Anda di halaman 1dari 16

3.

1 Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah Penelitian


3.1.1 Identifikasi Masalah
Upaya untuk melakukan pencarian dan pendataan masalah-masalah yang akan
dibahas. Pencarian masalah dapat dilakukan dari sumber-sumber masalah sebagai
berikut:
1. Bacaan
2. Pengamatan sepintas atau fakta dilapangan
3. Pengalaman pribadi
4. Pertemuan ilmiah : seminar, diskusi, lokakarya, dll.
5. Pernyataan pemegang otoritas1

3.1.2 Pemilihan Masalah


Masalah penelitian sangat banyak, ada didalam ilmu bahasa pengetahuan
bahasa, keterampilan bahasa disekolah, dimasyarakat, di desa, dikota, di dalam buku,
koran, majalah, iklan dsb. Masalah mana yang akan diteliti tergantung pada keahlian
dan pengalaman peneliti. Cara memilih masalah yang baik :
1. Mengandung dua variable atau lebih, yaitu varibel Y dan X. misalnya,
bagaimanakah hubungan antara pemahaman membaca teks bahasa arab (X)
dengan pemahaman ilmu nahwu dan shorof (Y)
2. Masalah penelitian harus jelas (tidak ambigu) dan mengisyaratkan
adanya pengujian empiris
3. Masalah berdasarkan teori
Masalah penelitian bahasan berlandaskan pada teori teorinya karena
penelitian akan mencari dua kebenaran, yaitu kebenaran formal, yaitu
kebenaran metode penelitian yang valid dan handal dan kebenaran material
yaitu kebenaran teori teori ilmiah yang telah teruji.
4. Masalah Baru dan Bernilai
Masalah penelitian bahasa yang baik adalah masalah yang terbaru,
belum ada orang yang menelitinya dan bernilai bagi pengembangan ilmu
(teoretik) dan berguna bagi kehidupan praktis manusia atau lembaga.
5. Dapat di laksanakan

1
YuniSugiarti, MetodePenelitianDibidang computer &TeknologiInformasi, hal 66

1
Masalah yang diajukan peneliti harus dapat dilaksanakan dengan baik,
tidak ada hambatan dalam pengumpulan data, peneliti memiliki kemampuan
akademis untuk memecahkan masalahnya, tersedianya dana, waktu, dan media
atau teknologi dan transportasi yang dapat membentuk kelancaran penelitian
6. Tidak melanggar Etika
Masalah yang diajukan peneliti sebaiknya tidak melanggar etika.
Misalnya untuk meneliti tindak tutur suatu etnis, seorang peneliti harus
berbuat cabul dengan etnis yang diteliti, dan sebagainya.

3.1.3 Perumusan Masalah


Penilitian bahasa belum dapat dilaksanakan jika masalahnya belum
dirumuskan, karena rumusan masalah akan mencerminkan teoretiknya dan
metodologi penelitian. Cara merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Masalah penelitian dirumuskan dengan menggunakan bentuk kalimat
pertanyaan, misalnya kata apakah atau bagaimanakah. Contoh, apakah
hasil belajar bahasa arab mahasiswa prodi bahasa arab berhubungan dengan
minat dan motivasinya? Atau bagaimanakah proses belajar mahasiswa dan
pembelajarannya di prodi bahasa arab STAIN Batu Sangkar.
2. Rumusan masalah menggambarkan cara pengujiannya secara kualitatif dan
kuantitatif. Masalah dengan pertanyaan apakah mengisyaratkan metode
penelitian kuantitatif, misalnya apakah ada hubungan antara X dengan Y.
masalah dengan kata bagaimanakah mengisyaratkan metodelogi penelitian
kualitatif.
3. Rumusan masalah memberi petunjuk cara pemecahannya. Misalnya, apakah
terdapat hubungan antara X dan Y. apakah terdapat perbedaan antara Y yang
diperlakukan dengan X1 dan X2. Rumusan masalah seperti menunjukan
bahwa cara pemecahannya dengan metode penelitian korelasional, karena
masalahnya ingin mencari hubungan (korelasi) antara Y dan X.2
Teknik merumuskan masalah, yaitu:
a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan
b. Singkat, jelas dan padat

2
Dr. Abdul Hanafi, MetodologiPenelitianBahasauntukPenelitianTesis, &Disertasi, Hal 49

2
c. Memberi petunjuk dimungkinkannya pengumpulan data dan adanya
metode pemecahannya.
Masalah yang baik, yaitu:
a. Mempunyai nilai dan kelayakan penilitan dari segi manfaat atau
kontribusi
b. Fisibel atau dapat dipecahkan (konkret) dimana ada data dan metode
pemecahannya
c. Menarik bagi peneliti yang didukung kemampuan keilmuan
d. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).
Berguna untuk mengembangkan suatu teori.3

