Anda di halaman 1dari 220

Buku Kerja

Pengawas Sekolah

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN


DIREKTORAT JENDERAL
PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
2010
BUKU KERJA
PENGAWAS SEKOLAH

Diterbitkan oleh :
Direktorat Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Kementrian Pendidikan Nasional

Alamat :
Direktorat Tenaga Kependidikan
Gedung D Lt. 12, Komplek Kemdiknas
Jl. Jenderal Sudirman, Pintu I, Senayan-Jakarta
Telp/Fax : (021) 57974109
Email : subditprogramtendik@yahoo.com
www.tendik.org

Pengarah :
Prof. Dr. Baedhowi, M. Si (Dirjen PMPTK Kemdiknas)
Surya Dharma, MPA.Ph.D ( Direktur Tenaga Kependidikan)

Penanggung Jawab :
Dr. Abi Sujak ( Kasubdit Program Direktorat Tenaga Kependidikan)
Drs. Budi Supriyatno, M.Si ( Kasi Perencanaan Subdit Program)
Drs. Yukon Putra, M.Si ( Kasi Evaluasi dan Pelaporan Subdit Program)

Tim Penyusun :
Nana Sudjana, Endang Abutarya, Daliman Sofyan, Tita Lestari,
Darwis, M. Thayeb HMS
Samsul Hadi, Kahar Yoes, Djoko Sumardi, Dedy Kustawan,
Yayat Ibayati, Sambawiyana
Gunawan Ginting, Agustinus Dwi Nugroho,
Agus Mulyadi, Abdul Kamil Marisi

Tim Sekretariat :
Wining Widiharti, Martono, Ngadimin, Otong Kusnadi, M. Noer Solichin,
Prih Yudiyanto, Abdul Ghofur, Widya Kersana, Nasyit Forefry, Darmawan Affandi,
Fahrial Hamdi, M. Yusuf Wibisono, Rr. Sutaris, Anyes Sedayu Pramesti,
Yuni Indarti, Ratikun, Nina Utami
SAMBUTAN

Direktur Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik


dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan Nasional

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait erat


dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan (PTK) tanpa menafikan faktor-faktor lainnya seperti sarana
prasarana dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik
dan tenaga kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan
strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di
sekolah.

Kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun


program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluas hasil
pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesional guru. Pada Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru
pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus melaksanakan
kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Dengan demikian,
pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang
memadai untuk dapat menjalankan tugas kepengawasannya.

Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan kegiatan


pengawasan akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Selain itu untuk
meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu dilaksanakan
pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab
tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih
mengarahkan sekolah ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang
efektif, efisien dan produktif.

Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan


nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggung jawab yang harus dipikul
pengawas sekolah juga menjadi besar pula.

Saya menyambut baik inisiatif Direktorat Tenaga Kependidikan untuk membuat


sebuah buku kerja bagi pengawas sekolah. Buku ini diharapkan dapat dipakai
sebagai salah satu pegangan atau acuan bagi pengawas sekolah; agar dapat
meningkatkan kinerjanya, melaksanakan tugasnya sebagai supervisor akademik
dan supervisor manajerial di sekolah yang dibinanya, agar melaksanakan tugas

i Buku Kerja Pengawas Sekolah


kepengawasannya dapat berjalan secara efektif dan efisien, dan agar dapat
melakukan pembimbingan dan pelatihan peningkatan profesional guru. Dengan
demikian, pengawas sekolah dalam tugas pengawasan dapat memiliki
kecermatan melihat kondisi sekolah, ketajaman analisis dan sintesis, ketepatan
dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang diperlukan, dan kemampuan
berkomunikasi yang baik dengan setiap individu di sekolah.

Jakarta, November 2010

Prof.Dr. Baedhowi, M.Si


NIP. 19490828197903 1001

Buku Kerja Pengawas Sekolah ii


KATA PENGANTAR

Peraturan Pemerintah no 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4


menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial.

Untuk melaksanakan kegiatan pengawasan tersebut, Peraturan Menteri


Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2007 tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah, menyebutkan bahwa seorang pengawas sekolah
harus mempunyai enam dimensi kompetensi minimal yaitu kompetensi
kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan,
penelitian pengembangan, dan kompetensi sosial.

Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan akademik dan


pengawasan manajerial yang didukung oleh dimensi kompetensi pengawas
tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK berusaha
memfasilitasi pengembangan buku panduan yang berisi hal-hal pokok yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan, serta dilengkapi beberapa
contoh format kegiatan kepengawasan yang dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah.

Sehubungan dengan hal tersebut Direktorat Tenaga Kependidikan pada tahun


anggaran 2010 telah menyusun Buku Kerja Pengawas Sekolah yang diharapkan
dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam melaksanakan tugas
kepengawasan.

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih atas peran aktif tim
penyusun Buku Kerja Pengawas Sekolah yang telah memberikan kontribusi
dalam penyusunan buku ini sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia.

Jakarta, November 2010


Direktur Tenaga Kependidikan,

Surya Dharma, MPA, Ph.D


NIP. 19530927 197903 1 001

iii Buku Kerja Pengawas Sekolah


DAFTAR ISI

SAMBUTAN _______________________________________________________ i
KATA PENGANTAR _________________________________________________ iii
DAFTAR ISI _______________________________________________________ iv
DAFTAR LAMPIRAN ________________________________________________ vi
BAB I ___________________________________________________________ 1
PENDAHULUAN ___________________________________________________ 1
A. LATAR BELAKANG _______________________________________________ 1
B. TUJUAN _______________________________________________________ 2
C. MANFAAT _____________________________________________________ 2
D. DASAR HUKUM _________________________________________________ 2
E. RUANG LINGKUP ________________________________________________ 3
BAB II ___________________________________________________________ 5
PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL __________________________________ 5
A. PENGAWAS DAN PENGAWASAN ___________________________________ 5
B. PERAN PENGAWAS SEKOLAH ______________________________________ 5
C. PENGAWAS SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL _________________________ 5
BAB III __________________________________________________________ 7
JENJANG JABATAN, BIDANG PENGAWASAN DAN TUGAS POKOK ____________ 7
PENGAWAS SEKOLAH ______________________________________________ 7
A. JENJANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH ____________________________ 7
B. BIDANG PENGAWASAN __________________________________________ 7
C. KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH _________________________________ 8
D. TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH________________________________ 8
E. BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH DAN SEKOLAH SASARAN PENGAWASAN
_____________________________________________________________ 11
F. ORGANISASI KEPENGAWASAN ____________________________________ 14
BAB IV _________________________________________________________ 17
RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN __________________________________ 17
A. KEPENGAWASAN AKADEMIK _____________________________________ 17

iv Buku Kerja Pengawas Sekolah


B. KEPENGAWASAN MANAJERIAL____________________________________18
C. PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU ________________19
D. PENGAWASAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI
GURU PEMULA ________________________________________________20
E. EVALUASI HASIL PENGAWASAN____________________________ _______25

BAB V __________________________________________________________ 27
TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN ________________________________ 27
A. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN____________________________27
B. PELAKSANAAN _________________________________________________30
C. EVALUASI HASIL PENGAWASAN ___________________________________30
D. PELAPORAN ___________________________________________________30
E. PENGEMBANGAN DIRI __________________________________________32

Buku Kerja Pengawas Sekolah v


DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul
Lampiran 1 Permendiknas No. 12 Tahun 2007 33
Lampiran 2 Kode Etik Pengawas Sekolah 50
Lampiran 3 Contoh Format Evaluasi Program Tahun Sebelumnya 51
Lampiran 4 Contoh Program Pembinaan, Pemantauan, Penilaian Kinerja,
Pembimbingan dan Pelatihan 52
Lampiran 5 Contoh Rencana Program Tahunan pembinaan Guru dan
atau Kepala Sekolah 61
Lampiran 6a Contoh Program Semester (RKA atau RKM) 67
Lampiran 6b Contoh RKA Naratif 72
Lampiran 6c Contoh RKM Naratif 74
Lampiran 7 Contoh jadwal Pengawasan Tatap Muka Pada Sekolah Binaan 76
Lampiran 8 Contoh Format Pemantauan Delapan SNP
dan Contoh Instrument Supervisinya 79
Lampiran 9 Contoh Format Pembinaan Guru Dalam Tehnik Penilaian
Dan Analisis SKL 95
Lampiran 10 Contoh Instrumen Validasi / Varifikasi Dokumen KTSP 105
Lampiran 11 Contoh Supervisi Pembinaan Guru 114
Lampiran 11a Contoh Supervisi Pembinaan Kepala Sekolah 116
Lampiran 12 Contoh Hasil Tindak Lanjut Supervisi
Pembinaan Kepala Sekolah Dan Guru 120
Lampiran 13 Contoh Format Yang Digunakan Dalam Laporan
Hasil Pengawasan 122
Lampiran 14 Alur Kegiatan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) 134
Lampiran 15 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran 139

vi Buku Kerja Pengawas Sekolah


Lampiran 16 Kriteria Penilaian Kinerja Guru Pemula
Pada Program Induksi Guru Pemula (PIGP) 140
Lampiran 17 Format Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP 147
Lampiran 18 Jadwal Kegiatan Pengawasan PIGP 148
Lampiran 19 Instrumen Monitoring PIGP 150
Lampiran 20 Action Plan Pengawasan PIGP 155
Lampiran 21 Jadwal Monitoring PIGP 156
Lampiran 22 Permendiknas No. 27 tahun 2010 tentang
Program Induksi Bagi Guru Pemula 157
Lampiran 23 Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang
Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/Madrasah 174
Lampiran 24 Permendiknas No. 63 tahun 2010 tentang
Penjaminan Mutu Pendidikan 184
Lampiran 25 Pengurus APSI 207

Buku Kerja Pengawas Sekolah vii


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
telah menetapkan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Standar-standar tersebut di
atas merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan.

Salah satu standar yang memegang peran penting dalam pelaksanaan


pendidikan di sekolah adalah standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengawas sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan yang
memegang peran strategis dalam meningkatkan profesionalisme guru dan
mutu pendidikan di sekolah.

Peraturan Pemerintah no. 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat
4 menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan
manajerial. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai
kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas
kepengawasannya.

Berdasarkan hal- hal di atas, Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat


Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
memberikan perhatian terhadap peningkatan kinerja pengawas sekolah
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan melalui pengadaan buku kerja
pengawas sekolah.

Buku ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu pegangan atau acuan
bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya.

1 Buku Kerja Pengawas Sekolah


B. TUJUAN
Buku kerja pengawas sekolah ini disusun untuk dijadikan sebagai:
1. Pegangan bagi pengawas sekolah dalam melaksanakan tugasnya
sebagai supervisor akademik dan supervisor manajerial di sekolah
yang dibinanya.
2. Acuan bagi pengawas sekolah dalam melakukan pembimbingan dan
pelatihan peningkatan profesional guru
3. Acuan bagi pengawas sekolah agar dalam melaksanakan tugas
kepengawasannya berjalan secara efektif dan efisien.

C. MANFAAT

Buku kerja pengawas sekolah ini diharapkan dapat:


1. Memudahkan dan mengarahkan pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas kepengawasannya.
2. Membantu pengawas sekolah dalam meningkatkan kinerjanya.

D. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Buku Kerja pengawas sekolah adalah:


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional,
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan,
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru,
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2009 tentang Beban Kerja Guru dan Pengawas,

Buku Kerja Pengawas Sekolah 2


E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Buku Kerja pengawas sekolah ini meliputi: (1) pengertian
dan perkembangan pendekatan pengawasan, (2) profesionalisme
pengawas, (3) Jenjang Jabatan, bidang kepengawasan dan tugas pokok
pengawas, (4) ruang lingkup kepengawasan, dan (5) tahapan kegiatan
kepengawasan.

3 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Buku Kerja Pengawas Sekolah 4
BAB II
PENGAWAS SEKOLAH PROFESIONAL

A. PENGAWAS DAN PENGAWASAN

Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam
jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Kegiatan pengawasan
adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan,
melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program,
dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

B. PERAN PENGAWAS SEKOLAH

Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam


proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah. Dalam konteks ini
peran pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan tindak lanjut pengawas yang harus dilakukan secara teratur
dan berkesinambungan (PP 19 Tahun 2005, pasal 55). Peran tersebut
berkaitan dengan tugas pokok pengawas dalam melakukan supervisi
manajerial dan akademik, pembinaan, pemantauan dan penilaian. Peran
pengawas sekolah dalam pembinaan setidaknya sebagai teladan bagi sekolah
dan sebagai rekan kerja yang serasi dengan pihak sekolah dalam memajukan
sekolah binaannya.

Peran pengawasan tersebut dilaksanakan dengan pendekatan supervisi


yang bersifat ilmiah, klinis, manusiawi, kolaboratif, artistik, interpretatif,
dan berbasis kondisi sosial budaya. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan
mutu pembelajaran.

C. PENGAWAS SEBAGAI TENAGA PROFESIONAL

Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan tugas


pokok kepengawasan yang terdiri dari melaksanakan kegiatan pengawasan
akademik dan pengawasan manajerial serta kegiatan pembimbingan dan
pelatihan profesional guru dengan optimal yang didukung oleh standar
dimensi kompetensi prasyarat yang dibutuhkan yang berkaitan dengan (1)

5 Buku Kerja Pengawas Sekolah


pengawasan sekolah, (2) pengembangan profesi, (3) teknis operasional,
dan wawasan kependidikan. Selain itu untuk meningkatkan
profesionalisme pengawas sekolah melakukan pengembangan profesi
secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab tantangan dunia
pendidikan yang semakin komplek dan untuk lebih mengarahkan sekolah
ke arah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif, efisien dan
produktif.

Seorang pengawas profesional dalam melakukan tugas pengawasan harus


memiliki (1) kecermatan melihat kondisi sekolah, (2) ketajaman analisis dan
sintesis, (3) ketepatan dan kreatifitas dalam memberikan treatment yang
diperlukan, serta (4) kemampuan berkomunikasi yang baik dengan setiap
individu di sekolah.

Karakteristik yang harus dimiliki oleh pengawas sekolah yang profesional


diantaranya:
1. menampilkan kemampuan pengawasan dalam bentuk kinerja
2. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
3. melaksanakan tugas kepengawasan secara efektif dan efisien
4. memberikan layanan prima untuk semua pemangku kepentingan.
5. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
6. mengembangkan metode dan strategi kerja kepengawasan secara terus
menerus
7. memiliki kapasitas untuk bekerja secara mandiri
8. memiliki tanggungjawab profesi
9. mematuhi kode etik profesi pengawas (Lihat Lampiran 2)
10. memiliki komitmen dan menjadi anggota organisasi profesi
kepengawasan sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah 6


BAB III
JENJANG JABATAN, BIDANG PENGAWASAN DAN TUGAS POKOK
PENGAWAS SEKOLAH

A. JENJANG JABATAN PENGAWAS SEKOLAH

Jenjang jabatan pengawas dibagi menjadi tiga, mulai dari jenjang yang
terendah sampai dengan jenjang yang tertinggi yaitu pengawas muda
(Golongan III/c-III/d), pengawas madya (Golongan IV/a-IV/c), dan
pengawas utama (Golongan IV/d-IVe).

B. BIDANG PENGAWASAN

1. Pengawas Taman Kanak-kanak dan Pengawas Sekolah Dasar, adalah


pengawas sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan
hak secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah
sekolah baik negeri maupun swasta untuk pengelolaan sekolah, bidang
pengembangan untuk Taman Kanak-Kanak, dan seluruh mata pelajaran
Sekolah Dasar kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan
jasmani dan kesehatan

2. Pengawas mata pelajaran/rumpun mata pelajaran adalah pengawas


sekolah yang mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak
secara penuh dalam melaksanakan tugas pengawasan mata pelajaran
atau rumpun mata pelajaran tertentu pada sejumlah sekolah baik negeri
maupun swasta.

3. Pengawas sekolah luar biasa adalah pengawas sekolah yang


mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh
dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik
negeri maupun swasta pada sekolah luar biasa di lingkungan
Kementerian Pendidikan Nasional untuk seluruh mata pelajaran.

4. Pengawas bimbingan dan konseling adalah pengawas sekolah yang


mempunyai tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh
dalam melaksanakan tugas pengawasan pada sejumlah sekolah baik
negeri maupun swasta pada kegiatan bimbingan dan konseling.

7 Buku Kerja Pengawas Sekolah


C. KOMPETENSI PENGAWAS SEKOLAH

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007, dimensi Kompetensi


Pengawas Sekolah terdiri dari: kepribadian, supervisi manajerial, supervisi
akademik, evaluasi pendidikan, penelitian pengembangan, dan sosial yang
diuraikan dalam 33 kompetensi (Lampiran 1).

D. TUGAS POKOK PENGAWAS SEKOLAH

Tugas Pokok Pengawas Sekolah sesuai dengan PP 74 tahun 2008 adalah


melakukan tugas pengawasan akademik dan/atau manajerial serta tugas
pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Rincian masing-masing
tugas Pengawasan untuk setiap jenjang jabatan pengawas sekolah
diuraikan sebagai berikut:

1. Pengawas Sekolah Muda


a. menyusun program pengawasan;
b. melaksanakan pembinaan guru;
c. memantau pelaksanaan delapan Standar Nasional Pendidikan
(standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
penilaian);
d. melaksanakan penilaian kinerja guru;
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan;
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya;
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam perencanaan pembelajaran;
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan pembelajaran;
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam penilaian dan evaluasi pembelajaran;
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan;
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru;

Buku Kerja Pengawas Sekolah 8


2. Pengawas Sekolah Madya
a. menyusun program pengawasan;
b. melaksanakan pembinaan guru dan/atau kepala sekolah;
c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan;
d. melaksanakan penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah;
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan;
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau
KKKS/MKKS dan sejenisnya;
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam perencanaan pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah;
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah;
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam penilaian pembelajaran dan/atau kepala sekolah dalam
evaluasi diri sekolah;
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan dan/atau kepala
sekolah dalam refleksi hasil evaluasi diri sekolah;
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan/atau kepala sekolah;
l. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen;
m. membimbing pengawas sekolah muda dalam melaksanakan tugas
pokok;
3. Pengawas Sekolah Utama
a. menyusun program pengawasan;
b. melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
c. memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

9 Buku Kerja Pengawas Sekolah


standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan;
d. melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;
e. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan
pada sekolah binaan;
f. menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan
sejenisnya;
g. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam perencanaan pembelajaran dan kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah;
h. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan pembelajaran dan kepala sekolah dalam
pengelolaan sekolah;
i. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam penilaian pembelajaran dan kepala sekolah dalam evaluasi
diri sekolah;
j. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dalam pelaksanaan perbaikan dan pengayaan dan kepala sekolah
dalam refleksi hasil evaluasi diri sekolah;
k. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru
dan kepala sekolah;
l. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam
menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan
manajemen;
m. membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah
madya dalam melaksanakan tugas pokok;
n. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan
kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan;
o. mengevaluasi hasil pelaksanaan tugas pokok pengawasan di
tingkat kabupaten/kota;

Pelaksanaan setiap tugas pokok tersebut dievaluasi sendiri oleh pengawas


yang bersangkutan dan hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota/provinsi melalui Koordinator Pengawas
Sekolah.

Buku Kerja Pengawas Sekolah 10


E. BEBAN KERJA PENGAWAS SEKOLAH DAN SEKOLAH SASARAN
PENGAWASAN

2. Beban kerja

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tentang Guru pasal 54


ayat (8) yang menyatakan bahwa beban kerja pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas pengawasan dan tugas pembimbingan serta
pelatihan profesionalisme guru ekuivalen dengan paling sedikit 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu.

Beban kerja pengawas sekolah untuk melaksanakan kegiatan tatap


muka tersebut merupakan bagian dari jam kerja sebagai pegawai yang
secara keseluruhan paling sedikit 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
kerja (@60 menit) dalam 1 (satu) minggu melaksanakan kegiatan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, dan penilaian, serta
pembimbingan dan pelatihan profesional guru.

Jika ketentuan jam kerja 37,5 jam kerja dikaitkan dengan equivalensi 24
jam tatap muka dapat diartikan bahwa seorang pengawas sekurang-
kurangnya harus melaksanakan tugas pokok kepengawasan selama 24
jam tatap muka perminggu. Sisa waktu yang tersedia digunakan untuk
kegiatan non tatap muka seperti: penyusunan program, penyusunan
laporan, pengembangan profesional dan kegiatan pendukung lainnya.

Alokasi waktu tatap muka pengawasan akademik dan/atau manajerial


pada setiap jenjang pendidikan berbeda, pada jenjang TK satu jam tatap
muka dilaksanakan selama 30 menit, pada jenjang SD 35 menit, pada
jenjang SMP 40 menit, sedangkan pada jenjang SMA dan SMK selama
45 menit.

Pengaturan beban kerja 24 jam/minggu setiap pengawas sekolah dalam


melaksanakan supervisi manajerial dan supervisi akademik disusun
dalam 1 (satu) semester pada sekolah binaan dapat dilakukan seperti
pada contoh tabel berikut.

11 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Tabel 1.
Contoh Pengaturan Distribusi Beban Kerja dengan 6 (enam) Sekolah Binaan

Kunjungan Kunjungan
Sekolah dan Sekolah dan Jml
Komponen
Alokasi Waktu Alokasi Waktu TM
A B C D E F
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A. Pembinaan (Pengawasan Manajerial
dan Pengawasan Akademik)
Membina kepala sekolah
dalam pengelolaan dan
administrasi sekolah:
Minggu ke-1
Penyusunan Program 8 8 8 - - 24 jam
Bulan ke-1
Sekolah /Rencana
Pengembangan
Sekolah/Penyusunan KTSP
Membina kepala sekolah
dalam pengelolaan dan
administrasi sekolah:
Minggu ke-2
Penyusunan Program - - - 8 8 8 24 jam
Bulan ke-1
Sekolah /Rencana
Pengembangan
Sekolah/PenyusunanKTSP
Membimbing guru dalam
Minggu ke-3
menyusun perencanaan 4 4 4 4 4 4 24 jam
Bulan ke-1
pembelajaran (PAIKEM)
B. Pemantauan (Manajerial dan
Akademik)
Pemantauan pelaksanaan
standar pengelolaan
Minggu ke-4
(Administrasi PPDB, KTSP, 4 4 4 4 4 4 24 jam
Bulan ke-1
Program kerja Kepala
Sekolah/RPS

Pemantauan pelaksanaan
Minggu ke-1
pembelajaran (Standar Isi, 8 8 8 24 jam
Bulan ke-2
Proses, SKL, Penilaian)

Pemantauan pelaksanaan
Minggu ke-2
pembelajaran (Standar Isi, - - - 8 8 8 24 jam
Bulan ke-2
Proses, SKL, Penilaian)
C. Pembimbingan dan Pelatihan
profesional guru:

Buku Kerja Pengawas Sekolah 12


Kunjungan Kunjungan
Sekolah dan Sekolah dan Jml
Komponen
Alokasi Waktu Alokasi Waktu TM
A B C D E F
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pelatihan Pembelajaran
berbasis ICT, Model-model
Minggu ke-3 12 Jam 12 jam 24
pembelajaran yang
Bulan ke-2 (3 sekolah) (3 sekolah) Jam
inovatif, PTK di
KKG/MGMP
D. Penilaian
Penilaian Kinerja Guru
Minggu ke-4
dalam melaksanakan tugas 4 4 4 4 4 4 24 jam
Bulan ke-2
pokok
Pembimbingan guru di
Minggu ke-1 sekolah binaan sebagai
4 4 4 4 4 4 24 jam
Bulan ke-3 refleksi dan feedback hasil
penilaian kinerja
Minggu ke-2 dan seterusnya Kegiatan
24 jam
Bulan ke -3 Tatap Muka Lainnya

Catatan:
Pengaturan waktu disesuaikan dengan jumlah sekolah binaan dan kondisi geografis
setempat (Lihat Lampiran 6).

2. Sasaran Pengawasan

Sasaran pengawasan bagi pengawas sekolah untuk ekuevalensi dengan


24 (dua puluh empat) jam tatap muka per minggu diuraikan sebagai
berikut.
a. Pengawas Sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar paling
sedikit 10 (sepuluh) satuan pendidikan dan/atau 60 (enam puluh)
guru;
b. Pengawas Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan paling sedikit 7 (tujuh) satuan
pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru mata
pelajaran/kelompok mata pelajaran;
c. Pengawas Sekolah Luar Biasa paling sedikit 5 (lima) satuan
pendidikan dan/atau 40 (empat puluh) guru.

13 Buku Kerja Pengawas Sekolah


d. Pengawas Bimbingan dan Konseling paling sedikit 40 (empat puluh)
guru Bimbingan dan Konseling.
e. Untuk daerah khusus (daerah yang terpencil atau terbelakang,
daerah dengan kondisi masyarakat adat yang terpencil, daerah
perbatasan dengan negara lain, daerah yang mengalami bencana
alam, bencana sosial, atau daerah yang berada dalam keadaan
darurat lain), beban kerja pengawas sekolah sebagaimana dimaksud
paling sedikit 5 (lima) satuan pendidikan secara lintas jenis dan
jenjang satuan pendidikan.

F. ORGANISASI KEPENGAWASAN

1. Koordinator Pengawas (Korwas)

Untuk memudahkan koordinasi antar sesama pengawas sekolah dan


antara pengawas sekolah dengan dinas pendidikan, dipilih seorang
koordinator yang disebut dengan koordinator pengawas sekolah.
Koordinator pengawas sekolah adalah pengawas sekolah yang dipilih
oleh para pengawas seluruh jenis dan jenjang pendidikan di lingkungan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk
SLB dan dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota/Provinsi.
Tugas dan wewenang korwas meliputi:
a. mengatur pembagian tugas pengawas sekolah
b. mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawas sekolah
c. mengkoordinasikan kegiatan pengembangan profesional
pengawas
d. melaporkan hasil kegiatan pengawasan sekolah kepada kepala
dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi
e. menyusulkan penetapan angka kredit pengawas
f. menghimpun dan menyampaikan hasil penilaian pelaksanaan
kinerja para pengawas sekolah kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota/Provinsi.

Untuk efektifitas pelaksanaan tugas dan wewenangnya, koordinator


pengawas dibantu oleh pengurus Kelompok Kerja Pengawas Sekolah

Buku Kerja Pengawas Sekolah 14


(KKPS)/Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan.

Masa bakti Koordinator Pengawas Sekolah setiap Kabupaten/kota


adalah 4 tahun masa bakti dan dapat dipilih kembali untuk periode
berikutnya.

2. Organisasi dan Asosiasi Pengawas Sekolah

Untuk meningkatkan kemampuan profesional secara berkelanjutan,


pengawas sekolah bergabung dalam organisasi profesi yang disebut
Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) sebagai organisasi
independen yang memiliki struktur organisasi mulai dari
kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Disamping melalui organisasi
profesi secara kedinasan pengembangan kemampuan profesional
pengawas melalui wadah Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan
Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS).

15 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Buku Kerja Pengawas Sekolah 16
BAB IV
RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN

Ruang lingkup kepengawasan meliputi kepengawasan akademik dan


kepengawasan manajerial. Kepengawasan akademik terdiri dari :
1. pembinaan guru.
2. pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri atas :
Standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian
pendidikan
3. penilaian kinerja guru
4. pembimbingan dan pelatihan profesional guru.
5. Penilaian Kinerja Guru Pemuladalam program Induksi Guru Pemula (berkaitan
dengan pemberlakuan Permenpan nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
6. Pengawasan pelaksanaan Program Induksi Guru Pemula

Kepengawasan manajerial terdiri dari:


1. Pembinaan Kepala sekolah
2. Pemantauan pelaksanaan standard nasional pendidikan yang terdiri atas : standard
pendidik dan tenaga kependidikan, standard pengelolaan, standard sarana dan
prasana, serta standard pembiayaan
3. Penilaian kinerja kepala sekolah

Rincian dari masing-masing bidang tersebut diuraikan sebagai berikut.

A. KEPENGAWASAN AKADEMIK
Supervisi akademik atau pengawasan akademik adalah fungsi pengawas yang
berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan,
penilaian dan pelatihan profesional guru dalam melaksanakan tugas
pokoknya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal
52 ayat (1) berbunyi: Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok:
a. merencanakan pembelajaran;
b. melaksanakan pembelajaran;
c. menilai hasil pembelajaran;
d. membimbing dan melatih peserta didik; dan
e. melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

17 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non
tatap muka dengan sasaran supervisi perencanaan pembelajaran,
pelaksanakan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran,
pembimbingan dan pelatihan peserta didik.

Bidang pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan


profesional guru meliputi:
a. Kemampuan guru mata pelajajaran/kelas dalam merencanakan
pembelajaran melalui penyusunan silabus dan RPP atau guru BP (konselor)
menyusun perencanaan pembimbingan dan konseling.
b. Kemampuan guru BP dalam pelaksanaan pembimbingan dan
melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif termasuk
penggunaan media pembelajaran yang relevan.
c. Kemampuan guru/pembimbing dan konseling dalam menilai proses dan
hasil pembelajaran/pembimbingan dengan menggunakan teknik
penilaian yang relevan.
d. Kemampuan guru dalam membimbing dan melatih peserta didik dalam
proses pembelajaran, bimbingan dan latihan pada kegiatan yang terkait
intra kurikuler (pembelajaran remedial dan pengayaan), dan ekstra
kurikuler.
e. peningkatan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling yang terkait
dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di
sekolah.

B. KEPENGAWASAN MANAJERIAL

Supervisi manajerial atau pengawasan manajerial merupakan fungsi


supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait
langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang
mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian,
pengembangan kompetensi sumber daya tenaga kependidikan dan
sumberdaya lainnya. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, pengawas
sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan,
koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi
sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator
terhadap hasil pengawasan.

Buku Kerja Pengawas Sekolah 18


Bidang pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kemampuan
profesional kepala sekolah sebagai berikut.
a. Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah
berdasarkan 8 SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja
4 tahunan, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi internal,
kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).
b. Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan
merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu
pendidikan.
c. Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan
memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah
mempersiapkan akreditasi sekolah.
d. Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-
sumber belajar lainnya.
e. Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan
program bimbingan konseling di sekolah.

Metode kerja yang dilakukan pengawas sekolah antara lain observasi,


kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas,
rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam rangka pembinaan.

C. PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN PROFESIONAL GURU

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru termasuk kepala


sekolah oleh setiap pengawas sekolah dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga)
kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan di sekolah
binaan KKG/MGMP/MGP/KKKS/MKKS/K3SK. Kegiatan ini dilaksanakan
terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap
kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru
hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/
pembimbingan.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat


berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group
conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi
akademik.

19 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Bidang peningkatan kemampuan profesinal guru, difokuskan pada
pelaksanan standar nasional pendidikan, yang meliputi :

a. kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses,


standar kompetensi lulusan, dalam kerangka pengembangan KTSP,
b. kemampuan kepala sekolah dalam melaksanakan standar pengelolaan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana
dan standar pembiayaan.
c. pembelajaran yang Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang relevan,
d. pengembangan bahan ajar,
e. penilaian proses dan hasil belajar
f. penelitian tindakan kelas untuk perbaikan/pengembangan metode
pembelajaran,
g. Kemampuan supervisi dan tindak lanjut (khusus untuk kepala sekolah).

D. PENGAWASAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA

1. Konsep Program Induksi Guru Pemula (PIGP)


Program Induksi Guru Pemula yang selanjutnya disebut PIGP adalah
kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik
pemecahan berbagai permasalahan dalam proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada
sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang
baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses
pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program
Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam
jabatan fungsional guru. Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS,
program Induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan
dalam jabatan guru tetap. Pelaksanaan program induksi bertujuan untuk
membimbing guru pemula agar dapat: (1) beradaptasi dengan iklim kerja
dan budaya sekolah/madrasah; dan (2) melaksanakan pekerjaannya
sebagai guru profesional di sekolah/madrasah. Program induksi

Buku Kerja Pengawas Sekolah 20


diselenggarakan berdasarkan prinsip: (1) keprofesionalan yaitu
penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode etik profesi sesuai
bidang tugas; (2) kesejawatan yaitu penyelenggaraan atas dasar
hubungan kerja dalam tim; (3) akuntabel yaitu penyelenggaraan yang
dapat dipertanggungjawabkan kepada publik; dan (4) berkelanjutan
yaitu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan selalu
mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya. Program induksi
dilaksanakan secara bertahap, meliputi persiapan, pengenalan
sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan pembimbingan,
penilaian, dan pelaporan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan PIGP dapat
dilihat dalam table Alur Kegiatan PIGP pada Lampiran 14.

