Blog Seputar Cara Menghilangkan Jerawat, Cara Menghilangkan Bekas Jerawat, Cara
Menghilangkan Jerawat Secara Alami, Cara Menghilangkan Komedo, Cara Memutihkan Wajah
,Cara Memutihkan Kulit, Cara Memutihkan Gigi, Cara Manfaat Daun Sirsak , Artikel Kesehatan
, Makalah Kesehatan, Tips Kesehataan, Skripsi Kesehatan, manfaat dan Khasiat Daun, contoh
surat.Contoh makalah
Search..
Home
Cara Menghilangkan Jerawat
Cara Menghilangkan Bekas Jerawat
Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami
Cara menghilangkan Komedo
Manfaat Tumbuhan
Tips Kesehatan
Artikel Kesehatan
Makalah Kesehatan
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan penyusun kesehatan
jasmani dan rohani karena dengan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Kongjungtivitis. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
DOKUMENTASI
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tantang Proses Dokumentsi
Pengkajian. Makalah ini disajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber referensi.
Dalam menyelesaikan makalah ini penyusun mengalami banyak hambatan dari segi pengetahuan
dan informasi.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan, hal ini di karenakan
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Maka dari itu penyusun mengharapkan adanya kritik
dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk pengambilan keputusan
yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian
Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah dengan maksud agar pembaca dapat memahami dan
mempelajari mengenai :
1. Arti pendokumentasian
2. Metode pendokumentasian
3. Tujuan pendokumentasian
4. Jenis pendokumentasian
D. Metode Penulisan
Metodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaandari
internet dan buku.
E. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan laporan ini lebih teratur dan sistematis maka penyusunan pun disususun
dengan segala kemudahan sehingga memberikan pemahaman yang efesien mungkin, adapun
penyusunanya :
BAB II
PEMBAHASAN
a. Komunikasi
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat umtuk pengambilan keputusan
yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian
Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya.
c. Standar dokumentasi
Dokumentasi keperawatan mempunyai makna yang penting bila dilihat dari berbagai aspek :
1.Hukum Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi kepoerawatan, dimana
perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa, maka dokumentasi diperlukan
sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dipergunakan sebagai barang bukti di pengadilan.
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberikan kemudahan bagi perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Dan untuk mengetahui sejauh mana masalah
klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui
catatan yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu yankep.
3.Komunikasi Dokumentasi keadaan klien merupakan alat perekam terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat catatan yang ada
dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
4.Keuangan Semua tindakan keperawatann yang belum, sedang, dan telah diberikan dicatat
dengan lengkap dan dapat digumakan sebagai acuan atau pertimbangan dalam biaya
keperawatan.
5.Pendidikan
Isi pendokumentasian menyangkut kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
6.Penelitian Data yang terdapat di dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang
dapat dijadikan sebagai bahan atau objek riset dan pengembangan profesi keperawatan.
7.Akreditasi Melalui dokumentasi keperawatan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi
keperawatan dalam memberikan askep pada jklien. Dengan demikian dapat diambil kesimoulan
tingkat keberhasilan pemeberian askep yang diberikan, guna pembinaan lebih lanjut.
D. PENDOKUMENTASIAN PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan, yang
meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan masalah. Adapula
yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun setiap langkah dari proses
keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu : status
kesehatan klien dan kekuatan masalah kesehatan yang dialami oleh klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah kumpulan data yang
berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan
keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan kepada klien.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara
sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya
data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama
klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk
menambah / melengkapi data (re-assessment).
2. Tujuan pengumpulan data
3. Karakteristik data
1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang
terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien
tidak mau makan kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab yang lain)
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat dan nyata untuk
membuktikan benar-tidaknya apa yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur melalui
pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan. Perawat
tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien tidak
mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau makan karena depresi
berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa
adanya sesuai yang ditemukan pada saat pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data yang harus
dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk mengidentifikasi.
