JUDUL:
DIARY MISTERIUS
Disusun oleh :
2014
DIARY MISTERIUS
Kukkuruyyuk...
Suara yang tak asing bagiku dipagi hari mulai terdengar ricuh. Alarm pun
tak hentinya menyahut. Memaksaku untuk terbangun dari kasurku yang empuk
dan nyaman.
"05.00 tepat!" ucapku yang masih terkankut-kantuk. Aku bergegas ke kamar
mandi. Melakukan semua kebiasaanku dipagi hari. Setelah semua ter-prepare.
Akupun menuju ruang makan utnuk bersiap-siap memasukkan beberapa potong
roti dan segelas susu hangat ke dalam pencernaanku. Setelah selesai, akupun
berangkat ke sekolah ditemani Ayah mengendarai mobil pribadinya.
"Assalamualaikum!" ucapku kepada Ibuku yang berdiri di ambang pintu masuk.
"Waalaikumsalam!" balas wanita paru baya itu.
"Kelas XII IPS 1" ucapku ketika membaca papan penanda kelas yang
ditaruh tepat di kusen pada atas pintu. Karena penasaran, akupun mencoba
memasukinya. Menelusuri setiap detail dan sudutnya. Kelas ini sudah lama
tidak terpakai. Boleh dibilang ini adalah gedung lama. Kelas XII IPS 1 sekarang
telah pindah ke gedung baru. Tetapi, kelas-kelas yang lain masih ada yang stay
di gedung lama. Konon katanya, telah terjadi sesuatu yang mistis di kelas ini.
"Hahhhh..!!!!" pekikku dengan ekspresi kaget dan suaraku yang lantang
seketika menggema di ruangan itu.
"Rani Wahyuni?" ujarku dalam tanda tanya besar di kepalaku setelah membaca
sebuah diary milik seseorang yang bernama Rani Wahyuni.
Kringg..Kringg..
Lonceng milik sekolah pun berbunyi riang pertanda jam pelajaran pertama akan
segera dimulai. Seketika aku tersentak dari lamunanku. Aku bergegas keluar
dari kelas itu. Akan tetapi, batinku memintaku untuk mengambil buku itu dulu.
" Yah sudahlah.." batinku.
"Sayang.. Papa ada lembur di kantor dan gak bisa jemput kamu di sekolah.
Kamu bisakan pulang naik bis atau kendaraan umum lainnya? atau mau pulang
naik taksi?" pinta Ayahku lewat sambungan telepon selular.
"Hmm..Chika naik angkot saja Pa!" jawabku lembut.
"Gak pa-pakan?"
"Iya..!" ucapku dipertegas.
"Oke..Bye sayang! Assalamualaikum!"
"Iya Pa, Waalaikumsalam!" ucapku mengakhiri pembicaraan singkat itu. Klik!
Di atas angkot, aku terus memikirkan kejadian aneh di kelas XII IPS 1 tadi.
Ada keganjalan. Aura negatif dan perasaan aneh saat di kelas tersebut kembali
muncul di angkot ini. Ketika aku mengambil buku diary dari ranselku lalu
kubuka, perasaan penasaran dan bingung kian menyeruak.
"Apaan ini? Kosong melomponh begini!" timpalku kesal.
"Huhh..!" sungutku lalu aku membuang buku itu di bawah bangku angkot
tersebut.
'Kiri Pak!" teriakku ketika jalanan menuju rumahku mulai terlihat. Aku turun
dari angkot tersebut dengan perasaan kesal.
"Apa-apaan!"
"Ditimpuk spidol dan dimarahi pagi ini itu bencana besar! Gak sesuai prepare!"
"Hanya karena diary sialan itu! Huhh!" timpalku sambung-menyambung
dengan mulut yang terus beradu. Di sepanjang perjalanan bibirku terus
berkomat kamit. Saking kesalnya, batu kerikil yang cukup besar. Sebesar
gengnggaman tangan kutendang hingga mengenai anjing tetangga yang
kebetulan sedang nongkrong di tong sampah.
"Grrrrr.....!" anjing itu mendengus kesal.
"HAHHH!!!" teriakku sambil berlari.
------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------
------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------
"Chik..tumben lo telat! Untung Pak Bambang sakit jadi lo bebas deh dari
omelannya" ujar salah seorang teman.
"Iyah nih, habis main game sama kakak sampai larut malam. Abisnya..
Kakakku baru pulang dari Surabaya dan minta diajak main PS" jawabku
berbohong. Gak mungkin kan aku menjawab karena diary misterius yang
kutemukan di kelas XII IPS 1 kemarin. Bisa dianggap gila aku.
"Ohh.." balasnya.
Besoknya, kemistikan diary tersebut terbukti. Aku bangun jam 05.00 tepat.
Nilai ulangan Matematikaku dapat seratus dan tidak diomelin guru.
"Matematika dapat 100? itu biasa, memang aku pintar kok di pelajaran itu.
Tapi, bangun jam 05.00 tepat!?" tuturku heran. Setelah kejadian
keterlambatanku kemarin tanpa alasan yang jelas. Mungkin saja, buku itu
memang mempunyai aura mistik.
"Mungkin saja!" pikirku
------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------