Kata pembukaan novel Kisah Tiga Negara;Seluruh kekuatan di dunia, bersatu untuk bercerai dan bercerai
untuk bersatu kembali
Kisah Tiga Negara (Hanzi: , hanyu pinyin: sngu yny, Bahasa Inggris: Romance of
the Three Kingdoms) adalah sebuah roman berlatar-belakang sejarah dari zaman Dinasti
Han dan Tiga Negara. Di kalangan Tionghoa di Indonesia, kisah ini dikenal dengan
nama Samkok yang merupakan dialek Hokkian dari sanguo atau tiga negara.
Sering orang salah kaprah akan perbedaan Kisah Tiga Negara atau Kisah Tiga
Kerajaan mengingat terjemahan bahasa Inggris dari roman ini adalah Romance of the Three
Kingdoms, namun pada sebenarnya, yang tepat adalah Kisah Tiga Negara mengingat pada
klimaks roman ini, ketiga pemimpin yang bertikai; Cao Cao (negeri Wei), Liu Bei (negeri Shu)
danSun Quan (negeri Wu) masing-masing telah memaklumatkan diri sebagai kaisar dan
mengklaim legitimasi sebagai kekaisaran yang mewarisi Dinasti Han yang telah runtuh.
Roman ini ditulis oleh Luo Guanzhong (), seorang sastrawan dinasti Ming yang
mengambil referensi dari literatur sejarah resmi mengenai Zaman Tiga
Negara di Tiongkok dimulai dari penghujung Dinasti Han, pecahnya Tiongkok ke dalam tiga
negara dan kemudian dipersatukan kembali di bawah Dinasti Jin. Selain dari sejarah resmi, Luo
juga mengambil referensi dari cerita rakyat turun temurun yang dituturkan secara lisan di
masyarakat pada masa hidupnya.
Kisah Tiga Negara adalah salah satu karya sastra klasik yang paling populer di dalam sejarah
Tiongkok. Luo menuliskan roman ini dalam 120 bab yang mempunyai alur cerita bersambung
dengan referensi Catatan Sejarah Tiga Negara oleh Chen Shou dan sedikit imajinasinya sendiri.
Ada sekitar lebih 400 tokoh sejarah yang diceritakan di dalam Kisah Tiga Negara yang dilukiskan
dengan karakter berbeda. Cao Cao, Liu Bei dan Sun Quan sama sebagai karakter pemimpin
namun berbeda dalam sifat dan pemikiran. Demikian pula penasehat Zhuge Liang, Xun
You, Guo Jia dan Zhou Yu masing-masing berbeda pandangan dan wataknya. Setiap karakter
mempunyai watak dan sifatnya sendiri yang berbeda satu sama lain. Penggambaran perbedaan
watak karakter ini menjadikan roman ini diakui sebagai salah satu wakil dari puncak
perkembangan sastra Tiongkok dalam sejarah. Kisah Tiga Negara ditulis dalam bahasa klasik (
).
Sun Jian, panglima perang, penguasa Changsha, dikenal dengan sebutan "Macan dari Jiang
Dong"
Sun Ce, anak sulung Sun Jian, peletak dasar negara Wu, suami Da Qiao dikenal sebagai si
penakluk kecil
Sun Quan, adik Sun Ce, kaisar pertama negara Wu kekasih lian shi
Sun Shan Xiang, adik Sun Ce, menjalin hubungan cinta dengan Liu Bei
Lu Meng, penasehat militer, kemudian dibunuh oleh arwah Guan Yu
Zhou Yu, penasehat militer, suami Xiao Qiao, mati muda karena sakit
Zhuge Jin, penasehat militer, kakak Zhuge Liang
Lu Xun, jenderal perang, memenangi pertempuran Xiaoting/Yiling
Huang Gai, jenderal perang, pura-pura membelot ke Wei saat pertempuran tebing merah
Gan Ning, jenderal perang, mantan bajak laut yang membunuh Ling Cao
Taishi Ci, jenderal perang, pernah memerangi Sun Ce
Da Qiao dan Xiao Qiao, istri Sun Ce dan Zhou Yu
Ling Tong, anak Ling Cao, menaruh dendam pada Gan Ning, tetapi akhirnya mereka berdua
bersatu berperang mendampingi Sun Quan
Ling Cao, jenderal perang,ayah dari Ling Tong,dan dibunuh oleh Gan Ning sebelum Gan
Ning bergabung dengan Sun Quan
Shu Han
Liu Bei, bangsawan masih keturunan trah Han, ingin meneruskan Dinasti Han
Zhuge Liang, penasehat militer jenius, dijuluki 'Naga Tidur'
Pang Tong, Png Tng () (178-213M), adalah penasehat Liu Bei pada zaman Dinasti
Han. Nama Taoisnya adalah Phoenix Muda (; Fngch). Novel epik sejarah Kisah Tiga
Negara menggambarkan Pang Tong sebagai seorang ahli strategi militer jenius, dan
menempatkannya di tingkat yang setara dengan ahli strategi Zhuge Liang. Kepada Liu Bei,
Sima Hui menjuluki Pang Tong dan Zhuge Liang sebagai:
Naga Tidur dan Phoenix Muda: bersama salah satu dari mereka, engkau bisa menyelesaikan
apa pun di bawah langit.
Jiang Wei, jenderal perang, membelot dari Wei, konon mewarisi sebagian dari keahlian
Zhuge Liang.
Guan Yu, dikenal juga sebagai Guan Gong, adik angkat Liu Bei, mampu membuat Cao Cao
nyaris memindahkan ibukota dari Xu Chang (versi novel), salah satu dari Jenderal 5
Harimau
Zhang Fei, adik angkat Liu Bei, seorang pemabuk berat, salah satu dari Jenderal 5 Harimau
Zhao Yun, jenderal perang, pernah mengabdi pada Gongsun Zan,menyelamatkan Liu Chan
di Chang Ban yang menjadi kaisar terakhir negeri Shu, salah satu dari Jenderal 5 Harimau
yang hidup paling lama
Huang Zhong, jenderal perang, dikenal karena kemampuan memanahnya, salah satu dari
Jenderal 5 Harimau
Ma Chao, jenderal perang, anak Ma Teng, salah satu dari Jenderal 5 Harimau
Wei Yan, jenderal perang, berkhianat di Wu Zhang
Xing Cai, anak dari Zhang Fei, istri dari Liu Chan
Liu Chan, anak dari Liu Bei , ia menjadi kaisar kedua di Shu ketika Liu Bei meninggal
Guan Xing, anak dari Guan Yu, mati muda karena sakit
Zhang Bao, anak dari Zhang Fei, mati di perang Chen Cang
Guan Ping, anak tertua Guan Yu, ia wafat bersama Guan Yu
Ma Dai, Jenderal perang Zhuge Liang, keponakan dari Ma Teng dan sepupu Ma Chao
Mi Fang, Jenderal perang Guan Yu, Ia disuruh menjaga Nanjun ketika Guan Yu ke Fan
Cheng, kemudian ia dibunuh oleh Liu Bei
Fushi Ren, jenderal perang Guan Yu, Ia diperintahkan menjaga Gong'an Ketika Guan Yu ke
Fan Cheng, kemudian ia dibunuh oleh Liu Bei
Yue Ying, istri dari Zhuge Liang, pernikahan ini diinginkan oleh ayahnya
Meng Huo, bekas Raja Man, pernah memberontak/menyerang Shu Selatan, sebelum
ditaklukkan habis-habisan oleh Zhuge Liang. Zhuge Liang harus menangkapnya sampai 7
kali untuk membujuknya menyerah
Sumpah setia di taman persik: Di dalam sejarah resmi, tidak ada sumpah setia seperti di
novel.
Senjata: Pedang Bulan Sabit, Tombak Ular sebenarnya adalah senjata yang baru ada pada
masa Dinasti Song.
Zhang Fei menghukum pejabat..: Sebenarnya dilakukan oleh Liu Bei
Lihat pula
Zaman Tiga Negara untuk periode waktu itu
Referensi
[sembunyikan]
Kategori:
Sastra Tionghoa
Zaman Tiga Negara
Batas Air
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Batas Air atau 108 Pendekar Liang Shan (Hanzi: , hanyu pinyin: shui hu zhuan; bahasa
Inggris: Water Margin, All Men are Brothers, Outlaw of the Marsh, 108 Bandits of Liang
Shan; bahasa Jepang: Suikoden) adalah sebuah roman terkenal dari zamanDinasti Ming. Novel
ini merupakan novel pertama yang menggunakan gaya bahasa awam karena sebelum itu, kisah-
kisah cerita biasanya ditulis dengan tulisan dan bahasa klasik[1].
1Pengarang
2Konteks sejarah alur cerita
3Adaptasi dalam budaya populer
4Referensi
Pengarang
Ada beberapa versi berbeda tentang pengarang dari novel ini. Namun secara umum, Shi Nai-an
dan Luo Guanzhong disetujui sebagai kontributor dari penulisan novel ini.
Versi popular ini menyatakan bahwa Shi Nai-an menulis 70 bab pertama dan Luo
Guanzhong menyelesaikan 30 bab terakhir. Namun juga ada dugaan bahwa tidak ada orang
bernama Shi Nai-an karena Shi Nai-an adalah nama samaran dari Luo sendiri.[2].
seri Suikoden, mencakup Suikoden I hingga V (berbagai platform, lihat artikel tersebut)
Gensou Suikoden Card Stories (Gameboy Advance) - Konami
Suikoden Tendo 108 Sei (PlayStation) - KOEI
Suikoden: Tenmei no Chikai (PlayStation)- KOEI
Suikoden Tactics (PlayStation 2) - Konami
Genso SuikoGaiden Vol. 1: Harmonia no Kenshi (PlayStation) - Konami
Genso SuikoGaiden Vol. 2: Crystal Valley no Kettou (PlayStation) - Konami
Suikoden Tendo 108 Sei (Sega Saturn)- KOEI
Suikoden: Tenmei no Chikai (Sega Saturn)- KOEI
Suikoden (msx) - KOEI
Suikoden (Nintendo) - KOEI
Bandit Kings of Ancient China (PC) - KOEI
Bandit Kings of Ancient China (Nintendo) - KOEI
Bandit Kings of Ancient China (AMI) - KOEI
Bandit Kings of Ancient China (MSX) - KOEI
Suikoden MMO (Xbox 360) - Interserv
Water Margin (PC)
Water Margin Online 3.2 (Online) - MyCNX Holdings
Outlaws Seize Castle (mobile Java)
Referensi[sunting
1. ^ 19874
2. ^
Dong Zhuo
Gambaran Dong Zhuo dari filmRomance of the Three Kingdomsedisi Dinasti Qing
Names
Hanzi sederhana:
Hanzi tradisional:
Zi: Zhongying ()
Dong Zhuo (Hanzi: ) (139 192), nama lengkap Dong Zhongyin (), adalah seorang
negarawan pada penghujung zamanDinasti Han. Ia menguasai Luoyang pada tahun 189 setelah
ibukota jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling dan perselisihan berdarah antara
faksi kasim dengan pejabat negeri. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil alih tahta dan
memasang Kaisar Xiansebagai boneka.
Namun, kekejamannya menimbulkan kemarahan. Pemimpin perang diseluruh negara segera
membentuk koalisi melawannya, sehingga Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an. Ia
akhirnya dibunuh oleh anak adopsinya, L Bu, sebagai bagian dari rencana yang dibuat
oleh Wang Yun pada tahun 192.
Daftar isi
1Kehidupan
o 1.1Kehidupan Awal
o 1.2Naik Tahta
o 1.3Pindah ke Chang'an
o 1.4Kejatuhan
2Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara
o 2.1Dong Zhuo dan 3 Bersaudara
o 2.2Dong Zhuo dan Diao Chan
3Referensi Modern
4Referensi
5Lihat pula
Kehidupan
Kehidupan Awal
Dong Zhuo lahir di Lintao (), Dong Zhuo dikatakan bersifat sopan pada masa kecilnya.
Dalam petualangannya di daerah Qiang, ia berteman dengan banyak orang. Setelah menjadi
kuat, Dong Zhuo terlibat dalam pertempuran melawan pemberontak Qiang di Bingzhou().
Karena penampilannya yang baik, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra.
Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan
Serban Kuning pada awal tahun 180, tetapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak
di Liangzhou (), Dong Zhuo kembali diangkat sebagai jendral Ksatria dan dikirim untuk
menghabisi pemberontakan.
Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong
Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan
yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Ia lalu memerintahkan
pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menghancurkan bendungan.
Pelarian tersebut berhasil.
Dong Zhuo diangkat menjadi jendral atas garis depan dan gubernur Bingzhou. Namun, Dong
Zhuo menolak tawaran tersebut karena tidak ingin meninggalkan pasukan dan pekerjaannya di
Liangzhou.
Naik Tahta
Setelah kematian Kaisar Ling pada tahun 189, jendral tertinggi, He Jin, memanggil Dong Zhuo
memimpin pasukannya di Luoyang untuk membantunya membunuh faksi kasim yang kuat. He
Jin dibunuh oleh kasim sebelum Dong Zhuo tiba dan ibukota jatuh kedalam kekacauan. Para
kasim lalu menculik kaisar muda dan pergi keluar ibukota. Mereka dicegat oleh Dong Zhuo, yang
membawa kembali sang kaisar kembali ke istana.
Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao (), diduga bekerja sama dengan kasim dan
dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tidak memiliki pemimpin.
Mereka lalu berada di bawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak L
Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan. Setelah itu, Dong Zhuo mengambil
komando semua pasukan di ibukota.
Pada tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang
merupakan boneka Dong Zhuo. Ia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, ia
mulai menunjukan ketiraniannya. Ia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke
pengadilan (hal tersebut sebenarnya dilarang, dan dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat
negeri Han sejak Xiao He). Dispensasi juga memperbolehkannya untuk memasuki pengadilan
tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat insiden ketika Dong Zhuo memimpin
pasukannya ke Yangcheng () dan menyuruh mereka untuk memenggal semua penduduk
laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa perempuan, sapi dan semua benda
berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan
pembantu istana dan bahkan permaisuri.
Pindah ke Chang'an
Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti
Dong Zhuo dipimpin oleh Yuan Shu, Cao Cao, Liu Bei, Sun Jian menyerang Luo Yang. Dong
Zhuo lalu memindahkan ibukota ke barat, yaitu di kota Chang'an. Sebelum melakukannya, ia
menggali makam kaisar sebelumnya dan harta di dalamnya dicuri. Dong Zhuo lalu membakar
istana.
Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi jendral, dan
semua sanaknya menjadi pejabat negara. Ia juga membangun sebuah istana di daerah Mei,
260 li dari Chang'an. Di istana, penyiksaan diberlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap.
Terhadap lawannya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman yang kejam. Dalam 2 tahun, jumlah
orang yang dituduh bersalah dan dieksekusi mencapai seribu.
Dong Zhuo juga memerintahkan agar patung perunggu dan bel dilelehkan untuk dijadikan koin.
Koin tersebut membanjiri pasar, sehingga timbul inflasi dan mata uang tersebut menjadi tidak
berharga.
Kejatuhan
Perilaku Dong Zhuo yang dianggap buruk memicu kemarahan rakyat. Dalam menjaga
keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada L Bu, yang telah diadopsi Dong Zhuo
sebagai anak.
Ketika Dong Zhuo sedang marah, ia akan melempar halbred terhadap L Bu. Dengan gesit L
Bu selalu dapat menghindari lemparannya. Lu Bu diam-diam tidak senang dengan ayah
adopsinya. Selain itu, ketika dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, L Bu menjalin
cinta dengan salah satu selir Dong Zhuo. Ia takut hal ini diketahui ayahnya.
Pada tahun 192, setelah dipanaskan oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, L Bu akhirnya
memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Ia membawa selusin pasukan tepercaya dan
bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Lu Bu naik dan menikam Dong Zhuo, Dong Zhuo
berteriak, dan L Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan".
Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan
sumbu di pusar Dong Zhuo. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.
Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan
lainnya melarikan diri. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang telah mengambil
alih pemerintahan, berkata, "Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah
pengecualian". Marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun. Wang Yun dapat
menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan L Bu. Setelah
mengalami kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.
Dalam suatu pertarungan, Fan Chou dan Li Jue mengalihkan perhatian L Bu, dan yang lainnya
akan mengambil alih istana. Rencana ini berjalan dengan baik. L Bu akhirnya melarikan diri
setelah istana dimasuki.
Tahta segera dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo. Namun, mereka saling berebut
kekuasaan. Segera, seluruh Tiongkok berada dalam kekacauan.
Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara
Roman Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong, adalah kejadian yang ada sebelum dan
selama Zaman Tiga Negara. Karena dalam kehidupan asli Dong Zhuo sangat kejam dan jahat,
novel menitikberatkan kekejamannya. Namun, 2 peristiwa tidak nyata dalam sejarah.
Dong Zhuo dan 3 Bersaudara
Dong Zhuo muncul pertama kali di Bagian 1. Dikirim untuk menghancurkan Pemberontakan
Serban Kuning, Dong Zhuo dikalahkan oleh pemimpin pemberontak, Zhang Jiao dan
pertarungan itu menjadi kekalahan yang memalukan.
3 saudara yang bersumpah, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, mengetahui hal ini. Lalu mereka
memimpin pasukannya untuk menolong Dong Zhuo. Serban Kuning berhasil dikalahkan dan
harus mundur.
Setelah kembali ke kemah, Dong Zhuo bertanya kepada 3 bersaudara jabatan apa yang
dikuasainya. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak menguasai apa-apa. Dong Zhuo lalu
mengacuhkan mereka. Hal ini membuat Zhang Fei sangat marah dan mengambil pedang untuk
membunuh Dong Zhuo. Namun, ia dihentikan oleh 2 kakaknya. Nyawa Dong Zhuo diampuni dan
3 bersaudara tersebut pergi.