Keadaan sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan
terhadap klien
5. Sumber data
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan
informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga),
seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit dan
perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah :
2. Orang terdekat
3. Catatan klien
5. Konsultasi
8. Perawat lain
9. Kepustakaan
6. Jenis data
a. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan
menggunakan standart yang diakui (berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat
kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell, hearing, touch dan
taste.
b. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya
rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan
atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan
fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus
lainnya.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain :
wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical assessment) dan
studi dokumentasi.
8. Wawancara
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien. Selain
itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam,
sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam
pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.
a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan
membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien,
karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi
kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan
digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri :
nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok
pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul
dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah
khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan
wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir
wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan
bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
Mengurangi hambatan-hambatan
Macam wawancara :
Hambatan wawancara :
1. Internal :
2. External ;
Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
Kurangnya privacy
Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
4. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa klien benar atau
salah. Ex : Anda tidak bermaksud seperti itu kan?
9. Pengamatan / observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan
penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat
panca indra.
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada klien
(meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal ini dapat
meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak
murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu menit` - kemungkinan
besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
perawat yang lain.
10. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan masalah
kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
a Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan
(sianosis), dll
b. Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang
mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
c. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat
yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas,
dan bising usus.
d. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan
atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus).
Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya :
kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru), dll.
Setelah data terkumpul, dilakukan pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara :
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan
pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan
data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1. Anatomi fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
8. Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang diperoleh
memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.
Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang ditemukan,
kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua masalah diatasi
bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi terlebih dahulu.
Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan perawat dalam
menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi kebutuhan utama
manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan psikososial seperti : aman-nyaman,
pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan aktualisasi diri.
1. Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
2. Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan
menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan klien
F. FOKUS PENGKAJIAN
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat
mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa data dasar,
lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya termasuk tipe pengkajian
informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara aktual, maka perlu dipertimbangkan
pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian, diantaranya :
3. Format yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan
seluruh tubuh dapat memperluas informasi
7. Ikuti kebijakan dan prosedur yang telah ada untuk pencatatan pengkajian
9. Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan mendapatkan validasi
11. Data harus dicatat, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
13. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai
Lampiran.
Jaga kerahasiaan
Sebutkan nama
Jelaskan tujuan wawancara
Jaga kontak mata
Usahakan tidak tergesa-gesa
Dokumentasi pengkajian dirtujukan pada data klinik dimana perawat dapat mengumpulkan dan
mengorganisisr dalam catatan kesehatan. Format pengkajian meliputi data dasar, flowsheet dan
catatan perkembangan lainnyayang memungkinkan seagai alat komuniksi bagi tenaga
keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya. Petunjuk penulisan pengkajian:
Riwayat pengotan
Sistem respirasi
Sistem kardiovaskular
Sistem persarafan
Sistem perkemihan
Sistem pencernaan
1.General survey
fisik, psikososial, spirituan dan budaya Untuk menenetukan status fungsi sistem tubuh Mengkaji
status mental klien, perkemangantubuh, aktivitas, statusnutrisi, jenis kelamin dan ras, usia, postur
tubuh dan bicara klien:
Menkaji status klien pada : persepsi kesehatan, manajemen kesehatan, nutrisi, eliminasi, aktifitas,
istirahat tidur, kognitif, koping, nilai/kepercayaan.
Menkaji sistem tubuh secara berurutan biasanya : head to toe : integumen, kepala (mata hidung,
mulut gigi, tenggorokan, leher), respirasi, kardiovaskular, gastrointestinal,
genitourinari,gynekologi, muskuloskeletal, hematologi dan endokrin.
3. Pola eliminasi
Defekasi, berkemih
Penggunaan alat bantu
Penggunaan obat-obatan
1. Kebutuhan fisiologik
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Interdependent
MODEL OREM (1985) : Self-care / kemandirian klien dalam merawat dirinya sendiri :
6. Sosial
7. Pencegahan
8. Promosi
DOENGOES (1993) :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencatatan proses keperawatan merupakan metode yang tepat untuk pengambilan keputusan
yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, dan tindakan. Perawat kemudian
Mengobservasi dan mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang diberikan, dan
mengkomunikasikan informasi tersebut kepada tenaga kesehatan lainnya. pendokumentasian
dalam memberikan tindakan keperawatan Perawat memerlukan sesuatu keterampilan untuk
memenuhi standar dokumentasi. Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitasn
dan kwantitas dokumentasi yang dipertimnbangklan secara adekuat dalam suatu situasi tertentu.
Standar dokumentasi berguna untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau
pedoman praktik
B. Saran
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai pihak, antara lain:
2. Bagi pembaca agar memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini,
sehingga makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.
Share on : Facebook Twitter Google+ Lintasme
Related Posts :
Asuhan Keperawatan Labio Palatoshcizis (Bibir Sumbing) Asuhan
Keperawatan Labio Palatoshcizis (Bibir Sumbing) A. Pengertian Labio palatoshcizis
a
Artikel Favorit
Jual Masker Kefir | Toner Kefir| Cream Kefir| Susu Kefir | kefir Whey | Lulur Kefir |
AG+(Ionic Silver Water
Cara Menghilangkan Jerawat dan Bekasnya Secara Alami
Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Ampuh
Cara Mengobati Sariawan Dengan Cepat Tepat dan Efektif Secara Alami
Cara Menyembuhkan Sakit Gigi Secara Alami Dengan Cepat
Farmasi Danman Girii
Cara Mengecilkan Perut Buncit Secara Alami
Cara Memutihkan Wajah Secara Alami
Cara Memutihkan Kulit Secara Alami
Cara Memutihkan Gigi Secara Alami
Info Menarik
Manfaat Daun Singkong untuk Kesehatan | Artikel Kesehatan
Manfaat Wortel Bagi Kesehatan
Manfaat Daun Sirsak Bagi Kesehatan | Artikel Kesehatan
CONTOH SURAT KETERANGAN SEHAT DOKTER
Manfaat Tomat Bagi Kesehatan
Manfaat Daun Anggur Bagi Kesehatan
Makalah Konsep Kebidanan Komunitas
Entri Populer
CONTOH MAKALAH EVALUASI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS
CONTOH MAKALAH PENGERTIAN DAN MANFAAT OLAHRAGA
CONTOH MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN
CONTOH MAKALAH BAHAYA ASAP ROKOK BAGI KESEHATAN
CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN KONSEP TEORI DAN MODEL
KEPERAWATAN
CONTOH MAKALAH KEBIDANAN TENTANG KB (Keluarga Berencana) |
KONTRASEPSI PIL
CONTOH MAKALAH LANDASAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN|Pengertian landasan
Psikologi pendidikan|
CONTOH MAKALAH KESEHATAN TENTANG MULUT DAN GIGI | GIGI
BERLUBANG (CARIES )
CONTOH MAKALAH KEBIDANAN TENTANG PERAN FUNGSI BIDAN
CONTOH MAKALAH KESEHATAN TENTANG JANTUNG|FAKULTAS
KESEHATAN
Labels
Artikel Kesehatan Materi Kesehatan Manfaat Tumbuhan tips kesehatan makalah kesehatan
Makalah Kesehatan Keperawatan Makalah Kesehatan Farmasi PSIKOLOGI Makalah Kesehatan
Kebidanan Sejarah Kesehatan Contoh Surat Kesehatan Contoh format kesehatan Asuhan
Kebidanan PROPOSAL Surat Permohonan Cara Menghilangkan Jerawat Cara Menghilangkan
Komedo Sosial-Budaya Contoh kesehatan Kebidanan Farmasi Masker Kefir
Copyright 2015 : Cara Menghilangkan Jerawat
Design Template by Maha Templates