6 Patogenesis
Jalur penularan yang dominan adalah kontak langsung dari kulit ke kulit.
Penularan dengan menggunakan pakaian bersama atau metode tidak langsung
lainnya jarang terjadi pada scabies klasik namun mungkin terjadi pada scabies
berkerak (mis., Pada host yang mengalami gangguan kekebalan tubuh). Penularan
antar anggota keluarga dan dapat terjadi.
Tungau tidak bisa terbang atau melompat tapi merangkak dengan kecepatan
2,5 cm per menit pada kulit yang hangat. Mereka dapat bertahan selama 24
sampai 36 jam pada suhu kamar dan kelembaban rata-rata dan tetap mampu
melakukan infestasi dan pelepasan epidermal. Semakin banyak parasit pada
seseorang, semakin besar kemungkinan penularan, baik kontak langsung (yaitu
kontak kulit ke kulit) atau tidak langsung (misalnya, melalui tempat tidur,
pakaian).
Selama siklus hidup kutu ini, terowongan yang terbentuk meluas dari
beberapa milimeter menjadi beberapa centimeter. Terowongan ini tidak meluas ke
lapisan bawah epidermis, kecuali pada kasus hiperkeratosis scabies Norwegia,
kondisi dimana terdapat kulit yang bersisik, menebal, terjadi imunosupresan, atau
pada orang-orang tua dengan jumlah ribuan kutu yang menginfeksi. Telur-telur
kutu ini akan dikeluarkan dengan kecepatan 2-3 telur perharinya dan massa feses
(skibala) terdeposit pada terowongan. Skibala ini dapat menjadi iritan dan
menimbulkan rasa gatal.(9)
c. Skabies nodular
Skabies nodular adalah varian klinik yang terjadi sekitar 7% dari
kasus skabies dimana lesi berupa nodul merah kecoklatan
berukuran 2-20 mm yang sangat gatal. Umumnya terdapat pada
daerah yang tertutup terutama pada genitalia, inguinal dan aksila.
Pada nodul yang lama tungau sukar ditemukan, dan dapat menetap
selama beberapa minggu hingga beberapa bulan walaupun telah
mendapat pengobatan anti skabies.(13)
d. Skabies incognito
Penggunaan obat steroid topikal atau sistemik dapat menyamarkan
gejala dan tanda pada penderita apabila penderita mengalami
skabies. Akan tetapi dengan penggunaan steroid, keluhan gatal
tidak hilang dan dalam waktu singkat setelah penghentian
penggunaan steroid lesi dapat kambuh kembali bahkan lebih
buruk. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena penurunan respon
imun seluler.(10)
2.7 Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan
tungau dan produknya yaitu :
a. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral
atau KOH 10% lalu dilakukan kerokan dengan meggunakan
skalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat atap papula atau
kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan
ditutup dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.(10)
b. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing
ditusukkan kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara
tangensial ke ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif,
tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil
dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan
keahlian tinggi.(10)
c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30
menit. Setelah tinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan
tersebut akan kelihatan lebih gelap dibandingkan kulit di
sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes
dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas
berupa garis menyerupai bentuk S.(10)
d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk
kemudian dibuat irisan tipis, dan dilakukan irisan superfisial
menggunakan pisau dan berhati-hati dalam melakukannya agar
tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan
ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah
mikroskop.(10) Biopsi irisan dengan pewarnaan Hematoksilin and
Eosin
Gambar 11 : Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah) dengan
pewarnaan H.E (dikutip dari kepustakaan 8 dan 5)
e. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar
ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan
efluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.(10)
f. Dermoskopi
Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang
berguna untuk membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma.
Dermoskopi juga dapat menjadi alat yang berguna dalam
mendiagnosis scabies secara in vivo. Alat ini dapat
mengidentifikasi struktur bentuk triangular atau bentuk-V yang
diidentifikasi sebagai bagian depan tubuh tungau, termasuk kepala
dan kaki. Banyak laporan kasus yang didapatkan mengenai
pengalaman dalam mendiagnosis scabies dengan menggunakan
Dermoskopi. Dermoskopi sangat berguna, terutama dalam kasus-
kasus tertentu, termasuk kasus scabies pada pasien dengan terapi
steroid lama, pasien imunokompromais dan scabies nodular.(14)