Dong Zhuo dan Diao Chan
Dong Zhuo dan selirnya, Diao Chandalam serial televisi Romance of the Three Kingdoms episode ke 84
Cerita paling populer tentang Dong Zhuo adalah cinta segitiga antara Dong Zhuo, L
Bu dan Diao Chan. Setelah Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an, Menteri Dalam
Negeri Wang Yun mulai menyusun rencana untuk membunuh Dong Zhuo dengan
menggunakan Diao Chan.
Setelah mengundang L Bu, Wang Yun meminta Diao Chan untuk memberi arak kepada L Bu.
L Bu langsung dijerat cinta. Karena ini, Wang Yun menjanjikan akan menikahkan Diao Chan
dengan L Bu.
Beberapa hari kemudian, Wang Yun mengadakan pesta untuk Dong Zhuo. Seperti L Bu, Dong
Zhuo tidak bisa memindahkan matanya dari Diao Chan, yang juga telah menunjukan
kemampuannya dalam menari dan menyanyi. Dong Zhuo lalu membawanya pulang dan
menjadikannya selir.
Saat L Bu mendengar tentang hal ini pagi harinya, dia menuju ke tempat tidur Dong Zhuo dan
mengintip di jendela. Dia melihat Diao Chan duduk dan mengurus rambutnya saat Dong Zhuo
sedang tidur. Menyadari kehadiran L Bu, Diao Chan lalu menggunakan ekspresi sedih dan
berpura-pura menghilangkan air mata di matanya dengan sapu tangan.
Kejadian yang sama terjadi 1 bulan kemudian, namun kali ini Dong Zhuo terbangun dan melihat
L Bu memandang Diao Chan. L Bu lalu dilempar keluar dan dilarang masuk ke rumahnya.
Lalu 1 hari kemudian, saat Dong Zhuo mengobrol dengan Kaisar Xian, L Bu diam-diam
memasuki kediaman ayahnya dan bertemu Diao Chan di Paviliun Fengyi (). Menangis,
Diao Chan meminta L Bu untuk menolongnya dari Dong Zhuo. Lalu ia menaruh tombak
halberdnya, dan L Bu memeluk Diao Chan dan membuatnya merasa nyaman dengan kata-
kata.
Dong Zhuo melihat kematiannya sudah dekat saat L Bu muncul dengan halberdnya dalam episode ke 84
serial televisi Romance of the Three Kingdoms
Setelah itu, Dong Zhuo kembali dan melihat mereka di paviliun. L Bu terkejut dan melarikan diri.
Dong Zhuo mengambil halbred dan mengejarnya. Karena terlalu lambat, Dong Zhuo tidak dapat
menangkapnya. Ia lalu melempar tombak halbred tersebut terhadap L Bu, namun Lu Bu
menangkisnya dan melarikan diri.
Setelah insiden ini, hubungan L Bu dengan Dong Zhuo menjadi tidak menyenangkan.
Ketidakmenyenangkan ini dimanfaatkan oleh Wang Yun, yang menyarankan agar L Bu
membunuh Dong Zhuo. L Bu berhasil diyakinkan oleh Wang Yun.
Wang Yun dan Lu Bu lalu mengirim Li Su untuk menjemput Dong Zhuo dari istananya di
daerah Mei () dengan sandiwara bahwa kaisar ingin menyerahkan tahtanya kepada Dong
Zhuo. Dong Zhuo yang sangat senang dan datang ke istana. Saat karavan Dong Zhuo sudah di
dekat istana, tentara yang setia pada Wang Yun mengepung karavannya dan menikam Dong
Zhuo dengan tombak.
Hanya melukai lengannya karena ia menggunakan baju baja, Dong Zhuo lalu keluar untuk
mencari L Bu. Namun L Bu menikam kerongkongannya dengan tombak halbrednya,
mengatakan , "Saya memiliki titah kerajaan untuk membunuh pemberontak!"
Referensi Modern
Dong Zhuo adalah karakter yang dapat dimainkan dalam permainan Dynasty Warriors. Ia
digambarkan sebagai penguasa yang mengambil alih kekuasaan Han, dan dikalahkan dalam
hampir seluruh alur cerita karakter yang dapat dimainkan. Bahkan, dalam Dynasty Warriors 5,
meskipun bermain sebagai Dong Zhuo, setelah memenangkan permainan, cerita akhirnya
menunjukan pembunuhan terhadapnya akan terjadi. Dalam pertarungan, Dong Zhuo
menggunakan senjata yang mungkin adalah senjata dao, disebut the "Horror," dan memiliki
kegemaran untuk memanggil musuhnya dengan kata "serangga," "orang hina," dan "serangga
yang harus diremas". Ia mempercayai perwira-perwiranya, seperti Hua Xiong dan L Bu, dan
tidak akan maju ke pertempuran kecuali dia hanya memiliki sedikit pilihan. Tujuan utamanya
adalah memperoleh "surga," ketika ia dikelilingi oleh kekayaan, selir, dan kebebasan untuk
membunuh dan menghancurkan semua yang melawannya.
Karakter Toutaku Chuuei dalam seri pendek anime Ikki Tousen secara kasar berdasarkan dari
karakter Dong Zhuo.
Referensi
Chen Shou (2002). San Guo Zhi. Yue Lu Shu She. ISBN 7-80665-198-5.
Luo Guanzhong (1986). San Guo Yan Yi. Yue Lu Shu She. ISBN 7-80520-013-0.
Lo Kuan-chung; tr. C.H. Brewitt-Taylor (2002). Romance of the Three Kingdoms. Tuttle
Publishing. ISBN 0-8048-3467-9.
[sembunyikan]
Lainnya Dong Zhuo Gongsun Zan Han Fu Liu Biao Liu Yao Liu Zhang L Bu Ma Teng Meng Huo Yuan S
Wei Guo Jia Sima Yi Xun You Xun Yu Sima Shi Sima Zhao Cheng Yu Jia Xu Man Chong Zhuge Jin
Penasihat
Shu Fei Yi Jiang Wan Jiang Wei Pang Tong Sun Qian Zhuge Liang Xu Shu
Wu Lu Su Lu Xun Zhou Yu
Wei Dian Wei Xiahou Dun Xiahou Yuan Xiahou En Xu Chu Xu Huang Zhang He Zhang Liao Xiahou Ba Gu
Jenderal Shu Guan Yu Guan Ping Huang Zhong Ma Chao Wei Yan Zhang Fei Zhao Yun
Wu Gan Ning Huang Gai L Meng Taishi Ci Zhou Tai Ling Tong Da dan Xiao Qiao
Yuan Shao
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yuan Shao, (Hanzi:) bernama lengkap Yuan Benchu (),(154 202) adalah salah
seorang penguasa daerah utama yang menguasai daerah utara Tiongkok pada Zaman Tiga
Negara. Ia juga kakak sepupu (sumber lain:saudara tiri) dari Yuan Shu, penguasa daerah sekitar
sungai Huai.
Sebagai salah satu penguasa terkuat di zamannya, Yuan Shao merintis koalisi penguasa daerah
melawan Dong Zhuo yang menguasai istana dan berkuasa atas kaisar Xian. Pada tahun 200, ia
memimpin ekspedisi melawan Cao Cao tetapi kalah telak pada Pertempuran Guandu. Ia
meninggal 2 tahun kemudian di kota Ye.
1Kisah (Novel)
2Biografi (Sejarah)
3Lihat pula
4Referensi
Kisah (Novel)
Terlahir di keluarga ningrat, Yuan Shao adalah putra dari mantan Menteri Interior Yuan Feng dan
keponakan dari Menteri Yuan Wei. Walaupun ia membantu Dong Zhuo dalam membantai sida-
sida, Yuan Shao menentang Dong Zhuo mengganti kaisar Bian. Akhirnya ia mendirikan koalisi
melawan Dong Zhuo dan terpilih menjadi Komandan Utama. Mereka berhasil
menguasai Luoyang tetapi gagal menumpas Dong Zhuo.
Ketika perpecahan terjadi pada koalisi, Yuan Shao mulai melakukan penaklukkan daerah utara.
Awalnya ia banyak meminjam suplai makanan dari Jizhou, daerah yang kaya tetapi lemah dalam
pertahanan. Mengikuti saran Feng Ji, Yuan Shao meminta bantuan dari Gongsun Zan untuk
menyerang Jizhou. Ketika Han Fu, sang penguasa Jizhou menyerah, Yuan Shao memimpin dan
merekrut banyak talenta dari distrik tersebut. Janji Yuan Shao untuk berbagi daerah dengan
Gongsun Zan tidak ditepati sehingga Gongsun Zan berupaya menyerang Yuan Shao. Gongsun
Zan gagal dalam upayanya dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Saat ini Yuan Shao
berhasil menguasai hampir seluruh daerah utara seperti Youzhou, Qingzhou, dan Bingzhou.
Banyak kesuksesan Yuan Shao ditunjang oleh pemikiran Tian Feng dan Ju Shou; ini
mengakibatkan kecemburuan dari penasehat yang lain seperti Guo Tu dan Feng Ji.
Kekuatan politik Cao Cao di istana meresahkan Yuan Shao. Suatu ketika, Yuan Shao memiliki
kesempatan untuk menghancurkan Cao Cao saat Cao Cao sedang sibuk bertikai dengan Lu
Bu,Liu Bei,Yuan Shu dan Zhang Xiu. Kesempatan itu dilewatkannya karena putra bungsunya
sakit. Pada saat ia memutuskan untuk menyerang, Cao Cao telah membangun kekuatan dan
siap untuk bertempur. Yuan Shao meminta bantuan para penasehatnya, tetapi tidak terdapat
kata sepakat di antara mereka. Walaupun Tian Feng dan Ju Shou telah memberi analisis yang
brilian, tetapi Yuan Shao lebih memilih solusi yang diberikan Guo Tu dan Shen Pei.
Dengan seluruh kekuatannya ditempatkan di Guandu, Yuan Shao banyak melakukan kesalahan
demi kesalahan dengan puncaknya adalah pengkhianatan Xu You dan Zhang He dengan
musnahnya gudang persediaan makanan di Wuchao. Seluruh kekuatan yang telah ia kumpulkan
akhirnya hancur dalam suatu pertempuran. Yuan Shao juga tidak berhasil untuk bersekutu
dengan Yuan Shu yang kerap memusuhinya. Kebodohan, keserakahan, ketidak mampuan untuk
mengambil keputusan dan kesombongan akan kekuasaan adalah hal-hal yang menyebabkan
kehancuran dininya.
Biografi (Sejarah)
Lihat pula
Zaman Tiga Negara
Kisah Tiga Negara
Catatan Sejarah Tiga Negara
Referensi
Catatan Sejarah Tiga Negara versi bahasa Inggris
Liu Biao
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Liu Biao (142208)[1], adalah seorang yang cukup terkemuka pada zaman dinasti Han. Dia
berkuasa di daerah Jing Zhou yang subur. Saat itu Liu Bei sedang dalam pelarian dan meminta
suaka pada Liu Biao, sehingga Liu Bei selama beberapa waktu singgah disana bersama
beberapa saudara angkatnya, yaitu Guan Yu alias Yun Chang, Zhang Fei alias Yi De, Zhao Yun
alias Zi Long, dan ahli strategi terkenal pada zaman tiga yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming.
Pasukan Liu Biao juga berhasil membunuh Sun Jian ketika pasukan Sun Jian hendak
menyerang Jing Zhou.
Liu Biao semakin tua dan merasa dirinya tidak sanggup untuk mengatur negaranya lagi,
bermaksud untuk memberikan kekuasaan pada Liu Bei, tetapi ditolaknya. Maka, ia membuat
surat wasiat supaya setelah ia meninggal, kekuasaan diberikan pada Liu Qi. Tetapi istri kedua
dari Liu Biao tidak menyetujuinya, maka ia membuat surat wasiat palsu agar Liu Cong diangkat
sebagai pengganti suaminya.
Setelah Liu Biao meninggal dunia, anak tirinya Liu Cong yang masih berusia 14 tahun naik
tahta.Liu Bei dan pasukanya sudah pergi ke barat kala itu. Saat itu Cao Cao bersama ribuan
pasukannya bermaksud untuk menguasai daerah Jing Zhou dan sekitarnya. Beberapa pembesar
almarhum Liu Biao menyarankan Liu Cong untuk menyerah pada Cao Cao. Tentunya Cao Cao
dengan senang hati menerimanya dan diangkat sebagai raja muda.
Liu Bei dan anak kandung Liu Biao, Liu Qi, tentu saja bersedih atas kematian Liu Biao ini dan
mereka berkabung selama beberapa waktu.
Referensi
1. ^ de Crespigny, Rafe (2007). A biographical dictionary of Later Han to the Three Kingdoms (23
220 AD). Brill. p. 485. ISBN 978-90-04-15605-0.
Gongsun Zan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gongsun Zan (? - 199) adalah seorang panglima perang pada masa akhir dinasti Han
Timur atau sebelum Zaman Tiga Negara. Gongsun Zan menjadi salah satu pemimpin yang
bergabung dalam aliansi melawan pemerintahan negara yang sudah dikuasai oleh Dong
Zhuo. Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei sebelum membentuk negara Shu, bekerja pada
Gongsun Zan. Gongsun Zan memiliki anak bernama Gongsun Xu. Gongsun Zan pernah
bertarung dengan Yuan Shao dalam pertempuran Yijing. Dia dikalahkan dan akhirnya bunuh diri.
L Bu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lu Bu)
L Bu (Hanzi: ; baca: Lu P) (153 198), nama lengkap L Fengxian, lahir
di Wuyuan (sekarang Mongolia Dalam) adalah Panglima jenderal terkenal dari penghujung
zaman Dinasti Han dan Tiga Negara. Lyu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan
ekor, ia memiliki kuda bernama Terwelu Merah (; Cht m) yang dikenal karena daya
tahannya dalam pertempuran. Kuda ini berasal dari Fergana dan menurut legenda dapat berlari
sejauh 1000 li (500 km) dalam satu hari.
Sebagai pribadi yang penuh ambisi sangat lihai bertarung, L Bu pertama kali mengabdi
kepada Ding Yuan, kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana
sepeninggal Kaisar Lingdi dan diangkat menjadi letnan jenderal. Lu Bu merupakan seseorang
yang penuh dengan sifat ambisi menghalalkan segala cara, tidak ragu membunuh kedua ayah
angkatnya yaitu Ding Yuan dan Dong Zhuo.
Pernah berduel dengan Zhang Fei, Guan Yu dan Liu Bei dalam ekspedisi
mennghancurkan Dong Zhu pasukan aliansi 18 lord yang dipimpin Liu Bei. Dikerebuti tiga
bersaudara Sang Jendral pun kabur dengan dendam membara.
L Bu kemudian termakan hasutan Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan. Setelah Dong Zhuo
mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lu Bu sebagai anak
angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan
bertemperamen kasar, Lu Bu akhirnya membunuh Dong Zhuo setelah dihasut oleh salah satu
menteri istana, Wang Yun. Setelah kematian Dong Zhuo, Lu Bu lalu diangkat sebagai Panglima
besar kekaisaran. Di dalam catatan sejarah, Lu Bu diceritakan menjalin hubungan dengan Diao
Chan yang sebelumnya direstui perjodohannya oleh Wang Yun sebagai bapak angkatnya, tetapi
itu sebagai siasat agar dapat menjatuhkan Dong Zhuo. Diao Chan anak angkat dari menteri
Wang Yun tidak dapat menolak setelah ia ditempatkan di istana selaku dayang-dayang Dong
Zhuo. Maka perselisihan Sang Jendral terjadi dengan terbunuhnya Dong Zhuo. Di dalam Kisah
Tiga Negara, karakter Diao Chan adalah penyelamat dari masalah kekuasaan Dong Zhuo.
Setelah kematian Dong Zhuo, bawahannya, Jendral ke 2 Li Jue dan Jendral ke 3 Guo Si tidak
terima dan memimpin pasukan mereka menyerang dan mengusir L Bu dariibukota Chang An.
L Bu kemudian melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shao,
tetapi Yuan Shu kakak sepupu Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei dari sisa pasukan aliansi
melawan Dong Zhuo menolak ia bergabung.
Ia akhirnya menyusun kekuatan sebagai Ruler di Xiapi, Li Su sebagai penasehat yang cakap
untuk merekrut prajurit, yang mengarahkan untuk menyerang xiao, terlibatlah pertempuran
dengan Liu Bei di xiao dan menang, terpukulnya Liu Bei yang masih beraliansi dengan Cao
Cao dan Yuan Shu sangat merisaukan Guan Yu adik angkat Liu Bei.
Tahun 198, aliansi Cao Cao, Liu Bei dan Yuan Shu menyerang Xiapi dan memukul mundur
pasukan L Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lu Bu selama 3 bulan. L Bu
dengan moral pasukan yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou
Cheng, Song Xian dan Wei Xu kalah, akhirnya Lu Bu tertangkap oleh Cao Cao dan memohon
kepadanya agar menjadi bawahanya. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lu Bu tidak
dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lu Bu kemudian digantung
sampai mati oleh Xu Huang. Hukuman ini dilakukan untuk membuat malu Lu Bu, karena
biasanya hukuman gantung pada Zaman tiga negara diperuntukkan pada perempuan,
sedangkan laki-laki dihukum mati dengan cara dipenggal. Bawahan Lu Bu, Gao Shun dengan
sukarela menyerahkan kepalanya untuk dipenggal sedangkan bawahan lain Zhang
Liao memutuskan untuk mengabdi pada Cao Cao. Dalam novel Kisah Tiga Negara, Kuda
Terwelu merah/Red Hare sendiri setelah beberapa waktu dihadiahkan kepada Guan Yu.
