Anda di halaman 1dari 5

GEJALA TRANSIEN

Praktikan: Wigati Agdy Surya (13208105)


Asisten: Khrisna D.
Waktu Percobaan: 16 Oktober 2009
EL2193
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak c. Sumber daya DC (1 buah)


d. Multimeter (2 buah)
Percobaan rangkaian operational amplifier bertujuan untuk e. Kabel 4mm-4mm (max.10
mengetahui penggunaan operational amplifier dan rangkaian- buah)
rangkaian standar yang bisa dibangun dengan operational
f. Kabel BNC-4mm (max.3
amplifier. Percobaan ini meliputi penyusunan beberapa
macam rangkaian dengan operational amplifier, pengukuran buah)
tegangan input dan pengukuran tegangan output dari
rangkaian yang telah disusun. Hasil dari percobaan ini 3.2 Langkah kerja
menunjukkan bahwa berbagai macam jenis rangkaian 3.2.1 Percobaan 1
operatinoal amplifier memiliki karkateristik masing-masing a. Pastikan kapasitor dalam keadaan kosong
jika dilihat dari perubahan yang terjadi antara teganagan
dengan menghubungsingkatkan kedua kakinya.
input dan tegangan output.
b. Susun rangkaian seperti gambar di bawah ini
Kata kunci: operational amplifier dengan nilai komponen sesuai tabel 3.1.
1. Pendahuluan

Sebuah rangkaian yang terdiri atas resistor dan


kapasitor atau induktor memiliki karakteristik
tertentu. Kemampan transistor dan kapasitor untuk
menyimpan energi menyebabkan komponen ini
mampu untuk menjadi sumber tegangan pada
kondisi tertentu. Pelepasan energi oleh komponen
Gambar 3.1 Skema rangkaian percobaan
tersebut ternyata merupakan satu fenomena
tersendiri dan sering disebut sebagi gejala transien. R1 2,2K
R2 4,7K
Praktikum ini mencoba menggambarkan gejala C1 220nF
transien yang terjadi pada rangkaian RC. Tujuan dari C2 470nF
praktikum kali ini antara lain mempelajari respon Tabel 3.1 Nilai komponen
natural, respon paksa, dan respon lengkap dari suatu c. Siapkan osiloskop dan kalibrasi dulu.
rangkaian yang mengandung komponen penyimpan d. Hubungkan kabel power supply AC dari kit
tenaga. Tujuan kedua adlah melakukan pengukuran transien ke jala-jala.
arus dan tegangan transient pada rangkaian RC. e. Pergunakan sinyal Vcontrol S1 sebagai
sinyal sinkronisasi.
2. Dasar Teori
f. Gunakan channel 1 osiloskop untuk melihat
tegangan yang terjadi di C1 (Vc1), catat plot
Ada beberapa dasar teoretis yang berkaitan dengan
percobaan kali ini tegangan waktu.
g. Gunakan channel 2 osiloskop untuk melihat
2.1 Gejala Transien tegangan yang terjadi di C2 (Vc2), catat plot
tegangan waktu.
Gejala transien terjadi pada rangkaian-rangkaian h. Gunakan kedua channel osiloskop dengan
yang memililki komponen penyimpan energi di fungsi DUAL, plot secara detail gabungan
dalamnya seperti induktor atau kapasitor. Gejala ini
muncul karena energi yang diterima oleh komponen antara Vc1,Vc2, dan waktu.
tersebut tidak bisa berubah seketika. Energi yang i. Catat hasil percobaan.
dimaksud berupa arus pada induktor dan tegangan
pada kapasitor. 3.2.2 Percobaan 2
1

3. Metodologi a. Lakukan kembali percobaan 1 dengan 2 nilai


Halaman

3.1 Alat dan Bahan R1 berbeda dan komponen lain tetap.


a. Kit transien (1 buah)
b. Osiloskop (1 buah)
b. Lakukan kembali percobaan 1 dengan 2 nilai
R2 berbeda dan komponen lain tetap. Vc1-Vc2 1V/div
c. Lakukan kembali percobaan 1 dengan 2 nilai
C1 berbeda dan komponen lain tetap. 4.4ms 5V
d. Lakukan kembali percobaan 1 dengan 2 nilai
1.8V
C2 berbeda dan komponen lain tetap.
e. Catat hasil percobaan. 0.2ms/div

