Anda di halaman 1dari 3

MARXISME MENGENAI GLOBALISASI

Tanpa kita sadari perkembangan hubungan internasional terus terjadi, berawal dari Perjanjian
Westphalia hingga saat ini. Perubahan tersebut dapat kita liat dari perubahan perubahan yang
terjadi dalam sejarah. Hal hal itu menjadi saksi rekam jejak perkembangan globalisasi dari
masa ke masa. Menurut Thomas Larsson dalam bukunya The Race to The top: The real story of
globalization: definisi globalisasi adalah adalah proses penyusutan dunia (world shrinking) ,
jarak yang semakin pendek (shorten the gap) , hal-hal bergerak lebih dekat.1 Dalam arti lain
globalisasi dapat di definisikan sebagai sebuah interaksi sosial dalam berbagai hal yang
melewati batas batas Negara, sehingga apapun dapat cepat tersebar keseluruh dunia melalui
alat komunikasi, media sosial, maupun turis manca Negara. Berbicara tentang globalisasi, maka
kita tidak bisa kita mengabaikan tentang ekonomi. Kegiatan ekonomi merupakan driving force
yang dianggap sebagai aspek mendasar yang menyebabkan globalisasi (Steger 2002, 10).
Dengan kata lain, ekonomi membuka terjadinya globalisasi. Globalisasi sendiri mengarahkan
berbagai kegiatan ekonomi menjadi suatu integrasi ekonomi global (Held dan McGrew 2003,
311). Dengan kata lain yang menjadi bagian penting dalam globalisasi adalah market atau pasar.
Keterbukaan pasar mengantar semakin cepat dan dianggap bagus bagi kaum perspektif
neoliberal yang menaruh perhatiannya pada aktifitas pasar dan perdagangan. Menurut kaum
neoliberal, liberalisasi, integrasi pasar global harus diciptakan agar semua aktor mempunyai
kesempatan yang sama dan menurut neoliberal tidak ada pihak yang dirugikan dalam
globalisasi. Justru, globalisasi bersifat menguntungkan bagi semua orang.

Inilah yang oleh para pendukung marxis dikritik. Marxisme menilai bahwa globalisasi adalah
sesuatu yang di buat-buat atau tidak nyata adanya karena tidak ada yang baru dalam globalisasi,
dan hal itu hanya merupakan fase perkembangan baru dari kapitalisme. Pada dasarnya
globalisasi hanya perkembangan lebih jauh tentang kepitalisme di dunia. Kaum Marxis percaya
bahwa globalisasi hanya memperluas kesenjangan di antara kelas kelas yang ada seperti kelas
utama, mengengah kebawah, dan masnyarakat miskin ( Smith and Baylis, 2001:6 ). Marxis
beranggapan globalisasi bukan hal yang baru itu karena pola globalisasi seperti lintas-batas,
dominansi dalam bentuk imperialis sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Contohnya,
hubungan dagang lintas teritorial dengan kegiatan ekspor impor yang sebenarnya telah
dilakukan sejak 1880-an, imperialisme negara Eropa mencari jajahan dengan 3G nya
(gold,glory,gospel). Mengapa globalisasi ini berkaitan dengan imperialis di masa modern saat

1http://www.learniseasy.com/definisi-globalisasi-penyebab-dan-dampak-
globalisasi.html
ini ? Marxis beranggapan imperialis adalah kepanjangan tangan dari kapitalisme yang akan
menyebabkan kapitalisme global yang pernah diutarakan oleh Lenin. Awal mulanya
imperialisme menurut Lenin adalah kelebihan produksi yang menyebabkan negara kapitalis
datang ke negara lain dan melempar barang produksinya ke negara lain melalui kolonialisasi
dan imperialisme. Perdagangan adalah cara yang digunakan oleh kapitalisme untuk menunda
revolusi menurut Lenin, ini karena dengan melempar barang ke luar maka akan ada kelebihan
modal di dalam negeri yang menurut Lenin adalah hal yang penting bagi kaum Bourjouis untuk
mencegah revolusi karna modal-lah yang menjalankan negara. Jadi eksploitasi dari
Imperialisme-lah yang digunakan kapitalis untuk menunda atau mencegah adanya revolusi.
Oleh karena itu dominasi dunia dulu dikuasai berdasarkan negara yang memilki jajahan paling
banyak.