Ma Teng
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ma Teng (156 - 211) adalah seorang panglima perang pada masa Zaman Tiga Negara di
Tiongkok. Ma Teng mengontrol wilayah Liangzhou bersama dengan saudara angkatnya Han
Sui dan mereka bersama terlibat dalam usaha untuk mendapatkan otonomi dari pemerintahan
Han pusat. Ma Teng adalah ayah dari Ma Chao dan paman dariMa Dai, yang di mana kedua
orang itu kemudian bekerja pada kerajaan Shu.
Lihat pula
Zaman Tiga Negara
Kisah Tiga Negara
Catatan Sejarah Tiga Negara
Han Xiandi ()
Dinasti: Han ()
Nama anumerta:
(pendek) Kaisar Xian ()
Nama anumerta:
(panjang) Kaisar Xiao Xian ()
Kaisar Xian dari Han (Hanzi: ) (181-19 September 234) adalah kaisar terakhir Dinasti
Han, memerintah dari tahun 189 sampai 220. Ia naik tahta sejak kanak-kanak dan menjadi
kaisar boneka dalam cengkraman beberapa penguasa militer di penghujung Dinasti Han.
1Biografi
o 1.1Naik tahta
o 1.2Mengikuti Cao Cao
o 1.3Menyerahkan tahta kekaisaran
2Lihat pula
Biografi
Naik tahta[
Kaisar Xian adalah anak dari Liu Hong (Kaisar Ling dari Han) dan adik dari Liu Bian (Kaisar
Shao dari Han). SewaktuYuan Shao membunuhi para pejabat kekaisaran, ia bersama Liu Bian
diculik oleh menteri Zhang Rang dan Duan Gui. Kemudian dalam satu kesempatan pertemuan
dengan Dong Zhuo, ia dianggap sebagai anak yang cakap karena ia dapat menjawab dan
mengambarkan situasi pengalaman mereka sewaktu diculik dibandingkan kakaknya Liu Bian
yang tak cakap berbicara.
September 189, Dong Zhuo menurunkan Liu Bian dari tahta kekaisaran dan mengangkat Liu Xie
yang waktu itu hanya berumur 9 tahun untuk menjadi kaisar. Ia kemudian menggunakan Kaisar
Xian yang masih kanak-kanak ini sebagai alat untuk memerintah Dinasti Han.
Karena kezalimannya, Dong Zhuo kemudian diserang oleh para penguasa daerah dalam satu
koalisi militer. Dong lalu membumihanguskan Luo Yang, ibukota saat itu dan memindahkan
ibukota ke Chang'an. Ia membawa serta Kaisar Xian dalam pelarian ini.
Mengikuti Cao Cao[
Setelah Dong mati, Li Jue dan Guo Fan meneruskan pemerintahan kekaisaran. Namun kedua
orang ini bentrok karena kepentingan pribadi dan Kaisar Xian kemudian mengasingkan diri
bersama Yang Feng. Tahun 196, Cao Cao yang saat itu menguasai Xuchang menyambut Kaisar
Xian untuk melindunginya. Xuchang kemudian berganti nama menjadi Xudu dan nama tahun
diganti menjadi Jian'an. Namun tetap saja, Kaisar Xian hanyalah seorang kaisar boneka yang
tidak mempunyai hak penuh.
Seperti halnya Dong Zhuo, Cao Cao memperalat Kaisar Xian untuk mewujudkan impiannya
mempersatukan seluruh Cina, namun tidak menyatakan dirinya sebagai kaisar untuk tidak
menyulut kemarahan dari para penguasa daerah lainnya. Beberapa kali usaha untuk membunuh
Cao Cao oleh Kaisar Xian gagal. Siasat membunuh Cao Cao diorganisir oleh Menteri Dong
Cheng dan Ratu Fu, namun usaha ini terbongkar sebelum terlaksana mengakibatkan Dong
Cheng dibunuh dan Ratu Fu dikurung sampai mati.
Menyerahkan tahta kekaisaran
Tahun 220, Cao Cao meninggal dan menurunkan tahtanya kepada anaknya, Cao Pi. Cao Pi
yang merasa bahwa kekuasaannya telah cukup kuat lalu memaksa Kaisar Xian untuk
menyerahkan tahta kekaisaran kepadanya. Ia kemudian mendirikan negara Wei untuk
menggantikan Dinasti Han. Liu Xie kemudian diberikan gelar Pangeran Shanyang.
Sesaat setelah negara Wei berdiri, Liu Bei yang mengira Liu Xie telah terbunuh kemudian
memberikan gelar anumerta kepada Liu Xie dan lalu mendirikan negara Shu sebagai penerus
Dinasti Han.
Lihat pula
Zaman Tiga Negara
Diaochan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Diaochan (Hanzi: ), kadang ditulis sebagai Diao Chan Dikatakan kecantikan Diao Chan
dapat membuat awan-awan menutupi bulan purnama. Maksudnya kecantikan Diao Chan
menutupi kecantikan bulan purnama.
Diao Chan adalah pelayan Wang Yun yang telah dianggap seperti anak kandung sendiri. Wang
Yun lalu memakai siasat wanita cantik dengan persetujuan Diao Chan sendiri untuk memecah
belah Dong Zhuo yang saat itu berkuasa sewenang-wenang dengan Lu Bu, panglima andalan
sekaligus anak angkat Dong Zhuo snediri. Secara lengkap, kisah Diao Chan diceritakan dalam
San Guo Yan Yi.
Nama Diao Chan sendiri tidak tercatat di dalam sejarah tertulis dan sangat mungkin merupakan
cerita rakyat yang dibakukan dalam novel San Guo Yan Yi hasil karya Luo Guanzhong. Dalam
sejarah tertulis memang tercatat bahwa Lu Bu memiliki hubungan perselingkuhan dengan
pelayan Dong Zhuo, namun tidak ada bukti bahwa nama pelayan itu Diao Chan. Bahkan sangat
mungkin tidak, karena nama Diao tidak umum dipakai sebagai nama keluarga. Lagipula "Diao
Chan" mungkin merujuk ke bulu ekor "Diao" / sable (sejenis musang yang bulunya sering
dijadikan perlengkapan pakaian) dan dekorasi giok berbentuk "Chan" / cicada (jengkerik /
tenggerek) yang merupakan hiasan topi pejabat era Han.
Catatan mengenai Diaochan hanya terdapat di dalam novel Kisah Tiga Negara. Tidak adanya
ditemukan catatan mengenai Diaochan di dalam buku sejarah resmi, menyebabkan sejarahwan
tetap menganggap Diaochan sebagai tokoh fiksi ciptaan Luo Guanzhong, sang penulis novel
tersebut.
[sembunyikan]
L
Artikel bertopik biografi tokoh ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Hua Tuo
hua Tuo
Lukisan Hua Tuo dari zaman Dinasti Qing
Tabib
Lahir k. 140
Wafat k. 208
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Hu Tu
Biografi singkat
Hua Tuo senang membaca buku sejak kecil, ia juga mahir dan menguasai beberapa buku sastra
kuno, sesuatu yang tidak lazim bagi orang awam. Kemahirannya itu
menyebabkan Gubernur Pei, Chen Gui memberikannya gelar pejabat yang kemudian ditolaknya.
Beberapa gelar dari pejabat lainnya juga ditampik Hua Tuo yang meneruskan kariernya sebagai
tabib kelana di pedesaan. Kemahirannya menyembuhkan penyakit menyebabkan namanya
populer sebagai tabib mashyur di kalangan rakyat biasa.
Cao Cao yang mendengar kemahiran Hua Tuo kemudian mengutus bawahannya untuk meminta
Hua Tuo menyembuhkan sakit kepala menahun yang dideritanya. Namun, Hua Tuo tidak suka
berdiam diri di istana karena rindu kampung halaman dan kebebasan berkelana ke sana kemari.
Dalam satu kesempatan, ia meminta izin kepada Cao Cao untuk pulang ke kampungnya buat
mengumpulkan obat-obatan tradisional. Sepulangnya Hua Tuo, ia menggunakan alasan bahwa
istrinya sedang sakit untuk menghindari dipanggil pulang kembali oleh Cao Cao.
Setelah berkali-kali gagal memanggil pulang Hua Tuo, Cao Cao marah dan mengutus orang
untuk menyelidiki keadaan Hua Tuo. Setelah tahu bahwa istri Hua Tuo tidak sakit, Cao Cao
menangkap Hua Tuo dan menjebloskannya dalam penjara. Xun You, salah seorang menteri Cao
Cao, memohon Cao Cao untuk memaafkan Hua Tuo, namun ditolak oleh Cao Cao. Akhirnya,
Hua Tuo dihukum mati oleh Cao Cao pada tahun 208, tutup usia 63 tahun.
Cao Wei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
220265
Wilayah Cao Wei (warna kuning) pada tahun 262
Agama Taoisme,Konfusianisme,Kepercayaan
tradisional Cina
Kaisar
-Abdikasi kepada
Dinasti Jin 265
Populasi
- 40.000.000
Pendahulu Pengganti
Dinasti Dinasti Jin (265-
Han 420)
Cao Wei (Hanzi: ) (220 - 265) kadang-kadang juga disebut sebagai Bei Wei (Hanzi: )
atau Wei Utara adalah salah satu negara di Zaman Tiga Negara dalam sejarah Tiongkok.
Negara ini didirikan oleh Cao Pi dengan peletakan dasar oleh ayahnya,Cao Cao.
Cao Pi menjadi kaisar pertama dengan gelar Wendi (Hanzi: ) pada tahun 220. Seluruhnya
ada 5 kaisar yang memimpin negara ini sampai kudeta oleh keluarga Sima dan abolisi negara
Cao Wei menjadi Dinasti Jin pada tahun 265.
Sejarah
Sebelum berdirinya negara Cao Wei, penghujung Dinasti Han diwarnai dengan pecahnya perang
saudara di antara raja-raja perang. Salah satu raja perang terkuat adalah Cao Cao, yang
menyandera Kaisar Xian untuk melegitimasi kedudukannya sebagai perdana menteri.
Cao Cao menumpas satu per satu raja-raja perang kecil di utara Tiongkok. Ia kemudian berhasil
mempersatukan utara Tiongkok setelah menaklukkan Yuan Shao dalam Peperangan Guandu.
Cao Cao
Cao Cao
Raja
Wei
Lahir 155
Bozhou, Anhui, Cina
Penerus Cao Pi
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Co Co
Nama anumerta Wu ()
Nama kuil Wudi ()
Taizu ()
Nama lain
Nama Kecil
A-Man ()
Ji-Li ()
Cao Cao (Hanzi: )(155-220) merupakan seorang tokoh Zaman Tiga Negara yang terkenal.
Ia dikenal sebagai pemikir ulung, ahli strategi dan juga ahli perang. Ia bernama lengkap Cao
Mengde, juga dipanggil sebagai Cao A Man yang merupakan nama kecilnya. Cao Cao dikenal
di kalangan Tionghoa Indonesia sebagai Tsao-tsao, Tso-tso atau Cho Cho.
Karier politik
Karier politiknya dimulai dengan ikut memadamkan Pemberontakan Serban Kuning yang
mengancam legitimasi Dinasti Han di masa-masa akhir dinasti tersebut. Setelah berhasil
memadamkan pemberontakan tersebut, ia diberikan jabatan dan kemudian mengambil
kesempatan tersebut untuk menguasai Prefektur Qingzhou. Ia kemudian memperkuat diri sendiri
dengan membujuk bekas anggota pemberontak Serban Kuning untuk bergabung di dalam
tentara pribadinya.
Tahun 196, ia menerima dan memberikan perlindungan kepada Kaisar Han Xiandi yang pada
saat itu mendapat ancaman. Namun kemudian malah menyandera kaisar dan meminjam
kesempatan ini untuk menaklukkan beberapa jenderal perang di sekitar wilayah Xuchang yang
merupakan pusat kekuatannya.
Kemenangan terbesarnya adalah Pertempuran Guandu menaklukkan Yuan Shao yang pada
saat itu merupakan jenderal perang terbesar di wilayah utara Tiongkok. Setelah penaklukan itu,
ia resmi menjadi perdana menteri dan berhasil mempersatukan Tiongkok utara. Semenjak itu dia
menjadi orang yang paling ditakutkan dalam sejarah cina.
Setelah menggapai kedudukan sebagai perdana menteri, Cao Cao kemudian menyusun
kekuatan untuk invasi ke Tiongkok selatan yang waktu itu dikuasai oleh Liu Bei dan Sun
Quan. Pertempuran Chibi adalah pertempuran di antara Cao Cao melawan aliansi Liu Bei dan
Sun Quan. Cao Cao kalah telak dalam peperangan terkenal sepanjang sejarah Tiongkok ini.
Ia memaklumatkan diri sebagai Raja Wei. Kemudian, Cao Cao terkena sakit kepala yang parah
dan meninggal. Sepeninggalnya, anaknya Cao Pi kemudian memaklumatkan diri sebagai Kaisar
Wei dan sekaligus berdirinya negara Cao Wei. Selanjutnya, Cao Cao diangkat statusnya menjadi
Kaisar Wei Wudi.
[tampilkan]
L
B
[sembunyikan]
Penguasa Tiongkok
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
B
S
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
[tampilkan]
Lainnya Dong Zhuo Gongsun Zan Han Fu Liu Biao Liu Yao Liu Zhang L Bu Ma Teng Meng Huo Yuan S
Wei Guo Jia Sima Yi Xun You Xun Yu Sima Shi Sima Zhao Cheng Yu Jia Xu Man Chong Zhuge Jin
Penasihat Shu Fei Yi Jiang Wan Jiang Wei Pang Tong Sun Qian Zhuge Liang Xu Shu
Wu Lu Su Lu Xun Zhou Yu
Wei Dian Wei Xiahou Dun Xiahou Yuan Xiahou En Xu Chu Xu Huang Zhang He Zhang Liao Xiahou Ba Gu
Jenderal Shu Guan Yu Guan Ping Huang Zhong Ma Chao Wei Yan Zhang Fei Zhao Yun
Wu Gan Ning Huang Gai L Meng Taishi Ci Zhou Tai Ling Tong Da dan Xiao Qiao
[sembunyikan]
Penguasa Tiongkok
[sembunyikan]
B
S
Yan Di
Yao
Shun
Yu
[sembunyikan]
Si Qi
Shao Kang
Hou Yi
Jie
Chang Ji
Dinasti Shang
Yang Jia
Dixin(Zhou)
Ji Fa
Ji Jing
Ji Gongnie
Ji Yijiu
Ji Lin
Ji Tuo
Zhuang Gong
Ji Huqi
Ji Song
Ji Zhao
Ji Xia
Ji Man
[sembunyikan]
L
Ji Chong'er
Er Shi Huangd
[sembunyikan]
Liu Bang
Liu Ying
Liu Hong
Liu Qi
Liu Heng
Liu Che
Liu Fuling
Liu He
Liu Xun
Liu Xie
Liu Bian
Cao Cao
Cao Pi
Liu Bei
Liu Shan
Sun Quan
Sun Ce
Dong Zhuo
Gongsun Zan
Han Fu
Liu Biao
Liu Yao
Liu Zhang
L Bu
Ma Teng
Meng Huo
Yuan Shao
Yuan Shu
Zhang Jiao
Zhang Lu
Kaisar Xian
[sembunyikan]
Sima Zhang
Sima Rui
Sima Yan
Liu Yuan
Liu He
Li Shou
Mu Rong Huang
Tou Ba Gui
Yuan Xiu
YuWen Chan
Yuwen Yong
Yang Jian
Dinasti Sui
Yang Guang
Yang You
[sembunyikan]
Gao Zu
Tai Zong
Gao Zong
Zhong Zong
Rui Zong
Dinasti Tang
Shang Di
Xuan Zong
Su Zong
Dai Zong
De Zong
Shun Zong
Xian Zong
Mu Zong
Jing Zong
Wen Zong
Wu Zong
Xuan Zong II
Yi Zong
Xi Zong
Zhao Zong
Ai Di
Li Yuan
Li Shimin
Wu Zetian
Li Yu
Li Ang
[sembunyikan]
Taizong
Zhenzong
Renzong
Shenzong
Zhezong
Huizong
Qinzong
Gaozong
Southern Song
Xiaozong
Guangzong
Ningzong
Lizong
Duzong
Gongzong
Duanzong
Bing
Taizu
Taizong
Shizong
Muzong
Shengzong
Xingzong
Daozong
Tianzuodi
Yelu Deguang
Yelu Abaoji
Jingzong
Yizong
Huizong
Chongzong
Renzong
Xia Barat
Huanzong
Xiangzong
Shenzong
Xianzong
Mozhu
Li Yuanghao
Taizu
Taizong
Dinasti Jn
Xizong
Hailingwang
Shizong
Zhangzong
Weishaowang
Xuanzong
Aizong
Modi
Wanyan Aguda
Wanyan Yong
[sembunyikan]
Toghon Temr
[sembunyikan]
Dinasti Ming
Yongli
[sembunyikan]
Nu'erhaci
Huang Taiji
(Dorgon)
[sembunyikan]
Sun Yat-sen
Yuan Shikai
Li Yuanhong
Feng Guozhang
1911-1928
Xu Shichang
Cao Kun
Duan Qirui
Zhang Zuolin
Tan Yankai
Kuomintang
Chiang Kai-shek
Lin Sen
Sejak 1949 memerintah di Taiwan, Tiongkok Daratan dikuasai Republik Rakyat Tiongkok
Chiang Kai-shek
Yen Chia-kan
Chiang Ching-kuo
Lee Teng-hui
Ma Ying-jeou
[sembunyikan]
Mao Zedong
Hua Guofeng
Deng Xiaoping
Jiang Zemin
Hu Jintao
Xi Jinping
Cao Pi
Cao Pi
Lukisan Cao Pi bersama beberapamenteri yang dilukis oleh Yan Liben (600-673) pada abad ke-7 di era Dinasti
Tang.