3.2 Kajian Pustaka Dan Hipotesis


3.2.1 Kajian Pustaka
Pengertian kajian pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau
rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan ( literatur ) yang ada
kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian. Kajian pustaka merupakan
daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel,
disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratari manuals, dan karya ilmiah, lainya yang
dikutip, dalam penulisan proposal. Kajian pustaka merupakan bahasan atau bahan-
bahan bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian. Kajian
pustaka merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.
Sebuah kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literatur yang
relevan dengan bidang atau topik tertentu sebagaimana ditemukan dalam buku-buku
ilmiah dan artikel jurnal. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang telah dibahas
atau dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori-teori dan hipotesis yang mendukung,
permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan metodologi yang
sesuai.4

3.2.2 Langkah-Langkah Menyusun Kajian Pustaka


Berikut ini adalah sintesis dari langkah-langkah melakukan kajian pustaka
menurut Donald Ary dan Creswell sebagai berikut:

3
YuniSugiarti, MetodePenelitianDibidang computer &TeknologiInformasi, hal 67-68
4
Setiosary Punaji.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana.Jakarta

3
1. Mulailah dengan mengidentifikasi kata kunci topik penelitian untuk mencari
materi, referensi, dan bahan pustaka yang terkait.
2. Membaca abstrak laporan-laporan hasil penelitian yang relevan, bisa
didapatkan dari sumber perpustakaan, jurnal, buku, dan prosiding.
3. Membuat catatan hasil bacaan dengan cara membuat peta literatur (literature
map) urutan dan keterkaitan topik penelitian dan referensi bibliografi secara
lengkap.
4. Membuat ringkasan literatur secara lengkap berdasarkan peta literatur, sesuai
dengan urutan dan keterkaitan topik dari setiap variabel penelitian.
5. Membuat kajian pustaka dengan menyusunnya secara tematis berdasarkan
teori-teori dan konsep-konsep penting yang berkaitan dengan topik dan
variabel penelitian.
6. Pada akhir kajian pustaka, kemukakan pandangan umum tentang topik
penelitian yang dilakukan berdasarkan literatur yang ada, dan jelaskan
orisinalitas dan pentingnya topik penelitian yang akan dilakukan di banding
dengan literatur yang sudah ada.
Langkah-langkah di atas dapat digunakan untuk menulis kajian pustaka
berbagai jenis metode/pendekatan penelitain. Selain itu juga dapat mempersempit
ruang lingkup penelitian yang di ajukan sehingga rumusan masalah dan langkah
penelitian lebih jelas dan dapat dilakukan dengan baik

3.2.3 Hipotesis
Adapun definisi hipotesis menurut para ahli, yaitu:
1. Menurut sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang
diperkirankan secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkap dalam
bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan
masalah, karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus
dijawab pada hipotesis, dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis
haruslah berdasar pada teori dan empiris.5

5
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013) hal. 79

4
2. Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir deduktif
dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum
berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika deduktif menganut asas
koherensi. Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu merupakan sumber
informasi yang tidak perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan
sendirinya hipotesis sebagai kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai
kepastian kebenaran pula.6
3. Fraenkel dan Wallen (1990: 40), berpendapat bahwa hipotesis merupakan prediksi
mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian.

1.2.5 Hipotesis dalam penelitian


Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian,
tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam
suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau
tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan
mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis.
Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan
hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang
fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat
menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan
menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian menurut Bailey, yaitu:
1. Untuk menguji teori,
2. Mendorong munculnya teori,
3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

1.3 Populasi Dan Sampel

6
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations (Bandung: Simbiosa Retakama Media, 2011)
hal. 21

5
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya sekedar jumlah
yang ada pada subyek/obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek tersebut.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi,
dan lainnya. Misalnya, penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka
kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden
Y.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili).7

3.3.3 Teknik Sampling


Teknik sampling adalah teknik yang digunakan dalam mengambil sampel.
Pada dasarnya teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel.
i. Simple Random Sampling
ii. Proportionate Stratified Random Sampling
iii. Disproportionate Stratified Random Sampling
iv. Cluster Sampling (Area Sampling)
2. Nonprobabilty Sampling

7
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Hal 73

6
Nonprobabilty sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
member peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau angota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
i. Sampling Sistematis
ii. Sampling Kuota
iii. Sampling Insidental
iv. Sampling Purposive
v. Sampling Jenuh
vi. Snowball Sampling
3.3.4 Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Akan tetapi, jumlah yang paling tepat digunakan dalam
penelitian adalah tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki
dan itu tergantung pada sumber dana, waktu, dan tenaga yang tersedia.
Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber data. 8
Roscoe dalam buku Research Methods For Business (1982 : 253) memberikan
saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini.
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya ; pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelmpok control, maka jumlah sampel masing-
masing antara 10 s/d 20.