Di tatanan global sekarang tetap tidak jauh berbeda dengan dulu, yang menjadi dominasi dalam
imperialis modern adalah negara kapitalis dengan ekonomi kuat, penyokong ekonomi global,
serta yang dapat mengatur arus globalisasi seperti negara hegemon pada masa sekarang AS.
Globalisasi dianggap sebagai pelemahan kekuatan atau kedaulatan sautu negara. Ini karena
globalisasi sangat berhubungan erat dengan perspektif neoliberal yang berbasis pada
korporasi,keterbukaan ekonomi dan politik. Contohnya saja Washington Consensus berupa
deregulasi, privatisasi, kebijakan moneter maupun fiskal yang diajukan sebagai prasyarat oleh
IMF kepada negara penerima bantuan dana. Jadi di zaman sekarang imperialism tidak hanya
dilakukan oleh negara saja tetapi juga oleh badan transnasional atau MNC dan juga organisasi
internasional maupun badan supranasional. Dengan mengambil tema guna kebaikan bersama
dan menciptakan ekonomi bersama, globalisasi diasumsikan sebagai proses kerjasama khusunya
ekonomi, lintasbatas, guna meningkatkan pasar bebas demi terciptanya stabilitas ini yang
membuat marxis sebagai penipuan. Mengapa demikian karena maris menganggap globalisasi
malah akan membuat batasan kelas itu semakin tinggi. Ini terbukti dengan semakin banyaknya
bilioner-bilioner baru bermunculan sementara kesenjangan masih terus terjadi. Para pendukung
Globalisasi meramalkan arus modal membuka kesempatan bagi negara-negara miskin untuk
menjadi kaya melalui transfer teknologi negara maju. Menuju pada perkataan miliarder James
Goldsmith akhir-akhir ini, "Selama beberapa tahun terakhir, empat miliar orang tiba-tiba
memasuki ekonomi dunia." Kita harus bertanya - dari mana mereka sebelumnya?2

2 http://www.marxist.com/globalisation-imperialism-economy110406.htm
3

Semua itu membuktikan bahwa apa yang dikrtik oleh marxis kepada neoliberal benar adanya
bahwa globalisasi hanya akan membuat kapitalisme kosmopolitan semakin menjadi jadi dan
lahirnya imperial modern yang baru dimana negara kapitalis nya-lah sebgai pengatur arus
globalisasi tersebut sehingga membauat kesenjangan antar kelas semkain lebar.

Satu lagi kritikan datang dari para pendukung Marxist yaitu David Harvey yang menawarkan
kritikan tentang neoliberal globalisasi berdasrkan fakta bahwa neoliberal mengakibatkan krisi
keuangan di berbgai penjuru dunia seperti Meksiko, Argentina dan Great Recession dan
melemahnya hegemoni AS4. Ini karena adanya degradasi dari lingkungan yang ada di negara
yang menganut keterbukaan neoliberal bahwa proses ekonomi yang terjadi sangat diluar dugaan
yang seharusnya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru tetapi malah menimbulkan distribusi
kekayaan ynag pragmatis dan berulang yang kaya tetap kaya, yang miskin tetap miskin.
Contohnya neoliberal di Meksiko yang mem-privatisasi beberapa lahan-nya yang membuat para
petani kehilangan mata pencaharian. Bukannya memilki kembali lahan tersebut karana sudah di
privatisasi tetapi mereka malah kehilangan lahan tersebut dan kehilangan mata pencaharian
karena dibeli oleh para pebisnis besar yang mempunyai tujuannya sendiri meningkatkan
produktifitas dan menghasilkan modal besar. Sehingga terlihat sekali kesenjangan kelas yang
ada pada neoliberal globalisasi.

3 George Ritzer, Paul Dean, Globalization a basic,2015, Blackwell Publishing


4 Ibid p.96

Anda mungkin juga menyukai