Cao Wei
Lahir 187
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Co P
Sima Yi
Sima Yi
Bupati
Cao Wei
Lahir 179
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Sm Y
Wade-Giles Szma I
Wenxuan()
Nama anumerta
oleh Cao Wei
Raja Xuan ()
Kaisar Xuan ()
Sima Yi (179 7 September, 251) merupakan seorang strategis, jenderal dan politisi Cao Wei di
era Tiga Kerajaan, Cina. Ia mungkin paling dikenal sebagai pembela Cao Wei dari Zhuge
Liang, Ekspedisi Utara. Kesuksesannya dan prestasinya yang menonjol membuka jalan bagi
fondasi cucunya Sima Yan Dinasti Jin, yang akhirnya akan mengakhiri era Tiga Kerajaan.
Setelah pendirian Dinasti Jin, Sima Yi diberikan gelar anumerta sebagai Kaisar Xuan dari
Jin dengan nama kuil Gaozu.
Kehidupan awal
Sima Yi merupakan satu dari delapan bersaudara, yang semuanya terkenal karena garis
keturunan mereka. Masing-masing dari mereka memiliki nama gaya Cina yang diakhiri dengan
karakter Da (). Karena hal tersebut, kedelapan bersaudara itu secara bersama dikenal sebagai
"Delapan Da Sima" (). Ini merupakan istilah kehormatan karena kelompok lain delapan
administrator yang berbakat di dalam era sebelumnya telah diberikan sedemikian rupa.
Keluarganya bertempat tinggal di Luoyang ketika Dong Zhuomenguasai kota,
menghancurkannya, dan memindahkan ibukota ke Chang'an. Abang Sima Yi, Sima
Lang memimpin keluarga ke kediaman leluhur mereka di distrik Wen (), dan kemudian,
dengan tepat meramalkan bahwa tempat itu akan menjadi medan perang, memindahkan mereka
sekali lagi ke Liyang (). Pada tahun 194, karena Cao Cao berperang dengan L Bu, Sima Yi
menemani keluarganya kembali ke distrik Wen.
Awal karier
Cao Cao mengangkat Sima Yi menjadi penasihat skeligus ahli militer.Setelah itu Sima Yi
mengikuti Cao Cao untuk berperang melawan Dong Wu dan Shu Han di wilayah Chibi.
Peperangan itu dimengangkan oleh Shu dan Wu. Lama setelah itu Cao Cao meninggal karena
sakit yang dia derita. Setelah kematian Cao Cao, anaknya Cao Pi menggantikan ayahnya
menjadi Kaisar Wei yang pertama. Sima Yi tetap melayani keluarga Cao. Pada saat Cao Pi
menjadi kaisar Wei, Sima Yi memberikan rancangan-rancangan strategi yang baik dan genius
untuk berperang melawan Shu maupun Wu. Pada saat Pertempuran Wuzhang, Sima Yi
berulang kali diajak bertempur Zhuge Liang. Sima Yi yang sebelumnya tidak mengetahui bahwa
zhuge liang mati segera mundur, setelah sebelumnya dikepung oleh Shu dan dikira siasat agar
ia mau bertempur. Sima Yi diangkat sebagai Perdana Menteri Wei yang terbaik dan diberi
mahkota berbentuk Limas Segitiga berwarna biru tua yang terbuat dari batu safir dan
ditengahnya terdapat batu permata berwarna biru tua yang sangat indah. dia merupakan kakek
seorang pengkhianat dari dinasti wei yang nantinya menjadi penguasa pada era Sima Yan
(keturunan Sima Yi)
Guo Jia
Names
Simplified Chinese:
Traditional Chinese:
Pinyin: Gu Ji
Zi: Fengxiao ()
Guo Jia (Hanzi: ; 170 - 207), bernama lengkap Guo Fengxiao (), adalah salah satu
ahli strategi Cao Cao pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya ia mengabdi kepada Yuan Shao.
Ia kemudian menjadi penasehat Cao Cao setelah direkomendasikan oleh Xun Yu. Selama 11
tahun membantu Cao Cao, kecerdasannya sangat berperan dalam menaklukkan Lu Bu, Yuan
Shao, dan pemimpin suku Wuhuan yaitu Ta Dun. Guo Jia adalah salah satu ahli strategi favorit
Cao Cao yang paling dipercaya.
]
1Kisah (Novel)
2Biografi
3Kutipan
4Lihat pula
Kisah (Novel
Semasa bekerja pada Cao Cao, Guo Jia memiliki pengaruh yang besar dalam memberikan
advis. Saat Liu Bei meminta suaka, dia membujuk Cao Cao untuk menerimanya agar
menghindari ketidak puasan masyarakat umum. Ia juga meyakinkan Cao Cao bahwa Yuan Shao
tidak perlu ditakuti. Sesuai dengan perkataan Guo Jia, Cao Cao akhirnya dapat menaklukkan
Yuan Shao. Guo Jia juga yang menekankan pentingnya menuntaskan penaklukan putra-putra
Yuan Shao yang lari ke utara. Dia berkata "Walaupun ketenaran Yang Mulia terdengar di seluruh
negeri, tetapi bangsa di padang pasir utara tidak takut pada kita karena mengandalkan kesulitan
medan di wilayahnya. Saat ini mereka belum siap bertahan melawan kita. Maka saran saya
adalah kita serang dan kita pasti menguasai mereka. Selain itu Yuan Shao baik terhadap bangsa
itu, belum lagi kedua putranya. Mereka harus dihancurkan sebelum menyulitkan kita."
Lanjutnya, "Masalah Liu Biao akan menyerang, itu cuma isu belaka. Liu Bei tidak sanggup
mengemban tanggung jawab besar walaupun cocok dengan yang kecil. Anda bisa meninggalkan
ibukota dengan rasa aman, tidak akan terjadi apa-apa." Guo Jia setia membimbing Cao Cao
sampai akhir hayatnya;ia meninggal pada usia yang muda, 37 tahun. Cao Cao sangat terpukul
atas kejadian ini.
Biografi
Kutipan
"Jika Fengxiao masih hidup, dia pasti dapat menghindarkan saya dari kehancuran seperti saat
ini." - Cao Cao, saat pasukannya diluluh lantakkan pada Pertempuran Chibi.
"Perhatikan kategori ini: kewajiban, kesetiaan, pemerintahan, toleransi, strategi, kebajikan
moral, kedermawanan, penilaian, hukum dan ilmu perang. Itu semua adalah 10 titik lemah
Yuan Shao yang akan membawa kehancurannya. Yang Mulia, Anda unggul di setiap
kategori tadi, ini adalah 10 kunci kemenangan Anda." - Guo Jia terhadap Cao Cao saat
Cao Cao bimbang akan kekuatan Yuan Shao.
Xun Yu
Xun Yu merupakan salah satu penasihat Utama Cao Cao selama periode Tiga
Negara dimasa Tiongkok Kuno. Xun Yu berasal dari Yinghang, provinsi Yingchuan. Xun Yu
awalnya mengabdi pada Yuan Shao, namun melihat Yuan Shao adalah orang yang tidak dapat
menyelesaikan tugas besar, dia meninggalkannya dan mengabdi kepada Cao Cao bersama
dengan keponakannya Xun You.
Semasa Kaisar Xian dari Han, dia cukup populer. Dia juga dianggap sebagai orang yang
memiliki kemampuan yang luar biasa. Cao Cao menghargainya dengan menyebutnya
"Zifangku". Zifang, adalah nama panggilan Zhang Liang yang merupakan orang yang
membantu Liu Bang mendirikan dinasti Han.
Xun Yu bertanggungjawab atas sekian banyak nasihat berharga yang diberikannya kepada Cao
Cao. Dia menasihati Cao Cao untuk menjadikan kaisar yang ada pada saat itu menjadi kaisar
boneka sehingga Cao Cao mempunyai keuntungan politis terhadap panglima perang lainnya.
Dia juga memberikan nasihat kepada Cao Cao selama perangGuandu, yang pada akhirnya
menuntun pada kekalahan Yuan Shao. Sebagai contoh, saat Cao Cao menyadari persediaan
makanannya hampir habis, Xun Yu menasihatinya menggunakan "taktik tak terduga karena
perubahan besar sedang menanti". Nasihat ini mengakibatkan Cao Cao melancarkan serangan
diam-diam ke garnisun Yuan Shao. Kejadian ini mengakibatkan pemenggalan jenderal Yuan
Shao, Chunyu Qiong dan penyerahan Xu You kepada Cao Cao. Semua ini terjadi sesuai dengan
prediksi Xun Yu.
Xun Yu kehabisan waktu pada saat ia jatuh sakit saat pembentukan Kerajaan Wei. Pada tahun
ke-17 Jian'an (212) Cao Cao ingin menjadi bangsawan Wei, Xun Yu menentangnya. Kejadian ini
menyinggung perasaan Cao Cao. Cao Cao menganggap Xun Yu sudah tidak ingin
membantunya lagi. Suatu hari saat Cao-Cao berperang denganSun Quan, Xun Yu jatuh sakit
dan tinggal dirumah. Cao Cao kemudian mengirimkan sebuah "hadiah", saat Xun Yu membuka
kotak tersebut, ia menemukan bahwa kotak tersebut kosong. Sang penasihat yang cerdas
menangkap maksud yang tersembunyi dari pengiriman kotak tersebut, ia kemudian minum racun
dan mati. Xun Yu berumumr 51 tahun pada saat kematiannya. Cao Cao kemudian menjadi
bangsawan Wei pada tahun berikutnya (Catatan: keponakan Xun Yu, Xun You, mati dengan
cara yang sama). Dia dilanjutkan oleh anaknya Xun Han yang meninggal pada usia 30 tahun
Xiahou Dun
Xiahou Dun menelan bola matanya sendiri setelah terluka oleh panah musuh, sebuah ilustrasi dari
zaman Qing
Xiahou Dun (Hanzi: ) (? - 220) adalah jendral perang negara Wei yang mengabdi pada
Cao Cao sejak penghujung zaman Dinasti Han. Ia masih berkerabat dengan Cao Cao karena
sebelumnya Cao Cao bermarga Xiahou.
Xiahou dikenal sebagai jenderal bermata satu karena kehilangan mata kiri dalam Pertempuran
Xiapi tahun 198.
Pada 202, Xiahou Dun dikirim sebagai garis depan untuk menyerang Jing Propince. Dalam
Battle of Bowang, Xiahou Dun mengejar Liu Bei, yang pura-pura mundur yang tiba-tiba kamp
sendiri terbakar. Meskipun peringatan oleh Li Dian, Xiahou Dun memimpin pasukan penyergap
utama ke Liu Bei, dan kalah.
Kemudian, ia ditempatkan di Juchao dengan 26 juns (Jun adalah unit militer Setiap 12.500
tentara dihitung sebagai satu Juns Namun, dalam kasus ini, jumlah pasukan di bawah komando
Xiahou Dun yang tidak sampai berjumlah 325.000, karena ada fleksibilitas tentang pembentukan
jun), bersama dengan Zhang Liao di Hefei, untuk melawan Sun Quan. Namun, Xiahou Dun
tampaknya tidak berhasil melakukan apa-apa selama masa jabatannya sebagai komandan
utama di bagian selatan, kecuali tinggal di tempat yang sama dengan tentara yang besar.
Setelah kematian Cao Cao di 220, penggantinya Cao Pi. Cao Pi kemudian mengangkat Xiahou
Dun sebagai General-in-Chief. Beberapa bulan kemudian Xiahou Dun meninggal karena sakit.
Xiahou Yuan
Xiahou Yuan adalah salah satu jendral perang negara Wei pada zaman Tiga Negara, Xiahou
Yuan adalah abang sepupu dari Xiahou Dun. Xiahou Yuan terbunuh dalam pertempuran di
gunung Dingjun melawan Jendral dari negara Shu, Huang Zhong pada tahun 219. Xiahou Yuan
terkenal akan kemampuan memanah dan berkuda.
Zhang Liao
Zhang Liao
Jenderal
Cao Wei
Lahir 169
Wafat 222
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Zhang Liao adalah salah satu tokoh Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Pada awalnya Zhang
Liao mengabdi pada Lu Bu. Setelah Kematian Lu Bu, Dia mengabdi pada Cao Cao. Dalam
pertempuran di He Fei, Dia berhasil memukul mundur 100.000 pasukan Wu hanya dengan 800
prajurit. Dia ditakuti di berbagai tempat dan nama Zhang Liao disebutkan dapat langsung
mendiamkan bayi yang sedang menangis.
Dia merupakan pemimpin dari semua jenderal Wei. Ketika Cao-Cao sedang menyerang Han
zhong , ia ditugaskan untuk menjaga kota Wan untuk mencegah penyerangan Wu yang
bertujuan untuk menyerang He fei yang merupakan tempat perbekalan bagi Cao Cao yang
sedang menyerang Liu Bei didaerah Han zhong. Zhang Liao juga termasuk salah satu jenderal
yang paling setia seperti Xiahou Dun dan Xu Chu. Dalam pertempuran melawan Wu dia berhasil
mengakibatkan terbunuhnya salah satu jenderal andalan Wu yaituTaishi Ci. Dalam pertempuran
melawan Wu juga akhirnya Zhang Liao gugur dalam peperangan karena terkena panah beracun.
zhang He
Zhang He () (dilahirkan tahun 167 231) adalah seorang jenderal militer terkenal yang
bekerja dibawah panglima perang Cao Cao selama akhir dinasti Han Timur danZaman Tiga
Kerajaan di Tiongkok kuno dulu. Dia memulai karier militernya sewaktu
pemberontakan kelompok pita kuning terjadi pada tahun 184 masehi dan sesudah itu bekerja
pada Han Fu dan Yuan Shao sebelum beralih ke Cao Cao saat pertempuran Guandu. Zhang He
berpartisipasi di banyak pertempuran besar, termasuk di antaranya pertempuran melawan Yuan
Tan, Ma Chao, Zhang Lu, dan Liu Bei. Sesudah kematian Cao Cao pada tahun 220, Zhang He
secara khusus diminta untuk mempertahankankerajaan Wei melawan ekspedisi utara yang
dipimpin oleh Zhuge Liang dari kerajaan Shu. Zhang He mati karena luka yang disebabkan oleh
panah selama pertempuran dengan pasukan Zhuge Liang pada tahun 231
dian Wei satria spt kwan kong
Dian Wei
Jenderal
Cao Cao
Wafat 197
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Din Wi
o 1.1Kehidupan awal
o 1.2Bekerja di bawah pimpinan Xiaohou Dun
o 1.3Sebagai pengawal Cao Cao
o 1.4Perang Wancheng dan kematian Dian Wei
2Penggambaran di dunia modern
3Lihat pula
4Referensi
5Bacaan lanjutan
6Pranala luar
Biografi
Kehidupan awal
Pada tahun 189, Zhang Miao mengadakan seleksi pasukan untuk berperang melawan Dong
Zhuo, yang menyandera Kaisar Xian di istananya. Pada perang ini, Dian Wei mampu menarik
perhatian atasannya karena kekuatannya. Saat cuaca dan angin memburuk dia tetap mampu
menyangga panji perang yang besar dengan 1 tangan saja saat tentara lain tak lagi mampu
menahan meskipun sudah menggabungkan kekuatan.
Bekerja di bawah pimpinan Xiaohou Dun
Dian Wei berperang di bawah pimpinan Xiaohu Dun, saat Cao Cao mengadakan penyerangan
ke Puyang melawan Lu Bu. Saat pasukan Cao Cao terdesak, Dian Wei mengumpulkan banyak
tentara mengelilinginya. Tentara-tentara tadi mengenakan jubah pelindung hingga 2 lapis, Dian
Wei menanggalkan perisainya kemudian menggantinya dengan membawa dua senjata sekaligus
dan terus merangsek ke depan. Di bawah hujan panah Dian Wei mengumpulkan banyak
lembing lalu melemparkannya ke arah musuh dengan pedoman 1 lembing 1 nyawa, dia terus
melempar hingga akhirnya musuh mundur. Terkesan dengan aksinya, Cao Cao lalu
mempromosikannya untuk menjadi kolonel dan menjadikannya pengawal pribadinya.
Sebagai pengawal Cao Cao
Sebagai pengawal, Dian Wei dapat dipastikan akan selalu berada di dekat Cao Cao. Dia sangat
setia dan bertanggungjawab. Pada saat perang dia akan berdiri di depan tenda peristirahatan
milik Cao Cao selama siang, dan pada waktu malam dia memilih tidur di dekat tenda Cao Cao
daripada kembali ke tendanya. Dian Wei juga dikenal sebagai prajurit dengan selera makan
yang besar dan peminum arak yang luar biasa, karena besarnya nafsu makannya konon
diperlukan hingga beberapa pelayan hanya untuk melayani kebutuhan makan dan minumnya.
Pada tahun 197, Cao Cao berperang dengan Zhang Xiu, seorang penguasa wilayah Wancheng
yang dengan cepat ditundukkannya. Cao Cao yang merasa senang atas menyerahnya Zhang
Xiu lalu mengundangnya ke jamuan makan. Pada saat jamuan makan, Dian Wei berjaga dengan
berdiri di belakang Cao Cao lengkap dengan kapak raksasa di tangannya. Hal tersebut membuat
Zhang Xiu dan anak buahnya gentar hingga tidak berani mengangkat wajah menatap Cao Cao
dan Dian Wei di belakangnya meski saat bersulang arak.
