Gejala Transien
Gejala Transien
0.2ms/div R1 () Gambar
4.4ms 4.4ms 5V
1.8V 1.8V
2
Halaman
0.2ms/div 1ms/div
Secara teoretis, time constant berhubungan langsung VC1t1 aktual = 0.62ms, VC1t1 = 0.48ms
dengan nilai R dan C. Hal ini terlihat pada
VC1t2 aktual = 1.04ms, VC1t2 = 0.84ms
percobaan ini bahwa perubahan nilai kapasitor
memang merubah nilai time constant. Nilai VC2t2 aktual = 1.44ms,VC2t2 = 0.84ms
kapasitor yang lebih besar memberikan nilai time
constant yang lebih besar. Hal ini terlihat dengan Tabel 4.5 Hasil percobaan dengan nilai C2
grafik yang lebih landai. Resistor juga memiliki efek diubah-ubah
seperti ini pada percobaan sebelumnya. Hasil pada tabel 4.3 kurang lebih memberikan
Namun, kapasitor juga memiliki pengaruh pada gambaran yang sama dengan uraian hasil tabel 4.4.
aspek lain. Pada percobaan pertama nilai tegangan Perbedaannya ada pada nilai tegangan akhir. Untuk
akhir antara C1 dan C2 sama. Pada saat nilai resistor C2 yang lebih besar nilai kapasitornya, tegangan
diubah-ubah tidak ada perubahan pada tegangan akhir yang tercapai menjadi lebih kecil. Hal ini
akhir. Namun, pada saat nilai kapasitor diubah-ubah mungkin disebabkan karena kondisinya adalah C2
nilai tegangan akhir juga ikut berubah. Hal ini tidak menerima muatan dari C1 sehingga kapasitansi yang
terjadi ketika nilai resistor diubah-ubah. Hal ini lebih besar pada C2 menuntut C1 untuk melepas
mungkin disebabkan kapasitor adalah komponen lebih banyak energi dalam bentuk muatan sehingga
yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi tegangan akhir yang tercapai mengecil (C1
dan mengalirkannya pada kondisi tertentu. menurunkan tegangan lebih besar). Perbedaan hasil
Perubahan nilai kapasitor tentu akan merubah percobaan dengan perhitungan secara teoretis pada
kemampuannya dalam menyimpan dan menyaluran time constant mungkin disebabkan oleh dua hal
4
energi (muatan). Hal ini berakibat langsung pada yaitu kesalahan pembacaan pada osiloskop karena
Halaman
tegangan akhir yang bisa dicapai oleh kedua ketelitian yang tidak cukup tinggi dan nilai aktual
kapasitor. Nilai kapasitor yang lebih besar tiap-tiap komponen berbeda dengan nilai idelanya.
memberikan tegangan akhir yang lebih besar. Pada percobaan 1 dan 2 digunakan sinyal
sinkronisasi. Hal ini ditujukan untuk mengatur adanya resistansi di dalam rangkaian. Kemungkinan
saklar otomatis yang digunakan pada percobaan kali besar resistansi kontak on pada rangkaian analog
ini sehingga kombinasi on dan off bisa secara switch 4066 yang menyebabkan hal ini. Adanya
otomatis terjadi. resistansi ini menyebabkan energi dari kapasitor
tidak sepenuhnya terserap oleh induktor tetapi
4.3 Percobaan 3 sebagian dipakai oleh analog switch tersebut.
Berikut hasil percobann rankgaian summer.
5. Kesimpulan
Rangkaian yang memiliki komponen penyimpan
C2 (F) Gambar energi di dalamnya akan mengalami gejala transien
karena komponen tersebut diisi energinya sehingga
0.2V/div
mngalami kenaikan (tegangan atau arus) ataupun
220n
30s 0.7V komponen tersebut melepas energinya sehingga
mengalami penurunan (tegangan atau arus). Time
constant suatu rangkaian yang memiliki komponen
penyimpan energi ditentukan oleh kapasitansi,
40s/div resistansi, dan induktansi pada rangkaian tersebut.
Time constant ini memengaruhi seberapa besar
0.2V/div perubahan tegangan atau arus terhadap waktu. Suatu
470n rangkaian yang teridiri dari komponen resistor,
56s 0.5V
kapasitor dan induktor akan menghasilkan
gelombang sinusoid yang teredam. Pereedaman
yang terjadi disebabkan oleh adanya komponen
40s/div resistor yang menghabiskan energi.