2. Peran dan tanggung jawab pengawas sekolah/madrasah dalam PIGP

Peran dan tanggungjawab pengawas sekolah/madrasah adalah sebagai


berikut:
a. Melakukan Penilaian Kinerja Guru Pemula (PKGP) pada penilaian
tahap dua PIGP
Penilaian tahap kedua merupakan penilaian hasil (assessment of
learning), yang bertujuan untuk menilai kompetensi guru pemula
dalam melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan dan
tugas lainnya. Observasi pembelajaran/pembimbingan pada
penilaian tahap kedua dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah
sekurang-kurangnya tiga kali, sedangkan oleh pengawas
sekolah/madrasah sekurang-kurangnya dua kali. Penilaian tahap
kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan
kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan berupa
ulasan dan masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam
pembelajaran/pembimbingan. Langkah observasi
pembelajaran/pembimbingan dilakukan kepala sekolah dan
pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:
1) Praobservasi
Pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula
menentukan dan menyepakati fokus observasi

21 Buku Kerja Pengawas Sekolah


pembelajaran/pembimbingan yang meliputi paling banyak lima
sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi sebagaimana yang
tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang diisi oleh
kepala sekolah/madrasa atau pengawas sekolah/madrasah dan
lembar refleksi diri yang diisi oleh guru pemula.
2) Pelaksanaan observasi
Pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi
pembelajaran/pembimbingan secara objektif dengan
memberikan nilai pada saat pelaksanaan observasi dilakukan.
3) Pascaobservasi
Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:
(a) G u r u p e m u l a m e n g i s i l e m b a r r e f l e k s i
pembelajaran/pembimbingan setelah
pembelajaran/pembimbingan dilaksanakan.
(b) Pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula
mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap
pembelajaran/pembimbingan.
(c) Pengawas sekolah/madrasah memberikan masukan
kepada guru pemula setelah observasi selesai.
(d) Guru pemula dan pengawa sekolah/madrasah
menandatangani lembar observasi
pembelajaran/pembimbingan. Kepala sekolah/madrasah
memberikan salinan lembar observasi
pembelajaran/pembimbingan kepada guru pemula.
Penilaian KInerja Guru Pemula tahap dua ini, melalui
Observasi Pembelajaran dengan menggunakan Lembar
Observasi Pembelajaran (Lampiran 15). Dan untuk
menentukan skor masing-masing subkompetensi yang
dinilai menggunakan Kriteria Penilaian Kinerja Guru Pemula
(Lampiran 16)

b. Melakukan pengawasan pelaksanaan PIGP di sekolah, yang meliputi


kegiatan:
1) Perencanaan Pengawasan
Program Induksi bagi guru pemula secara umum tertuang Program
tahunan yang meliputi kegiatan sosialisasi dan pemahaman tentang
Program Induksi baik melalui Pembelajaran mandiri melalui modul

Buku Kerja Pengawas Sekolah 22


ini, workshop pemahaman, bimbingan teknis dan pendidikan
pelatihan di organisasi profesi seperti APSI, MKPS dan KKPS. Program
pengawasan tahunan disusun dengan melibatkan sejumlah
pengawas dalam satu kabupaten/kota.
Dalam Perencanaan PIGP yang tertuang dalam Program pengawasan
semester, Rencana Tindak Pengawasan PIGP (Lampiran 20) dan
Jadwal Kegiatan (Lampiran 18), merupakan penjabaran program
pengawasan lebih rinci pada masing-masing sekolah binaan selama
satu semester. Program pengawasan semester disusun oleh setiap
pengawas sesuai kondisi obyektif sekolah binaanya masing-
masing.

2) Melaksanakan pengawasan, yang terdiri dari:


a) Pemantauan setiap tahap PIGP
pengawas sekolah/madrasah melaksanakan pemantauan
terhadap setiap tahap-tahap kegiatan pada PIGP, yang meliputi:
(1) Persiapan (2) Pengenalan lingkungan sekolah (3) Pelaksanaan
Pembimbingan (4) Penilaian dan; (5) Pelaporan. Pemantauan
dilakukan dengan cara studi dokumen dan observasi
keterlaksanaan setiap tahap. Untuk kegiatan pemantauan ini
mengunakan instrumen pemantauan PIGP (Lampiran 19).

b) Pembinaan Kepala sekolah/madrasah dan guru yang ditunjuk


sebagai pembimbing dalam PIGP
Pengawas sekolah/madrasah melakukan pembinaan kepada
kepala sekolah/madrasah dan pembimbing berdasarkan hasil
analisis kebutuhan dan pemantauan kesiapan sekolah dengan
menggunakan Lembar Analisis Kesiapan Sekolah (Lampiran 17)
dan Instrumen Pemantauan (Lampiran 19) pada setiap sekolah
binaan. Pembinaan dapat dilakukan secara individual atau
klasikal. Pembinaan individual dapat dilakukan di masing-masing
sekolah, sedangkan pembinan klasikal dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan pendidikan dan pelatihan atau workshop yang
dilaksanakan oleh MKPS/KKPS yang bekerja sama dengan
organisasi profesi lain MKPS/KKKS dan MGMP/KKG, atau
bekerjasama dengan lembaga lain yang terkait seperti LPMP.

23 Buku Kerja Pengawas Sekolah


PPPTK dan lain-lain.
c) Penilaian Kinerja Kepala Sekolah dan Guru yang diberi
tugas sebagai pembimbing dalam PIGP
Sepanjang pelaksanaan PIGP di sekolah, pengawas sekolah
melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan
pembimbing dalam melaksanakan program induksi
berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing. PKKS/M dan pembimbing dalam pelaksanaan
program induksi meliputi aspek-aspek kompetensi kepala
sekolah dan pembimbing dalam melakakukan persiapan,
pelaksanaan dan penilaian (observasi pembelajaran) dan
pelaporan PIGP.
3) Evaluasi dan Program Tindak Lanjut Pengawasan PIGP
Berdasarkan analisis dan pengolahan data hasil pemantauan,
pembinaan dan penilaian kinerja kepala sekolah dan
pembimbing dalam PIGP maka, pengawas sekolah melakukan
evaluasi yang meliputi: (a) Evaluasi diri pengawas sekolah dan;
(b) Evaluasi Kegiatan Program Induksi berdasarkan
Pemantauan, Pembinaan dan Penilaian Kinerja kepala sekolah
dan pembimbing, pada setiap sekolah yang diawasi. Dari Hasil
Evaluasi, disusun program tindak lanjut, berupa penguatan
terhadap program yang sudah baik, perbaikan-perbaikan
program dan strategi, penyusunan strategi baru yang akan
diimplementasikan pada program pengawasan berikutnya.

4) Pelaporan pengawasan pelaksanaan PIGP


Pengawas sekolah menyususun Laporan Kegiatan Pengawasan
Pelaksanaan PIGP diakhir pelaksanaan program induksi di
sekolah penyelenggara Program Induksi. Hal-hal yang perlu
dilaporkan meliputi hasil pemantauan, hasil pembinaan dan
penilaian kinerja kepala sekolah dan pembimbing dari tahap
persiapan, pelaksanaan, pembimbingan dan penilaian serta
pelaporan dalam program induksi, serta hasil penilaian kinerja
dalam pembimbingan Guru Pemula.
Laporan Kegiatan Pengawasan Program Induksi dilengkapi

Buku Kerja Pengawas Sekolah 24


dengan: (a) Identitas sekolah; (b) Data kepala sekolah, pembimbing
dan guru pemula; (c) deskripsi pelaksanaan dan hasil pemantauan: (d)
deskripsi pelaksanaan dan hasil pembinaan; (e) deskripsi pelaksanaan
dan hasil penilaian kepala sekolah dalam pelaksanaan PIGP; (f)
deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian kinerja pembimbing; (g)
deskripsi dan hasil Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula.
Sistematika Laporan meliputi: (a) Bab I Pendahuluan; (b) Bab II Ruang
Lingkup; (c) Bab III Pelaksanaan Pengawasan; (d) Bab IV Hasil dan
Pembahasan Pengawasan; (e) Bab V Penutup; dan Lampiran.

E. Evaluasi Hasil Pengawasan

Untuk menjamin pelaksanaan program kegiatan pengawasan sesuai


dengan yang diharapkan dan untuk mengetahui tujuan dan hasil yang
dicapai pada setiap kegiatan pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP,
penilaian kinerja guru dan/atau kepala sekolah, serta pembimbingan dan
pelatihan profesional guru, maka diperlukan evaluasi hasil pengawasan
pada setiap sekolah binaan.

Evaluasi proses pada saat pembinaan maupun pemantauan di sekolah


binaan bertujuan untuk melihat hasil sementara, sedangkan evaluasi akhir

dimaksudkan untuk mengetahui hasil pelaksanaan pengawasan secara


menyeluruh pada sekolah binaan selama 1 tahun.

Hasil evaluasi pengawasan dituangkan dalam sebuah laporan dan


disampaikan kepada kepala dinas pendidikan melalui koordinator
pengawas sekolah.

25 Buku Kerja Pengawas Sekolah


Buku Kerja Pengawas Sekolah 26
BAB V
TAHAPAN KEGIATAN KEPENGAWASAN

Ruang lingkup kepengawasan yang disajikan pada Bab IV, dalam pelaksanaannya,
selama satu tahun pelajaran mengikuti beberapa tahapan, yaitu: (a) penyusunan
program pengawasan, (b) pelaksanaan, (c) evaluasi, (d) pelaporan, (e)
pengembangan diri.

A. PENYUSUNAN PROGRAM PENGAWASAN

Setiap pengawas sekolah menyusun program pengawasan yang terdiri dari


program tahunan untuk seluruh sekolah binaan, dan program semester
untuk masing-masing sekolah binaan.

1. Penyusunan program tahunan yang terdiri dari 2 (dua) program


semester meliputi langkah-langkah kegiatan-kegiatan berikut.

a. Identifikasi hasil pengawasan pada tahun sebelumnya


Identifikasi hasil pengawasan yang telah dilakukan pada tahun
sebelumnya melalui analisis kesenjangan dengan mengacu pada
kebijakan di bidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil
pengawasan menggambarkan sejauhmana ketercapaian tujuan
pengawasan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya. Sebagai
acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula
berbagai kebijaksanaan di bidang pendidikan. Hasil identifikasi
tersebut merupakan titik tolak dalam menentukan tujuan serta
tindakan yang harus dilakukan pengawas sekolah tahun berikutnya.
Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan
pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus
lebih ditingkatkan. Hasil pengawasan yang dianggap sudah baik
harus dipertahankan atau standarnya ditingkatkan.
(Lihat Lampiran 3).

b. Pengolahan dan analisis hasil dan evaluasi pengawasan tahun


sebelumnya
Pengolahan dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya
sebagai bahan evaluasi hasil pengawasan, merupakan tugas pokok
dari Pengawas Muda, Pengawas Madya atau Pengawas Utama.
Pengolahan dan analisis hasil pengawasan yang telah dilakukan

27 Buku Kerja Pengawas Sekolah


tahun sebelumnya diarahkan untuk menetapkan prioritas tujuan,
sasaran, metode kerja serta langkah-langkah kegiatan dalam
program pengawasan tahun berikutnya. Output pengolahan dan
analisis hasil pengawasan harus mampu memberikan gambaran
mengenai kondisi sekolah binaan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.

c. Perumusan rancangan program pengawasan tahunan


Perumusan rancangan program pengawasan tahunan merupakan
tugas pokok Pengawas Madya. Dilandasi oleh informasi yang
diperoleh atas dasar identifikasi serta analisis hasil pengawasan
pada tahun sebelumnya, dirumuskan rancangan program
pengawasan tahunan untuk semua sekolah binaan.

d. Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan


tahunan.
Pemantapan dan penyempurnaan rancangan program pengawasan
tahunan merupakan tugas pokok Pengawas Utama. Program
pengawasan tahunan yang telah dimantapkan dan disempurnakan
adalah rumusan akhir yang akan dijadikan sebagai acuan oleh
pengawas dalam penyusunan program pengawasan semester pada
setiap sekolah binaannya dan seluruh sekolah tingkat
kabupaten/kota pada setiap jenjang dan satuan pendidikan (Lihat
Lampiran 4 dan 5).

2. Penyusunan program semester pengawasan pada setiap sekolah


binaan.

Secara garis besar, rencana program pengawasan pada sekolah binaan


disebut Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) dan Rencana
Kepengawasan Manajerial (RKM). Komponen RKA/RKM sekurang-
kurangnya memuat materi/aspek/fokus masalah, tujuan, indikator
keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario
kegiatan, sumberdaya yang diperlukan, penilaian dan instrumen
pengawasan (Lihat Lampiran 6).

Buku Kerja Pengawas Sekolah 28


3. Berdasarkan program tahunan dan program semester yang telah
disusun dan untuk memudahkan pelaksanaan pengawasan, maka
setiap pengawas menyiapkan instrumen-instrumen yang dibutuhkan
sesuai dengan materi/aspek/fokus masalah yang akan disupervisi.
Contoh-contoh instrumen pengawasan akademik dan pengawasan
manajerial terlampir.

4. Sistematika Program Pengawasan Sekolah adalah sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL (SAMPUL)


HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Landasan (Dasar Hukum)
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Visi, Misi dan Strategi Pengawasan
E. Sasaran dan taget pengawasan
F. Ruang lingkup Pengawasan

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN


A. Identifikasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)
B. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan (tahun sebelumnya)
C. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Sebagai Acuan dalam
Penyusunan Program

BAB III RENCANA PROGRAM TAHUNAN PENGAWASAN


A. Matriks Program Pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah
B. Matriks Program Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP
C. Matriks Program Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah
D. Matriks Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru

BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. RKA/RKM/RKBK
2. Matriks program semester dan jadwal
3. Surat tugas kepengawasan
4. Contoh-contoh Instrumen Kepengawasan.
5. Data Sekolah Binaan

29 Buku Kerja Pengawas Sekolah


B. PELAKSANAAN

Tahapan pelaksanaan pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut.

1. Pembinaan, pemantauan pelaksanaan standar isi, standar kompetensi


lulusan, standar proses, standar penilaian, dan penilaian kinerja guru
2. Melakukan pembinaan, pemantauan dan penilaian terhadap kepala sekolah
(Lihat Lampiran 8, 9, 10 dan 11).

C. EVALUASI HASIL PENGAWASAN

Tahapan evaluasi hasil pengawasan meliputi kegiatan-kegiatan berikut.

1. Identifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada saat melaksanakan


pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 SNP, dan penilaian kinerja guru

2. Rumuskan masalah yang telah teridentifikasi sebelumnya dari setiap


kegiatan pengawasan,

3. Berikan analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan


tersebut, melalui analisis kuantitatif atau analisis kualitatif.(dapat
digunakan analisis kesenjangan atau analisis SWOT).

4. Evaluasi hasil pengawasan sebagai bahan penyusunan rekomendasi


terhadap guru, kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan serta untuk
perbaikan program pengawasan berikutnya (Lihat Lampiran 12).

D. PELAPORAN

1. Tujuan Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan

Penyusunan laporan oleh setiap pengawas sekolah bertujuan untuk:

a. Memberikan gambaran mengenai keterlaksanaan setiap butir


kegiatan yang menjadi tugas pokok pengawas sekolah.
b. Memberikan gambaran mengenai kondisi sekolah binaan
berdasarkan hasil pengawasan akademik maupun manajerial
berupa hasil pembinaan, pemantauan, dan penilaian.

Buku Kerja Pengawas Sekolah 30


c. Menginformasikan berbagai faktor pendukung dan
penghambat/kendala dalam pelaksanaan setiap butir kegiatan
pengawasan sekolah.
2. Tahapan pelaporan meliputi kegitan-kegiatan berikut.

a. Mengkompilasi dan mengklasifikasi data hasil pemantauan dan


pembinaan
b. Menganalisis data hasil pemantauan dan pembinaan

c. Menyusun Laporan hasil pengawasan sesuai sistematika yang


ditetapkan.

d. Menyampaikan Laporan Semester dan Tahunan kepada Dinas


Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota, serta
sekolah yang dibinanya.

3. Sistematika Pelaporan Hasil Pengawasan

Sistematika pelaporan pelaksanaan program pembinaan, pemantauan


pelaksanaan 8 SNP dan penilaian kinerja, serta pembimbingan dan
pelatihan profesional guru adalah sebagai berikut:

HALAMAN JUDUL (SAMPUL)


HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Fokus Masalah Pengawasan
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
D. Tugas Pokok /Ruang Lingkup Pengawasan

BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

BAB III PENDEKATAN DAN METODE

BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN


A. Hasil Pelaksanaan Pembinaan Guru dan/atau kepala sekolah.
B. Hasil Pemantauan Pelaksanaan 8 SNP
C. Hasil Penilaian Kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah
D. Hasil Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru.
E. Pembahasan Hasil Pengawasan

31 Buku Kerja Pengawas Sekolah


BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Rekomendasi

LAMPIRAN:
1. Surat tugas Pengawasan
2. Surat Keterangan telah melaksanakan tugas pembinaan,
pemantauan, penilaian kinerja, pembimbingan dan pelatihan
profesional guru dari sekolah binaan
3. Daftar Hadir guru atau kepala sekolah pada saat
pembinaan/pemantauan/penilaian kinerja.
4. Contoh-contoh instrumen pengawasan yang telah diisi/ diolah.
5. dan lain-lain (Lihat Lampiran 13).

E. PENGEMBANGAN DIRI

Tahapan pengembangan diri meliputi kegiatan-kegiatan berikut.

1. Melakukan upaya peningkatan 6 (enam) kompetensi pengawas melalui


pelatihan, seminar, workshop, konferensi, studi banding/benchmarking
maupun secara mandiri dengan membaca buku, jurnal ilmiah atau
menggunakan media internet, termasuk bergabung dan aktif dalam
mailing list yang relevan, baik lokal, nasional maupun internasional

2. Melakukan kegiatan pengembangan profesi, antara lain melalui:


a. Penelitian, khususnya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)
b. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
c. Presentasi KTI dalam forum ilmiah/profesi
d. Publikasi KTI dalam jurnal ilmiah/profesi
3. Memberikan kontribusi pemikiran/gagasan kepada Kepala Sekolah
dalam upaya pengembangan sekolah.

Buku Kerja Pengawas Sekolah 32


Lampiran 1
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 12 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 39 ayat (3)


Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun
2006;
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M
Tahun 2004 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia
Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
20/P Tahun 2005;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR PENGAWAS
SEKOLAH/ MADRASAH.

Pasal 1

(1) Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah/madrasah, seseorang


wajib memenuhi standar pengawas sekolah/madrasah yang berlaku
secara nasional.

33 Lampiran 1
(2) Standar pengawas sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Maret 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Lampiran 1 34
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 12 TAHUN 2007 TANGGAL 28 MARET 2007

STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

A. KUALIFIKASI

1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA)


dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) adalah sebagai
berikut:

a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)


kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;
b. 1) Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di TK/RA atau kepala
sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas TK/RA;
2) Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru SD/MI dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun di SD/MI atau kepala
sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SD/MI;
c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang
dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan
pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan
pemerintah; dan
f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawi yah


(SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK)
adalah sebagai berikut :

a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan


berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan
pada perguruan tinggi terakreditasi;
b. 1) Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagai guru SMP/MTs
dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau kepala sekolah
SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya;

35 Lampiran 1
2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan
pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata
pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA
dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi
pengawas SMA/MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;
3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK
dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau kepala sekolah
SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk
menjadi pengawas SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata
pelajarannya;
c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;
d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas
satuan pendidikan;
e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang
dapat diperoleh melalui uji kompetensi dan atau pendidikan dan
pelatihan fungsional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan
pemerintah; dan
f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

B. KOMPETENSI

1. Kompetensi Pengawas Taman Kanak-Kanak/Raudatul Athfal (TK/RA)


dan Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)

DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI

1. Kompetensi 1.1 Memiliki tanggungjawab sebagai pengawas


Kepribadian satuan pendidikan.
1.2 Kreatif dalam bekerja dan memecahkan
masalah baik yang berkaitan dengan
kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.
1.3 Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru
tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang menunjang tugas
pokok dan tanggungjawabnya.
1.4 Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya
dan pada stakeholder pendidikan.

Lampiran 1 36
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
2. Kompetensi
Supervisi 2.1 Menguasai metode, teknik dan prinsip-
Manajerial prinsip supervisi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
2.2 Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan program
pendidikan di sekolah.
2.3 Menyusun metode kerja dan instrumen
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsi pengawasan di sekolah.
2.4 Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan
dan menindaklanjutinya untuk perbaikan
program pengawasan berikutnya di
sekolah.

2.5 Membina kepala sekolah dalam


pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
2.6 Membina kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah.
2.7 Mendorong guru dan kepala sekolah dalam
merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya
untuk menemukan kelebihan dan
kekurangan dalam melaksanakan tugas
pokoknya di sekolah.
2.8 Memantau pelaksanaan standar nasional
pendidikan dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala sekolah
dalam mempersiapkan akreditasi sekolah.

3. Kompetensi 3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar,


Supervisi karakteristik, dan kecenderungan
Akademik perkembangan tiap bidang pengembangan
di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.
3.2 Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi,
karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran/
bimbingan tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI.

37 Lampiran 1
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
3.3 Membimbing guru dalam menyusun silabus
tiap bidang pengembangan di TK/RA atau
mata pelajaran di SD/MI berlandaskan
standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
3.4 Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa
melalui bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
3.5 Membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA
atau mata pelajaran di SD/MI.
3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk
mengembangkan potensi siswa pada tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

3.7 Membimbing guru dalam mengelola,


merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan


teknologi informasi untuk pembelajaran/
bimbingan tiap bidang pengembangan di
TK/RA atau mata pelajaran SD/MI.

4. Kompetensi 4.1 Menyusun kriteria dan indikator


Evaluasi keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/
Pendidikan bimbingan di sekolah.

Lampiran 1 38
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
4.2 Membimbing guru dalam menentukan
aspek-aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

4.3 Menilai kinerja kepala sekolah, guru dan


staf sekolah dalam melaksanakan tugas
pokok dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan
pembelajaran/ bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.
4.4 Memantau pelaksanaan pembelajaran/
bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI.

4.5 Membina guru dalam memanfaatkan hasil


penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan
dan pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengembangan di TK/RA atau mata
pelajaran di SD/MI
4.6 Mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah.

5. Kompetensi 5.1 Menguasai berbagai pendekatan, jenis,


Penelitian dan metode penelitian dalam pendidikan.
Pengembangan
5.2 Menentukan masalah kepengawasan yang
penting diteliti baik untuk keperluan tugas
pengawasan maupun untuk
pengembangan karirnya sebagai
pengawas.
5.3 Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif.

39 Lampiran 1
DIMENSI
KOMPETENSI
KOMPETENSI
5.4 Melaksanakan penelitian pendidikan untuk
pemecahan masalah pendidikan, dan
perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung
jawabnya.
5.5 Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.

5.6 Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam


bidang pendidikan dan atau bidang
kepengawasan dan memanfaatkannya
untuk perbaikan mutu pendidikan.

5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau


buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan di
sekolah.

5.8 Memberikan bimbingan kepada guru


tentang penelitian tindakan kelas, baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di
sekolah.

6. Kompetensi 6.1 Bekerja sama dengan berbagai pihak


Sosial dalam rangka meningkatkan kualitas diri
untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
6.2 Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas
satuan pendidikan.

Lampiran 1 40
2. Kompetensi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Pengawas Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) dalam Rumpun Mata Pelajaran
yang Relevan (MIPA dan TIK, IPS, Bahasa, Olahraga Kesehatan,
atau Seni Budaya)

Dimensi
Kompetensi
Kompetensi

1. Kompetensi 1.1 Memiliki tanggung jawab sebagai


Kepribadian pengawas satuan pendidikan.
1.2 Kreatif dalam bekerja dan memecahkan
masalah baik yang berkaitan dengan
kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.
1.3 Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru
tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang menunjang tugas
pokok dan tanggung jawabnya.
1.4 Menumbuhkan motivasi kerja pada dirinya
dan pada stakeholder pendidikan.

2. Kompetensi 2.1 Menguasai metode, teknik dan prinsip-


Supervisi prinsip supervisi dalam rangka
Manajerial meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
menengah yang sejenis.
2.2 Menyusun program kepengawasan
berdasarkan visi-misi-tujuan dan program
pendidikan sekolah menengah yang
sejenis.
2.3 Menyusun metode kerja dan instrumen
yang diperlukan untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi pengawasan di
sekolah menengah yang sejenis.
2.4 Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan
dan menindaklanjutinya untuk perbaikan
program pengawasan berikutnya di
sekolah menengah yang sejenis.
2.5 Membina kepala sekolah dalam
pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di sekolah
menengah yang sejenis.

41 Lampiran 1
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
2.6 Membina kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah menengah yang sejenis..
2.7 Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil yang
dicapainya untuk menemukan kelebihan
dan kekurangan dalam melaksanakan
tugas pokoknya di sekolah menengah
yang sejenis.
2.8 Memantau pelaksanaan standar nasional
pendidikan dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala sekolah
dalam mempersiapkan akreditasi sekolah
menengah yang sejenis.

3. Kompetensi 3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar,


Supervisi karakteristik, dan kecenderungan
Akademik perkembangan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
3.2 Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi,
karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran
/bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
3.3 Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis berlandaskan
standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip
pengembangan KTSP.
3.4 Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa
melalui mata-mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.
3.5 Membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.

Lampiran 1 42
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran/bimbingan (di
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
3.7 Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaan yang relevan di
sekolah menengah yang sejenis.

4. Kompetensi 4.1 Menyusun kriteria dan indikator


Evaluasi keberhasilan pendidikan dan
Pendidikan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
4.2 Membimbing guru dalam menentukan
aspek-aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
4.3 Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah lainnya dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pembelajaran/bimbingan
pada tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah yang sejenis.
4.4 Memantau pelaksanaan pembelajaran/
bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.

43 Lampiran 1
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
4.5 Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk kepentingan pendidikan
dan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
4.6 Mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah di sekolah
menengah yang sejenis.

5. Kompetensi 5.1 Menguasai berbagai pendekatan, jenis,


Penelitian dan metode penelitian dalam pendidikan.
Pengembangan 5.2 Menentukan masalah kepengawasan yang
penting diteliti baik untuk keperluan tugas
pengawasan maupun untuk
pengembangan karirnya sebagai
pengawas.
5.3 Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif.
5.4 Melaksanakan penelitian pendidikan untuk
pemecahan masalah pendidikan, dan
perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung
jawabnya.
5.5 Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
5.6 Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam
bidang pendidikan dan atau bidang
kepengawasan dan memanfaatkannya
untuk perbaikan mutu pendidikan
5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau
buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan di
sekolah menengah yang sejenis.
5.8 Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas, baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di
sekolah menengah yang sejenis.

6. Kompetensi 6.1 Bekerja sama dengan berbagai pihak


Sosial dalam rangka meningkatkan kualitas diri
untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.

Lampiran 1 44
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
4.5 Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk kepentingan pendidikan
dan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah yang
sejenis.
4.6 Mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah di sekolah
menengah yang sejenis.

5. Kompetensi 5.1 Menguasai berbagai pendekatan, jenis,


Penelitian dan metode penelitian dalam pendidikan.
Pengembangan 5.2 Menentukan masalah kepengawasan yang
penting diteliti baik untuk keperluan tugas
pengawasan maupun untuk
pengembangan karirnya sebagai
pengawas.
5.3 Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif.
5.4 Melaksanakan penelitian pendidikan untuk
pemecahan masalah pendidikan, dan
perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung
jawabnya.
5.5 Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
5.6 Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam
bidang pendidikan dan atau bidang
kepengawasan dan memanfaatkannya
untuk perbaikan mutu pendidikan
5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau
buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan di
sekolah menengah yang sejenis.
5.8 Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas, baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di
sekolah menengah yang sejenis.

6. Kompetensi 6.1 Bekerja sama dengan berbagai pihak


Sosial dalam rangka meningkatkan kualitas diri
untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.

45 Lampiran 1
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
2.5 Membina kepala sekolah dalam
pengelolaan dan administrasi satuan
pendidikan berdasarkan manajemen
peningkatan mutu pendidikan di sekolah
menengah kejuruan
2.6 Membina kepala sekolah dan guru dalam
melaksanakan bimbingan konseling di
sekolah menengah kejuruan.
2.7 Mendorong guru dan kepala sekolah
dalam merefleksikan hasil-hasil yang
dicapainya untuk menemukan kelebihan
dan kekurangan dalam melaksanakan
tugas pokoknya di sekolah menengah
kejuruan.
2.8 Memantau pelaksanaan standar nasional
pendidikan dan memanfaatkan hasil-
hasilnya untuk membantu kepala sekolah
dalam mempersiapkan akreditasi sekolah
menengah kejuruan.

3. Kompetensi 3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar,


Supervisi karakteristik, dan kecenderungan
Akademik perkembangan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah kejuruan.
3.2 Memahami konsep, prinsip,
teori/teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses
pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan.
3.3 Membimbing guru dalam menyusun
silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan berlandaskan standar
isi, standar kompetensi dan kompetensi
dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan
KTSP.
3.4 Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat
mengembangkan berbagai potensi siswa
melalui mata-mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah kejuruan.

Lampiran 1 46
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
3.5 Membimbing guru dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran/bimbingan (di
kelas, laboratorium, dan atau di lapangan)
untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.
3.7 Membimbing guru dalam mengelola,
merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan
fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan.
3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam pembelajaran/
bimbingan tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah menengah kejuruan.

4. Kompetensi 4.1 Menyusun kriteria dan indikator


Evaluasi keberhasilan pendidikan dan
Pendidikan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan.
4.2 Membimbing guru dalam menentukan
aspek-aspek yang penting dinilai dalam
pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan
4.3 Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan pembelajaran/bimbingan
pada tiap mata pelajaran dalam rumpun
mata pelajaran yang relevan di sekolah
menengah kejuruan.

47 Lampiran 1
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
4.4 Memantau pelaksanaan pembelajaran/
bimbingan dan hasil belajar siswa serta
menganalisisnya untuk perbaikan mutu
pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan.
4.5 Membina guru dalam memanfaatkan hasil
penilaian untuk kepentingan pendidikan
dan pembelajaran/bimbingan tiap mata
pelajaran dalam rumpun mata pelajaran
yang relevan di sekolah menengah
kejuruan
4.6 Mengolah dan menganalisis data hasil
penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja
guru dan staf sekolah di sekolah
menengah kejuruan.

5. Kompetensi 5.1 Menguasai berbagai pendekatan, jenis,


Penelitian dan metode penelitian dalam pendidikan.
Pengembangan 5.2 Menentukan masalah kepengawasan yang
penting diteliti baik untuk keperluan tugas
pengawasan maupun untuk
pengembangan karirnya sebagai
pengawas.
5.3 Menyusun proposal penelitian pendidikan
baik proposal penelitian kualitatif maupun
penelitian kuantitatif.
5.4 Melaksanakan penelitian pendidikan untuk
pemecahan masalah pendidikan, dan
perumusan kebijakan pendidikan yang
bermanfaat bagi tugas pokok tanggung
jawabnya.
5.5 Mengolah dan menganalisis data hasil
penelitian pendidikan baik data kualitatif
maupun data kuantitatif.
5.6 Menulis karya tulis ilmiah (KTI) dalam
bidang pendidikan dan atau bidang
kepengawasan dan memanfaatkannya
untuk perbaikan mutu pendidikan
5.7 Menyusun pedoman/panduan dan atau
buku/modul yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas pengawasan di
sekolah menengah kejuruan.

Lampiran 1 48
Dimensi
Kompetensi
Kompetensi
5.8 Memberikan bimbingan kepada guru
tentang penelitian tindakan kelas, baik
perencanaan maupun pelaksanaannya di
sekolah menengah kejuruan.

6. Kompetensi 6.1 Bekerja sama dengan berbagai pihak


Sosial dalam rangka meningkatkan kualitas diri
untuk dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
6.2 Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas
satuan pendidikan.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

49 Lampiran 1
LAMPIRAN 2

KODE ETIK PENGAWAS SEKOLAH

1. DALAM MELAKSANAKAN TUGAS, SENANTIASA BERLANDASKAN IMAN DAN


TAQWA, SERTA MENGIKUTI PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI

2. MERASA BANGGA MENGEMBAN TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH

3. MEMILIKI PENGABDIAN YANG TINGGI DALAM MENEKUNI TUGAS SEBAGAI


PENGAWAS SEKOLAH

4. BEKERJA DENGAN PENUH RASA TANGGUNG JAWAB DALAM TUGASNYA


SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH

5. MENJAGA CITRA DAN NAMA BAIK SELAKU PEMBINA DALAM MELAKSANAKAN


TUGAS SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH

6. MEMILIKI DISIPLIN YANG TINGGI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PROFESI


SEBAGAI PENGAWAS SEKOLAH
7. MAMPU MENAMPILKAN KEBERADAANNYA SEBAGAI APARAT DAN TOKOH YANG
DITELADANI
8. SIGAP DAN TERAMPIL UNTUK MENAGGAPI DAN MEMBANTU MEMECAHKAN
MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI APARAT BINAANNYA
9. MEMILIKI RASA KESETIAKAWANAN SOSIAL YANG TINGGI, BAIK TERHADAP
APARAT BINAAN MAUPUN TERHADAP SESAMA PENGAWAS SEKOLAH

Lampiran 2 50
LAMPIRAN 3

CONTOH FORMAT EVALUASI PROGRAM TAHUN SEBELUMNYA


TARGET YANG
PELAKSANAAN STANDAR PROGRAM KEGIATAN HASIL YANG
No DIHARAPAKAN KETERANGAN
NASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2009/2010 DICAPAI
Tahun 2010
a. Dokumen KTSP
a. Dokumen KTSP belum
sudah divalidasi dan
divalidasi
nilainya > 90 %
1 STANDAR ISI b. Silabus Semua mata
b. 13 Mata Pelajaran
pelajaran
telah dikembangkan
Dikembangkan KTSPnya
KTSPnya

2. STANDAR PROSES dst.

51
STANDAR KOMPETENSI
3
KELULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN
4
TENAGA KEPENDIDIKAN

5 STANDAR SARANA

6 STANDAR PENGELOLAAN

7. STANDAR PEMBIAYAAN

8 STANDAR PENILAIAN

Lampiran 3
LAMPIRAN 4.
CONTOH PROGRAM PEMBINAAN, PEMANTAUAN, PENILAIAN KINERJA, PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN.