Perang Wancheng dan kematian Dian Wei
Pada saat keberadaannya di Wancheng, Cao Cao memaksa janda dari Zhang Ji untuk menjadi
selirnya yang mengakibatkan kemarahan Zhang Xiu. Mendengar ada yang tidak senang dengan
tindakannya, Cao Cao berencana untuk membunuh Zhang Xiu di kemudian hari. Namun
dikarenakan rencana tersebut bocor, justru Cao Cao diserang terlebih dulu oleh Zhang Xiu. Cao
Cao berhasil kabur menggunakan kuda, sedangkan Dian Wei menghadang laju musuh di
gerbang depan ditemani belasan prajurit. Dengan senjatanya, Dian Wei bertarung dengan luar
biasa, tetapi seiring waktu satu persatu prajurit di sampingnya mulai tumbang. Dian Wei sendiri
terluka saat akhirnya dia menjadi yang terakhir berdiri di pertempuran.
Dengan sisa tenaganya dia meraih dua orang prajurit musuh dan menjadikan mereka sebagai
senjata, merangsek maju dan membunuh beberapa prajurit lagi sebelum akhirnya tersungkur
karena kehabisan darah dari luka yang dideritanya. Dian Wei masih sempat memandangi prajurit
musuh sambil menyumpah-nyumpah sebelum akhirnya benar-benar mati. Setelah memastikan
bahwa Dian Wei benar-benar sudah tidak bernapas, barulah prajurit musuh berani mendekat
dan memenggal kepalanya. Kepalanya dibawa berkeliling untuk ditunjukkan kepada yang lain.
Saat berita kematiannya menyebar, banyak prajurit yang datang untuk melihat jasad Dian Wei
dengan takjub.
Saat Cao Cao mendengar berita kematian Dian Wei, dia hanya bisa bersedih hingga
meneteskan air mata. Cao Cao akhirnya menyuruh bawahannya untuk mengambil kembali jasad
Dian Wei agar dapat dikuburkan di kota kelahirannya. Setelah itu, setiap kali Cao Cao melewati
kubur Dian Wei, dia selalu berhenti sejenak untuk mengenang Dian Wei. Cao Cao juga
mengangkat Dian Man, putra Dian Wei, untuk menjadi perwira yang selalu berada di sisinya
seperti ayahnya dulu.
Lihat pula
Kisah Tiga Negara
Catatan Sejarah Tiga Negara
Daftar tokoh Kisah Tiga Negara
Pranala luar
(Inggris) DianWei di Koei Wikia
(Inggris) Kisah Dian Wei di Dynasty Warriors 6
Pang De
Pang De
Jenderal
Cao Cao
Wafat 219
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Png D
Wade-Giles P'ang Te
Daftar isi
[sembunyikan]
1Biografi
o 1.1Pengabdian awal
o 1.2Pengabdian pada Ma Chao
o 1.3Pengabdian pada Cao Cao
o 1.4Kematian
2Pang De dalam Novel Kisah Tiga Negara
3Lihat pula
4Pranala luar
Cao Ren
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Cao Ren
Jendral militer
Cao Wei
Lahir 168
Wafat 223
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Co Rn
Wu Timur
229280
Agama Taoisme,Konfusianisme,Kepercayaan
tradisional Cina
Bentuk Monarki
Pemerintahan
Kaisar
-Pendirian
229
-Sun
Quanmengangkat
diri sendiri
menjadi kaisar 229
-Penaklukan Wu
oleh Dinasti Jin 280
Populasi
- 10.000.000
Pendahulu Pengganti
Dinasti Dinasti Jin (265-
Han 420)
Dong Wu (Hanzi: ) (222 - 280) adalah sebuah negara pada Zaman Tiga Negara dalam
sejarah Tiongkok. Dong Wu didirikan setelah 2 negara lainnya, Cao Wei dan Shu
Han mengklaim sebagai penerus Dinasti Han. Sun Wu didirikan oleh Sun Quansebagai kaisar
pertama dengan gelar Dadi (Hanzi: ). Negara ini menguasai sebagian besar wilayah pesisir
di Tiongkok bagian selatan dan tenggara atau yang kita kenal sekarang sebagai
daerah Jiangnan (Hanzi: , bahasa Minnan: kanglam).
Ada 4 kaisar yang memimpin negara ini sampai pada penaklukannya oleh Dinasti Jin dari utara.
Shu Han
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Shu Han
221263
Agama Taoisme,Konfusianisme,Kepercayaan
tradisional Cina
Bentuk Monarki
Pemerintahan
Kaisar
-Pendirian
221
-Penaklukan
Shu oleh Wei 263
Populasi
- 1.300.000
Pendahulu Pengganti
Dinasti Han Cao Wei
Shu Han (Hanzi: ) (221 - 263) adalah sebuah negara yang didirikan oleh Liu Bei pada tahun
221, Zaman Tiga Negara dalam sejarah Tiongkok. Shu Han mengklaim sebagai penerus Dinasti
Han yang diabolisi oleh negara Cao Wei. Liu Bei menjadi kaisar dengan gelar Zhaoliedi ().
Dua tahun kemudian Kaisar Zhaolie meninggal dan digantikan oleh sang anak, Liu Chandengan
gelar Houzu ().
Kaisar Houzu adalah seorang kaisar yang tidak cakap, 40 tahun kemudian ia menyerah tanpa
syarat kepada negara Cao Wei dan zaman Shu Han resmi berakhir.
Pang Tong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pang Tong () (178-213) adalah penasehat militer Liu Bei
Png Tng () (178-213M), adalah penasehat Liu Bei pada zaman Dinasti Han.
Nama Taoisnya adalah Phoenix Muda (; Fngch). Novel epik sejarah Kisah Tiga
Negara menggambarkan Pang Tong sebagai seorang ahli strategi militer jenius, dan
menempatkannya di tingkat yang setara dengan ahli strategi Zhuge Liang. Kepada Liu Bei, Sima
Hui menjuluki Pang Tong dan Zhuge Liang sebagai:
Naga Tidur dan Phoenix Muda: bersama salah satu dari mereka, engkau bisa
menyelesaikan apa pun di bawah langit.
Ia mati setelah tertusuk 45 panah di badannya, di sebuah tempat yang bernama "Fallen Phoenix
Slip" oleh serangan mendadak yang dilakukan Jenderal Liu Zhang, Zhang Ren. Saat itu Pang
Tong memimpin pasukan barisan depan, namun ia merasa sesuatu yang tidak baik, dan
kemudian tiba-tiba pemanah muncul dan langsung menembak seluruh pasukan Pang Tong, ia
langsung mati ditempat.
Artikel bertopik biografi tokoh ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Liu Bei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Liu Bei
Kaisar Pendiri
Shu-Han
Berkuasa 221223
Nama
Nama anumerta Zhaolie (Tionghoa: ; Pinyin:Zholi; WadeGiles: Chao-lieh; arti harafiah "clear uprightness")
Nama lain Liu Yuzhou (Hanzi Sederhana:; Hanzi Tradisional: ; Pinyin: Lu Yzhu) Liu
Yuchow in Chinese Postal Map Romanisation spelling)[1]
Liu Bei
"Liu Bei" in Traditional (top) and
Simplified (bottom) Chinese characters
Hanzi tradisional:
Hanzi sederhana:
[tampilkan]Transliterasi
nama alternatif
Hanzi:
[tampilkan]Transliterasi
Liu Bei (Hanzi: ) (161-223) adalah seorang tokoh terkenal di Zaman Tiga Negara. Ia lahir di
Kabupaten Zhuo (sekarang di wilayah provinsi Hebei), merupakan keturunan dari Liu Sheng,
Raja Jing di Zhongshan yang merupakan anak dari Kaisar Jing dari Han. Dihitung-hitung, ia
masih paman dari Kaisar Xian dari Han yang memerintah waktu itu. Ia bernama lengkap Liu
Xuande. Ia juga dikenal di kalangan Tionghoa Indonesia dengan nama Lau Pi yang merupakan
lafal dialek Hokkian.
Pada awalnya, karier politiknya sangat tidak mulus. Tidak punya wilayah sendiri untuk menyusun
kekuatan, ia bahkan sempat mencari perlindungan dan menjadi bawahan daripada kekuatan-
kekuatan lainnya pada masa tersebut misalnya Tao Qian, Yuan Shao, Lu Bu,Cao Cao, Liu
Biao dan terakhir Liu Zhang yang kemudian menyerahkan Prefektur Yizhou kepadanya sebagai
tempat menyusun kekuatan.
Sepeninggalnya, ia digantikan oleh anaknya Liu Chan yang tidak cakap memerintah. Seluruh
urusan pemerintahan pada saat itu dibebankan kepada Zhuge Liang sebagai perdana menteri.
Pada masa Pemberontakan Serban Kuning, dia terpilih menjadi Pegawai Pengadilan di
kabupaten Anxi.
Liu Bei memulai karier militernya di bawah komandan utama,He Jin dalam perwalian Gongsun
Zan sebagai Komandan Pasukan Cadangan dan bupati Ping Yuan.
Ketika Cao Cao menyerang kota Xu Zhou milik Tao Qian, Liu Bei membawa pasukannya untuk
melindungi sang Pelindung Kekaisaran. Pada tahun 196, Liu Bei direkomendasikan untuk
menjabat sebagai Jendral Penjaga Wilayah Timur dan diberi gelar Penguasa Yicheng.
Selanjutnya Liu Bei membantu Cao Cao dalam penangkapan Lu Bu dan dipromosikan menjadi
Jendral Pasukan Kiri. Saat ini, kaisar Xian mengetahui adanya hubungan keluarga antara Liu Bei
dan pangeran Zhongshan sehingga ia menganugerahi Liu Bei gelar "Paman Kaisar".
Antara tahun 198 - 199, Liu Bei tidak disenangi Cao Cao karena mendukung rencana
pembunuhannya. Liu Bei pindah ke Xia Pi,dan pada tahun 200, meminta perlindungan Yuan
Shao.
Setelah bertemu kembali dengan saudara angkatnya, Zhang Fei dan Guan Yu, Liu Bei
meninggalkan Yuan Shao untuk menjumpaiLiu Biao di Jingzhou. Cao Cao mengejar Liu Bei
yang akhirnya melepas pos pertahanannya di Fancheng dan mengungsi ke Xia Kou. Selanjutnya
Liu Bei bersekutu dengan Sun Quan untuk mengalahkan Cao Cao. Setelah kemenangan mutlak
di Pertempuran Chibi, Liu Bei sukses menempati daerah selatan Jing saat Zhou
Yu menghancurkan angkatan perang Cao Cao.
Setelah wafatnya Liu Biao dan putranya Liu Qi, Liu Bei menempati beberapa kabupaten di
provinsi Jing. Ia kemudian menikahi adik Sun Quan dan resmi menjadi Pelindung Jingzhou.
Setelah melewati beberapa peperangan dengan Dong Wu dan Cao Wei, atas desakan Zhuge
Liang, Liu Bei mengumumkan dirinya sebagai Kaisar pada bulan April tahun 221. Perang
terakhirnya adalah melawan negeri Dong Wu sebagai aksi balas dendam setelah ekspedisi Wu
yang mengakibatkan terbunuhnya Guan Yu. Liu Bei dikalahkan oleh Lu Xun, jendral dari Sun
Quan di Yiling. Liu Bei menetap di Bai Di Cheng pasca kekalahan tersebut.
Zhuge Liang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zhuge Liang
Perdana menteri
Shu Han
Lahir 181
Yinan, Shandong, China
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Zhuge Liang (Hanzi: ) (181234 AD) adalah ahli strategi militer Tiongkok kuno yang
terkenal pada periode Tiga Kerajaan (220280 AD). Ia menjabat sebagai perdana menteri Shu
Han dengan kaisarnya bernama Liu Bei. Ia bernama lengkap Zhuge Kongmingdan nama
julukan Wlng, juga dikenal sebagai Cukat Liang atau Kong Beng di kalangan Tionghoa
Indonesia. Ia adalah salah satu tokoh sentral di balik berdirinya Tiga Kerajaan. Zhuge Liang
adalah seorang ahli strategi dan advisor dari Shu, dia sering dipanggil Sleeping Dragon atau
Naga Tidur. Dia jenius dalam banyak urusan, baik itu domestik dan urusan ke luar. Zhuge Liang
acapkali dilukiskan memegang kipas yang terbuat dari bulu burung bangau.
Daftar isi
[sembunyikan]
Jiang Wei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga
isinya tidak bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan
menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat
dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu olehPengurus.
Jiang Wei (, 202-264) adalah seorang jenderal dan ahli strategi Tiongkok pada Zaman Tiga
Negara. Ia pada awalnya mengabdi kepada Cao Rui, ia lalu mengabdi kepadaShu Han karena
muslihat Zhuge Liang. Ia bernama lengkap Jiang Boye. Ia menjadi penerus Zhuge Liang.
Jiang Wei dilahirkan pada zaman Han akhir. Ayahnya adalah seorang prajurit yang terbunuh
pada pemberontakan Qiang. Ia memiliki segala hal yang dimiliki untuk menjadi pendekar pada
abad kedua. Ia lebih hebat dari Zhao Yun dan konon mewarisi sebagian ilmu dari Zhuge Liang
menyebabkan hancurnya Shu Han pada tahun 263. Selain lebih hebat dari Zhao Yun ia juga
lebih hebat dari Ma Chao dan Huang Zhong dia berkomplot bersama zhonghui untuk
mendirikan kembali shu namun mereka berdua dibunuh oleh Wei guan(bawahan zhonghui)
Guan Yu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Guan Yu (Hanzi: ) (160 - 219) adalah seorang jenderal terkenal dari Zaman Tiga Negara.
Guan Yu dikenal juga sebagai Kwan Kong,Guan Gong, atau Kwan Ie, dilahirkan di kabupaten
Jie, wilayah Hedong (sekarang kota Yuncheng, provinsi Shanxi), ia bernama lengkapGuan
Yunchang atau Kwan Yintiang.
Guan Yu merupakan jenderal utama Negara Shu Han, ia bersumpah setia mengangkat saudara
dengan Liu Bei (kakak tertua) dan Zhang Fei (adik terkecil).
Daftar isi
[sembunyikan]
Guan Yu bernama lengkap Yunchang (bernama asli Changsheng), berasal dari Hedong dan
pernah menjadi buron di distrik Zhuo. Saat Liu Bei mengumpulkan pasukan di desanya, Guan Yu
dan Zhang Fei membantunya untuk melawan para pemberontak. Liu Bei kemudian diangkat
menjadi Gubernur Pingyuan, sedangkan Guan Yu dan Zhang Fei sebagai walikota. Mereka
bertiga tinggal bersama dalam satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei membunuh Che Zhou,
gubernur Xuzhou, dia memerintahkan Guan Yu untuk mengatur pemerintahan kota Xiapi,
sedangkan ia mengatur di Xiaopei.
Pada tahun ke-5 JianAn (200 M), Cao Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu Bei mencari
suaka pada Yuan Shao. Cao Cao berhasil menangkap Guan Yu dan mengangkatnya menjadi
perwira, dengan pangkat Pian Jiangjun (Letnan Jendral). Yuan Shao mengirim jendralnya Yan
Liang untuk menyerang Liu Yan di Baima, dan Cao Cao membalas dengan mengirimkanZhang
Liao sebagai panglima pelopor. Guan Yu yang melihat payung kebesaran Yan Liang langsung
memburunya dan membunuh Yan Liang. Ia membawa kepala Yan Liang sedangkan pasukan
Yuan Shao mundur dari pertempuran. Guan Yu dianugerahi gelar Hanshou Tinghou
(Marquis Hanshou).
Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu bahwa Guan Yu
ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao untuk menemui dan membujuknya.
Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun
jendral Liu (Bei) juga telah memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati
bersamanya dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya, tetapi saya
mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar kebaikan Cao Cao." Zhang Liao
menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu
membunuh Yan Liang, Cao Cao mengerti Guan Yu akan segera meninggalkannya, maka ia
segera membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah itu sambil
menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao Cao mencegah anak
buahnya mengejar sambil berkata "Semua punya tuannya masing-masing, janganlah kita
memburunya."
Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu Biao. Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao mengamankan
Jingzhou dan Liu Bei harus mengungsi ke selatan. Liu Bei mengutus Guan Yu membawa
beberapa ratus kapal untuk menemuinya di Jiangling. Cao Cao mengejar sampai ke jembatan
Changban sehingga Liu Bei harus menyeberanginya untuk bertemu Guan Yu dan bersamanya
pergi ke Xiakou. Sun Quan mengirim pasukan untuk membantu Liu Bei bertahan dari Cao Cao,
hingga Cao Cao menarik mundur pasukannya. Liu Bei kemudian menentramkan wilayah
Jiangnan, mengadakan upacara penghormatan korban perang, mengangkat Guan Yu sebagai
gubernur Xiang Yang dan menggelarinya Dangkou Jiangjun (Jendral yang Menggentarkan
Penjahat). Guan Yu ditempatkan di utara sungai Kuning.
Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia mengutus Guan Yu untuk menjaga Jingzhou. Guan Yu
mendapat kabar Ma Chao menyerah. Karena ia belum pernah berkenalan, maka ia mengirim
surat pada Zhuge Liang, "Siapa yang dapat menandingi kemampuan Ma Chao?" Untuk menjaga
perasaan Guan Yu, Zhuge Liang menjawab, "Ma Chao sangat pandai dalam seni literatur dan
seni perang, lebih kuat dan berani dari kebanyakan orang, seorang pahlawan yang dapat
menandingi Qing atau Peng dan dapat menjadi tandingan Zhang Fei yang hebat, tetapi dia
bukan yang dapat menandingi Sang Jendral Berjanggut Indah" (yaitu Guan Yu). Guan Yu
bangga membaca surat itu dan menunjukkannya pada tamu-tamunya yang hadir.
Guan Yu pernah terkena panah pada lengan kirinya, walaupun lukanya sembuh, tetapi tulangnya
masih terasa sakit terutama pada saat hawa dingin ketika hujan turun. Seorang tabib bernama
Hua Tuo berkata "Ujung panahnya diberi racun, dan telah menyusup ke dalam tulang.