3.2.3 Percobaan 3 VC1t1 aktual = 0.62ms, VC1t1 =


0.48ms
a. Susun rangkaian di bawah ini.
VC1t2 aktual = 0.72ms, VC1t2 =
0.7ms

VC2t2 aktual = 0.82ms,VC2t2 =


0.7ms

Tabel 4.1 Hasil percobaan 1 dengan R1=2,2K,


Gambar 3.3 Skema rangkaian percobaan 3 R2=4,7K, C1=220nF, C2=470nF
Analisis:
b. Amati tegangan pada titik E (petunjuk: atur Pada saat saklar 1 on dan saklar 2 off C1 diisi
setting pada osiloskop menjadi 0,2V/div,x5 sehingga tegangannya naik hingga 5 volt. Ketika
40mikrosekon,slope turun, dan external trigger saklar 2 on dan sakalr 1 off maka C1 akan
dari VCS4). melepas energinya dan mengisi C2 hingga tercapai
c. Amati perubahan tegangan untuk nilaiC2 yang tegangan yang sama (steady state). Tercapainya
berbeda. tegangan yang sama ini kemungkinan karena pada
d. Catat hasil percobaan. tegangan yang sama antara kedua kapasitor tidak
akan terjadi arus sehingga muatan tidak akan
4. Hasil dan Analisis mengalir lagi.
Berikut ini adalah hasil dan analisis dari percobaan EWB memberikan hasil yang berbeda dengan
yang telah dilakukan. tegangan steady state tercapai pada 1,6 volt. Pada
tabel juga terdapat perbedaan antara time constant
4.1 Percobaan 1 pada C1 dan C2 saat saklar 2 on yang seharusnya
Hasil: keduanya memiliki nilai yang sama. Hal ini mungkin
disebabkan adanya kesalahan pembacaan hasil pada
layar osiloskop atau adanya perbedaan antara nilai
Tegangan Gambar aktual dan ideal resistor. EWB memungkinkan kita
untuk melihat nilai dengan ketelitian yang lebih
tinggi dan nilai-nilai ideal.
Vc1 1V/div

4.4ms 5V 4.2 Percobaan 2


Berikut hasil dari percobaan ini.
1.8V

0.2ms/div R1 () Gambar

Vc2 1V/div 1K 2V/div

4.4ms 4.4ms 5V

1.8V 1.8V
2
Halaman

0.2ms/div 1ms/div

Saat t1=1ms nilai Vc1=4.8V


Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=2.7V

Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=1.3V


R2 () Gambar
VC1t1 aktual =0.31ms ,VC1t1 = 0.48ms
2V/div
VC1t2 aktual =0.78ms , VC1t2 = 0.70ms 2.2K
5V
VC2t2 aktual = 0.78ms,VC2t2 = 0.70ms
1.8V

4.7K 2V/div 1ms/div

4.4ms 5V Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=2V

1.8V Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=1.6V

1ms/div VC1t1 aktual = 1.2ms,VC1t1 = 1.03ms

Saat t1=1ms nilai Vc1=1.3V VC1t2 aktual = 0.36ms, VC1t2 = 0.329ms

Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=2.8V VC2t2 aktual = 0.45ms,VC2t2 = 0.329ms

Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=1.2V 2V/div


10K
VC1t1 aktual = 1.2ms,VC1t1 = 1.03ms 5V

VC1t2 aktual =0.72ms , VC1t2 = 0.70ms 1.8V

VC2t2 aktual = 0.91ms,VC2t2 = 0.70ms 1ms/div

Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=3.6V


Tabel 4.2 Tabel Hasil Percobaan dengan R1
diubah-ubah Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=0.8V