Lampiran 4
A. PROGRAM PEMBINAAN GURU
TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMBINAAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
1 PERENCANAAN a. Program tahunan dan program a. 100 % guru pada sekolah binaan a. Evaluasi ketercapaian dengan
PEMBELAJARAN semester mempunyai prota dan promes menggunakan instrumen skala
b. Silabus dengan nilai minimal baik likert 1 4.
c. RPP b. 100% guru dapat membuat silabus b. Rentang Skor
d. KKM sendiri yang sesuai dengan Standar 91 100 Baik Sekali
e. Agenda Harian Guru Proses minimal baik 81 - 90 Baik
c. 100% guru dapat membuat RPP 71 - 80 Cukup
sesuai dengan Standar Proses <70 Kurang
minimal baik

52
d. 100 % guru dapat menentukan KKM
sesuai dengan panduan minimal baik
e. 100% guru dapat membuat dan
mengisi agenda hariannya yang
sesuai dengan pembelajaran dalam
KTSP minimal baik
2. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran meliputi
Pembelajaran 1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti meliputi kegitan
tatap muka,PT dan KMTT, Tatap
Muka melalui dilakukan melalui
kegiatan :
Eksplorasi
Elaborasi
Konfirmasi
c. Penutup
TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMBINAAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
3. Penilaian a. Teknik Penilaian : Penilaian
Pembelajaran dilakukan melalui Tes,Penugasan
Terstruktur dan Kegiatan Mandiri
Tidak Terstruktur,
Pengamatan(penilaian Ahlak
Mulia dan Kepribadian )
b. Program Remediaal
c. Analisis Ulangan Harian
4 Kegiatan Tambahan a. Program bimbingan Siswa
b. Program Penigkatan Mutu
Lulusan 5 Kel MP
c. Program Pengembangan Diri
minat dan bakat melalui

53
Bimbingan Karir dan Kegiatan
Ekstrakurikuler
d. Kegiatan KIR
e. dll

Lampiran 4
B. PROGRAM PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH

TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMBINAAN KETERANGAN
DIHARAPKAN

Lampiran 4
1 PENGELOLAAN a. Rencana Kerja Sekolah Tahunan(1 a. Evaluasi ketercapaian dengan
SEKOLAH tahun ) dan Rencana Kerja Sekolah menggunakan instrumen skala
4 tahun berdasarkan 8 SNP likert 1 4.
b. Pelaksanaan Rencana kerja b. Rentang Skor
Sekolah 1 tahun dan 4 Tahun 91 100 Baik Sekali
berdasarkan 8 SNP 81 - 90 Baik
c. Pengawasan (Supervisi) dan 71 - 80 Cukup
Evaluasi kepala sekolah <70 Kurang
d. Kepemimpinan sekolah
e. Sistim Informasi Manajemen
Sekolah

54
2. Rencana Keuangan Penyusunan RKAS berdasarkan 8 SNP
Anggaran Sekolah
(RKAS)

3 Akreditasi Sekolah a. Instrumen Akreditasi Sekolah dan


bukti fisiknya
b. Pelaksanaan 8 SNP yang kontinyu
C. PROGRAM PEMANTAUAN

TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMANTAUAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
1 1. STANDAR ISI
PEMANTAUAN
8 SNP 2. STANDAR PROSES

3. SKL

4. STANDAR PENDIDIK DAN


TENAGA KEPENDIDIKAN

5. STANDAR SARANA

6. STANDAR PENGELOLAAN

55
7. STANDAR PEMBIAYAAN

8. STANDAR PENILAIAN

Lampiran 4
D. PROGRAM PENILAIAN KINERJA GURU (Tugas Pokok Guru )

TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PENILAIAN KETERANGAN
DIHARAPKAN

Lampiran 4
1 PERENCANAAN 1. Program Tahunan
PEMBELAJARAN 2. Program Semester
3. Silabus
4. RPP
5. KKM
6. Agenda Harian Guru
7. Jadwal Tatap Muka
8. Absensi Siswa
9. Kalender Pendidikan
10. Buku Nilai
2. Pelaksanaan 1. Pendahuluan
Pembelajaran 2. Kegiatan Inti melalui Tatap Muka,

56
Penugasan Terstruktur dan
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Kegiatan tatapmuka dilakukan
melalui
EKSPLORASI
ELABORASI
KONFIRMASI
3. Penutup
3. Penilaian Hasil 1. Daftar Nilai sesuai dengan standar
Pembelajaran penilaian
2. melakukan tes dengan
UlanganHarian,UTS,UAS/UKK
3. melakukan penilaian Ahlak Mulia
dan Kepribadian
4. Melakukan penilaian Psikomotor
TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PENILAIAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
5. Melakukan Analisis Ulangan
Harian
6. Remedial dan Pengayaan
7. Instrumen tes setiap KD
8. Bank Soal
9. Kartu soal
10. Analisi Penilaian
4 Tugas Tambahan 1. Melatih dan membimbing
siswa dalam Remedial dan
pengayaan
2. Membimbing siswa dalam
Pengembangan Diri melalui
BK dan Kegiatan Ekstra
Kurikuler

57
3. Kegiatan KIR

Lampiran 4
E. PROGRAM PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH (Tugas Pokok Kepala Sekolah )

TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PENILAIAN KETERANGAN
DIHARAPKAN

Lampiran 4
1 PENGELOLAAN a. Rencana Kerja Sekolah 1 tahun dan
SEKOLAH Rencana Kerja Sekolah 4 tahun
berdasarkan 8 SNP
b. Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah
c. Pengawasan dan Evaluasi
d. Kepemimpinan Sekolah
e. Sistim Informasi Sekolah
2. Pelaksanaan
Pembelajaran
3. Penilaian Hasil 1. Daftar Nilai sesuai dengan standar
Pembelajaran penilaian
2. melakukan tes dengan

58
UlanganHarian,UTS,UAS/UKK
3. melakukan penilaian Ahlak Mulia dan
Kepribadian
4. Melakukan penilaian Psikomotor
5. Melakukan Analisis Ulangan Harian
6. Remedial dan Pengayaan
7. Instrumen tes setiap KD
8. Bank Soal
9. Kartu soal
10. Analisi Penilaian
4 Tugas Tambahan 1. Melatih dan membimbing siswa dalam
Remedial dan pengayaan
2. Membimbing siswa dalam
Pengembangan Diri melalui BK dan
Kegiatan Ekstra Kurikuler
3. Kegiatan KIR
F. PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU DAN ATAU KEPALA SEKOLAH

TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMBIMBINGAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
1 PENGELOLAAN KTSP a. Standar Pengelolaan
b. Standar isi
c. Standar Proses
d. SKL
e. Standar Penilaian
2. ANALISIS KONTEK a. Analisis Standar Isi
DALAM b. Analisis Standar Proses
PENGEMBANGAN c. Analisis SKL
KTSP d. Analisis Standar Penilaian
3. PAIKEM a. Inquiry
b. Problem Solving
c. Eksperimen

59
d. Simulasi
e. Demontrasi
f. Tematik
g. Tugas dan Resitasi
h. Team Teaching
i. Konstektual
j. Ekspositori
k. Diskusi
l. Berbasis ICT
4 PENILAIAN PROSES a. Teknik Penilaian meliputi
DAN HASIL BELAJAR (Tes.PT.KMTT dan Pengamatan)
b. Indikator dan bahan ajar
c. Kisi- kisi
d. Kartu Soal
e. Mastery Learning
f. Analisi Hasil Belajar

Lampiran 4
TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMBIMBINGAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
g. Program Remedial dan Pengayaan
h. Penilaian Ahlak Mulia dan

Lampiran 4
Kepribadian
i. Koversi penialian Ahlak Mulia dan
Kepribadian dari Kuantitatip ke
kualitatatip
j. Laporan Hasil Belajar Peserta Didik
k. Penetapan Sistim Penilaian dan
sosialisasi sistim Penilaian kepada
siswa
5 PENELITIAN a. Pengertian ,tujuan,ciri,kriteria dan
TINDAKAN PTK
KELAS(PTK) b. Latihan Mengidentifikasi masalah
dalam Pembelajaran

60
c. Latihan Membuat Judul PTK
d. Melaksanakan PTK dalam bentuk
siklus tiap siklus terdiri dari
4tahapan (Perencanaan,
Tindakan,Pengamatan dan
Refleksi)
e. Menyusun Laporan PTK
(terdiri dari 5 Bab dan Lampiran ).
6 SUPERVISI,EVALUASI a. Program Supervisi
DAN TINDAK b. Program Pemantauan
LANJUT(KEPALA c. Evaluasi hasil Supervisi dan
SEKOLAH) pemantauan
d. Program tindak lanjut
LAMPIRAN 5
CONTOH RENCANA PROGRAM TAHUNAN PEMBINAAN GURU DAN/ATAU KEPALA SEKOLAH

1. PEMBINAAN GURU
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
guru sasaran Keberhasilan Kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
1 Melakukan 1.Adanya 85 % dari Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1.kumpulan Instrumen 1.disinkronkan
pendampingan dalam program adm jumlah guru Teknis binaan. undang- penialian dengan dinas
meningkatkan perencanaan mempunyai Group 2. mengadakan undang.pp,per Perencanaan pendidikan
kemampuan guru pembelajaran adm Focus pertemuan/ menggali mendiknas,ped Pembelajaran 2.pada kegiatan
menyusun administrasi yang sesuai perencanaan Discussion informasi tentang oman dalam Dengan skala MGMP/ MKKS
perencanaan dengan KTSP pembelajaran potensi guru tahun pendidikan. likert 1-4 dan workshop
pembelajaran/program 2. guru mata yang sesuai sebelumnya. Instrumen
bimbingan pelajaran KTSP dengan 3. menyusun program 2.pedoman,pand penilaian
a. Pengembangan pada sekolah baik yang sesuai dengan uan juknis silabus
silabus binaan. kebutuhan guru tentang SNP danRPP
b. Pengembangan RPP sekolah binaannya

61
c. Pengembangan
bahan ajar
2 Melakukan 1.setiap guru 85 % dari Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1.kumpulan Instrumen 1.disinkronkan
pendampingan dalam mata jumlah guru Teknis binaan. undang- penialian dengan dinas
meningkatkan pelajaran dapat Group 2 .mengadakan undang.pp,per Pelaksanaan pendidikan
kemampuan guru dapat melaksanakan Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped Pembelajaran 2.pada kegiatan
dalam proses melaksanakan pembelajaran Discussion informasi tentang oman dalam sesuai standar MGMP/MKKS
pelaksanaan pembelajaran yang sesuai potensi guru tahun pendidikan. proses dan workshop
pembelajaran/ sesuai standar standar proses sebelumnya. Dengan skala
bimbingan: proses dengan baik 3 .menyusun program 2.pedoman,pand likert 1-4
a. Pembelajran tatap dengan baik. yang sesuai dengan uan juknis
muka 2. guru mata kebutuhan guru sekolah tentang SNP
b. Pengembangan pelajaran binaannya
model pada sekolah
pembelajaran binaan
c. Pembelajaran
tuntas , remedial

Lampiran 5
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
guru sasaran Keberhasilan Kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
dan pengayaan

Lampiran 5
b. Pengemba
3 Melakukan 1. Adanya 85 % dari Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1. kumpulan Instrumen 1.disinkronkan
pendampingan adm jumlah guru Teknis binaan. undang- administrasi dengan dinas
membimbing guru penilaian mempunyai Group 2. mengadakan undang.pp,per penialian pendidikan
dalam meningkatkan hasil administrasi Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped 2.pada kegiatan
kemampuan pembelajar hasil Discussion informasi tentang oman dalam Pembelajaran MGMP/MKKS
melaksanakan an yang pembelajaran potensi guru tahun pendidikan. sesuai standar dan workshop
penilaian hasil belajar sesuai yang sesuai sebelumnya. proses
peserta didik.: dengan standar proses 3. menyusun program 2.pedoman,pand Dengan skala
a. Pemanfaatan TIK KTSP dengan baik yang sesuai dengan uan juknis likert 1-4
untuk Penilianan 2. guru mata kebutuhan guru tentang SNP
b. Penyediaan pelajaran sekolah binaannya Standar penialian
pedoman penilian pada
c. Juknis rancangan sekolah

62
penilaian binaan
d. penetapan KKM
e. Penilaian 5 Kel MP
f. Penilaian
Psikomotorik
g. Penilaian Afektif
(Ahlak Mulia dan
Kepribadian )
h. Penilaian portofolio
i. Pengembangan
butir soal dan kisi-
kisi
j. Analisis butir soal
k. Penyusunan LHB-PD
4 Memberikan masukan Guru dapat 85 % dari Binteks 1. kunjungan kesekolah Pengembangan Instrumen Dilanjutkan dengan
kepada guru dalam mengembangka jumlah guru binaan. bahan ajar dan penilaian latihan membuat
memanfaatkan n bahan dan mampu 2 .mengadakan model-model Pelaksanaan PTK
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
guru sasaran Keberhasilan Kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
lingkungan dan sumber memilih bahan memfasilitasi pertemuan/menggali pembelajaran Pembelajaran
belajar ajar dari siswanya informasi tentang sesuai standar
berbagai belajar dari potensi guru tahun proses
macam sumber berbagai sebelumnya. Dengan skala
macam sumber 3. menyusun program likert 1-4
belajar yang sesuai dengan
kebutuhan guru
sekolah binaannya
5 Memberikan Guru dapat 85 % guru Bimbingan 1. kunjungan kesekolah Program Instrumen Dijadikan bahan
rekomendasi kepada memberikan mempunyai Teknis binaan. bimbingan penilaian untuk umpan
guru mengenai tugas pengayaan dan program Group 2 .mengadakan ,perbaikan dan pelaksanaan balik
membimbing dan remedial yang bimbingan,pen Focus pertemuan/menggali pengayaan perbaikan dan
melatih peserta didik tepat gayaan dan Discussion informasi tentang pengayaan
remedial potensi guru tahun
sebelumnya.

63
3. menyusun program
yang sesuai dengan
kebutuhan guru
sekolah binaannya
6 Memberi bimbingan Guru dapat 50 % guru Bimbingan 1. kunjungan kesekolah Model-model Instrumen Mencoba latihan
kepada guru dalam menggunakan dapat Teknis binaan. pembelajaran penialian untuk membuat
menggunakan IT sebagai alat menggunakan Group 2. mengadakan dengan Pelaksanaan model
teknologi informasi dan bantu IT sebagai alat Focus pertemuan/menggali menggunakan IT Pembelajaran pembelajaran
komunikasi untuk pembelajaran bantu Discussion informasi tentang sesuai standar degn IT
pembelajaran pembelajaran potensi guru tentang proses
pembelajaran dgn IT Dengan skala
dan memberi contoh likert 1-4
pembelajaran dengan
IT.
3. menyusun program
yang sesuai dengan
kebutuhan guru

Lampiran 5
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
guru sasaran Keberhasilan Kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
sekolah binaannya

Lampiran 5
7 Memberi bimbingan Guru dapat Semua guru Bimbingan 1. kunjungan kesekolah Panduan Analisis Instrumen Mencoba
kepada guru dalam meningkatkan mata pelajaran Teknis binaan. SKL Analisis SKL mengembangkan
pemanfaatan hasil kemampuan yang di UN Group 2. mengadakan soal soal dengan
penilaian untuk nya dalam kan dapat Focus pertemuan/menggali analisis SKL
perbaikan mutu melaksanakan membuat Discussion informasi tentang
pendidikan dan proses analisis SKL potensi guru dalam
pembelajaran/pembim pembelajaran dengan tepat membuat analisis SKL
bingan. yang efektif 3. menyusun program
pengayaan yang sesuai
SKL serta model-model
soal ,pada guru
sekolah binaan
8 Memberikan Guru dapat 85 % guru Bimbingan 1.kunjungan kesekolah 1.kumpulan Analisis SWOT Membuat
bimbingan kepada guru mengetahui menunjukan Teknis binaan. undang- program

64
untuk melakukan kelebihan dan ada perubahan Group 2 .mengadakan undang.pp,per peningkatan
refleksi hasil-hasil yang kekurangannya pola Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped mutu untuk
dicapainya. a sebagai bahan pembelajaran Discussion informasi tentang hasil- oman dalam tahun berikutnya.
untuk hasil yangtelah dicapai pendidikan.
perbaikan guru tahun
tahun sebelumnya kemudian 2.pedoman,
berikutnya mendiskusikan panduan juknis
kekuarangan dan tentang SNP
kelebihannya
3 .menyusun program
yang sesuai dengan
kebutuhan siswa untuk
memperbaikai
kelemahannya pada
sekolah binaan.
2. PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
KEPALA SEKOLAH sasaran Keberhasilan kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
1 Memberikan masukan 1.Adanya 90 % Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1.kumpulan Instrumen 1.disinkronkan
dalam pengelolaan dan Dokumen pengelolaan Teknis binaan. undang- penilaian dengan dinas
administrasi kepala KTSP dan sekolah sesuai Group 2. mengadakan undang.pp,per dokumen pendidikan
sekolah berdasarkan Analisis dengan 8 SNP Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped KTSP/Verifikas 2.pada kegiatan
manajemen Konteks yang Discussion informasi tentang oman dalam i dokumen /MKKS dan
peningkatan mutu sudah program Sekolah pendidikan. KTSP. workshop
pendidikan di sekolah ditandatanga dalam meningkatkan
a. Pengembangan ni oleh mutu pendidikan. 2.pedoman,pand
KTSP kepada Dinas 3. memberi masukan uan juknis
b. Pengembangan Pendidikan untuk menyusun tentang SNP
Mulok Kota dan program yang sesuai
c. Pengelolaan Propinsi dengan kebutuhan
pelaksanaan KTSP 2. Kepala sekolah binaannya
c.1. Penyusunan RKS Sekolah pada

65
c.2. Peraturan sekolah
Akademik binaan.
c.3. Pelaksanaan
sistim belajar
moving class
c.4.kemitraan dan
kerjasama satdik
c.5. Pengawasan
Proses
Pembelajaran

2 Melakukan 1.Sekolah 90 % program Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1.kumpulan Instrumen 1.disinkronkan


pendampingan dalam mempunyai bimbingan Teknis binaan. undang- penialian dengan dinas
melaksanakan program dapat Group 2.mengadakan undang.pp,per Pelaksanaan pendidikan
bimbingan konseling di bimbingan terealisasi Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped Bimbingan 2.pada kegiatan
sekolah. dan konseling dengan baik Discussion informasi tentang oman dalam Konseling MGMP/MKKS
a. Pengembangan diri 2.pada sekolah petugas BK dan pendidikan. Dengan skala dan workshop

Lampiran 5
Strategi/
Materi Pembinaan Tujuan dan Indikator Skenario Sumber Penilaian dan Rencana
No metode/
KEPALA SEKOLAH sasaran Keberhasilan kegiatan daya instrumen Tindak Lanjut
teknik
layanan BK. binaannya. programnya serta bukti likert 1-4

Lampiran 5
b. Pengembangan diri pelaksanaannya. 2.pedoman,pand
ekstrakurikuler. 3. memberi masukan uan juknis
untuk menyusun tentang SNP
program BK yang sesuai
dengan kebutuhan guru
sekolah binaannya
3 Memberikan 1.Untuk Adanya Bimbingan 1. kunjungan kesekolah 1..kumpulan Instrumen 1.disinkronkan
bimbingan kepada mengetahui program Teknis binaan. undang- Penilaian dengan dinas
kepala sekolah untuk kelemahan- peningkatan Group 2. mengadakan undang.pp,per keterlaksanaan pendidikan
melakukan refleksi kelemahan mutu untuk Focus pertemuan/menggali mendiknas,ped KTSP 2.pada kegiatan
hasil-hasil yang dan tahun yang Discussion informasi tentang oman dalam /MKKS dan
dicapainya melalui kelebihan akan datang hasil-hasil yang telah pendidikan. workshop
analisis kontek dalam dicapai dan yang
a. Analisis 8 SNP pengelolaaan belum dicapai pada 2.pedoman,pand

66
b. Analisis kondisi sekolah prograam sekolah uan juknis
internal satdik 2. kepala tahun sebelumnya. tentang SNP
c. Analisis lkondisi sekolah pada 3. memberi masukan
lingkungan sekolah untuk menyusun 3.Panduan-
eksternal satdik binaan program yang sesuai penduan
c. Penyusunan dengan kebutuhan peningkatan
laporan Analisis guru sekolah mutu pada
Kontek binaannya KTSP 2010
yang belum
terealisasi
LAMPIRAN 6a
CONTOH PROGRAM SEMESTER (RKA/RKM)

PROGRAM SEMESTER KEPENGAWASAN


SEMESTER : 1 (SATU)
TAHUN PELAJARAN : ..

A. Identitas Sekolah

Sekolah : SMP Negeri 1 ..


Kepala Sekolah : Drs. X
Alamat Sekolah : Jl.

67
Semester : .
Tahun Pelajaran : ./

B. Visi dan Misi Sekolah


Visi :Teciptanya lulusan yang religius, berprestasi, kreatif, dan berkepribadian

Misi : 1. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama yang dianut
2. Melaksanakan Proses Pembelajaran yang efektif sesuai dengan kurikulum yang berlaku
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengembangkan potensi dirinya
4dst.

Lampiran 6a
C. Identifikasi Masalah:
1. Peningkatan kualitas Penerimaan Siswa Baru
2. Keterlaksanaan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, dan Standar Penilaian

Lampiran 6a
3. ..
4. Dst
D. Deskripsi Kegiatan
TARGET INDIKATOR METODA JADWAL
NO TUJUAN SASARAN
KEBERHASILAN KEBERHASILAN KERJA PEMBINAAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Mengendalikanpelak Kepala Sekolah Pelaksanaan Penerimaan Administrasi peneriman siswa baru Kunjungan sekolah Juni,Juli 20..
sanaan penerimaan Panitia PSB Siswa Baru sesuai ketentuan lengkap dan benar Observasi
siswa baru sesuai yang telah ditetapkan Dinas Jumlah siswa yang diterima sesuai Wawancara
ketentuan Pendidikan kuota yang telah ditetapkan Studi dokumen
Penerimaan siswa baru sesuai jadwal Pendampingan
yang telah ditetapkan

68
2. Mengetahui Kepala Sekolah Pada awal tahun kegiatan Adanya Administrasi rapat kerja Kunjungan sekolah Juni,Juli 20..
persiapan awal Wakil Kepala sekolah sudah dipersiapkan, Adanya SK Kepala Sekolah tentang Studi Dokumen
tahun pelajaran Sekolah Bidang sehingga kegiatan sekolah pembagian tugas guru dan pegawai Wawancara
terutama pembagian Kurikulum dapat dilaksanakan dengan lainnya
tugas guru dan baik sejak awal tahun Bukti fisik kegiatan awal tahun
pegawai lainnya

3. Pemutakhiran Kepala Sekolah Tersusunnya Dokumen KTSP Adanya Dokumen KTSP yang telah Workshorp Juli, 20..
Dokumen KTSP Wakil Kepala yang telah disesuaikan sesuai dengan kebutuhan Tahun Reviu dokumen
(Dokumen 1 dan 2) Sekolah dengan kebutuhan Tahun Pelajaran . dan disyahkan oleh Bimbingan
Guru Pelajaran .. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi

4. dst.
CONTOH RKA MATRIK
RENCANA KEPENGAWASAN AKADEMIK

Sekolah : .. Pengawas Sekolah : .


Sasaran : .. Tahun Pelajaran : .
Alamat Sekolah : Semester : .

STRATEGI/
SUMBER DAYA PENILAIAN
INDIKATOR METODE
ASPEK TUJUAN SKENARIO KEGIATAN YANG DAN RTL
KEBERHASILAN KERJA/TEKNIK
DIGUNAKAN INSTRUMEN
SUPERVISI
Meningkatkan Sebanyak 85% Kolaboratif, Pertemuan Awal 1. Pengawas Lembar Menentukan
kemampuan guru Guru dapat Nondirektif 1. Identifikasi Permasalahan 2. Guru Pertanyaan Masalah yang
dalam membuat 2. Mengelompokkan tentang akan dijadikan
melaksanakan perencanaan dan Masalah Permasalahan Bahan PTK
penelitian tindakan melaksanakan 3. Merumus-kan Masalah yang dihadapi

69
kelas (PTK) PTK dalam guru dalam Melaksanakan
pembelajaran Proses Workshop

Membimbing guru
dalam
melaksanakan PTK
Pembelajaran
Kolaboratif Pertemuan Inti Buku Sumber Penyelesaian
a.Pertemuan I PTK Pembuatan RPP
( 6 jam ) Format RPP
1. Membuka acara dengan
menjelaskan tujuan
pertemuan
2. Memberi arahan tentang
prosedur pelaksanaan
PTK
3. Menjelaskan langkah-
langkah PTK berdasar- kan
siklusnya

Lampiran 6a
STRATEGI/
SUMBER DAYA PENILAIAN
INDIKATOR METODE
ASPEK TUJUAN SKENARIO KEGIATAN YANG DAN RTL
KEBERHASILAN KERJA/TEKNIK
DIGUNAKAN INSTRUMEN
SUPERVISI
4. Membimbing guru dalam

Lampiran 6a
menetapkan focus
permasalahan

5. Membimbing guru dalam


merencanakan tindakan
6. Membimbing guru dalam
menyusun RPP
Observasi b.Pertemuan II Lembar Revisi RPP
Penilaian RPP ( 3 jam ) Pengamatan -Analisis data
dan Refleksi 1. Observasi Pelaksanaan Proses hasil observasi
Tindakan Pembela- jaran untuk
2. Pengumpulan data hasil pembinaan
observasi

70
3. Refleksi (membahas hasil
temuan berupa kekurang-
an yang harus diperbaiki
untuk pelaksanan
tindakan berikutnya
Kolaboratif c.Pertemuan III - Instrumen Memeriksa RPP
Nondirektif ( 3 jam ) Penilaian Mempersiap-
1. Membimbing guru Proses kan tindakan
membuat perencanaan Pembelajaran berikutnya
berdasarkan hasil temuan - Lembar
(memperbaiki RPP) Pengamatan
2. Menetapkan langkah-
langkah yang harus
dilaksanakan dalam siklus
berikutnya
STRATEGI/
SUMBER DAYA PENILAIAN
INDIKATOR METODE
ASPEK TUJUAN SKENARIO KEGIATAN YANG DAN RTL
KEBERHASILAN KERJA/TEKNIK
DIGUNAKAN INSTRUMEN
SUPERVISI
Observasi d.Pertemuan IV - Lembar Mengolah data
( 3 jam ) Pengamatan hasil
1. Observasi Pelaksanaan pengamatan
Tindakan Merevisi
2. Pengum-pulan data hasil kekurangan-
observasi kekurangan
3. Refleksi (membahas hasil untuk
temuan berupa kekurang- mempersiap-
an yang harus diperbaiki kan
untuk pelaksanaan pelaksanaan
tindakan berikutnya tindakan pada
4. Membahas permasalahan siklus
yang belum terselesaikan berikutnya
Menentukan

71
kesimpulan
akhir
Kolaboratif Pertemuan Akhir
( 2 jam )
1. Penguatan dan pemberian
motivasi kepada guru
mata pelajaran
2. Menyepakati pertemuan
berikutnya dalam rangka
penilaian kinerja

Lampiran 6a
LAMPIRAN 6b
CONTOH RKA NARATIF

RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI AKADEMIK

A. Aspek/Masalah : Pembinaan penyusunan KTSP dokumen 2 (Silabus, dan


RPP) sesuai rambu-rambu
B.Tujuan : Memberikan bimbingan/arahan/ contoh merevisi/
membuat KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP) melalui
MGMP sekolah
C. Indikator : Guru-guru memiliki KTSP dokumen 2 (Silabus dan RPP)
sesuai rambu-rambu
D.Waktu : SMA X, 25 Agustus 2009, Pukul 09.00 15.00
E. Setting : SMA X
F. Strategi/Metode Kerja /Teknik Supervisi : IHT, metode Delphi, Refleksi,
Focused Group Discussion,
Panel Discussion
G. Skenario Kegiatan :
1. Pertemuan Awal (dilakukan 1 minggu sebelumnya : 60 menit):
- Menanyakan informasi perkembangan terakhir tentang program
tahunan sekolah
- Menyampaikan hasil kinerja guru /reviu kinerja yang telah
dilakukan pengawas
- Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan
2. Pertemuan Inti (4 x 60 menit)
- Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan IHT (15
menit)
- Pengawas sekolah melakukan refleksi/reviu/evaluasi hasil kinerja
guru (15 menit)
- Pengawas sekolah melakukan diskusi tentang skenario
merevisi/membuat silabus dan RPP melalui MGMP sekolah (15
menit)
- Pengawas refleksi implementasi standar nasional pendidikan (15
menit)
- Guru berkelompok berdasarkan MGMP untuk melakukan Focused
Group Discussion, tentang revisi/membuat silabus dan RPP sesuai
rambu-rambu ( 75 menit)
- Panel Discussion hasil revisi/membuat silabus dan RPP setiap
MGMP (75 menit)Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan
tentang silabus dan RPP hasil karya MGMP (30 menit)
(Apakah silabus dan RPP sudah sesuai rambu-rambu? Apa yang
akan bapak/ibu lakukan setelah membuat Silabus dan RPP ? )

Lampiran 6b 72
3. Pertemuan Akhir (60 menit)
- Refleksi dari kegiatan IHT
- Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru pemanfaatan
silabus dan RPP
- Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari
program

H. Sumber daya yang diperlukan :


- SK dan KD mata pelajaran
- SKL
- Standar proses, Standar Penilaian, Model pembelajaran yang
efektif
- LCD
- Komputer

I. Penilaian dan Instrumen


Penilaian : produck hasil revisi/membuat silabus dan RPP
Instrumen: Format evaluasi silabus dan RPP

J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi silabus dan RPP di sekolah (selama


sebulan dilakukan pemantauan)

Mengetahui .
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Sekolah

73 Lampiran 6b
Lampiran 6c
CONTOH RKM NARATIF

RENCANA KEPENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL

A. Aspek/Masalah : Pembinaan Pengelolaan Sekolah tentang


Program Jangka Menengah/Renstra
B.Tujuan : Memberikan bimbingan dalam
penyusunan program jangka
menengah/Renstra
C. Indikator : Memiliki program jangka menengah yang
benar dan tuntas
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : Selasa, 10 Feb 2009, Pukul 13.00 16.30
WIB
E. Setting : SMA X ( jumlah guru 15 org, jumlah
siswa 60 org )
F. Strategi/Metode kerja /Teknik Supervisi : metode Delphi, Refleksi,
Focused Group Discussion
dalam rapat guru-guru dan
komite sekolah/yayasan.

G. Skenario Kegiatan :
1. Pertemuan Awal (20 menit):
- Menanyakan informasi perkembangan terakhir sekolah
- Menyampaikan hasil reviu renstra yang telah dilakukan pengawas
- Menyepakati agenda/skenario pertemuan inti untuk pembinaan
2. Pertemuan Inti (150 menit)
- Kepala Sekolah membuka acara dan menjelaskan tujuan
pertemuan (15 menit)
- Pengawas memberikan arahan tentang pentingnya keterkaitan
antara visi, misi, indikator dan tujuan serta analisis swot (20
menit)
- Peserta bekerja dalam kelompok. (Pengawas membagi kelompok
berdasarkan kata kunci pada visi)
- Masing-masing kelompok mengkaji keterkaitan misi, indikator dan
tujuan yang ada dengan kata kunci visi sekolah sekaligus
merevisinya. ( 20 menit)
- Masing-masing kelompok memaparkan hasil kajiannya (20 menit)
- Masing masing kelompok melakukan anlisis swot berdasarkan
aspek analisis swot (30 menit)
- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kanjiannya (20
menit)
- Pengawas mengadakan konfirmasi/penguatan dan refleksi sebagai
penutup (25 menit)

Lampiran 6c 74
(Apakah manfaat yang bapak/ibu rasakan setelah mengkaji
keterkaitan antara visi, misi, indikator dan tujuan? Kira-kira apa
yang akan bapak/ibu lakukan setelah mengkaji dan merevisi
renstra ?), dll
3. Pertemuan Akhir (10 menit)
- Penguatan dan pemberian motivasi pengawas kepada kepala
sekolah, guru-guru dan komite sekolah/yayasan
- Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut dari
program jangka menengah ke program tahunan dan KTSP serta
perkembangan dan kemajuan yang dicapai sekolah

H. Sumber daya yang diperlukan :


- Profil sekolah
- Renstra sekolah
- LCD
- Komputer
I. Penilaian dan Instrumen
Penilaian : produck renstra
Instrumen: Format onbervasi dokumen renstra
J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi dan tindak lanjut Renstra , selama
sebulan dilakukan pemantauan

Mengetahui .
Kepala Dinas Pendidikan Pengawas Sekolah

75 Lampiran 6c
LAMPIRAN 7.
CONTOH JADWAL PENGAWASAN TATAP MUKA PADA SEKOLAH BINAAN TAHUN PELAJARAN ...............................
(Mengacu PP No 39 tahun 2009 beban kerja pengawas sekolah adalah 24 jam /minggu )

Lampiran 7
Jam SEKOLAH BINAAN
No Hari KETERANGAN
ke
1 SENIN 3 LINGKUP SUPERVISI AKADEMIK(PEMBINAAN GURU )
4
A.membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan menilai proses
5 pembelajaran/bimbingan
6 B.memantau pelaksanaan standar isi
7 C. memantau pelaksanaan standar proses
8 D.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan
9 E. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik.

76
2 SELASA 1 AB F. memantau pelaksanaan standar penilaian
2 CD
LINGKUP SUPERVISI MANAJERIAL(PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH )
3 EF
G.membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah
4 GH H.membina tenaga kependidikan
5 IJ lainnya(tenagadministrasi,lab,perpustakaan.
6 KL I. memantau pelaksanaan standar sarana
7 MN J. memantau pelaksanaan standar pengelolaan
K .memantau standar pembiayaan
8
L .menialaikinerja kepala sekolah
9 M. menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok
3 RABU 1 AB N. Pembimbingan dan Pelatihan guru dan atau kepala sekolah dalam
2 CD MGMP ,K3S,BINTEK
3 EF O. menilai kinerja sekolah untuk persiapan administrasi.
Jam SEKOLAH BINAAN
No Hari KETERANGAN
ke
4
5 AB
6 CD LINGKUP SUPERVISI AKADEMIK
7 EF
8 A.membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan menilai proses
9 pembelajaran/bimbingan
B.memantau pelaksanaan standar isi
C. memantau pelaksanaan standar proses
4 KAMIS 1 AB
D.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan
2 CD
E. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik.
3 EF
F. memantau pelaksanaan standar penilaian
4

77
5
6 AB
7 CD LINGKUP SUPERVISI MANAJERIAL
G.membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah
8 EF
H.membina tenaga kependidikan
9 lainnya(tenagadministrasi,lab,perpustakaan.
5 JUMAT 1 O I. memantau pelaksanaan standar sarana
2 O J. memantau pelaksanaan standar pengelolaan
3 K .memantau standar pembiayaan
L menialai kinerja kepala sekolah
4 M M. menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok
5 N. Pembimbingan dan Pelatihan guru dan atau kepala sekolah dalam
6 M MGMP ,K3S,BINTEK
7 O. menilai kinerja sekolah untuk persiapan administrasi.
8 M

Lampiran 7
Jam SEKOLAH BINAAN
No Hari KETERANGAN
ke
9 M

Lampiran 7
6 SABTU

78
LAMPIRAN 8.
CONTOH FORMAT PEMANTAUAN DELAPAN SNP DAN CONTOH INSTRUMEN
SUPERVISINYA

PROGRAM PEMANTAUAN
TARGET YANG
No PROGRAM MATERI PEMANTAUAN KETERANGAN
DIHARAPKAN
1 PEMANTAUAN 1. STANDAR ISI
8 SNP
2. STANDAR PROSES

3. SKL

4. DST.

79 Lampiran 8
INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN

Nama Sekolah :............................................


Nama Kepala Sekolah :............................................
Alamat Sekolah/Kota :.............................................

Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
1 Kepemilikan 1. Dokumen KTSP berlaku dengan
Dokumen disahkan Kepala Sekolah dengan
pertimbangan Komite dan diketahui
Dinas Pendidikan Propinsi
2. KTSP disusun dengan memperhatikan
acuan operasional yang terdiri atas:
a. agama
b. peningkatan iman dan taqwa
serta ahlak mulia
c. persatuan nasional dan nilai
kebangsaan
d. tuntuan pembangunan daerah
dan nasional
e. penigkatan potensi,kecerdasan,
dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
f. Keragaman potensi dan
karakterisitik daerah dan
lingkungan .
g. Perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan
seni
h. Dinamika perekembangan
global
i. Kondisi sosial ,budaya
masyarakat setempat
j. Tuntutan dunia kerja
k. Kesetaraan jender
l. Karakteristik satuan pendidikan

2. Komponen 3. Proses Penyusunan Dokumen:


KTSP a. membentuk tim KTSP disertai
uraian tugas masing-masing
b. menyusun program dan jadwal
kerja tim penyusun
c. menyusun analisis konteks dan
menyusun hasil analisis.
d. Profil konidisi satuan pendidikan
.
e. Deskripsi peluang dan

Lampiran 8 80
N Skor
Aspek No Indikator dan Sub Indikator
o
0 1 2 3 4
tantangan
f. Menganalisis peluang dan
tantangan

4. 4.1. Visi, Misi dan Tujuan Satuan


Pendidikan dan Strategi yang
mencerminkan upaya untuk
meningkatkan kualitas peserta
didik,yang didukung suasana belajar
dan suasana sekolah yang kondusif.
4.2. Struktur dan Muatan KTSP
mencakup:
a. .Mata pelajaran dan alokasi
waktu
b. Program muatan lokal
c. Kegiatan pengembangan diri
d. Pengaturan beban belajar
e. Ketuntasan belajar dengan
mempertimbangkan PD
f. Ketuntasan belajar dengan
dilengkapi dgn rencana
pencapaian ketuntasan ideal.
g. Kriteria kelulusan diatas rata-
rata standar nasional
Kriteria penjurusan dengan
mempertimbangkan bakat
h. Ketentuan mutasi peserta didik
i. Pendidikan kecakapan hidup
j. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global

4.3 . Kalender pendidikan


4.4 . Penyusunan pengembangan silabus
a. disusun /dikembngkan secara
mandiri
b. mengkaji substansi sk/kd pada
standar isi
c. melakukan pemetaan standar
isi untuk analisi sk/kd
d. disusun /dikembangkan
melalui proses penjabaran
sk/kd menjadi indikator,
MP,KP(tatap muka,PT dan
KMTT ) dan Jenis
Penilaian(tes,PT,KMTT,Pengam
atan ).
e. Mencakup seluruh mata
pelajaran
f. Memanfaatkan berbagai

81 Lampiran 8
N Skor
Aspek No Indikator dan Sub Indikator
o
0 1 2 3 4
panduan dan contoh silabus
g. Sekolahmemberi pengalaman
belajar yang luas kepada siswa
h. Guru mampu merancang
berbagai model pembelajaran
untuk mencapai kompetensi
tertentu.
i. Guru mampu menerapkan
berbagai model pembelajaran
untuk mencapai kompetensi
tertentu.

4.5. Ada program peningkatan mutu


lulusan untuk :
a. Program Kegiatan peningkatan
mutu lulusan Mata Pelajaran
Ahlak Mulia yang minimal
diikuti 90 % jumlah siswa.
b. Program Kegiatan peningkatan
mutu lulusan Pendidikan
Kewargaan Negara dan
Kepriobadian yang minimal
diikuti 90 % jumlah siswa.
c. Program Kegiatan peningkatan
mutu lulusan mata pelajaran
IPTEK yang minimal diikuti 90 %
jumlah siswa.
d. Program kegiatan peningkatan
mutu lulusan mata pelajaran
seni budaya dan estetika yang
minimal diikuti oleh 90 %
jumlah siswa.
e. Program kegiatan peningkatan
mutu lulusan mata pelajaran
olah raga dan kesehatan yang
minimal diikuti oleh 90 %
jumlah siswa.

Jumlah Skor :...................... NILAI :.........................


KRITERIA:......................
Nilai : Jumlah Skor x 100 %
Skor Maximum
Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali
71- 85 % Baik
55- 70 % Cukup
>55 % Kurang

Pengawas Pembina

Lampiran 8 82
INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
STANDAR PROSES

Nama Sekolah :............................................


Nama Kepala Sekolah :............................................
Alamat Sekolah/Kota :.............................................

Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
1. Ada rencana pelaksanaan
1. Perangkat pembelajaran (RPP) yang
Pembelajaran dikembangkan dari silabus oleh
setiap guru yang sesuai dengan
standar proses.

2. Substansi RPP sekurang- kurangnya


memuat Tujuan, materi, metode
,kegiatan pembelajaran(tatap muka,
PT dan KMTT eksplorasi,elaborasi dan
konfirmasi), sumber belajar dan
penilaian hasil belajar( Tes ,
Penugasan Terstrukur dan Kegiatan
Mandiri Tidak Terstruktur ).

3. Penyusunan RPP sudah menggunakan


prinsip perbedaan individu peserta
didik dan menerapkan TI dan
Komunikasi.

4. Ada pengembangan bahan ajar dalam


bentuk cetakan(modul, hand out, lks,
dll)

5. Ada pengembangan bahan ajar dalam


bentuk Audio,Visual dan Audio
Visual.

2. Proses 6. Ada pengembangan bahan ajar dalam


Pembelajaran bentuk berbasis TIK,multimedia, CD
inter aktif dan computer based.

7. Menerapkan 4 persyaratan yaitu :


Perencanaan, Pelaksanaan ,Penilaian
dan Tindak Lanjut.

8. Menerapkan Kegiatan pendekatan


tatap muka, kegitan Terstruktur dan
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur.

9. Dilakukan guru melalui langkah-

83 Lampiran 8
Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
langkah pembelajaran yang meliputi
Pembukaan, Kegiatan inti (eksplorasi ,
elaborasi dan konfirmasi ) dan
Penutup.

10. Pindah ruang kelas (moving kelas ),


sehingga diperlukan kelas mata
pelajaran.

11. Guru menyediakan jadwal untuk


konsultasi mata pelajaran.

12. Tersusunnya jadwal pemanfaatan


kegiatan laboratorium.

13. Ada Kegiatan Tatap Muka , PT dan


KMTT.

14. Ada penasehat akademik yang dapat


mendeteksi potensi peserta didik.

15. Ada program remedial sepanjang


semester.

16. Menggunakan pembelajaran berbasis


TIK

17. Diselenggarakan secara


interaktif,inspiratif, menantang,
menyenangkan ,memotivasi pesrta
didik untuk aktif.

18. Proses pembelajaran mendorong


prakarsa kreatifitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat dan
perkembangan pisik serta psikologis
peserta didik.

19. Pelaksanaan proses pembelajaran


mempertimbangkan jumlah maximal
peserta didik perkelas, dan beban
mengajar maximal perpendidik, rasio
buku, rasio jumlah peserta didik
perpendidik.

20. Setiap pembelajaran dikembangkan


dengan budaya membaca dan
menulis.

Lampiran 8 84
Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
21. Setiap pendidik menerapkan aspek
keteladanan dalam setiap proses
pembelajaran.

22. Proses pembelajaran dilakukan


secara terprogram dan intensif
melalui pemantauan, supervisi,
evaluasi, dan pelaporan dan
pengambilan langkah tindak lanjut
yang diperlukan.

Jumlah Skor :...................... NILAI :.........................


KRITERIA:...................
Nilai : Jumlah Skor x 100 %
Skor Maximum

Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali


71- 85 % Baik
55- 70 % Cukup
>55 % Kurang
,
Pengawas Pembina

85 Lampiran 8
INSTRUMEN SUPERVISI 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
STANDAR PENILAIAN

Nama Sekolah :............................................


Nama Kepala Sekolah :............................................
Alamat Sekolah/Kota :.............................................

Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
1 Perangkat 1. Adanya rancangan, jadwal pelaksanaan
penilaian penilaian dan remedial
2. Adanya rancangan jadwal pelaksanaan
penilaian dan program pengayaan.
3. Adanya perangkat penilaian berupa
format penilaian.
4. Adanya bahan ujian/ulangan (berupa
kumpulan soal ).
2 Pelaksanaan 5. Adanya hasil analisis terhadap
penilaian perangkat penilaian.
6. Adanya dokumen laporaan hasil belajar
siswa.

7. Penilaiaan dilakukan sepanjang


semester.
8. Teknik penilaian sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa, dapat berupa tes tertulis,
observasi(pengamatan ),tes praktek
dan penugasan terstruktur atau
kegiatan mandiri tidak
terstruktur(KMTT).
9. Setiap guru mata pelajaran melakukan
penilaian ahlak mulia dan kepribadian
minimal satu kali dalam satu semester.
3. Hasil 10. Setiap guru mata pelajaran melakukan
penilaian penilaian pengamatan
mata pelajaran iptek minimal satu kali
salam satu semester.

11. Penerbitan sertifikat kelulusan pada


mata pelajaran dilakukan melalui ujian
nasional dan ujian sekolah.

12. Seluruh pendidik telah melakukan hasil


belajar untuk memantau proses
,kemajuan dan perbaikan hasil dalam
bentuk ulangan harian,ulangan
tengah semester, ulangan akhir
semester dan ulangan kenaikan kelas.

Lampiran 8 86
Skor
No Aspek No Indikator dan Sub Indikator
0 1 2 3 4
13. Peserta didik minimal mencapai batas
KKM.
14 Rata-rata nilai UN tiga tahun terakhir
minimum 7,00.
15. Prosentase kelulusan UN> 90 % untuk
tiga tahun terakhir.

Jumlah Skor :...................... NILAI :.........................


KRITERIA:...................
Nilai : Jumlah Skor x 100 %
Skor Maximum

Keterangan : Skor 86- 100 % Baik Sekali


71- 85 % Baik
55- 70 % Cukup
>55 % Kurang

Pengawas Pembina

87 Lampiran 8
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK
PANDUAN WAWANCARA PRA PENGAMATAN

Lamanya wawancara :
Sekolah :
NamaGuru :
MataPelajaran :
KELAS/Semester :
CATATAN PENGAMAT
No PERTANYAAN 4 3 2 1

1 KD indikator apa yang akan saudara sajikan

2 Metode apa yang akan saudara gunakan dalam


pembelajaran KD ini? Apa alasan saudara
memilih metode tersebut ?
3. Alat dan bahan (sumber belajar) apa yang
saudara siapkan?jelaskan alasannya?
4. Ceritakan tahapan pembelajaran yang akan
saudara sajikan.
5. Persiapan tertulis apa yang saudara buat?
6 Materi apa yang dianggap sulit oleh siswa
berdasarkan perkiraan saudara?
Jika ada materi apa,jelaskan apa alasan
saudara?
7 Kompetensi apa yang bisa dimiliki siswa setelah
mengikuti pembelajaran sesuai dengan harapan
saudara?
8 Apa yang perlu mendapat perhatian khusus
pada pembelajaran kali ini?

JUMLAH SKOR

HASIL AKHIR WAWANCARA PRA PENGAMATAN:

..........,.....................................
Pengawas Guru Mata Pelajaran

.....................................
NIP:

Lampiran 8 88
PEMANTAUAN STANDAR PENILAIAN TENTANG PELAKSANAAN ULANGAN
AKHIR SEMESTER SMA
SEMESTER .................... TAHUN PEMBELAJARAN...........................

Nama Sekolah :............................................


Alamat :............................................
Jumlah siswa Kls I :............................................
Jumlah siswa Kls II :............................................
Jumlah Siswa Kls III :............................................

Hasil Penilaian Keterangan


No Aspek yang dipantau Pemantauan Kesesuian
Ada Tidak 4 3 2 1
1 Situasi Penyelenggaraan 85-100% BS
2 Kisi-Kisi soal
3 Kartu Soal 75-84% B
4 Penyimpanan naskah soal
5 Program Kerja 55-74% C
6 Waktu Pelaksanaan Test
7 Dasar Hukum/Landasan <55% K
8 Analisis soal Hasil Ulangan
9 Kumpulan Soal
10 Tata Tertib Peserta&Pengawas
11 Daftar Hadir Peserta dan
Pengawas
12 Penempatan Peaserta Test
13 Pengawas Ruangan
14 Nomor Peserta dibangku/Pintu
15 Kartu Tanda Peserta

16 Ruang Tes

17 Berita Acara Penyelenggaraan

18 Sumber Biaya

19 Ruang Penyelenggaraan

20 Daftar Siswa Tiap Ruanhgan Prosentase

JUMLAH SKOR

Kepala Sekolah Pengawas

..............................................

89 Lampiran 8
Lembar

SUPERVISI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN


(Berdasarkan Standar Proses )
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Pangkat Golongan :
Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka:
Sertifikasi :
No KomponenAdministrasi kondisi Skor Nilai Keterangan
Pembelajaran ya tidak 4 3 2 1 Kesesuaian
1 Program Tahunan
2 Program Semester 4= BaikSekali
3 Silabus
4 RPP 3= Baik
5 Kalender Pendidikan
6 Jadwal Tatap Muka 2= Cukup
7 Agenda Harian
8 Daftar Nilai 1= Kurang
9 KKM
10 Absensi Siswa
Jumlah Skor

Keterangan : Skor Perolehan X 100%


Nilai Akhir = Skor maximal

Ketercapaian: 86 % - 100 % = Baik Sekali


70% - 85 % = Baik NILAI AKHIR
55% - 69 % = Cukup
Dibawah 55% = Kurang

TINDAK LANJUT:

...............................
Pengawas Guru Mata Pelajaran

Lampiran 8 90
Lembar
SUPERVISI KEGIATAN PEMBELAJARAN
(Sesuai Dengan Standar proses )

Nama Sekolah :
Nama Guru :
Pangkat Golongan :
Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka:
Sertifikasi :

Sub Komponen dan Butir Skor


Kondisi
No komponen Nilai Keterangan
( Tatap Muka ) ya Tidak 4 3 2 1
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Menyiapkan peserta didik
b. Melakukan Apersepsi
c. Menjelaskan KD dan tujuan yang ingin
dicapai 4=Baik Sekali
d. Menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai 3= Baik
silabus/kesiapan bahan ajar
e. Penampilan guru 2= Cukup

2 Kegiatan Inti Pembelajaran 1= Kurang


A. EKSPLORASI
1. Melibatkan siswa dalam mencari
informasi dan belajar dari aneka
sumber dgn menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru.
2. Menggunakan beragam pendekatan
pembelajaran,
Media pembelajaran dan sumber
belajar lainnya.
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar
siswa serta
Antar siswa dengan guru,lingkungan
dan sumber
Belajar lainnya. Tekhnik bertanya.
4. Melibatkan siswa secara aktif dalam
berbagai kegiatan pembelajaran
5. Memfasilitasi siswa melakukan
percobaan di laboratorium,studio atau
lapangan
B. ELABORASI

1. Membiasakan siswa membaca dan


menulis yang beragam melalui tugas
tugas tertentu yang bermakna.
2. Memfasilitasi siswamelaluipemberian
tugas,diskusi dan lainlain untuk

91 Lampiran 8
Sub Komponen dan Butir Skor
Kondisi
No komponen Nilai Keterangan
( Tatap Muka ) ya Tidak 4 3 2 1
memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupoun tertulis.
3.Memberi kesempatan untuk berfikir
,menganalisis,menyelesaikan masalaha
dan bertindak tanpa ada rasa takut
4.Memfasilitasi siswa dalam
pembelajartan kooperatif dan
kolaboratif.
5.Memfasilitasi siswa berkompetesi secara
sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar
6.Memfasilitasi siswa membuat laporan
eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupoun tertulis secara individual atau
kelompok.
7.Memfasilitasi siswa untuk menyajikan
hasilkerja secara individual maupun
kelompok.
8. Memfasilitasi siswa melakukan
pameran,turnamen,festival serta produk
yang dihasilkan
9. Memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
yang menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri siswa
C. KONFIRMASI
1. Memberikan umpan balik positif dan
penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan siswa.
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil
ekplorasi dan elaborasi siswa melalui
berbagai sumber.
3. Memfasilitasi siswa melakukan refleksi
untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan
4. Berfungsi sebagai nara sumber dan
fasilitator dalam menjawab pertanyaan
siswa yang menghadapi kesulitan
5.Membantu menyelesaikan masalah
siswa dalam melakukan pengecekan
hasil ekplorasi
6. Memberikan motivasi kepada siswa
yang kurang aktif dan memberikan
informasi untuk berekplorasi lebih jauh.
3 Penutup

a. Membuat rangkuman/simpulan

Lampiran 8 92
Sub Komponen dan Butir Skor
Kondisi
No komponen Nilai Keterangan
( Tatap Muka ) ya Tidak 4 3 2 1

b. Melakukan penilaian dan /atau


refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah
dilakukan.
c. Memberikan umpan balik terhadap
proses hasil pembelajaran

d. Memberi tugas terstruktur (PT)


dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur(KMTT)

e. Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya

JUMLAH SKOR

Keterangan : Skor Perolehan X 100% NILAI AKHIR


Nilai Akhir = Skor maximal

Ketercapaian: 86 % - 100 % = Baik Sekali


70% - 85 % = Baik
55% - 69 % = Cukup
Dibawah 55% = Kurang

TINDAK LANJUT:

Pengawas Guru Mata Pelajaran

93 Lampiran 8
Lembar
SUPERVISI ADMINISTRASI PENILAIAN PEMBELAJARAN
(Berdasarkan Standar Proses )
Nama Sekolah :
Nama Guru :
Pangkat Golongan :
Mata Pelajaran : Jumlah Jam TatapMuka:
Sertifikasi :
No Komponen Penilaian kondisi Skor Nilai Keterangan
Pembelajaran ya tidak 4 3 2 1 Kesesuaian
1 Ada buku Nilai/Daftar Nilai
2 Melaksanakan Tes(Penilaian 4= BaikSekali
Kognitif)UH,MIDSEM,UAS
3 Penugasan Terstruktur 3= Baik
4 Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur(KMTT) 2= Cukup
5 Melaksanakan Penilaian
Ketrampilan(Psikomotorik) 1= Kurang
6 Melaksanakan PenilaianAfektif
Ahlak Mulia
7 Melaksanakan Penilaian
Afektif Kepribadian
8 Program dan Pelaksanaan
Remedial
9 Analisis Hasil Ulangan
10 Bank Soal/Instrumen Tes
Jumlah Skor

Keterangan : Skor Perolehan X 100%


Nilai Akhir = Skor maximal

Ketercapaian: 86 % - 100 % = Baik Sekali NILAI AKHIR


70% - 85 % = Baik
55% - 69 % = Cukup
Dibawah 55% = Kurang
TINDAK LANJUT:

.............,...............................
Pengawas Guru Mata Pelajaran

Lampiran 8 94
LAMPIRAN 9
CONTOH FORMAT PEMBINAAN GURU DALAM TEKNIK PENILAIAN DAN ANALISIS SKL

Program Peningkatan Mutu Skl 5 Kelompok Mata Pelajaran


SMA :

PENANGGUNG BUKTI BUKTI


PROGRAM/KELAS JAWAB
No Kel Mapel Mata Pelajaran PROGRAM PELAPORAN
PROGRAM
X XI XII ADA TIDAK ADA TIDAK

1 Agama dan Agama 1. BTQ


Ahlak Mulia
2 Kewargaan PPKn
Negaraan dan
kepribadian

95
3 Imu 1.Bahasa
Pengetahuan Indonesia
danTeknologi 2.Bahasa Inggris
3.Matematika
4.Fisika
5.Kimia
6.Biologi
7.Ekonomi
8.dst.
4 Estetika
5 Olah Raga
Dan Kesehatan

Lampiran 9
CONTOH RANCANGAN PENILAIAN OLEH PENDIDIK UNTUK KEGIATAN TATAP MUKA DAN PENUGASAN

MATA PELAJARAN : Agama

Lampiran 9
STANDAR KOMPETENSI :

Penilaian Untuk Kegiatan Pembelajaran Teknik Aspek yang Bentuk Prosedur


No Kompetensi Dasar Kegiatan Penilaian dinilai Instrumen Penilaian
Tatap Muka Tugas Terstruktur
Mandiri
1 Membaca QS Ulangan Melapalkan QS Membuat 1.Tes tertulis Pengetahuan Tes pilihan Pendidik
:Albaqoroh(30),Almu- mengenai :Albaqoroh(30),Almu- rangkuman 2. tes lisan ganda
minun(12-14),Az-Zariyat hukumbacaan minun(12-14),Az- perbandingan tiga Praktek pengetahuan Daftar pendidik
56 dan An-Nahl 78 untuk surat dan Zariyat 56 dan An- referensi tafsir Al- pertanyaan
ayat yangsesuai Nahl 78 dengan Quran(Ibnu Psikomotor Tes uji kinerja Pendidik
makhraj yang benar Katsir,Jalalain,dan Al- observasi
Azhar) QS Ahlak mulia
:Albaqoroh(30),Almu- sikap dan penidik

96
minun(12-14),Az- kepribadian
Zariyat 56 dan An-
Nahl 78
CONTOH : Prosedur Penilaian

Penilaian Hasil Belajar Oleh


No Digunakan
Pendidik Digunakan untuk Satuan Pendidikan Pemerintah Digunakan untuk
untuk
1. a. mengetahui kompetensi a. penilaian ahir semua .sebagai salah satu Ujian Nasional a. pemetaan mutu
a. Ulangan Harian yang telah dicapai. kelompok MP pada persyaratan untuk satuan
b. Penugasan (tugas b. Bahan penyusunan HB kelmapel agama dan menentukan pendidikan
Terstruktur dan Kegiatan c. Memperbaiki proses ahlakmulia,kewrganegar kelulusan PD dari b. dasara seleksi
mandiri Tidak pembelajaran aan dan satuan pendidikan masuk kejenjang
Tersytruktur). d. Meningkatkan motivasi kepribadian,estika,jasma yang lebih tinggi
c. Pengamatan(observasi ) e. Meningkatkan ni olah raga dan c. penentuan
untuk Ahlak Mulia dan akuntabilitas. kesehatan. kelulusan dari
Kepribadian. b. Ujian Sekolah untiuk satuan
d. UTS,UAS dan UKK dilakukan mata pelajaran pendidikan
oleh pendidik dibawah kelompok iptek yang d. pembinaan dan

97
koordinasi satuan tidak diujian pemberian
pendidikan. nasionalkan. bantuan kepda
satuan
pendidikan untuk
meningkatkan
mutu pendidikan

Lampiran 9
CONTOH: Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Pendidik

Mata Pelajaran :..........................................................

Lampiran 9
Kelas :..........................................................

Perencanaan Pelaksanaan Analisis Hasil Tindak Lanjut Laporan Hasil


No
Penilaian Penilaian Penilaian Hasil penilaian Penilaian
Menjelang Awal Tahun 1. Melaksanakan Penilaian 1. Program Remedial 1. Menghitung/menetapkan
dengan instrumen yang 1. Membandingkan penilaian untuk PD yang belum penilaian masing-masing mapel
Pembelajaran hasil masing-masing PD
telah mencapai KKM (UH,UTS,UAS,UKK,PT,KMTT,
a. Pengembangan indikator dengan standar yang telah
ditentukan(kognitif,psikomo OBSERVASI)
pencapaian KD dalam ditetapkan (KKM).
tor,aafektif). 2. Program Pengayaan
penyusunan silabus yang
untuk PD yang sudah 2. Melaporkan hasil penilaian
dijabarkan kedalam RPP. 2. Analisis digunakan untuk
2. Memeriksa hasil pekerjaan mencapai KKM kepada kepala satuan pendidikan.
b. Teknik,metode dan instrumen mengetahui: kemajuan
peserta didik
penilaian belajar PD,Kesulitan
c. .Rancangan Remedial PD,memperbaiki PD
3. Mengembalikan hasil 3. Pengadministrasian 3. Memberikan masukan penilaian

98
/Pengayaan
pekerjaan ke PD disertai semua hasil penilaian agama ahlakmulia dan kepribadian
d. KKM
komentar yang telah dilaksanakan kepada guru agamadan PKn
e. Awal Semester
menginformasikan KKM dan
4. Melaporkan hasil Ujian praktek
sistim Penilaian kepada Peserta
kepda Kep Sek
Didik.

........................,..............................
Guru Mata Pelajaran
CONTOH : Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh Satuan Pendidikan

SMA :
STATUS :

Perencanaan Pelaksanaan Analisis Hasil Tindak Lanjut Laporan Hasil


No
Penilaian Penilaian Penilaian Hasil penilaian Penilaian
MELALUI RAPAT DEWAN PENDIDIK 1. Melaksanakan koordinasi UTS,UAS dan 1. Menyiapkan LHBS/Raport 1. Melaporkan hasil
a. Pendataan KKM UKK. 1.Menganalisa hasil belajar PD penilaian semua mapel
b. Penentuan Kriteria Kenaikan Kelas 2. Melakukan Penilaian ahir pada kelas X dan XI dibandingkan 1. Menerbitkan ijazah bagi kepada orangtua dalam
c. Penentuan Kriteria Penilaian Ahir kelompok Mapel(Agama/Ahlak dengan KKM untuk masing- yang telahlulus ujian bentuk LHBS/Raport.
Kel MP ,kecuali Kel MP IPTEK Mulia,PPKn/Kepri,Estetika,Olah Raga masing Mata pelajaran 2. Melaporkan kelulusan
d. Penentuan Kriteria KelulusanUjian dan Kesehatan 2.Menganalisa hasil ujian PD kepada orangtua
Sekolah 3. Menyelenggarakan Ujian Sekolah sekolah dibandingkan dengan siswa.
e. Koordinasi UTS,UAS,UKK. untuk kelompok Mapel Iptek yang batas kelulusan 3. Melaporkan hasil
Membentuk TIM Untuk Instrumen tidak di UN kan 3.Menganalisa hasil penilaian penilaian satuan
kelompok Mapel selain IPTEK

99
Penilaian pendidikan sepada
a.Pengembangan KisiPenulisan soal 4.Melalui rapat DP dinas pendidikan
b. Penyusunan butir soal menetapkan peserta didik
c. Penelaahan butir soal dan yang lulus/TL dari satuan
perakitan butir soall Pendidikan.

............................, ....................
Kepala Sekolah

Lampiran 9
CONTOH : Mekanisme Penilaian yang dilakukan oleh PEMERINTAH

Perencanaan Pelaksanaan Analisis Hasil Tindak Lanjut Laporan Hasil

Lampiran 9
No
Penilaian Penilaian Penilaian Hasil penilaian Penilaian
a. Mengembangkan SKL Melaksanakan UJIAN Menganalaisa hasil UN 1. Membuat peta MELAPORKAN
untuk MP yang akan NASIONAL yang mengacu setiap sekolah untuk daya serap HASIL
diujikan pada ujian pada POS- UN pemetaan daya serap. berdasarkan hasil PERINGKAT/DAYA
nasional. UN SERAP UJIAN
b. Menyusun dan 2. Menyusun NASIONAL SECARA
menetapkan spesifikasi peringkat hasil UN NASIONAL
tes UN berdasarkan secara KEPADA YANG
SKL nasional,prop dan BERKEPENTINGAN.
c. Mengembangkan dan kab/kota.
memvalidasi perangkat

100
tes UN
d. Menentukan Kriteria
Kelulusan UN
HASIL ANALISIS SKL SATUAN PENDIDIKAN

SKLKelompok SKL Kete


No SKL Satuan Pendidikan
MataPelajaran Mata pelajaran rangan
Berprilaku sesuai dengn ajaran agama yang dianut sesuai SKL Keompok mata
1
dengan perkembangan remaja Pelajaran Agama dan Mata Pelajaran
Ahlak Mulia: Agama :
SKL Keompok mata
2 menunjukan sikap percaya diri dan bertanggungjawab atas
Pelajaran Agama dan agama
perilaku,perbuatan,dan pekerjaannya.
Ahlak Mulia:
SKL Keompok mata
3 berpartisipasi aktif dalam penegakan aturan-aturan sosial
Pelajaran Agama dan agama
Ahlak Mulia:
SKL Keompok mata
menghargai keberagaman agama ,bangsa ,rras,suku dan

101
4 Pelajaran Agama dan agama
golongan sosial ekonomi dalam lingkup global.
Ahlak Mulia:
Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan
2
kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya.

3.

Lampiran 9
HASIL ANALISIS SKL KELOMPOK MATA PELAJARAN

Kelompok Mata

Lampiran 9
No SKL Kelompok Mata Pelajaran SKL Mata Pelajaran Penilaian
Pelajaran
1 SKL Kelompok mata Pelajaran Agama dan Ahlak Mata Pelajaran Agama
Agama dan Ahlak Mulia:
Mulia(8) 1.berperilakusesuai dengan ajaran agama yang
dianut sesuai dengan tahap perekembangan
remaja.
2.menghargai keberagamagama,bangsa,suku,ras
dan golongan sosial ekonomi
3.berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan
sosial.
4.memahami hak dan kewajiban diri danorang
lain dalam pergaulan di masyarakat.

102
5.menghargai adanya perbedaan pendapat dan
berempati terhadap orang lain.
6.berkomunikasi dan berintertaksi secara efektif
dan santun melalui berbagai cara termasuk
pemanfaatan teknologi informasi yang
mencerminkan harkat dan martabatnya
sebagai mahluk Tuhan.
7.Menjaga kebersihan,kesehatan,ketahanan dan
kebugaran jasmani dalam kehidupan sesuai
dengan tuntunan agama.
8 memanfaatkan lingkungan sebagai mahluk
ciptaan Tuhan secara bertanggungjawab.
2 Mata pelajaran PPKn
Kewarga negaraan
Kelompok Mata
No SKL Kelompok Mata Pelajaran SKL Mata Pelajaran Penilaian
Pelajaran
dan kepribadian(15)

3 Mata Pelajaran:
1. Bahasa Indonesia
Ilmu Pengetahuan dan 2. Bahasa Inggris
Teknologi 3. Matematika
(11) 4. FIKIBIO
5. sejarah
6. ekonomi
7. geografi
8. sosiologi
9. bahasa asing lainnya
10. TIK

103
4 Kesenian dan sastra indonesia
Estetika(4)

5 Pendidikan olah raga dan kesehatan


Jasmani olah raga dan
kesehatan(3)

Lampiran 9
LATIHAN ANALISIS STANDAR PENILAIAN

MATA PELAJARAN :....................................

Lampiran 9
KELAS :................

RencanaTindak
No Komponen Kondisi Ideal Kondisi Riil Kesenjangan
Lanjut
1 PRINSIP Semua RPP RPP yang mencantumkan Sekitar 40 %RPP Kepala SMA melakukan
PENILAIAN mencantumkan kegiatan dan program belummencantumkan supervisi dengan cara
kegiatan dan program penilaian sekitar 60% kegiatan dan berdiskusi dan memberikan
penilaian programpenilaian contoh kepada guru yang
belum yang belum
mencantumkan kegiatan
dan program penilaian
dalam RPP

104
2. TEKNIK DAN INSTRUMEN
PENILAIAN
3 MEKANISME DAN PROSEDUR
PENILAIAN

4 PENILAIAN OLEH
PENDIDIK
5. PENILAIAN OLEH SATUAN
PENDIDIKAN
LAMPIRAN 10
CONTOH INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP


KABUPATEN/KOTA/PROVINSI: .....................
PROVINSI: .................................

PETUNJUK PENGISIAN
1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan divalidasi/diverifikasi.
2. Tuliskan identitas sekolah, alamat , nama kepala sekolah, nama dan
jabatan petugas validasi/Verifikasi.
3. Bubuhkan tanda cek (v) pada kolom Ada atau Tidak sesuai
keberadaan butir-butir pernyataan.
4. Catatan petugas validasi/verifikasi diisi dengan temuan, komentar dan
saran berdasarkan hasil validasi/verifikasi. Ditulis dengan singkat namun
jelas.

NAMA SEKOLAH : .................................


ALAMAT : .................................
NAMA KEPALA SEKOLAH : .................................
TANGGAL VALIDASI/VERIFIKASI : .................................
PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI : .................................
JABATAN PETUGAS VALIDASI/VERIFIKASI : .................................

105 Lampiran 10
CONTOH
INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP

Nama Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Nama Kepala Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Alamat Sekolah : . . . . . . . . . . . . . . .
Kabupaten/Kota : . . . . . . . . . . . . . . .

