Menurut teori Pembiasaan Klasik ini kemampuan seseorang untuk membentuk

respon-respon yang dibiasakan berhubungan erat dengan jenis sistem yang

digunakan. Teori ini percaya adanya perbedaan-perbedaan yang dibawa sejak

lahir dalam kemampuan belajar. Teori pembiasaan klasik ini jika kita kaitkan

dengan pembelajaran yaitu ketikaseorang guru saat pertama kali mengajar harus

memberikan aturan awal yang matang. Aturan awal tersebut harus konsisten dan

tidak boleh berubah-ubah. Rangsangan awal itulah yang mengakibatkan terjadinya

pembiasaan. Seperti seorang guru memberikan aturan saat mengumpulkan tugas

harus tepat waktu maka siswa akan terbiasa untuk mengumpulkan tugas dengan

tepat waktu tanpa diberitahukan lagi.

B. Teori Edward L. Thorndike

Teori ini diperkenalkan oleh Edward L. Thorndike (1874 - 1919), seorang ahli

psikologi berkebangsaan Amerika. Teori ini dimulai dengan sebuah eksperimen

yang disebut trial and error. Dalam ekserimen itu Thorndike menempatkan

seekor kucing di dalam sebuah sangkar besar. Sangkar itu dapat dibuka dari dalam

dengan menekan sebuah engsel. Dari eksperimen tersebut, Thorndike berpendapat

bahwa pembelajaran merupakan suatu proses menghubung-hubungkan di dalam

system saraf dan tidak ada hubungannya dengan insight atau pengertian.

Karena itu, teori pembelajarannya disebut connectionism atau S-R bond theory

(teori gabungan stimulus dan respon). Yang dihubung-hubungkan di dalam sistem

saraf adalah peristiwa-peristiwa fisik dan mental dalam proses pembelajaran itu.
Dari eksperimen terhadap binatang-binatang itu, Thornadike merumuskan dua

kaidah atau hukum pembelajaran utama, yaitu:1) The law of exercise (hukum

latihan), dan2) The low of effect (hukum akibat). Teori penghubungan ini jika

dikaikan dengan pembelajaran yaitu dengan cara inquiri (menemukan). Seperti

seorang guru memberikan beberapa gambar dan diperlihatkan kepada siswa.

Dengan melihat gambar tersebut maka siswa akan menghubungkan gambar-

gambar tersebut secara sistematis. Siswa akan menemukan sebuah cerita baru

yang dihasilkan dari menghubungkan gambar. Hal ini dapat mengasah otak siswa

untuk berpikir menemukan sesuatu hal yang baru dari sebuah gambar.

C. Teori John Broades Watson

Teori ini diperkenalkan oleh Jhon B. Watson (1878 - 1958) seorang ahli

psikologi berkebangsaan Amerika. Teori ini kelanjutan dari teori pembiasaan

klasik Pavlov dalam bentuk baru dan yang lebih terperinci serta didukung

oleh eksperimen baru dengan binatang (terutama tikus) dan anak kecil (bayi).

Di Amerika Serikat, Watson dikenal sebagai Bapak Behaviorisme Karena

prinsip- prinsip pembelajaran barunya berdasarkan teori Stimulus Respons Bond ,

(S R bond) yang juga dalam persaingan dengan teori strukturalisme dan

mentalisme Wundt. Menurut behaviorisme yang dibuat Watson tujuan utama

psikologi adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan

sedikit pun tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Yang dapat dikaji dari teori ini

adalah benda-benda yang dapat diamati secara langsung, yaitu rangsangan

(stimuls) dan gerak balas (respons).


Jadi, semua perilaku dipelajari menurut hubungan stimuls dan respon. Watson

mengadakan eksperimen terhadap bayi yang bernama Albert yang berumur 11

tahun untuk membuktikan teorinya. Dalam hal ini Watson mengemukakan dua

prinsip penting yaitu :

1. Recency principle (prinsip kebaruan)

2. Frequency principle (prinsip frekuensi)

Teori behaviorisme ini kaitannya dengan pembelajaran adalah kita dapat

melihat bagaimana karakter seseorang dari perilakunya. Ketika kita melakukan

pelajaran terhadap perilaku hal tersebut tidak dapat ditebak atau dipelajari tetapi

bisa dilihat dari reaksi. Contoh ketika kita memberikan tugas kepada siswa maka

ada yang setuju dan ada yang tidak, dari hal tersebut kita tahu karakter seseorang.

Dengan demikian seorang guru dapat mengenali dan mengetahui bagaimana

karakter peserta didiknya.


KESIMPULAN

Dalam teori stimulus dan respon membahas lima teori yang berkaitan dengan

pembelajaran psikologi pendidikan. Lima teori tersebut adalah teori pembiasaan

klasik dari Pavlov teori penghubungan dari Thorndike, dan teori behaviorisme

dari Watson. Teori stimulus dan respon ini memiliki dasar pandangan bahwa

perilaku itu, termasuk perilaku berbahasa (bahasa tubuh), bermula dengan adanya

stimulus (rangsangan, aksi) yang segera menimbulkan respon (reaksi, gerak

balas). Teori ini dalam pembelajaran sangat bermanfaat untuk melihat bagaimana

stimulus dari guru dan bagaimana reaksi siswa terhadap pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalim, Mochammad dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa


University Press

http://id.wikipedia.org/teori_belajar_behavioristik.html

http://edukasi.kompasiana.com/teori_stimulus_respon.htmlhttp://edukasi.kompasi
ana.com/psycholinguistic_teori_stimulus_dan_respon.html

http://academia.edu/8770616/Psikologi_Pendidikan_Stimulus_Teori_Stimulus_an
d_Respon

Anda mungkin juga menyukai