Penyembuhannya dengan cara membedah lengan dan mengikis tulang yang terinfeksi racun
sebelum menjadi parah di kemudian hari." Guan Yu langsung menyingsingkan lengan baju dan
meminta sang tabib menyembuhkannya. Saat dibedah, Guan Yu makan dan minum dengan
perwiranya walaupun darah terus mengucur dari lengannya. Selama proses itu berlangsung,
Guan Yu menengguk arak, bersenda gurau dan bermain Weiqi(GO) melawan Ma Liang seperti
biasa.
Tahun ke-24 Jian An (219), Liu Bei mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong dan mengangkat
Guan Yu menjadi Qian Jiangjun(Jendral Garis Depan). Pada tahun yang sama, Guan Yu
memimpin tentaranya untuk menyerang Cao Ren di benteng Fan. Cao Cao mengirim Yu
Jin untuk membantu Cao Ren. Saat itu musim dingin dan hujan turun teramat derasnya sehingga
meluapkan air sungai Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang dipimpin Yu Jin seluruhnya hanyut.
Yu Jin menyerah pada Guan Yu yang lalu mengeksekusiPang De. Perampok daerah Liang yaitu
Jia dan Lu direkrut oleh Guan Yu untuk membantunya dalam pertempuran tersebut. Sejak itu
nama Guan Yu terkenal di seluruh dataran Tiongkok.
Cao Cao lalu mendiskusikan dengan para pembantunya apakah relevan untuk memindahkan
ibukota negara ke Xudu untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Guan Yu yang
terkenal kuat. Sima Yi menolak ususlan itu dan mengusulkan hal lain. Dia memperkirakan
bahwa Sun Quan juga tidak akan membiarkan Guan Yu meraih kemenangan berikutnya, oleh
sebab itu Sima Yimenyusun strategi dan mengirim utusan kepada Sun Quan, memohon agar
pasukannya menyerang pasukan Guan Yu dari belakang dan sebagai imbalan maka Sun Quan
akan mendapatkan Jiangnanhal ini juga bertujuan agar pasukan di benteng Fan akan
bergabung juga dengan Sun Quan untuk memperkuat aliansi. Cao Cao akhirnya menerima
usulan ini.
Perseteruan antara Guan Yu dan Sun Quan pada awalnya terjadi ketika Sun Quan mengirimkan
utusan ke Guan Yu untuk mengungkapkan keinginannya mempersunting anak perempuan dari
Guan Yu untuk dipersandingkan dengan anak laki-lakinya. Tetapi Guan Yu menghina utusan
tersebut dan menolak proposal yang diajukan. Sun Quan sangat marah dan merasa terhina
dengan penolakan itu dan menyimpan dendam terhadap Guan Yu. Hal inilah yang dimanfaatkan
oleh Sima Yi untuk memperlemah posisi Guan Yu.
Disamping itu ada juga hal lain yang turut memperlemah posisi Guan Yu dalam peperangan
ini. Mi Fang, Gubernur Nanjun di kota Jiangling dan Jenderal Fu Shiren, yang bertugas di Gong
An, yang menjadi bagian dari pasukan Guan Yu merasa Guan Yu tidak pernah menganggap
mereka. Bahkan sejak terakhir kalinya Guan Yu mengirimkan pasukan ke medan perang, Mi
Fang and Fu Shiren hanya ditugaskan untuk menjaga suplai persediaan makanan dan senjata di
garis belakang dan tidak terlibat sama sekali dalam setiap peperangan. Isu tersebut terdengar
oleh Guan Yu dan dia memutuskan akan menjatuhkan hukuman kepada mereka setelah kembali
dari medan perang. Mendengar berita itu, Mi Fang and Fu Shiren sangat ketakutan. Sun Quan
menggunakan kesempatan ini untuk menggoyahkan loyalitas mereka dengan memerintahkan
pasukan mereka untuk menyerah, dan akhirnya hal itu terjadi, sehingga pasukan Wu bisa
menguasai daerah tersebut. Cao Cao lalu mengutus Xu Huang untuk membantu Cao Ren dalam
mempertahankan benteng Fan dari gempuran pasukan Guan Yu; Guan Yu tidak berhasil dalam
misinya untuk menaklukkan Cao Cao dan akhirnya mundur, akan tetapi pasukan Sun Quan telah
menguasai Jiangling dan menyandera istri-istri dan anak-anak dari pasukan Guan Yu. Hal ini
membuat perpecahan di dalam pasukan Guan Yu. Akhirnya Sun Quan mengirimkan jenderal-
jenderalnya untuk menangkap Guan Yu dan kemudian menghukum mati Guan Yu beserta
anaknya Guan Ping di Lingju.
Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung kota Fan, Sun Quan mengirim utusan untuk membantu.
Ia memerintahkan utusan itu untuk tidak terburu-buru, tetapi mengirimkan pegawai sipil
berpangkat tinggi kepada Guan Yu. Guan Yu kesal dengan keterlambatan itu, apalagi saat itu ia
sudah menangkap Yu Jin sehingga ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani menyerang kota
Fan, tidakkah kau pikir saya dapat menghancurkan kau?"
Pei Song Zhi: Hamba pikir walaupun Shu dan Dong terlihat akur, tetapi terdapat kecurigaan
berlebihan antara keduanya akan kepentingan satu sama lainnya. Ini sebabnya mengapa Sun
Quan diam-diam menyerang Guan Yu. Menurut Lu Meng Zhuan (Biografi Lu Meng) : "Pasukan
gerilya telah disiapkan dalam kapal besar dan rakyat jelata yang menyamar sebagai pedagang
diperintahkan untuk mengayuh kapal tersebut." Jika memang ada niat baik untuk membantu dari
pihak Wu, mengapa Sun Quan merahasiakan pasukan itu?
(7)Shu Ji (Buku Shu): Guan Yu dan Xu Huang adalah teman dekat dan saling berkomunikasi
walau terpisah jarak yang jauh. Namun mereka hanya membicarakan hal-hal sepele yang tidak
berhubungan dengan urusan kemiliteran. Saat bertempur, Xu Huang berteriak "Siapa yang
dapat mengambil kepala Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping uang emas!" Guan Yu
terkejut dan bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara seperti itu?" Jawab Xu Huang,"Ini adalah
urusan negara."
(8)Shu Ji (Buku Shu): Sun Quan memerintahkan pasukannya untuk menyerang dan menangkap
Guan Yu serta putranya, Guan Ping. Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng
serangan Shu dan Wei. Tetapi anak buahnya berdalih "Membiarkan sarang serigala sama saja
mengasuh bencana di kemudian hari. Cao Cao telah mengalaminya,sampai harus memindahkan
ibukotanya. Bagaimana mungkin kita membiarkannya hidup?" Maka, Guan Yu dan putranya
dihukum mati.
Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan mengirimkan
jendral Pan Zhang untuk menghambat jalur larinya Guan Yu yang kemudian dieksekusi mati di
tempat. Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar 200 sampai 300 mil, sehingga Guan Yu tidak
mungkin dibiarkan hidup sampai Sun Quan dan perwiranya selesai berdebat apakah perlu
melepaskannya. Pernyataan "Sun Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng
serangan Shu dan Wei" adalah tidak benar. Wu Li (Buku Kronologis Negeri Wi) mengatakan
"Sun Quan mengirim kepala Guan Yu ke Cao Cao saat perwiranya menyiapkan pemakaman
yang layak bagi sisa jasadnya."
Guan Yu dianugerahi gelar anumerta Zhuangzhou Hou (Marquis Zhuangzhou). Putranya, Guan
Xing menggantikannya. Guan Xing, bernama lengkap Anguo, jarang mempertanyakan perintah
sehingga amat disukai oleh perdana menteri Zhuge Liang. Guan Xing diangkat menjadi
Shizhong (Ajudan Istana) dan Zhongjiangjun (Jendral Pasukan Utama/Tengah) saat
kesehatannya menurun. Beberapa tahun kemudian ia wafat dan digantikan putranya, Guan Tong
sebagai Huben Zhonglang Jiang (Jendral yang memiliki Kelincahan Macan). Guan Tong wafat
tanpa memiliki keturunan laki-laki.
(9)Shu Ji (Buku Shu): Saat Guan Yu bertolak ke kota Fan, ia bermimpi seekor babi hutan
menggigit kakinya. Yu Zi Ping berkata "Kau akan hancur pada tahun ini, dan tidak akan kembali
bangkit."
(10)Shu Ji (Buku Shu): Putra Pang De, Pang Hui bertempur di bawah Zhong Hui dan Deng
Ai untuk menghancurkan Shu. Saat merebut Shu, ia membinasakan seluruh anggota keluarga
Guan yang masih hidup.
Zhang Fei
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Saat Liu Biao meninggal, Cao Cao memasuki daerah Jingzhou, sehingga Liu Bei harus kabur
ke Jiangnan. Cao Cao mengejar dan selang sehari semalam pasukannya telah sampai
di Changban, Dangyang. Saat mengetahui hal itu, Liu Bei meninggalkan istri dan putranya dan
memerintahkan Zhang Fei untuk memimpin 20 prajurit berkuda untuk menjaga barisan belakang.
Zhang Fei menghancurkan jembatan yang membatasi kedua pasukan. Sambil berjaga-jaga,
Zhang menatap ke arah pasukan Cao Cao dan berkata "Saya Zhang Yide, dan siapa saja boleh
maju dan bertarung melawan saya sampai mati!" Tak ada satupun yang berani sehingga
pertempuran berhasil dihindari.
Sejak itu, Liu Bei berhasil mengamankan Jiangnan dan menunjuk Zhang Fei sebagai gubernur
Yidu dan memberinya gelar Zhenglu Jiangjun (Jenderal yang Menaklukkan Pemberontak)
dan Marquis Xinting. Tak lama kemudian, dia dipindahkan ke Nanjun.
Ketika Liu Bei memasuki Yizhou dan menyerang Liu Zhang, Zhang Fei bersama Zhuge
Liang dan lainnya menelusuri arus sungai sambil menaklukkan beberapa kabupaten dan
pangkalan militer di sana. Mereka tiba di Jiangzhou dan menangkap jenderal Liu Zhang yang
juga pemimpin pangkalan militer Ba, Yan Yan hidup-hidup. Zhang Fei mencaci Yan Yan,
"Pasukan kami telah tiba, mengapa Anda tidak menyerah, malah mencoba melawan kami?"
Jawab Yan Yan, "Kalian tidak punya alasan untuk menyerang daerah kami. Di sini tidak dikenal
jendral yang menyerah; cuma ada jendral tanpa kepala." Zhang Fei menjadi murka dan
menyuruh tentaranya untuk memenggal kepalanya, tetapi Yan Yan yang tidak bergeming
berkata, "Jika ingin bunuh saya, lakukanlah, mengapa Anda marah-marah?" Zhang Fei terkesan
dengan ketegarannya hingga ia melepaskan Yan Yan dan menjamunya seakan seorang tamu
kehormatan.
Zhang Fei bergerak menuju Yizhou dan memenangkan seluruh pertempuran untuk akhirnya
bertemu dengan pasukan Liu Bei diChengdu. Yizhou akhirnya ditentramkan. Zhuge Liang, Fa
Zheng, Zhang Fei dan Guan Yu masing-masing dianugerahi 500 kati emas, 1000 kati perak dan
5000 keping uang serta 1000 lembar sutera. Sisanya dibagikan ke seluruh jajaran pasukan.
Zhang Fei juga diangkat menjadi gubernur Baxi.
Cao Cao mengalahkan Zhang Lu dan menempatkan Xiahou Yuan dan Zhang He untuk menjaga
Hanchuan. Zhang He memimpin beberapa tentara dari pasukan utama menuju selatan ke arah
Baxi dan mencoba memindahkan rakyat jelata ke Hanzhong. Ketika Zhang He dan pasukannya
memasuki Dangqu, ia langsung bertempur melawan Zhang Fei selama 50 hari. Zhang Fei
memimpin sekitar 10000 pasukan khusus untuk melakukan serangan dadakan ke arah Zhang
He. Rute di pegunungan sangat sempit sehingga pasukan Zhang He tidak dapat saling
membantu satu sama lainnya, maka Zhang Fei menang telak di pertempuran itu. Zhang He
terpaksa meninggalkan kudanya dan melarikan diri lewat daerah pegunungan hanya disertai
belasan prajurit. Akhirnya Zhang Fei memimpin pasukannya untuk mundur ke Nanzheng, dan
rakyat Ba menjadi tenang kembali.
Ketika Liu Bei menjadi Pangeran Hanzhong, dia memberi Zhang Fei pangkat You Jiangjun
(Jenderal Pasukan Kiri). Pada tahun pertama ZhangWu (221 M), Zhang Fei diangkat menjadi
Cheqi Jiangjun (Jenderal Kereta Kuda dan Kavaleri), Direktur Kolonel dari Pejabat Rumah
Tangga Negara dan Marquis of Xixiang. Pada pidatonya, Liu Bei berkata, "Saya hanya
melaksanakan titah dari Langit untuk menumpas keresahan negara ini dan membawa stabilitas
keamanan kepada bangsa kita. Saat ini banyak pemberontak yang membawa kehancuran,
mengakibatkan kesengsaraan rakyat. Mereka yang membela dinasti Han akan menunggu suatu
langkah yang akan diambil menghadapi kerusuhan. Saya merasa khawatir dan tidak tenang saat
saya duduk di sini sampai tidak dapat merasakan nikmatnya makanan, sambil mengumpulkan
pasukan untuk mendengarkan janji saya kepada Langit dan hasrat untuk melaksanakan
keinginan Langit. Saya butuh kesetiaan Anda sambil saya mengumpulkan talenta-talenta terbaik
dan berharap misi ini dapat tersebar luas agar menjadi jelas bagi semua pihak, untuk
memperingati para ningrat yang berkuasa di ibukota. Dengan berkat Yang Maha Kuasa, saya
akan menganugerahi yang benar dan menumpas yang jahat."
Pada awalnya, Zhang Fei dianggap lebih payah daripada Guan Yu, di luar dari kekuatan dan
keperkasaannya, tetapi penasihat Cao Wei seperti Cheng Yu mengatakan bahwa Guan Yu dan
Zhang Fei "mampu bertarung melawan selaksa pasukan". Guan Yu baik terhadap anak buahnya
tetapi besar kepala terhadap kesatria lainnya. Sebaliknya, Zhang Fei menghormati kesatria,
tetapi kasar terhadap anak buahnya. Liu Bei sering mengingatkannya, "Engkau membunuh
secara berlebihan dan sering menghajar prajuritmu. Hati-hati suatu saat engkau akan mendapat
masalah dengan anak buahmu." Walaupun ia agak khawatir tetapi ia tidak juga berubah.
Ketika Liu Bei melakukan ekspedisi melawan Dong Wu, Zhang Fei menggerakkan sekitar 100
ribu pasukan dari Langzhong untuk bertemu dengan pasukan utama di Jiangzhou. Sebelum ia
tiba, anak buahnya yang bernama Zhang Da dan Fan Jiang membunuhnya dan membawa
kepalanya pada Sun Quan sambil menyerahkan diri. Ketua penyelia di markas Zhang Fei
langsung melaporkan kejadian itu kepada Liu Bei yang langsung berkata "Zhang Fei telah mati!"
Zhang Fei diberi gelar anumerta Marquis YueHeng. Putra tertuanya, Zhang Bao meninggal di
usia muda, sedangkan putra keduanya Zhang Shao menggantikan ayahnya dan diangkat
sebagai pejabat istana dan sekretaris negara. Putra Zhang Bao, Zhang Zun juga diangkat
menjadi sekretaris negara dan mengikuti Zhuge Zhan ke Mianzhu, di mana ia terbunuh dalam
pertempuran melawan Deng Ai.
Biografi sejarah diterjemahkan dari Catatan Sejarah Tiga Negara versi bahasa Inggris
Zhao Yun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
[sembunyikan]
Zhao Yun dikenal sebagai jendral Yijun, setelah Liu Bei menguasai Cheng Du. Pada saat Liu
Chan dinobatkan menjadi kaisar Shu pada tahun 223 M, Zhao Yun menerima gelar "Jendral
yang menahlukkan Daerah Selatan", dan dinobatkan sebagai Marquis Yongchangting.
Kemudian dia dipromosikan menjadi "Jendral yang memelihara Perdamaian di Timur".
Tahun 227 M, Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu, ditemani Zhuge
Liang melakukan ekspedisi utara pertama menuju Hanzhong. Pada musim semi berikutnya,
Zhao diperintahkan untuk memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh
terhadap pasukan inti Liu Bei, yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei
yang dipimpin oleh jendral Cao Zhen yang terkenal. Setelah berhasil menahan gempuran
serangan pasukan Wei, Zhao Yun menarik pasukannya secara teratur. Ia dikaruniai gelar
"jendral yang memelihara Perdamaian Dalam Armada".
Sekitar tahun 229 M, Zhao Yun wafat di Hanzhong. Kematiannya ditangisi oleh banyak pasukan
dan perwira Shu. Ia menerima anugrah anumerta Marquis Shunping dari Liu Chan pada tahun
261 M.
Zhao Yun mempunyai dua orang anak laki-laki, Zhao Tong dan Zhao Guang. Zhao
Guang menjadi bawahan jendral Jiang Wei, dan gugur di medan pertempuran di Ta Zhong.
Huang Zhong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
[sembunyikan]
1Biografi sejarah
2Galeri
3Lihat pula
4Pranala luar
Ma Chao
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Daftar isi
[sembunyikan]
1Biografi Sejarah
2Ma Chao di era modern
3Lihat pula
4Referensi
Biografi Sejarah[sunting | sunting sumber]
Ma Chao (Mengqi) adalah orang asli Fufeng dari Maoling. Ayahnya (Ma Teng) rekan dari Bian
Zhang dan Han Sui di daerah Xizhou pada akhir masa pemerintahan Han Ling Di.
Pada tahun ketiga ChuPing (192 M), Han Sui dan Ma Teng membawa pengikutnya dalam
kunjungan resmi ke Chang An. Kekaisaran Han mengangkat Han Sui sebagai Zhen Xi Jiangjun
(Jendral yang Mempertahankan Wilayah Barat), ditempatkan di Jing Cheng. Ma Teng diangkat
sebagai Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan ditempatkan di Tun
Mei.
Selanjutnya, Ma Teng menyerang Chang An, tetapi ia gagal dan mundur ke provinsi Liang.
Zhong Yao yang menjaga Guanzhong mengirim surat kepada Han Sui dan Ma Teng
menawarkan bantuan. Ma Chao dikirim Ma Teng untuk membantu Zhong Yao melawan Guo
Yan dan Gao Gan di Ping Yang. Dalam pertempuran tersebut, Pang De, anak buah Ma Chao
berhasil membunuh Guo Yuan. Ma Teng, yang kemudian berselisih dengan Han Sui, mengirim
petisi untuk ditempatkan di ibukota. Ma Teng dianugerahi gelar Weiwei (Komandan Penjaga
Istana), sedangkan Ma Chao digelari Bian Jiangjun (Letnan Jendral) serta Marquis Duting.
Ma Chao mengumpulkan pasukan bersama Han Sui, Yang Qiu, Li Kan dan Cheng Yi untuk
menyerang gerbang Tong. Di tengah medan tempur, Cao Cao bertemu Han Sui dan Ma Chao
untuk berunding daripada berperang. Ma Chao ingin menunjukkan keperkasaannya dengan
merencanakan menangkap Cao Cao secara mendadak. Hanya tatapan tajam Xu Chu sebagai
pengawal pribadi Cao Cao yang mengurungkan niat Ma Chao. Selanjutnya Cao Cao
menggunakan strategi Jia Xu untuk menciptakan perselisihan antara Ma Chao dan Han Sui yang
mengakibatkan persekutuan mereka terpecah.
Patung Ma Chao
Ma Chao melarikan diri dari pengejaran Cao Cao sampai ke An Ding. Yang Fu menyatakan
bahwa Cao Cao pernah berkomentar "Ma Chao memiliki keberanian seperti Lu Bu dan Han Xin,
dan juga kesungguhan hati bangsa Qiang dan Hun. Jika dia kembali dengan pasukan pada saat
pertahanan kita lemah, semua pangkalan tentara di Long Shang akan jatuh ke tangan Ma
Chao." Komentar tersebut menjadi kenyataan. Walaupun Long Shang telah memperkuat
pertahanan, Ma Chao mampu membunuh gubernur provinsi Liang, Wei Kang dan menjadikan
kota Yi sebagai pangkalannya.
Ma Chao menggelari dirinya Zheng Xi Jiangjun (Jendral yang Menguasai Wilayah Barat) dan
menjadi gubernur provinsi Bing dan mengatur urusan militer di provinsi Liang. Mantan anak buah
Wei Kang seperti Yang Fu, Jiang Yi, Liang Kuan dan Zhao Qu bersekutu untuk mengalahkan Ma
Chao. Yang Fu dan Jiang Yi mendekati pasukan Ma Chao dari kota Lu saat Ma Chao berusaha
menyerang mereka tetapi menemui kegagalan. Di saat yang bersamaan, Liang Kuan dan Zhao
Qu menutup pintu kota Yi, menghalangi Ma Chao untuk kembali. Ma Chao terpaksa mengungsi
ke Hanzhong, tempat Zhang Lu berkuasa. Zhang Lu tidak memiliki kemampuan untuk membantu
rencana Ma Chao untuk merebut kembali kota Yi. Ketika mendengar Liu Bei telah mengurungLiu
Zhang di kota Chengdu, ia menulis surat yang menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan
tentara Liu Bei.
Liu Bei mengirim beberapa pengikut untuk meminta Ma Chao agar segera bergabung dalam
pengepungan Chengdu. Setibanya Ma Chao di luar kota Cheng Du, seluruh kota menjadi panik
dan tak lama kemudian Liu Zhang menyerah. Ma Chao diangkat menjadi Ping Xi Jiangjun
(Jendral yang Menentramkan Wilayah Barat) dan ditempatkan di daerah sekitar Ju. Ketika Liu
Bei menjadi pangeran Hanzhong, dia memberi Ma Chao gelar semu Zuo Jiangjun (Jendral
Pasukan Kiri). Pada tahun pertama Zhangwu (221 M), Ma Chao diangkat menjadi Biao Qi
Jiangjun (Jendral Kavaleri yang Tangkas), gubernur provinsi Liang, serta Marquis Xi Liang.
Pidato Liu Bei mengatakan "Saya bukan seorang yang bijak dan baik, hanya mewarisi
kehormatan dari nenek moyang saya. Cao Cao dan putra-putranya akan diingat dan disegani
atas dosa dan kejahatan mereka sampai ke seluruh Tiongkok bahkan oleh bangsa Di dan Qiang.
Anda (Ma Chao) adalah junjungan bangsa Utara dan keberanian Anda kekal dikenang di sana,
bahkan mereka bersedia bertempur bersama Anda melalui jarak ribuan mil untuk melawan
kejahatan. Anda diharapkan untuk mempersatukan mereka ke dalam budaya bangsa Han dan
berlaku adil dalam memberikan balas jasa dan hukuman yang sepantasnya."
Pada tahun kedua, Ma Chao meninggal pada usia 47 tahun. Sebelum wafatnya, dia mengajukan
permohonan, isinya: "Hamba pernah memiliki dua ratus orang di seluruh keluarga hamba, tetapi
hampir semuanya dibunuh oleh Meng De (Cao Cao), kecuali adik sepupu saya, Ma Dai. Dia
satu-satunya yang tersisa untuk melanjutkan garis keturunan keluarga, maka dari hati yang
terdalam, hamba menitipkannya kepada Yang Mulia (Liu Bei) dan tak ada penyesalan dalam diri
hamba." Ma Chao mendapat gelar anumerta Marquis Yue Wei dan putranya, Ma
Cheng menggantikannya. Ma Dai diangkat menjadi Ping Bei Jiangjun {Jendral yang
Menentramkan Wilayah Utara} dan digelari Marquis Chen Cang. Putri Ma Chao dinikahkan
dengan Pangeran Anping, Liu Li.
Wei Yan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wi Yn (175234), (nama lain Wnchng ()), adalah perwira perang negara Shu yang
terkenal pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok dulu. Menurut novel Romance of the Three
Kingdoms bahwa Wei Yan awalnya bekerja sebagai perwira militer menengah dari Liu Biao,
tetapi buku sejarah tidak membahasnya. Wei Yan bergabung dengan pasukan Liu Bei sesudah
Liu menguasai Changsha sekitar tahun 209. Bakatnya membawa dia sebagai jendral utama dari
pasukan Liu Bei selama bertahun-tahun. Liu Bei menawarkan dia sebagai kepala eksekutif di
Hanzhong tahun 219, dan Wei Yan menjadi salah satu dari 6 orang militer terpenting di kerajaan
Shu sesudah 5 Jendral Macan Shu.
Dia tidak pernah dipercaya oleh Zhuge Liang karena perangainya yang tergesa-gesa itu dapat
membuat kehancuran Shu, tetapi hanya Liu Bei yang selalu memperhatikan Wei Yan,sehingga
hanya Liu Bei teman perjuanganya, setelah Liu Bei wafat, Wei Yan semakin diintimidasi oleh
Zhuge Liang. Pada peristiwa "Wu Zhang Plains" di perbatasan Chang An dan Han-Zhong,yang
di mana Zhuge Liang mati karena sakit dan digantikan oleh Jiang Wei. Jiang Wei menyuruh
seluruh pasukan Shu untuk mundur,tetapi tentara Wei Yan tetap di garis depan,karena merasa
kemenangan ada di depan mata dan Zhuge Liang tiada, dia meneruskan pertempuran yang
mengakibatkan kekalahan besar pada tentara garis depan Shu karena terkena jebakan
"Catapult" Deng Ai dan "Ambush" Sima Zhao.Jiang wei sangat marah dan mengutus Ma Dai
untuk membunuh Wei Yan, yang pada akhirnya disesalkan oleh kaisar Shu,Liu Chan, karena
Shu kehilangan salah satu jendral terbaik pada saat itu setelah era Guan Yu, dan menjadi salah
satu faktor Kehancuran Shu dalam peperangan.
Xing Cai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Xing Cai (Hanzi: ) adalah tokoh fiksi dalam permainan komputer Dynasty Warriors. Ia
diciptakan sebagai anak dari Zhang Fei, yang hidup pada Zaman Tiga Negara
Permaisuri Zhang Jing Ai
Sekitar tahun 200M, seorang gadis muda berusia 13 tahun sedang mencari kayu bakar di hutan.
Disana ia bertemu dengan Zhang Fei yang kemudian mencabulinya.
Tak lama mereka lalu menikah setelah mengetahui bahwa gadis tersebut berasal dari keluarga
baik-baik.
Gadis tersebut berasal dari keluarga Xiahou, seorang sepupu dari Xiahou Yuan. Ia kemudian
melahirkan paling tidak 2 orang putra (Zhang Bao dan Zhang Shao) dan 2 orang putri bagi
Zhang Fei.
Setelah Liu Chan naik tahta menjadi kaisar, Perdana Menteri Zhuge Liang kemudian hendak
mencarikan jodoh baginya. Telah disepakati bahwa putri Zhang Fei lah yang pantas untuk
menjadi pendamping Liu Chan.
Ia kemudian diberi nama Jing Ai yang kira-kira berarti permaisuri yang dihormati dan disayangi.
Ia juga dikenal sebagai Permaisuri Zhang yang pertama.
Permaisuri Zhang tidak berusia panjang, saat kira-kira usianya mencapai 30 tahun, Ia meninggal
karena sakit pada tahun 237 M.
Ia meninggal tanpa memberikan seorang keturunan bagi Liu Chan.
Sepeninggal Permaisuri Jing Ai, Liu Chan sekali lagi mempersunting seorang wanita dari
keluarga Zhang Fei,
Ia adalah adik dari Jing Ai yang dikenal sebagai Permaisuri Zhang yang kedua.
Ia melahirkan paling tidak seorang putra bagi Liu Chan, karena saat Xiahou Ba bergabung
dengan Shu, Liu Chan mendatanginya dan berkata;
"Tuan, yang terjadi pada ayahmu di Han Zhong adalah tuntutan perang. Anak ini yang berdiri di
hadapanmu, adalah pangeran Shu yang juga seorang anggota keluarga Xiahou."
Sejak hari itu Xiahou Ba dan Liu Chan saling menerima dan hidup layaknya keluarga.
Liu Shan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Liu Chan)
Liu Shan (umumnya salah diucapkan sebagai Liu Chan), Hanzi: , adalah anak dari Liu Bei,
pendiri negara Shu Han di Zaman Tiga Negara. Liu Chan terkenal tidak cakap memerintah yang
akhirnya membawa negaranya ke ambang keruntuhan.
Ketika bala tentara Wei akan menyerang ke Shu, Liu Chan dengan mudahnya terpengaruh oleh
kasimnya yang bernama Huang Hao untuk menyerah tanpa syarat, padahal masih ada
kemungkinan Shu untuk memenangkan pertarungan dengan Wei karena jenderal Shu, Jiang
Wei telah bersiap-siap mengirim bala bantuannya ke Cheng Du.sehingga negara Shu Han jatuh
ke tangan negara Cao Wei dengan mudah. Karena ketidak cakapannya dalam memerintah juga
terjadi banyak pemberontakan. salah satunya adalah pemberontakan di daerah Nan Man yang
berpusat di Yu Nan, Nan Zhong dan dipimpin oleh Meng Huo. Untungnya pemberontakan ini
dapat diredam oleh Zhuge Liang. dalam pemerintahan Liu Chan kebanyakan adalah hasil buah
fikiran dari perdana menterinya Zhuge Liang.
Guan Xing
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Guan Xing (Hanzi: )(193-234AD) adalah putra tertua Guan Yu. Sewaktu kecil ia gemar
bermain dan merupakan anak yang periang. Ketika beranjak remaja sekitar 26 tahun, Guan Yu
memimpin pasukan untuk menghadapi Cao Ren di Fan, dan ia disuruh mengirim kabar baik
untuk Liu Bei bahwa ia berada di atas angin dan memegang pertempuran ini. Tak lama
kemudian ia kehilangan ayahnya, dan memutuskan untuk bergabung dengan pasukan Liu
Bei untuk menuntut balas kematian ayahnya, disana ia bersaing dengan Zhang Bao hingga
akhirnya keduanya berkawan baik dan bersumpah saudara seperti ayah-ayah mereka.
Guan Xing berhasil membunuh Pan Zhang dan mengambil kembali senjata ayahnya, Green
Dragon dari tangan Pan Zhang. Namun sayangnya ia tidak berhasil mendapatkanRed
Hare karena kuda tersebut sudah mati, konon karena tidak mau makan setelah kematian Guan
Yu.
Guan Xing kemudian menjadi salah satu andalan Zhuge Liang dalam misi kampanye konfrontasi
dengan Wei Utara. Guan Xing tidak berumur panjang, ia meninggal pada saat usianya sekitar 40
tahunan karena sakit.
Meski memiliki istri, namun ia tidak memiliki seorang putra kandungpun. Maka Guan Xing
mengangkat anak. Namun anak ini juga tidak memiliki anak kandung dan mengangkat anak.
Pada jatuhnya Shu, Pang Hui yang membonceng pasukan Deng Ai mengumpulkan keturunan
Guan Xing dan membunuhi mereka sampai habis. Dengan demikian Guan Yu tidak memiliki
keturunan dari Guan Xing.
hang Bao
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zhang Bao (Hanzi: ) adalah putra pertama dari Zhang Fei. Ia adalah seorang panglima
andalan Zhuge Liang setelah generasi 5 Jenderal Macan. Bersama Guan Xing, ia bersumpah
mengikat persaudaraan seperti halnya ayah mereka.
Zhang Bao tidak berumur panjang. Ia tewas saat mengikuti kampanye Zhuge Liang di Wu
Zhang karena terjatuh dari kuda saat sedang bersemangat mengejar musuh. Kepalanya bocor
karena terbentur sebuah batu.
Guan Ping
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Guan Ping (Hanzi Sederhana: ; pinyin: Gun Png; ?219) adalah anak pertama jenderal
militer Tiongkok abad ke-3, Guan Yu. Pada maza Zaman Tiga Negara, ia menduduki jabatan
militer dalam Shu Han. Tidak banyak yang diketahui mengenai Guan Ping kecuali bahwa ia dan
ayahnya ditangkap di sebelah barat Maicheng (, terletak di sebelah
tenggara Dangyang, Hubei pada masa kini) oleh pasukan Wu Timur pada tahun 219 dan segera
dieksekusi. Menurut buku Kisah Tiga Negara, Guan Ping adalah anak angkat Guan Yu, di mana
ia diadopsi pada usia 17 tahun setelah diminta oleh ayahnya sendiri untuk membantu Guan Yu.
Mi Fang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mi Fang adalah salah seorang pejabat yang melayani panglima perang Liu Bei pada masa
pemerintahan Dinasti Han pada Zaman Tiga Negara. Dia juga adik dari Mi Zhu, yang juga
pejabat Liu Bei. Pada tahun 219, Mi Fang menyerah kepada Sun Quan, yang mengakibatkan
hilangnya Provinsi Jing (sekarang Hubei dan Hunan) serta kematian Guan Yu. Sejarawan Rafe
de Crespigny mencatat bahwa Mi Fang memiliki catatan luar biasa melayani setiap pemimpin
Tiga Negara selama hidupnya.[1]
Meng Huo
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Meng Huo (Hanzi: ) adalah pemimpin suku Nanman di wilayah Nanzhong (sekarang
Provinsi Yunnan) pada Zaman Tiga NegaraSekaligus Suami Dari Zhu Rong . Secara geografis,
wilayah ini merupakan sayap belakang negara Shu Han yang saat itu merencanakan
mengadakan ekspedisi ke utara menaklukkan negara Cao Wei. Oleh karenanya, perdana
menteri Shu Han, Zhuge Liang memutuskan untuk menaklukkan terlebih dahulu Meng Huo untuk
melenyapkan ancaman pemberontakan dari belakang sebelum dan sewaktu ekspedisi ke utara
dilancarkan.
Kata beberapa masyarakat di daerah Yunnan Meng Huo mempunyai tentara yang memakai baju
perang yang tidak dapat di tebas dengan berbagai senjata. Jadi saat Zhuge Liang memakai cara
membakar hutan untuk membakar tentara Meng Huo
Sun Jian
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sun Jian
Warlord
Han Dynasty
Lahir 155
Penerus Sun Ce
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Sn Jin
Sun Jian (Hanzi: ) (155-191) adalah seorang jendral dan panglima kecil yang terkenal,
semasa Dinasti Han Timur akhir. Ia bernama lengkap Sun Wentai, lahir di Fuchun, Kabupaten
Wu.
Karier politiknya diawali dengan membasmi bandit-bandit yang saat itu merajalela di wilayah
Huiji dan Qiantang. Berjasa dalam pemadaman Pemberontakan Serban Kuning di daerah
tersebut, ia kemudian diberikan jabatan yang memperluas kesempatannya untuk memperkuat
diri sendiri di daerah Changsha.