DOKUMEN I

Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tdk
COVER/HALAMAN JUDUL
1. Logo sekolah dan atau daerah
2. Judul: Kurikulum SMA ............
3. Tahun pelajaran
4. Alamat sekolah
LEMBAR PENGESAHAN
1. Rumusan kalimat pengesahan
2. Tanda tangan kepala sekolah dan stempel/cap
sekolah
3. Tanda tangan ketua komite sekolah dan stempel/cap
Komite Sekolah
4. Tempat untuk tanda tangan kepala/ pejabat dinas
pendidikan provinsi
DAFTAR ISI
Kesesuaian dengan halaman
I PENDAHULUAN
A Rasional
1. Latar belakang memuat:
- kondisi nyata
- kondisi ideal
- Potensi dan karakteristik satuan pendidikan
2. Mencantumkan dasar hukum yang relevan
- Undang-undang No 20 thn 2003
- PP No 19 thn 2005
- Permendiknas No 22, 23, dan 24 thn 2006
- Permendiknas No 6 thn 2007
- Peraturan Daerah yang relevan
B Visi Satuan Pendidikan
1. Ringkas dan mudah dipahami

Lampiran 10 106
Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tdk
Mengacu pada tujuan pendidikan menengah yaitu
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
2. kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Mengacu tuntutan SKL Satuan Pendidikan,
3. sebagaimana tercantum pada Permendiknas Nomor
23 Tahun 2006
Berorientasi pada potensi, perkembangan,
4.
kebutuhan dan kepentingan peserta didik .
Berorientasi pada kepentingan daerah, nasional dan
5.
internasional.
Berorientasi pada perkembangan ilmu
6.
pengetahuan, teknologi dan seni.
Memberi inspirasi dan tantangan dalam
7. meningkatkan prestasi secara berkelanjutan untuk
mencapai keunggulan
Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga
8. satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas
proses dan hasil pendidikan
Mengarahkan langkah-langkah strategis yang
9. konsisten dengan penjabaran misi satuan
pendidikan.
C Misi Satuan Pendidikan
Menjabarkan pencapaian visi dalam bentuk pernyataan
yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala
prioritas, mencakup:
1. Seluruh indikator visi
2 Sebagian dari indikator visi
D Tujuan Satuan Pendidikan
Menjabarkan pencapaian misi dalam bentuk pernyataan
yang terukur dan dapat dicapai sesuai dengan skala
prioritas, mencakup:
1. Seluruh indikator misi
2 Sebagian dari indikator misi
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT
II
SATUAN PENDIDIKAN
Struktur Kurikulum Satuan Pendidikan, memuat:
Daftar mata pelajaran dan muatan lokal sesuai
1.
dengan standar isi
Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran
disesuaikan dengan standar isi, kebutuhan peserta
2
didik dan sekolah dengan total waktu 38 - 39 Jam
per minggu.

107 Lampiran 10
Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tdk
Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan
3
sekolah dengan memanfaatkan tambahan 4 Jam
per minggu.
Program Muatan Lokal, mencantumkan:
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang
1.
dilaksanakan sesuai dengan kebijakan daerah
Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang
2. dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik dan karakteristik sekolah.
Daftar SK dan KD Muatan Lokal yang dikembangkan
4.
oleh sekolah
5. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan
program muatan lokal
Kegiatan Pengembangan Diri, mencantumkan:
1. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan
program layanan konseling dan atau layanan
akademik/belajar, sosial dan pengembangan karier
peserta didik
2. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan
program pengembangan bakat, minat dan prestasi
peserta didik.
Pengaturan Beban Belajar, mencantumkan:
1. Uraian tentang rasionalisasi pemanfaatan tambahan
4 (empat) jam pelajaran per minggu
2. Uraian tentang pengaturan alokasi waktu
pembelajaran per jam tatap muka, jumlah jam
pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per
tahun pelajaran, jumlah jam pelajaran per tahun.
3. Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu
kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu,
untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur (KMTT).
4. Uraian tentang pelaksanaan program percepatan
bagi siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa (bila ada).
Ketuntasan Belajar, mencantumkan:
1. Daftar kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk
semua mata pelajaran pada setiap tingkatan kelas.
2. Uraian tentang mekanisme dan prosedur
penentuan KKM
3. Uraian tentang upaya sekolah dalam meningkatkan
KKM untuk mencapai KKM ideal (100%)
Kenaikan Kelas mencantumkan:
1. Kriteria kenaikan kelas sesuai dengan kebutuhan
sekolah dg. mempertimbangkan ketentuan pada SK
Dirjen Mandikdasmen No. 12/C/Kep/TU/2008.

Lampiran 10 108
Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tdk
2. Uraian tentang pelaksanaan penilaian hasil belajar
siswa (ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan
kelas), sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Standar Penilaian Pendidikan.
3. Uraian tentang mekanisme dan prosedur pelaporan
hasil belajar peserta didik
4. Uraian tentang pelaksanaan program remedial dan
pengayaan
Kelulusan, mencantumkan:
1. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP
19/2005 Pasal 72 ayat 1
2. Uraian tentang pelaksanaan ujian nasional dan ujian
sekolah
3. Target kelulusan yang akan dicapai oleh sekolah
4. Uraian tentang program-program sekolah dalam
meningkatkan kualitas lulusan.
5. Uraian tentang program pasca ujian nasional
sebagai antisipasi bagi siswa yang belum lulus ujian
akhir.
Penjurusan, mencantumkan
1. Kriteria penjurusan sesuai dengan kebutuhan
sekolah dg mempertimbangkan ketentuan yang
diatur pada SK Dirjen Mandikdasmen No.
12/C/Kep/TU/2008
2. Uraian tentang program penelusuran bakat, minat
dan prestasi peserta didik
3. Uraian tentang mekanisme dan proses pelaksanaan
penjurusan.
Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis
Keunggulan Lokal dan Global, mencantumkan:
1. Uraian tentang penerapan pendidikan kecakapan
hidup.
2. Uraian tentang penyelenggaraan pendidikan
berbasis keunggulan lokal
3. Uraian tentang upaya sekolah dalam menuju
pendidikan berwawasan global.
III KALENDER PENDIDIKAN, Mencantumkan:
1. Pengaturan tentang permulaan tahun pelajaran.

2. Jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran

3. Jadwal waktu libur (jeda tengah semester, antar


semester, libur akhir tahun pelajara, libur
keagamaan, hari libur nasional dan hari libur
khusus)

109 Lampiran 10
Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tdk
LAMPIRAN
Silabus seluruh mata pelajaran termasuk muatan
1.
lokal
Silabus semua mata pelajaran kelas X
Silabus semua mata pelajaran kelas XI program
yang dilaksanakan
Silabus semua mata pelajaran kelas XII program
yang dilaksanakan
Silabus muatan lokal kelas X
Silabus muatan lokal kelas XI program yang
dilaksanakan
n Silabus muatan lokal kelas XII program yang
dilaksanakan
2 Laporan Hasil analisis Konteks
3 Contoh hasil penentuan KKM (satu mata pelajaran)

Rekomendasi Petugas Validasi/Verifikasi untuk Dokumen I:

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lampiran 10 110
DOKUMEN II

Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tidak
I Silabus

A Identitas Silabus
Mencantumkan: nama sekolah, mata pelajaran,
kelas, semester, standar Kompetensi dan alokasi
waktu.

B Komponen Silabus
Silabus mencakup komponen: Kompetensi dasar
(KD), Materi Pembelajaran (MP), Kegiatan
Pembelajaran (KP), Indikator Pencapaian
Kompetensi (KP), Penilaian (P), Alokasi Waktu
(AW) dan Sumber Belajar (SB).

C Rumusan Standar Kompetensi (SK) dan


Kompetensi Dasar (KD)

Mencakup seluruh SK dan KD untuk kelas X, XI


dan XII

D Rumusan Materi Pembelajaran


1 Dikembangkan sesuai dengan tingkatan ranah
kognitif (fakta, konsep dan prosedur), afektif
sikap/perilaku) dan psikhomotor (keterampilan)
pada setiap KD.
2 Urutan materi pembelajaran dikembangkan
sesuai IPK, dengan memperhatikan pendekatan
prosedural dan hirarkis.
3 Mengintegrasikan potensi, kenunggulan dan
budaya daerah setempat
E Rumusan Kegiatan Pembelajaran
1 Menjabarkan aktifitas peserta didik dalam proses
pembelajaran sesuai dengan IPK
2 Dikembangkan mengacu pada tingkatan
kompetensi pada IPK (hasil pemetaan SK/KD)
3 Urutan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
urutan tingkatan kompetensi pada IPK
4 Mengimplementasikan inovasi pembelajaran
(metode/model) sesuai dengan tututan KD
Mencantumkan pembelajaran TM, PT dan KMTT
sesuai dengan tuntutan KD
F Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
1 IPK sesuai dengan hasil pemetaan SK/KD pada
Standar Isi

111 Lampiran 10
Penilaian
No Komponen KTSP/Indikator Catatan
Ya Tidak
2 Kata Kerja Operasional (KKO) pada IPK tidak
melebihi tingkatan KKO dalam KD
3 Setiap KD dikembangkan menjadi 3 KKO
4 KKO mencakup ranah kompetensi afektif, kognitif
dan psikhomotor, sesuai tuntutan KD.
G Rumusan Penilaian
1 Mencantumkan bentuk dan jenis penilaian yang
dikembangkan berdasarkan IPK.
2 Bentuk dan jenis penilaian mencakup ranah
kompetensi afektif, kognitif dan psikhomotor,
sesuai tuntutan KD.
H Rumusan Alokasi Waktu
1 Mencantumkan alokasi KD untuk setiap KD
sesuai dengan hasil pemetaan SK/KD pada
standar isi
2 Mengacu pada jumlah minggu efektif belajar dan
alokasi yang tercantum dalam struktur kurikulum.
I Rumusan Sumber Belajar
1 Mencantumkan berbagai jenis sumber belajar
(buku, laporan hasil penelitian, jurnal, majalah
ilmiah, kajian pakar bidang studi, situs-situs
internet, multimedia, lingkungan, dan
narasumber.
2 Mengacu pada hasil pemetaan SK/KD, materi
pembelajaran dan kegiatan pembelajaran
II LAMPIRAN
Silabus seluruh mata pelajaran termasuk muatan
1.
lokal
Silabus semua mata pelajaran kelas X
Silabus semua mata pelajaran kelas XI
program yang dilaksanakan
Silabus semua mata pelajaran kelas XII
program yang dilaksanakan
Silabus muatan lokal kelas X
Silabus muatan lokal kelas XI program yang
dilaksanakan
n Silabus muatan lokal kelas XII program yang
dilaksanakan
2 Laporan Hasil analisis Konteks
Contoh hasil penentuan KKM (satu mata
3
pelajaran)

Lampiran 10 112
Rekomendasi Petugas Validasi/Verifikasi untuk Dokumen II dan Lampiran:

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

113 Lampiran 10
LAMPIRAN 11

CONTOH SUPERVISI PEMBINAAN GURU

Instrumen
SUPERVISI GURU DALAM MELAKSANAKAN BIMBINGAN
DAN TUGAS TAMBAHAN
Nama Guru :
Pangkat Golongan :
Mata Pelajaran :
Jumlah Jam TatapMuka :
Sertifikasi :

kondisi
No Komponen BIMBINGAN
ya tidak
1 Ada Program Perencanaan
BK,pengayaan ,Remedial dll
2 Ada bukti melaksanakan
bimbingan
3 Ada evaluasi hasil bimbingan
4 Ada analisis hasil bimbingan
5 Ada program tindak lajut
Melaksanakan Tugas Tambahan
6 Menjadi Kepala Sekolah
7 Menjadi Wakil Kepala Sekolah
8 Menjadi ketua Program Studi atau
perpustakaan,laboratorium,
bengkel
Atau program khusus

9 Menjadi wali Kelas


10 Menyusun kurikulum pada satuan
pendidikan

11 Menjadi pengawas Penilaian dan


Evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar
12 Membimbing guru pemula

13 Membimbing siswa dalam


kegiatan ekstra kurikuler
14 Menjadi pembimbing pada
penyusunan publikasi ilmiah dan
Karya inovatif

Jumlah Skor

Lampiran 11 114
TINDAK LANJUT:

.............,....................
Pengawas Guru

................................................ .....................................
NIP: NIP:

Mengetahui
Kepala Sekolah

..................................
NIP:

115 Lampiran 11
LAMPIRAN 11a
Instrumen
SUPERVISI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH

Nama Sekolah :
Nama Kepala Sekolah :
Pangkat Golongan :
Mata Pelajaran :
Jumlah Jam Tatap Muka :
Sertifikasi :

Kondisi
No Sub Komponen dan Butir komponen
ya Tidak

I Program Perencanaan Kerja sekolah

1. Ada visi dan misi sekolah


2. Ada Tujuan Sekolah
3. Ada Rencana Kerja jangka pendek (1 tahun )
dan Rencana Kerja Jangja Menengah (4
tahun) yang mencakup 8 Standar Nasional
Pendidikan
2 Program Standar Isi
3 .Program Standar Proses
4 Program Standar Kompetensi Lulusan
5. Program Standar Kompetensi Sarana
Prasarana
6 Program Standar Tenaga Pendidik dan
Kependidikan
7. Program Standar Pengelolaan
8 .Program Standar Pembiayaan

9 Program Standar Penilaian

II PELAKSANAAN RENCANA KERJA


10. Ada pedoman Sekolah,yang berisi :
11) Kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP);
12) Kalender pendidikan/akademik;
13) Struktur organisasi sekolah/madrasah;
14) Pembagian tugas di antara guru;

15) Pembagian tugas di antara tenaga


kependidikan

Lampiran 11a 116


Kondisi
No Sub Komponen dan Butir komponen
ya Tidak
16) Peraturan akademik
17) Tata tertib sekolah/madrasah;

18) Kode etik sekolah/madrasah;

19) Biaya operasional sekolah/madrasah;

20) Penggunaan laboratorium,


perpustakaan, dan fasilitas lainnya.

21. Ada Struktur Organisasi Sekolah


22. Ada pelaksanaan kegiatan sekolah
Sesuai dengan rencana kerja sekolah
23. Ada pelaksanaan Kegiatan Kesiswaan
mencakup:
Seleksi penerimaan peseserta
didik,memberikan layanan
konseling,melaksanakan kegiatan ekstra
kurikuler,melakukan pembinaan prestasi
unggulan dan pelacakan terhadap alumni
24. Pelaksanaan Bidang kurikulum ada TPK
25. Ada penyusunan KTSP yang melalui 7
tahap beserta dokumen KTSP
26. Ada kalender Akademik sekolah
27. Ada program pengelolaan pembelajaran
yang didasarkan pada standar
isi,SKL,Standar Proses dan Standar
Penilaian
28. Ada penilaian Hasil Belajar Peserta didik
29. Ada pengelolaan Tenaga pendidik dan
Kependidikan
Meliputi ( pembagian tugas ,sistem
penghargaan ,promosi dan
,penempatan,pengembangan serta
mutasi ).
30.Pengelolaan Sarana dan Prasarana
mencakup program
Perencanaan,evaluasi program, fasilitas
pembelajaran,skala prioritas,program
pemeliharaan
31. Ada RKAS yang berdasarkan 8 SNP
32. Memelihara budaya dan lingkungan
sekolah serta pendidikan karakter bangsa.
33. Ada peranserta masyarakat dan komite
sekolah
III 34. Ada ProgramPengawasan dan Evaluasi

117 Lampiran 11a


Kondisi
No Sub Komponen dan Butir komponen
ya Tidak
35. Program pengawasan berisi program
supervisi (guru dan tendik ),program
pemantauan,evaluasi,pelaporan dan
tindak lanjut
36. Ada Evaluasi diri Kinerja sekolah dalam
melaksanakan 8 SNP melalui analisis SWOT
dalam pengembangan KTSP

37. Ada evaluasi pendayagunaan Pendidik dan


tenaga kependidikan mencakup kesesuai
penugasan,keseimbangan beban
kerja,kinerja pendidik/tenga pendidik dlm
melaksnakan tugas,pencapain prestasi
pendidik/tendik.
38. Akreditasi sekolah
IV 39.Kepemimpinan sekolah yang dapat
meningkatkan SDM kependidikan yang
professional,manajemen yang efektif dan
professional, lingkungan pendidikan yang
kondusif, dan mampu membangun
kepercayaan kepada masyarakat.
V.
40. Sistem Imformasi Manajemen
Mengelola sistin informasi manajemen
yang memadai untukmendukung
administrasi pendidikan yang
efektif,efisien dan akuntabel
Menyediakan fasilitas informasi yang
efisien,efektif dan mudah diakses
Mengembangkan komunikasi antar
warga sekolah dilingkungannya secara
efisien dan efektif dengan menggunakan
media dan treknik komunikasi al : siaran
radio,TV lokal,Stiker dan
kalender,Poster,perlombaan,leaflet,dialo
g langsung,home visit,partisipasi dalam
kegiatan masyarakat dan penggunaan
website atau blog.

Lampiran 11a 118


Tindak Lanjut

Pengawas Pembina Kepala Sekolah

................................................ .....................................
NIP: NIP:

119 Lampiran 11a


LAMPIRAN 12
CONTOH HASIL TINDAK LANJUT SUPERVISI PEMBINAAN KEPALA SEKOLAH DAN GURU

Tindak

Lampiran 12
No Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan Ketercapaian
lanjut
1 Melaksanakan Kepala sekolah Studi dokumen, Rekomendasi
supervisi wawancara, ke Disdik dan
pembinaan observasi pembinaan
kepala
sekolah

2 Melaksanakan Guru Studi dokumen, Rekomedasi


supervisi wawancara, ke Disdik dan
pembinaan obervasi dan Pembinaan
guru dalam pengamatan di

120
melaksanakan kelas
Bimbingan
dan Tugas
tambahaan

3 dst.
CONTOH FORMAT EVALUASI KETERLAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

ALTERNATIF
TARGET HASIL YANG PEMECAHAN
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN KESENJANGAN KETERANGAN
PENCAPAIAN DICAPAI MASALAH
(TINDAK LANJUT )
1 PEMBINAAN GURU
2 PEMBINAAN
KEPALA SEKOLAH
3. PEMANTAUAN 8
SNP
4 PENILAIAN KINERJA
GURU
5 PENILAIAN KINERJA

121
KEPALA SEKOLAH
6 PEMBIMBINGAN
DAN PELATIHAN
GURU
7 PEMBIMBINGAN
DAN PELATIHAN
KEPALA SEKOLAH

Lampiran 12
LAMPIRAN 13
CONTOH FORMAT YANG DIGUNAKAN DALAM LAPORAN HASIL
PENGAWASAN

Lingkup kerja pengawas mata pelajaran(Supervisi Akademik) berdasarkan


pedoman tugas guru dan pengawas adalah sbb :

tatap Bukan
No Lingkup Kerja
muka tatapmuka
1. Penyusunan Program Pengawasan Mata Pelajaran
a. menyusun program tahunan v
b. menyusun program semester v
c.menyusun rencana kepengawasan manajerial
v
(RKA)
2. Melaksanakan Pembinaan
a. membina guru dalam merencanakan,melaksanakan dan
menilai proses pembelajaran/bimbingan
v
3 Melaksanakan Pemantauan Standar Nasional
Pendidikan
. a.memantau pelaksanaan standar isi
b. mengolah hasil pelaksanaan pemantauan standar isi v
v
a. memantau pelaksanaan standar proses
b. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar praoses v
v
c.memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan
d. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar v
kompetensi kelulusan
v
e. memantau pelaksanaan standar tenaga pendidik.
f. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar tenaga v
pendidik. v
g. memantau pelaksanaan standar penilaian
h. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar penilaian v
v
4. Melaksanakan penilaian kinerja
a. menilai kinerja guru dalam
merencanakan,melaksanakan,menilai hasil v
pembelajaran/bimbingan
5. Menyusun Laporan Pelaksanaan Pogram Pengawasan
a.Menyusun laporan pelaksanaan program
v
pembinaan
b.Menyusun laporan pelaksanaan program
v
pemantauan standar nasional pendidikan.
c.Menyusun laporan pelaksanaan penilaian kinerja v

Lampiran 13 122
Lingkup kerja pengawas satuan pendidikan (Supervisi Manajerial) berdasarkan
pedoman tugas guru dan pengawas adalah sbb :

tatap Bukan
No Lingkup Kerja
muka tatapmuka
1. Penyusunan Program Pengawasan Satuan Pendidikan
a. menyusun program tahunan v
b. menyusun program semester v
c.menyusun rencana kepengawasan manajerial
v
(RKM)
2. Melaksanakan Pembinaan
a. membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan
administrasi sekolah
v
b. membina tenaga kependidikan lainnya (tenaga
administrasi,tenaga laboratorium,tenaga perpustakaan ) v
dalam melakanakan tugas pokoknya.
Melaksanakan Pemantauan Standar Nasional
3.
Pendidikan
a. memantau pelaksanaan standar sarana dan prasarana
b. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar sarana v
prasarana v
c.memantau pelaksanaan standar pengelolaan
d. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar v
pengelolaan
v
e. memantau pelaksanaan standar pembiayaan
f. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar v
pembiayaan
v
g. memantau pelaksanaan standar isi
h. mengolah hasil pemantauan pelaksanaan standar isi
v
v
4. Melaksanakan penilaian kinerja
a. menilai kinerja kepala sekolah dalam pengelolaan dan
administrasi sekolah.
v
b.menilai kinerja tenaga administrasi lainnya dalam
v
melaksanakan tugas pokok
c.menilai kinerja sekolah untuk persiapan akreditasi sekolah v
5. Menyusun Laporan Pelaksanaan Pogram Pengawasan
a.Menyusun laporan pelaksanaan program
v
pembinaan
b.Menyusun laporan pelaksanaan program
v
pemantauan standar nasional pendidikan.
c.Menyusun laporan pelaksanaan penilaian kinerja v

123 Lampiran 13
DIAGRAM RUANG LINGKUP KEPENGAWASAN SEKOLAH

RUANG LINGKUP
PENGAWASAN SEKOLAH

Lampiran 13
PENGAWASAN PENGAWASAN
SATUAN PEDIDIKAN MATA PELAJARAN
(MANAJERIAL ) ( AKADEMIK )

124
PEMBINAAN PEMANTAUAN PENILAIN PEMBINAAN/ PEMANTAUAN PENIlAIAN
PEMBIMBINGAN KINERJA PEMBIMBING KINERJA
AN

.Kep Sek dalam Kepala Sek


.1. Standar Isi 1.Guru dalam 1. Standar Proses. Guru/Tenaga
Pengelolaan adm
Sekolahj. 2. Standar Sara Dan melaksanakan 2. SKL Pendidik dalam
Tendik dalam me- Na. Tenaga Tugas pokok 3. Standar Isi melaksanakan
Laksanakan tugas 3. Standar PTK Kependidikan Dan fungsinya 4. Standar tupoksinya
Pokoknya
4. Standar Penge 2.Pengembang Penilaian
Sekolah dalam
mempertahankan Lolaan. an Profesional
Akreditasinya 5. Standar Pem- 3. Kompetensi
biayaan guru
Kerangka Pikir Pemecahan Masalah

1.Supervisi Akademik yang meliputi


membina/membimbing,memantau dan
menilai,melaporkan kemampuan guru dalam;
a. Peningkatan kompetensi guru
b. Pemahaman KTSP(Standar Isi ) Dilakukan Melalui:
c. Pemahaman Tupoksi guru
d. Pengimplementasian standar Proses 1. Supervisi Individual dan
dalam pengembangan silabus ,
RPP,pembelajaran. kelompok
1.Membina/ e. Pengimplemensian Standar Penilaian 2.Menilai Diri Sendiri.
membimbing f. Mengevaluasi dan
Tugas 2.Memantau
Pokok dan g. Menyusun PTK 3.Workshop dan sosialisasi
3. Menilai

125
fungsi 4. Mensupervisi Permendiknas No 39/2009
Pengawas 5.Melaporkan
2.Supervisi Manajerial dan PP No 74/2008

a. Membina Kepala Sekolah dan Tendik 4.Monitoring dan Evaluasi


lainnya dalam pengelolaan sekolah
5.Melalui Group Focussed
b. Memantau Pelaksanaan
Standar isi, Standar Sarana,Standar Discussion.
PTK, standar |Pembiayaan

c. Menilai Kinerja Kepala Sekolah dan


Tendik lainnya.

Lampiran 13
HASIL SUPERVISI AKADEMIK

Pembinaan Guru dalam melaksanakan Tupoksinya

Lampiran 13
HASIL SUPERVISI ADMINISTRASI PERENCANAAN PEMBELAJARAN TERHADAP GURU

Indikator Komponen Adm Perencanaan


PEMBELAJARAN

No Nama Guru
Nilai

Mata Pelajaran

RPP
Nilai
KKM

Prota
siswa
Absen

Daftar
Harian

Jadwal

Silabus

Promes
Agenda

Kelender
Jumlah Skor
Tindak Lanjut

Pendidikan
tTatapmuka
1. Sosiologi 3 3 2 2 4 4 2 2 3 3 28 c workshop
2
3

126
4
5
6

Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali Nilai Jumlah SKOR : > 36 = Baik Sekali
3= Ada, Baik 30-35 = Baik
2= Ada, Cukup 26-29 = Cukup
1= Ada, Kurang <26 = Kurang
HASIL SUPERVISI ADMINISTRASI PELAKSANAAN PENILAIAN PEMBELAJARAN TERHADAP GURU

Indikator Komponen Adm Pelaksanaan Penilaian


PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran
Nilai

No Nama Guru

KMTT
harian

Analisi
Ulangan

Penilaian
Penilaian
Jumlah Skor

Remedial

Peniilaian

Buku nilai
Bank Soal

Penugasan

Melakukan
Tindak Lanjut

Terstruktur
Psikomotor

Tes(UH,Mid
Kepribadian

Ahlak Mulia
1. Sosiologi 4 2 o o o o o 2 o 2 1 K Workshop
0
2
3
4
5

127
Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali Nilai Jumlah SKOR : > 36 = Baik Sekali
3= Ada, Baik 30-35 = Baik
2= Ada, Cukup 26-29 = Cukup
1= Ada, Kurang <26 = Kurang

Lampiran 13
HASIL SUPERVISI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lampiran 13
Indikator Komponen Pelaksanaan PEMBELAJARAN
Nama Guru No
Nilai

Kegiatan Inti
Jumlah Skor
Tindak lanjut

Pendahuluan Penutup
Ekplorasi Elaborasi Konfirmasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1. Penjas/Kesehatan

2
3
4
5

128
Keterangan : 4 = Ada , Baik Sekali Nilai Jumlah SKOR : > 105 = Baik Sekali
3= Ada, Baik 84-104 = Baik
2= Ada, Cukup 60- 84 = Cukup
1= Ada, Kurang <60 = Kurang
PEMBINAAN /PEMBIMBINGAN KOMPETENSI GURU

Hasil Penilaian Pemahaman Guru Tentang KTSP

Indikator Pemahaman KTSP

Nama
Mata Kelas Jumlah
No Nilai Keterangan

guru

KTSP
KTSP
Pelajaran skor

8 SNP
Sekolah

Dasar Hk
SNP untuk
SNP untuk

Pengertian
1 matematika X 3 4 2 3 2 14 B

2
3

129
4
5

KETERANGAN
Penilaian : skor 18 20 = Baik Sekali
13- 17 = Baik
8 - 12 = Cukup
>8 = Kurang

Lampiran 13
Hasil penilaian pemahaman Kompetensi Guru

Indikator Pemahaman Kompetensi GURU

Lampiran 13
Mata
No Nama Kelas Jumlah Nilai Keterangan

me
Pelajaran

Dasar

SOSIAL
skor

Hukum

PeDAGOGIK
Profesionalis

KEPRIBADIAN
1 matematika 4 4 4 4 O 16 B
2
3
4
5

KETERANGAN
Penilaian : skor 18 20 = Baik Sekali

130
13- 17 = Baik
8 - 12 = Cukup
>8 = Kurang
HASIL PENILAIAN PEMAHAMAN TUPOKSI GURU

Indikator Pemahaman Tupoksi guru


Jum
lah
Mata
No Nama Nilai Ket.

Kelas
Pelajaran Skor

Beban

Profesi
Jenis tes

TUPOKSI
Kegiatan inti

Perencanaan
PT dan KMTT

Dasar Hukum
mengajar/mg

Pembelajaran

Pengembanga
1 matematika 4 2 4 4 4 O 2 1 21 C

2
3
4
5

131
22 Bahasa
inggris
23 sosiologi

24 matematika 4 4 4 4 3 0 2 1 22 C

Keterangan :Jumlah Skor 28 32 = Baik Sekali


23 - 27 = Baik
14- 22 = Cukup
> 14 = Kurang

Lampiran 13
Hasil Penilaian Siklus Ke I praktek Membuat RPP berdasarkan Standar Proses

Indikator Pemahaman Komponen RPP Klasifikasi

Lampiran 13
Jum
Identitas Kegiatan Pembelajaran Penilaian NA
lah
Tatap Muka

Metode

SK
PT
No Nama MP Kls ket

KD
KMTT

Pembelajaran
(afektif)

Indikator
K M T T
Pengamatan

Alokasi waktu

Nama Sekolah
Materi Pembelajaran

Tujuan pembelajaran
ekplorasi
Tes (ULANGAN)

Pengasan Terstru

elaborasi
konfirmasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 14 15 16 17
1

132
1 matemati 3 3 0 3 1 2 0 0 0 0 0 0 26 K
ka 2 0 4 4 4
2

3
4
5

Keterangan : Jumlah Skor 61 - 68 = Baik Sekali


44 - 60 = Baik
29- 43 = Cukup
> 29 = Kurang
PEMBINAAN TUPOKSI GURU PADA MATA PELAJARAN MIPA

Indikator Pemahaman Tupoksi guru


Jum
lah
Nilai
Mata Ke
No Nama
Ket.

Pelajaran las Skor

Beban

Profesi
SERTIFIKASI

Jenis tes

TUPOKSI
Kegiatan inti

Perencanaan
PT dan KMTT

Dasar Hukum
mengajar/mg

Pembelajaran

Pengembanga
1 Kimia 2 3 2 2 2 2 2 3 18 C L
2
3
4
5

133
Keterangan :Jumlah Skor 28 32 = Baik Sekali
23 - 27 = Baik
14- 22 = Cukup
> 14 = Kurang

Lampiran 13
Alur Kegiatan Program Induksi Guru Pemula (PIGP)
Bulan Pihak yang bertanggung jawab
Tahap Deskripsi Kegiatan Guru Pemula
Ke- Pengawas Sekolah Kepala Sekolah Pembimbing

Lampiran 14
1 Persiapan Tahap persiapan meliputi Melapor kepada kepala Memantau kegiatan, Mengikuti pelatihan Mengikuti pelatihan dan
kegiatan analisis sekolah membina/membimbing dan bimbingan teknis bimbingan teknis PIGP
LAMPIRAN 14

kebutuhan, pelatihan dan Mempelajari Buku kepala sekolah dan Melakukan analisis Menerima arahan dari
bimbingan teknis PIGP, Pedoman Pelaksanaan pembimbing secara kebutuhan kepala sekolah tentang
penyusunan buku dan Panduan Kerja PIGP, teknis, menilai Kinerja Penyusunan Buku tugas pembimbing dalam
pedoman dan penunjukkan Tata Tertib dan Kode kepala sekolah dan Pedoman PIGP membimbing guru
pembimbing. Etik Sekolah pembimbing pada Penunjukkan pemula
tahap Persiapan Pembimbing Menyiapkan Program
Mempelajari Kurikulum
Menyambut dan Pembimbingan guru
Tingkat Satuan
mewawancarai guru pemula
Pendidikan (KTSP).
pemula
Memantau kegiatan
pembimbing pada
tahap persiapan

134
Memberi arahan
kepada pembimbing
dalam membimbing
guru pemula pada
tahap persiapan
Pengenalan Pengenalan Memantau kegiatan, Memantau kegiatan
Mengamati situasi dan Memperkenalkan situasi
sekolah dan sekolah/madrasah dan membina/membimbing pembimbing pada
kondisi sekolah serta dan kondisi
lingkungannya lingkungannya kepala sekolah dan tahap pengenalan
lingkungannya, termasuk sekolah/madrasah
dilaksanakan pada bulan pembimbing secara sekolah dan
melakukan observasi di kepada guru pemula;
pertama setelah guru teknis, menilai Kinerja lingkungannya.
kelas sebagai bagian
pemula melapor kepada kepala sekolah dan Memberi arahan Memperkenalkan guru
pengenalan situasi;
kepala sekolah/madrasah pembimbing pada kepada pembimbing pemula kepada siswa;
tempat guru pemula Mempelajari tahap pengenalan dalam membimbing
Melakukan
bertugas ketersediaan dan sekolah dan guru pemula pada
pembimbingan dalam
penggunaan sarana dan lingkungannya. tahap pengenalan
menyusun perencanaan
sumber belajar di sekolah dan
dan pelaksanaan proses
sekolah/madrasah; lingkungannya
pembelajaran/pembimbi
ngan dan konseling dan
tugas terkait lainnya.