8
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal 73-79

7
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama),
sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah
ada.
Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui
kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan
nara sumber.
Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa
absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang
diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi
keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan
data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah
mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung
(data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder). Metode
Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya
melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.
Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek
list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan
lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah angket,
observasi dan wawancara.
1) Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik
pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup
besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait
8
dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip
Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden.
Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa
Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan
tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih jawaban yang
disediakan.
2) Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya
mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik
ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.9
a. Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya
seorang guru dapat melakukan observasi mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru,
dsb.
b. Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya penelitian tentang pola
pembinaan olahraga, seorang peneliti yang menempatkan dirinya sebagai
pengamat dan mencatat berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian. Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh
data yang mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa
mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan

9
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Hal 135-139

9
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan, kamera
photo, dll.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun
peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian
sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena
tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik
pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif).

3.4.3 Etika dalam Pengumpulan Data


Beberapa isu etis yang harus diperhatikan ketika mengumpulkan data antara lain :
1. Memperlakukan informasi yang diberikan responden dengan memegang
prinsip kerahasiaan dan menjaga pribadi responden merupakan salah satu
tanggung jawab peneliti.
2. Peneliti tidak boleh mengemukakan hal yang tidak benar mengenai sifat
penelitian kepada subjek. Dengan demikian, peneliti harus menyampaikan
tujuan dari penelitian kepada subjek dengan jelas.
3. Informasi pribadi atau yang terlihat mencampuri sebaiknya tidak
ditanyakan, dan jika hal tersebut mutlak diperlukan untuk penelitian, maka
penyampaiannya harus diungkapkan dengan kepekaan yang tinggi kepada
responden, dan memberikan alasan spesifik mengapa informasi tersebut
dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
4. Apapun sifat metode pengumpulan data, harga diri dan kehormatan subjek
tidak boleh dilanggar
5. Tidak boleh ada paksaan kepada orang untuk merespon survei dan
responden yang tidak mau berpartisipasi tetap harus dihormati.
6. Dalam study lab, subjek harus diberitahukan sepenuhnya mengenai alasan
eksperimen setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
7. Subjek tidak boleh dihadapkan pada situasi yang mengancam mereka, baik
secara fisik maupun mental.
8. Tidak boleh ada penyampaian yang salah atau distorsi dalam melaporkan
data yang dikumpulkan selama study
10
3.5 Rencana Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses dalam menyederhanakan data ke bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan. Tahapan ini biasanya dilalui dalam penelitian
bisnis dan manajemen ekonomi. Data yang banyak digunakan dalam analisis data ini
biasanya berbentuk data statisktik dengan fungsi sebagai penyederhanaan data penelitian
yang besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih mudah untuk dipahami. Namun sebelum
melakukan analisis data yang sebenarnya perlu dilakukan sebuah rencana analisis data agar
saat penganalisian data benar.10
Dalam menyusun rencana analisis data, diperlukan beberapa langkah agar kegiatan ini
mampu mencapai tujuan penyederhanaan. Ada beberapa proses yang dapat dilakukan dalam
proses rencana analisis data ini, yaitu:
1) Editing
Kegitan ini dilakukan dengan memerika data mentah yang masuk, setelah itu
mengecek apakah terjadi kesalahan pengiriman, pengisiannya lengkap atau tidak,
apakah data tersebut aplsu atau tidak, dan lain sebagainnya. Tujuan dari editing ini
adalah agar terpenuhinya instruksi sampling, agar data mentah dapat dibaca, agar data
bersifat konsisten, dan agar isi jawaban dapat dimengerti.
2) Coding
Kegiatan ini adalah pemberian symbol pada tiap data yang masuk dalam
katagori yang sama. Tanda tersebut bias berupa huruf atau angka, bergantung pada
kesepakatan penelitian. Tujuan dari tahapan ini adalah unutk mengklasifikasi jawaban
pada katagori katagori yang penting. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam tahapan ini yakni :
a. Kode dan jeni pertanyaan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan agar jenis
pertanyaan dan jawaban dapat dibedakan degnan jelas.
b. Bila jawaban berupa angka, maka kode yang digunakan adalah angka tersebut.
c. Apabila jawaban untuk pertanyaan tertutup, maka jawaban telah disediakan
terlebih dahulu sehingga responden tinggal mengecek jawaban jawaban
sesuai dengan instruksi.

10
Gde Mununjaya, A.A. 2003. Langkah-langkah Praktis Penyusunan Proposal dan
Publikasi Ilmiah. Jakarta: EGC. Hal 26

11
d. Apabila jawaban semi terbuka, maka responden berhak untuk memeberikan
jawaban lain di luar jawaban yang telah disediakan
e. Apabila jawaban terbuka, maka pertanyaan bias dijawab dengan bebas oleh
responden dengan data yang telah dimodifikasi sebelumnya.
3) Tabulasi
Kegiatan ini adalah proses penyusunan data dalam bentuk table, jawaban
disusun dengan kategori dan dimasukkan ke dalam table atau grafik. Sehingga dapat
diambil sebuah pengertian dari rencana analisis data adalah bagaimana mengolah data
yang masuk hingga menjadi suatu susunan data yang sederhana dan mudah dipahami.

3.6 Penulisan Laporan


Penulisan laporan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian, dimana dalam
laporan akan memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Laporan
penelitian ini akan berisikan simpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan juga terdapat
saran bila diperlukan. Selanjutnya laporan ini juga bermanfaat bagi peneliti peneliti
berikutnya sebagai suatu refrensi.

3.7 Proposal Penelitian


Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah-langkah
yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Penelitian dilakukan
berangkat dari adanya suatu permasalahan. Rancangan penelitian harus dibuat secara
sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti.
Proposal penelitian atau rancangan penelitian paling tidak berisi empat komponen utama,
yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi
dan Jadwal Penelitian.

3.8 Cara Sitasi Yang Benar Dan Legal


Sitasi adalah menunjukan asal-usul atau suatu kutipan menguntip pernyataan atau
menyalin/mengulang pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis
yang dibuat, namun tetap mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan
orang lain.
1. Isi sitasi, yaitu :
a. Buku : pengarang, judul buku, penerbit dan tahun publikasi

12
b. Jurnal: pengarang, judul artikel, judul jurnal, volume, tahin publikasi dan
nomor halaman.
c. Karya di Internet: URL dan tanggal tersebut diakses.
2. Rujukan (Referensi, Acuan, atau References)
a. Biasanya terdapat pada akhir setiap bab dari suatu buku atau pada akhir suatu
artikel jurnal atau makalah
b. Entri disusun sesuai urutan kutipan di dalam teks atau secara alphabetis.
3. Daftar pustaka (Daftar Kepustakaan, Biografi, atau Bibliography)
a. Terdapat pada akhir suatu buku atau jenis monograf lainya.
b. Entri disusun secara alphabetis (A-Z) tanpa pengelompokan jenis sumber.
c. Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda, entri
didaftar secara kronologis berdasarkan tahun publikasi
d. Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi pada tahun
yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, ,dst setelah tahun terbit, contoh:
2005a, 2005b, 2005c.11

11
https://www.coursehero.com/file/p3pjcqjo/Suatu-usulan-penelitian-ditulis-mengukuti-suatu-format-tertentu-
Pada-umumnya/ (diakses pada 26 September 2017)

13
Daftar Pustaka

Gde Mununjaya, A.A. 2003. Langkah-langkah Praktis Penyusunan Proposal dan


Publikasi Ilmiah. Jakarta: EGC
https://www.coursehero.com/file/p3pjcqjo/Suatu-usulan-penelitian-ditulis-mengukuti-suatu
format-tertentu-Pada-umumnya/ (diakses pada 26 September 2017)
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations (Bandung: Simbiosa
Retakama Media, 2011)
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2013)
YuniSugiarti, MetodePenelitianDibidang computer &TeknologiInformasi,
Setiosary Punaji.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana.Jakarta
Dr. Abdul Hanafi, MetodologiPenelitianBahasauntukPenelitianTesis, &Disertasi, Hal 49
METODOLOGI AKUNTANSI
JENIS, MACAM DATA, DAN PROSES PENELITIAN

KELOMPOK I:

Ni Putu Widiantari (1506305022)


Desak Made Dwi Januari (1506305026)
Ketut Memi Wulandari (1506305032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017

Anda mungkin juga menyukai