BLOK 5.1
BIOMEDICAL ETHICS
Kasus Ny. Agian, RS Telah Lakukan Euthanasia Pasif
I. KLARIFIKASI ISTILAH
a. Euthanasia
Euthanasia berasal dari bahasa Yunani yaitu Euthanatos (Eu berarti
baik,tanpa penderitaan dan Thanatos berarti Kematian). Jadi Euthanasia artinya
mengakhiri kehidupan seseorang yang menurut ilmu tidak akan sembuh atau
usaha untuk mengurangi dan meringankan sesorang yang sedang menghadapi
kematian. Euthanasia dapat juga berarti mati dengan tenang atau suatu jalan
mengakhiri hidup dengan baik dan tenang.
Menurut Kamus Hukum, Euthanasia berarti menghilangkan rasa sakit
yang kemungkinan tidak akan sembuh lagi pada pasien dengan dasar
kemanusiaan. Euthanasia sendiri dalam Oxford English Dictionary berarti
kematian yang lembut dan nyaman, dilakukan terutama dalam kasus penyakit
yang penuh penderitaan dan tidak tersembuhkan. Sedangkan menurut Kamus
Kedokteran Euthanasia mengandung 2 pengertian yaitu 1) Suatu kematian yang
mudah atau tanpa rasa sakit, 2) Pembunuhan dengan kemurahan hati, pengakhiran
kehidupan seseorang yang menderita penyakit yang tidak dapat sisembuhkan dan
sangat menyakitkan secara hati-hati dan disengaja.
b. Euthanasia Pasif
Euthanasia Pasif berarti membiarkan pasien meninggal tanpa pemberian
tindakan dokter. Menurut Kamus Hukum, Euthanasia Pasif berarti pihak dokter
menyuntikan segala obat kepada pasien kecuali obat rasa sakit atas permintaan
pasien di karenakan keadaan ekonomi terbatas, dana pengobatan tinggi dan fungsi
pengobatan menurut dokter sudah tidak efektif lagi.
Menurut Pradjonggo, 2016 , Euthanasia Pasif berarti perbuatan
menghentikan atau mencabut segala tindakan / pengobatan yang perlu untuk
mempertahankan hidup manusia. Hal ini dilakukan bila penderita gawat darurat
tidak diberi obat sama sekali, sehingga pasien diperkirakan akan meninggal
setelah tindakan pertolongan dihentikan.
c. Maintanace
Maintanace adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang
agar peralatan selalu memiliki kondisi sama dengan keadaan awalnya.
d. Fase Terminasi
Fase Terminasi merupakan fase dimana perawat akan menghentikan
interaksi dengan klien. Pada fase ini dibagi menjadi 2 , yaitu tahap terminasi
sementara dan terminasi akhir.
e. Koma
Koma adalah situasi darurat ketika sesorang mengalami keadaan tidak
sadar dalam jangka waktu lama, saat kesadaran hilang dan tidak memberikan
reaksi pada semua rangsangan. Koma dapat pula diartikan sebagai penurunan
kesadaran yang paling rendah/ eadaan unarousable unresponsiveness, yaitu
keadaan pasien tidak dapat berespon terhadap lingkungan.
f. Eklamsia
Eklamsia adalah masalah serius pada masa kehamilan akhir. Yang ditandai
dengan kejang klonik tonik.
g. Stroke
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan
gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat
menimbulkan cacat atau kematian.
II. BRAINSTORMING
a. Adanya pelanggaran hak hidup yang termasuk dalam pelanggaran HAM karena
sang suami menyuruh dokter untuk menyuntik mati istrinya Ny. Agian.
b. Penelantaran Ny. Again oleh anggota keluarganya
c. Dilema dokter dalam mengambil tindakan medis yang cepat dan tepat
d. Rumah Sakit menolak saat suami megajukan Euthanasia Aktif
e. Hak anak untuk diasuh orang tuanya terabaikan
f. Keterbatasan ekonomi membuat orang melakukan Euthanasia
g. Tidak adanya inform consent secara langsung ke pasien
V. LEGAL ASPECT
a. Euthanasia
- Pasal 344 KUHP
Barang siapa yang dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri, di hukum karena pembunuhan direncanakan
dengan hukuman mati atau penjara selama-lamanya seumur hidup.