2-9 Pelaksanaan Pelaksanaan Memantau kegiatan, Memantau kegiatan Melaksanakan


Memperoleh bimbingan
Pembimbingan pembimbingan guru membina/membimbing pembimbing pada pembimbingan proses
dalam proses
pemula dilakukan oleh kepala sekolah dan tahap pelaksanaan pembelajaran/pembimbing
pembelajaran yang
pembimbing yang meliputi pembimbing secara pembimbingan an dan pelaksanaan tugas
meliputi: : (1) menerima
pembimbingan proses teknis, menilai Kinerja Memberi arahan tambahan, dengan cara:
motivasi tentang
pembelajaran dan kepala sekolah dan kepada pembimbing Memberi motivasi
pentingnya tugas guru
pelaksanaan tugas lain pembimbing pada dalam membimbing tentang pentingnya
dari pembimbing; (2)
seperti Pembina tahap pelaksanaan guru pemula pada tugas guru;
mendapat arahan
ekstrakurikuler. pembimbingan tahap pelaksanaan Memberi arahan
tentang penyusunan
dan pelaksanaan pembimbingan tentang penyusunan
perencanaan,
perencanaan,
pelaksanaan proses
pelaksanaan proses
pembelajaran/pembimbi
pembelajaran/pembimbi
ngan dan penilaian hasil
ngan dan penilaian hasil
belajar; (3) mendapat
belajar;
kesempatan kesempatan

135
Memberi kesempatan
untuk melakukan
untuk melakukan
observasi pembelajaran
observasi pembelajaran
di kelas dengan
di kelas dengan
menggunakan lembar
menggunakan lembar
observasi pembelajaran.
observasi pembelajaran.
Memperoleh bimbingan Melibatkan guru pemula
dalam melaksanakan dalam kegiatan-kegiata
tugas tambahan dari di sekolah;
pembimbing Memberi arahan dalam
dengan cara (1) menyusun rencana dan
melibatkan guru pemula pelaksanaan program
dalam kegiatan-kegiatan di pada kegiatan yang
sekolah; (2) memperoleh menjadi tugas tambahan
arahan dalam menyusun
perencanaan dan
pelaksanaan program pada
kegiatan tugas tambahan

Lampiran 14
Penilaian Tahap Penilaian yang dilakukan Memantau kegiatan, Memantau kegiatan
Melakukan persiapan Melakukan Penilaian
1 oleh pembimbing yang membina/membimbing pembimbing
untuk Penilaian Kinerja KInerja Guru Pemula

Lampiran 14
bertujuan untuk kepala sekolah dan penilaian tahap 1
oleh Pembimbing. melalui observasi
mengembangkan pembimbing secara Memberi arahan
pembelajaran, yang
kompetensi guru dalam Mengikuti Penilaian teknis, menilai Kinerja kepada pembimbing
meliputi tiga tahap:
proses Kinerja Guru Pemula kepala sekolah dan dalam membimbing
1. Praobservasi
pembelajarn/pembimbinga pembimbing pada guru pemula dalam
Melakukan refleksi diri 2. Pelaksanaan
n dan tugas lainnya. Penilaian tahap 1 penilaian tahap 1
dan melakukan perbaikan observasi
Penilaian tahap satu
berdasarkan hasil refleksi 3. Pascaobservasi
sekurang-kurangnya enam
diri dan PKGP oleh
kali
pembimbing
Penilaian guru pemula
merupakan penilaian
kinerja berdasarkan
elemen kompetensi guru:
kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian,

136
kompetensi sosial dan
kompetensi profesional.
Keempat kompetensi
tersebut dapat dinilai
melalui observasi
pembelajaran/pembimbing
an serta observasi
pelaksanaan tugas lain

10-11 Penilaian Tahap Penilaian dilakukan oleh Melakukan Penilaian Melakukan Penilaian
Memotivasi dan
2 kepala sekolah/madrasah Kinerja Guru Pemula Kinerja Guru Pemula
membimbing guru
dan pengawas yang melalui observasi yang meliputi tiga
pemula dalam
bertujuan untuk Pembelajaran, yang tahap:
menghadapi Penilaian
menentukan nilai kinerja meliputi tiga tahap: 1. Praobservasi
Kinerja Guru Pemula
guru pemula. 1. Praobservasi 2. Pelaksanaan
(PKGP) pada Penilaian
2. Pelaksanaan observasi
Tahap 2.
observasi 3. Pascaobservasi
3. Pascaobservasi
Membantu guru pemula
Memantau kegiatan,
dalam memperbaiki
membina/membimbing
kinerja atas umpan balik
kepala sekolah dan
yang diberikan oleh
pembimbing secara
penilai pada penilaian
teknis, menilai Kinerja
tahap 2
kepala sekolah dan
pembimbing pada
penilaian tahap 2

12 Pelaporan Pelaporan PIGP meliputi Memantau kegiatan,


Pelaporan Hasil Penilaian membina/membimbing
Kinerja Guru Pemula dan kepala sekolah dan
Pelaporan Kegiatan pembimbing secara
teknis, menilai Kinerja
kepala sekolah dan
pembimbing pada
tahap pelaporan baik
pelaporan Hasil

137
Penilaian Kinerja Guru
Pemula ataupun
Pelaporan Pelaksanaan
PIGP oleh kepala
sekolah

Pelaporan Penilaian Kinerja Memberikan masukan Menginventaris Menyerahkan Laporan


Guru Pemula kepada kepala dokumen hasil Kegiatan Pembimbingan
sekolah/madrasah Pembimbingan dan Hasil Penilaian
dalam menentukan Menyusun Kinerja Guru Pemula
Keputusan Hasil Rekapitulasi Hasil tahap 1
Penilaian Kinerja Guru Observasi
Pemula Pembelajaran oleh Menyerahkan dokumen
pembimbing, kepala hasil Pembimbingan
sekolah/madrasah kepada kepala sekolah
dan pengawas
sekolah/madrasah

Lampiran 14
Membuat draf
Laporan Hasil
Penilaian Kinerja Guru
Pemula
Penentuan Keputusan

Lampiran 14
dan
Penandatanganan
LHPKGP
Pelaporan Pelaksanaan Memantau kegiatan, Menyusun Laporan
PIGP membina/membimbing Pelaksanaan PIGP
kepala sekolah dan Menyampaikan
pembimbing secara Laporan Pelaksanaan
teknis, menilai Kinerja PIGP kepada Kepala
kepala sekolah dan Dinas Pendidikan
pembimbing pada Provinsi/Kabupaten/
tahap pelaporan Kota atau kepada
Pelaporan Pelaksanaan Kepala Kementerian
PIGP oleh kepala Agama
sekolah

138
LAMPIRAN 15

Kementerian Pendidikan Nasional

Sekolah____________________

Lembar Hasil Observasi Pembelajaran


Pada Penilaian Tahap 2
Nama: Sekolah/madrasah:
Pendidikan terakhir : Kabupaten/Kota:

Institusi pendidikan: Provinsi:


Kelas yang diajar: Jumlah jam per minggu :

Mata pelajaran yang diampu: Matematika Fokus Observasi:

A. Jika hasil observasi memperoleh skor 4 C. Jika hasil observasi memperoleh skor 2
B. Jika hasi; observasi memperoleh skor 3 D. Jika hasil observasi memperoleh skor 1

A B C D Catatan pengamat/penilai

1. Kompetensi pedagogis
1.1 Memahami latar belakang siswa

1.2 Memahami teori belajar

1.3 Pengembangan kurikulum

1.4 Aktivitas pengembangan pendidikan


1.5 Peningkatan potensi siswa
1.6 Komunikasi dengan siswa
1.7 Penilaian & evaluasi
2 Kompetensi kepribadian
2.1 Berperilaku sesuai dengan norma,
kebiasaan dan hukum di Indonesia

2.2 Kepribadian matang dan stabil

2.3 Memiliki etika kerja dan komitmen serta


kebanggaan menjadi guru
3 Kompetensi social

3.1 Berperilaku inklusf, objektif, dan tidak pilih


kasih
3.2 Komunikasi dengan guru, pegawai
sekolah/madrasah,orang tua, dan
masyarakat
4 Kompetensi profesional
4.1 Pengetahuan dan pemahaman tentang
struktur, isi dan standard kompetensi mata
pelajaran, serta tahap-tahap pengajaran
4.2 Profesionalisme yang meningkat melalui
refleksi diri

Mengetahui:
Pengawas Sekolah/Madrasah .............................., .......... 201...
Guru Pemula

.....................................
NIP.
*) Pilih salahsatu sesuai penilai ........................................
NIP.

Asli untuk guru pemula Salinan untuk pengawas sekolah/madrasah


Salinan untuk kepala sekolah/madrasah Salinan untuk dinas pendidikan

139 Lampiran 15
KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA
PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
Indikator

Lampiran 16
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian
Guru memahami karakteristik siswa yang terkait 1. Guru memperhatikan semua 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
LAMPIRAN 16

1. Pedagogik 1.1 Memahami


dengan aspek fisik, intelektual, social-emosional, siswa pada awal pembelajaran 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
latar belakang siswa
moral, dan latar belakang sosial-budaya, dan 2. Guru memperlakukan siswa 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
secara adil 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
mampu menerapkan pemahamannya itu untuk
3. Guru menghargai jawaban siswa
membantu meningkatkan potensi siswa selama 4. Guru memotivasi siswa untuk
proses pembelajaran. terlibat dalam proses
pembelajaran

1.2 Memahami teori Guru mampu menerapkan berbagai pendekatan, 1. Guru menjadi fasilitator siswa 4 Jika 7 indikator penilaian terpenuhi
dalam belajar 3 Jika5-6 indikator penilaian terpenuhi
dan prinsip strategi, metode, dan teknik pembelajaran sesuai
2. Guru mengkondisikan siswa untuk 2 Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi
pembelajaran dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan

140
dapat belajar 1 Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi
pembelajaran. 3. Guru menggunakan pendekatan
pembelajaran yang cocok dengan
kondisi siswa dan tujuan yang
ingin dicapai
4. Guru menggunakan beberapa
metode yang relevan untuk
mencapai tujuan pembelajaran
5. Guru menerapkan berbagai teknik
pembelajaran
6. Guru menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran secara
simultan dalam rangka membantu
siswa untuk belajar
1.3 Pengembangan Guru mampu mengembangkan berbagai aspek 1. Guru mengembangkan silabi 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
yang terkait dengan kegiatan pembelajaran, 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
Kurikulum
mulai dari pengembangan silabi, RPP yang antara 2. Guru mengembangkan RPP 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
lain memuat tujuan pembelajaran yang jelas,
3. Guru mengemukakan tujuan
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian
kompetensi dasar yang diharapkan dicapai oleh pembelajaran dengan jelas
siswa, indikator ketercapaian kompetensi, materi

Lampiran 16
pembelajaran, media pembelajaran, rancangan 4. Guru mengemukakan indikator
kegiatan belajar mengajar, alokasi waktu, Indikator Pencapaian Kompetensi
rancangan strategi pembelajaran yang akan (IPK)
diterapkan, sampai rancangan alat ukur untuk
4. Guru mengembangkan media yang
menilai hasil belajar siswa serta kriteria penilaian
relevan
yang terkait.
5.Guru mengembangkan materi yang
relevan baik yang diambil dari buku
sumber yang diakui oleh
Kementerian Pendidikan Nasional
(Buku paket) maupun yang
dikompilasi atau disusun sendiri

1.4 Aktivitas Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang 1. Guru menggunakan media 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan pembelajaran yang sesuai 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
Pengembangan
(PAIKEM) dalam upaya mengembangkan potensi 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
Pendidikan
2. Guru pemula 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
siswa
mengembangkan dan
melakukan kativitas
pendidikan yang

3. Guru pemula menggunakan ICT


untuk pembelajarandan
pembelajaran

1.5 Mengembangkan Guru memperhatikan siswa secara individual 1. Guru dapat menarik perhatian 4 Jika 7 indikator penilaian terpenuhi
semua siswa pada awal : Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi
potensi siswa dengan cara memberikan perhatian (misalnya
pembelajaran 3 Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi
menyebut nama siswa, berkeliling melihat
: Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi
pekerjaan siswa, menanggapi pertanyaan siswa, 2
2. Semua siswa tampak antusias
bertanya dengan menyebut nama siswa yang :

141
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian
ditunjuk), melakukan pembinaan, dan memperhatikan penjelasan guru 1
memberikan bantuan sesuai dengankebutuhan :

Lampiran 16
siswa 3. Guru memperhatikan siswa secara
individual

4. Semua siswa terlibat dalam


pengerjaan tugas

5. Guru memanfaatkan media


pembelajaran

6. Guru memanfaatkan teknologi


pembelajaran yang relevan

7. Semua siswa aktif mengikuti proses


pembelajaran

142
8. Semua siswa aktif mengerjakan
tugas yang diberikan guru

9. Tidak ada siswa yang menunjukkan


keraguan atau ketidakpahaman
tentang topik yang diterangkan guru
.

1. Pedagogik 1.6 Komunikasi Guru mampu berkomunikasi secara santun 1. Guru melakukan interaksi secara 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
aktif dengan siswa selama 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
dengan siswa kepada siswa dan selalu merespon siswa secara
pembelajaran berlangsung 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
adil dan mendidik.
2. Guru melibatkan siswa dalam 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
pembelajaran
3. Guru merespon setiap pertanyaan
siswa yang relevan dengan topic
yang seeding dibicarakan
4. Guru meluruskan pertanyaan yang
kurang benar dari siswa
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian

1.7 Penilaian dan 1. Guru menggunakan berbagai cara, baik formal 1. Menginformasikan silabus mata 4 Jika 7 indikator penilaian terpenuhi
maupun informal untuk mendeteksi bahwa pelajaran yang di dalamnya 3 Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi
Evaluasi
siswa sudah belajar, sudah menguasai dan memuat rancangan dan kriteria 2 Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi
penilaian pada awal semester. 1 Jika 1-2 indikator penilaian terpenuhi
memanfaatkan pengetahuan dan
2. Mengembangkan indikator
keterampilan yang diperolehnya. pencapaian KD dan memilih teknik
penilaian yang sesuai pada saat
2. Guru memanfaatkan hasil penilaian tersebut menyusun silabus mata pelajaran.
untuk merencanakan pembelajaran pada 3. Mengembangkan instrumen dan
masa yang akan datang supaya tidak ada pedoman penilaian sesuai dengan
siswa yang kemampuan atau prestasinya bentuk dan teknik penilaian yang
tertinggal diantara sebagian besar siswa. dipilih.
4. Melaksanakan tes, pengamatan,
3. Guru memanfaatkan hasil penilaian tersebut penugasan, dan/atau bentuk lain
yang diperlukan.
untuk merencanakan pembelajaran yang
5. Mengolah hasil penilaian untilk
berkualitas pada masa yang akan dating mengetahui kemajuan hasil belajar
dan kesulitan belajar peserta didik.

143
6. Mengembalikan hasil pemeriksaan
pekerjaan peserta didik disertai
balikan/komentar yang mendidik.
7. Memanfaatkan hasil penilaian untuk
perbaikan pembelajaran.
8. Melaporkan hasil penilaian mata
pelajaran pada setiap akhir
semester kepada pimpinan satuan
pendidikan dalam bentuk satu nilai
prestasi belajar peserta didik
disertai deskripsi singkat sebagai
cerminan kompetensi utuh.
9. Melaporkan hasil penilaian akhlak
kepada guru Pendidikan Agama
dan hasil penilaian kepribadian
kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai
informasi untuk menentukan nilai
akhir semester akhlak dan

Lampiran 16
kepribadian peserta didik dengan
kategori sangat baik, baik, atau
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian
kurang baik.
2. Kepribadian 2.1 Bertindak sesuai Guru bertindak sesuai dengan hukum yang 1. Guru memperhatikan siswa didalam 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi

Lampiran 16
berlaku di Indonesia. Semua kegiatan yang kelas secara individu 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
norma, kebiasaan
dilaksanakan oleh guru mengindikasikan 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
dan hukum di
2. Guru tidak pernah menertawakan 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
Indonesia penghargaannya terhadap berbagai agama
dan/atau keyakinan yang dianut, suku, adat- siswa apapun alasannya
istiadat dan gender.
3. Guru melarang siswa
menertawakan siswa lain apapun
alasannya

4. Guru memahami latar belakang


siswa terutama yang berasal dari
daerah lain atau yang memiliki
pengalaman lain.

144
5. Dalam kegiatan apapun, guru selalu
memperhatikan dan menghargai
Pancasila sebgai pegangan hidup
bermasyarakat

2.2 Model peran Guru menjadi teladan bagi siswa dalam berbicara, 1. Siswa berbicara dengan sopan 4 Jika 5-6 indikator penilaian terpenuhi
bersikap, dan berperilaku baik di sekolah maupun terhadap guru 3 Jika 3-4 indikator penilaian terpenuhi
yang stabil dan
diluar sekolah 2. Siswa berani bertanya kepada guru 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
dewasa
baik yang menyangkut pelajaran 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
maupun yang berkaitan dengan hal-
hal yang bersifat pribadi
3. Orang tua siswa berani membahas
kemajuan siswa dengan guru
4. Teman sejawat menghargai guru
sebagai sosok guru yang kinerjanya
patut dicontoh
5. Teman sejawat bersedia berbagi
pengalaman dengan guru
6. Kepala sekolah menghargai guru
sebagai orang yang dapat dipercaya
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian

2.3 Etos kerja dan Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang 1. Menunjukkan etos kerja tinggi. 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa 2. Menunjukkan sikap tanggungjawab 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
komitmen serta
percaya diri. yang tingi 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
kebanggaan
3. Bangga menjadi guru dan percaya 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
menjadi guru pada diri sendiri.
4. Bekerja mandiri secara profesional.

3. Sosial 3.1 Bertindak inklusif Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
1. Bersikap inklusif terhadap peserta 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,
didik dalam melaksanakan 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
dan obyektif serta
agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga,
pembelajaran. 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
tidak
dan status sosial ekonomi 2. Bertindak objektif terhadap peserta 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
diskriminatif didik dalam melaksanakan
pembelajaran.
3. Bersikap inklusif dan bertindak
objektif terhadap teman sejawat
dan lingkungan sekitar.
4. Tidak bersikap diskriminatif

145
terhadap peserta didik, teman
sejawat, orang tua peserta didik dan
lingkungan sekolah karena
perbedaan agama, suku, jenis
kelamin, latar belakang keluarga,
dan status sosial-ekonomi.
3.2 Berkomunikasi Memiliki keterampilan berkomunikasi yanng 1. Berkomunikasi dengan teman 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
sejawat dan komunitas ilmiah 3 Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
dengan guru, staf efektif, empatik, santun, baik secara lisan
lainnya secara santun, empatik dan 2 Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
pendidikan, orang maupun tulisan.
efektif. 1 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
tua, dan 2. Beromunikasi dengan peserta didik
masyarakat dengan santun, empattik dan
efektif
3. Berkomunikasi dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat
secara santun, empatik, dan efektif
tentang program pembelajaran
dan kemajuan peserta didik
4. Mengikutsertakan orang tua
peserta didik dan masyarakat

Lampiran 16
dalam program pembelajaran dan
Indikator
Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi Kriteria Penilaian
Penilaian
dalam mengatasi kesulitan belajar
peserta didik

Lampiran 16
4. Profesional 4.1 Pengetahuan dan Guru memiliki kemampuan penguasaan materi 1. Mampu menyampaikan materi 4 Jika 4 indikator yang terpenuhi
yang sesuai dengan standar kompetensi dan pembelajaran secara sistematis, : Jika 3 indikator yang terpenuhi
pemahaman
menyampaikannya dengan sistematis. dengan langkah-langkah Jika 2 indikator yang terpenuhi
tentang struktur,
pembelajaran (pembuka, kegiatan 3 Jika 1 indikator yang terpenuhi
isi dan standar :
inti, dan penutup)
kompetensi untuk
2. Menjelaskan materi dengan
mata pelajaran 2
percaya diri
serta tahapan :
3. Menjawab pertanyaan siswa 1
yang diajarkan
dengan jelas dan tepat :
4. Mampu mengkaitkan konsep
dengan kehidupan sehari-hari
5. Mengajukan pertanyaan kepada
siswa yang tepat dan relevan

146
4.2 Profesionalitas Memiliki kemampuan evaluasi dan refleksi diri 1. Mampu melakukan refleksi dan 4 Jika 4 indikator penilaian terpenuhi
terhadap proses pembelajaran dan dapat mereview kinerja siswa : Jika 3 indikator penilaian terpenuhi
yang meningkat
menentukan tindaklanjut untuk meningkatkan Jika 2 indikator penilaian terpenuhi
melalui refleksi 2. Memiliki pengetahuan tentang
3 Jika 1 indikator penilaian terpenuhi
diri proses pembelajaran berikutnya pendidikan yang kontektual
:
3. Mampu menggunakan ICT untuk
komunikasi dan pengembangan 2
professional :
4. Mampu melakukan penelitian 1
tindakan kelas :
LAMPIRAN 17

Format Analisis Kebutuhan Sekolah Penyelenggara PIGP

No Aspek Kondisi Ideal Kondisi Nyata Tindak Lanjut


A. Ketersedian
Dokumen yang
dibutuhkan
Permendikanas
nomor 27 tahun
2010 tentang
Program Iduksi
Guru Pemula dan
Lampirannya
12 Panduan Kerja
Bku Pedoman
Pelaksanaan PIGP
yang disusun kepala
sekolah
Dokumen KTSP

B Ketersediaan SDM:
Kepala sekolah yang
memahamitentang
PIGP
Ketersedaan
pembimbing yang
sesuai criteria
DLL

147 Lampiran 17
JADWAL KEGIATAN PENGAWASAN PIGP
Pada sekolah ...................................................................

Lampiran 18
Jalan .................................................................................................
LAMPIRAN 18

Bulan / Minggu ke

No. Kegiatan Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perencanaan
1.
Pengawasan

Pelaksanaan

148
2.
Pengawasan

2.1 Monitoring

2.1 Pembinaan

2.3 Penilaian

4 Evaluasi

Pelaporan dan
5. Program Tindak
Lanjut
JADWAL MONITORING PIGP
Pada sekolah ...................................................................

Jalan .................................................................................................
Bulan / Minggu ke

No. Kegiatan Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Monitoring
1. Kegiatan PIGP Tahap
Persiapan

149
Monitoring
2. Kegiatan PIGP Tahap
Pembimbingan

Monitoring
3 Kegiatan PIGP Tahap
Penilaian

Monitoring
4 Kegiatan PIGP Tahap
Pelaporan

Lampiran 18
LAMPIRAN 19

INSTRUMEN MONITORNG PIGP

No Aspek Hasil Monitoring Dokumen Pendukung


Persiapan
1. Apakah Progam Induksi telah Pelaksanaan Program Induksi yang
tertuang dalam Rencana Kerja Ya Tidak tertuang dalam RencanaKerja Sekolah
Sekolah?
2. Apakah program Induksi telah Alokasi dana pada Rencana Kegiatan
teranggarkan dalam Rencana Ya Tidak dan Anggaran Sekolah (RKAS)
Kegiatan dan Anggaran
Sekolah?
3. Apakah sekolah telah memiliki
dokumen Program Induksi dan
dokumen pendukungnya?
a. Permendiknas dan Ya Tidak
Lampiran tentang Program
Induksi

b. Panduan Kerja Ya Tidak

c. Pedoman Program Induksi Ya Tidak


Bukti dokumen
d. Kurikulum Tingkat Satuan Ya Tidak
Pendidikan (KTSP)
e. Kalender Pendidikan Ya Tidak

f. Struktur Oranisasi Sekolah Ya Tidak

g. Pembagian Tugas Guru Ya Tidak

h. Pembagian Tugas Tenaga Ya Tidak


Kependidikan
i. Peraturan Akademik Ya Tidak

j. Tata Tertib Ya Tidak


Sekolah/Madrasah

k. Kode Etik Ya Tidak


Sekolah/Madrasah

l. Biaya Operasional Ya Tidak


Sekolah/madrasah

Lampiran 19 150
4. Apakah Kepala Buku Pedoman Program Induksi
Sekolah/Madrasah menyusun Ya Tidak
Buku Pedoman Program
Induksi?
5. Apakah kepala sekolah
melakukan analisis kebutuhan? Ya Tidak Lembar Analisis Kebutuhan yang telah
diisi

6. Apakah kepala sekolah


memberi tugas guru yang Ya Tidak Surat Tugas Pembimbing
profesional untuk menjadi
pembimbing?
7. Apakah sekolah memiliki guru
yang memenuhi kriteria Ya Tidak Keberadaan pembimbing sesuai kriteria
sebagai pembimbing?

8. Apakah kepala sekolah Notula dan Daftar Hadir Rapat


berkonsultasi dengan Ya Tidak
pengawas sekolah tentang
pelaksanaan program Induksi?
9. Apakah kepala sekolah Bukti Sosialisasi (notula, daftar hadir,
mensosialisasikan Program Ya Tidak dll), hasil wawancara dengan warga
Induksi kepada warga sekolah? sekolah

B. Pelaksanaan
a. Pengenalan Lingkungan Sekolah
1. Apakah pembimbing
memperkenalkan situasi dan Ya Tidak Hasil wawancara guru pemula
kondisi sekolah/madrasah
kepada guru pemula?
2. Apakah pembimbing Hasil wawancara guru pemula
melakukan pembimbingan Ya Tidak Dan Lembar Observasi Pembelajaran
dalam menyusunan
perencanaan dan pelaksanaan
proses pembelajaran dan tugas
terkait lainnya?
3. Apakah guru pemula Hasil wawancara guru pemula
mengamati situasi dan kondisi Ya Tidak Dan Lembar Observasi Pembelajaran
sekolah serta lingkungannya,
termasuk melakukan observasi
di kelas sebagai bagian
pengenalan situasi?
4. Apakah guru pemula
mempelajari Buku Pedoman Ya Tidak Hasil wawancara guru pemula
dan Panduan Kerja bagi guru
pemula, data-data

151 Lampiran 19
sekolah/madrasah, tata tertib
sekolah/madrasah, dan kode
etik guru?
5. Apakah guru pemula
mempelajari ketersediaan dan Ya Tidak Hasil wawancara guru pemula
penggunaan sarana dan sumber
belajar di sekolah/madrasah?
6. Apakah guru pemula
mempelajari Kurikulum Ya Tidak Hasil wawancara guru pemula
Tingkat Satuan Pendidikan?
b. Pelaksanaan pembimbingan
1. Apakah Pembimbingan Tahap Lembar Observasi Pembelajaran
1 dilaksanakan pada bulan ke- Ya Tidak
2?

2. Apakah guru pemula bersama Silabus dan RPP yang dikembangkan


pembimbing menyusun Ya Tidak guru Pemula
Silabus dan Rencana
Pelaksanaan
pembelajaran/Pembimbingan
(RPP) yang akan digunakan
pada pertemuan minggu-
minggu pertama.?
3. Apakah guru pemula bersama
pembimbing menyusun Ya Tidak Lembar RPK
Rencana Pengembangan PK yang digunakan
Keprofesian Berkelanjutan
untuk tahun pertama masa
induksi?
4. Apakah selama pembimbingan Hasil wawancara dengan guru pemula
pembimbing memberi motivasi Ya Tidak tentang Pembimbing
tentang pentingnya tugas guru?
5. Apakah selama Bukti dokumen pembimbingan
pembimbingan, pembimbing Ya Tidak
memberi arahan tentang
perencanaan
pembelajaran/pembimbingan,
pelaksanaan
pembelajaran/pembimbingan
dan penilaian hasil
belajar/bimbingan siswa?
6. Apakah selama pembimbingan
pembimbing memberi Ya Tidak Lembar Observasi Pembelajaran
kesempatan untuk melakukan Guru lain
observasi pembelajaran di
kelas dengan menggunakan

Lampiran 19 152
Lembar Observasi
Pembelajaran?
7. Apakah selama pembimbingan
pembimbing melibatkan guru Ya Tidak Surat Tugas dan Bukti Kegiatan
pemula dalam kegiatan-
kegiatan di sekolah?
8. Apakah selama pembimbingan
pembimbing memberi arahan Ya Tidak Hasil wawancara Guru pemula
dalam menyusun rencana dan
pelaksanaan program pada
kegiatan yang menjadi tugas
tambahan?
9. Apakah pembimbing dan guru Hasil wawancara dengan guru pemula
pemula menentukan fokus Ya Tidak Lembar obserasi dan Refleksi
elemen kompetensi yang akan Pembelajaran
diobservasi?
10. Apakah guru pemula mengisi
lembar refleksi setelah ada Ya Tidak Lembar Refleski yang telah diisi
kesepakatan fokus elemen
kompetensi yang akan
diobservasi
11. Apakah guru pemula
melakukan refleksi pada pasca Ya Tidak Lembar Refleksi yang telah diisi
observasi
12. Apakah pembimbing memberi Hasil wawancara dengan guru pemula,
umpan balik dari hasil Ya Tidak Umpan balik yang tertulis pada Lembar
observasi dan refleksi? Observasi Pembelajaran
13. Apakah pembimbing Jumlah Lembar Observasi yang telah
melakukan observasi lebih dari Ya Tidak diisi
atau sama dengan enam kali?
14. Apakah pembimbing Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan observasi telah
pembelajaran di bulan ke 2-9? Ya Tidak Diisi (tangal pelaksanaan)

Penilaian
15. Apakah kepala sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan obserasi telah
pembelajaran Ya Tidak Diisi (tangal pelaksanaan)

16. Apakah kepala sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang


melakukan observasi Ya Tidak telah
pembelajaran lebih dari atau Diisi (tangal pelaksanaan) oleh kepala
sama dengan tiga kali? sekolah
17. Apakah pengawas sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan obserasi Ya Tidak telah
pembelajaran Diisi (tangal pelaksanaan) oleh

153 Lampiran 19
pengawas Sekolah
18. Apakah pengawas sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan observasi Ya Tidak telah
pembelajaran lebih dari atau Diisi (tangal pelaksanaan) oleh
sama dengan dua kali? pengawas sekolah
19. Apakah kepala sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan observasi Ya Tidak telah
pembelajaran di bulan ke-10? Diisi (tangal pelaksanaan) oleh kepala
sekolah
20. Apakah pengawas sekolah Lembar Observasi pembelajaran yang
melakukan observasi Ya Tidak telah
pembelajaran di bulan ke-10? Diisi (tangal pelaksanaan) oleh
pengawas sekolah
Pelaporan
1. Apakah kepala sekolah Draft Laporan Penilaian Kinerja Guru
menyusun draft Laporan Ya Tidak Pemula beserta dokumen pendukung
Penilaian Kinerja Guru pemula
dengan mendiskusikan hasil
dengan pembimbing dan
pengawas sekolah?
2. Apakah kepala sekolah dalam Daftar hadir dan notula rapat
menentukan keputusan Ya Tidak pengambilan keputusan Penilaian
mempertimbangkan pendapat Kinerja Guru Pemula pada Program
pembimbing dan pengawas Induksi
sekolah?
3. Apakah Laporan Penilaian Laporan Penilaian Kinerja Guru Pemula
Kinerja Guru Pemula Ya Tidak yang telah ditanda tangani oleh kepala
ditandatangani oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah
sekolah dan pengawas
sekolah?
4. Apakah kepala sekolah Surat pengajuan penerbitan Sertifikat
mengajukan penerbitan Ya Tidak Program Induksi
sertifikat Program Induksi
telah sesuai dengan ketentuan
?

Lampiran 19 154
LAMPIRAN 20

ACTION PLAN PENGAWASAN PIGP

Penanggung
Hasil yang
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Jawab Tempat
diharapkan
Kegiatan

155 Lampiran 20
JADWAL MONITORING PIGP

Lampiran 21
Pada sekolah ...................................................................
LAMPIRAN 21

Jalan .................................................................................................

Bulan / Minggu ke

No. Kegiatan Bulan ke Bulan ke Bulan ke Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Monitoring

156
1. Kegiatan PIGP Tahap
Persiapan

Monitoring
2. Kegiatan PIGP Tahap
Pembimbingan

Monitoring
3 Kegiatan PIGP Tahap
Penilaian

Monitoring
4 Kegiatan PIGP Tahap
Pelaporan
LAMPIRAN 22

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 27 TAHUN 2010

TENTANG

PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa salah satu syarat untuk pengangkatan pertama kali


dalam jabatan fungsional guru harus memiliki kinerja yang
baik yang dinilai dalam masa program induksi;
b. bahwa Pasal 30 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
menentukan bahwa program induksi diatur pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Program Induksi Bagi Guru
Pemula;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4941);
4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;

157 Lampiran 22
5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;
6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA.

Pasal 1

1. Program induksi bagi guru pemula yang selanjutnya disebut program induksi
adalah kegiatan orientasi, pelatihan di tempat kerja, pengembangan, dan praktik
pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/bimbingan dan
konseling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya.
2. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan
proses pembelajaran/bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
3. Guru tetap adalah guru yang diangkat oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
penyelenggara pendidikan, atau satuan pendidikan untuk jangka waktu paling
singkat 2 (dua) tahun secara terus menerus, dan tercatat pada satuan
administrasi pangkal di satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari
Pemerintah atau pemerintah daerah serta melaksanakan tugas pokok sebagai
guru.
4. Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi tugas untuk
membimbing guru pemula dalam melaksanakan program induksi.
5. Kepala sekolah/madrasah adalah kepala Taman Kanak-Kanak/Raudhatul Athfal/
Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/RA/TKLB), Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Ts anawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa
(SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah
Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah
Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) tempat guru pemula bertugas.
6. Pengawas adalah pengawas TK/RA/TKLB, SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, SMK/MAK yang menyelenggarakan program induksi.
7. Penilaian kinerja adalah penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dilakukan
oleh guru pemula.
8. Sertifikat program induksi yang selanjutnya disebut sertifikat adalah surat yang
dikeluarkan oleh dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat yang
menyatakan bahwa peserta program induksi telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik.
9. Direktorat jenderal adalah direktorat jenderal yang bertanggung jawab dalam
pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pada Kementerian Pendidikan
Nasional atau Kementerian Agama.
10. Penyelenggara pendidikan adalah lembaga yang secara hukum merupakan
pemilik sah dari sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Lampiran 22 158
Pasal 2

Tujuan program induksi adalah membimbing guru pemula agar dapat:


a. beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah; dan
b. melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah/madrasah.

Pasal 3

Program induksi diselenggarakan berdasarkan prinsip profesionalisme, kesejawatan,


akuntabel, dan berkelanjutan.

Pasal 4

Peserta program induksi adalah:


a. guru pemula berstatus calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang ditugaskan pada
sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah
daerah;
b. guru pemula berstatus pegawai negeri sipil (PNS) mutasi dari jabatan lain;
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh masyarakat.

Pasal 5

(1) Guru pemula diberi hak memperoleh bimbingan dalam hal:


a. pelaksanaan proses pembelajaran, bagi guru kelas dan guru mata pelajaran;
b. pelaksanaan proses bimbingan dan konseling, bagi guru bimbingan dan
konseling;
c. pelaksanaan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
(2) Guru pemula yang telah menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja
paling kurang kategori baik berhak memperoleh sertifikat.

Pasal 6

Guru pemula memiliki kewajiban merencanakan pembelajaran/bimbingan dan


konseling, melaksanakan pembelajaran/bimbingan dan konseling yang bermutu,
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/bimbingan dan konseling, serta
melaksanakan perbaikan dan pengayaan.

Pasal 7

(1) Program induksi dilaksanakan di satuan pendidikan tempat guru pemula


bertugas selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu)
tahun.
(2) Bagi guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, program
induksi dilaksanakan sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan
fungsional guru.
(3) Bagi guru pemula yang berstatus bukan PNS, program Induksi dilaksanakan
sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan guru tetap.

