PRINSIP Dasar Konseling
PRINSIP Dasar Konseling
9. Berharaplah pada Allah untuk menjawab doa-doamu disertai tanda-tanda dan karunia-
karunia Roh kudus.
2. Membujuk untuk pindah gereja (dari gereja yang satu ke gereja yang lain ) atau
mengkonsel seorang untuk meninggalkan gerejanya (kecuali meninggalkan aliran
mistik/okultisme atau aliran kepercayaan non Kristen).
3. Memberi konseling seorang untuk berhenti minum obat atau tidak berobat ke dokter.
Saudara tidak dapat melakukannya.
5. Mendikte apa yang harus di lakukan konseling, tapi sebaiknya berilah saran.
Konseling harus membuat keputusan-keputusannya sendiri.
SARAN UNTUK KONSELOR KRISTEN
Sejauh yang saya ketahui tentang kalian, saudara-saudaraku, saya yakin bahwa kamu secara
khusus telah penuh dengan kebaikan, dilengkapi dengan segala pengetahuan yang sempurna
dan sanggup untuk saling menasihati(Roma 15:14).
Berbagi penderitaan orang lain dalam doa syafaat (sementara dia menderitakan problemnya)
adalah jauh lebih baik daripada berdebat dengannya tentang sol-soal teologia. Kami harus
selalu ingat bahwa kami tidak bekerja sendirian. Roh Kudus memberikan pengharapan;
konselor-konselor memberi konseling (Yohanes 14:16)
Hindari kecenderungan untuk memberi solusi yang amat sederhana untuk suatu problema
yang kompleks/rumit. Kesederhanaan memang dibutuhkan, tapi hati-hatilah untuk tidak
menyepelekan. Seringkali telah menjadi budaya kami, untuk memberi jawaban sebelum
memahami pertanyaannya, dan memberi solusi sebelum kami mengerti persoalannya. Setiap
problema adalah unik, tapi ada pola umum tertentu yang dapat di pelajari :
2. kondisi-kondisi yang di beri nama problema pribadi seringkali telah ada sebelum
faktor-faktor penyebabnya diketahui.
3. Di latar belakngi oleh budaya, tradisi, dan kondisi sosial yang mempengaruhi
kesadaran kami akan problema pribadi ini. Mialnya seorang yang sakit hidup dalam
suatu lingkungan sosial yang sakit mungkin merasa dirinya dalam keadaan sosialnya
mengalami perubahan. Pada saat itulah orang tadi baru minta konseling.
7. Salah satu masalah umum dalam konseling adalah adanya kecenderungan untuk
memberi konseling denga solusi/pemecahan favorit untuk semua masalah yang ada.
Hindari memiliki sindrom pemecahan tunggal. Belajarlah untuk mendengarkan Roh
Kudus berbicara.
8. Pemecahannya harus selaras dengan bimbingan Roh Kudus (Yohanes 16:13-14), yang
mungkin juga mengungkapkan masalah-masalah lain yang terselubung dalam situasi
itu.
Roh Kudus sajalah yang dapat memperbaiki orang. Kami hanya dapat menawarkan bantuan
doa dan konseling sesuai yang ditaruh Roh Kudus dalam pikiran kami (Yohanes 14:26).
Dalam buku pedoman ini ada ayat firman Tuhan yang khusus untuk situasi tertentu. Kami
perlu untuk menyimpan ayat-ayat firman Tuhan tersebut dalam hati dan pikiran kami agar
Roh Kudus dapat mengingatkan kami bila dibutuhkan. Setelah mendengarkan dengan
seksama problema dan kebutuhan si konseli, dan sebelum memberi konseling, nasihat, atau
membagikan firman, si konselor harus berdoa baik sendiri secara diam-diam atau bersama
dengan konseli. Sementara puji-pujian dan ucapan syukur dinaikan baik secara dalam hati
atau diucapkan (Efesus 5:20;1 Tesalonika 5:18), Roh Kudua akan mengingatkan kita car-cara
bagaimana berdoa, apa yang harus dikatakan,dan apa yang harus dilakukan (Amsal 16:3;
Yohanes 14:26; Yohanes 16:12-15).
Konselor harus memberi konseling sesuai dengan firman yang berhubungan dengannya.
Yang dibutuhkan bukan hanya nasihat belaka, tapi firman Allah yang sesuai dengan
kebutuhan. Firman Allah akan menyelesaikan pekerjaan seperti yang di kehendaki-Nya
(Yesaya 55:11).
Bagi Konseling Kriste, kami membutuhkan kepekaan yang baik, hikmat yang dari Allah,
pengetahuan, dan bimbingan Roh Kudus. Apa ang membuat kami mampu untuk memberi
konseling? Tidak lain hanyalah karya Allah dalam diri kita yang memampukan kami untuk
menolong.
Tujuan akhir dari konseling adalah selalu membantu koneli agar di dapat menolong dirinya
sendiri. Dia harus bertumbuh menjadi lebih dewasa dan menjadi pemenang. Hal utama yang
perlu diingat pleh setiap konselor Kristen adalah :
1. Keselamatan.
2. Baptis air.
3. Baptisan Roh Kudus.
4. Bertumbuh dan menghasilkan buah-buah Roh.
5. Menggunakan seluruh perlengkapan Allah.
6. Pertumbuhan rohani sejalan dengan prinsip-prinsip kebenaran Kerajaan Allah yang telah
dipelajari dan dilakukan.
7. Pelayanan pribadi dan partisipasi dalam pelayanan kenabian, kerasulan, penginjilan,
penggembalaan, pengajaran, dan pelayanan pribadi sesuai karunia dan kuasa dari Roh Kudus.
Dalam bidang ini, konseli itu sebaiknya menghubungi gereja Kristen setempat yang mengajar
Alkitab dengan jelas, untuk mendapatkan bimbingan dalam pertumbuhan pelayanan
pribadinya, persekutuan dan konseling selanjutnya,