Sewaktu para jenderal perang membentuk aliansi bersama menggulingkan sang perdana
menteri zalim, Dong Zhuo, Sun Jian juga turut serta menyumbangkan prajurit dan
menyumbangkan ide strategi, saat itu (190 M) Sun Jian beraliansi dengan Yuan Shu. Tentaranya
berhasil membunuh Jenderal Hua Xiong, seorang jendral andalan Dong Zhuo (dalam
novel Kisah Tiga Negara, dikatakan bahwa Hua Xiong dibunuh oleh Guan Yu, bukan oleh
bawahan Sun Jian).
Setelah aliansi bersama dibubarkan, China jatuh ke dalam peperangan massal antara para
panglima perang. Tahun 191 M, Sun Jian gugur dalam pertempuran sewaktu menyerang Liu
Biao. Sun Jian terkena panah beracun sewaktu menangkap Jenderal Huang Zu. Ia kemudian
digantikan oleh anaknya, Sun Ce yang juga seorang pemimpin yang cakap dan garang, namun
seperti ayahnya juga mati di usia muda.
Sun Ce
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sun Ce
Pangilma Perang
Lahir 175
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Sn C
Daftar isi
[sembunyikan]
1Awal Kehidupan
2Little Conquerror
3Kematian
4Pranala luar
Sun Quan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gambar Sun Quan
Sun Quan (Hanzi:)(182-252), putera kedua dari Sun Jian adalah pendiri negara Dong
Wu (Wu Timur) pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Dia memerintah sebagai raja Wu dari
tahun 220 sampai 222, kemudian naik tahta sebagai kaisar Wu dari tahun 222 sampai 252.
Sun Quan menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya, Fuchun. Sejak ayahnya (Sun Jian)
meninggal pada tahun 191, dia berpindah dari kota ke kota di daerah bawah sungai Yangtze.
Kakaknya, Sun Ce mendirikan negara bagian yang terbentuk dari beberapa daerah kecil di
sekitarnya. Pada tahun 200, sejak Sun Ce terbunuh, Sun Quan yang baru berumur 18 tahun
mewarisi wilayah di daerah tenggara sungai Yangtze. Dalam pemerintahannya yang cukup
aman dan stabil, Sun Quan dibantu oleh beberapa bekas pejabat Sun Ce, seperti Zhou
Yu,Zhang Zhao,Zhang Hong dan Cheng Pu. Selama beberapa tahun, Sun Quan mampu
membangun angkatan perang yang kuat dengan bantuan para perwiranya sehingga pada
tahun 207, pasukannya mampu mengalahkan Huang Zu, perwira dari Liu Biao yang menguasai
sungai Yangtze bagian tengah.
Pada musim dingin tahun 207, Cao Cao memimpin sekitar 200.000 tentara untuk menguasai
wilayah Selatan sebagai bagian dari rencana penyatuan seluruh Tiongkok. Di satu pihak, Zhang
Zhao sebagai penasehat urusan dalam negeri Wu menyarankan untuk menyerah, sedangkan di
lain pihak, Zhou Yu dan Lu Su menyarankan untuk melawan. Akhirnya Sun Quan memilih untuk
mengusung bendera perang. Bersama Liu Bei yang saat itu berstatus pengungsi di negerinya,
Sun Quan menggabungkan 2 ahli strategi terbesar, Zhuge Liang dan Zhou Yu, dibantu oleh
siasat jebakan Huang Gai, Kan Ze dan Pang Tong untuk menghancurkan seluruh bala tentara
Cao Cao pada Pertempuran Chibi.
sun Shangxiang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Sun Shan Xiang)
Ilustrasi Nyonya Sun di zamanDinasti Qing
Sun Shangxiang (Hanzi: ) juga dikenal sebagai Sun Ren () atau Nyonya Sun (
) adalah anak perempuan dari Sun Jian, pada Zaman Tiga Negara. Ia adalah putri tunggal dari
5 bersaudara. Nyonya Sun sejak kecil menyukai seni bela diri.
Ia dinikahkan oleh kakaknya, Sun Quan kepada Liu Bei dengan alasan mempererat hubungan
antara Shu dan Wu. Namun, dalam satu kesempatan, Zhou Yu ingin memanfaatkan pernikahan
ini untuk melaksanakan siasatnya untuk membunuh Liu Bei. Liu Bei berhasil mengetahui
rencana ini dan melarikan diri bersama Nyonya Sun ke Shu.
Ia juga menghadapi dilema ketika perang Yi Ling terjadi karena dia melihat disatu sisi ada
saudara(Sun Quan) dan juga suaminya(Liu Bei). Kemudian ia mati 1 hari setelah kematian Liu
Bei, suaminya.
Ibu: Lady Wu
Saudara:
Sun Ce
Sun Quan
Sun Yi
Sun Kuang
Sun Lang, saudara tiri. Dia adalah saudara kandung dalam Kisah Tiga Negara, dimana
keduanya lahir dari adik fiktif-nya Lady Wuyang dikenal sebagai Wu Guotai.
Sun Shangxiang merupakan salah satu karakter wanita yang muncul dalam permainan
konsol produksi Koei berjudul Dynasty Warriors. Dia digambarkan sebagai karakter
bersenjatakan cakram.
Dalam film perang produksi John Woo tahun 2008 yang berjudul Red Cliff tokoh Sun
Shangxiang diperankan oleh Zhao wei.
L Meng
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lu Meng)
L Meng atau Lu Meng (178 - 219 Masehi) adalah jendral perang yang bekerja untuk
kerajaan Wu timur (Dong Wu) pada masa Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Lu Meng lahir
di Fupo, Runan (sekarang Fuyang, Anhui) pada tahun 178. Pada awalnya dia adalah seorang
jendral yang tangguh seperti Taishi Ci,tetapi sebelum Zhou Yu mati, dia sempat dipesan untuk
meneruskan menjaga Sun Quan untuk menjadi penasihatnya,karena itu adalah pesan terakhir
sahabatnya dia berkata "aku akan membaca buku perang keluarga Sun(THE BOOK WAR
MANUAL OF SUN TZU) dan tidak akan memedulikan keadaan perang hingga menguasai buku
ini demi memenuhi pesan sahabatku untuk melindungi Sun Quan dan membantunya, yang pada
dasarnya dia adalah seorang jendral berubah menjadi penasihat adalah sesuatu yang luar biasa
karena kemampuanya mampu membantu Sun Quan dalam perang invasi Cao Cao dan menjadi
perdana menteri kerajaan Wu. Memajukan sektor militer, perdagangan, bendungan,dsb
bersama L Xun yang akhirnya merekomendasikan L Xun(THE LAST OF GREAT STRATEGIC
OF WU) kepada Sun Quan sebagai penerusnya.
Salah satu peranannya yang terkenal adalah sebagai jendral dalam invasi di Jingzhou yang di
mana menyebabkan kematian Guan Yu, salah satu jendral negara Shu terkuat pada zaman itu.
Tidak lama setelah Guan Yu meninggal, Lu Meng jatuh sakit yang membuat Sun Quan (raja Wu)
khawatir. Sun Quan menyatakan akan memberi hadiah besar bagi orang yang mampu
menyembuhkan Lu Meng, tetapi pada akhirnya Lu Meng tidak dapat disembuhkan dan
meninggal pada umur 41 tahun. Sebelum kematiannya, Lu Meng merekomendasikan Zhu
Ran dan L Xun kepada Sun Quan.
Zhou Yu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zhou Yu (Hanzi: , 175-210 M) adalah penasihat Data Tokoh Tiongkok
militer Tiongkok yang pertama dan terpenting
dari Wu di Zaman Tiga Negara. Ia bernama Nama Asli Zhou Yu
lengkap Zhou Gong Jin, ia adalah anak seorang
bangsawan dari daerah Lujiang. Di dalam Kisah Tiga Nama Lain Zhou Gong Jin
Negara, ia dideskripsikan sebagai seorang tampan yang Periode Zaman Zaman Tiga Negara
cakap dalam hal kemiliteran dan kenegaraan.
Istri Xiao Qiao
Daftar isi Ayah Zhou Yi
[sembunyikan] Paman Zhou Shang
1Pengabdian kepada keluarga Sun Anak Laki-laki Zhou Xun, Zhou Yin
2Perang Tebing Merah Anak Perempuan Zhou Ying
3Kematian Saudara Angkat Sun Ce
4Kualitas
Mengabdi pada Sun Ce, Sun Quan
5Dalam Fiksi
Lahir 175
Pengabdian kepada keluarga Meninggal 210
Sun[sunting | sunting sumber]
Saat Sun Jian berkuasa di wilayah Changsha, ia bertemu dengan Sun Ce, anak pertama dari
Sun Jian. Mereka belajar bersama dan bersahabat karib hingga akhirnya bersumpah-saudara.
Setelah itu karena paman Zhou Yu, Zhou Shang diangkat menjadi Gubernur Danyang, Zhou Yu
pindah ke sana dan mengabdi kepada Yuan Shu.
Sun Ce yang menggantikan ayahnya yang meninggal ketika ia berumur 17 tahun (Sun Jian
meninggal tahun 192), mulai menunjukkan kebolehannya pada tahun 194. Ia meminjam 3000
prajurit dari Yuan Shu dengan jaminan cap kekaisaran warisan ayahnya (Sun
Jian menemukannya saat berada di Luo Yang, setelah peperangan di Gerbang Hulao),
kemudian menuju ke daerah Wu. Zhou Yu, yang mendengar berita ini, langsung saja bergabung
dengan Sun Ce sebagai ahli strategi dan membantunya mengalahkan Liu Yong, Yan Baihu,
dan Wang Langsehingga berhasil merebut kota Mo Ling (selanjutnya diganti menjadi Jian Ye
oleh Sun Ce), Wu, dan Hui Ji serta mendapatkan Jenderal baru yang sangat berkualitas
yaitu Taishi Ci, semua dituntaskan hanya dalam waktu yang sangat singkat. Atas keberhasilan
ini Sun Ce mendapat julukan "Little Conquerror" dan Zhou Yu mendapat julukan "Young
Gentleman Handsome Zhou".
Tahun 199, Sun Ce dan Zhou Yu berhasil menumpas Liu Xun, sehingga memperluas wilayah
kekuasaan. Pada sekitar tahun ini jugalah Sun Ce dan Zhou Yu menikahi Two Qiaos, anak Qiao
Xuan seorang pintar dan kritikus. Sun Ce menikahi anak sulung Da Qiao dan Zhou Yu menikahi
anak bungsu Xiao Qiao. Mereka berdua adalah wanita yang terkenal akan kecantikannya. Dari
pernikahan ini Zhou Yu mempunyai 3 anak, 2 anak laki-laki Zhou Xun dan Zhou Yin dan 1 anak
perempuan Zhou Ying.
Pada tahun 200 M, Sun Ce wafat dan digantikan oleh adiknya, Sun Quan, yang masih sangat
muda, saat itu umurnya baru 18 tahun. Atas wasiat dari Sun Ce yang berisi "masalah dalam
negeri diskusikan dengan Zhang Zhao dan masalah luar negeri diskusikan dengan Zhou Yu",
maka Zhou Yu memegang kekuasaan militer dan Zhang Zhao mengurusi masalah domestik. Hal
ini menunjukkan loyalitas Zhou Yu yang sangat tinggi karena sebenarnya calon kuat penerus
Sun Ce adalah Zhou Yu sendiri, tetapi dia lebih memilih mengabdi kepada Sun Quan dan tidak
memikirkan kekuasaan.
Zhuge Jin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Zhuge Jin (174 - 241) yang mempunyai nama lain Ziyu adalah menteri dari
kerajaan Wu pada Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Zhuge Jin merupakan abang dari ahli
strategi kerajaan Shu, Zhuge Liang. Biarpun abang-adik, mereka tetap membela kerajaan
mereka masing-masing dan memisahkan urusan negara dengan hubungan keluarga. Zhuge Jin
sangat dipercayai oleh Sun Quan biarpun merupakan abang dari Zhuge Liang. Salah satu
prestasi pentingnya adalah melunakkan hubungan antara Wu dan Shu. Dia mempunyai anak
bernama Zhuge Ke, yang kemudian menggantikan posisinya dan menjadi jendral kuat Wu, tetapi
pada akhirnya mengalami kegagalan saat menjadi bupati, yang merupakan awal kehancuran
klan Zhuge. Zhuge Jin juga mempunya anak lain bernama Zhuge Qiao, yang diadopsi oleh
adiknya, Zhuge Liang dan istri Zhuge, Huang Yue Ying.
Lu Xun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk tokoh dalam Kisah Tiga Negara, lihat Lu Xun (Kisah Tiga Negara).
Zhou Shuren
Lu Xun
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk tokoh dalam Kisah Tiga Negara, lihat Lu Xun (Kisah Tiga Negara).
Zhou Shuren
Huang Gai
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Huang Gai
Jendral Militer
Dong Wu
Nama
Hanzi sederhana
Hanzi tradisional
Pinyin Hung Gi
Huang Gai (Hanzi: ) adalah seorang jenderal dari negara Wu pada Zaman Tiga Negara.
Tahun kelahiran dan kematiannya tidak tercatat dalam sejarah. Ia lahir di Quanling, Lingling di
Prefektur Jingzhou (sekarang di utara Lingling, Hunan) dengan nama panjangHuang Gongfu (
).
Gan Ning
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Gan Ning (?-222) adalah seorang jenderal Wu pada Zaman Tiga Negara. Gan Ning sebelumnya
adalah seorang perompak. Ia menaruh berberapa bel di bajunya, sehingga musuh tahu kalau dia
datang. Setelah menjadi perompak, ia direkrut menjadi bawahan Huang Zu dan Liu Biao.
Saat Sun Quan menyerang Huang Zu, Gan Ning berhasil membunuh Ling Cao, salah satu
jenderal bawahan Sun Quan sekaligus ayah dari Ling Tong. Hal ini yang membuat Ling Tong
sempat dendam dan antipati terhadapnya. Setelah Huang Zu dikalahkan Yuan Shao, Gan Ning
menjadi bawahan Yuan Shao. Zhou Yu dan Lu Meng sangat menyambutnya ke Wu. Jasanya
juga dipakai dalam Pertempuran Chibi. Namun dia dibunuh oleh Sha Moke pada saat
pertempuran Wu melawan Shu di pertempuran Yiling.
Taishi Ci
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Taishi Ci (166 - 206 M) adalah perwira militer negara Dong Wu pada Zaman Tiga
Negara di Tiongkok dulu. Pada awalnya Taishi Ci bekerja dibawah Liu Yao tetapi kemudian
melanggar kesetiaannya setelah Liu Yao menolak untuk memperhatikan nasihat strategi yang
diajukan oleh Taishi Ci, kemudian dia melarikan diri ke daerah tetangga. Taishi Ci melarikan diri
ke daerah Dangyang, suatu posisi daerah militer yang strategis dan penting sejak zaman Sun
Tzu, disana dia mengangkat dirinya sebagai gubenur. Pada suatu perang, pasukan sisa Taishi
Ci dengan cepat dapat dikepung oleh pasukan Sun Ce tanpa tandingan, yang kemudian Taishi
Ci tertangkap. Taishi Ci memohon untuk dibunuh bersama dengan pasukan dan orang-
orangnya, tetapi Sun Ce tidak bersedia dan membujuk dia untuk bergabung. setelah bujukan
yang lama dan dijanjikan diberi pangkat dan posisi tinggi di negara Wu, akhirnya Taishi Ci
bergabung. Taishi Ci setia sampai akhir hayatnya kepada negara Wu.
Da Qiao dan Xiao Qiao (Hanzi: ) adalah dua bersaudari di Zaman Tiga
Negara di Tiongkok kuno yang merupakan anak perempuan dari Qiao Xuan dan terkenal akan
kecantikannya pada Zaman Tiongkok dulu. Nama mereka tidak berhasil diketahui kecuali marga
mereka yaitu Qiao, sehingga mereka hanya disebut Da Qiao dan Xiao Qiao yang di
mana da adalah besar dalam bahasa Mandarin dan xiao berarti kecil, sehingga Da Qiao adalah
lebih tua dan kakak daripada Xiao Qiao.
Da Qiao menikah dengan Sun Ce, panglima perang dan pemimpin negara Wu. Mereka menikah
dan mempunyai 2 orang anak kandung dan 1 anak angkat yang bernama Sun Shao. 2 anak
kandungnya adalah perempuan yang kemudian dinikahkan dengan Zhu Ji dan Lu Xun. Adik Da
Qiao yaitu Xiao Qiao menikah dengan Zhou Yu dan mempunyai 3 orang anak yaitu Zhou
Xun, Zhou Yin, dan Zhou Ying.
Kedua Qiao disebut saat pertempuran tebing merah. Zhuge Liang memanipulasi cerita
kepada Zhou Yu bahwa salah satu tujuan Cao Cao menyerang adalah merebut kedua Qiao
bersaudara untuk dirinya, karena kecantikan kedua Qiao telah melegenda.
Ling Tong
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ling Tong (; 189 - 237), yang mempunyai nama lain Gongji (), adalah jendral perang
yang bekerja untuk negara Wu selama masa Zaman Tiga Negara di Tiongkok kuno. Ling Tong
lahir di Yuhang, provinsi Zhejiang. Ayahnya bernama Ling Cao dan menurut novel
sejarah Romance of the Three Kingdoms, Ling Cao mati ditembak panah olehGan Ning saat
ekspedisinya melawan Jiangxia. Setelah kematian ayahnya, Ling Tong yang waktu itu masih
berumur 15 tahun, diangkat oleh Sun Quan untuk mengganti posisi ayahnya. Ling Tong
berusaha untuk membalas dendam kematian ayahnya, tetapi kemudian tidak berhasil
dikarenakan Gan Ning kemudian bergabung dengan negara Wu, yang di mana Sun Quan (raja
Wu) dan Lu Meng selalu membujuk Ling Tong untuk mengerti keadaan.