159 Lampiran 22
(4) Program induksi dilaksanakan secara bertahap dan sekurang-kurangnya meliputi
persiapan, pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya, pelaksanaan dan
observasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, penilaian, dan pelaporan.
(5) Guru pemula diberi beban mengajar antara 12 (dua belas) hingga 18 (delapan
belas) jam tatap muka per minggu bagi guru mata pelajaran, atau beban
bimbingan antara 75 (tujuh puluh lima) hingga 100 (seratus) peserta didik per
tahun bagi guru bimbingan dan konseling.
(6) Selama berlangsungnya program induksi, pembimbing, kepala
sekolah/madrasah, dan pengawas wajib membimbing guru pemula agar menjadi
guru profesional.
(7) Pembimbingan yang diberikan meliputi bimbingan dalam perencanaan
pembelajaran/bimbingan dan konseling, pelaksanaan kegiatan pembelajaran/
bimbingan dan konseling, penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran/bimbingan
dan konseling, perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian
dan evaluasi pembelajaran/bimbingan dan konseling, dan pelaksanaan tugas
lain yang relevan.

Pasal 8

(1) Pembimbing ditugaskan oleh kepala sekolah/madrasah atas dasar


profesionalisme dan kemampuan komunikasi.
(2) Dalam hal sekolah/madrasah tidak memiliki pembimbing sebagaimana
dipersyaratkan, kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing sejauh
dapat dipertanggungjawabkan dari segi profesionalisme dan kemampuan
komunikasi.
(3) Dalam hal kepala sekolah/madrasah tidak dapat menjadi pembimbing, kepala
sekolah/madrasah dapat meminta pembimbing dari satuan pendidikan yang
terdekat dengan persetujuan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota
atau kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan tingkat
kewenangannya.

Pasal 9

(1) Penilaian terhadap kinerja guru pemula dilakukan pada akhir masa program
induksi.
(2) Hasil penilaian kinerja sebagaimana ayat (1) merupakan hasil kesepakatan
pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas;
(3) Hasil penilaian kinerja guru pemula berupa nilai dengan kategori amat baik, baik,
cukup, sedang, dan kurang, yang selanjutnya disampaikan kepada kepala dinas
pendidikan/kantor kementerian agama setempat.
(4) Kepala dinas pendidikan/kantor kementerian agama setempat menerbitkan
sertifikat bagi guru pemula yang memiliki kinerja paling kurang kategori baik.

Pasal 10

(1) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang telah
menyelesaikan program induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik,
yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4)
dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru.

Lampiran 22 160
(2) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang belum
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dapat mengajukan masa
perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun.
(3) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang tidak
mencapai nilai kinerja dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat
ditugasi mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru.
(4) Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain, yang ditugasi
mengajar sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), dapat diusulkan untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru
apabila telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun
berikutnya yang dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal
9 ayat (4).
(5) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang telah menyelesaikan program
induksi dengan nilai kinerja paling kurang kategori baik, yang dibuktikan dengan
sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) dapat diusulkan untuk
diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru.
(6) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang belum mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dapat mengajukan masa perpanjangan paling lama 1 (satu)
tahun.
(7) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diangkat menjadi
guru tetap.
(8) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang tidak mencapai nilai kinerja
dengan kategori baik dalam masa perpanjangan, dapat ditugasi mengajar
sebagai guru tanpa jabatan fungsional guru.
(9) Guru pemula yang berstatus bukan PNS, yang ditugasi mengajar sebagai guru
tanpa jabatan fungsional guru sebagaimana ayat (8), dapat diusulkan untuk
diangkat sebagai guru tetap dan diangkat dalam jabatan fungsional guru apabila
telah memiliki nilai kinerja paling kurang kategori baik pada tahun berikutnya yang
dibuktikan dengan sertifikat sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4).

Pasal 11

(1) Direktorat jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan program


induksi bagi guru pemula secara nasional.
(2) Dinas pendidikan provinsi atau kantor wilayah kementerian agama melaksanakan
evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup provinsi
dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
(3) Dinas pendidikan atau kantor kementerian agama kabupaten/kota melaksanakan
evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup
kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
(4) Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan program induksi
bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.
(5) Direktorat jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap implementasi
kebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional.
(6) Dinas pendidikan provinsi/kantor kementerian agama memberikan bimbingan
teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam lingkup
provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.

161 Lampiran 22
(7) Dinas pendidikan atau kantor kementrian agama kabupaten/kota memberikan
bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi bagi guru pemula dalam
lingkup kabupaten/kota dan sekolah/madrasah yang menjadi tanggung jawabnya.
(8) Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan
program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan
oleh masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 12

Setiap sekolah/madrasah wajib melaksanakan program induksi bagi guru pemula


paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan.

Pasal 13

Tata cara pelaksanaan program induksi yang lebih rinci diatur dalam pedoman
sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 14

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Oktober 2010

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Oktober 2010

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

PATRIALIS AKBAR
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 526

Salinan Sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM.


NIP. 196108281987031003

Lampiran 22 162
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 27 TAHUN 2010 TANGGAL 27 OKTOBER 2010

PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA

Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Pihak sekolah


menggunakan Panduan Kerja yang disediakan Direktorat Jenderal untuk memandu
guru pemula dalam melaksanakan program induksi. Berikut ini diberikan salah satu
model pelaksanaan program Induksi melalui tahapan-tahapan:

A. Persiapan

Sekolah/madrasah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula


perlu melakukan hal-hal berikut:

1. Analisis kebutuhan dengan mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: ciri


khas sekolah/madrasah, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru
pemula, ketersediaan pembimbing yang memenuhi syarat, penyediaan buku
pedoman, dan keberadaan organisasi profesi yang terkait.

2. Pelatihan program induksi bagi guru pemula yang diikuti oleh kepala
sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih seorang pengawas
yang telah mengikuti program pelatihan bagi pelatih program induksi.

3. Penyiapan buku pedoman bagi guru pemula yang memuat kebijakan


sekolah/madrasah, prosedur kegiatan sekolah/madrasah, format administrasi
pembelajaran/pembimbingan, dan informasi lain yang dapat membantu guru
pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah/madrasah.

4. Penunjukan seorang pembimbing bagi guru pemula yang memiliki kriteria sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

163 Lampiran 22
B. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada bulan


pertama setelah guru pemula melapor kepada kepala sekolah/madrasah tempat
guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini, dilakukan hal-hal berikut:

1. Pembimbing:

a. memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah kepada guru pemula;

b. memperkenalkan guru pemula kepada siswa;

c. melakukan pembimbingan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan


proses pembelajaran dan tugas terkait lainnya;

2. Guru pemula:

a. mengamati situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, termasuk


melakukan observasi di kelas sebagai bagian pengenalan situasi;

b. mempelajari buku pedoman dan panduan kerja bagi guru pemula, data-data
sekolah/madrasah, tata tertib sekolah/madrasah, dan kode etik guru;

c. mempelajari ketersediaan dan penggunaan sarana dan sumber belajar di


sekolah/madrasah;

d. mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

C. Pelaksanaan Pembimbingan

Pelaksanaan pembimbingan dilakukan pada bulan kedua sebagai berikut:


1. guru pemula bersama pembimbing menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran/pembimbingan (RPP) yang akan digunakan pada pertemuan
minggu-minggu pertama.
2. guru pemula bersama pembimbing menyusun rencana pengembangan
keprofesian berkelanjutan untuk tahun pertama masa induksi;

Lampiran 22 164
Bimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi proses pembelajaran dan
pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru, seperti pembina
ekstra kurikuler.

Bimbingan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara:


1. memberi motivasi tentang pentingnya tugas guru;
2. memberi arahan tentang perencanaan pembelajaran/pembimbingan,
pelaksanaan pembelajaran/pembimbingan dan penilaian hasil belajar/bimbingan
siswa;
3. memberi kesempatan untuk melakukan observasi pembelajaran di kelas dengan
menggunakan lembar observasi pembelajaran;

Bimbingan pelaksanaan tugas lain dilakukan dengan cara:


1. melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah;
2. memberi arahan dalam menyusun rencana dan pelaksanaan program pada
kegiatan yang menjadi tugas tambahan

Selanjutnya guru pemula melaksanakan proses pembelajaran/pembimbingan


dengan diobservasi oleh pembimbing sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan
pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan kedua sampai dengan bulan
kesembilan.

D. Penilaian
1. Metode Penilaian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan kompetensi
guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut dapat dinilai melalui
observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan tugas lain. Observasi
pembelajaran dan pembimbingan ini diawali dengan pertemuan praobservasi
yang dilaksanakan untuk menentukan fokus sub-kompetensi guru yang akan

165 Lampiran 22
diobservasi (maksimal 5 sub-kompetensi), kemudian pelaksanaan observasi
yang dilakukan terhadap fokus sub-kompetensi yang telah disepakati, dan
diakhiri pertemuan pascaobservasi untuk membahas hasil observasi dan
memberikan umpan balik berdasarkan fokus sub-kompetensi yang telah
disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal
yang perlu dikembangkan.
Hasil penilaian setiap sub-kompetensi dicantumkan dengan memberikan tanda
cek ( ) dan deskripsinya berdasarkan observasi. Deskripsi hasil penilaian
menjadi masukan atau umpan balik untuk perbaikan pada pelaksanaan
pembelajaran dan pembimbingan berikutnya.

Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu:


1. Tahap pertama, penilaian dilakukan oleh pembimbing pada bulan kedua
sampai dengan bulan kesembilan yang bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi guru dalam proses pembelajaran dan pembimbingan dan tugas
lainnya;
2. Tahap kedua, penilaian dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan
pengawas yang bertujuan untuk menentukan nilai kinerja guru pemula.

Setiap hasil penilaian tahap pertama dan tahap kedua memuat penjelasan
mengenai kemajuan pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan oleh guru
pemula yang dapat menjadi bahan masukan bagi perbaikan guru pemula untuk
memperoleh nilai kinerja baik.

Tabel : Komponen Penilaian Kinerja Guru Pemula

Kompetensi
1. Kompetensi pedagogis
1.1. Memahami latar belakang siswa
1.2. Memahami teori belajar
1.3. Pengembangan kurikulum

Lampiran 22 166
1.4. Aktivitas pengembangan pendidikan
1.5. Peningkatan potensi siswa
1.6. Komunikasi dengan siswa
1.7. Assessmen & evaluasi
2. Kompetensi kepribadian
2.1. Berperilaku sesuai dengan norma, kebiasaan, dan hukum
di Indonesia
2.2. Kepribadian matang dan stabil
2.3. Memiliki etika kerja dan komitmen serta kebanggan
menjadi guru
3. Kompetensi sosial
3.1. Berperilaku inklusif, objektif, dan tidak pilih kasih
3.2. Komunikasi dengan guru, pegawai sekolah,orang tua, dan
masyarakat
4. Kompetensi profesional
4.1. Pengetahuan dan pemahaman tentang struktur, isi dan
standar kompetensi mata pelajaran dan tahap-tahap
pengajaran
4.2. Profesionalisme yang meningkat melalui refleksi diri

Lembar Penilaian dan Kriteria Penilaian:


Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian kinerja bagi
guru. Skor hasil penilaian selanjutnya dikonversi ke rentang 0-100, sebagai berikut:

Skor yang dperoleh


---------------------------- X 100 = ................ (Skor Akhir)
Total skor

Hasil skor akhir selanjutnya dimasukkan dalam kriteria sebagai berikut:


91 - 100 = Amat Baik
76 - 90 = Baik
61 - 75 = Cukup
51 - 60 = Sedang
< 50 = Kurang

167 Lampiran 22
2. Proses Penilaian Tahap Pertama
Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan kedua sampai dengan
kesembilan berupa penilaian kinerja guru melalui observasi pembelajaran dan
pembimbingan, ulasan, dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap
pertama merupakan penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk
pembimbingan guru pemula dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
pembimbingan yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan
pembimbingan, melaksanakan pembelajaran dan pembimbingan, menilai hasil
pembelajaran dan pembimbingan, dan melaksanakan tugas tambahan.
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing melalui observasi pembelajaran
dan pembimbingan dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru
pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setiap bulan
selama masa penilaian tahap pertama. Tujuan penilaian tahap pertama ini
adalah untuk mengidentifikasi bagian-bagian yang perlu dikembangkan,
memberikan umpan balik secara reguler, dan memberikan saran perbaikan
dengan melakukan diskusi secara terbuka tentang semua aspek mengajar
dengan suatu fokus spesifik yang perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat
memberikan contoh proses pembelajaran dan pembimbingan yang baik di
kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Proses observasi pembelajaran dan pembimbingan memiliki tahapan sebagai


berikut:
1. Praobservasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan, dan


menyepakati fokus observasi pembelajaran dan pembimbingan yang meliputi
paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari keseluruhan kompetensi
sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi pembelajaran yang akan
diisi oleh pembimbing dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru
pemula. Lima sub-kompetensi yang menjadi obyek dalam fokus observasi
dapat ditentukan secara berbeda pada setiap pelaksanaan observasi yang
didasarkan pada hasil observasi sebelumnya.

Lampiran 22 168
2. Pelaksanaan Observasi

Pembimbing mengisi lembar observasi pembelajaran dan pembimbingan


secara objektif pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.

3. Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran dan pembimbingan


setelah selesai pelaksanaan pembelajaran dan pembimbingan.

b. Pembimbing dan guru pemula mendiskusikan proses pembelajaran dan


pembimbingan yang telah dilaksanakan.

c. Pembimbing memberikan salinan lembar observasi pembelajaran dan


pembimbingan kepada guru pemula yang telah ditandatangani oleh guru
pemula, pembimbing, dan kepala sekolah/madrasah untuk diarsipkan
sebagai dokumen portofolio penilaian proses (assessment for learning).

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pokok


proses pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya. Selama berlangsungnya
penilaian tahap pertama kepala sekolah/madrasah memantau pelaksanaan
bimbingan dan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula. Dalam penilaian
tahap pertama ini pengawas melakukan pemantauan, pembinaan, dan
pemberian dukungan dalam pelaksanaan bimbingan dan penilaian guru pemula.

3. Proses Penilaian Tahap Kedua


Penilaian tahap kedua dilaksanakan pada bulan kesepuluh sampai dengan bulan
kesebelas berupa observasi pembelajaran/pembimbingan, ulasan, dan masukan
oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas, yang mengarah pada
peningkatan kompetensi dalam pembelajaran/pembimbingan. Penilaian tahap
kedua merupakan penilaian hasil (assessment of learning) yang bertujuan untuk
menilai kompetensi guru pemula dalam melaksanakan proses
pembelajaran/pembimbingan dan tugas lainnya.

169 Lampiran 22
Observasi pembelajaran/pembimbingan pada penilaian tahap kedua dilakukan
oleh kepala sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali, sedangkan oleh
pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) kali. Observasi
pembelajaran/pembimbingan dalam penilaian tahap kedua oleh kepala
sekolah/madrsah dan pengawas disarankan untuk tidak dilakukan secara
bersamaan, dengan pertimbangan agar tidak menggangu proses pembelajaran
dan pembimbingan. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas
menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan
pembimbingan oleh guru pemula, maka kepala sekolah/madrasah dan/atau
pengawas wajib memberikan umpan balik dan saran perbaikan kepada guru
pemula. Langkah observasi pembelajaran/pembimbingan yang dilakukan kepala
sekolah dan pengawas dalam tahap kedua adalah sebagai berikut:

1. Praobservasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah bersama guru pemula


menentukan dan menyepakati fokus observasi pembelajaran dan
pembimbingan yang meliputi paling banyak 5 (lima) sub-kompetensi dari
keseluruhan kompetensi sebagaimana yang tertulis dalam lembar observasi
pembelajaran yang akan diisi oleh kepala sekolah atau pengawas
sekolah/madrasah dan lembar refleksi diri yang akan diisi oleh guru pemula.

2. Pelaksanaan Observasi

Kepala sekolah atau pengawas sekolah/madrasah mengisi lembar observasi


pembelajaran dan pembimbingan secara objektif dengan memberikan nilai
pada saat seketika pelaksanaan observasi dilakukan.

Lampiran 22 170
3. Pascaobservasi

Kegiatan yang dilakukan pascaobservasi adalah:

a. Guru pemula mengisi lembar refleksi pembelajaran/pembimbingan


setelah pembelajaran/pembimbingan dilaksakan.

b. Kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah dan guru pemula


mendiskusikan hasil penilaian pada setiap tahap pembelajaran/
pembimbingan.

c. Kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah memberikan


masukan kepada guru pemula setelah observasi selesai.

d. Guru pemula dan kepala sekolah/madrasah atau pengawas


sekolah/madrasah menandatangani lembar observasi pembelajaran dan
pembimbingan. Kepala sekolah memberikan salinan lembar observasi
pembelajaran dan pembimbingan kepada guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi ditentukan
berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas dengan mengacu pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka,
akuntabel, dan demokratis. Peserta program induksi dinyatakan berhasil, jika
semua sub-kompetensi pada penilaian tahap kedua paling kurang memiliki nilai
baik.

E. Pelaporan

Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan kesebelas setelah penilaian tahap


kedua, dengan prosedur sebagai berikut:
1. Penentuan keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
berdasarkan pengkajian penilaian tahap kedua dengan mempertimbangkan
penilaian tahap pertama, yang selanjutnya guru pemula dinyatakan memiliki nilai
kinerja dengan kategori amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang.

171 Lampiran 22
- amat baik, jika skor penilaian antara 91-100;
- baik, jika skor penilaian antara 76-90;
- cukup, jika skor penilaian antara 61-75;
- sedang, jika skor penilaian antara 51-60;
- kurang, jika skor penilaian kurang dari 50;
2. Penyusunan draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh kepala
sekolah/madrasah berdasarkan pembahasan dengan pembimbing dan
pengawas sekolah/madrasah.
3. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dilakukan oleh
kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.
4. Pengajuan penerbitan sertifikat program induksi dilakukan oleh kepala
sekolah/madrasah yang disampaikan kepada kepala dinas pendidikan atau
kepala kantor kementerian agama kabupaten/kota bagi guru pemula yang telah
memiliki Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai baik.
Sertifikat tersebut menyatakan bahwa peserta program induksi telah berhasil
menyelesaikan program induksi dengan nilai baik.

Isi laporan hasil pelaksanaan program induksi meliputi:


1. Data sekolah/madrasah;
2. Waktu pelaksanaan program induksi;
3. Data guru pemula peserta program induksi;
4. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh pembimbing;
5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap pertama;
6. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap kedua;
7. Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang menyatakan kategori nilai kinerja guru
pemula (amat baik, baik, cukup, sedang dan kurang) ditandatangani kepala
sekolah/madrasah.
8. Pengawas sekolah ikut menandatangani Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

Lampiran 22 172
Penyampaian laporan hasil pelaksanaan program induksi:
1. Laporan hasil pelaksanaan program induksi bagi guru pemula yang berstatus
CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintah daerah
disampaikan oleh Kepala sekolah kepada kepala dinas pendidikan
provinsi/kabupaten/kota sesuai kewenangannya, untuk diteruskan ke badan
kepegawaian daerah.
2. Laporan hasil pelaksanaan program induksi guru pemula yang berstatus
CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama
disampaikan oleh kepala madrasah kepada kepala kantor kementerian agama
kabupaten/kota sesuai tingkat kewenangannya.
3. Laporan hasil pelaksanaan program induksi guru pemula yang berstatus bukan
PNS disampaikan oleh Kepala sekolah/madrasah kepada penyelenggara
pendidikan dan kepala dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota atau kepala
kantor kementerian agama kabupaten/kota.

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

MOHAMMAD NUH

Salinan Sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM.


NIP. 196108281987031003

173 Lampiran 22
LAMPIRAN 23

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 28 TAHUN 2010

TENTANG

PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa guru dapat diberikan tugas tambahan sebagai kepala


sekolah/madrasah untuk memimpin dan mengelola
sekolah/madrasah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas kepala
sekolah/madrasah perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah/madrasah serta sertifikasi kompetensi
dan penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah;
c. bahwa Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai
Kepala Sekolah sudah tidak sesuai dengan perkembangan
sistem pendidikan nasional;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, b, dan c perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Penugasan Guru Sebagai
Kepala Sekolah/Madrasah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;

Lampiran 23 174
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4586);
4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4754);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4941);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5135);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157);
11. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
12. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;
13. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;
14. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

175 Lampiran 23
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/
MADRASAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Kepala sekolah/madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan untuk
memimpin taman kanak-kanak/raudhotul athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar
biasa (TKLB), sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar
biasa (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs),
sekolah menengah pertama luar biasa (SMPLB), sekolah menengah
atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah
kejuruan (SMK/MAK), atau sekolah menengah atas luar biasa (SMALB) yang
bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang tidak dikembangkan
menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI).
2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
3. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan
dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian
pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang kompetensi kepala
sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional.
4. Penilaian akseptabilitas adalah penilaian calon kepala sekolah/madrasah yang
bertujuan untuk menilai ketepatan calon dengan sekolah/madrasah dimana yang
bersangkutan akan diangkat dan ditempatkan.
5. Kompetensi kepala sekolah/madrasah adalah pengetahuan, sikap dan
keterampilan pada dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial,
kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
6. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang
tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli
pendidikan.
7. Sertifikat kepala sekolah/madrasah adalah bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru bahwa yang bersangkutan telah memenuhi kualifikasi dan
kompetensi untuk mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah.
8. Penilaian kinerja adalah suatu proses menentukan nilai kinerja kepala
sekolah/madrasah dengan menggunakan patokan-patokan tertentu.
9. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah proses dan kegiatan yang
dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional
kepala sekolah/madrasah yang dilaksanakan berjenjang, bertahap, dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan manajemen dan kepemimpinan
sekolah/madrasah
10. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
11. Kementerian adalah kementerian yang menangani urusan pemerintah dalam
bidang pendidikan nasional.
12. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintah dalam bidang
pendidikan nasional.

Lampiran 23 176
13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang bertanggungjawab di bidang
pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan
Nasional dan Kementerian Agama sesuai kewenangannya.
14. Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota.
15. Kantor wilayah kementerian agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota
adalah perwakilan Kementerian Agama tingkat provinsi dan tingkat
kabupaten/kota.
16. Dinas provinsi adalah dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan di
provinsi.
17. Dinas kabupaten/kota adalah dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan
di kabupaten/kota.
18. Pengawas sekolah adalah guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
sekolah/madrasah.

BAB II
SYARAT-SYARAT GURU YANG DIBERI TUGAS TAMBAHAN
SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pasal 2

(1) Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah apabila
memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus.
(2) Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau diploma empat
(D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan tinggi yang
terakreditasi;
c. berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu
pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/madrasah;
d. sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter
Pemerintah;
e. tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
f. memiliki sertifikat pendidik;
h. pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenis dan
jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman kanak-
kanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa (TK/RA/TKLB)
memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di
TK/RA/TKLB;
i. memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai negeri
sipil (PNS) dan bagi guru bukan PNS disetarakan dengan kepangkatan yang
dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang dibuktikan dengan
SK inpasing;
j. memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik untuk unsur
penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian prestasi pegawai
(DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi bukan PNS dalam 2
(dua) tahun terakhir; dan
k. memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2 (dua)
tahun terakhir.

177 Lampiran 23
(3) Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah meliputi:
a. berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang
sesuai dengan sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah;
b. memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang yang
sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan oleh
lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal.
(4) Khusus bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
Indonesia luar negeri, selain memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) butir a dan b juga harus memenuhi persyaratan khusus tambahan
sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai kepala
sekolah/madrasah;
b. mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa negara
dimana yang bersangkutan bertugas;
c. mempunyai wawasan luas tentang seni dan budaya Indonesia sehingga
dapat mengenalkan dan mengangkat citra Indonesia di tengah-tengah
pergaulan internasional.

BAB III
PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pasal 3

(1) Penyiapan calon kepala sekolah/madrasah meliputi rekrutmen serta pendidikan


dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
(2) Kepala dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian
agama/kantor kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya menyiapkan calon kepala sekolah/madrasah berdasarkan
proyeksi kebutuhan 2 (dua) tahun yang akan datang.

Pasal 4

(1) Calon kepala sekolah/madrasah direkrut dari guru yang telah memenuhi
persyaratan umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 2.
(2) Calon kepala sekolah/madrasah direkrut melalui pengusulan oleh kepala
sekolah/madrasah dan/atau pengawas yang bersangkutan kepada dinas
propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor
kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 5

(1) Dinas propinsi/kabupaten/kota dan kantor wilayah kementerian agama/kantor


kementerian agama kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya melakukan
seleksi administratif dan akademik.
(2) Seleksi administratif dilakukan melalui penilaian kelengkapan dokumen yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang sebagai bukti bahwa calon kepala
sekolah/madrasah bersangkutan telah memenuhi persyaratan umum
sebagaimana dimaksudkan pada Pasal 2 ayat (2).
(3) Seleksi akademik dilakukan melalui penilaian potensi kepemimpinan dan
penguasaan awal terhadap kompetensi kepala sekolah/madrasah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Lampiran 23 178
(1) Guru yang telah lulus seleksi calon kepala sekolah/madrasah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 harus mengikuti program pendidikan dan pelatihan
calon kepala sekolah/madrasah di lembaga terakreditasi.
(2) Akreditasi terhadap lembaga penyelenggara program penyiapan calon kepala
sekolah/madrasah dilaksanakan oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan
oleh menteri.

Pasal 7

(1) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah merupakan kegiatan


pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik yang bertujuan
untuk menumbuhkembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada
dimensi-dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi,
dan sosial.
(2) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dilaksanakan dalam
kegiatan tatap muka dalam kurun waktu minimal 100 (seratus) jam dan praktik
pengalaman lapangan dalam kurun waktu minimal selama 3 (tiga) bulan.
(3) Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah dikoordinasikan dan
difasilitasi oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.
(4) Pemerintah dapat memfasilitasi pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota untuk meningkatkan kemampuan menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah.
(5) Pendidikan dan pelatihan diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui
pencapaian kompetensi calon kepala sekolah/madrasah.
(6) Calon kepala sekolah/madrasah yang dinyatakan lulus penilaian diberi sertifikat
kepala sekolah/madrasah oleh lembaga penyelenggara.
(7) Sertifikat kepala sekolah/madrasah dicatat dalam database nasional dan diberi
nomor unik oleh menteri atau lembaga yang ditunjuk

Pasal 8

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyiapan calon kepala sekolah/madrasah diatur


dalam pedoman yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

BAB IV
PROSES PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pasal 9

(1) Pengangkatan kepala sekolah/madrasah dilakukan melalui penilaian


akseptabilitas oleh tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah.
(2) Tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah ditetapkan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau
penyelenggara sekolah/madrasah yang dilaksanakan oleh masyarakat sesuai
dengan kewenangannya.
(3) Tim pertimbangan melibatkan unsur pengawas sekolah/madrasah dan dewan
pendidikan.

179 Lampiran 23
(4) Berdasarkan rekomendasi tim pertimbangan pengangkatan kepala
sekolah/madrasah, Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, atau penyelenggara sekolah/madrasah sesuai dengan
kewenangannya mengangkat guru menjadi kepala sekolah/madrasah sebagai
tugas tambahan.
(5) Guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
mendapatkan tunjangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB V
MASA TUGAS

Pasal 10

(1) Kepala sekolah/madrasah diberi 1 (satu) kali masa tugas selama 4 (empat)
tahun.
(2) Masa tugas kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diperpanjang untuk 1 (satu) kali masa tugas apabila memiliki prestasi kerja
minimal baik berdasarkan penilaian kinerja.
(3) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah 2
(dua) kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kepala
sekolah/madrasah di sekolah/madrasah lain yang memiliki nilai akreditasi lebih
rendah dari sekolah/madrasah sebelumnya, apabila :
a. telah melewati tenggang waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) kali masa tugas;
atau
b. memiliki prestasi yang istimewa.
(4) Prestasi yang istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b adalah
memiliki nilai kinerja amat baik dan berprestasi di tingkat kabupaten/kota/
provinsi/nasional.
(5) Kepala sekolah/madrasah yang masa tugasnya berakhir, tetap melaksanakan
tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban
melaksanakan proses pembelajaran atau bimbingan dan konseling sesuai
dengan ketentuan.

BAB VI
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Pasal 11

(1) Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi pengembangan


pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada dimensi-dimensi kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
(2) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan melalui pengembangan
diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif.
(3) Pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal.

Lampiran 23 180
BAB VII
PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pasal 12

(1) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilakukan secara berkala setiap


tahun dan secara kumulatif setiap 4 (empat) tahun.
(2) Penilaian kinerja tahunan dilaksanakan oleh pengawas sekolah/madrasah.
(3) Penilaian kinerja 4 (empat) tahunan dilaksanakan oleh atasan langsung dengan
mempertimbangkan penilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari pengawas
sekolah/madrasah, pendidik, tenaga kependidikan, dan komite sekolah dimana
yang bersangkutan bertugas.
(4) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. usaha pengembangan sekolah/madrasah yang dilakukan selama menjabat
kepala sekolah/madrasah;
b. peningkatan kualitas sekolah/madrasah berdasarkan 8 (delapan) standar
nasional pendidikan selama dibawah kepemimpinan yang bersangkutan;
dan
c. Usaha pengembangan profesionalisme sebagai kepala sekolah/madrasah;
(5) Hasil penilaian kinerja dikategorikan dalam tingkatan amat baik, baik, cukup,
sedang atau kurang.
(6) Penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah dilaksanakan sesuai pedoman
penilaian kinerja kepala sekolah/madrasah yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.

BAB VIII
MUTASI DAN PEMBERHENTIAN TUGAS GURU SEBAGAI
KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

Pasal 13

Kepala sekolah/madrasah dapat dimutasikan setelah melaksanakan masa tugas


dalam 1 (satu) sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.

Pasal 14

(1) Kepala sekolah/madrasah dapat diberhentikan dari penugasan karena:


a. permohonan sendiri;
b. masa penugasan berakhir;
c. telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional guru;
d. diangkat pada jabatan lain;
e. dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat;
f. dinilai berkinerja kurang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada Pasal 12
g. berhalangan tetap;
h. tugas belajar sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan;dan/atau
i. meninggal dunia.
(2) Pemberhentian kepala sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota,
atau penyelenggara sekolah/madrasah sesuai dengan kewenangannya.

181 Lampiran 23
Pasal 15

Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau pejabat yang


ditunjuk sesuai dengan kewenangannya berdasarkan penilaian kinerja dan masukan
dari tim pertimbangan pengangkatan kepala sekolah/madrasah menetapkan
keputusan perpanjangan masa penugasan kepala sekolah/madrasah.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

Pada saat Peraturan Menteri ini ditetapkan guru yang sedang melaksanakan tugas
tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah, masa tugasnya dihitung sejak yang
bersangkutan ditugaskan sebagai kepala sekolah/madrasah.

Pasal 17

Pada saat Peraturan Menteri ini ditetapkan, guru yang telah atau sedang
melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah tidak
dipersyaratkan memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah sampai selesai masa
tugasnya.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

(1) Dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya Peraturan
Menteri ini Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau
penyelenggara sekolah/madrasah wajib melaksanakan program penyiapan
calon kepala sekolah/madrasah.
(2) Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, atau
penyelenggara sekolah/madrasah wajib melaksanakan Peraturan Menteri ini
dalam penugasan guru sebagai kepala sekolah/madrasah paling lambat tahun
2013.

Pasal 19

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional


Nomor 162/U/2003 tentang Pedoman Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 20

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Lampiran 23 182
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Oktober 2010

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Oktober 2010

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

TTD.

PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 527

Salinan Sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Dr. A. Pangerang Moenta,S.H.,M.H.,DFM.


NIP. 196108281987031003

183 Lampiran 23
LAMPIRAN 24

PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR 63 TAHUN 2009

TENTANG

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa pendidikan nasional menjadi tanggung jawab bersama


antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dan
oleh karena itu penjaminan mutu pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama ketiga unsur tersebut;
b. bahwa penjaminan mutu pendidikan perlu terus didorong
dengan perangkat peraturan perundang-undangan yang
memberikan arah dalam pelaksanaannya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo r 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437);
3. Undang-Undang Nomor 14 Ta hun 2005 tentang Guru dan
Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 157, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia
Nomor 4586);

Lampiran 24 184
4. Undang-Undang Nomor 43 Tahu n 2007 tentang Perpustakaan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4774);
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia
Nomor 4916);
6. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4965);
7. Undang-Undang Nomor 25 Ta hun 2009 tentang Pelayanan
Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia
Nomor 5038);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4496);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib
Belajar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 90, Tambahan Lembaran N egara Republik Indonesia
Nomor 4863);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
12. Peraturan Pemerintah 74 Tahun 2008 tentang Guru
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4941);
13. Peraturan Pemerintah 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5007);

185 Lampiran 24
14. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 20 Tahun 2008;
15. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 77/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG


SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Kesatu
Batasan Istilah

Pasal 1

Dalam peraturan menteri ini yang dimaksud dengan:


1. Mutu pendidikan adalah tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat
diraih dari penerapan Sistem Pendidikan Nasional.
2. Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh
satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk
menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
3. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP
adalah subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan yang selanjutnya disebut
SPM adalah jenis dan tingkat pelayanan pendidikan minimal yang harus
disediakan oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan
atau program pendidikan, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten
atau kota sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38
Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
5. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut SNP adalah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan dan peraturan perundangan lain yang
relevan.

Lampiran 24 186
6. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP
adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 7
Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan Sumatera Barat, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa
Tengah, dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan.
7. Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal yang selanjutnya
disebut BPPNFI adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan
Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal.
8. Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal yang selanjutnya
P2PNFI adalah unit pelaksana teknis Departemen Pendidikan Nasional
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 8
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Ta ta Kerja Pusat Pengembangan
Pendidikan Nonformal dan Informal.
9. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP adalah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
10. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-
PT adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
11. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah yang selanjutnya disebut
BAN-S/M adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
12. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal yang selanjutnya disebut
BAN-PNF adalah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
13. Badan akreditasi provinsi yang selanjutnya disebut BAP adalah
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
14. Departemen adalah departemen yang menangani urusan pemerintahan
dalam bidang pendidikan nasional.
15. Menteri adalah menteri yang menangani urusan pemerintahan dalam
bidang pendidikan nasional.

187 Lampiran 24
Bagian Kedua
Tujuan Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 2

(1) Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan


kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh
Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang dicapai melalui penerapan SPMP.
(2) Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP
termasuk:
a. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau
informal;
b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional
dalam penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada
satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program
pendidikan, pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan
Pemerintah;
c. ditetapkannya secara nasional acuan mutu dalam penjaminan mutu
pendidikan formal dan/atau nonformal;
d. terpetakannya secara nasional mutu pendidikan formal dan nonformal
yang dirinci menurut provinsi, kabupaten atau kota, dan satuan atau
program pendidikan;
e. terbangunnya sistem informasi mutu pendidikan formal dan nonformal
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan
tersambung yang menghubungkan satuan atau program pendidikan,
penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah kabupaten
atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah.

Bagian Ketiga
Paradigma dan Prinsip Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 3

(1) Penjaminan mutu pendidikan menganut paradigma:


a. pendidikan untuk semua yang bersifat inklusif dan tidak mendiskriminasi
peserta didik atas dasar latar belakang apa pun;
b. pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik yang
memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi
insan pembelajar mandiri yang kreatif, inovatif, dan berkewirausahaan;
dan
c. pendidikan untuk perkembangan, pengembangan, dan/atau
pembangunan berkelanjutan (education for sustainable development),
yaitu pendidikan yang mampu mengembangkan peserta didik menjadi
rahmat bagi sekalian alam.

Lampiran 24 188
(2) Penjaminan mutu pendidikan dilakukan atas dasar prinsip:
a. keberlanjutan;
b. terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-target
capaian mutu yang jelas dan terukur dalam penjaminan mutu pendidikan
formal dan nonformal;
c. menghormati otonomi satuan pendidikan formal dan nonformal;
d. memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat berkelanjutan dengan
regulasi negara yang seminimal mungkin;
e. SPMP merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara
berkelanjutan.

Bagian Keempat
Cakupan Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 4

(1) Tingginya kecerdasan kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mengacu pada mutu kehidupan manusia
dan bangsa Indonesia yang komprehensif dan seimbang yang mencakup
sekurang-kurangnya:
a. mutu keimanan, ketakwaan, akhlak, budi pekerti, dan kepribadian;
b. kompetensi intelektual, estetik, psikomotorik, kinestetik, vokasional,
serta kompetensi kemanusiaan lainnya sesuai dengan bakat, potensi,
dan minat masing-masing;
c. muatan dan tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
yang mewarnai dan memfasilitasi kehidupan;
d. kreativitas dan inovasi dalam menjalani kehidupan;
e. tingkat kemandirian serta daya saing, dan
f. kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.
(2) Penjaminan mutu pendidikan meliputi:
a. penjaminan mutu pendidikan formal;
b. penjaminan mutu pendidikan nonformal; dan
c. penjaminan mutu pendidikan informal.

Bagian Kelima
Pembagian Peran dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 5

Penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan


atau program pendidikan.

189 Lampiran 24
Pasal 6

(1) Penyelenggara satuan atau program pendidikan wajib menyediakan


sumber daya yang diperlukan untuk terlaksananya penjaminan mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
(2) Penyelenggara satuan atau program pendidikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. penyelenggara satuan atau program pendidikan masyarakat;
b. pemerintah kabupaten atau kota;
c. pemerintah provinsi;
d. Pemerintah.
(3) Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d terdiri dari:
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, dan
kementerian/lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 7

(1) Penyelenggara satuan atau program pendidikan mensupervisi, mengawasi,


dan dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada
satuan atau program pendidikan dalam penjaminan mutu pendidikan.
(2) Pemerintah kabupaten atau kota mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi,
dan dapat memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan
kepada satuan atau progr am pendidikan sesuai kewenangannya dalam
penjaminan mutu pendidikan.
(3) Pemerintah provinsi mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat
memberi bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada
satuan atau program pendidikan sesuai kewenangannya dalam penjaminan
mutu pendidikan.
(4) Pemerintah mensupervisi, mengawasi, mengevaluasi, dan dapat memberi
bantuan, fasilitasi, saran, arahan,dan/atau bimbingan kepada satuan atau
program pendidikan sesuai kewenangannya dalam penjaminan mutu
pendidikan.

Pasal 8

(1) Pemerintah kabupaten atau kota wajib mensupervisi, mengawasi, dan


mengevaluasi, serta dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau
bimbingan kepada penyelenggara satuan pendidikan sesuai
kewenangannya berkaitan dengan penjaminan mutu satuan pendidikan.
(2) Pemerintah provinsi wajib mensupervisi, mengawasi, dan mengevaluasi,
serta dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada
pemerintah kabupaten atau kota dan/atau penyelenggara satuan
pendidikan sesuai kewenangannya berkaitan dengan penjaminan mutu
satuan pendidikan.

Lampiran 24 190
(3) Pemerintah wajib mensupervisi, mengawasi, dan mengevaluasi, serta
dapat memberi fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan kepada
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten atau kota, dan/atau
penyelenggara satuan pendidikan sesuai kewenangannya berkaitan
dengan penjaminan mutu satuan pendidikan.

BAB II
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN INFORMAL

Pasal 9

(1) Penjaminan mutu pendidikan informal dilaksanakan oleh masyarakat baik


secara perseorangan, kelompok, maupun kelembagaan.
(2) Penjaminan mutu pendidikan informal oleh masyarakat dapat dibantu
dan/atau diberi kemudahan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah.
(3) Bantuan dan/atau kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
berbentuk:
a. pendirian perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b. penyediaan bahan pustaka pada Perpustakaan Nasional, perpustakaan
daerah provinsi, perpustakaan daerah kabupaten atau kota,
perpustakaan kecamatan, perpustakaan desa, dan/atau taman bacaan
masyarakat (TBM);
c. pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau
pengoperasian perpustakaan milik masyarakat seperti perpustakaan di
tempat ibadah;
d. pemberian kemudahan akses ke sumber belajar multi media di
perpustakaan bukan satuan pendidikan formal dan nonformal.
e. pemberian bantuan dan/atau kemudahan pendirian dan/atau
pengoperasian toko buku kategori usaha kecil milik masyarakat di
daerah yang belum memiliki toko buku atau jumlah toko bukunya belum
mencukupi kebutuhan;
f. kebijakan perbukuan nonteks yang mendorong harga buku nonteks
terjangkau oleh rakyat banyak;
g. pemberian subsidi atau penghargaan kepada penulis buku nonteks dan
nonjurnal-ilmiah yang berprestasi dalam pendidikan informal;
h. pemberian penghargaan kepada media masa yang berprestasi dalam
menyiarkan atau mempublikasikan materi pembelajaran informal kepada
masyarakat;
i. pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang berprestasi
atau kreatif dalam menghasilkan film hiburan yang sarat pembelajaran
informal;
j. pemberian penghargaan kepada tokoh masyarakat yang berprestasi
atau kreatif dalam pembelajaran informal masyarakat ;
k. pemberian penghargaan kepada anggota masyarakat yang sukses
melakukan pembelajaran informal secara otodidaktif;

191 Lampiran 24
l. pemberian layanan ujian kesetaraan sesuai peraturan perundang-
undangan; serta
m. kegiatan lain yang membantu dan/atau mempermudah pembelajaran
informal oleh masyarakat.

BAB III
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN FORMAL DAN NONFORMAL

Bagian Kesatu
Acuan Mutu Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 10

(1) Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan


ditujukan untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu:
a. SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.
(2) Standar mutu pendidikan di atas SNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal
b. Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi
standar internasional tertentu.

Pasal 11

(1) SPM berlaku untuk:


a. satuan atau program pendidikan;
b. penyelenggara satuan atau program pendidikan;
c. pemerintah kabupaten atau kota; dan
d. pemerintah provinsi.
(2) SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan.
(3) Standar mutu di atas SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan
yang telah memenuhi SPM dan SNP.
(4) Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis
pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan
sedang dalam proses memenuhi SNP.

Pasal 12

(1) SPM ditetapkan oleh Menteri.


(2) SNP ditetapkan oleh Menteri.
(3) Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan
sesuai prinsip otonomi satuan pendidikan.

Lampiran 24 192
Pasal 13

(1) SNP bagi satuan atau program pendidikan nonformal dirumuskan


sedemikian rupa sehingga tidak menghilangkan atau mengurangi
keluwesan dan kelenturan pendidikan nonformal dalam melayani
pembelajaran peserta didik sesuai dengan3 kebutuhan, kondisi, dan
problematika yang dihadapi masing-masing peserta didik.
(2) Acuan mutu satuan atau program pendidikan formal adalah:
a. SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan
formal.
(3) Acuan mutu satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya
ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal adalah:
a. SPM;
b. Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Kompetensi Lulusan dalam
SNP yang berlaku bagi satuan atau program pendidikan formal yang
sederajat; dan
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b.
(4) Acuan mutu satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya
tidak ditujukan untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal
adalah:
a. SPM;
b. SNP yang berlaku bagi satuan atau program studi pendidikan nonformal
masing-masing; dan
c. Standar mutu di atas SNP sebagaimana dimaksud pada huruf b.

Bagian Kedua
Kerangka Waktu Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 14

(1) SPM harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan dalam rangka
memperoleh izin definitif pendirian satuan pendidikan atau pembukaan
program pendidikan.
(2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi oleh penyelenggara
satuan atau program pendidikan paling lambat 2 (dua) tahun setelah satuan
atau program pendidikan memperoleh izin prinsip untuk berdiri dan
beroperasi.

Pasal 15

(1) SPM yang berlaku bagi penyelenggara satuan pendidikan dipenuhi oleh
penyelenggara satuan pendidikan dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun
sejak ditetapkannya SPM yang bersangkutan.
(2) SPM yang berlaku bagi pemerintah kabupaten atau kota dipenuhi oleh
pemerintah kabupaten atau kota dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun
sejak ditetapkannya SPM yang bersangkutan.

193 Lampiran 24
(3) SPM yang berlaku bagi pemerintah provinsi dipenuhi oleh pemerintah
provinsi dalam waktu paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya SPM
yang bersangkutan.

Pasal 16

(1) SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara
satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam
kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis
satuan atau program pendidikan.
(2) Standar mutu di atas SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan
dan penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan
bertahap dalam kerangka waktu yang ditetapkan dalam rencana strategis
satuan atau program pendidikan.
(3) Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
menetapkan target-target terukur capaian mutu secara tahunan.

Bagian Ketiga
Tanggung Jawab dan Koordinasi Pem enuhan Standar Mutu Pendidikan

Pasal 17

Pemenuhan SPM menjadi tanggung jawab:


a. satuan atau program pendidikan formal atau nonformal;
b. penyelenggara satuan atau program pendidikan formal atau nonformal;
c. pemerintah kabupaten atau kota; dan
d. pemerintah provinsi.

Pasal 18

(1) Pemenuhan Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan,


Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan
Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar
Penilaian Pendidikan, masing-masing dalam SNP dan standar mutu di atas
SNP, menjadi tanggung jawab satuan pendidikan formal.
(2) Pemenuhan Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Kompetensi Lulusan
dalam SNP dan standar mutu di atas SNP menjadi tanggung jawab satuan
atau program pendidikan nonformal yang lulusannya ditujukan untuk
mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal.
(3) Pemenuhan SNP dan standar mutu di atas SNP menjadi tanggung jawab
satuan atau program pendidikan nonformal yang lulusannya tidak ditujukan
untuk mendapatkan kesetaraan dengan pendidikan formal.
(4) Penyediaan sumber daya untuk pemenuhan Standar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), menjadi tanggung jawab
penyelenggara satuan atau program pendidikan.

Lampiran 24 194
Pasal 19

(1) Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan secara nasional


dituangkan dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional yang
menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan.
(2) Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat provinsi
dituangkan dalam rencana strategis pendidikan provinsi yang menetapkan
target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan
dengan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.
(3) Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat kabupaten
atau kota dituangkan dalam rencana strategis pendidikan kabupaten atau
kota yang menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan
secara tahunan dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Provinsi
dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.
(4) Program koordinasi penjaminan mutu pendidikan pada tingkat
penyelenggara satuan atau program pendidikan dituangkan dalam rencana
strategis penyelenggara satuan atau program pendidikan yang menetapkan
target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan dan sejalan
dengan Rencana Strategis Pendidikan Kabupaten atau Kota yang
bersangkutan, Rencana Strategis Pendidikan Provinsi yang bersangkutan ,
dan Rencana Strategis Pendidikan Nasional.
(5) Program penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan
dituangkan dalam rencana strategis satuan atau program pendidikan yang
menetapkan target-target terukur capaian mutu pendidikan secara tahunan
dan sejalan dengan Rencana Strategis Pendidikan Penyelenggara satuan
atau program pendidikan yang bersangkutan, Rencana Strategis
Pendidikan Kabupaten atau Kota yang bersangkutan, Rencana Strategis
Pendidikan Provinsi yang bersangkutan, dan Rencana Strategis Pendidikan
Nasional.

Bagian Keempat
Jenis Kegiatan Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 20

(1) Kegiatan penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal terdiri atas:
a. penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
b. penetapan SPM;
c. penetapan SNP;
d. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu
pendidikan oleh penyelenggara satuan pendidikan atau penyelenggara
program pendidikan;

195 Lampiran 24
e. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu tingkat
satuan pendidikan oleh satuan atau program pendidikan;
f. pemenuhan standar mutu acuan oleh satuan atau program pendidikan;
g. penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan sesuai dengan acuan
mutu;
h. penyediaan sumber daya oleh penyelenggara satuan atau program
pendidikan;
i. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
Pemerintah;
j. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
pemerintah provinsi;
k. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
pemerintah kabupaten atau kota;
l. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
penyelenggara satuan atau program pendidikan;
m. pemberian bantuan dan/atau saran oleh masyarakat;
n. supervisi dan/atau pengawasan oleh Pemerintah;
o. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah provinsi;
p. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah kabupaten atau kota;
q. supervisi dan/atau pengawasan oleh penyelenggara satuan atau
program pendidikan;
r. pengawasan oleh masyarakat ;
s. pengukuran ketercapaian standar mutu acuan; dan
t. evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota.
(2) Pengukuran ketercapaian standar mutu acuan dilakukan melalui:
a. audit kinerja;
b. akreditasi;
c. sertifikasi; atau
d. bentuk lain pengukuran capaian mutu pendidikan.

Bagian Kelima
Tanggung Jawab Menteri Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 21

(1) Menteri menetapkan regulasi nasional penjaminan mutu pendidikan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan;
(2) Menteri menetapkan SPM yang berlaku bagi satuan atau program
pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah
kabupaten atau kota, dan pemerintah provinsi;
(3) Menteri menetapkan SNP yang berlaku bagi satuan atau program
pendidikan.
(4) Menteri menetapkan program koordinasi penjaminan mutu pendidikan
secara nasional dalam Rencana Strategis Pendidikan Nasional.

Lampiran 24 196
(5) Menteri melakukan evaluasi pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan
secara nasional dan dampaknya pada peningkatan kecerdasan kehidupan
bangsa.

Pasal 22

(1) Menteri memetakan secara nasional pemenuhan SPM oleh satuan


pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan, pemerintah
kabupaten atau kota, dan pemerintah provinsi melalui Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen.
(2) Dalam pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menyangkut
satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
bekerjasama dengan LPMP, P2PNFI, B PPNFI, Departemen Agama, dan
Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan
pendidikan.

Pasal 23

(1) Menteri memetakan secara nasional pemenuhan SNP oleh satuan atau
program pendidikan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen.
(2) Dalam pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang menyangkut
satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
bekerjasama dengan LPMP, P2PNFI, BPPNFI, dan Departemen Agama,
dan Kementerian/Lembaga pemerintah lainnya penyelenggara satuan
pendidikan.

Pasal 24

(1) Menteri menyelenggarakan Ujian Nasional pendidikan dasar dan


pendidikan menengah melalui BSNP sesuai dengan peraturan perundang-
undangan untuk mengukur ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan
pendidikan formal dan nonformal kesetaraan.
(2) Menteri melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen,
memetakan capaian nilai Ujian Nasional dan tingkat kejujuran pelaksanaan
ujian nasional menurut:
a. satuan pendidikan;
b. kabupaten atau kota;
c. provinsi; dan
d. nasional.

197 Lampiran 24
Pasal 25

(1) Menteri mengakreditasi satuan atau program pendidikan melalui BAN-S/M,


BAN-PT, dan BAN-PNF.
(2) Atas dasar akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan peta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24, Menteri
melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen memetakan
secara nasional dan komprehensif mutu satuan atau program pendidikan
formal dan nonformal menurut:
a. satuan atau program pendidikan;
b. kabupaten atau kota; dan
c. provinsi;
(3) Peta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan sedemikian rupa
sehingga merefleksikan:
a. capaian mutu pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; dan
b. kualitas pelaksanaan pendidikan untuk perkembangan, pengembangan,
dan/atau pembangunan berkelanjutan.

Bagian Keenam
Tanggung Jawab Departemen, Departemen Agama, dan
Kementerian/Lembaga Pemerintah Lainnya
Penyelenggara Satuan Pendidikan Formal Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 26

(1) Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah


lainnya penyelenggara satuan pendidikan menetapkan regulasi teknis
penjaminan mutu pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan kewenangan masing-masing.
(2) Keterlibatan Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga
pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan dalam penjaminan
mutu satuan pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan
pendidikan.

Pasal 27

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, dan pemberian fasilitasi, saran, arahan,


bimbingan, dan/atau bantuan oleh Departemen kepada satuan atau
program pendidikan dilaksanakan oleh unit kerja terkait sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) Inspektorat Jenderal Departemen melakukan audit kinerja terhadap:
a. Kantor Pusat Unit Utama Departemen;
b. LPMP;
c. P2PNFI;
d. BPPNFI;

Lampiran 24 198
e. BSNP;
f. BAN-PT;
g. BAN-S/M; dan
h. BAN-PNF,
terkait keterlibatan masing-masing dalam penjaminan mutu pendidikan.
(3) Departemen mengembangkan sistem informasi nasional mutu pendidikan
formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan:
a. satuan atau program pendidikan;
b. pemerintah kabupaten atau kota;
c. pemerintah provinsi;
d. Departemen Agama; dan
e. kementerian/lembaga pemerintah lain penyelenggara satuan pendidikan.
(4) Untuk menjamin interoperabilitas sistem informasi, Menteri menetapkan
standar sistem informasi mutu pendidikan yang mengikat semua satuan
atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah kabupaten atau kota, pem erintah provinsi, Departemen,
Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lain
penyelenggara satuan pendidikan.

Pasal 28

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,


arahan, dan/atau bimbingan oleh Departemen Agama kepada satuan atau
program pendidikan dilaksanakan oleh unit kerja terkait sesuai peraturan
perundang-undangan.
(2) Inspektorat Jenderal Departemen Agama melakukan audit kinerja
terhadap :
a. unit kerja di Departemen Agama yang terkait dengan penjaminan mutu
pendidikan;
b. kantor wilayah Departemen Agama; dan
c. kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota.
terkait keterlibatan masing-masing dalam penjaminan mutu pendidikan.
(3) Departemen Agama mengembangkan sistem informasi nasional mutu
pendidikan formal dan nonformal agama dan keagamaan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring
yang menghubungkan:
a. satuan atau program pendidikan; dan
b. Departemen.
(4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kompatibel dan
memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

199 Lampiran 24
Pasal 29

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,


arahan, dan/atau bimbingan oleh kementerian/lembaga lain penyelenggara
satuan pendidikan kepada satuan atau program pendidikan dilaksanakan
sesuai peraturan perundang-undangan.
(2) Inspektorat Jenderal atau Inspektorat Utama kementerian/lembaga
pemerintah lainnya penyelenggara satuan pendidikan melakukan audit
kinerja terhadap unit kerjanya yang terlibat dalam penjaminan mutu
pendidikan.
(3) Kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan pendidikan formal
mengembangkan sistem informasi mutu satuan pendidikan berbasis
teknologi informasi dan komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring
yang menghubungkan:
a. satuan pendidikan; dan
b. Departemen.
(4) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kompatibel dan
memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

Pasal 30

Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya


penyelenggara satuan pendidikan menyediakan biaya akreditasi satuan atau
program pendidikan formal atau nonformal sesuai kewenangannya masing-
masing.

Pasal 31

Departemen, Departemen Agama, dan kementerian/lembaga pemerintah lainnya


penyelenggara satuan pendidikan berkewajiban mendukung sepenuhnya
pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri.

Bagian Ketujuh
Tanggung Jawab Pemerintah Provinsi Da lam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 32

(1) Pemerintah provinsi menetapkan regulasi penjaminan mutu pendidikan


sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundang-undangan.
(2) Keterlibatan pemerintah provinsi dalam penjaminan mutu satuan atau
program pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan.

Lampiran 24 200
Pasal 33

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,


arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau
program pendidikan formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3)
dilakukan bekerjasama dan berkoordinasi dengan LPMP.
(2) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,
arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau
program pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(3) dilakukan bekerjasama dan berkoordinasi dengan P2PNFI atau BPPNFI.
(3) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,
arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah provinsi kepada satuan atau
program pendidikan memperhatikan pertimbangan dari dewan pendidikan
provinsi, BAN-S/M, dan/atau BAN-PNF.
(4) Inspektorat provinsi melakukan audit kinerja terhadap unit pelaksana teknis
daerah yang terlibat dalam penjaminan mutu pendidikan.
(5) Pemerintah provinsi melalui BAP membantu BAN-S/M dalam pelaksanakan
akreditasi satuan pendidikan formal di provinsi yang bersangkutan.
(6) Pemerintah provinsi membantu BSNP dalam pelaksanakan Ujian Nasional
di wilayahnya dengan penuh kejujuran sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
(7) Pemerintah provinsi mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan
formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan:
a. satuan atau program pendidikan;
b. pemerintah kabupaten atau kota; dan
c. Departemen.
(8) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) kompatibel dan
memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).
(9) Dalam pengembangan sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) pemerintah provinsi dapat bekerjasama dengan LPMP dan P2PNFI,
atau BPPNFI.

Pasal 34

Pemerintah provinsi berkewajiban mendukung sepenuhnya pemetaan mutu


satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri.

201 Lampiran 24
Bagian Kedelapan
Tanggung Jawab Pemerintah Kabupaten atau Kota
Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 35

(1) Pemerintah kabupaten atau kota menetapkan regulasi penjaminan mutu


pendidikan sesuai dengan kewenangannya dan peraturan perundang-
undangan.
(2) Keterlibatan pemerintah kabupaten atau kota dalam penjaminan mutu
satuan atau program pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan
pendidikan

Pasal 36

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,


arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada
satuan atau program pendidikan formal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) dilakukan dengan mengikuti arahan dan binaan pemerintah
provinsi dan LPMP.
(2) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,
arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada
satuan atau program pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (2) dilakukan dengan mengikuti arahan dan binaan pemerintah
provinsi dan P2PNFI atau BPPNFI.
(3) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,
arahan, dan/atau bimbingan oleh pemerintah kabupaten atau kota kepada
satuan atau program pendidikan memperhatikan pertimbangan dari dewan
pendidikan kabupaten atau kota.
(4) Inspektorat kabupaten atau kota melakukan audit kinerja terhadap unit
pelaksana teknis daerah yang terlibat dalam penjaminan mutu pendidikan.
(5) Pemerintah kabupaten atau kota membantu BSNP dalam pelaksanakan
Ujian Nasional di wilayahnya dengan penuh kejujuran sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(6) Pemerintah kabupaten atau kota mengembangkan sistem informasi mutu
pendidikan formal dan nonformal berbasis teknologi informasi dan
komunikasi yang andal, terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan:
a. satuan atau program pendidikan;
b. pemerintah provinsi; dan
c. Departemen.
(7) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kompatibel dan
memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

Lampiran 24 202
(8) Dalam pengembangan sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) pemerintah kabupaten atau kota dapat bekerjasama dengan LPMP dan
P2PNFI atau BPPNFI.

Pasal 37

Pemerintah kabupaten atau kota berkewajiban mendukung sepenuhnya


pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri.

Bagian Kesembilan
Tanggung Jawab Penyelenggara Satuan Pe ndidikan atau Program Pendidikan
Dalam Penjaminan Mutu Pendidikan

Pasal 38

(1) Supervisi, pengawasan, evaluasi, serta pemberian bantuan, fasilitasi, saran,


arahan, dan/atau bimbingan oleh penyelenggara satuan pendidikan kepada
satuan pendidikan menjunjung tinggi prinsip otonomi satuan pendidikan.
(2) Penyelenggara satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur
operasional standar (POS) untuk memenuhi Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependi dikan, dan Standar Pembiayaan
yang ditetapkan Menteri dalam SNP.
(3) Penyelenggara satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM
dan SNP menetapkan prosedur operasional standar (POS) untuk
memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pe ndidik dan Tenaga
Kependidikan, dan Standar Pembiayaan di atas SNP yang dipilih oleh
satuan atau program pendidikan yang diselenggarakannya.

Pasal 39

Penyelenggara satuan atau program pendidikan formal menyediakan


sumberdaya yang diperlukan satuan pendidikan yang diselenggarakannya untuk
memenuhi Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, dan Standar Pembiayaan.

Bagian Kesepuluh
Penjaminan Mutu Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan atau Program Pendidikan

Pasal 40

(1) Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh
pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan.
(2) Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan dipimpin oleh
pemimpin satuan atau program pendidikan.

203 Lampiran 24
(3) Komite sekolah/madrasah memberi bantuan sumberdaya, pertimbangan,
arahan, dan mengawasi sesuai kewenangannya terhadap penjaminan mutu
oleh satuan pendidikan.
(4) Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai prinsip
otonomi satuan pendidikan untuk mendorong tumbuhnya budaya kreativitas,
inovasi, kemandirian, kewirausahaan, dan akuntabilitas.
(5) Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan tinggi dilaksanakan sesuai prinsip
otonomi keilmuan.
(6) Satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur operasional standar
(POS) penjaminan mutu satuan atau program pendidikan.

Pasal 41

Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk:


a. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak
ditetapkannya izin prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau
program pendidikan;
b. secara bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam
rencana strategis satuan atau program pendidikan memenuhi SNP;
c. secara bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi
SPM dan SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam
rencana strategis satuan pendidikan memenuhi standar mutu di atas SNP
yang dipilihnya.

Pasal 42

Semua satuan atau program pendidikan wajib melayani audit kinerja penjaminan
mutu yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten atau kota sesuai kewenangannya.

Pasal 43

Semua satuan atau program pendidikan wajib mengikuti akreditasi yang


diselenggarakan oleh BAN-S/M, BAN-PT, atau BAN-PNF sesuai kewenangan
masing-masing.

Pasal 44

Satuan atau program pendidikan dapat mengikuti sertifikasi mutu pendidikan


untuk:
a. lembaganya;
b. pendidik atau tenaga kependidikannya; dan/atau
c. peserta didiknya.

Lampiran 24 204
Pasal 45

(1) Satuan atau program pendidikan mengembangkan sistem informasi mutu


pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang andal,
terpadu, dan dalam jejaring yang menghubungkan:
a. penyelenggara satuan pendidikan;
b. pemerintah kabupaten atau kota yang bersangkutan;
c. pemerintah provinsi yang bersangkutan;
d. Departemen Agama, bagi satuan atau program pendidikan agama dan
keagamaan;
e. kementerian/lembaga lain penyelenggara satuan atau program
pendidikan; dan
f. Departemen.
(2) Sistem informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kompatibel dan
memiliki interoperabilitas dengan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27 ayat (3) dan ayat (4).

Pasal 46

Satuan atau program pendidikan berkewajiban mendukung sepenuhnya


pemetaan mutu satuan atau program pendidikan yang dilakukan oleh Menteri.

BAB IV
SANKSI

Pasal 47

(1) Pimpinan satuan atau program pendidikan yang melanggar peraturan ini
disanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Pejabat atau fungsionaris penyelenggara satuan atau program pendidikan
yang melanggar peraturan ini disanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Semua peraturan yang terkait dengan penjaminan mutu pendidikan dinyatakan


masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti
berdasarkan Peraturan Menteri ini.

205 Lampiran 24
Pasal 49

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 September 2009

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD.

BAMBANG SUDIBYO

Salinan sesuai dengan aslinya.


Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,

Dr. A. Pangerang Moenta, S.H.,M.H.,DFM.


NIP. 196108281987031003

Lampiran 24 206
LAMPIRAN 25
PENGURUS APSI

Pengurus Pusat
1. Drs. H. Endang Abutarya, M.Pd. Ketua Umum
2. Drs. H. Daliman Sofyan, M.Pd. Sekretaris Jenderal
Alamat Sekretariat:
Komp. SMAN 70 Jakarta
Jl. Bulungan, Blok C, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Tlp. 021-7252311
Fax. 7252311

Pengurus Provinsi

No. Provinsi Ketua dan Alamat


1 Aceh Dra. Hj. Cut Malawati, M.Pd.
Dinas Pend. Pemuda dan Olahraga
Jl. Tengku Hamzah Bendahara
Lhokseumawe NAD
2 Babel Drs. M. Tahzi
3 Bali Dra. Made Mas Suartini, M.Pd.
4 Banten Drs. Asep Komar Hidayat
Jl. Siliwangi, Kampung Jaura
Rt. 02/02 Rangkas Bitung Timur
Rangkas Bitung
TLP. 0252-280931
5 Bengkulu Herman Zawawi, SE, MM.Pd.
Jl. Danau 12 No. 29 Rt. 03/01
Panorama, Bengkulu
6 DIY Drs. Subakir
Dinas Pend. Kulonprogo
Jl. Sutijab Wates (Kantor)
Pedukuhan X, Rt. 040/020 Krembang
Panjatan Kulonprogo DIY (Rumah)
7 DKI Drs. H.M. Takdir, MM.
SMAN 70 Jakarta
Jl. Bulungan, Keb. Baru, Jakarta Selatan
8 Gorontalo Yusuf F. PUHI, S.PD.
Jl. Pilohayangan No. 269
Kel. Hulawa Rt. 03/01 Telaga
Gorontalo 96181
TLP. 0435838386, 085240308730
9 Jabar Drs. Yadi Rochyadi, M.SC.
Jl. Silih Asih No. 18 Cipamokocan Rt. 03/04 Rancasari,

207 Lampiran 25
No. Provinsi Ketua dan Alamat
Bandung, Jabar
TLP. 022-7566594, 0818210871
10 Jambi Drs. Dasril Mansyur, M.Pd.
Jl. H. Ibrahim Rt. 22 No. 105 Rawasari, Jambi PO BOX
36125
HP. 08127471271
11 Jateng Drs. Edi Sadono
Ketua Apsi Prov.Jawa Tengan
D.A. Dinas P Dan K Prov. Jateng
Jl. Pemuda 134/ 136 Semarang 50132
TLP. 024-35153301
12 Jatim A.D. Nugrogo, M.Si.
Ketua APSI Provinsi Jawa Timur
D.A. Dinas Pendidikan, Jatim
Ruang Pengawas Sekolah
Jl. Genteng Kali 33
Surabaya Fax. 0318292585
13 Kalbar Ketua APSI Prov. Kalbar
Bapak. Drs. Boyli Rasyidi
Dinas Pendidikan Prov. Kalbar
Gedung Lama lantai 2
Jl. Sutan Syahrir No. 7 Pontianak
14 Kalsel Ir Abdus Sani
Dinas Pendidikan Kab. Tapin
Jl. Brigjen H. Hasan Basri Km 2
Rantau Kalsel Kp. 71111
Hp. 081348146930
15 Katim Drs. Ibrahim Amir, MM.
Komp. Perumahan Guru Sd
Jl. A. Wahab Syahrani No. 69
Air Putih Samarinda Ulu Kaltim Tlp. 0541 766508
16 Kalteng Drs. Dewalt Amit
Jl. Damang Batu No. 14 Palangkaraya
Prov. Kalimantan Tengah
17 Kepri Dra. Dewi Kumalasari
Jl. Peralatan Km. 7 No. 3
Komp. Pemda Depan PU
Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
18 Lampung DRS. SUTJIPTO
Griya Sejahtera Blok L No. 11
Gunung Terang Bandar Lampung 35152

Lampiran 25 208
No. Provinsi Ketua dan Alamat
TLP. 706911, 08127906193
19 Maluku Ir. Ny. A.D. Hehahia, M.Si.
20 Malut
21 NTB Drs. H. Muhadis Said
Jl. Parawisata Sandik Batulayar, Lobra Ntb
HP. 081339624017
22 NTT Drs. M.Z. Yusak Bessie
23 Papua
24 Papua Barat
25 Riau Hadimiharja, S.Pd.MP.
Bep Dinas Pendidikan Riau
Jl. Sultan Syarif Kasim No. 119
Pekanbaru
26 Sulbar Drs. Abdul Kadir Capatu, M.Pd
27 Sulteng Bapak Melong Kaseng
Jl. Samudra Iii, No. 3
Bumi Bahari, Palu,
Sulawesi Tengah
28 Sulsel H. A.M. Akbar Amri
Jl. H. Daeng Tata Komp. Hartaco Indah
Blok 2F No. 6 Kel PR Tambung
Rt. 002/06 Tamalate Makassar
29 Sultra Drs. Maksimum Boonde, M.Pd.
Dinas Diknas Kota Kendari
Jl. Balai Kota Iii/ 44 Kendari
Sulawesi Tenggara Kp. 93117
30 Sulut Drs. A.S.P. Mongan, M.Sc.Ed.
31 Sumbar Drs. Federda E.
d.a.Kasi Kurikulum TK/SD
Dinas Pend. Pemuda dan Olahraga
Sumatera Barat
Komp. BLPT Jl. M. Yunus Lubuk Lintah Padang,
Sumatera Barat
32 Sumsel Ali Idrus Ishak, SH.
Jl. Gotong Royong Lr. Teladan No. 1
Rt. 32/ 09 Kelurahan Demang Lebar Daun
Palembang
33 Sumut Drs. Gunawan Ginting
Ketua APSI Prov. Sumut
Jl. Bunga Mawar XIII No. 3 Pasar 5
Padang Bulan, Medan

209 Lampiran 25

Anda mungkin juga menyukai