- Pasal 338 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain karena salah
telah melakukan pembunuhan dihukum dengan hukuman penjara selama 15
tahun.
- Kode Etik Kedokteran tahun 2012 pasal 11 tentang perlindungan hidup
ayat 2
Seorang dokter dilarang terlibat atau melibatkan diri di dalam abortus,
euthanasia, maupun hukuman mati yang tidak didapat dipertanggungjawabkan
moralitasnya
Ayat 5
Seorang dokter dilarang menggugurkan kandungan tanpa indikasi medis yang
membahayakan kelangsungan hidup ibu dan janin atau mengakhiri kehidupan
seseorang yang menurut ilmu dan pengetahuan tidak mungkin akan sembuh.
- UUD 1945 Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhal mempertahankan hidup dan
kehidupannya
- UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1
Setiap orang berhak hidup sejahtera lshir dan batin, tempat tinggal, dan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.
- UU No 39 th 1999
Mengatur tentang hak asasi manusia, hak paling utama adalah hak untuk
hidup
b. Penelantaran anggota keluarga
- UU 1945 Pasal 9 ayat 1
Perbuatan kewajiban memberikan perawatan kepada keluarga misalkan pada
anggota keluarga yang cacat
- Pasal 7 UU no 23 th 2003
Hak anak untuk diasuh orangtuanya terabaikan oleh ibu yang sakit
1. Setiap anak berhak untuk mengetahui orantuanya, dibesarkan, dan diasuh
orang tuannya sendiri
2. Dalam hal suatu sebab orangtuanya tidak dapat menjamin tumbuh
kembang anak atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut
berhak diangkat atau diasuh sebagai anak asuh atau anak angkat oleh
orang lain sesuai ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku
- Pasal 3 Deklarasi Hak Asasi Manusia
Setiap orang berhak atas kehidupannya
c. Inform Consent
- Permenkes No 585 pasal 4 ayat 2 tentang persetujun tindakan medis
Dalam memberikan informasi kepada pasien atau keluargannya, kehadiran
seorang perawat atau paramedik lainnya sebagai saksi adalah penting
- Permenkes 290/MENKES/PER/III/2008 BAB 1 Pasal 1
Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Persetujuan tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap
mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan
terhadap pasien.
2. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-
anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
3. Tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang selnjutnya disebut
tindakan kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif,
diagnosis, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter atau
dokter gigi terhadap pasien.
4. Tindakan invasif adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat
mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien.
5. Tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan
medis yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan.
6. Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan
dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi
baik di dalam maupun di luar negeri yang di akui oleh pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7. Pasien yang kompeten adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut
perundang-undangan atau telah pernah menikah, tidak terganggu
kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar , tidak mengalami
penurunan perkembangan (retardasi) mental atau tidak mengalami
penyakit memntal sehingga mampu membuat keputusan secara bebas.
VI. PROBLEM SOLVING
a. Pelanggaran Hak Hidup seharusnya menghargai hak hidup orang lain untuk hidup
karena hak hidup orang lain sudah ada yang mengatur.
b. Penelantaran Anggota leluarag, seharusnya member dukunga, menemani,
merawat, dan hasilnya diserahkan kepada Allah kita harusnya berusaha. Butuh
dukungan moral supaya pemulihan lebih baik.
c. Sosial Ekonomi : bisa langsung ke pemerintah, ada situs suntuk pengumpuan dana
untuk orang yang kurang mampu dalam pengobatan.
d. Memperjelas apakah tindakan Euthanasia aktif boleh tidak.
e. Inform consent harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.