VC1t1 aktual = 1.2ms,VC1t1 = 1.03ms


Melihat data time constant di atas, tampak bahwa
dengan adanya perubahan nilai resistor nilai time VC1t2 aktual = 1.74ms, VC1t2 = 1.4ms
constant juga berubah. Semakin besar nilai resistor
semakin besar pula nilai time constant yang VC2t2 aktual = 1.70ms,VC2t2 = 1.4ms
dihasilkan. Pada grafik, hal ini dibuktikan dengan
bentuk gelombang yang lebih curam pada nilai Tabel 4.3 Tabel hasil percobaan dengan R2
resistor yang lebih kecil. diubah-ubah
Bentuk grafik yang lebih curam menunjukkan Hasil pada tabel 4.3 juga memberi gambaran yang
perubahan tegangan terhadap waktu yang lebih kurang lebih sama sama dengan hasl pada tabel 4.2.
cepat. Ini sesuai dengan nilai time constant yang
lebih kecil akan memberikan nilai konstanta s pada
fungsi tegangan yang lebih besar sehingga
perubahan tegangan terhadap waktu lebih besar. C1 (F) Gambar
Perbedaan antara nilai aktual dengan nilai ideal time
2V/div
constant pada tabel di atas mungkin disebabkan
100n
kesalahan pembacaan pada layar osiloskop atau nilai 5V
komponen yang tidak persis sama dengan yang
tertera pada badan komponen. 1.2V
3

Perbedaan hasil dengan EWB hanya terletak pada


ketelitian nilai tegangan dan time constant. Namun 1ms/div
Halaman

perubahan time constant yang menjadi lebih besar


juga terjadi pada simulasi dengan EWB. Saat t1=1ms nilai Vc1=4.8V
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=2V
C2 (F) Gambar
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=1.2V
2V/div
VC1t1 aktual = 0.31ms,VC1t1 = 0.22ms 220n
5V
VC1t2 aktual = 0.64ms, VC1t2 = 0.38ms
2.4V
VC2t2 aktual = 0.4ms,VC2t2 = 0.38ms
1ms/div
2V/div
470n Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=3V
5V
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=2.2V
2.4V
VC1t1 aktual = 0.62ms, VC1t1 = 0.48ms
1ms/div
VC1t2 aktual = 0.68ms, VC1t2 = 0.517ms
Saat t1=1ms nilai Vc1=2.8V
VC2t2 aktual = 0.40ms,VC2t2 = 0.517ms
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=3.4V
2V/div
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=1.4V 1000n
5V
VC1t1 aktual = 1.21ms,VC1t1 = 1.03ms
0.8V
VC1t2 aktual = 1.05ms, VC1t2 = 1.1ms
1ms/div
VC2t2 aktual = 1.14ms,VC2t2 = 1.1ms
Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc1=2.4V
Tabel 4.4 Hasil percobaan dengan nilai C1
diubah-ubah Saat t2=1ms dari t1 nilai Vc2=0.4V

Secara teoretis, time constant berhubungan langsung VC1t1 aktual = 0.62ms, VC1t1 = 0.48ms
dengan nilai R dan C. Hal ini terlihat pada
VC1t2 aktual = 1.04ms, VC1t2 = 0.84ms
percobaan ini bahwa perubahan nilai kapasitor
memang merubah nilai time constant. Nilai VC2t2 aktual = 1.44ms,VC2t2 = 0.84ms
kapasitor yang lebih besar memberikan nilai time
constant yang lebih besar. Hal ini terlihat dengan Tabel 4.5 Hasil percobaan dengan nilai C2
grafik yang lebih landai. Resistor juga memiliki efek diubah-ubah
seperti ini pada percobaan sebelumnya. Hasil pada tabel 4.3 kurang lebih memberikan
Namun, kapasitor juga memiliki pengaruh pada gambaran yang sama dengan uraian hasil tabel 4.4.
aspek lain. Pada percobaan pertama nilai tegangan Perbedaannya ada pada nilai tegangan akhir. Untuk
akhir antara C1 dan C2 sama. Pada saat nilai resistor C2 yang lebih besar nilai kapasitornya, tegangan
diubah-ubah tidak ada perubahan pada tegangan akhir yang tercapai menjadi lebih kecil. Hal ini
akhir. Namun, pada saat nilai kapasitor diubah-ubah mungkin disebabkan karena kondisinya adalah C2
nilai tegangan akhir juga ikut berubah. Hal ini tidak menerima muatan dari C1 sehingga kapasitansi yang
terjadi ketika nilai resistor diubah-ubah. Hal ini lebih besar pada C2 menuntut C1 untuk melepas
mungkin disebabkan kapasitor adalah komponen lebih banyak energi dalam bentuk muatan sehingga
yang memiliki kemampuan untuk menyimpan energi tegangan akhir yang tercapai mengecil (C1
dan mengalirkannya pada kondisi tertentu. menurunkan tegangan lebih besar). Perbedaan hasil
Perubahan nilai kapasitor tentu akan merubah percobaan dengan perhitungan secara teoretis pada
kemampuannya dalam menyimpan dan menyaluran time constant mungkin disebabkan oleh dua hal
4

energi (muatan). Hal ini berakibat langsung pada yaitu kesalahan pembacaan pada osiloskop karena
Halaman

tegangan akhir yang bisa dicapai oleh kedua ketelitian yang tidak cukup tinggi dan nilai aktual
kapasitor. Nilai kapasitor yang lebih besar tiap-tiap komponen berbeda dengan nilai idelanya.
memberikan tegangan akhir yang lebih besar. Pada percobaan 1 dan 2 digunakan sinyal
sinkronisasi. Hal ini ditujukan untuk mengatur adanya resistansi di dalam rangkaian. Kemungkinan
saklar otomatis yang digunakan pada percobaan kali besar resistansi kontak on pada rangkaian analog
ini sehingga kombinasi on dan off bisa secara switch 4066 yang menyebabkan hal ini. Adanya
otomatis terjadi. resistansi ini menyebabkan energi dari kapasitor
tidak sepenuhnya terserap oleh induktor tetapi
4.3 Percobaan 3 sebagian dipakai oleh analog switch tersebut.
Berikut hasil percobann rankgaian summer.
5. Kesimpulan
Rangkaian yang memiliki komponen penyimpan
C2 (F) Gambar energi di dalamnya akan mengalami gejala transien
karena komponen tersebut diisi energinya sehingga
0.2V/div
mngalami kenaikan (tegangan atau arus) ataupun
220n
30s 0.7V komponen tersebut melepas energinya sehingga
mengalami penurunan (tegangan atau arus). Time
constant suatu rangkaian yang memiliki komponen
penyimpan energi ditentukan oleh kapasitansi,
40s/div resistansi, dan induktansi pada rangkaian tersebut.
Time constant ini memengaruhi seberapa besar
0.2V/div perubahan tegangan atau arus terhadap waktu. Suatu
470n rangkaian yang teridiri dari komponen resistor,
56s 0.5V
kapasitor dan induktor akan menghasilkan
gelombang sinusoid yang teredam. Pereedaman
yang terjadi disebabkan oleh adanya komponen
40s/div resistor yang menghabiskan energi.

0.2V/div 6. Daftar Pustaka


1000n
80s [1] Alexander, Charles K. Dan Matthew N.O.
Sadiku, Fundamentals of Electric Circuits.
0.32V McGraw-Hill,2001.

40s/div [2] Tim Penyusun Praktikum Sistem Digital, Buku


Petunjuk Praktikum EL-2195 Sistem Digital.
Laboratorium Dasar Sekolah Teknik Elektro
Tabel 4.6 Tabel Hasil Percobaan 3 dan Infrormatika,Bandung,2009.

Pada percobaan ketiga ini rangkaian resistor


dihilangkan lalu dilakukan pengukuran. Hasil yang
terlihat adalah gambar pada tabel di atas.
Secara teoretis tidak adanya resistor menyebabkan
rangkaian tidak memiliki komponen yang
menghabiskan energi. Adanya kapasitor yang sudah
terisi penuh akan melepaskan energi yang kemudian
diserap oleh induktor. Namun ketika induktor
menjadi short (steady state) dan kapasitor kehabisan
energi maka induktor akan berganti menjadi sumber
energi dan mengisi kapasitor hingga penuh. Hal ini
menyebabkan energi yang ada selalu berputar antara
dua komponen. Pada akhirnya, kondisi ini
menghasilkan semacam gelombang sinusoidal
sempurna. Hal ini didukung dengan hasil simulasi
5

pada EWB di mana muncul gelombang sinusoid


Halaman

sempurna pada pembacaan osiloskop.


Namun, hasil yang tampak tetap menunjukkan
bahwa gelombangnya teredam. Hal ini menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai